APLIKASI KO-KEMOTERAPI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAMBUNG NYAWA( GYNURA PROCUMBENS (LOUR.) MERR.) PADA SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

  ISSN : 1693-9883 Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 3, Desember 2009, 132 - 141

APLIKASI KO-KEM OTERAPI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETAN OLIK DAUN SAM BUN G N YAW A ( GYN URA PROCUM BEN S (LOUR.) M ERR.) PADA SEL KAN KER PAYUDARA M CF-7

  Rir is Istighfar i Jenie dan Edy M eiyanto Fakultas Far masi, UGM , Sekip Utar a Yogyakar ta 5 5 2 8 1

ABSTRACT

  

Combination chemotherapy has been an interesting attention in recent years to cure

cancer e.g. non-toxic or less toxic phytochemicals are being combined with chemo-

therapeutic agents to sensitize cancer cell and to enhance the efficacy of chemothera-

peutic agents as well as to reduce its toxicity to normal tissues. The aim of this

research is to examine whether ethyl acetate fraction of Gynura procumbens ethanolic

extract (SEF) synergizes the therapeutic potential of doxorubicin (Dox) on breast

cancer cell line M CF-7. M TT assay were used to measure the growth inhibitory effect

of the combination therapy on M CF-7 cells. SEF (5-250 µ g/ml) treatment of cell

resulted in 15-76% growth inhibition in a dose dependent manner (IC 50 85 µ g/ml),

while Dox (10-100 nM ) treatment did not show any inhibitory effect. The combina-

tions of SEF (5-40 µ g/ml) with Dox (10-75 nM ) seemed to not have any synergistic

efficacy towards cell growth inhibition. Nevertheless, this result need further observa-

tion regarding the IC of Dox on M CF-7 has not been determined yet. The cell

50

characterization may influence the result. Doxorubicin could induce A kt survival

apoptosis pathway in M CF-7 resulting resistancy of the cell towards doxorubicin.

  

Key words: M CF-7 human mammary cancer cell, Doxorubicin, Sambung Nyawa

leaves ethanolic extract, co-chemotherapy.

  

A BSTRA K

Penggunaan kombinasi kemoterapi, yaitu senyawa kemoprevensi yang bersifat non-

toksik atau lebih tidak toksik dikombinasikan dengan agen kemoterapi, diketahui mampu

meningkatkan sensitifitas sel kanker serta efikasi kemoterapi dengan penurunan

toksisitas terhadap jaringan normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek

sinergisme aplikasi ko-kemoterapi fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun Sambung

Nyawa (FES) atau (Lour.) M err. terhadap sel kanker payudara

  Gynura procumbens

  

M CF-7. Uji M TT digunakan untuk mengukur besarnya efek penghambatan

Corresponding author : E-mail : edy.meiyanto@gmail.com

  PEN D A HULUA N

  Strateg i terap i y ang tersed ia untuk mengobati kanker payudara, termasuk agen sito to ksik (kemo - terapi), telah cukup banyak, namun sampai saat ini belum ada pengobat- an yang tepat untuk kanker payudara yang telah metastasis. Doxorubicin (Do x) merupakan salah satu agen kemoterapi yang banyak digunakan d alam terap i kanker. M eskip un demikian ternyata penggunaan agen kemoterapi sistemik bukan saja tidak beg itu efektif nam un jug a tid ak selektif d an sang at to ksik bag i jaring an lain y ang no rm al (1). Pengurangan dosis akan mengurangi efek samping Do x o leh karenanya menjadi suatu tantangan untuk dapat memperbaiki aplikasi klinik agen kemo terap i sup ay a lebih efektif. Salah satu pendekatan yang sedang mendapat perhatian baru-baru ini adalah penggunaan kombinasi kemo- terap i (ko -kem o terap i), d im ana

  

pertumbuhan sel M CF-7 oleh adanya perlakuan kombinasi FES-D ox, kemudian

ditentukan index kombinasinya (IK) untuk menetapkan apakah efeknya sinergis, aditif

atau antagonis. Perlakuan dengan FES (5-250 µ g/ml) selama 48 jam menghasilkan

penghambatan pertumbuhan sel sebesar 15-76% , dengan IC 50 85 µ g/ml sedangkan

perlakuan dengan Dox (10-100 nM ) belum menghasilkan efek penghambatan. Aplikasi

kombinasi FES (5-40 µ g/ml)-Dox (10-75 nM ) nampaknya tidak menunjukkan efek

yang sinergis, namun demikian hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut mengingat

  IC 50 Dox terhadap sel M CF-7 belum dapat ditentukan. Hasil penelitian kemungkinan

dipengaruhi oleh karakteristik sel uji yang digunakan. Doxorubicin diketahui mampu

menginduksi jalur survival apoptosis Akt pada sel MCF-7, sehingga sel tersebut menjadi

resisten terhadap doxorubicin.

  Kata kunci:

  Sel kanker payudara MCF-7, Doxorubicin, ekstrak etanolik daun Sambung Nyawa, ko-kemoterapi. senyawa kemoprevensi yang bersifat no nto ksik atau lebih tid ak to ksik d iko mbinasikan d engan agen ke- m o terap i untuk m ening katkan efikasiny a d eng an m enurunkan toksisitasnya terhadap jaringan yang no rm al. Deng an p ersp ektif ini dilakukan penelitian terhadap agen- agen kemoprevensi untuk mencari kandidat yang memiliki efek sinergis d alam ko m binasi d eng an o bat antikanker.

  Salah satu agen kemoprevensi yang dapat digunakan adalah daun

  Gynura procumbens

  (Lour.) Merr. atau y ang lebih d ikenal d eng an d aun Sambung Nyaw a. Tanaman ini me- rupakan salah satu tanaman Indone- sia yang digunakan secara empiris o leh masyarakat untuk mengo bati kanker. Daun Sambung Nyawa juga telah banyak diteliti aktivitas bio - lo g iny a sebag ai tanam an y ang memiliki efek kemopreventif. Sugi- yanto, et al. melaporkan adanya efek p eng ham batan karsino g enitas

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  G. pro-

  benzo(a)piren oleh ekstrak etanolik cal. Ekstrak etano lik d aun daun Sambung Nyaw a (ESN) pada cumbens d ip ero leh d engan meng- pertumbuhan tumor paru mencit (2). ekstraksi serbuk kering daun yang Penelitian terakhir mengenai ESN d id ap atkan d ari Balai Penelitian menyatakan bahw a fraksi XIX-XX Tanam an O bat (BPTO ), Karang - ESN memiliki efek sito to ksik ter- anyar, Surakarta, dengan etanol 96%. had ap sel kanker serv iks, HeLa, Ekstrak etanol ini dilarutkan dengan

  µg/ ml (3). Fraksi Dimethyl Sulfoxide dengan IC 119 (DMSO) (Sigma). 50 tersebut juga menghambat proliferasi Sel kanker payudara MCF-7 diper-

  Nara

  sel HeLa d an d apat mengind uksi oleh dari Prof. Tatsuo Takeya (

  Institute of Science and Technology

  terjad inya apo pto sis. Berd asarkan , hasil-hasil penelitian tersebut tam- Jep ang). Kultur sel d itumbuhkan

  G . procumbens D ulbecco’ s

  p akny a tanam an dalam media penumbuh mempunyai potensi yang besar untuk modified Eagle’ s medium (DMEM) yang

  Foetal Bovine Serum

  d ikembangkan sebagai ko -kemo - mengand ung terapi bersama agen kemoterapi yang (FBS) 10% (v/ v) (Gibco), penisillin- telah luas digunakan dalam terapi streptomisin 1% (v/ v) (Gibco). Selain kanker. bahan-bahan di atas juga digunakan

  Beberapa agen kemo terapi di- 0,05% trypsin-EDTA (Gibco) dalam 2+ 2+ laporkan efektif baik sebagai agen HBSS tanpa Ca / Mg untuk melepas tunggal maupun kombinasi untuk sel yang melekat pada flask maupun pengo batan berbagai jenis kanker. plate , PBS tanp a Ca2+/ Mg2+. U ji

  M TT

  Kombinasi kemoterapi memberikan . MTT [3-(4, 5-dimetiltiazol-2-il)- hasil yang lebih efektif dibandingkan 2, 5-d ifeniltetraz o lium bro mid a] ketika diberikan dalam bentuk agen (Sigma), dengan konsentrasi 5 mg/

  Stopper

  tunggal dan bahwa kombinasi yang ml. yang digunakan adalah m eng and ung Do x lebih efektif iso p ro p ano l asam y aitu H Cl 4N dibandingkan dengan regimen lain dalam isopropanol dengan perban- (4). Penelitian ini akan m eng uji d ing an 1:100. Bahan-bahan y ang

  G. procumbens

  apakah mempunyai digunakan selama penelitian apabila efikasi yang sinergis dengan agen tid ak d ikatakan lain berarti ber- kem o terap i Do x sehing g a d ap at derajat pro analisis. menurunkan dosis efektifnya yang berarti pula mengurangi toksisitas Uji ko-kemoterapi menggunakan

  metode M TT

  agen kemoterapi tersebut? Sel MCF-7 dengan konsentrasi 3 M ETO D O LO G I 5 x 10 sel/ sumuran didistribusikan

  plate

  ke dalam 96 sumuran dan diin-

  

Bahan kubasi selama 24 jam untuk ber-

Do xo rubicin d ip eo leh d ari adaptasi dan menempel di sumuran.

  Ebewe, PT. Ferron Par Pharmaceuti- Keesokannya media diambil, dicuci Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  PBS, kemudian ditambahkan 100 µl med ia kultur y ang meng and ung

  adalah konsentrasi d ari satu seny aw a tung g al y ang dibutuhkan untuk memberikan efek (dalam hal ini adalah IC 50 terhadap pertumbuhan sel kanker payudara) d an

  % Hidup = Absorbansi Sel Dengan Perlakuan - Absorbansi Kontrol Media

  < 0.1 sinergis sangat kuat 0.1–0.3 sinergis kuat 0.3–0.7 sinergis 0.7–0.9 sinergis ringan-sedang 0.9–1.1 mendekati additif 1.1–1.45 antagonis ringan-sedang 1.45–3.3 antagonis > 3.3 antagonis kuat-sangat kuat

  ad alah besarny a ko nsentrasi kedua senyaw a untuk memberikan efek yang sama (5). Angka CI atau indeks kombinasi yang diperoleh diinterpretasikan sebagai berikut:

  ( D ) 2

  ,

  ( D ) 1

  CI= (D) 1 /(Dx) 1 + (D) 2 /(Dx) 2 Dimana D x

  DMSO 0,5% v/ v saja (kontrol) atau sampel baik dalam bentuk tunggal yaitu ekstrak atau dox saja maupun gabungan ked uanya (ko mbinasi), inkubasi selama 48 jam. Pada akhir inkubasi, m ed ia kultur y ang mengandung sampel dibuang, dicuci d engan 100 µl PBS. Kemud ian ke d alam m asing -m asing sum uran d itambahkan 100 µl media kultur yang mengandung MTT 5 mg/ ml, inkubasi lagi selama 4 jam pada suhu

  , CI) antara agen kemo - terap i d eng an ekstrak Sam bung Nyawa, menggunakan persamaan:

  tion Index

  IC 50 yaitu konsentrasi yang menye- babkan kematian 50% populasi sel sehingga d apat d iketahui po tensi sitotoksisitasnya. Selanjutnya diana- lisis dengan tes A nova, dilanjutkan dengan tes Tukey dan student ttest m eng g unakan SPSS 11.0, untuk mengetahui signifikansinya dengan ko ntro l. Sito to ksisitas sinergistik d itetap kan d eng an m eng hitung indeks kombinasi (IK atau Combina-

  Kemudian dihitung konsentrasi

  Data y ang d ip ero leh berup a absorbansi masing-masing sumuran dikonversi ke dalam persen sel hidup d an d ianalisis untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kelom- pok kontrol dengan kelompok per- lakuan. Persen sel hidup dihitung menggunakan rumus:

  A nalisis hasil

  37 C. Sel yang hidup akan bereaksi d eng an M TT membentuk kristal formazan berwarna ungu. Setelah 4 jam, media yang mengandung MTT dibuang, dicuci dengan PBS, kemu- dian ditambahkan larutan asam iso- propanol untuk melarutkan kristal formazan. Digoyang di atas shaker selama 10 menit kemudian dibaca dengan dengan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm.

  Absorbansi Kontrol Sel - Absorbansi Kontrol Media x 100 % Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  HA SIL DA N PEM BA HA SA N

  Selanjutnya d ilakukan uji ko - kemo terapi untuk melihat efikasi

  Uji Ko-kemoterapi Ekstrak Etanolik

  kombinasi keduanya terhadap peng-

  

D aun G . pro cumbens (ESN ) dan hambatan pertumbuhan sel MCF-7,

D oxorubicin (dox) Terhadap Sel

  yaitu apakah sinergis, ad itif atau

  M CF-7

  antago nis. Hasilnya menunjukkan Sel MCF-7 merupakan sel kanker bahwa kombinasi ESN (75, 150, dan

  µg/ ml) dan dox (1,8, 9, dan 18 p ayud ara yang mengeksp resikan 250 reseptor estrogen (ER +) dengan wild nM) belum mamp u menghambat

  type p53 sehingga sensitif terhadap pertumbuhan sel MCF-7.

  agen kemoterapi (6), oleh karenanya ingin diketahui terlebih dahulu bagai- Uji Ko-kemoterapi Fraksi Etil A setat

  Ekstrak Etanolik Daun G. procum-

  mana respo n sel MCF-7 terhad ap p erlakuan ko -kemo terap i ekstrak bens (FES) dan D oxorubicin (dox)

  

G. procumbens Terhadap Sel M CF-7

  etanolik daun (ESN) dan doxorubicin (dox). Pada aplikasi Ekstrak kemudian difraksinasi tunggal nampak perlakuan ESN (10- dengan etil asetat untuk medapatkan

  µg/ ml) belum mampu meng- 300 golongan flavonoid yang terkandung hambat p ertumbuhan sel MCF-7, d i d alam ny a. Fraksi etil asetat demikian pula pada aplikasi tunggal diharapkan mampu meningkatkan dox (1,8-90 nM) (Gambar 1). efikasi dox karena diketahui bahwa

  

Gambar 1. Aplikasi tunggal ESN dan dox pada sel MCF-7. Untuk melihat efikasi

ESN dan Dox sebagai agen tunggal pada sel MCF-7, sel ditanam sebanyak 5000

sel/sumuran dalam plate 96 sumuran, kemudian diberi perlakuan baik dengan ESN

(10-300 µg/ml) maupun Dox (1,8-90 nM) (dalam bentuk tunggal) sebagaimana

dijelaskan dalam metodologi. Baik ESN maupun Dox belum mampu menghambat

pertumbuhan sel MCF-7, tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05) antara

perlakuan dengan kontrol (DMSO 0.3% v/v). Grafik merupakan nilai rata-rata + SD

dari 3 percobaan.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Gambar 2. Efek aplikasi ko-kemoterapi ESN-Dox pada sel kanker payudara

MCF-7. Pengamatan efek kombinasi ESN (75-250 µg/ml)-Dox (1,8-18 nM) terhadap

sel MCF-7 dilakukan sebagaimana yang dijelaskan pada metodologi. Kombinasi

keduanya belum mampu menghambat pertumbuhan sel MCF-7. Ini menunjukkan

bahwa ESN tidak meningkatkan efikasi Dox pada sel kanker payudara MCF-7.

  flavonoid mampu mensensitisasi sel

  Tabel 1. Potensi fraksi heksan, etil asetat, dan air terhadap penghambatan

  kanker m elalui p eng ham batan

  pertumbuhan sel MCF-7

  Pgp.(7). Sebelum diaplikasikan untuk uji ko kemo terapi, masing-masing No Fraksi Nilai IC (mg/ml) 50 fraksi yang diperoleh (yaitu fraksi

  1. Heksan

  94

  heksan, etil asetat d an air) d iuji

  2. Etil asetat

  85

  sitotoksisitas terlebih dahulu untuk

  3. Air > 300

  membandingkan potensinya pada sel MCF-7. Berdasarkan nilai IC yang 50 diperoleh tampak bahw a fraksi etil buhan sel MCF-7 sebesar 15-76% asetat (FES) merupakan fraksi yang namun ap likasi d o x (10-100 nM ) p aling p o ten d i antara ketiganya belum m enunjukkan efek p eng - (Tabel 1). Oleh karena itu fraksi etil hambatan (Gambar 3). Lebih lanjut, asetat yang diteruskan untuk diuji hasil uji ap likasi ko -kem o terap i aplikasi kokemoterapinya. ked uanya ternyata tid ak menun-

  Aplikasi tunggal FES (5-250 µg/ jukkan efikasi yang sinergis (Gambar ml) mampu menghambat pertum- 4).

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Gambar 3. Aplikasi tunggal FES dan dox pada sel MCF-7. Untuk melihat efikasi

FES dan Dox sebagai agen tunggal pada sel MCF-7, sel ditanam sebanyak 5000

sel/sumuran dalam plate 96 sumuran, kemudian diberi perlakuan baik dengan FES

(5-250 µg/ml) maupun Dox (10-100 nM) (dalam bentuk tunggal) sebagaimana

dijelaskan dalam metodologi. FES mampu menghambat pertumbuhan sel MCF-7

dengan IC 50 sebesar 85 µg/ml, sedangkan aplikasi Dox belum menunjukkan efek

penghambatan. Tanda bintang (*) menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap

kontrol (DMSO 0,25% v/v) dengan taraf kepercayaan 95% (P<0,05). Grafik merupakan

nilai rata-rata + SD dari 3 percobaan.

  Baik ekstrak maupun fraksi etil asetat daun

  G. procumbens ternyata

  belum mampu meningkatkan efikasi d o x terhad ap sel MCF-7, bahkan pada penelitian ini aplikasi tunggal d o x yang d iujikan belum mampu m eng ham bat p ertum buhan sel MCF-7, sehingga belum dapat diten- tukan IC 50 -nya. Meskipun demikian penelitian ini akan menjadi menarik untuk d iujikan p ad a sel kanker payudara yang lain karena masing- masing sel memiliki karakteristik mo lekuler yang berbed a sehingga akan dapat dibandingkan responnya terhadap aplikasi kokemoterapi.

  A p likasi tunggal d o x d engan konsentrasi 10-100 nM pada MCF-7 belum menimbulkan respon peng- hambatan pertumbuhan sel sehingga d ip erkirakan IC 50 d o x p ad a sel

  MCF-7 lebih dari 100 nM. Selain itu tidak terjadi efek sinergisme pada ap likasi ko -kem o terap i d o x d an ekstrak etanolik maupun fraksi etil asetat

  G. procumbens pada sel MCF-7.

  Level basal mRNA Bcl-x (faktor sur- vival sel) sel kanker diketahui ber- korelasi negatif dengan sensitivitas sel kanker tersebut terhadap agen kemoterapi. Pada sel MCF-7 0,26 (8), nilai tersebut relatif rendah sehingga sem estiny a sel M CF-7 sensitif terhadap perlakuan agen kemoterapi. Dari hasil penelitian diketahui sel tersebut kurang begitu resp o nsif terhad ap d o x, o leh karena itu ke- mung kinan ad a fakto r lain y ang m em p eng aruhi resistensi p ad a MCF-7. MCF-7 merupakan sel kanker p ayud ara yang mengeksp resikan reseptor estrogen (ER +), sehingga Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  

Gambar 4. Efek aplikasi ko-kemoterapi FES-Dox pada sel kanker payudara MCF-

  

7. Pengamatan efek kombinasi FES (5-40 µg/ml)-Dox (10-75 nM) terhadap sel MCF-

7 dilakukan sebagaimana yang dijelaskan pada metodologi. Kombinasi keduanya

belum mampu menghambat pertumbuhan sel MCF-7. Ini menunjukkan bahwa FES

tidak meningkatkan efikasi Dox pada sel kanker payudara MCF-7.

  responsif terhadap stimulasi estro- (ER α), sedangkan T47D subtipe ER

  et al. β). Perbedaan karakteristik

  gen. Penelitian Welshons me- beta (ER nyebutkan bahw a phenol red suatu molekuler di tingkat subtipe reseptor indikator pH yang terdapat media estro gen ternyata mampu menim- penumbuh kultur sel bersifat estro- bulkan respon yang berbeda. Level genik dan terhadap stimulasi estro- P-gp mempengaruhi sensitifitas sel

  phenol red

  gen dari ini kanker terhadap kemoterapi karena MCF-7 lebih responsif daripada P-gp akan memompa keluar obat/

  T47D (sel kanker payudara lain yang kemo terap i d ari sel. Berd asarkan juga ER +)(9). tem uan-tem uan hasil p enelitian Di samping itu stimulasi estrogen tersebut d id uga resistensi MCF-7 ternyata meningkatkan konsentrasi terhad ap d o x d isebabkan o leh

  P-gp pada MCF-7 namun tidak demi- adanya peningkatan konsentrasi Pgp kian pada sel T47D (10). Hal tersebut p ad a sito p lasma sel MCF-7 yang diduga berkaitan dengan subtipe dari timbul karena adanya stimulasi estro- reseptor estrogen yang diekspresikan gen d ari phenol red yang terd apat oleh kedua sel. MCF-7 mengekspre- dalam media penumbuh kultur sel. sikan reseptor estrogen subtipe alpha Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  KESIM PULA N

  ,

  , No.2, Hal. 74 - 80.

  4. Sharma G, AK Tyagi, RP Singh, DCF Chan, R A garw al. 2004.

  Synergistic Anti-Cancer Effect of Grape Seed Extract and Conven- tional Cytotoxic Agent Doxoru- bicin Against Human Breast Car- cinoma Cells, Breast Cancer Re-

  search and Treatment

  ,

  85: 1-12.

  5. Reynolds CP, BJ Maurer. 2005.

  Evaluating Response to Antine- oplastic Drug Combinations in Tissue Culture Models, M ethods M ol. M ed.

  110: 173-183.

  A rtocarpus , Vol.

  6. Craw ford KW and WD Bow en.

  2002. Sigma-2 Receptor Agonists Activate a Novel Apoptotic Path- way and Potentiate Antineoplas- tic Drugs in Breast Tumor Cell Lines,

  Cancer Research

  ,

  62

  , 313- 322.

  7. Kitagawa S. 2006. Inhibitory Ef- fect of Polyphenols on P-Glyco- p ro tein-M ed iated Transp o rt, Biol. Pharm. Bull.

  ,

  29 (1), 1-6.

  5

  2005. Efek A ntiproliferatif dan Apoptosis Fraksi Fenolik Ekstrak Etanolik Daun Gynura procumbens (Lour.) Merr. terhadap Sel HeLa,

  Fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun

  moprevention Research Center

  G. procumbens belum mampu

  meningkatkan efikasi dox terhadap sel kanker payudara MCF-7. Bahkan efikasi d o x tung g al terhad ap sel MCF-7 belum dapat ditentukan (nilai

  IC 50 -nya lebih besar dari konsentrasi yang dicobakan pada penelitian). Hal ini terutama dipengaruhi oleh karak- teristik sel MCF-7, yang pada akhir- ny a m eng urang i sensitiv itas sel tersebut terhadap agen kemoterapi.

  Aplikasi kokemoterapi

  G. procumbens

  perlu diteliti lebih lanjut terhadap sel kanker payudara yang lain sehingga d apat d iband ingkan hasilnya d an d ip elajari m ekanism e aksiny a. Masing-masing sel kanker memiliki karakteristik mo lekuler yang ber- beda, oleh karena itu sangat mungkin respon yang timbul akibat aplikasi ko-kemoterapi juga berbeda.

  UCA PA N TERIM A KA SIH

  Terimakasih d isampaikan ke- pada seluruh anggo ta Cancer Che-

  (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada yang telah mendukung dan membantu kelancaran penelitian ini.

  3. Meiyanto E and EP Septisetyani.

  DA FTA R A CUA N

  1. Wattanapitayakul SK, L Chula- ro jm o ntri, A H erunsalee, S Charuchongkolwongse, S Nium- sakul, JA Bauer. 2005. Screening of Antioxidants from Medicinal

  Plants for Cardioprotective Ef- fect against Doxorubicin Toxic- ity,

  Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology , vol. 96 , 80.

  2. Sugiyanto , B Sud arto , E Mei- yanto, A E Nugroho, UA Jenie.

  2003. Aktivitas Antikarsinogenik Seny aw a y ang Berasal d ari Tumbuhan, M ajalah Farmasi Indo-

  nesia

  ,

  14 (4):216-225.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.

  8. A mund so n SA , TG My ers, D

  10. Zampieri L, P Bianchi, P Ruff, P Scudiero, S Kitada, JC Reed, AJ A rbuthno t. 2002. Differential Fornace Jr. 2000. An Informatics modulation by estradiol of P-gly- Approach Identifying Markers of coprotein drug resistance protein Chemosensitivity in Human Can- expression in cultured MCF7 and Canc. Res.

  cer Cell Lines, , , T47D breast cancer cells, 6101-6110. cer Res. , 22 (4): 2253-9.

  9. W elsho ns W V , M F W o lf, CS Murphy, VC Jordan. 1988. Estro-

  M ol

  genic activity of phenol red,

  Cell Endocrinol

  57 , (3):169-78.

  Sudah dipresentasikan di Kongres Ilmiah ISFI XV, 17-19 Juni 2007, Jakarta.