53 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK – BADAS

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2

TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN

DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK – BADAS

  

Sukatmi*, Nikmaturohmah.**

  • *) Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

    **) Perawat Puskesmas Badas - Kediri

  Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang menyerupai nanah. keputihan dibagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Dalam usaha untuk mencegah terjadinya keputihan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan vagina atau vulva hygiene yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.

  Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas angkatan Tahun 2011. Sampelnya adalah remaja putri kelas

  2 MTs Mashlahiyah Krecek sebanyak 18 remaja putri karena pada penelitian ini menggunakan purposive sampling .

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang vulva

  

hygiene kurang sebanyak 11 responden (61%) dan hanya sebagian kecil yang termasuk kategori baik hanya ada

  1 responden (6%) dari total 18 responden, sedangkan yang keputihan sebanyak 15 responden (83%) dan hanya sebagian kecil yang tidak mengalami keputihan sebanyak 3 responden (17%) dari total 18 responden.

  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik dapat dipengaruhi oleh faktor umur dan media informasi, sedangkan responden yang berpengetahuan cukup dan kurang kemungkinan belum mendapat pengetahuan tentang vulva hygiene, sedangkan responden yang keputihan dapat dipengaruhi oleh vulva hygiene yang kurang.

  Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Vulva Hygiene, Keputihan

  wanita, biasanya agak kental, berbau amis atau

  Latar Belakang Dalam siklus kehidupan, masa remaja adalah menyengat, dan warnanya bening atau kekuningan.

  masa keemasan. Pada masa ini terjadi banyak Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan menjaga perubahan dan masalah, yang jika tidak cepat kebersihan vagina. Namun kebersihan vagina sering ditangani akan menjadi masalah yang berkepanjangan diremehkan, akibatnya banyak perempuan yang justru dan berdampak serius. Salah satu masalah remaja tidak mengetahui cara menjaga dan merawat organ yang memerlukan perhatian adalah masalah reproduksinya sendiri (Foezi CCE, 2012). kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen Di Indonesia kejadian keputihan semakin penting manusia untuk dapat hidup produktif. Karena meningkat. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan masa depan individu, masyarakat, dan negara sangat bahwa pada tahun 2002, 50% wanita Indonesia pernah ditentukan oleh individu-individu di masa remaja. mengalami keputihan, kemudian pada tahun 2003, Perlu disadari bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat 60% wanita pernah mengalami keputihan, sedangkan dipisahkan dari kesehatan secara umum, sehingga tahun 2004 hampir 70% wanita Indonesia pernah upaya untuk mempertahankan kondisi prima dalam mengalami keputihan setidaknya sekali dalam seumur hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh hidup (Kumalasari T, 2005). Menurut penelitian di perilaku hidup bersih dan sehat (poltekes depkes Indonesia, yang pernah mengalami keputihan Jakarta, 2010). Masalah kesehatan reproduksi pada sebanyak 75% mengalami keputihan minimal satu remaja yang sering muncul adalah keputihan karena kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam sebagian besar remaja putri mengalaminya. Keputihan dengan negara lain yang hanya 25% saja. Menurut adalah pengeluaran cairan dari organ reproduksi penelitian di Jawa Timur, menunjukkan 75% remaja

53 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2 Tentang Vulva Hygiene Dengan Keputihan Di

  menderita keputihan paling sekali seumur hidup, 45% bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Dari data kejadian Fluor Albus di wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kediri tahun 2008, dari 11 orang yang mengalami fluor albus, sebanyak 9 orang (81%) wanita usia subur mengalami fluor albus

  patologis . Pada tahun 2009, dari 56 orang yang

  mengalami fluor albus, sebanyak 51 orang (91%) wanita usia subur mengalami fluor albus patologis. Pada tahun 2010, dari 37 orang yang mengalami fluor

  albus , sebanyak 23 orang, (62,2%) wanita usia subur

  mengalami fluor albus patologis (Data KIA hasil survey pada tanggal 19 September 2013 yang dilakukan di MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas didapatkan studi pendahuluan sebanyak 10 siswi. Setelah diwawancarai didapatkan 9 siswi (90%) mengalami keputihan dan 1 siswi (10%) belum pernah mengalami keputihan, sedangkan 9 siswi (90 %) mempunyai pengetahuan kurang tentang vulva

  hygiene dan 1 siswi (10 %) mempunyai pengetahuan cukup tentang vulva hygiene.

  Di Indonesia membicarakan tentang vagina atau alat kelamin wanita masih dianggap tabu. Sehingga sangat sedikit informasi tentang cara merawat vagina yang bisa ditemukan. Padahal seperti yang diketahui bahwa vagina adalah salah satu alat vital yang peranannya sangat penting sebagai alat reproduksi. Dengan peranananya sebagai organ paling intim pada wanita, maka sudah sepantasnya berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan organ reproduksi ini, secara luas harus diketahui, khususnya bagi wanita. Sedikitnya informasi juga menyebabkan banyak wanita yang salah dalam membersihkan vagina dengan benar, yaitu mendahulukan membersihkan

  anus dari pada vagina setelah buang air besar maupun

  buang air kecil. Informasi yang salah juga dapat mempengaruhi wanita dalam menjaga kesehatan dan kebersihan vagina. Wanita juga seharusnya lebih sering mengganti pembalut saat menstruasi untuk menjaga vagina dari kelembapan dan tumbuhnya bakteri yang memungkinkan bakteri tersebut dapat masuk kedalam vagina sampai organ reproduksi bagian dalam. Namun banyak dari wanita yang jarang mengganti pembalutnya saat menstruasi. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina adalah sebuah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap wanita. Namun kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga kebersihan vagina, mengakibatkan vagina seringkali mengalami infeksi bakteri atau jamur terutama keputihan. Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, stress berat atau kelelahan yang ditandai cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan, tidak berbau dan tidak gatal. Karena keputihan yang normal inilah banyak wanita saat mengalami keputihan abnormal menganggapnya sebagai keputihan yang normal, yang mengakibatkan banyak wanita saat mengalami keputihan, sedikit yang memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan.

  Pengetahuan merupakan domain yang sangat Behaviort). Dalam upaya peningkatan pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene, para tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan dan menganjurkan remaja putri untuk mencari informasi dari buku, majalah atau internet mengenai vulva

  hygiene atau kesehatan reproduksi, mengikuti seminar

  tentang masalah reproduksi wanita dan penyakit- penyakit organ intim wanita. Dengan adanya tingkat pengetahuan diharapkan seorang individu akan cenderung berperilaku positif misalnya jika remaja putri telah mengalami keputihan dapat melakukan pencegahan terjadinya keputihan yang abnormal. Jika remaja putri mengalami keputihan yang abnormal segera memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan untuk menghindari dampak yang dapat mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

  Mengingat begitu banyaknya angka kejadian keputihan pada wanita serta rendahya pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene yang benar, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri”

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri ?”.

54 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Tujuan

  sebagian kecil berumur 15 tahun 3 responden 1. Tujuan Umum (17%). Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan b. Karakteristik Responden Berdasarkan Media keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Informasi

  Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri kelas tentang vulva hygiene 2 MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.

  b.

  Mengidentifikasi keputihan remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan

  Diagram 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi c.

  Menganalisa hubungan pengetahuan remaja

  yang Didapat Remaja Putri Kelas 2 MTs Mashlahiyah

  putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014. keputihan di MTs Mashlahiyah Krecek

  Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 18 Kabupaten Kediri. responden sebagian besar mendapat informasi dari guru, orang tua dll, 3 responden (17%) mendapat

  Metode Penelitian

  informasi dari media elektronik dan yang mendapat Penelitian ini menggunakan desain analitik ”cross sectional”. informasi dari media cetak 1 responden (5%). Terdapat dua variabel yaitu variabel

  c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat independennya pengetahuan remaja putri kelas Pengetahuan tentang vulva hygiene, dan variabel dependennya adalah keputihan remaja putrikeputihan remaja putri, Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi kelas 2 MTs Maslhahiyah angkatan 2011 berjumlah 24 siswa, sedangkan sampelnya berjumlah 18 siswi dengan purposive sampling. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang

  vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah

  Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

  Diagram 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dengan menggunakan statistik deskriptif.

  Remaja Putri Kelas 2 Tentang Vulva Hygiene di MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.

  Hasil Penelitian

  a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan diagram diatas diketahui responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 1 responden (6%), pengetahuan cukup sebanyak 6 responden (33%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (61%). Jadi sebagian responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu 11 responden (61%) dari total 18 responden.

  Diagram 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri Kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.

  Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 18 responden sebagian besar berumur 14 tahun 11 responden (61%), 13 tahun 4 responden (22%) dan

55 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal d. Keputihan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

  Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pengetahuan remaja putri tentang vulva

  Diagram 4 Responden dengan keputihan pada remaja putri kelas 2 hygiene , sebagian besar responden masuk dalam

  MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten

  kategori kurang. Hal ini mungkin karena adanya

  Kediri Tahun 2014 .

  informasi yang kurang tentang vulva hygiene. Pengetahuan remaja tentang vulva hygiene di kelas

  Berdasarkan diagram diatas diketahui responden yang pernah mengalami keputihan sebanyak 15 hanya didapat dari pengalaman serta orang sekitar, responden (83%) dan yang tidak mengalami dan hanya sekedar tahu. Sedangkan sosialisasi keputihan 3 responden (17%). ataupun penyuluhan-penyuluhan tentang vulva

  e. Tabulasi Silang

  Tabel 1 Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2 Tentang hygiene atau kesehatan reproduksi dari pihak luar Vulva Hygiene Dengan Keputihan Di MTs Mashlahiyah

  sekolah seperti dari dinas kesehatan, puskesmas

  Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014

  dan pihak lain belum pernah dilakukan. Untuk itu menurut penelitian remaja harus mempunyai

  Keputihan Pengetahuan Jumlah

  pengetahuan tentang vulva hygiene, maka remaja

  Tidak Keputihan Keputihan

  harus giat mencari informasi tentang vulva hygiene

  Baik 1 1 (6%)

  seperti membaca buku, majalah, internet,

  Cukup

  4 2 6 (33%)

  mengikuti seminar-seminar atau penyuluhan

  Kurang

  10 1 11 (61%) Jumlah 15 (83%) 3 (17%) 18 (100%) kesehatan tentang vulva hygiene, serta diharapkan

  remaja dapat mengerti dan memahami tentang vulva hygiene yang benar. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

  2. Keputihan sebanyak 1 responden (6%) dengan pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah baik dengan keputihan. Yang mempunyai dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan cukup 6 responden (33%) dengan remaja putri kelas 2 yaitu 15 responden (83%) keputihan 4 responden (67%) dan tidak keputihan 2 mengalami keputihan dan 3 responden (17%) tidak responden (33%). Dan yang mempunyai mengalami keputihan. pengetahuan kurang 11 responden (61%) dengan

  Keputihan atau fluor albus adalah kondisi vagina keputihan 10 (91%) responden dan tidak keputihan saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai 1 responden (9%). nanah. Keputihan tidak selamanya merupakan penyakit karena ada juga keputihan yang normal.

  Pembahasan

  Oleh karena itu, keputihan dibagi menjadi dua,

  1. Pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal.

  hygiene

  Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan Berdasarkan tabel 1 penelitian yang telah sesudah menstruasi , mendapatkan rangsangan dilakukan diperoleh hubungan antara pengetahuan seksual, mengalami stress berat, sedang hamil atau remaja putri kelas 2 dengan keputihan dari mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar responden didapatkan yang pengetahuan baik 1 berwarna jernih atau kekuningan dan tidak berbau. responden. Berdasarkan data diatas dapat diketahui

  Keputihan normal juga tidak terasa gatal dan mayoritas pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang perubahan warna. Keputihan semacam ini

  vulva hygiene adalah kurang dengan jumlah 11

  merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak responden dari total 18 responden. diperlukan tindakan medis tertentu. Berbeda

  Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini dengan keputihan abnormal yang bisa terjadi setelah orang melakukan penginderaan

  Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2

56 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Tentang Vulva Hygiene Dengan Keputihan Di

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  

57

  dikategorikan penyakit. Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan memiliki bau yang sangat menyengat. Wanita yang mengalami keputihan abnormal juga merasakan gatal dan terkadang nyeri (Hamid Bahari, 2012).

  Menurut peneliti, orang yang telah mengalami

  mentruasi akan cenderung pernah mengalami

  keputihan meskipun hanya satu kali. Hal ini desebabkan salah satu penyebab terjadinya keputihan adalah sebelum dan sesudah menstruasi telur siap dibuahi, vagina mengeluarkan lebih banyak cairan sehingga timbul keputihan. selain itu peneliti juga menemukan anggapan hampir seluruh remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah bahwa keputihan merupakan hal yang wajar karena semua wanita pasti mengalaminya. Hampir seluruh remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah juga beranggapan bahwa sering mengganti pembalut saat menstruasi akan mengakibatkan kanker yang akhirnya saat

  menstrusi mereka jarang mengganti pembalut,

  padahal terjadinya keputihan yang abnormal salah satunya adalah karena vulva hygiene yang salah. Anggapan remaja putri bahwa keputihan adalah hal yang wajar inilah yang membuat mereka tidak pernah memeriksakan keputihan ke dokter ataupun pelayanan kesehatan sehingga mereka sendiri tidak tahu bahwa keputihan yang mereka alami adalah keputihan normal atau keputihan abnormal. Oleh karena itu semakin perempuan menjaga kebersihan dan kesehatan vagina maka perempuan bisa terhindar dari penyakit menular seksual salah satunya yang ditandai dengan keputihan abnormal.

  3. Hubungan antara Pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan Berdasarkan tabel 1 tabulasi silang pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 11 responden (61%) dan sebagian responden pernah mengalami keputihan yaitu sebanyak 15 responden (83%). Dari hasil penelitian dengan menggunakan Uji statistik deskriptif croosstabulation, hal ini berarti bahwa semakin kurang pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene maka akan mengalami keputihan dan semakin baik pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene maka tidak mengalami keputihan.

  Seperti yang dikatakan Notoadtmodjo (2003) media massa mempunyai peranan penting terhadap peningkatan pengetahuan apa yang dibaca dan dilihat akan berpengaruh terhadap pengetahuan kepribadian dan intelektual seseorang. Dengan adanya media massa baik cetak maupun elektronik maka akan cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. putri tentang vulva hygiene dengan keputihan, hal ini terjadi karena pengetahuan merupakan salah satu aspek terbentuknya perilaku atau tingkah laku seseorang yang menyebabkan terjadinya akibat atau dampak dari tingkah laku tersebut baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan adalah media massa dan penyuluhan. Media massa dan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri sehingga akan merubah sikap dan perilaku dalam menjaga kesehatan vagina yang akhirnya akan menghindarkan dari keputihan yang abnormal, sepanjang bahwa media massa dan penyuluhan tersebut berisi informasi-informasi penting untuk remaja putri.

  Kesimpulan

  1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas kurang yaitu sebanyak 11 responden (61%), kategori cukup 6 responden (33%) dan pengetahuan baik 1 responden (6%).

  2. Sebagian besar remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas mengalami keputihan 15 responden (83%) dan yang belum pernah keputihan 3 responden (17%).

  3. Terdapat kecenderungan adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas

  2 MTs Mashlahiyah Krecek dengan keputihan dimana semakin kurang pengetahuan remaja putri maka semakin banyak remaja putri yang keputihan.Tingkat pengetahuan remaja putri kelas

  2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas kurang yaitu sebanyak 11 responden (61%), kategori cukup 6

DAFTAR PUSTAKA

  Suyanto. (2011). Metodologi & Aplikasi Penelitian

  Penelitian Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta

  Sari, Wening, dkk. (2012). Panduan Lengkap

  Kesehatan Wanita . Jakarta : Penebar Plus +

  Siswoyo, Heru. (2012). Gambaran Pengetahuan

  Remaja Putri . file:///C:/User/Person

  al/Documents/Gambaran-Pengetahuan- Remaja-Putri.htm (Di download,19 September 2012)

  Keperawatan . Yogyakarta : Nuha Medika Syaifudin. (2012). Angka Kejadian Keputihan .

  responden (33%) dan pengetahuan baik 1 responden (6%).

  file///C:/User/Personal/Documents/an gka- kejadian-keputihan.htm (Di download, 19 September 2012)

  Tamsuri, MediAnas. (2006). Buku Ajar Riset

  Keperawatan Edisi Revisi I. pare-Kediri:

  Pamenang Press Tarwoto, dkk. (2010). Kesehatan Remaja Problem

  dan Solusinya

  . Jakarta : Salemba medika

  Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi

  Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2 Tentang Vulva Hygiene Dengan Keputihan Di

  Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi

  Intim Wanita . Solo : Tinta Medina

  4. Sebagian besar remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas mengalami keputihan 15 responden (83%) dan yang belum pernah keputihan 3 responden (17%). Terdapat kecenderungan adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas

  2 MTs Mashlahiyah Krecek dengan keputihan dimana semakin kurang pengetahuan remaja putri maka semakin banyak remaja putri yang keputihan.

  1. Bagi Peneliti Sebagai media belajar untuk tambahan pengetahuan, pengalaman dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh secara benar.

  2. Bagi Remaja Putri Peneliti menyarankan remaja putri untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang vulva

  hygiene dan keputihan untuk menambah wawasan

  dan pengetahuan, serta melakukan pencegahan yang serta segera memeriksakan ke dokter apabila mengalami keputihan.

  3. Bagi Institusi Pendidikan AKPER Pamenang Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene yang benar dan keputihan.

  4. Bagi Tempat Penelitian Tempat penelitian seharusnya mengadakan penyuluhan tentang vulva hygiene yang benar atau kesehatan reproduksi untuk menambah pengetahuan siswanya tentang vulva hygiene dan keputihan. Dan menyediakan toilet jongkok dalam upaya salah satu peencegahan terjadinya keputihan

  Alimul, Aziz, H. (2009). Metode Penelitian

  Kebidanan dan Teknik Analisis Data . Jakarta. :

  Salemba Medika Aulia. (2012). Serangan Penyakit-penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi . Yogjakarta.

  Buku Biru Bahari, Hamid. (2012). Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogjakarta : Buku Biru

  Burhani, Fania. (2012). Buku Pintar Miss V Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita . Eka S, Putri. (2011). Pengertian Vulva Hygiene. file:///C:User/Personal/Documents /Pengertian- vulva-hygiene.htm (Di download,

  19 September 2012) Elmart, Foezi C.C. (2012). Mahir Menjaga Organ

  Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: