Anis Mohammad – PROBLEMATIKA HARTA BERSAMA

PROBLEMATIKA HARTA BERSAMA ATAS NAMA SEORANG DALAM PERKAWINAN

Oleh : ANIS MOCHAMAD

A. Latar Belakang Permasalahan

kehidupan bermasyarakat, karena pada Pada hakekatnya manusia diciptakan

umumnya kebutuhan-kebutuhan manusia Tuhan Yang maha Esa mempunyai kelebihan

dapat diklasifikasikan menjadi : daripada makhluk hidup lainnya, perbedaan

a. Kebutuhan yang bersifat fisiologik, yaitu manusia yang utama adalah dalam diri

merupakan kebutuhan-kebutuhan yang manusia dengan adanya pola pikir (dapat

dengan kerjamanian, berpikir) yang digunakan untuk menentukan

berkaitan

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan mana perbuatan yang diperbolehkan, mana

untuk mempertahankan eksistensinya yang tidak diperbolehkan. Dengan pikiran

makhluk hidup misalnya manusia selalu berusaha untuk menemukan

sebagai

kebutuhan akan makan, minum, seksual, dan mencari rahasia alam, kemudian mencari

udara segar.

tahu apa sebabnya dan bagaimana akibatnya.

b. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat Dalam kehidupan manusia yang selalu

psikologik, yaitu kebutuhan-kebutuhan dipenuhi dengan tantangan dan keingintahuan

yang berkaitan dengan segi psikologik, manusia akan tentang, akhirnya banyak

misalnya kebutuhan akan rasa aman, rasa rahasia-rahasia alam terkuat dan bermanfaat

pasti, kasih sayang, harga diri, aktualisasi bagi kehidupan manusia itu sendiri.

diri.

c. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat menjadi rahasia alam dan menjadi tantangan

sosial, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang dalam kehidupan. Salah satu fitrah manusia,

berkaitan dengan interaksi sosial, bahwa manusia antara yang satu dengan yang

kebutuhan akan berhubungan dengan lainnya saling membutuhkan, hal ini

orang lain, misalnya kebutuhan berteman, diwujudkan dalam bentuk bermasyarakat.

kebutuhan bersaing. Seperti yang dikatakan oleh oleh Aristotels,

d. Kebutuhan yang bersifat religi, yaitu baha manusia itu makhluk sosial (Zoon

kebutuhan-kebutuhan untuk berhubungan

1 Politicion 2 ). Naluri untuk hidup bersama yang dengan kekuatan yang ada di luar. tumbuh sejak ia dilahirkan sampai akhir

Dengan adanya keinginan untuk hayatnya.

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, (perseorang) mempunyai kehidupan jiwa yang

maka seorang laki-laki dan seorang menyediri, namun manusia sebagai makhluk

perempuan dapat memenuhi kebutuhannya sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.

dengan mewujudkan dalam hidup bersama Manusia lahir, hidup berkembang dan

melalui suatu perkawinan. Perkawinan itu meninggal dunia di dalam masyarakat.

sendiri merupakan salah satu aktifitas Sebagai individu, manusia tidak dapat

individu, yang terkait pada suatu tujuan yang mencapai segala sesuatu yang diinginkannya

oleh manusia, yaitu dengan mudah, hal ini tentunya harus saling

ingin

dicapai

mengembangkan diri untuk memebntuk suatu tolong menolong, saling berpasangan dengan

keluarga yang terdiri bapak, ibu dan anak. cara saling melengkapi apa kebutuhan

Perkawinan adalah ikatan lahir batin masing-masing, sehinga apa yang menjadi

antara seeorang pria dengan seorang wanita persoalan dan kebutuhan menjadi kebutuhan

sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk bersama.

keluarga (rumah tangga) yang sakinah, Memenuhi kebutuhan bersama dalam

mawaddah dan rahman (bahagia, kekal melangsungkan hidupnya, menjadi ciri

berdasat ke Tuhanan Yang maha Esa). Dalam pembawaan manusia, merupakan suatu

perkawinan itu terdapat adanya suatu keharusan badaniah untuk melangsungkan

perjanjian yang suci dan kokoh menuju suatu hidup. Hidup bersama sebagai hubungan

keluarga yang harmonis bagaia kekal dan antara individu yang diikat dalam suatu tali

abadi. Ikatan suami istri dalam keluarga perkawinan. Mengapa harus tali perkawinan

merupakan dasar yang menjadi salah satu faktor dalam

(perkawinan)

ini

Bimo Walgito, 1984, Bimbingan dan Konseling Kansil, CST., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Perkawinan. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Hukum Indonesia, balai Pustaka, Jakarta, 1984, h. 29

Yogyakarta, h. 15.

pembentukan kelompok dalam masyarakat, Meskipun telah diunifikasikan ketentuan harta akhirnya membentuk bangsa dan negara.

perkawinan, ternyata secara normatif Undang- Makaitu seyogyanyalah hubungan suami istri

undang Perkawinan NO 1 tahun 1974 masih itu harus langgeng penuh kebahagiaan lahir

memberikan kekeluasaan bagi keluarga batin.

tersebut untuk menganut hukum apa yang Perkawinan mempunyai akibat yang

diinginkan guna mengatur keberadaan harta cukup penting di dalam hubungan hukum

perkawinannya.

antara suami istri. Tidak saja hubungan Undang-undang Perkawinan hukum tapi juga timbul suatu ikatan yang

mengatur Harta Benda dalam perkawinan, berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Mengenai apa yang dimaksud dengan harta Perkawinan yang diharapkan akan

benda dalam perkawinan, tetapi tidak dapat mendatangkan kebahagiaan dan

memberikan penjelasan dan pengertian yang menjadi kekal abadi, dalam kenyataannya

tegas. Apabila disimak bunyi Pasal 35 yan kadang-kadang tidak dapat dipertahankan dan

terdiri atas dua ayat, Undang-undang pada akhirnya terjadi penceraian. Dengan

Perkawinan menentukan bahwa harta benda putusnya perkawinan karena penceraian itu

dalam perkawinan itu terdiri atas : bukan berarti permasalahan selesai begitu

1. Harta bersama; yaitu harta benda yang saja, hal ini biasanya akan diikuti dengan

diperoleh selama perkawinan, dan pertengkaran-pertengkaran, karena saling

2. Harta bawaan; yaitu harta dari masing- memperebutkan

masing suami dan istri dan harta benda hartanya masing-masing. Sebenarnya hal ini

dan

mempertahankan

yang diperoleh masing-masing sebagai tidak akan terjadi, apabila kedua belah pihak

hadiah atau warisan. Harta bawaan sebelumnya melangsungkan perkawinan,

tersebut berada di bawah penguasaan menyadari pengertian harta sbersama serta

masing-masing sepanjang para pihak pembagiannya dan ayang utama kegunaan

tidak menentukan lain. harta benda dalam keluarga, niscaya

Dari uraian di atas, belum didapatkan perkawinan akan dapat dipertahankan.

apa yang dimaksud dengan harta benda dalam Harta benda dalam perkawinan

Untuk mendapatkan sebenarnya merupakan suatu modal keluarga,

perkawinan

itu.

pengertian harta perkawinan tersebut dapat guna

ditelusuri tulisan pada ahli hukum, terutama pembinaan keluarga itu sendiri. Maka itu

dari kalangan ahli hukum adat maupun dari suatu keluarga harus mempunyai harta baik

ahli hukum Islam, agar tetap ada keterkaitan besar maupun kecil, bila ingin membentuk 3 dengan pokok bahasan penelitian ini.

dan membina keluarga yang baik. Karena Sebgai bahan perbandingan, ada harta benda sebagai modal keluarga guna

baiknya dikemkakan di sini beberapa macam menunjang perkawina, maka seyogyanyalah

harta benda yang dikenal dalam hukum adat perkawinan

di Indonesia. Dengan macam-macam harta kelanggengannya.

dapat

dipertahankan

yang dikenal di Indonesia, secara prinsipiil Perkawinan

tidak ada perbedaan, akan tetapi yang berbeda membentuk suatu keluarga atau rumah tangga

bertujuan

untuk

hanya sistematikanya saja. Mengenai harta yang bahagia dan kekal memerlukan biaya

benda ini hanya diutarakan yang sudah hidup yangtidak kecil, untuk itu perlu

dikenal dan masih dipakai dalam hukum adat immaterial. Karena begitu pentingnya

Indonesia

masalah biaya hidup dalam suatu perkawinan, Mengenai harta benda dalam maka perlu suatu hukum yang diberlakukan

perkawinan menurut hukum adat dapat pada masyarakat, khususnya hukum keluarga,

digolongkan menjadi :

hukum yang mengatur harta dari suami istri

1. Barang-barang yang diperoleh suami atau tersebut. Hukum keluarga khususnya hukum

lisan warisan atau perkawinan yang berlaku di masyarakat

istri

secara

penghibahan dari kerabat masing-masing Indonesia, yaitu hukum adat, hukum barat dan

dan dibawa ke dalam perkawinan; hukum Islam. Dari hukum-hukum tersebut

2. Barang-barang yang diperoleh suami atau memiliki kaidah dasar sendiri-sendiri dalam

istri untuk diri sendiri serta atas jasa diri menentukan keberadaan harta bersama suami

sendiri sebelum perkawinan atau sesudah istri tersebut.

perkawinan;

Dengan berlakunya Undang-undang Perkawinan NO. 1 Tahun 1974, perbedaan-

perbedaa tersebut dicoba untuk diakhiri. 3 Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat,

Aluni, bandung, 1983, h. 156

3. Barang-barang yang dalam masa yang diterimanya itu, Harta bawaan yang perkawinan diperoleh oleh suami istri

mereka miliki sebelum perkawinan juga sebagai milik bersama; dan 4 menjadi hak masing-masing pihak.

4. Barang-barang yang dihadiahkan kepada Dalam Kompilasi Hukum Islam, suami atau istri bersama pada waktu

mengatur tentang harta kekayaan dalam Islam pernikahan.

yang terdiri dari 13 pasal yaitu pasal 85, 86, Seperti halnya yang diuraikan di atas,

87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97. bahwa perkawinan juga dapat putus karena

Adanya harta bersama dalam perkawinan berbagai faktor antara lain, yaitu :

tidak menutup kemungkinan adanya harta

1. Meninggalnya salah satu pihak; milik masing-masing suami atau isteri. Dalam

2. Perceraian; dan pasal-pasal yang lain juga diatur tentang harta

3. Putusan pengadilan bawaan suami atau isteri, harta bersama bagi Dalam putusnya perkawinan karena

seorang yang mempunyai isteri lebih dari 1 perceraian, maka atas harta bersama menurut

orang, pembagian harta bersama suami isteri Undang-undang

bila terjadi perceraian, baik cerai mati atau pengaturan berdasarkan hukum masing-

Perkawinan,

menunjuk

cerai hidup masing-masing berhak seperdua masing suami atau istri, hal ini dinyatakan 5 dari harta bersama.

dalam pasal 37 yang berbunyi “Bila

Undang-Undang Pokok perkawinan putus karena perceraian harta

Dalam

Agraria disebutkan, bahwa untuk menjamin bersama diatur menurut hukumnya masing-

kepastian hukum oleh pemerintah diadakan masing”. Yang dimaksud dengan hukumnya

pendaftaran tanah di seluruh wilayah masing-masing adalah hukum agama, hukum

Republik Indonesia menurut ketentuan- adat dan hukum lainnya.

ketentuan yang di atur dalam peraturan Masalah harta bersama atau harta

pemerintah. Pendaftaran tersebut meliputi persatuan cuma diatur alam 3 pasal Undang-

pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang undang Perkawinan dan beberapa pasal dalam

berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. KUH Perdata dengan mengetahui harta

Peraturan pemerintah yang dimaksud bersama, ada satu pertanyaan yang timbul dan

adalah peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun untuk dapat menjabarkannya pertanyaan itu

1997 tentang pendaftaran tanah disebutkan adalah sebagai berikut : jika alat bukti

bahwa salinan buku tanah dan surat ukur pemiliknya hanya ditulisa atas nama

setelah digabungkan menjadi satu bersama- seseorang yaitu suami atau istri, apakah dapat

sama dengan suatu kertas sampul yang dikatakan milik bersama?

bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria, Undang-undang tentang perkawinan

disebut sertifikat dan diberikan kepada yang menyebutkan, bahwa harta benda yang

berhak. Sertifikat itu adalah surat tanda bukti diperoleh selama perkawinan menjadi harta

hak yang dimaksud dalam pasal 19 Undang- bersama, tidak menjelaskan lebih lanjut.

Undang Pokok Agraria.

Tidak diaturnya dalam Undang-undang Dalam praktek sering dijumpai, Perkawinan maslah bukti pemilikan harta

bahwa suatu sertifikat hak atas tanah ditulis bersama, hal ini diharapkan para pihak suami

nama beberapa orang, yang pada umumnya dan istri harus mengerti sendiri.

kalau tanah yang disertifikatkan itu Memang dalam teori maupun dalam

merupakan harta warisan. Jadi nama ahli Undang-undang Perkawinan atau Hukum

waris dimasukkan semuanya, sebagai harta Perdata tidak ada permasalahan sepanjang

warisan. Bagaimana halnya bila hal itu terjadi suami istri mengerti sendiri. Akan tetapi

di harta bersama antara suami istri, apakah bagaimanakah dengan peraturan-peraturan

harta bersama harus ditulis nama bersama lain, yang ada sangkut pautnya dengan harta

suami dan istri? Uraian di atas cukup bersama.

memberikan gambaran yang agak jelas, Ahmad Azhar Basyir, dalam bukunya

bahwa pembuatan sertifikat atas tanah dapat Hukum Perkawinan Islam menyebutkan bahwa hukum Islam memberi hak kepada

masing-masing suami isteri untuk memiliki

4 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam,

harta benda secara perseorangan, yang tidak

Perpustakaan Fakultas Hukum UI, Yogyakarta, cet. 8, hlm.

dapat diganggu oleh pihak lain. Suami atau

isteri yang menerima pemberian, warisan dan sebagainya tanpa ikut sertanya pihak lain 5 KHI Seri Perundangan, Pustaka Widyatama,

berhak menguasai sepenuhnya harta benda

Yogyakarta, Juli, 2004, hlm. 45 Yogyakarta, Juli, 2004, hlm. 45

Sertifikat atas nama tanah seperti di atas bertentangan dengan bukti hak atas tanah yang dikelola oleh kotamadya, yang hanya hak sewa atas tanah saja, yang hanya dikeluarkan

kotamadya terhadap pemegang haknya. Terhadap hak sewa atas tanah tersebut hanya boleh diatasnamakan satu orang saja. Pengajuan bukti hak sewa tidak akan pernah dikabulkan, bila menggunakan nama lebih dari seorang yang tertulis dalam surat hak sewa tersebut. Bagaimana kalau sebenarnya hak sewa itu diperoleh dan hasil jerih payah dua orang yaitu suami istri tersebut. Kotamadya

mengeluarkan ijin hak sewa tersebut tidak mau tahu, yang hanya dikabulkan tertulis nama dalam surat keputusan untuk hak sewa tanahnya hanya boleh disebutkan satu orang saja.

Demikian juga

terhadap

Ijin

Mendirikan Bangunan yang disingkat (IMB) juga selalu menyebut nama salah satu orang saja. Yang menjadikan persoalan adalah apabila keluarga tersebut membangun sebuah rumah dengan biaya harta bersama suami istri. Tentunya Ijin Mendirikan bangunan (IMB) tersebut oleh Kotamadya hanya ditulis atas nama satu orang, misalnya nama suami demikian juga tentang hak sewa tanah, juga atas nama seorang, suami umpamanya. Maka tentu sulit dikatakan bahwa hak sewa dan hak atas bangunannya adalah merupakan harta bersama. Peraturan IMB sebagai berikut: "Tiap orang yang mendirikan bangunan, apa itu bangunan untuk rumah tinggal, bangunan pabrik, harus ada ijin membangun yaitu Ijin Mendirikan Bangunan (1MB), dengan nama satu orang".

Dalam Undang Undang Perkawinan, bahwa harta yang diperoleh dalam masa perkawinan adalah harta bersama, harta bawaan, hibah, warisan merupakan harta yang menjadi hak bagi yang mendapatkannya. Memperhatikan peraturan itu, tentunya perlu diikuti dengan pencatatan harta-harta yang sifatnya bukan harta bersama. Seperti yang dimaksud dengan pasal 150 KUH Perdata:

Dalam hal tak adanya persatuan harta kekayaan, soal masuknya barang- barang bergerak, terkecuali surat- surat pendaftaran dalam buku besar tentang perutangan umum surat-surat efek dan surat-piutang lainnya atas nama, tak dapat dibuktikan dengan

cara lain, melainkan dengan cara mencantumkannya dalam perjanjian kawin atau dengan surat pertelaan, yang ditanda tangani oleh Notaris dan para yang bersangkutan, surat mana harus dilekatkan pula pada surat asli perjanjian kawin, dalam mana yang itu harus dicatatkan pula.

Hampir tidak pemah ada dalam suatu keluarga, suami istri mencatat semua harta masing-masing dalam suatu perjanjian perkawinan. Sebenarnya menentukan status harta dalam perkawinan itu perlu, hal ini menjaga apabila nantinya terjadi perceraian, dan diikuti dengan pemisahan hartanya, mana kepunyaan suami dan mana kepunyaan istri. Jika suami istri rukun-rukun saja, dan apalagi telah mempunyai anak banyak, memang tidak menjadi masalah, harta suami istri itu akhirnya akan jatuh kepada anak- anaknya sendiri. Karena itulah kenapa harus pusing-pusing membedakan ini harta istri dan ini harta suami, sebab nantinya tak akan ada gunanya. Kebiasaan inilah yang sering terdengar dalam masyarakat. Kalau terjadi perceraian atau persoalan yang menyangkut harta barulah masyarakat baru sadar akan pentingnya arti pencatatan harta masing- masing dalam suatu perkawinan itu. Karena itu pasal 36 Undang Undang Perkawinan menentukan bahwa mengenai harta bersama, suami dan istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak, sedangkan mengenai harta bersama, suami atau istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak, sedangkan mengenai harta bawaan dan harta yang diperoleh masing-masing suami istri sebagai hadiah atau warisan suami dan istri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum terhadap harta bendanya masing-masing.

Beranjak dari pasal 36 tersebut adalah harta bersama dalam perkawinan dan dalam bukti ditulis atas nama seorang suami atau istri saja. Bagaimanakah apabila kalau dijual apakah harus dengan persetujuan kedua belah pihak sebagaimana diatur dalam pasal 36 Undang-Undang Perkawinan hal ini akan sulit menjawabnya, bagaimana dapat diketahui kalau harta itu milik bersama, jika dalam bukti pemilikannya hanya tertulis atas nama satu orang saja? Di dalam pasal 31 Undang- Undang Perkawinan disebutkan bahwa masing-masing pihak, suami istri berhak melakukan perbuatan hukum. Sedangkan dalam pasal 37 nya disebutkan bahwa bila Beranjak dari pasal 36 tersebut adalah harta bersama dalam perkawinan dan dalam bukti ditulis atas nama seorang suami atau istri saja. Bagaimanakah apabila kalau dijual apakah harus dengan persetujuan kedua belah pihak sebagaimana diatur dalam pasal 36 Undang-Undang Perkawinan hal ini akan sulit menjawabnya, bagaimana dapat diketahui kalau harta itu milik bersama, jika dalam bukti pemilikannya hanya tertulis atas nama satu orang saja? Di dalam pasal 31 Undang- Undang Perkawinan disebutkan bahwa masing-masing pihak, suami istri berhak melakukan perbuatan hukum. Sedangkan dalam pasal 37 nya disebutkan bahwa bila

(3) KUH Perdata.

masing, yaitu hukum agama, hukum adat dan Dengan begitu luasnya kekuasaan hukum lainnya.Di sini juga saya ambilkan

suami terhadap harta bersama, bukan berarti beberapa Yurisprudensi dan Mahkamah

istri tidak diberikan hak. Kepada si istri Agung tentang harta bersama, sebagai bahan

diberikan hak untuk kepengurusan, apabila si perbandingan:

suami melakukan pengurusan yang sangat

a. Tanggal 9-11-1976 nomor 1448 K/Sip/76 buruk. Di dalam pasal 125 KUH Perdata. disebutkan

sebagai berikut: Sejak

diterangkan:

berlakunya Undang-undang nomor 1 Apabila si suami berada dalam tahun 1974, harta benda yang diperoleh

keadaan tidak hadir atau dalam selama dalam perkawinan menjadi harta

ketakmampuan untuk menyatakan bersama, harus dibagi sama rata antara

kehendaknya, dan tindakan dengan bekas suami istri.

segera sangat dibutuhkan, maka

b. Tanggal 18-8-1959 nomor 258 K/Sip/59 bolehlah si istri membebani atau disebutkan sebagai berikut: Harta bersama

memindah tangankan barang-barang tidak dapat dituntut oleh orang lain selain

persatuan, setelah dikuasakan oleh istri atau anak dari yang meninggalkan

pengadilan negeri untuk itu. harta gono-gini. Pasal tersebut di atas, ada kalimat Dari uraian beberapa pasal maupun

pengadilan negeri, yurisprudensi yang ada kaitannya dengan

dikuasakan

oleh

baru memberikan masalah harta bersama dalam perkawinan di

pengadilan

negeri

persetujuan apabila diminta oleh si istri, atas baik pasal maupun yurisprudensinya

karena perlakuan pengurusan harta yang tidak menyebutkan masalah pengaturan harta

sangat buruk oleh suami. Si istri dapat bersama atas nama seorang dalam suatu

meminta kepada Hakim supaya diadakan perkawinan.

"pemisahan harta" atau kalau suami Di dalam Kitab Undang-undang

mengobralkan (boros) kekayaannya dapat Hukum Perdata, masalah kebersamaan harta

dimintakan curatele.

benda, dapat terlihat dalam pasal 119 Selain dua macam tindakan tersebut KUHPer Dalam pasal tersebut dljelaskan

yang dapat diambil oleh si istri di dalam bahwa sejak pelaksanaan perkawinan, secara

perkawinan, ia juga diberikan hak untuk hukum telah terbentuk kebersamaan harta

melepaskan haknya atas kekayaan bersama, menyeluruh, menyeluruh dalam arti meliputi

apabila perkawinan diputuskan. Tindakan ini harta yang sudah ada maupun yang belum

bermaksud untuk menghindarkan diri dari ada. Kebersamaan harta itu pada umumnya

penagihan hutang hutang kekayaan bersama meliputi semua benda bergerak dan benda

hutang bersama, baik itu hutang yang tidak bergerak dari suami istri, baik yang

diperbuat oleh suami maupun oleh si istri, sudah ada maupun yang belum ada. Masalah

selama tidak menghindarkan diri dari pengurusan

penagihan hutang pribadi. sepenuhnya diserahkan pada suami. Hal ini

Dari KUH Perdata, maupun dapat dilihat dalam bunyi pasal 124 KUH

Undang-Undang Perkawinan ternyata tidak Perdata "Pengurusan harta kekayaan semata-

disinggung sama sekali tentang kepengurusan mata ada di tangan suami". Di dalam

harta bersama atas nama seseorang. Kecuali pengurusannya termasuk, menjual, memindah

kepengurusan harta bersama yang terbentuk tangankan, dan membebani harta kekayaan

dalam masa perkawinan. persatuan, tanpa campur tangan si istri.

Dengan demikian dapat ditarik Hak mengurus kekayaan bersama

kesimpulan bahwa di dalam Undang Undang berada di tangan suami, dalam hal pengurusan

Perkawinan masalah harta bersama atas nama ini suami mempunyai kekuasaan yang

seseorang kepengurusannya diserahkan pada sangat luas. Selain itu pengurusan itu tak

nama, yang tertulis dalam bukti pemilikan. bertanggung jawab kepada siapapun juga,

Hal ini sesuai dengan yang dimaksud oleh A pembatasan terhadap kekuasaannya hanya

Kohar : "Apabila bukti pemilikan harta terletak dalam larangan untuk atau seluruh

bersama tertulis atas hak itu berhak untuk atau sebagian dari semua benda-benda yang

tanpa harus minta bergerak kepada orang lain, selain kepada

menjual sendiri,

persetujuan pihak lainnya (suami/istri)". Dari anaknya sendiri, yang lahir dari perkawinan

pernyataan A Kohar seperti di atas dapat pernyataan A Kohar seperti di atas dapat

atau mengambil solusi yang tepat dari kasus

a. Sudah terkandung di dalamnya, harta bersama atas nama seseorang. bahwa pihak lainnya telah memberikan persetujuannya, karena itu

E. Kajian Pustaka

dapat bertindak penuh. Beberapa teori yang digunakan dalam

b. Pihak lainnya telah melepaskan haknya rangka penelitian sebagai landasan berfikir untuk memiliki bersama.

dan sebagai alat analisis adalah sebagai Di dalam Hukum Perdata masalah

berikut :

harta bersama atas nama seseorang juga tidak

1. Instruksi Presiden No. I Tahun 1991 disinggung sama sekali, apalagi pengurusan

tentang Kompilasi Hukum Islam Bab atas harta bersama atas nama seseorang. Dari

XIII tentang harta kekayaan dalam Islam, isi pasal 124 KUH Perdata. bahwa hak

terutama pasal 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, mengurus harta kekayaan bersama berada di

92, 93,94,95,96, serta pasal 97. tangan suami, maka apabila harta bersama

2. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 bab atas nama seseorang dalam perkawinan

VII tentang Perkawinan, harta benda kepengurusannya diserahkan sepenuhnya

dalam perkawinan yang terdiri dan 3 pasal pada suami, walaupun itu atas nama si istri.

yaitu :

Kecuali apabila suami melakukan larangan- Pasal 35 ayat (1) : Harta benda yang larangan yang dimaksud dalam pasal 125 B.

diperoleh selama perkawinan menjadi W., sehingga menyebabkan si istri dapat

harta bersama.

mengambil alih kepengurusannya dengan Pasal 36 ayat (1) : Mengenai harta meminta persetujuan kepada pengadilan

bersama suami atau isteri dapat bertindak negeri.

atas persetujuan kedua belah pihak. Pasal 37 : Bila perkawinan putus karena

B. Rumusan Masalah

perceraian, harta bersama diatur menurut Dari latar belakang yang diuraikan di

hukumnya masing-masing atas, dapat ditarik suatu permasalahan sebagai

3. Harta bersama adalah harta kekayaan berikut:

yang diperoleh selama perkawinan di luar

1. Bagaimanakah pengaturan harta bersama hadiah atau warisan, maksudnya adalah dalam Undang Undang No 1 Tahun 1974

harta yang didapat atas usaha mereka

tentang Perkawinan ? 6 sendiri selama masa ikatan perkawinan.

2. Bagaimanakah bila ada harta bersama

4. Firman Allah surat An Nisa' ayat 34 yang diperoleh selama perkawinan

Artinya : Kaum laki-iaki itu adalah dinamakan atas nama salah seorang suami

pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena atau istri ?

Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang

C. Tujuan Penelitian

lain (wanita), dan karena mereka (laki- Adapun tajuan yang hendak dicapai

laki) telah menafkahkan sebagian dari dalam penulisan disertasi ini dapat diuraikan 7 harta mereka....

sebagai benkut: Menurut Bachtiar Surin maksud dari

a. Untuk mengetahui, menjelaskan dan ayat tersebut yaitu: Kaum pria itu pelindung menguraikan apa yang mendasari harta

kaum wanita. Karena Allah telah melebihkan bersama dalam suatu perkawinan.

golongannya dan golongan perempuan. Lagi

b. Untuk mengetahui harta bersama, apabila pula kedudukannya sebagai orang yang harta bersama itu dinamakan atas nama

memberi nafkah dengan hartanya. Perempuan salah satu orang yaitu suami atau istri,

yang baik adalah perempuan yang patuh, meskipun harta itu diperoleh selama

kehormatannya, terutama dalam perkawinan.

memelihara

sepeninggal suami. Wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya, berilah

D. Manfaat Penelitian

pengajian yang baik, hukumlah dengan Dan hasil penelitian, diharapkan dapat

berpisah tidur, dan pukullah. Tetapi jika telah dipergunakan sebagai suatu masukkan yang

mematuhimu, janganlah kamu can-can jalan bermanfaat bagi Ilmu Hukum, sehingga Ilmu Hukum tidak ketinggalan dan selalu tanggap

terhadap gejala-gejala yang terjadi dalam 6 Ahmad Rofiq, Hukum Islam dl Indonesia, PT. masyarakat. Sedang bagi para praktisi dapat

Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet. 3, 1998, hlm. 200 7

Ibid Ibid

Imam madzhab. Dalam kitab-kitab fiqh, kelebihan kekuatan jasmani. Sedangkan

perkongsian itu disebut sebagai syirkah maksud diberi pengajaran secara bertahap

atau syarikah yang berasal dari bahasa yaitu mula-mula diberikan nasihat, kalau tidak

Arab. Para ulama berbeda pendapat dalam menurut dilakukan berpisah tidur, bila tidak

membagi macam-macam syirkah. Adapun juga menurut barulah dipukul, tetapi pukulan

macam-macam syirkah yaitu: ini tidak boleh terlalu menyakiti dan melukai. 8 1. Syirkah Milk

ialah

1. Harta Perkawinan

perkongsian antar dua orang Dan segi bahasa harta yaitu

atau lebih terhadap sesuatu barang-barang (uang dan sebagainya)

tanpa adanya sesuatu aqad yang menjadi kekayaan. 9 Sedangkan yang atau perjanjian.

dimaksud harta bersama yaitu harta

2. Syirkah Uquud yaitu kekayaan

beberapa orang mengadakan perkawinan di luar hadiah atau warisan.

kontrak bersama untuk Maksudnya adalah harta yang didapat atas

mendapat sejumlah uang. usaha mereka atau sendiri-sendiri selama

Syirkah ini berjumlah 6 masa ikatan perkawinan.

(enam ) macam yaitu : Dalam harta benda, termasuk di

a. Syirkah Mufawadlah bil dalamnya apa yang dimaksud harta benda

Amwal (perkongsian perkawinan adalah semua harta yang

antara dua orang atau dikuasai suami isteri selama mereka

lebih tentang sesuatu terikat dalam ikatan perkawinan, baik

macam perniagaan). harta kerabat yang dikuasai, maupun harta

b. Syirkah ‘Inan bil Amwal perorangan yang berasal dan harta

ialah perkongsian antara warisan, harta penghasilan sendiri, harta

dua orang atau lebih hibah, harta pencarian bersama suami

tentang suatu macam isteri dan barang-barang hadiah. 10 perniagaan, atau segala

Pencahariaan bersama suami macam perniagaan. isteri atau yang disebut harta bersama atau

c. Syirkatul 'Abdan gone gini ialah harta kekayaan yang

Mufawadlah yaitu dihasilkan bersama oleh suami isteri

perkongsian yang selama

bermodal tenaga. perkawinan. Hal ini termuat dalam

mereka

diikat oleh

tali

d. Syirkatul 'Abdan Inan Undang-Undang Perkawinan. Sebenarnya

ialah kalau perkongsian harta bersama ini berasal dari hukum adat

tenaga tadi disyaratkan yang pada pokoknya sama di seluruh

perbedaan tenaga kerja wilayah Indonesia, yaitu adanya prinsip

dan perbedaan tentang bahwa masing-masing suami dan isteri,

upah. masih berhak menguasai harta bendanya

e. Syirkatul Wujuh sendiri sebagai halnya sebelum mereka

Mufawadlah yaitu menjadi suami isteri. Mengenai harta

perkongsian yang bersama dapat dimasukkan dalam istilah

bermodalkan syirkah (perkongsian).

kepercayaan saja. Harta bersama atau gono-gini

f. Syirkatul Wujuh 'Inan yaitu harta kekayaan yang dihasilkan

yaitu perkongsian bersama oleh pasangan suami isteri

kepercayaan tanpa syarat. selama terikat oleh tali perkawinan, atau harta yang dihasilkan dari perkongsian

Syirkah 'Inan disepakati oleh suami isteri. Untuk mengetahui hukum

ulama tentang bolehnya, sedangkan perkongsian ditinjau dari sudut Hukum

syirkah mufawadlah hukumnya boleh Islam, maka perlu membahas perkongsian

mazhab Hanafi, Maliki, yang diperbolehkan dan yang tidak

menurut

Hambali, Tetapi menurut madzhab Syafi'i tidak boleh. Abu Hanifah mensyaratkan

8 Ibid

sama anyak modal antara masing-masing

9 Depdikbad, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

peserta perkongsian. Untuk Syirkah Balai Pustaka. 1989, cet.2, hlm 199 10 Abdan boleh menurut madzhab Hanafi,

Hilma Hadi Kusumo, Op. Cit,. hlm. 156

Maliki, dan Hambali, dan tidak boleh tidak terbatas. Apa saja yang mereka menurut madzhab Syafi'i. Bedanya Imam

hasilkan selama dalam masa perkawinan Malik mensyaratkan pekerjaan yang

mereka termasuk harta bersama, kecuali mereka kerjakan harus sejenis dan

yang mereka terima sebagai warisan atau setempat. Syirkah wujuh boleh menurut

pemberian khusus untuk salah seorang Ulama Hanafiah dan Ulama Hanabilah 13 diantara mereka berdua.

dan menurut Imam Maliki dan Syafi'i Pada perkongsian gono-gini tidak tidak boleh. 11 ada penipuan, meskipun barangkali pada

tenaga dan syirkah membolehkan syirkah mufawadlah karena

Alasan Imam Syafi'i tidak

perkongsian

mufawadlah terdapat kemungkinan terjadi nama perkongsian itu percampuran

penipuan. Sebab perkongsian antara modal. Imam Malik berpendapat, bahwa

suami isteri, jauh berbeda sifatnya dengan dalam syirkah mufawadlah masing-

perkongsian lain.Waktu dilakukan ijab masing kongsi telah menjualkan sebagian

qoblil akad nikah, perkawinan itu dan hartanya dan juga mewakilkan

untuk selamanya. kepada kongsinya yang lain. Tetapi Imam

dimaksudkan

Perkongsian suami isteri tidak hanya Syafi'i menolak pendapat ini, bahwa

mengenai kebendaan tetapi juga meliputi perkongsian bukan jual beli dan bukan 14 jiwa dan keturunan.

pula memberikan kuasa. Dalam kitab Bidayatui Mujtahid, Alasan Imam Syafi'i tidak

menerangkan bahwa alasan Imam Syafi'i membolehkan syirkah abdan karena

tidak membolehkan perkongsian tenaga perkongsian hanya berlaku pada harta,

dan perkongsian kepercayaan ialah karena bukan pada tenaga. Alasan Imam Malik

syirkah wenghendaki membolehkan perkongsian tenaga karena

pengertian

percampuran, dan percampuran itu hanya orang yang berperang sabil juga

dapat terjadi pada modal, sedang pada berkongsi tentang ghanimah. 12 perkongsian tenaga dan kepercayaan tidak

Dari macam-macam syirkah serta ada modal. Dalam hal ini hanya madzhab adanya perbedaan pendapat dan para

syafi'i saja yang tidak membolehkan. Imam madzhab dan melihat praktek gono-

Secara logika perkongsian itu gini dalam masyarakat Indonesia dapat

boleh karena merupakan jalan untuk disimpulkan bahwa harta gono-gini mendapatkan karunia Allah, seperti dalam

firman Allah surat AI-Jum'ah ayat 10. abdan/mufawadlah .

Adapun bunyi ayat tersebut yaitu:

Praktek gono-gini dikatakan

syirkah abdan karena kenyataan bahwa sebagian besar dari suami isteri dalam

"Apabila telah ditunaikan sembahyang, masyarakat Indonesia sama-sama bekerja

maka bertebarlah kamu di muka bumi; membanting

dan carilah karunia Allah" mendapatkan nafkah hidup keluarga sehari-hari dan sekedar harta simpanan

tulang

berusaha

Mengingat perkongsian itu banyak untuk masa tua mereka, kalau keadaan

macamnya terjadilah selisih pendapat memungkinkan juga untuk meninggalkan

tentang kebolehannya. Perkongsian yang kepada anak-anak mereka sesudah mereka

menurut ulama tidak diperbolehkan yaitu meninggal dunia. Suami isteri di

yang mengandung penipuan Dalam Indonesia sama-sama bekerja mencari

kaitannya dengan harta kekayaan nafkah hidup, Hanya saja karena fisik

peraturan mengenai isteri berbeda dengan fisik suami maka

disyari'atkan

muamalat. Karena harta bersama atau dalam pembagian pekerjaan disesuaikan

gono-gini hanya dikenal dalam dengan keadaan fisik mereka. Selanjutnya

masyarakat yang adatnya mengenai dikatakan syirkah mufawadah karena

percampuran harta kekayaan maka untuk memang perkongsian suami isteri itu

menggali hukum mengenai harta bersama digunakan qaidah kulliyah yang berbunyi

11 "Abd. Rahroan AI-Jaziry, Al-Fiqhu 'Alal 'L-

Madzaahibil Al-Arba'ah Jilid III , Darul Kutub Al ilmiah, Beirut, 1990 M/ 1410 H, him. 71

" lbnu Rusyd Al Qurtuby Al andalusy, Bidayalul 13 " Ismuha, Pencaharian Bersama Suami Isteri di l-Mujtahid Juz 2 , Darul Fikr Beirut, tt, hlm.192

Indonesia , Bulan Bintang, Jakarta, Cet. 11, 1978, him. 78-79 14

Ibud., hlm. 102-103

"adat kebiasaan itu bisa menjadi hukum" 15 terdahulu, sedang pihak lain perpegang Dasar hukum dari qaidah di atas

pada penafsiran lama yang tidak cukup yaitu firman Allah surat al Baqoroh ayat

untuk menghadapi perubahan sosial yang 233 yang berbunyi

ada. Sehingga masalah harta bersama ini perlu dibahas dalam KHI dan Undang- Undang Perkawinan agar umat Islam di

"Dan kewajiban ayah menanggung nafkah Indonesia mempunyai pedoman fiqh yang dan pakaian mereka dengan oara yang

seragam dan telah menjadi hukum positif patut"

yang wajib dipatuhi, sehingga terjadi Dalam ayat itu Allah menyerahkan

keseragaman dalam memutuskan perkara kepada urf penentuan jumlah sandang

di Pengadilan.

Agama dalam kepada isteri yang mempunyai anaknya,

pangan yang wajib diberikan oleh ayah

Pengadilan

menetapkan putusan maupun fatwa dengan Syarat-syarat tertentu.

tentang harta bersama mengutip langsung

1. Adat kebiasaan dapat diterima oleh ketentuan hukum yang ada dalam AI- perasaan sehat dan diakui oleh

Qur'an karena tidak dikenal dalam pendapat umum.

referensi syafi'iyah. Lebih jauh lagi dalam

2. Berulang kali terjadi dan sudah umum menetepkan porsi harta bersama untuk dalam masyarakat.

suami isteri digunakan kebiasaan yang

3. Kebiasaan itu sudah berjalan atau berlaku setempat, sehingga terdapat sedang berjalan, tidak boleh adat yang

penetapan yang membagi dua harta akan berlaku.

bersama di samping terdapat pula

4. Tidak ada persetujuan lain kedua

membagi dengan belah pihak, yang berlainan dengan

penetapan yang

perbandingan dua banding satu. Selain itu kebiasaan.

di Amuntai harta bersama dibagi sesuai

5. 16 Tidak bertentangan dengan nash. dengan fungsi harta itu untuk suami atau untuk isteri.

Menurut Perundang-undangan di memerintahkan dan tidak pula melarang

Indonesia Menurut Undang-Undang harta bersama itu dipisahkan atau

Perkawinan dalam pasal 1 mengatakan dipersatukan. Jadi, dalam hal ini

bahwa : "Perkawinan adalah ikatan lahir hukum Qur'an memberi kesempatan

batin antara seorang pria dan seorang kepada masyarakat manusia itu sendiri

wanita sebagai suami isteri, dengan tujuan untuk mengaturnya. Apakah peraturan itu

untuk membentuk keluarga (rumah akan berlaku untuk seluruh masyarakat

tangga) yang bahagia dan kekal, atau hanya sebagai perjanjian saja antara

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa". dua orang bakal suami isteri sebelum

Dalam pasal tersebut tersimpul adanya diadakan perkawinan. Tentu saja isi dan

asas, bahwa antara suami isteri terdapat maksud peraturan atau perjanjian itu tidak

ikatan yang erat sekali, yang meliputi boleh bertentangan dengan Qur'an dan

tidak hanya ikatan lahir, ikatan yang Hadits. 17 nampak dari luar atau ikatan terhadap /

benda tertentu yang merupakan masalah ljtihadiyah karena

Masalah harta bersama ini

atas dasar

mempunyai wujud, tetapi meliputi ikatan belum ada pada saat madzhab-madzhab

jiwa, batin atau ikatan rohani. Jadi terbentuk.

menurut asasnya suami isteri bersatu, baik menghadapi

dalam segi materiil maupun dalam segi dilontarkan, Satu pihak berpegang pada

tradisi dan penafsiran ulama mujtahid

demikian suatu perkawinan, (paling tidak bagi mereka

Dengan

yang tunduk pada Hukum Adat) yang

Asjmuni A. Rahman, Qa’idah-Qa'idah Piqih

dilangsungkan

sesudah berlakunya

(Qawa'idut Piqhiyyah), Bulan Bintang, Jakarta, Cet. 1,1976, hlm. 88

Undang-Undang

Perkawinan tidak

16 "Hasbi Ash. Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam,

mungkin mulai dengan suatu harta

Bulan Bintang, Jakarta, cet. 1, 1975, hlm. 477

bersama dengan saldo yang negatif,

17 "Abdoerraoef, Al-Qur'an dan Umu Hukum

paling-paling, kalau suami isteri tidak

Sebuah Studi Perbandingan , Jakarta, Bulan Bintang, Cet. 11,

membawa apa-apa dalam perkawinannya,

1986, hlm. 113 1986, hlm. 113

lain. Dalam Pasal 36 Undang-Undang Harta pribadi Harta yang sudah

Perkawinan yang mengatur harta dimiliki suami atau isteri pada saat

bersama, yaitu:

perkawinan dilangsungkan tidak masuk (1) Mengenai harta bersama, suami atau ke dalam harta bersama, kecuali mereka

isteri dapat bertindak atas persetujuan memperjanjikan lain. Harta pribadi suami

kedua belah pihak. isteri, menurut pasal 35 ayat (2) Undang-

(2) Mengenai harta bawaan masing- Undang Perkawinan terdiri dan:

masing, suami dan isteri mempimyai

1) Harta bawaan suami isteri yang hak sepenuhnya untuk melakukan bersangkutan.

perbuatan hukum mengenai harta

2) Harta yang diperoleh suami isteri

bendanya.

sebagai hadiah atau warisan. Apa yang dimaksud dengan

Pasal 37

"harta bawaan", dalam undang-undang Bila perkawinan putus karena perceraian, maupun dalam penjelasan atas Undang-

harta bersama diatur menurut hukumnya Undang

penjelasan lebih lanjut, tetapi mengingat, Dalam Kompilasi Hukum Islam, bahwa apa yang diperoleh sepanjang

khususnya mengenai hukum perkawinan perkawinan masuk dalam kelompok harta

banyak terjadi duplikasi dengan apa yang bersama, maka dapat diartikan bahwa

Undang-Undang yang dimaksud di sini adalah harta yang

diatur

dalam

Perkawinan. Dalam Kompilasi Hukum dibawa oleh suami isteri. Jadi yang sudah

Islam mengenai harta kekayaan dalam ada pada suami dan atau isteri ke dalam

perkawinan dibahas dalam Bab XIII. perkawinan.

Menurut pasal 85 adanya harta Adanya

bersama dalam perkawinan itu tidak otomatis (demi hukum) antara harta

pemisahan

secara

menutup kemungkinan adanya harta milik pribadi dengan harta bersama, tanpa

masing-masing suami atau isteri. Tetapi disertai

dalam pasal 86 ditegaskan pada dasarnya mengadakan pencatatan pada saat

dengan kewajiban

untuk

tidak ada percampuran antara harta suami perkawinan akan dilangsungkan (atau

dan harta isteri karena perkawinan. sebelumnya) dapat menimbulkan banyak

Mengenai harta bersama lebih masalah di kemudian hari dalam segi asal

lanjut diatur dalam pasal 85 sampai usul harta atau harta-harta tertentu pada

dengan pasal 97.

waktu pembagian dan pemecahan baik

1. Pada dasarnya tidak ada percampuran karena perceraian maupun kematian

antara harta suami dan harta isteri (perceraian).

karena perkawinan. menguntungkan, kalau di kemudian hari

Adalah

sangat

2. Harta isteri tetap menjadi hak isteri dalam peraturan pelaksanaan diadakan

dan dikuasai penuh olehnya, demikian ketentuan yang mewajibkan adanya

juga harta suami tetap menjadi hak pencatatan harta bawaan masing-masing

suami dan dikuasai penuh olehnya. suami isteri.

Perkawinan bertujuan untuk Walaupirn

membentuk suatu keluarga atau rumah dengan tegas dalam pasal 35 ayat (2),

tidak

disebutkan

tangga yang bahagia dan kekal tetapi kalau kita mengingat pada

memerlukan biaya hidup yang tidak kecil, ketentuan pasal 35 ayat (1), maka

untuk itu perlu immaterial. Karena begitu ketentuan mengenai harta

pentingnya masalah biaya hidup dalam hibahan dan warisan, kiranya hanyalah

pribadi

suatu perkawinan, maka perlu suatu meliputi hibahan atau warisan

diberlakukan pada suami/isteri yang diperoleh sepanjang

hukum

yang

masyarakat, khususnya hukum keluarga, perkawinan saja. Pasal 35 ayat (2)

hukum yang mengatur harta dari suami mengandung suatu asas yang berlainan

istri tersebut. Hukum keluarga, khususnya dengan asas yang dianut dalam KUH

hukum perkawinan yang berlaku di Perdata, yang menyebutkan bahwa yang

masyarakat Indonesia, yaitu hukum adat, suami dan atau isteri peroleh sepanjang

hukum barat dan hukum Islam. Dari perkawinan dengan Cuma-Cuma baik

hukum-hukum tersebut memiliki kaidah hibahan atau warisan masuk ke dalam

dasar sendiri-sendiri dalam menentukan dasar sendiri-sendiri dalam menentukan

2. Macam-macam Harta Perkawinan

a. Harta Perkawinan Dalam Hukum undang Perkawinan, perbedaan-perbedaan

Dengan berlakukannya Undang-

Adat

tersebut dicoba untuk diakhiri. Meskipun

kedudukan/status telah diunifikasikan ketentuan harta

Dalam

sebagai modal kekayaan untuk perkawinan, ternyata secara normatif

membiayai kehidupan rumah tangga Undang-Undang

suami istri, maka harta perkawinan itu memberikan kekeluasaan bagi keluarga

Perkawinan

masih

dapat digolongkan dalam beberapa tersebut untuk menganut hukum apa yang

macam, yaitu:

diinginkan guna mengatur keberadaan

1) Harta yang diperoleh/dikuasai harta perkawinannya.

suami istri sebelum perkawinan, Undang-Undang

yaitu disebut dengan harta tidak memberikan penjelasan

pengertian yang tegas. Disimak bunyi

2) Harta yang diperoleh/dikuasai Pasal 35 yang terdiri atas dua ayat,

atau istri se-cara Undang-undang Perkawinan menentukan

suami

perseorangan sebelum atau bahwa harta benda dalam perkawinan itu

sesudah perkawinan. Harta ini terdiri atas:

disebut dengan harta penghasilan.

1. Harta bersama; yaitu harta benda

3) Harta yang diperoleh suami istri yang diperoleh selama perkawinan,

ketika upacara dan

bersama

perkawinan sebagai hadiah. Harta

2. Harta bawaan; yaitu harta dan ini disebut dengan hadiah masing-masing suami dan istri dan

perkawinan. harta benda yang diperoleh masing-

4) Harta yang diperoleh/dikuasai masing sebagai hadiah atau warisan.

suami dan istri bersama-sama Harta bawaan tersebut berada di

selama perkawinan. Ini disebut bawah penguasaan masing-masing

harta pencaharian. sepanjang

ad. 1. Harta Bawaan, harta menentukan lain.

bawaan ini dapat Menurut hukum adat, yang

dibedakan antara harta dimaksud dengan harta perkawinan

bawaan suami dan harta adalah semua harta yang dikuasai suami

bawaan istri, yang istri selama mereka terikat dalam ikatan

masing-masing masih perkawinan, baik harta kerabat yang

dapat dibedakan antara dikuasai, maupun harta perseorangan

harta peninggalan, harta yang berasal dari harta warisan, harta

warisan, harta hibah, harta penghasilan sendiri, harta

hibah/wasiat dan harta pencaharian hasil bersama suami istri, dan

pemberian / hadiah. berang-barang hadiah. Kesemuanya itu

Penjelasan dari masing- dipengaruhi oleh prinsip kekerabatan

masing harta tersebut yang dianut setempat dan bentuk

adalah seperti berikut ini. perkawinan yang berlaku terhadap suami

a) Harta peninggalan istri yang bersangkutan. Harta perkawinan

yang dimaksud adalah tersebut merupakan modal kekayaan yang

harta atau barang- dapat dipergunakan oleh suami istri untuk

barang yang dibawa membiayai kebutuhan hidup sehari-hari

oleh suami atau istri suami istri dan anak-anaknya di dalam

ke dalam perkawinan satu somah (serumah). Dalam masyarakat

yang berasal dan adat, ada suami istri yang hanya

peninggalan orang tua bertanggung jawab atas kehidupan dengan

untuk diteruskan anak-anaknya saja. Akan tetapi ada juga

penguasaan dan suami istri yang tidak semata-mata terikat

pengaturan bertanggung jawab atas kehidupan anak-

pemanfaatannya guna anak, namun juga kemenakannya. 18 kepentingan para ahli

waris bersama,

dikarenakan harta

Ibid Ibid

Misalnya ketika akan setiap ahli waris. Para

melangsungkan ahli waris hanya

perkawinan, anggota mempunyai

kerabat memberi memakai. Contohnya

hak

mempelai pria temak adalah harta pusaka di

untuk dipelihara guna Minangkabau.

bekal kehidupan

b) Harta warisan yang rumah tangganya, dimaksud

adalah atau anggota kerabat harta atau barang-

wanita memberi barang yang dibawa

mempelai wanita oleh suami atau istri

barang-barang ke dalam perkawinan

perabot rumah tangga yang berasal dari

untuk dibawa ke harta warisan orang

dalam perkawinan tua untuk dikuasai

sebagai barang dan dimiliki secara

bawaan. perorangan

Harta penghasilan, memelihara

guna

ad. 2.

adakalanya suami atau kehidupan berumah

istri sebelum tangga.

melangsungkan

c) Harta hibah/wasiat perkawinan telah adalah harta atau

menguasai dan memiliki barang-barang yang

harta kekayaan sendiri, dibawa oleh suami

baik berupa barang tetap atau istri ke dalam

maupun barang bergerak, perkawinan

yang yang didapat mereka dari berasal

dari hasil usaha dan tenaga hibah/wasiat anggota

pikiran sendiri, termasuk kerabat, misalnya dari

juga hutang piutang saudara ayah yang

perseorangannya. Adanya keturunannya putus.

harta atau barang hasil Harta

bawaan usaha sendiri ini tidak hibah/wasiat

saja terdapat di kota-kota dikuasai oleh suami

ini

kalangan anggota atau

di

istri yang masyarakat yang telah menerimanya untuk

maju, tetapi juga terdapat dimanfaatkan

kalangan anggota kehidupan keluarga

bagi

di

masyarakat tani di daerah rumah tangga dan

pedesaan lainnya sesuai dengan

Harta penghasilan pribadi amanah (Lampung),

ini terlepas dari pengaruh weling (Jawa) yang

kekuasaan kerabat. menyertai harta itu.

Pemiliknya dapat saja

d) Harta melakukan transaksi atas pemberian/hadiah

harta kekayaan tersebut adalah harta atau

tanpa bermusyawarah barang-barang yang

dengan para anggota dibawa oleh suami

kerabat lain. Namun atau istri ke dalam

demikian, apabila perkawinan

yang barangnya adalah barang berasal

dari tetap, pada umumnya pemberian/hadiah

masih berlaku hak para anggota kerabat

ketetanggaan. dan mungkin juga

Setelah terjadinya orang lain karena

perkawinan, harta perkawinan, harta

disampaikan ketika kedua dengan adanya pemberian

mempelai duduk barang-barang

bersanding dan menerima suaminya

dari

sebagai ucapan selamat dari para pemberian

perkawinan, hadirin adalah harta seperti maskawin yang

bersama kedua suami pada umumnya berlaku di

istri, yang terlepas dari kalangan

masyarakat pengaruh kekuasaan beragama

kerabat. daerah Sumatera Selatan,

Islam.

Di

Hadiah perkawinan yang harta

kekayaan berat dan berharga penghasilan sendiri dan

disimpan untuk suami

sebelum dimanfaatkan bagi perkawinan disebut harta

kepentingan membangun pembujangan, sedangkan

rumah tangga dan atau harta

istri sebelum dimanfaatkan kedua perkawinan disebut harta

suami istri dalam penantian.

pergaulan adat. Barang- agaknya tidak dibedakan

Di

Bali

barang hadiah ini apakah hasil istri atau