DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009

  

D OKU MEN TAMBAH AN

N OTA KEU AN GAN

D AN

RAN CAN GAN AN GGARAN

PEN D APATAN D AN BELAN J A N EGARA

TAH U N AN GGARAN 2 0 0 9

REPU BLIK IN D ON ES IA

  

D OKU MEN TAMB AH AN

N OTA KEU AN GAN D AN RAP B N TA 2 0 0 9

P e n d a h u lu a n

  Pada tahun an ggaran 20 0 9 Pem erin tah bertekad un tuk m em en uhi am an at kon stitusi dalam pengalokasian anggaran pendidikan sebesar 20 persen , m eskipun dalam kon disi an ggaran yan g m asih san gat terbatas. Putusan Mahkam ah Kon stitusi (MK) tan ggal 13 Agustus 20 0 8 ten tan g alokasi dan a pendidikan m em buat postur RAPBN 20 0 9 berubah. Buku Nota Keuangan dan RAPBN 20 0 9 yan g telah diterim a oleh an ggota Dewan Perwakilan Rakyat disusun berdasarkan postur RAPBN 20 0 9 sebelum putusan Mahkam ah Kon stitusi tersebut, dan sebelum dim utakhirkan dengan perkem bangan yang terkin i. Oleh karen a itu, Pem erin tah m en yam paikan Dokum en Tam bahan Nota Keuangan dan RAPBN 20 0 9 yang kon sisten dengan putusan Mahkam ah Kon stitusi tersebut dan pem utakhiran asum si harga m in yak.

  Nam un dem ikian, penyusunan RAPBN tahun 20 0 9 tetap tidak terlepas dari Rencana Pem bangunan J angka Menengah (RPJ M) 20 0 4-20 0 9. Dalam RPJ M 20 0 4-20 0 9 telah ditetapkan 3 (tiga) agenda yan g ingin dicapai, yaitu (i) Agen da Am an dan Dam ai, (ii) Agen da Men in gkatkan Kesejahteraan Rakyat, serta (iii) Agenda Adil dan Dem okratis.

  Berkaitan den gan hal itu, tem a pem ban gun an yan g ditetapkan pada tahun 20 0 9 adalah Pen in gkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pen guran gan Kem iskin an . Sem en tara itu, prioritas program adalah: (i) Peningkatan pelayan an dasar dan pem ban gun an perdesaan ; (ii) Percepatan pertum buhan yan g berkualitas den gan m em perkuat daya tahan ekonom i yang didukung oleh pem bangunan pertanian, infrastruktur dan energi; dan (iii) Peningkatan upaya an ti korupsi, reform asi birokrasi, serta pem an tapan dem okrasi, pertahan an dan keam an an dalam n egeri.

  RAPBN tahun 20 0 9 di sam pin g disusun dengan berpedom an pada Ren can a Kerja Pem erin tah (RKP) tahun 20 0 9 dan upaya m aksim al untuk m em enuhi anggaran pendidikan sesuai konstitusi, RAPBN 20 0 9 juga didasarkan pada keran gka ekon om i m akro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yan g telah disepakati an tara Pem erin tah dan Dewan Perwakilan Rakyat pada Pem bicaraan Pendahuluan RAPBN 20 0 9.

P e n y e s u a ia n K e r a n g k a M a k r o R AP BN 2 0 0 9

  Berkaitan dengan kerangka ekon om i m akro, kondisi ekon om i dalam n egeri dalam tahun 20 0 9 tidak terlepas dari perkem ban gan m utakhir lin gkun gan ekon om i global, terutam a kecen derun gan pen urun an harga m in yak dunia. Pertum buhan ekon om i dan volum e perdagangan global dalam tahun 20 0 9 diperkirakan m asih diliputi ketidakpastian .

  Kondisi pasar m inyak dunia m asih diliputi ketidakpastian yang tinggi. H arga m in yak yang cen derun g m en urun belakan gan in i m asih sulit diperkirakan. Ketidakpastian yan g berasal dari m asalah geopolitik dapat m en yebabkan harga m inyak berfluktuasi. Dalam sem ester pertam a tahun 20 0 8 , harga m in yak m elon jak m en capai USD147 per barel. Nam un, pada bulan J uli dan awal Agustus tahun 20 0 8 , harga m in yak m erosot m en jadi di bawah USD115 per barel. Berkaitan dengan hal tersebut, m aka Pem erintah m en gusulkan asum si tin gkat harga m in yak m en tah In don esia un tuk tahun 20 0 9 adalah sebesar USD10 0 per barel. Harga ini m asih dalam cakupan harga yang disepakati DPR, yaitu an tara USD95 - USD120 per barel.

  Pilihan harga m in yak rata-rata USD10 0 per barel pada tahun 20 0 9, m en cerm in kan perkem ban gan terakhir pergerakan harga m in yak dun ia dan berbagai proyeksi yan g palin g m utakhir. Meskipun dem ikian , pen tin g bagi pem erin tah un tuk m en jaga APBN dari risiko gejolak harga m in yak ke atas yan g dapat terjadi seperti yan g terlihat dalam kurun waktu 18 bulan terakhir. Asum si tin gkat harga m inyak USD10 0 per barel, den gan dem ikian juga disertai den gan pen yediaan cadan gan an ggaran risiko fiskal un tuk pen utupan kem un gkin an risiko ken aikan harga m in yak di atas asum si hin gga sam pai pada tin gkat harga USD130 per barel. Pen etapan an ggaran un tuk m en utup risiko ken aikan harga m in yak di atas asum si san gat pen ting disebabkan APBN jauh lebih rawan terhadap tekan an harga m in yak yan g lebih tin ggi diban din g jika harga m in yak turun . Den gan dem ikian , kepercayaan terhadap RAPBN 20 0 9 dapat terus terjaga sepan jan g tahun 20 0 9, pada saat ban gsa In don esia m elaksan akan Pem ilu legislatif dan Pem ilu Presiden .

  Selain itu, param eter volum e konsum si BBM bersubsidi disesuaikan m en jadi 36,8 juta kiloliter dari 38 ,8 juta kiloliter dalam buku Nota Keuan gan dan RAPBN 20 0 9. Sem entara itu, lifting m inyak m entah Indonesia pada tahun 20 0 9 diharapkan dapat sem akin ditin gkatkan m en jadi sebesar 950 ribu barel per hari.

  Pertum buhan ekonom i Indonesia dalam tahun 20 0 9 tetap diperkirakan sebesar 6,2 persen , atau sam a den gan perkiraan pertum buhan ekon om i dalam tahun 20 0 8 . Pertum buhan ekon om i tahun 20 0 9 diperkirakan berasal dari peningkatan laju pertum buhan investasi dan ekspor serta terpeliharan ya kon sum si m asyarakat. Perkiraan ini didukung oleh sejum lah kebijakan ekon om i sebagaim an a yan g tercan tum dalam In pres Nom or 5 Tahun 20 0 8 ten tan g Fokus Program Ekon om i Tahun 20 0 8 -20 0 9 dan Paket UU Perpajakan baru. Paket Kebijakan Perpajakan khususn ya Pajak Pen ghasilan diharapkan akan m em pertahan kan tin gkat kon sum si m asyarakat, sekaligus m en in gkatkan tingkat kepatuhan dalam m em bayar pajak.

  Dalam ran gka m en gen dalikan tin gkat in flasi, Pem erin tah dan Ban k In don esia akan sen an tiasa m en in gkatkan sin ergi dan koordin asi dalam pen gelolaan kebijakan fiskal, m on eter dan sektor riil (sektoral). Di pihak lain , harga-harga kom oditi global khususn ya m in yak bum i diperkirakan m ulai m en un jukkan kecen derun gan m en urun . Den gan kecen derun gan tersebut dan koordinasi yang sem akin baik, m aka tin gkat inflasi dalam tahun 20 0 9 diperkirakan sebesar 6,5 persen. Perkiraan inflasi tahun 20 0 9 tersebut berarti jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 20 0 8 yang diperkirakan m en capai angka dua digit.

  Dalam rangka m em enuhi anggaran pendidikan sebesar 20 persen sesuai am an at kon stitusi, Pem erin tah terpaksa m enaikkan defisit sebesar Rp20 ,2 triliun . Den gan dem ikian defisit RAPBN 20 0 9 akan m en capai 1,9 persen terhadap PDB. Pelonggaran defisit RAPBN 20 0 9 dari 1,5 persen terhadap PDB m enjadi 1,9 persen terhadap PDB m asih dapat didanai baik m elalui pinjam an dalam n egeri, m elalui tam bahan pen erbitan surat berharga, m aupun pinjam an luar negeri.

  Penurunan tingkat in flasi, disertai den gan perkiraan m enin gkatn ya surplus neraca pem bayaran akan m en doron g pen guatan n ilai tukar Rupiah m en jadi Rp9.10 0 per dolar Am erika Serikat. Men urun n ya tin gkat inflasi dan pen guatan Rupiah akan m em berikan ruan g bagi Ban k In don esia un tuk m em perlun ak kebijakan m on eternya. Akibatn ya, suku bun ga SBI 3 bulan dalam tahun 20 0 9 diproyeksikan turun m en jadi rata-rata 8 ,5 persen, lebih rendah dari proyeksi tahun 20 0 8 sebesar rata-rata 9,1 persen.

  P o k o k -P o k o k Be s a r a n R AP BN 2 0 0 9

  Berdasarkan keran gka ekon om i m akro tahun 20 0 9 tersebut, dan sejalan den gan RKP tahun 20 0 9 serta am an at kon stitusi dalam an ggaran pen didikan , besaran RAPBN tahun 20 0 9 adalah sebagai berikut ( lih a t Ta be l 1) .

  • triliun , atau m eningkat Rp127,6 triliun (14,3 persen) dari APBN-P tahun 20 0 8 .

  Pendapatan negara dan hibah diperkirakan akan mencapai Rp1.022,6

  • triliun (13,4 persen ) dari APBN-P tahun 20 0 8 .

  Belanja negara diperkirakan mencapai Rp1.122,2 triliun, atau naik Rp132,7

  • triliun (0 ,2 persen terhadap PDB).

  Keseimbangan primer (prim ary balance) diperkirakan sebesar Rp10,7

   P e rk Re a l ( La p s e m I) % th d P D B RAPB N % th d P D B RAP BN ( D o ku m e n Ta m b a h a n ) % th d P D B A. Pe n d a p a ta n N e ga ra d a n H ib a h 8 9 5 ,0 2 0 ,0 1.0 0 7,0 2 1,5 1.12 4 ,0 2 1,2 1.0 2 2 ,6 19 ,3

I. P e n e rim a a n D a la m N e ge ri 8 9 2 ,0 19 ,9 1.0 0 4 ,1 2 1,4 1.12 3 ,0 2 1,2 1.0 2 1,6 19 ,3

1. Pe n e rim a a n Pe rp a ja ka n 6 0 9 ,2 13 ,6 6 4 1,0 13 ,7 74 8 ,9 14 ,1 72 6 ,3 13 ,7

a . Pa ja k D a la m N e ge ri 5 8 0 ,2 12 ,9 6 0 6 ,4 13 ,0 717,6 13 ,6 6 9 7,8 13 ,2 i. Pajak pen ghasilan 30 5,0 6,8 325,7 7,0 38 4,3 7,3 364,4 6,9 1. PPh Migas 53,6 1,2 70 ,4 1,5 8 5,6 1,6 65,7 1,2 2. PPh Non -Migas 251,4 5,6 255,3 5,5 298 ,7 5,6 298 ,7 5,6 ii. Pajak pertam bahan n ilai 195,5 4,4 199,5 4,3 245,4 4,6 245,4 4,6 iii. Pajak bum i dan ban gun an 25,3 0 ,6 25,5 0 ,5 28 ,9 0 ,5 28 ,9 0 ,5 iv. BPH TB 5,4 0 ,1 5,5 0 ,1 7,3 0 ,1 7,3 0 ,1 v. Cukai 45,7 1,0 46,7 1,0 47,5 0 ,9 47,5 0 ,9 vi. Pajak lain n ya 3,4 0 ,1 3,3 0 ,1 4,3 0 ,1 4,3 0 ,1 b. Pa ja k Pe rd a ga n ga n In te rn a s io n a l 2 9 ,0 0 ,6 3 4 ,7 0 ,7 3 1,3 0 ,6 2 8 ,5 0 ,5 i. Bea m asuk 17,8 0 ,4 19,8 0 ,4 19,2 0 ,4 19,2 0 ,4 ii. Bea Keluar 11,2 0 ,2 14,9 0 ,3 12,1 0 ,2 9,3 0 ,2

2 . P e n e rim a a n N e ga ra Bu ka n P a ja k 2 8 2 ,8 6 ,3 3 6 3 ,1 7,8 3 74 ,1 7,1 2 9 5 ,4 5 ,6

a . Pe n e rim a a n S D A 19 2 ,8 4 ,3 2 6 4 ,8 5 ,7 2 8 8 ,4 5 ,4 2 12 ,6 4 ,0 i. Migas 18 2,9 4,1 254,9 5,4 278 ,9 5,3 20 3,1 3,8 - Min yak bum i 149,1 3,3 20 9,9 4,5 221,4 4,2 159,3 3,0 - Gas alam 33,8 0 ,8 45,0 1,0 57,5 1,1 43,7 0 ,8 ii. Non Migas 9,8 0 ,2 9,9 0 ,2 9,5 0 ,2 9,5 0 ,2 b . Ba gia n La b a BU MN 3 1,2 0 ,7 3 5 ,0 0 ,7 3 3 ,0 0 ,6 3 3 ,0 0 ,6

  c. P N BP La in n ya 5 3 ,7 1,2 5 8 ,1 1,2 4 6 ,8 0 ,9 4 4 ,0 0 ,8 d . Pe n d a p a ta n BLU 5 ,1 0 ,1 5 ,1 0 ,1 5 ,8 0 ,1 5 ,8 0 ,1

II. H ib a h 2 ,9 0 ,1 3 ,0 0 ,1 0 ,9 0 ,0 0 ,9 0 ,0

B . B e la n ja N e ga ra 9 8 9 ,5 2 2 ,1 1.0 9 7,6 2 3 ,4 1.2 0 3 ,3 2 2 ,7 1.12 2 ,2 2 1,2

I. Be la n ja P e m e rin ta h P u s a t 6 9 7,1 15 ,5 8 0 4 ,0 17,2 8 6 7,2 16 ,4 8 18 ,2 15 ,5

A. Be la n ja K/ L 2 9 0 ,0 6 ,5 2 9 0 ,1 6 ,2 3 12 ,6 5 ,9 3 12 ,6 5 ,9

  

B. Be la n ja N o n K/ L 4 0 7,0 9 ,1 5 13 ,9 11,0 5 5 4 ,5 10 ,5 5 0 5 ,6 9 ,5

a.l. - Pem bayaran Bun ga Utan g 94,8 2,1 97,0 2,1 10 9,3 2,1 110 ,3 2,1

- Subsidi 234,4 5,2 327,8 7,0 323,3 6,1 227,2 4,3 a. Subsidi En ergi 18 7,1 4,2 268 ,7 5,7 258 ,0 4,9 161,8 3,1 i. BBM (Pertam in a) 126,8 2,8 18 0 ,3 3,9 179,1 3,4 10 1,4 1,9 ii. Listrik (PLN) 60 ,3 1,3 8 8 ,4 1,9 78 ,9 1,5 60 ,4 1,1

  b. Subsidi Non En ergi 47,3 1,1 59,1 1,3 65,4 1,2 65,4 1,2 - Belan ja Lain -Lain 32,1 0 ,7 43,4 0 ,9 54,3 1,0 10 0 ,4 1,9

II. Tra n s fe r Ke D a e ra h 2 9 2 ,4 6 ,5 2 9 3 ,6 6 ,3 3 3 6 ,2 6 ,3 3 0 3 ,9 5 ,7

1. D a n a P e rim b a n ga n 2 78 ,4 6 ,2 2 79 ,6 6 ,0 3 2 7,1 6 ,2 2 9 5 ,6 5 ,6

a. Dan a Bagi Hasil 77,7 1,7 78 ,9 1,7 10 2,8 1,9 8 9,9 1,7 b. Dan a Alokasi Um um 179,5 4,0 179,5 3,8 20 1,9 3,8 18 3,4 3,5

  c. Dan a Alokasi Khusus 21,2 0 ,5 21,2 0 ,5 22,3 0 ,4 22,3 0 ,4

2 . D a n a Oto n o m i Kh u s u s d a n Pe n ye s u a ia n 14 ,0 0 ,3 14 ,0 0 ,3 9 ,1 0 ,2 8 ,3 0 ,2

C. Ke s e im ba n ga n P rim e r 0 ,3 0 ,0 6 ,4 0 ,1 2 9 ,9 0 ,6 10 ,7 0 ,2 D . S u rp lu s / D e fis it An gga ra n ( A - B ) -9 4 ,5 -2 ,1 -9 0 ,6 -1,9 -79 ,4 -1,5 -9 9 ,6 -1,9 E. Pe m b ia ya a n ( I + II) 9 4 ,5 2 ,1 9 0 ,6 1,9 79 ,4 1,5 9 9 ,6 1,9

I. P e m b ia ya a n D a la m N e ge ri 10 7,6 2 ,4 10 5 ,6 2 ,3 9 3 ,0 1,8 110 ,7 2 ,1

  

1. Pe rb a n ka n d a la m n e ge ri -11,7 -0 ,3 -11,7 -0 ,2 9 ,8 0 ,2 9 ,8 0 ,2

2 . N o n -p e rb a n ka n d a la m n e ge ri 119 ,3 2 ,7 117,3 2 ,5 8 3 ,1 1,6 10 0 ,9 1,9

a. Pen erim aan Privatisasi 0 ,5 0 ,0 0 ,5 0 ,0 1,0 0 ,0 1,0 0 ,0 b. Pen jualan Aset 3,9 0 ,1 3,9 0 ,1 0 ,6 0 ,0 0 ,6 0 ,0 c. Surat Berharga Negara (n eto) 117,8 2,6 115,8 2,5 94,7 1,8 112,5 2,1 d. Dan a In vestasi Pem erin tah dan Rest. BUMN -2,8 -0 ,1 -2,8 -0 ,1 -13,1 -0 ,2 -13,1 -0 ,2

  

II. Pe m b ia ya a n Lu a r n e ge ri ( n e to ) -13 ,1 -0 ,3 -15 ,1 -0 ,3 -13 ,6 -0 ,3 -11,1 -0 ,2

1. Pe n a rika n Pin ja m a n LN ( bru to ) 4 8 ,1 1,1 4 7,2 1,0 4 6 ,0 0 ,9 4 8 ,5 0 ,9

a. Pin jam an Program 26,4 0 ,6 25,4 0 ,5 21,2 0 ,4 23,7 0 ,4 b. Pin jam an Proyek 21,8 0 ,5 21,8 0 ,5 24,9 0 ,5 24,9 0 ,5

2 . Pe m b a ya ra n Cic ila n P o ko k U ta n g LN -6 1,3 -1,4 -6 2 ,3 -1,3 -5 9 ,6 -1,1 -5 9 ,6 -1,1

2 0 0 9 APB N -P % th d P D B 2 0 0 8

Ta b e l 1

AP B N -P 2 0 0 8 d a n RAP B N 2 0 0 9

  

( triliu n ru p ia h )

  • (1,9 persen terhadap PDB), yang dalam persentase terhadap PDB turun dari defisit anggaran dalam APBN-P tahun 20 0 8 sebesar 2,1 persen terhadap PDB.

  Defisit anggaran dalam tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp99,6 triliun

  • sum ber-sum ber pem biayaan dalam n egeri sebesar Rp110 ,7 triliun , dan pem biayaan luar n egeri n eto, yaitu pen arikan pin jam an dikuran gi pem bayaran pokok utan g, sebesar m inus Rp11,1 triliun.

  Pembiayaan defisit RAPBN tahun 2009 direncanakan dibiayai dari

  • m engusulkan sekitar Rp8 18 ,2 triliun (72,9 persen) dialokasikan untuk belanja pem erintah pusat guna m endukung berbagai program pem bangunan sesuai prioritas yang ditetapkan dalam RKP 20 0 9. Dari total an ggaran belan ja pem erin tah pusat tersebut, alokasi an ggaran belan ja lain -lain m en in gkat m en jadi sebesar Rp10 0 ,4 triliun , terutam a karena m enam pung sem entara tam bahan an ggaran pen didikan sebesar Rp46,1 triliun.

  Dari total anggaran belanja negara dalam tahun 2009 di atas, Pemerintah

  • diren can akan an ggaran tran sfer ke daerah sebesar Rp30 3,9 triliun atau naik sebesar Rp11,5 triliun (3,9 persen) dari APBN-P tahun 20 0 8 . An ggaran tersebut, diren canakan dalam ben tuk dan a bagi hasil sebesar Rp89,9 triliun , dan a alokasi um um sebesar Rp18 3,4 triliun , dan a alokasi khusus sebesar Rp22,3 triliun , serta dana oton om i khusus sebesar Rp8 ,3 triliun.

  Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi fiskal, dalam tahun 2009

K e b ija k a n B e la n ja R A P B N 2 0 0 9

  Seperti tahun sebelum n ya, alokasi an ggaran belan ja pem erin tah pusat dalam RAPBN 20 0 9 akan lebih difokuskan pada kegiatan -kegiatan dan berbagai program yan g output dan outcom e-nya secara lan gsun g dapat m en dukun g dan / atau m em berikan dam pak m ultiplikasi (m ultiplier effect) yan g besar. Karen a itu, keterbatasan an ggaran yan g ada harus disiasati den gan pen in gkatan kualitas belan ja (quality of spen din g) yan g lebih baik.

  Ren can a alokasi an ggaran belan ja pem erin tah pusat pada RAPBN tahun 20 0 9, juga m erupakan m om en tum yan g san gat pen tin g dalam perkem ban gan sistem pen ganggaran belanja n egara, karena sejak RAPBN tahun 20 0 9 dan tahun -tahun berikutn ya, Pem erin tah secara bertahap dan kon sisten akan m ulai m en erapkan sistem an ggaran berbasis kin erja (perform ance based budgeting).

  Dengan berbagai pertim ban gan tersebut, m aka un tuk m en dukung pen capaian sasaran prioritas “Pen in gkatan pelayan an dasar dan pem ban gun an perdesaan”, dalam RAPBN tahun 20 0 9, diren can akan alokasi an ggaran sekitar Rp142,8 triliun . Alokasi an ggaran tersebut an tara lain akan difokuskan pada kegiatan-kegiatan prioritas yang m endapatkan penekanan khusus dalam upaya pengurangan kem iskinan sebesar Rp42,9 triliun dari total keseluruhan alokasi an ggaran untuk program -program pen an ggulan gan kem iskin an pada tahun 20 0 9 sebesar Rp66,2 triliun, pem bangunan pen didikan sebesar Rp8 2,9 triliun, pem bangunan kesehatan sebesar Rp5,0 triliun , dan pem ban gunan perdesaan sebesar Rp11,9 triliun .

  Sasaran yan g hen dak dicapai dari prioritas tersebut antara lain adalah:

  

Pertam a, pen in gkatan kesejahteraan m asyarakat, terutam a un tuk pen urun an

  an gka kem iskinan m enjadi 12-14 persen. Kedua, peningkatan partisipasi jen jan g pen didikan dasar hin gga tin gkat pen didikan tin ggi serta perbaikan kualitas pen didikan . Ketiga, pen in gkatan cakupan pelayan an kesehatan bagi m asyarakat m iskin secara cum a-cum a di kelas III Rum ah Sakit dan pelayan an kesehatan dasar bagi seluruh penduduk di Puskesm as. Keem pat, peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi yan g terjan gkau bagi seluruh lapisan m asyarakat. Kelim a, pem enuhan kebutuhan en ergi, terutam a di perdesaan dan pulau-pulau terpencil dalam jum lah yang m em adai. Keen am , pen yediaan hun ian sewa/ m ilik yan g layak hun i bagi m asyarakat berpen ghasilan ren dah.

  

Ketujuh, peningkatan kepastian hukum hak atas tanah terutam a bagi

m asyarakat m iskin.

  Sasaran tersebut akan dicapai m elalui pen ingkatan langkah sinkronisasi program penanggulangan kem iskinan di tingkat pusat dengan program - program pen an ggulan gan kem iskinan yan g dilaksanakan oleh Pem erin tah Daerah. Dalam ran gka m en jaga keberlan jutan berbagai program penanggulangan kem iskinan, dalam tahun 20 0 9, cakupan Program Nasional Pem berdayaan Masyarakat (PNPM) akan diperluas ke seluruh kecam atan di In don esia.

  Dalam ran gka m en dukun g pen capaian sasaran pokok prioritas “Percepatan Pertum buhan yan g berkualitas den gan m em perkuat daya tahan ekon om i yang didukung oleh pem bangunan pertan ian, infrastruktur, dan en ergi”, dalam RAPBN tahun 20 0 9, Pem erin tah m en gusulkan alokasi an ggaran sebesar Rp77,7 triliun . An ggaran tersebut akan difokuskan un tuk m en dukun g pem biayaan bagi berbagai kegiatan yan g m en un jan g pertum buhan ekon om i sebesar Rp37,2 triliun, m enjaga stabilisasi ekonom i sebesar Rp978 ,2 m iliar, serta m elaksan akan pem ban gun an in frastruktur dan energi sebesar Rp39,5 triliun .

  Sasaran yan g hen dak dicapai den gan prioritas tersebut di an taran ya adalah: Pertam a, percepatan pertum buhan ekon om i m elalui pen in gkatan investasi sebesar 12,1 persen, dan ekspor n onm igas sebesar 13,5 persen. Kedua, m en in gkatkan perolehan devisa dari sektor pariwisata m en jadi sekitar USD8 ,0 m iliar. Ketiga, ekspan si produksi pan gan dan sektor pertan ian lain n ya.

  Keem pat , tum buhn ya industri pen golahan n on m igas sebesar 6 persen . Kelim a,

  m en urun n ya tin gkat pen gan gguran terbuka m en jadi 7-8 persen dari an gkatan kerja.

  Selan jutn ya, gun a m en un jan g upaya pen capaian sasaran pokok prioritas “Pen in gkatan upaya an ti korupsi, reform asi birokrasi, serta pem an tapan dem okrasi, pertahan an dan keam an an dalam n egeri”, dalam RAPBN tahun 20 0 9, Pem erintah m engusulkan alokasi an ggaran sebesar Rp25,4 triliun , term asuk di dalam n ya an ggaran khusus un tuk pen yelenggaraan Pem ilu sebesar Rp16,1 triliun.

  Adapun sasaran yan g akan dicapai adalah sebagai berikut. Pertam a, m en urun n ya tin dak pidan a korupsi, yan g tercerm in an tara lain dari m en in gkatnya in deks persepsi korupsi, partisipasi m asyarakat dalam upaya pem berantasan korupsi, serta peningkatan kin erja lem baga peradilan , lem baga pen egakan hukum , dan lem baga pem beran tasan korupsi. Kedua, m en in gkatn ya kin erja birokrasi un tuk m en dukun g keberhasilan pem ban gun an n asion al, dian taran ya dalam ben tuk pen in gkatan kualitas pelayanan publik dan penataan kelem bagaan yan g m en un jan g fun gsi-fun gsi pem erin tahan . Ketiga, terlaksan an ya Pem ilu tahun 20 0 9 secara dem okratis, jujur, adil, dan am an .

A lo k a s i B e la n ja P e m e r i n t a h P u s a t

  Dari total anggaran belanja Pem erintah Pusat dalam tahun 20 0 9 sebesar Rp8 18 ,2 triliun , Pem erin tah m en gajukan ren can a alokasi an ggaran sebesar Rp312,6 triliun (38 ,2 persen) un tuk belan ja kem en terian n egara/ lem baga, sedangkan sebesar Rp227,2 triliun (27,8 persen) untuk subsidi, dan sebesar Rp110 ,3 triliun (13,5 persen ) un tuk pem bayaran bun ga utan g.

  Alokasi an ggaran yang sangat besar untuk subsidi tersebut jelas akan m em persem pit ruan g gerak Pem erin tah dalam m elakukan m an uver fiskal un tuk stim ulasi kegiatan perekon om ian , dan m em batasi peluan g berbagai program strategis lain n ya un tuk m em peroleh alokasi pen dan aan yan g m em adai. Nam un dem ikian , kebijakan tersebut harus dilakukan terutam a untuk m eringankan beban m asyarakat dalam m em peroleh kebutuhan dasarnya, dan sekaligus un tuk m en jaga agar produsen m am pu m en ghasilkan produk, khususnya yang m erupakan kebutuhan dasar m asyarakat, den gan harga yan g terjan gkau. Ke depan , pem berian subsidi tersebut akan terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan efisien .

  Anggaran subsidi sebesar Rp227,2 triliun dalam RAPBN tahun 20 0 9 tersebut akan dialokasikan an tara lain untuk: subsidi BBM sebesar Rp10 1,4 triliun; subsidi listrik sebesar Rp60 ,4 triliun; serta subsidi pangan, pupuk dan ben ih sebesar Rp32,8 triliun. An ggaran yang diren can akan untuk subsidi sektor pertan ian diharapkan dapat m em ban tu pen in gkatan produksi pertan ian tahun 20 0 9. Sem en tara itu, program subsidi pan gan diren can akan un tuk pen yediaan beras m urah seban yak 3,4 juta ton , den gan sasaran 19,1 juta rum ah tan gga serta kuan titas, dan harga yan g sam a den gan tahun 20 0 8 .

  Dalam keran gka pelaksan aan reform asi birokrasi dan pen in gkatan kualitas pelayan an publik, dalam RAPBN tahun 20 0 9 Pem erin tah m en galokasikan an ggaran belanja pegawai sebesar Rp143,8 triliun atau n aik sekitar Rp20 ,2 triliun (16,4 persen) dari APBN-P tahun 20 0 8. Kenaikan an ggaran yan g cukup besar tersebut berkaitan den gan upaya Pem erin tah un tuk terus m em perbaiki pen ghasilan aparatur n egara dan pen siun an serta m en gan tisipasi ren can a tam bahan pegawai baru. Dalam kaitan in i, dalam tahun 20 0 9 Pem erin tah m eren can akan un tuk m en aikkan gaji pokok pegawai n egeri sipil, an ggota TNI dan Polri serta pen siun pokok rata-rata sebesar 15 persen. Selain itu, Pem erintah juga akan m em berikan gaji dan pensiun bulan ketigabelas yan g akan dibayarkan m en jelan g tahun ajaran baru un tuk m erin gan kan beban biaya pendidikan , serta perbaikan sistem pem bayaran pensiun.

  Berdasarkan prioritas RKP 20 0 9, dalam RAPBN tahun 20 0 9, seperti tahun -tahun sebelum n ya terdapat sepuluh kem en terian n egara/ lem baga yan g m en dapat alokasi an ggaran cukup besar.

  Dalam tahun 20 0 9, Departem en Pen didikan Nasion al diren can akan m em peroleh alokasi an ggaran sebesar Rp52,0 triliun . Alokasi an ggaran in i belum m en cakup tam bahan an ggaran pendidikan sebesar Rp46,1 triliun . Departem en Pekerjaan Um um Rp35,7 triliun , Departem en Pertahan an Rp35,0 triliun, Kepolisian Negara Republik In don esia Rp25,7 triliun , Departem en Agam a Rp20 ,7 triliun juga belum m en cakup tam bahan an ggaran pen didikan , Departem en Kesehatan Rp19,3 triliun , Departem en Perhubun gan Rp16,1 triliun , Departem en Keuan gan Rp15,9 triliun , Departem en Dalam Negeri Rp9,0 triliun, dan Departem en Pertan ian Rp8 ,4 triliun . Alokasi an ggaran dari kesepuluh kem en terian n egara/ lem baga tersebut m en capai sekitar Rp237,8 triliun atau 76,1 persen dari total pagu an ggaran belan ja kem en terian n egara/ lem baga tahun 20 0 9.

  Un tuk m em en uhi am an at UUD 1945 m en gen ai besarn ya alokasi anggaran pendidikan sebesar m inim um 20 persen dari APBN berkenaan den gan putusan Mahkam ah Kon stitusi tan ggal 13 Agustus 20 0 8 terhadap UU Nom or 16 Tahun 20 0 8 tentang APBN TA 20 0 8 , dalam RAPBN 20 0 9 pem erin tah m en galokasikan tam bahan an ggaran pen didikan sebesar Rp46,1 triliun yang untuk sem entara ditam pun g dalam pos belan ja lain -lain .

  Gun a m em en uhi am an at UUD 1945, alokasi an ggaran pen didikan pada Departem en Pen didikan Nasional dan Departem en Agam a diprioritaskan un tuk m en un taskan pelaksan aan program wajib belajar pen didikan dasar sem bilan tahun, dan untuk m enaikkan kesejahteraan guru secara signifikan. Peningkatan an ggaran pen didikan sesuai am an at kon stitusi juga ditujukan un tuk m en in gkatkan m utu pen didikan dan sekolah/ perguruan tin ggi. Den gan dem ikian , kualitas sum ber daya m an usia In don esia akan sem akin baik, produktif dan kom petitif.

  Anggaran Departem en Pekerjaan Um um dan Departem en Perhubungan terutam a untuk peningkatan pem ban gun an saran a dan prasaran a m oda tran sportasi, serta rehabilitasi dan pem eliharaan jalan dan jem batan . Sem en tara itu, prioritas alokasi an ggaran Departem en Pertahan an dan Kepolisian Negara Republik In donesia ditujukan un tuk m en jaga kedaulatan NKRI, serta pem eliharaan keam an an dan ketertiban m asyarakat. Prioritas alokasi anggaran Departem en Kesehatan ditujukan untuk peningkatan pelayan an kesehatan m asyarakat.

  K e b ija k a n An g g a r a n Tr a n s fe r k e D a e r a h

  Beberapa kebijakan pokok an ggaran tran sfer ke daerah dalam tahun 20 0 9 adalah sebagai berikut: DAU direncanakan sebesar 26 persen dari penerimaan dalam negeri neto

  • den gan m em perhitun gkan subsidi BBM, subsidi listrik, dan subsidi pupuk sebagai bentuk berbagi beban antara pem erintah pusat dan pem erintah daerah; penerapan formula perhitungan DAU secara murni tanpa pengecualian (non
  • hold harm less) ;

  pelaksanaan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah guna

  • m en in gkatkan kapasitas fiskal daerah; tambahan DBH minyak bumi dan gas bumi sebesar 0,5 persen diarahkan
  • khusus untuk pendidikan dasar; peningkatan DBH cukai tembakau; dan
  • penambahan bidang yang dibiayai DAK yaitu bidang sarana dan prasarana
  • pedesaan dan bidan g perdagan gan dari realokasi belan ja K/ L.

  Pen am bahan alokasi tran sfer ke daerah sejalan den gan upaya pem erintah untuk m em perkuat desentralisasi, dan sekaligus m engurangi kesen jan gan fiskal yan g pada giliran n ya m en guran gi kesen jan gan an tardaerah. Perbaikan iklim in vestasi daerah dilakukan terutam a den gan pelaksan aan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yan g diikuti pula den gan perbaikan sistem pen gawasan peraturan daerah. Un tuk m em percepat penurunan kem iskinan, m ulai tahun 20 0 9 pem erin tah akan m em perluas program harm on isasi an ggaran un tuk program kem iskinan den gan m en gin tegrasikan anggaran pusat dan daerah terutam a pada PNPM.

S u m b e r P e n d a p a t a n d a n P e m b i a y a a n R A PB N 2 0 0 9

  Untuk m endanai anggaran belanja negara dalam tahun 20 0 9 tersebut, dalam RAPBN tahun 20 0 9, pen dapatan n egara dan hibah diren can akan m en capai Rp1.0 22,6 triliun , yan g berarti m en galam i pen in gkatan 14,3 persen dari sasaran dalam APBN-P tahun 20 0 8 . J um lah tersebut diren can akan berasal dari pen erim aan perpajakan sebesar Rp726,3 triliun , pen erim aan n egara bukan pajak sebesar Rp295,4 triliun, dan hibah sebesar Rp0 ,9 triliun.

  Ren can a pen erim aan perpajakan sebesar Rp726,3 triliun dalam tahun 20 0 9 tersebut, berarti n aik 19,2 persen dari sasaran APBN-P tahun 20 0 8 . Pen in gkatan pen erim aan perpajakan dalam tahun 20 0 9 terutam a berkaitan den gan lan gkah-lan gkah perluasan basis pajak, dan perbaikan adm in istrasi perpajakan , yan g didukun g den gan m odern isasi sistem perpajakan .

  Di sisi lain , m ulai tahun 20 0 9 Pem erin tah akan m elaksan akan UU Pajak Pen ghasilan yan g baru den gan pokok-pokok perubahan an tara lain m eliputi: perluasan lapisan tarif dan penurunan tarif PPh Orang Pribadi dari 35 persen m en jadi 30 persen , serta pen yederhan aan lapisan tarif dan pen urun an tarif PPh Badan dari 30 persen m en jadi 28 persen . Selain itu, juga ditetapkan ken aikan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari saat ini sebesar Rp13,2 juta m enjadi sebesar Rp15,8 juta untuk wajib pajak pribadi, sehingga dapat m erin gan kan wajib pajak m en en gah ke bawah, serta pem berian fasilitas tarif khusus yang lebih ren dah bagi wajib pajak usaha m ikro, kecil dan m enengah. Di sam pin g itu, Pem erin tah tetap m em berikan in sen tif (keringan an ) pajak un tuk m en doron g in vestasi dan stabilisasi harga pan gan , serta m en distribusikan pen dapatan yan g lebih baik.

  Un tuk m en dukun g tercapainya sasaran -sasaran pen erim aan perpajakan tersebut, dalam tahun 20 0 9 akan ditem puh lan gkah-lan gkah kebijakan perpajakan yan g m eliputi: (i) inten sifikasi perpajakan m elalui kegiatan pem etaan , pem buatan profil wajib pajak, pem buatan patokan keun tun gan un tuk in dustri atau sektor terten tu (benchm arking), pem an faatan data pihak ketiga, serta optim alisasi pem an faatan data perpajakan ; (ii) ekstensifikasi perpajakan gun a m em perluas basis pajak yan g layak diken akan ; (iii) pelaksan aan am an dem en Un dan g-un dan g PPh dan PPN; serta (iv ) peningkatan kepatuhan wajib pajak (law en forcem ent), terutam a un tuk m enindaklanjuti kebijakan sunset policy di tahun 20 0 8 .

  Di bidang kepabeanan dan cukai, dalam tahun 20 0 9 akan diberlakukan secara penuh penerapan kerjasam a perdagan gan antara In don esia-J epan g den gan skem a pen urun an tarif bea m asuk, serta pem berlakuan free trade zone (FTZ) di kawasan pulau Batam , Bin tan , dan kepulauan Karim un . Di sam ping itu, Pem erin tah juga akan terus m elan jutkan lan gkah-lan gkah kebijakan harm on isasi tarif bea m asuk, m em berikan fasilitas kepabean an dalam ran gka m en doron g investasi dan perdagan gan , serta m elan jutkan lan gkah-lan gkah reform asi birokrasi kepabean an .

  Sem en tara itu, target pen erim aan n egara bukan pajak (PNBP) dalam RAPBN tahun 20 0 9 yan g direncan akan m en capai Rp295,4 triliun, naik Rp12,5 triliun dari APBN-P tahun 20 0 8 . Un tuk m engam ankan sasaran PNBP dalam tahun 20 0 9 tersebut akan ditem puh lan gkah-langkah kebijakan, yang m eliputi an tara lain : (i) optim alisasi produksi m in yak dan gas yan g didukun g den gan fasilitas fiskal dan nonfiskal; (ii) pengen dalian cost recov ery m elalui pen gen dalian alokasi biaya, evaluasi kom ponen biaya produksi yan g dapat dibiayakan (n egative list) serta evaluasi stan dar biaya pen gadaan baran g dan jasa oleh Kon traktor Kon trak Kerja Sam a (KKKS); (iii) optim alisasi sum ber PNBP, khususn ya dari sektor pertam ban gan ; dan (iv ) penin gkatan kinerja BUMN.

  Defisit an ggaran sebesar Rp99,6 triliun (1,9 persen terhadap PDB) dalam RAPBN tahun 20 0 9 diren can akan dibiayai dari sum ber-sum ber pem biayaan dalam negeri sebesar Rp110 ,7 triliun, dan pem biayaan luar n egeri n eto, yaitu pen arikan pin jam an dikuran gi pem bayaran pokok utan g, sebesar m inus Rp11,1 triliun . Den gan dem ikian pem bayaran cicilan pokok utan g luar n egeri lebih besar dari pada jum lah utan g luar n egeri baru. H al in i sesuai den gan tujuan un tuk terus m en guran gi porsi utan g luar n egeri dalam pem biayaan defisit an ggaran .

  Kebijakan pem biayaan an ggaran dalam tahun 20 0 9 tidak han ya bertujuan un tuk m em perkuat tin gkat kem an dirian dan m en guran gi ketergantungan sum ber pem biayaan luar negeri, n am un juga ditujukan un tuk m en doron g pen gelolaan utan g yan g berhati-hati. Sum ber pem biayaan an ggaran dari dalam n egeri terutam a berasal dari pen erbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan dengan m em pertim ban gkan kebijakan fiskal dan m on eter secara terpadu, pem an faatan Reken in g Dan a In vestasi (RDI), serta pen erim aan hasil privatisasi BUMN.

  Dengan sem akin terbatasn ya sum ber-sum ber pem biayaan n on utan g dalam tahun 20 0 9, dan sejalan den gan upaya un tuk sem akin m enguran gi pem biayaan dari utan g luar n egeri, m aka arah pen gelolaan SBN tahun 20 0 9 akan difokuskan an tara lain pada: (i) pen gem ban gan produk syariah n egara;

  

(ii) restrukturisasi portofolio SBN m elalui buy back, debt sw itching, dan

  tran saksi derivatif; (iii) pen in gkatan likuiditas dan daya serap pasar SUN m elalui pen gem ban gan pasar REPO, diversifikasi in strum en , dan pen gelolaan

  

ben chm ark ; serta (iv) pengelolaan SBN den gan m em perhitungkan risiko pasar,

din am ika pasar global, term dan kondisi penerbitan utan g.

  Sebagian dari pem biayaan an ggaran dalam RAPBN 20 0 9 akan digun akan un tuk m en dukun g pem ban gun an in frastruktur m elalui program kerjasam a sektor publik dan swasta.

  Den gan kebutuhan pem biayaan , baik yan g berasal dari dalam n egeri m aupun pem biayaan luar n egeri sebagaim an a tersebut di atas, m eskipun terjadi pelonggaran defisit RAPBN, nam un rasio utang pem erintah terhadap PDB dalam tahun 20 0 9 diperkirakan akan tetap m en urun dari sekitar 56 persen pada tahun 20 0 4 m enjadi sekitar 30 persen pada tahun 20 0 9.

  D a m p a k M a k r o AP B N

P e n g e n d a li a n D e fi s it d a n K e s in a m b u n g a n Fis k a l

  Pem erin tah tetap pada kom itm en n ya un tuk m en garahkan kebijakan fiskal sebagai stim ulus pertum buhan dan den gan tetap m elakukan kon solidasi fiskal. Pen garuh ken aikan harga m in yak m en tah dun ia dalam beberapa tahun terakhir telah berdam pak pada kem am puan sektor swasta un tuk m en in gkatkan aktivitas dun ia usaha dan perekon om ian . Pem erin tah m en gam bil lan gkah- langkah proaktif un tuk m en jam in proses pem ulihan dan m om en tum pertum buhan ekon om i sehingga dapat terus berjalan , den gan m em berikan stim ulus fiskal ataupun counter cy clical gun a m en doron g pertum buhan ekon om i, m en am bah lapan gan kerja dan m en guran gi an gka kem iskin an .

  Stim ulus fiskal dilakukan m elalui pem berian ruan g un tuk ekspan si dengan m em perhatikan kondisi keuan gan n egara dan kon disi perekon om ian . Target defisit tahun 20 0 9 lebih tin ggi dari realisasi defisit APBN dalam tahun 20 0 4 – 20 0 7 yang m em berikan sinyal bahwa stim ulus fiskal tetap dipertahan kan Pem erin tah dalam pem ban gun an jan gka m en en gah periode 20 0 4 - 20 0 9.

  Sebagai upaya un tuk m ewujudkan keseim ban gan fiskal, sejak tahun 20 0 5, besaran defisit m ulai diperlonggar den gan m em berikan ruan g fiskal (fiscal space) un tuk m elakukan ekspansi. Keseim ban gan fiskal tersebut m en cakup upaya kon solidasi fiskal gun a m ewujudkan ketahan an fiskal yan g berkesinam bun gan (fiscal sustainability ).

  Untuk m elakukan pengendalian dan pem an tauan defisit an ggaran secara n asional, Pem erin tah telah m elakukan kon solidasi pen gen dalian defisit APBN dan defisit APBD, den gan m en etapkan bahwa jum lah kum ulatif defisit APBN dan defisit APBD tidak m elebihi 3,0 persen dari PDB. Pen etapan batas defisit n asional (APBN dan APBD) tersebut juga sejalan den gan am an at UU Nom or 17 Tahun 20 0 3 ten tan g Keuan gan Negara.

  Sejalan den gan target defisit RAPBN 20 0 9 sekitar 1,9 persen terhadap PDB, m aka anggaran transfer ke daerah dalam tahun 20 0 9 diperkirakan akan m en galam i pen in gkatan m en jadi Rp30 3,9 triliun (5,7 persen terhadap PDB) diban dingkan den gan APBN-P tahun 20 0 8 sebesar Rp292,4 triliun (6,5 persen terhadap PDB). Dengan sem akin m eningkatnya alokasi APBN ke daerah dalam tahun 20 0 9, sum ber-sum ber pen dapatan daerah diharapkan akan sem akin m en ingkat. Dengan adanya pen in gkatan pen dapatan daerah dalam APBD, m aka dalam tahun 20 0 9 Pem erin tah Daerah juga diharapkan dapat lebih m em acu belan ja daerah un tuk m em acu pem ban gun an , pen in gkatan pelayan an publik, serta perbaikan kesejahteraan m asyarakat di daerah m asin g-m asin g. Un tuk m en capai target-target pem ban gun an di daerah sejalan den gan ren can a kerja pem erin tah tahun 20 0 9, m aka total defisit kon solidasi RAPBD tahun 20 0 9 diperkirakan akan berkisar 0 ,35 persen terhadap PDB. Den gan target defisit RAPBD 20 0 9 pada tin gkat tersebut serta target defisit RAPBN 20 0 9 sebesar 1,9 persen terhadap PDB, m aka kum ulatif defisit RAPBN dan defisit RAPBD dalam tahun 20 0 9 diperkirakan berkisar 2,25 persen terhadap PDB.

D a m p a k Ek o n o m i R A P B N Ta h u n 2 0 0 9

  Men gin gat kebijakan an ggaran negara m elalui APBN m erupakan bagian in tegral dari perilaku perekonom ian secara keseluruhan, m aka besaran-besaran pada APBN secara lan gsun g m aupun tak lan gsun g akan m em pun yai dam pak yan g dalam terhadap perekon om ian n asion al secara keseluruhan . Secara um um , dam pak kebijakan APBN terhadap ekonom i m akro dapat dilihat pengaruhnya terhadap tiga besaran pokok yaitu: (i) sektor riil; (ii) ekspansi/ kon traksi rupiah; dan (iii) valuta asing.

  Melihat dam pak besaran-besaran RAPBN 20 0 9 pada sektor riil, m aka kom ponen konsum si pem erin tah dalam RAPBN 20 0 9 diperkirakan m en capai Rp541,9 triliun atau sekitar 10 ,2 persen terhadap PDB. Secara n om in al, besarn ya kon sum si pem erin tah dalam pem bentukan PDB m en galam i pen in gkatan sebesar 24,3 persen dari kon sum si pem erin tah dalam APBN-P 20 0 8 sebesar Rp436,1 triliun (9,7 persen terhadap PDB). Sam a seperti pola pada tahun -tahun sebelum n ya, kon tribusi terbesar dalam pem ben tukan kon sum si pem erin tah dalam tahun 20 0 9 adalah belan ja baran g dan jasa yan g m en capai n ilai Rp563,9 triliun , atau n aik 21,8 persen dari APBN-P 20 0 8.

  Sem en tara itu, peran in vestasi atau PMTB Pem erin tah dalam RAPBN 20 0 9 m en capai Rp164,6 triliun (3,1 persen terhadap PDB), yan g berarti m en galam i ken aikan 17,2 persen dari APBN-P 20 0 8 . Sum ber utam a PMTB Pem erin tah dalam tahun 20 0 9 berasal dari belan ja m odal pem erin tah pusat yang m encapai 63,1 persen dari keseluruhan PMTB Pem erin tah dalam tahun 20 0 9. Adapun sisanya sekitar 36,9 persen berasal dari belanja m odal dalam an ggaran yan g ditran sfer ke daerah. Den gan dem ikian sejalan den gan peran fiskal dalam m em acu perekon om ian n asion al, m aka total dam pak RAPBN 20 0 9 pada sektor riil diperkirakan m en capai Rp70 6,5 triliun (13,3 persen terhadap PDB), atau m eningkat 22,5 persen dari APBN-P 20 0 8 .

  Tran saksi keuan gan Pem erin tah juga berpen garuh terhadap sektor m on eter, m elalui ekspan si/ kon traksi rupiah dalam perekon om ian. Pada tahun 20 0 9, total penerim aan rupiah pem erintah diproyeksikan m en capai sekitar Rp8 72,5 triliun (16,5 persen terhadap PDB), atau m en galam i pen in gkatan 17,1 persen dari penerim aan rupiah dalam APBN-P 20 0 8 sebesar Rp745,3 triliun (16,6 persen terhadap PDB). Sum ber utam a penerim aan rupiah pem erintah dalam RAPBN 20 0 9 diperkirakan berasal dari pen erim aan n on m igas, yan g m em pun yai kon tribusi hin gga 75,9 persen. Sedan gkan , pen geluaran rupiah dalam RAPBN 20 0 9 diperkirakan m encapai Rp1.0 97,5 triliun (20 ,7 persen terhadap PDB), yang berarti m en in gkat 14,4 persen dari APBN-P 20 0 8 . Pen geluaran rupiah dalam RAPBN 20 0 9 diperkirakan sebagian besar disum ban g dari subsidi, belan ja pegawai, dan tran sfer ke daerah.

  Den gan dem ikian , m aka tran saksi keuan gan Pem erin tah dalam RAPBN Tahun 20 0 9 diperkirakan m en galam i ekspansi, yaitu sebesar Rp225,0 triliun (4,2 persen terhadap PDB).

  Dam pak APBN terhadap valuta asin g dihitun g den gan m em isahkan transaksi yang m enggunakan kon versi dolar Am erika Serikat pada sisi pen erim aan dan pengeluaran . Dalam RAPBN 20 0 9, pen erim aan valuta asin g Pem erin tah dari transaksi berjalan diperkirakan m en capai sekitar Rp170 ,0 triliun (3,2 persen terhadap PDB), atau m en galam i pen in gkatan 12,1 persen dari perkiraan tran saksi yan g sam a dalam APBN-P 20 0 8 yan g m en capai Rp151,7 triliun (3,4 persen terhadap PDB). Surplus tran saksi berjalan dari sektor Pem erin tah tersebut berasal dari n eraca baran g sekitar Rp20 5,6 triliun (3,9 persen terhadap PDB), sedan gkan n eraca jasa dari sektor Pem erin tah di RAPBN 20 0 9 diperkirakan m en galam i defisit sebesar Rp35,7 triliun (0 ,7 persen terhadap PDB). Sem en tara itu, tran saksi m odal pem erin tah berben tuk valuta asing dalam RAPBN 20 0 9 diperkirakan m engalam i defisit sekitar Rp28 ,0 triliun (0 ,5 persen terhadap PDB), terutam a disebabkan oleh lebih tin ggin ya pem bayaran cicilan pokok utan g luar n egeri dari pen arikan pin jam an baru.

  Den gan dem ikian , secara keseluruhan dam pak RAPBN 20 0 9 dalam pem ben tukan valuta asing m en capai Rp142,0 triliun (2,7 persen terhadap PDB), atau m en galam i pen in gkatan 14,7 persen dari APBN-P 20 0 8 .

R is ik o Fis k a l t a h u n 2 0 0 9

  Sejalan den gan yan g telah dim ulai oleh Pem erin tah sejak tahun an ggaran 20 0 8 , m aka dalam tahun 20 0 9 juga disam paikan risiko fiskal yang kem un gkin an dapat dihadapi oleh RAPBN 20 0 9. Dalam pelaksan aan n ya, risiko fiskal yang antara lain bersum ber dari perubahan asum si m akro, kinerja BUMN, atau pen jam inan pem erin tah, dapat terjadi, n am un juga dapat tidak n yata.

  Dari sum ber asum si m akro, risiko fiskal yan g kem un gkin an dapat terjadi terutam a berasal dari fluktuasi harga m in yak m en tah di pasar dun ia. Sam pai den gan saat in i, m asih sulit ditebak arah perkem ban gan harga m in yak m en tah dalam waktu ke depan , karen a dom in an n ya pengaruh faktor geopolitik, spekulasi, selain keseim ban gan perm in taan dan penawaran di pasar m in yak. Dengan diasum sikann ya harga m inyak m en tah Indonesia (Indonesia Crude oil

  

Price / ICP) rata-rata USD10 0 per barel sebagai basis perhitungan RAPBN tahun

  20 0 9, Pem erin tah m en gan tisipasi risiko fiskal yan g terjadi, bila perkem ban gan hargan ya pada tahun 20 0 9 jauh di atas tin gkat harga tersebut. Dalam struktur

  RAPBN tahun 20 0 9, bila terjadi ken aikan asum si harga m in yak sebesar USD10 per barel m aka akan m en am bah defisit sekitar Rp1,0 triliun .

  Kem udian, dalam perhitun gan subsidi BBM tahun 20 0 9, Pem erin tah m em perkirakan volum e kon sum si BBM tahun 20 0 9 sebesar 36,8 juta kiloliter. Melihat perkem bangan kon sum si BBM yang m asih cukup tinggi di tahun 20 0 8 ini, m aka risiko lebih tingginya realisasi kon sum si BBM di tahun 20 0 9 dari yang diperkirakan Pem erintah kem ungkinan dapat juga terjadi. Diperkirakan bila kon sum si BBM bertam bah 1 juta kiloliter m aka akan m en gakibatkan tam bahan defisit sekitar Rp1,6 triliun . Untuk m en gan tisipasi risiko fiskal dari kenaikan harga m inyak m entah dan volum e kon sum si BBM pada tahun 20 0 9 di atas, m aka dalam RAPBN tahun 20 0 9 telah dicadangkan dana risiko fiskal untuk faktor Migas sebesar Rp6,0 triliun. Dengan dana risiko fiskal sebesar Rp6,0 triliun tersebut, m aka paling tidak dapat m en am pun g kom binasi risiko ken aikan harga ICP ke USD130 per barel dan tam bahan volum e kon sum si BBM sekitar 2 juta kiloliter. Nam un dem ikian, un tuk m en jaga subsidi BBM, Pem erin tah juga akan m en goptim alkan program kon versi m in yak tan ah ke elpiji dalam tahun 20 0 9 agar dapat berjalan sesuai den gan yan g diren can akan .

  Selain itu, dalam RAPBN tahun 20 0 9 juga telah ditam pun g dan a risiko fiskal sebesar Rp2,0 triliun untuk m engantisipasi perubahan asum si m akro yan g lain , seperti in flasi, suku bun ga SBI, dan n ilai tukar rupiah. Risiko inflasi dapat terjadi karen a pelon ggaran defisit RAPBN 20 0 9 dari 1,5 persen terhadap PDB ke 1,9 persen terhadap PDB. Deviasi realisasi ketiga variabel ekon om i m akro yan g salin g terkait tersebut dari yan g diasum sikan dalam RAPBN tahun 20 0 9 dapat saja terjadi, terutam a bersum ber dari tekan an ekstern al, seperti stabilitas ekon om i dan keuan gan dun ia, serta harga kom oditi prim er di pasar in tern asion al. Selain den gan itu, m en ghadapi dam pakn ya pada beban pem bayaran utan g, Pem erin tah juga m elakukan lan gkah-lan gkah an tisipasi den gan m elakukan restrukturisasi portofolio surat berharga n egara, diversifikasi in strum en utan g, pen gelolaan benchm ark, dan pen in gkatan in frastruktur pendukung pengelolaan utan g pem erin tah.