Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Daun Bunga Jeumpa (Magnolia Champaca L.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman
Lampiran 2. Gambar daun, simplisia dan serbuk simplisia daun bunga jeumpa
(Magnolia champaca L.) Daun bunga jeumpa
Simplisia daun bunga jeumpa Serbuk simplisia daun bunga jeumpa
Lampiran 3. Gambar mikroskopik serbuk simplisia daun bunga jeumpa
(Magnolia champaca L.) Keterangan: 1.
Rambut penutup (uniseluler) 2. Serat 3. Stomata (tipe parasitik) 4.
1
4
2
3
Kelenjar minyak atsiri
Lampiran 4. Bagan penelitian 1.
Bagan pembuatan serbuk simplisia, karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia
Dicuci sampai bersih Ditiriskan Ditimbang
Dikeringkan di lemari pengering Pemeriksaan makroskopik
Dihaluskan Daun bunga jeumpa
Simplisia Skrining fitokimia
Serbuk Karakterisasi simplisia
Pemeriksaan : 1.
Alkaloid 2. Flavonoid 3. Glikosida 4. Tanin 5. Saponin 6. Steroid/triterpenoid 7. Antrakinon
Pemeriksaan mikroskopik dan penetapan :
Kadar sari larut air 3. Kadar sari larut etanol 4. Kadar abu total 5. Kadar abu tidak larut asam
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun bunga jeumpa (Magnolia champaca L.) Dimaserasi dengan etanol 80% Diuapkan dengan rotary evaporator Dipekatkan di atas penangas air
Ditambahkan akuades dan etanol Dipekatkan Ditambahkan pelarut n-heksana Di hair dryer Di kocok dan didiamkan
Dipekatkan Ditambahkan pelarut etilasetat Di hair dryer Di kocok dan didiamkan
Dipekatkan Di hair dryer
Serbuk simplisia Maserat
Ekstrak etanol kental Uji aktivitas antibakteri
Fraksi n-heksana Fraksi n-heksana kental
Fraksi air Fraksi etilasetat
Fraksi sisa (air)
Fraksi etilasetat kental Uji aktivitas antibakteri
Hasil Hasil
Lampiran 4. (Lanjutan)
Pengujian aktivitas antibakteri Biakan murni bakteri
Diambil dengan jarum ose steril Ditanam pada media NA miring
o
Diinkubasi pada suhu 35±2 C selama 18-24 jam Biakan murni bakteri
Diambil 1 ose Disuspensikan ke dalam 10 ml NB steril
Diukur kekeruhan menggunakan spektrofotometer (λ 580 nm) sampai diperoleh nilai transmitan 25%
Inokulum bakteri Dimasukkan 0,1 ml inokulum kedalam cawan petri steril Dituangkan 20 ml media NA steril Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media padat NA Diletakkan kertas cakram yang telah direndam dalam bahan uji dan pelarut DMSO sebagai blanko
o
Diinkubasi pada suhu 35±2 C selama 18-24 jam Diukur diameter daerah hambat di sekitar larutan penguji
Hasil Keterangan: NA : Nutrient agar
NB : Nutrient broth DMSO : dimetilsulfoksida
Lampiran 5. Perhitungan karakterisasi simplisia daun bunga jeumpa
Kadar air No. Berat sampel (g) Volume air (ml) Kadar (%)
1. 5,025 0,4 7,96 2. 5,032 0,4 7,95 3. 5,027 0,4 7,95 1.
% Kadar air =
0,4 ml 5,025 g × 100% = 7,96% 2.
% Kadar air =
0,4 ml 5,032 g
× 100% = 7,95% 3. % Kadar air =
0,4 ml 5,027 g ×
100% = 7,95% % Kadar air rata-rata =
7,96% + 7,95% + 7,95%
3
= 7,95 % % Kadar air =
Volume air (ml) Berat sampel (g) ×
100%
Lampiran 5. (Lanjutan)
100
20 ×
100
Berat sari (g) Berat sampel (g) ×
= 15,76% % Kadar sari larut air =
3
15,3%+16,6%+15,4%
% Kadar rata-rata =
20 × 100% = 15,4%
0,1588 g
5,142 g
×No. Berat sampel (g) Berat sari (g) Kadar (%) 1. 5,225 0,1602 15,3 2. 5,203 0,1734 16,6 3. 5,142 0,1588 15,4 1.
% Kadar sari larut air =
20 × 100% = 16,6% 3.
100
0,1734 g
5,203 g
×% Kadar sari larut air =
20 × 100% =15,3% 2.
100
0,1602 g
5,225 g
×% Kadar sari larut air =
100%
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kadar sari larut etanol
Berat sari (g) 100
% Kadar sari larut etanol = 100%
× ×
20 Berat sampel (g)
No. Berat sampel (g) Berat sari (g) Kadar (%) 1. 5,115 0,1241 12,13 2. 5,210 0,1406 13,49 3. 5,136 0,1424 13,86
0,1241 g 100 1.
100% = 12,13%
× ×
% Kadar sari larut etanol =
5,115 g
20 0,1406 g 100
2. × × 100% = 13,49% % Kadar sari larut etanol =
5,210 g
20 0,1424 g 100
3. × × 100% = 13,86% % Kadar sari larut etanol =
5,136 g
20 12,13%+13,49%+13,86%
% Kadar rata-rata = = 13,16%
3
Lampiran 5. (Lanjutan)
Kadar abu total
Berat abu total (g)
% Kadar abu total = × 100%
Berat sampel (g)
No. Berat sampel (g) Berat sari (g) Kadar (%) 1. 2,1353 0,1574 7,37 2. 2,0156 0,1714 8,50 3. 2,0524 0,1593 7,78
0,1574 g
1. × 100% = 7,37% % Kadar abu total =
2,1353 g 0,1714 g
2. × 100% = 8,50% % Kadar abu total =
2,0156 g 0,1593 g
3. × 100% = 7,76% % Kadar abu total =
2,0524 g 7,73% + 8,50% + 7,76%
% Kadar rata-rata = × 100% = 7,87%
3
Lampiran 5 . (Lanjutan)
No. Berat sampel (g) Berat abu (g) Kadar (%) 1. 2,0458 0,0318 1,55 2. 2,0137 0,0224 1,11 3. 2,0276 0,0427 2,10 1.
% Kadar abu tidak larut asam =
0,0318 g 2,0458 g × 100% = 1,55% 2.
% Kadar abu tidak larut asam =
0,0224 g 2,0137 g × 100% = 1,11% 3.
% Kadar abu tidak larut asam =
0,0427 g 2,0276 g × 100% = 2,10%
% Kadar rata-rata=
1,55% + 1,11% + 2,10%
3 × 100% = 1,58%
% Kadar abu tidak larut asam
= Berat abu (g) Berat sampel (g)
x 100%
Lampiran 6. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan ekstrak etanol daun
bunga jeumpa Konsentrasi ekstrak mg/ml
Diameter daerah hambat (mm)
Staphylococcus aureus Escherichia coli
I II
III D*
I II
III D* 500 15,5 15 15,2 15,23 16,7 16,2 16 16,3 400 14,8 13,7 14,2 14,23
15 15,3 15,2 15,16 300 13,6 13,2 13 13,26 14,3 12,9 13 13,4 200 12,2 11,7 11,9 11,93 13,9 12,2 12,6 12,9
100 11,5 10,9 10,8 11,06 12,2 10 10,7 10,96 75 7,5 7 7,2 7,23 10 9,5 9,8 9,76
50 6 6,2 6 6,02 7,4 7,8 7,3 7,5 25 - - - - - - - - Blanko - - - - - - - -
Keterangan: D* : Diameter rara-rata 3 kali pengulangan
- : Tidak memberikan hambatan Blanko : DMSO (dimetilsulfoksida)
Lampiran 7. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan fraksi n-heksana daun
bunga jeumpa Konsentrasi ekstrak mg/ml
Diameter daerah hambat (mm)
Staphylococcus aureus Escherichia coli
I II
III D*
I II
III D* 500 12 11,8 11,9 11,9 12,8 12,2 12,4 12,46 400
11 11 11,3 11,1 11,7 11,8 11,6 11,7 300 9,5 9 8,9 9,13 10 9,7 10 9,9
200 8 7,8 8 7,93 8,3 8,6 8,4 8,43 100 7,2 7 7 7,06 7,5 7,4 7,8 7,56
75 6 5,8 6,2 6 6,3 6,7 6,5 6,5 50 - - - - - - - - 25 - - - - - - - -
Blanko - - - - - - - - Keterangan:
D* : Diameter rara-rata 3 kali pengulangan
- : Tidak memberikan hambatan Blanko : DMSO (dimetilsulfoksida)
Lampiran 8. Hasil pengukuran diameter daerah hambatan fraksi etilasetat daun
bunga jeumpa Konsentrasi ekstrak mg/ml
Diameter daerah hambat (mm)
Staphylococcus aureus Escherichia coli
I II
III D*
I II
III D* 500 20,9 20,7 20 20,53 21,3 22,3
21
21 400 19,3 18,5 18,8 18,86 19 21 20,5 20,16 300 18,6 17,5
18 18,03 18,3 20 19,5 19,17 200 17,2 16,7 16,3 16,73 17,6 18,7 18 18,1
100 15 15,4 15,7 15,36 16,5 16,6 16,4 16,5
75 12 12,8 12,4 12,4 16,2 15,3 16 15,84 50 11,3 11 11,2 11,16 13,6 12,7 12,5 12,94
25 9 9,6 9 9,2 9,8 10,4 10 10,07 Blanko - - - - - - - -
Keterangan: D* : Diameter rara-rata 3 kali pengulangan
- : Tidak memberikan hambatan Blanko : DMSO (dimetilsulfoksida)
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun bunga
jeumpa 1.
Pengujian terhadap Staphylococcus aureus 500 mg/ml
Blanko 400 mg/ml 300 mg/ml 100 mg/ml 200 mg/ml 75 mg/ml
50 mg/ml 25 mg/ml
Lampiran 9. (Lanjutan) 2.
Pengujian terhadap bakteri Escherichia coli 500 mg/ml
Blanko 400 mg/ml 300 mg/ml 100 mg/ml 200 mg/ml 75 mg/ml
50 mg/ml 25 mg/ml
Lampiran 10. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun bunga
jeumpa 1.
Pengujian terhadap bakteri Staphylococcus aureus 500 mg/ml
Blanko 400 mg/ml 300 mg/ml 200 mg/ml 100 mg/ml 75 mg/ml
50 mg/ml 25 mg/ml
Lampiran 10. (Lanjutan)
Pengujian terhadap bakteri Escherichia coli 500 mg/ml
Blanko 400 mg/ml 300 mg/ml 200 mg/ml 100 mg/ml 75 mg/ml
50 mg/ml 25 mg/ml
Lampiran 11. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun bunga
jeumpa 1.
Pengujian terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Blanko 500 mg/ml 75 mg/ml 50 mg/ml 25 mg/ml 500 mg/ml
100 mg/ml 200 mg/ml 300 mg/ml