Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

Sistem Pendukung Keputusan
(Decision Support System)
ENNY RACHMANI

Definisi
 Menurut Mann dan Watson,

Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu
pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model
keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
 Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier,

Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur
pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan
model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
 Menurut Litle,

Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk

membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang
terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan
model.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DSS)
 DSS : sistem informasi yang bertujuan untuk

menyediakan informasi, membimbing, memberikan
prediksi serta mengarahkan kepada pengguna
informasi agar dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan lebih baik dan berbasis evidence.
 SPK biasanya dikembangkan untuk pengguna pada
tingkatan manajemen menengah dan tertinggi.
 Dalam pengembangan sistem informasi, SPK baru
dapat dikembangkan jika sistem pengolahan transaksi
(level pertama) dan sistem informasi manajemen (level
kedua) sudah berjalan dengan baik.
 SPK yang baik harus mampu menggali informasi dari
database, melakukan analisis serta memberikan
interpretasi dalam bentuk yang mudah dipahami

dengan format yang mudah untuk digunakan (user
friendly).

DSS Defined
 There are many definitions of a DSS, but all

have three themes:
(1) applied to unstructured problems,
 (2) supports but does not replace the decision
process, and
 (3) is under the user’s control.


Chapter 1 - 4

Marakas: Decision Support
Systems, 2nd Edition © 2003,

Common DSS Characteristics
 Employed in semistructured or unstructured







decision contexts
Intended to support decision makers rather than
replace them
Supports all phases of the decision-making
process
Focuses on effectiveness of the process rather
than efficiency
Is under control of the DSS user

Chapter 1 - 5

Marakas: Decision Support
Systems, 2nd Edition © 2003,


Common DSS Characteristics (cont.)
 Uses underlying data and models
 Facilitates learning on the part of the decision





maker
Is interactive and user-friendly
Is generally developed using an evolutionary,
iterative process
Can support multiple independent or
interdependent decisions
Supports individual, group or team-based
decision-making

Chapter 1 - 6

Marakas: Decision Support

Systems, 2nd Edition © 2003,

Tujuan DSS
 Membantu manajer membuat keputusan untuk

memecahkan masalah semi-terstruktur
 Mendukung penilaian manajer bukan mencoba
menggantikannya
 Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan
manajer daripada efisiensinya

What A DSS Can and Cannot Do
 The DSS is expected to extend the decision maker’s






capacity to process information.

The DSS solves the time-consuming portions of a
problem, saving time for the user.
Using the DSS can provide the user with alternatives
that might go unnoticed.
It is constrained, however, by the knowledge
supplied to it.
A DSS also has limited reasoning processes.
Finally, a “universal DSS” does not exist.

Chapter 1 - 8

Marakas: Dcision Support Systems,
2nd Edition © 2003, Prentice-Hall

History of Decision Support Systems
 The concept was born in the early 1970s, attributed

to articles by J.D. Little and Gorry and Scott
Morton.
 Little observed that managers did not use

management science models because they were not
simple, robust or adaptive.
 The Mortons coined the term DSS and developed a
two-dimensional framework for computer support
of managerial activity.

Chapter 1 - 9

Marakas: Decision Support
Systems, 2nd Edition © 2003,

Proses Pengambilan Keputusan meliputi fase-fase
 Intelligence = kegiatan untuk mengenali masalah,

kebutuhan atau kesempatan
 Design = cara-cara untuk memecahkan masalah /
memenuhi kebutuhan
 Choice = memilih alternatif keputusan yang terbaik
 Implementasi yang disertai dengan pengawasan
dan koreksi yang diperlukan


11

Business Intelligence (BI)
 Proactive

 Accelerates decision-making
 Increases information flows
 Components of Business Intelligence (BI):


Real-time warehousing



Exception and anomaly detection



Proactive alerting and follow-up workflows




Automatic learning and refinement

12

Components of DSS
 Subsystems:
 Database

management system (DBMS)
 Model base management system
(MBMS)
 User interface
 (Optional) Knowledge base / integration
with KMS and Expert Systems

13


Components of DSS

14

ProsesPengambilanKeputusan/
ProsesPemodelan

KONSEP DSS
 Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-

prosedur dalam pemrosesan data dan
pertimbangannya untuk membantu manajer dalam
mengambil keputusan.
 Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem
tersebut harus:









(1) sederhana,
(2) robust,
(3) mudah untuk dikontrol,
(4) mudah beradaptasi,
(5) lengkap pada hal-hal penting,
(6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti
bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai
tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.

Model Konseptual DSS

Jenis-jenis DSS berdasarkan tingkatan:
 DSS pengambil elemen-elemen informasi
 DSS pembuat analisis seluruh file
 DSS pembuat laporan dari berbagai file

 DSS yang memperkirakan akibat keputusan
 DSS yang mengusulkan keputusan
 DSS yang membuat keputusan

Pengambilan Keputusan
 Jenis keputusan:
 Keputusan terprogram: berulang dan rutin
 Keputusan tidak terprogram: baru, tidak terstruktur dan jarang
konsisten
 Tahapan pengambilan keputusan
 Kegiatan intelijen: mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki
 Kegiatan merancang: menemukan, mengembangkan dan
menganalisa
 Kegiatan memilih: memilih tindakan
 Kegiatan menelaah: menilai pilihan

DSS CLINIC
 Sistem Pendukung Keputusan Klinik (SPKK) adalah SPK yang

diterapkan untuk manajemen klinis. Secara definitif SPKK adalah
aplikasi perangkat lunak yang mengintegrasikan informasi yang
berasal dari pasien (karakteristik demografis, klinis, sosial
psikologis) dengan basis pengetahuan (knowledge base) untuk
membantu klinisi dan atau pasien dalam membuat keputusan
klinis.
 Pengguna SPKK adalah tenaga kesehatan yang terlibat dalam tata
laksana klinis pasien di rumah sakit mulai dari dokter, perawat,
bidan, fisioterapis dan lain-lain.
 SPKK tidak harus bersifat elektronis. Kartu Menuju Sehat (KMS)
pada dasarnya adalah suatu SPKK sederhana yang menyediakan
fasilitas untuk memasukkan data balita secara lengkap mulai dari
riwayat persalinan, imunisasi, riwayat minum ASI, berat badan
serta grafik yang dilengkapi dengan kriteria status gizi serta
panduan tentang bagaimana menginterpretasikan naik turunnya
berat badan balita dan dapat digunakan baik oleh tenaga
kesehatan maupun orang tua balita

FUNGSI DSS/SPKK
 Alerting
 Alert otomatis akan muncul dan memberikan data serta

informasi kepada dokter secara cepat pada situasi kritis
yang kadang membahayakan. Pada kondisi tersebut,
informasi yang lengkap sangat penting dalam
pengambilan keputusan, misalnya: nilai laboratorium
abnormal, kecenderungan vital sign, kontraindikasi
pengobatan maupun kegagalan prosedur tertentu.
 Interpretasi
 Interpretasi merupakan asimilasi dari data klinis untuk
memahami data pasien. Contoh sederhana adalah mesin
penginterpretasi EKG, analisis gas datah maupun
pemeriksaan radiologis.

FUNGSI DSS (2)
 Assisting (memberikan bantuan)
 contoh SPKK yang bertujuan untuk mempermudah

atau mempercepat aktivitas klinis.
 Critiquing (memberikan kritik)
 Jenis aplikasi ini akan memberikan kritik kepada
pengguna untuk memverifikasi keputusan klinis
yang telah dipilih. Berbagai contoh aplikasi SPKK
jenis ini dapat bermanfaat untuk mencegah
permintaan pemeriksaan klinis yang tidak tepat
pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi
maupun penerapan protokol klinik.

FUNGSI DSS (3)
 Diagnosis

 Merupakan contoh aplikasi SPKK yang paling populer

dan banyak dipublikasikan sejak tahun 1970-an.
Tujuan aplikasi ini adalah memberikan daftar
probabilitas berbagai differential diagnosis
berdasarkan data pasien yang diinputkan ke dalam
komputer.
 Manajemen
 Pada dasarnya, aplikasi jenis ini bertujuan untuk
meningkatkan/memperbaiki sistem manajemen klinis
yang ada, mulai dari operasional rumah sakit, alokasi
sumber daya (termasuk SDM) hingga ke assessment
terhadap perubahan pola penyakit yang dirawat.

Komponen SPKK
 Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara

terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah
diolah oleh program komputer. Database ini
menghimpun berbagai jenis data baik yang berasal
dari pasien, obat (jenis, dosis, indikasi,
kontraindikasi dll), dokter/perawat dll.
 Knowledge base: merupakan kumpulan pengetahuan
kedokteran yang merupakan sintesis dari berbagai
literatur, protokol klinik (clinical guidelines),
pendapat pakar maupun hasil penelitian lainnya
yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat
dipahami oleh komputer.

Komponen SPKK
 Instrumen : adalah alat yang dapat mengumpulkan data klinis seperti:

alat pemeriksaan laboratorium, EKG, radiologis dan lain-lain.
Keberadaan instrumen dalam suatu SPKK tidak mutlak.
 Mesin inferensial (inference engine) : merupakan program utama
dalam suatu SPKK yang mengendalikan keseluruhan sistem, mulai dari
menangkap informasi yang berasal dari pasien, mengkonsultasikannya
dengan knowledge base dan memberikan hasil interpretasinya kepada
pengguna.
 Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer yang
memungkinkan pengguna berkonsultasi untuk memasukkan data,
memilih menu hingga mendapatkan hasil baik berupa teks, grafis,
sinyal, simbol dan bentuk interaktivitas lainnya. Interaktivitas dapat
bersifat aktif otomatis maupun pasif.

Sistem Pendukung Keputusan Kelompok
 Group Decision Support Systems (GDSS) merupakan suatu sistem

berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang
terlibat dalam suatu tugas (atau tujuan) bersama dan yang menyediakn
interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama
 Istilah lainnya:





Group Support Systems (GSS)
Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
Computerised Collaborative Work Support
Electronic Meeting Systems (EMS)

 Perangkat lunak yang digunakan disebut dengan Groupware

Pengaturan Lingkungan GDSS
 Ruang keputusan: pengaturan untuk rapat kelompok





kecil yang bersifat tatap muka
Jaringan keputusan setempat: pengaturan
menggunakan local area networks
Pertemuan legislatif: jika kelompok terlalu
besar untuk ruang keputusan
Konferensi bermedia komputer: konferensi jarak
jauh (komputer, audio, video)

Sistem Pakar
 arimin (Th 1992), sistem pakar adalah sistem suatu piranti

lunak komputer yg memakai fakta, ilmu dan teknik dalam
berfikir mengambil keputusan untuk memberikan output
masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan
oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan.
 Sistem yang dilengkapi dengan pengetahuan yang
digunakan untuk memberikan pemecahan terhadap
masalah yang dikemukakan oleh pengguna
 Sistem pakar biasanya mencakup suatu domain
permasalahan yang sempit tetapi dalam pengetahuannya
sangat besar
 Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih
mudah dengan biaya lebih rendah.

SISTEM PAKAR (2)
 Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan,

penilaian, pengalaman, metode khusus, serta
kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam
memberi nasihat dan memecahkan masalah.
 pakar manusia mampu melakukan hal berikut :







Mengenali dan merumuskan persoalan,
Memecahkan persoalan dengan cepat dan tepat,
Menjelaskan solusi tersebut,
Belajar dari pengalaman,
Menyusun ulang pengetahuan,
Membagi-bagi aturan jika diperlukan,
Menetapkan relevansi Keahlian adalah pengetahuan
ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang dimiliki pakar.

Keuntungan dan Kerugian SP
 Keuntungan
 Mempertimbangkan Lebih Banyak Alternatif
 Menerapkan Logika yang Lebih Tinggi
 Menyediakan Lebih Banyak Waktu untuk Mengevaluasi Hasil
Keputusan
 Membuat Keputusan yang Lebih Konsisten
 Kinerja Perusahaan yang Lebih Baik
 Mempertahankan Pengendalian atas Pengetahuan Perusahaan
 Kerugian
 Tidak dapat menangani masalah yang tidak konsisten
 Tidak dapat menerapkan penilaian dan intuisi dalam
pengambilan keputusan

TUJUAN SISTEM PAKAR
 alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi

sistem pakar.





Pertama, pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun,
keluar, atau telah meninggal.
Kedua, pengetahuan perlu didokumentasikan atau dianalisis.
Ketiga, pendidikan dan pelatihan adalah hal penting tetapi
merupakan tugas yang sulit.

 Pengalihan keahlian dari para ahli ke media

elektronik seperti komputer untuk kemudian
dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli,
merupakan tujuan utama dari sistem pakar.

SISTEM PAKAR
 Pengalihan keahlian membutuhkan 4 aktivitas yaitu:





tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber
lainnya),
representasi pengetahuan (ke komputer),
inferensi pengetahuan, dan
pengalihan pengetahuan ke user.

 Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut

sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur
(biasanya berupa aturan).
 Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar
adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahliankeahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan
dan tersedia program yang mampu mengakses basis
data, maka komputer harus dapat diprogram untuk
membuat inferensi

Model Sistem Pakar