STANDAR OPERASIONAL and PROSEDUR SOP BAD

STANDAR OPERASIONAL & PROSEDUR
(SOP)
BADAN DIREKSI BUMDES BERSAMA
(SUKSES MANDIRI)
Kecamatan Tojo Kabupaten Tojo Una-Una
Provinsi Sulawesi Tengah
a)

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Program Bumdes Bersama merupakan salah satu upaya mempercepat
penanggulangan
kemiskinan
di
desa
yang
dilakukan
melalui
pembangunan/rehabilitasi kegiatan sosial dan ekonomi serta penyediaan
modal usaha bagi masyarakat miskin dan menengah untuk pendanaan
kegiatan Ekonami. Pendanaan kegiatan Bumdes Bersama dimanfaatkan

oleh masyarakat di masing-masing kecamatan sehingga kepemilikan hasil
usaha Bumdes Bersama adalah milik masyarakat dengan asas pengelolaan
dari oleh untuk masyarakat.
Dalam rangka untuk melestarikan unit-unit usaha yang telah dibangun oleh
Bumdes Bersama terutama dana simpan pinjam yang dikelola oleh Unit
Banking(Simpan Pinjam) diperlukan ketentuan yang mengatur tentang tata
laksana pelestarian dan perlindungan hasil Bumdes Bersama agar tetap
dapat berkelanjutan (sustainable).
Badan Direksi Bumdes Bersama sebagai pelaksana mandat Badan
Kerjasama Antar Desa yang diputuskan melalui Forum MAD agar dalam
pengelolaan dan pertanggungjawaban dana tetap berdasarkan pada aturan
dan ketentuan Bumdes Bersama, maka diperlukan pedoman atau standard
operasional dan prosedur bagi Badan Direksi Bumdes Bersama.
2. Tujuan
a) Sebagai pedoman dasar dan penetapan standar kerja Badan Direksi
Bumdes Bersama.
b) Sebagai pedoman dasar pengelolaan Bumdes Bersama terkait dengan
dana simpan pinjam.
c) Sebagai pedoman dasar pengelolaan Bumdes Bersama terkait dengan
penguatan dan pengembangan kelompok usaha.

d) Menjadi acuan pengelolaan pinjaman bermasalah untuk memperkuat
kinerja pengelolaan.
e) Menjadi pedoman dasar pengembangan Badan Direksi terkait dengan
penilaian kesehatan kelembagaan.
f) Menjelaskan keberadaan Unit usaha pendukung operasional Bumdes
Bersama.
g) Untuk melindungi dana yang dikelola Unit Banking (simpan pinjam)
h) Badan Direksi Bumdes Bersama mempunyai pedoman dalam
pengelolaan dan pertangggungjawaban dana Simpan Pinjam.
i) Pengelolaan dana simpan pinjam tetap berdasarkan tujuan, prinsip dan
aturan pokok simpan pinjam yang sesuai dengan ketentuan Bumdes
Bersama.
j) Dana simpan pinjam dikelola sebagai penguatan lembaga dalam
efektifitas penyaluran dana yang dimiliki Bumdes Bersama.
k) Sebagai pedoman Pemerintah dalam pembinaan, perlindungan,
pelestarian dan pengembangan Bumdes Bersama.
l) Sebagai pedoman Pengurus dalam pembinaan, perlindungan,
pelestarian dan pengembangan Bumdes Bersama.

1


3.

Dasar

Undang-Undang RI nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Undang Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2005 pemerintahan desa
Permendagri nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan
desa
e. Permendesa nomor 4 tahun 2015 tentang Bumdes
f. Keputusan Badan Kerjasama Antar Desa Kecamatan Tojo, Nomor : 01
Tanggal 02 Juni Tahun 2016
a.
b.
c.
d.

STANDAR KERJA BADAN DIREKSI DAN UNIT PENGELOLA
I.


Uraian tugas BADAN DIREKSI
Melaksanakan semua uraian tugas sesuai dengan kepengurusanya.
1.1 Tugas umum Pengurus BADAN DIREKSI
a. Membantu mensosialisasikan program Bumdes Bersama.
b. Melakukan pembinaan administrasi,
anggota kelompok pemanfaat.

penguatan

unit

usaha

dan

c. Melakukan penagihan pengembalian
dana simpan pinjam sesuai
dengan rencana apabila terjadi tunggakan.
d. Pengendalian organisasi.

e. Sebagai panitia penyelenggaraan kegiatan Bumdes Bersama tingkat
kecamatan.
f.

Mempertanggungjawabkan kegiatan dan keuangan dalam forum MAD.

g. Bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan administrasi,
pelaporan dana pengelolaan dokumen Bumdes Bersama di Kecamatan.
h. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana simpan pinjam yang
bersumber dari Bumdes Bersama, maupun sumber dana lain dari
program pemerintah dan swasta.
1.2 Tugas Khusus
1.2.1.Direktur
a. Memimpin
rapat/pertemuan
Bumdes
Bersama
organisasi dalam pertemuan dengan aparat terkait.

mewakili


b. Menyetujui atau menolak pengajuan dana baik dari sekretaris
maupun bendahara.
c. Menandatangani surat-surat laporan, pencairan dari bank,
pembukaan rekening, pencairan dana ke anggota kelompok,
kuitansi-kuitansi dan perjanjian dengan pihak lain, specimen
rekening dana Bumdes Bersama, dan dana pengembalian.
d. Pemeriksaan RPD dan LPD.
1.2.2 Sekretaris Direksi
a.

Bertanggungjawab atas segala kearsipan dokumen baik yang
menyangkut masalah keuangan Bumdes Bersama dan proses
kegiatan Bumdes Bersama.

b.

Menempelkan/memberikan informasi tentang pertanggung
jawaban keuangan, informasi kegiatan kepada masyarakat
melalui papan informasi dan media informasi lainya.


c.

Mencatat proses dan hasil keputusan rapat

2

d.

Mengisi dan mencatat agenda harian.

e.

Bertindak sebagai humas bila Direktur berhalangan.

f.

Mengelola Inventaris.

g.


Merencanakan pengadaan administrasi kantor.

h.

Membuat surat.

1.2.3 Bendahara Direksi
a. Mencatat setiap transaksi keuangan.
b. Membuat laporan keuangan.
c. Memegang dan menyimpan
Bumdes Bersama.

semua

d. Memegang
Direktur.

uang


dan

menyimpan

rekening
kas

atas

bank

dana

persetujuan

e. Membuat perencanaan keuangan & anggaran atas persetujuan
Direktur.
f.

Mengisi form-form laporan keuangan.


g. Menyetor dan mengambil uang di bank atas persetujuan
Direktur.
h. Menandatangani kwitansi atas persetujuan Direktur.
i.

Mencatat transaksi tabungan anggota kelompok.

1.2.4 Kepala Unit
a.

Mengkordinir dan melakukan pembinaan terhadap
anggota kelompok.

b.

Membantu mempersiapkan berkas usulan (proposal)
pengajuan pinjaman serta akad kredit anggota kelompok.

c.


Melakukan Verifikasi
usaha bagi anggota peminjam.

d.

Mengajukan surat rekomendasi kepada direktur
berkaitan dengan usulan anggota kelompok yang akan didanai.

e.

Melakukan pengawasan terhadap kesehatan tingkat
pengembalian pinjaman.

f.

Melakukan pembinaan dan penagihan terhadap
anggota kelompok yang bermasalah atau yang mengalami
kolektibilitas.

g.

Mencatat dan mengaadministrasikan buku tabungan
anggota kelompok.

administrasi

dan

kelayakan

1.2.5 Sekretaris Unit
a.

Bertanggung jawab atas segala kearsipan dokumen baik
yang menyangkut masalah keuangan dan proses kegiatan diunit
usaha

b.

Membantu kesiapan berkas usulan administrasi/proposal
kelompok.

c.

Mengisi dan mencatat agenda harian unit usaha.

d.

Bertindak sebagai Humas bila Kepala Unit berhalangan.

e.

Mengelola inventaris pada Unit usaha.

f.

Membuat surat rekomendasi kepada direktur berkaitan
dengan usulan anggota kelompok yang akan didanai.

3

II. Jam kerja
Senin s/d Sabtu, masuk jam 08.00 s/d 15.00 WIB dan (Sesuai kebutuhan
masyarakat)
III. Rencana kerja
Badan Direksi harus mempunyai rencana kerja yang disahkan dalam forum
MAD. Rencana kerja tersebut meliputi:
a. Rencana peguliran
b.Penguatan kapasitas anggota dan kelompok, termasuk pembinaan anggota
baru
c. Penguatan Tim dalam unit usaha
d. Penanganan pinjaman menunggak
e. Penguatan kelembagaan Bumdes Bersama
f. Membangun jaringan kerja sama
IV. Hak atas Honor / Gaji Pengurus Bumdes Bersama
1.Badan Direksi serta unit pengelola maksimal 35% ( diambil dari dana
operasional )
a. Honor / Gaji Badan direksi dan Unit pengelola ( pengurus lama ) diambil
dari jasa sebesar maksimal 35 %, dan bagi pengurus yang baru di angkat
diberikan Honor/gaji standar minimal Rp. 1.000.000,-/perbulan dengan
kenaikan gaji disesauikan berdasarkan penilaian kenerja oleh BKAD.
2.Badan kerjasama Antar Desa ( BKAD )
a.

Honor / Gaji Badan kerjasama antar desa
di ambil dari jasa maksimal 10% ( di ambil dari dana non operasional ).
e. Transport kunjungan lapangan besarnya berdasarkan Keputusan
BKAD.
f.

V.

Hak atas bonus diambil dari SHU Tahunan sesuai hasil keputusan
BKAD.

Hak atas cuti / izin.
a. Cuti melahirkan maksimal 3 bulan
b. Cuti tahunan maksimal 12 hari kerja, bagi Badan Direksi dan Unit Pengelola
yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun.
c. Izin tidak masuk kerja maksimal 5 hari kerja dalam setiap bulan.
d. Permohonan surat cuti dan izin diajukan kepada Pengurus BKAD.

VI. Sistem pembayaran
a.

Honor diberikan setiap tanggal 01 s/d 05 tiap bulan dibuktikan dengan
absensi.

b.

Transport diberikan maksimal satu bulan 10 kali kunjungan dibuktikan
dengan buku kunjungan.

c.

Bonus diberikan sekali dalam satu tahun berdasarkan SHU laba tahun
berjalan setelah tutup buku dan setelah MAD tutup buku dilaksanakan.

VII. Perekrutan Staf Badan Direksi dan Unit Pengelola
Berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan pengurus BKAD apabila dipandang perlu
untuk menambah staf, harus diadakan pendaftaran dan seleksi, peserta yang
diperbolehkan mendaftar dari kecamatan setempat dengan bukti memiliki KTP
dan bordomisili di desa kecamatan setempat. Mekanisme seleksi dilakukan oleh
pengurus BKAD sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
VIII.

Pelaporan

Badan Direksi setiap bulannya wajib membuat laporan rangkap 4 untuk dikirim
ke Kabupaten,Kecamatan,BKAD,dan arsip UPK. Laporan harus menggambarkan

4

kegiatan selama satu bulan penuh meliputi laporan keuangan dan kegiatan
yang telah dilaksanakan serta rencana kegiatan bulan berikutnya dan laporan
ditutup tiap akhir bulan. Badan Direksi juga mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat melalui Papan Informasi
atau media lain sebagai bentuk pengembangan sikap transparansi.Mengenai
jenis pelaporan beserta penjelasannya, diatur dalam Bab Keuangan Badan
Direksi.
IX. Evaluasi Kinerja Badan Direksi dan Unit Pengelola
Evaluasi kinerja Badan Direksi dan Unit Pengelola dilakukan oleh BKAD serta
Camat. dan hasil evaluasi disampaikan ke masyarakat melalui forum MAD.
Adapun hasil evaluasi tersebut sebagai dasar pertimbangan forum untuk
memutuskan laporan pertanggungjawaban Badan Direksi dan Unit Pengelola
diterima, ditolak atau diterima dengan catatan, dan evaluasi ini dilakukan
setiap akhir tahun.
X. Prosedur pemutusan hubungan kerja Badan Direksi dan Unit Pengelola
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan pertimbangan forum, maka Badan
Direksi dan Unit Pengelola bisa dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Jika Pengurus BKAD menemukan adanya pelanggaran prosedur maupun kode
etik oleh Badan Direksi dan Unit Pengelola maka prosedur yang ditempuh, yaitu
:
a.

Badan Direksi dan Unit Pengelola diberi hak klarifikasi hasil temuan kepada
BKAD.

b.

Pengurus BKAD akan memberikan rekomendasi terhadap hasil temuan dan
klarifikasi yang diberikan Badan Direksi dan Unit Pengelola.

c.

Rekomendasi dari BKAD dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.

d.

Badan Direksi dan Unit Pengelola yang mengundurkan diri atau PHK
diwajibkan mengadakan serah terima administrasi dan keuangan kepada
BKAD.

Katagori pelanggaran Kode Etik
1. Pengurus Badan Direksi dan Unit Pengelola menggunakan uang Bumdes
Bersama untuk kepentingan pribadi
2. Badan Direksi dan Unit Pengelola meminjam
mengatasnamakan diri sendiri atau orang lain

uang

dikelompok

dengan

3. Badan Direksi dan Unit Pengelola menerima uang transport, hadiah, kompensasi
pencairan atau lainya yang berupa uang dari kelompok atau anggota.
Katagori pelanggaran Prosedur.
1. Badan Direksi dan Unit Pengelola tidak masuk selama 3 hari berturut – turut
tanpa seizin BKAD.
2. Badan Direksi dan Unit Pengelola tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tupoksinya
3. Badan Direksi dan Unit Pengelola mencairkan dana tidak sesuai keputusan MAD
4.

Badan Direksi dan Unit Pengelola dalam menjalankan tugasnya mengabaikan
aturan yang ada baik yang ditetapkan dalam MAD maupun aturan dalam
Bumdes Bersama.

Katagori Kinerja Rendah
1. Target pengembalian tidak mencapai 50 %
2. Administrasi anggota kelompok tidak sesuai dengan standar Bumdes Bersama.
3. Pelaporan tidak tepat waktu.
4. Tidak mampu mengelola administrasi sesuai dengan tuntutan program utamanya
administrasi keuangan dan data base anggota kelompok.
5. Program tidak tersosialisasi kepada seluruh masyarakat dalam wilayah kerjanya.

5

DASAR-DASAR PENGELOLAAN DAN ATURAN POKOK SIMPAN PINJAM
Upaya pelestarian dan pengembangan dana simpan pinjam yaitu dengan
membuat aturan dan prosedur simpan pinjam.
Pembuatan aturan dan
prosedur simpan pinjam tersebut perlu memperhatikan beberapa hal yang
menjadi dasar-dasar pengelolaan dana simpan pinjam, sebagai berikut :
1. Dasar-dasar pengelolaan dana simpan pinjam.
a. Kemudahan akses pendanaan bagi usaha mikro yang dilakukan oleh
Rumah Tanggah Miskin dan Menengah yang tidak mempunyai akses
langsung pada lembaga keuangan formal maupun informal.
b. Pelestarian kegiatan pinjaman
 Tersedianya dana pinjaman produktif dan bertambah jumlahnya.
 Tersedianya dana pinjaman sebagai modal usaha bagi masyarakat
utamanya anggota Rumah Tanggah Miskin dan Menegah
yang
produktif.
 Pembagian dana surplus dilakukan setelah mempertimbangkan
resiko pinjaman sebagaimana ketentuan didalam penilaian kesehatan
usaha Bumdes Bersama.
 Pembagian dana surplus UPK diutamakan untuk menambah modal
usaha, sekurang-kurangnya 70%.


Selain untuk menambah modal, dana surplus dapat dialokasikan
untuk :

 5% Biaya Forum MAD / BKAD
 5% Badan pengawas ,pembina, dan penasehat
 10% untuk dana pendidikan, pembinanan dan pelatihan
pengurus
 5% untuk dana social
 5% Untuk Bonus Badana Direksi dan Unit Pengelola
c. Pelestarian prinsip pengelolaan. Prinsip-prinsip pengelolaan dana simpan
pinjam harus tetap mengacu pada prinsip Bumdes Bersama.
d. Pelestarian Kelembagaan
Pengelolaan dana simpan pinjam usaha mikro harus tetap menggunakan
ketentuan kelembagaan yang ada sesuai dengan ketentuan Bumdes
Bersama.
kelompok
peminjam
(kelompok
pemberdayaan
dan
pengembangan ekonomi).
e.
Pengembangan Anggota Kelompok
Dalam pengelolaan dana bergulir usaha mikro harus tetap
memperhatikan pengembangan anggota kelompok yang merupakan
Rumah Tanggah Miskin dan Menengah. Memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk menambah permodalan melalui pembagian bonus
pinjaman (IPTW).
2. Aturan pokok simpan pinjam.
Aturan pokok simpan pinjam minimal harus memuat hal-hal berikut :
a. Dana simpan pinjam Bumdes Bersama dapat digunakan untuk
pendanaan kegiatan Kelompok pemberdayaan dan pengembangan
ekonomi.
b. Kelompok yang didanai meliputi: Kelompok pemberdayaan dalam bentuk
kelompok usaha yang beranggotakan maksimal 7 orang dan
pengembangan ekonomi secara individu bagi usaha yang telah
berkembang.
c. Kelompok peminjam dana simpan pinjam harus telah memiliki usaha
produktif dan bukan sebagai awal modal usaha.
d. Kegiatan verifikasi dilakukan sesuai dengan jenis usaha kelompok.
e. Adanya perjanjian pinjaman antara Badan Direksi dan anggota
Kelompok.
f. Pembebanan jasa pinjaman diambil berdasarkan bunga pinjaman yang
besarnya ditetapkan dalam Forum MAD.
g. Anggota Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu
(IPTW) sebagai stimulant hususnya bagi kelompok pemberdayaan.

6

POLA MEKANISME DAN PROSEDUR SIMPAN PINJAM
1. Pola Simpan Pinjam
Pelestarian dana simpan pinjam melalui kegiatan kelompok pemberdayaan
dan pengembangan ekonomi harus tetap memperhatikan pada aspek
pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan yang berada di
kecamatan dan desa. Dengan demikian maka pemanfaatan dana tersebut
dapat memicu bergeraknya usaha ekonomi produktif masyarakat, dan
mendorong peningkatan peran dan kemampuan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, melalui mekanisme manajemen pembangunan
yang transaparan dan partisipatif ditingkat kecamatan dan desa.
Pola simpan pinjam yang dilakukan adalah pola simpan pinjam di tingkat
kecamatan dengan mempertimbangkan efektifitas dan kesesuaian dengan
cakupan wilayah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip kerja Bumdes
Bersama. Pengelolaan simpan pinjam di tingkat kecamatan dilakukan oleh
Badan Direksi dan Unit Pengelola.
2. Aturan Simpan Pinjam
a. Waktu Simpan Pinjam
Simpan pinjam dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan keputusan
musyawarah khusus simpan pinjam yang diselenggarakan oleh BKAD.
b. Penerima Simpan Pinjam
Setiap anggota masyarakat di kecamatan Tojo berhak menjadi anggota
kelompok simpan pinjam.
c. Jenis dan Fungsi Anggota Kelompok
1. Jenis Anggota kelompok pemanfaat
 Anggota Kelompok simpan pinjam, adalah anggota kelompok
yang mengelola simpanan (tabungan) anggota dan pinjaman
dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan anggota.
 Kelompok usaha bersama, adalah kelompok yang mempunyai
kegiatan usaha sejenis yang dikelola secara bersama oleh
anggota kelompok.
 Kelompok Aneka Usaha : adalah kelompok yang anggotanya
mempunyai usaha bermacam-macam atau yang dikelola secara
individual oleh masing-masing anggota
 Anggota Pengembangan Ekonomi adalah Anggota yang sifatnya
Individu yang memiliki usaha perorangan dan telah berkembang.
2. Fungsi anggota kelompok pemanfaat
 Anggota Kelompok sebagai pengelola pinjaman
 Anggota Kelompok sebagai penyalur pinjaman
d. Usulan Permohonan Pinjaman Anggota Kelompok
Berkas usulan Kelompok Simpan Pinjam meliputi :
i. Surat permohonan pinjaman / kredit
ii.
Surat rekomendasi dari kepala desa.
iii. Rencana kegiatan kelompok.
iv. Surat pernyataan hutang.
v.
Surat pernyataan kesediaan tanggung renteng (husus kelompok
pemberdayaan).
vi. Foto copy KTP yang masih berlaku.
vii. Surat pernyataan jika mempunyai pinjaman kepada pihak bank
atau lembaga keuangan lainnya.
viii. Rekapitulasi calon pemanfaat.
ix. Foto copy berkas surat jaminan (husus kelompok pemberdayaan).
x.
Menyerahkan berkas Asli jaminan (husus pengembangan ekonomi).
xi. Surat persetujuan suami/istri.
xii. Surat pernyataan penerimaan dan penggunaan dana pinjaman.
e. Verifikasi Usulan Permohonan Pinjaman Anggota Kelompok
 Semua usulan permohonan pinjaman dari anggota kelompok calon
pemanfaat diserahkan ke Badan Direksi dan Unit Pengelola untuk
dilakukan Verifikasi administrasi kemudian diserahkan ke BKAD
 Setiap usulan permohonan pinjaman dari anggota kelompok calon
pemanfaat
harus dilakukan verifikasi oleh Badan Direksi dan Unit Pengelola.

7









f.

Kegiatan verfikasi dilakukan sesuai dengan jenis usaha anggota
kelompok.
Verifikasi dilakukan melalui pemeriksaan berkas usulan permohonan
pinjaman yang masuk dalam daftar usulan dan hasil survey
lapangan.
Aspek penilaian Verifikasi untuk anggotakelompok simpan pinjam
meliputi :
1. Pengalaman kegiatan simpan pinjam.
2. Kelayakan usaha yang dimiliki.
3. Kondisi kegiatan simpan pinjam saat ini.
4. Penilaian rencana kegiatan.
5. Nilai Kelayakan besarnya jaminan/anggunan.
Badan Direksi dan Unit Pengelola memberikan rekomendasi
kelayakan (layak atau tidak layak) setiap usulan permohonan
pinjaman.
Rekomendasi layak diberikan kepada kelompok yang hasil penilaian
pada lembar verifikasi nilai totalnya ≥ 65.
Rekomendasi tidak layak diberikan kepada kelompok yang hasil
penilaian pada lembar verifikasi nilai totalnya < 65.
Usulan yang tidak layak dapat memperbaiki usulannya untuk
mengajukan usulan pada periode pinjaman berikutnya.

Jumlah Pinjaman Anggota Kelompok
 Jumlah pinjaman kelompok pemberdayaan berdasarkan kelayakan
usaha
dan
kemampuan
mengembalikan
pinjaman
serta
mempertimbangkan reputasi kelompok dalam meminjam dengan
maksimal besaran pinjaman adalah lima juta rupiah bagi anggota
lama dan dua juta rupiah bagi anggota baru.
 Jumlah pinjaman anggota kelompok pengembangan ekonomi yang
menyertakan surat jaminan asli maksimal tiga puluh juta untuk
peminjam lama dan maksimal
lima belas juta dengan
mempertimbangkan kelayakan usaha dan besarnya nilai jaminan.

g. Penetapan Pendanaan Usulan Permohonan Pinjaman Kelompok
 Usulan kelompok yang mendapat rekomendasi layak saja yang dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan penetapan pendanaan.
 Kelompok yang belum terdanai, disebabkan kurangnya dana dapat
ditetapkan sebagai kelompok tunggu.
 Musyawarah khusus perguliran dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.

h. Pengembalian Pinjaman
 Tata cara pengembalian pinjaman diputuskan oleh BKAD pada
musyawarah khusus MAD.
 Jangka waktu pinjaman maksimum 12 bulan.
 Angsuran pengembalian pinjaman dilakukan secara periodic yaitu
bulanan, berdasarkan jenis dan siklus usaha / kegiatan anggota
kelompok.
i.

Jasa Pinjaman
 Semua pinjaman dari dana Bumdes Bersama harus dikembalikan
disertai dengan jasa pinjaman.
 Besarnya jasa pinjaman yang dibebankan kepada anggota kelompok
pemanfaat dibedakan berdasarkan cara pengembalian pinjaman /
resiko pinjaman.
 Cara pengembalian pinjaman per-“bulan”, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 2 % per tahun flat.
 Cara pengembalian pinjaman per tiga bulanan, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 2 % per tahun flat.

8


j.

Cara pengembalian pinjaman per enam bulanan jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 2 % per tahun flat.

Pencairan dana simpan pinjam
 Anggota Kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan saja yang berhak menerima pencairan dana.
 Perjanjian pinjaman antara Badan Direksi dan anggota kelompok
harus ditanda tangani terlebih dahulu sebelum Badan Direksi
mencairkan dana simpan pinjam kepada anggota kelompok yang
telah mendapat penetapan pendanaan.
 Untuk anggota kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari Bumdes Bersama maka pencairan boleh dilakukan
hanya jika tingkat pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
 Jika dana simpan pinjam Bumdes Bersama yang tersedia lebih kecil
dari pada jumlah nilai usulan yang mendapat penetapan pendanaan
maka berlaku daftar tunggu sesuai dengan rangkingnya.

k. IPTW Untuk Kelompok Pemberdayaan
o IPTW (Insentif Pengembalian Tepat Waktu) adalah imbalan atas
perstasi pengembalian kelompok. Kelompok pemanfaat diberikan
IPTW dengan syarat-syarat :
o Pengembalian pinjaman (periodic) pokok dan jasa selalu tepat waktu.
o Pelunasan pinjaman pokok dan jasa pinjaman tepat sesuai jangka
waktunya atau sebelumya.
o Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) diberikan kepada kelompok
jika
kelompok telah melunasi pinjaman pokok dan jasa serta
terpenuhinya syarat-syarat sesuai poin diatas.
o Besarnya IPTW yang diberikan berdasarkan keputusan MAD dan
besarnya maksimal 10% dari jasa pinjaman.
l.

Sanksi
 Jika angsuran pengembalian pinjaman kelompok tidak sesuai dengan
jadwal pengembalian maka diberlakukan denda.
 Besarnya denda yang dibebankan kepada kelompok yang
menunggak adalah 5 % x pokok tunggakan.
 Denda efektif diperlakukan satu minggu setelah jatuh tempo
 Jika lamanya waktu menunggak sudah memenuhi kriteria pinjaman
bermasalah maka akan diberlakukan penanganan secara khusus
penyehatan pinjaman bermasalah.
 Penyitaan aset jaminan sebagai angguanan kemudian harta tersebut
untuk mengembalikan kewajibannya.

3. Mekanisme dan Prosedur Simpan Pinjam
a. Persiapan Simpan Pinjam
 Badan Direksi menyiapkan laporan keuangan bulan terakhir dan
status dana yang siap dicairkan oleh Bumdes Bersama.
 Direktur menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
anggota kelompok yang berhak menerima dana simpan pinjam.
 Surat pemberitahuan tersebut harus diketahui oleh BKAD dengan
tembusan Camat.
 Surat pemberitahuan tersebut memuat tentang :
1.
Status pengembalian pokok pinjaman dan jasa pinjaman
anggota kelompok.
2.
Rencana jadwal pelaksanaan musyawarah pencairan dana
simpan pinjam (MAD Pendanaan).
 Direktur mengajukan permohonan kepada ketua BKAD agar
diselenggarakan musyawarah Pendanaan, tembusan kepada Camat.
 Ketua BKAD mengundang semua pihak yang terkait untuk
menghadiri musyawarah pendanaan.
 Pemberitahuan rencana pencairan pendanaan diumumkan secara
terbuka dan ditempelkan di papan informasi.
b. Usulan Permohonan Pinjaman

9



Semua usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon pemanfaat
diserahkan ke Badan Direksi dan Unit Pengelola.
 Badan Direksi dan Unit Pengelola mengarsip usulan dan membuat
daftar usulan berdasarkan jenis usaha.
 Setiap usulan permohonan pinjaman dari anggota kelompok calon
pemanfaat harus dilakukan verifikasi oleh Badan Direksi dan Unit
Pengelola.
 Kegiatan verfikasi dilakukan sesuai dengan jenis usaha anggota
kelompok.
 Verifikasi dilakukan melalui pemeriksaan berkas usulan permohonan
pinjaman yang masuk dalam daftar usulan dan hasil survey
lapangan.
 Badan Direksi dan Unit Pengelola memberikan rekomendasi
kelayakan (layak atau tidak layak) setiap usulan permohonan
pinjaman.
 Rekomendasi Badan Direksi dan Unit Pengelola harus ditandatangani oleh semua anggota.
c. Pembahasan dan Penetapan Usulan Permohonan Pinjaman
 Agar proses perguliran dana simpan pinjam dapat dilakukan dengan
tertib dan lancar maka pelaksanaannya dilakukan melalui
musyawarah khusus pendanaan diselenggarakan oleh BKAD.
 Pelaksanaan musyawarah khusus pendanaan dipimpin oleh ketua
BKAD.
 Musyawarah khusus pendanaan harus dihadiri oleh BKAD, Badan
Direksi dan Unit Pengelola serta wakil-wakil anggota kelompok
pengusul.
 Usulan anggota kelompok yang mendapat rekomendasi layak saja
yang dapat dilakukan pembahasan untuk mendapatkan penetapan
pendanaan.
 Penetapan usulan yang didanai dilakukan oleh pengurus BKAD.
 Hasil musyawarah khusus pendanaan dituangkan dalam berita acara
yang ditanda tangani oleh ketua BKAD dan wakil masyarakat serta
diketahui dan ditanda tangani oleh Camat.
d. Pencairan
 Anggota Kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan saja yang berhak menerima pencairan dana simpan
pinjam.
 Pencairan pinjaman langsung dari Badan Direksi ke Kelompok dan
langsung diterima oleh pemanfaat.
 Perjanjian pinjaman antara Badan Direksi dan anggota kelompok
harus ditanda tangani terlebih dahulu sebelum Badan Direksi
mencairkan dana simpan pinjam kepada anggota kelompok yang
telah mendapat penetapan pendanaan.
 Untuk anggota kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari Bumdes Bersama maka pencairan boleh dilakukan
hanya jika tingkat pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
 Jika dana perguliran yang tersedia lebih kecil dari pada jumlah nilai
usulan yang mendapat penetapan pendanaan maka berlaku daftar
tunggu sesuai dengan tanggal proposal permohonan kredit.
 Ketika saldo dana Bumdes Bersama mencukupi untuk dilakukan
pencairan kepada anggota kelompok daftar tunggu, Badan Direksi
secara langsung dapat melakukan pencairan.
e. Pengembalian Pinjaman
 Pengembalian pinjaman dilakukan secara langsung dari Kelompok ke
TV jadwal dan jumlah angsuran yang
UPK telah
UPK
UPK
Badan Direksi
sesuai
K
ditetapkan / disepakati.
Informasi
rencana
perguliran

Rekom
endasi

4. Bagan Alur dan Mekanisme Perguliran

Pembahasan
dan
ALUR MEKANISME DAN PROSEDUR PERGULIRAN penetapan
USULAN
Desa/Kelompok
pendanaan
KELOMPOK
- penggalian

FORUM MAD

Pencair
an dana
Kelompok
pemanfaat

gagasan dan
rencana usulan

10

PERSIAPAN

USULAN

PENETAPAN
PENDANAAN

PENCAIRAN

Musyawarah
khusus
perguliran
BKAD
UP T
B
W
K
V
P
M

Pengembalian
bergulir

pinjaman

dana

Ctt : WM = wakil masyarakat
DOKUMENTASI DAN ADMINISTRASI PINJAMAN
1. Dokumentasi pinjaman
Dokumentasi pinjaman adalah seluruh dokumen yang diperlukan dalam
rangka pemberian pinjaman yang merupakan bukti perjanjian / ikatan
hukum antara Bumdes Bersama dengan anggota kelompok pemanfaat dan
bukti kepemilikan dokumen-dokumen lainnya yang merupakan perbuatan
hukum atau mempunyai akibat hukum.
Dokumen pinjaman mencakup :
1.
Berkas usulan Anggota Kelompok ( kelompok Pemberdayaan dan
Pengembangan Ekonomi).
2.
Perjanjian pinjaman antara Bumdes Bersama dan Anggota Kelompok
pemanfaat.
3.
Dokumen jaminan/anggunan pinjaman (husus anggota kelompok
pengembangan ekonomi).
4.
Dokumen proses verifikasi dan rekomendasi Badan Direksi dan Unit
Pengelola.
5.
Dokumen proses penetapan pendanaan.
6.
Dokumen pencairan pinjaman.
7.
Kartu pinjaman anggota kelompok pemanfaat.
8.
Dokumen / catatan yang diperoleh dalam kegiatan pembinaan selama
berjalannya pinjaman sampai pelunasan.
2. Administrasi pinjaman
Administrasi pinjaman adalah pengelolaan atas dokumen-dokumen yang
diperoleh selama pinjaman tersebut berlangsung.
Pengelolaan tersebut mencakup :
1.
pencatatan / registrasi
2.
Penyimpanan berkas.
3.
Pengamanan berkas pinjaman.
4.
Review setiap periode tertentu.
5.
Monitoring.
6.
Pengurangan (retensi) berkas.

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PINJAMAN ANGGOTA KELOMPOK
1. Pengawasan pinjaman Anggota Kelompok.

11

Pengawasan pinjaman anggota kelompok adalah pengawasan yang dilakukan
oleh Badan Direksi dan Unit Pengelola terhadap pelaksanaan pemberian
pinjaman mulai dari permohonan sampai penyelesaian pinjaman.
Prosedur pengawasan :
1. Pengawasan terhadap proses usulan permohonan pinjaman anggota
kelompok, yaitu Badan Direksi dan Unit Pengelola memastikan kelengkapan
dokumen usulan/ proposal yang terdiri dari ;
i.
Surat Permohonan Kredit
ii.
Profil Kelompok
iii.
Daftar Anggota Kelompok
iv.
Rencana Kerja Anggota Kelompok
v.
Rencana Kegiatan Usaha
vi.
Rekapitulasi Peminjam Usaha
vii.
Surat Pernyataan Tanggung Renteng
viii.
Rencana Pengembalian Angsuran/ kredit
ix.
Daftar Calon Peminjam
x.
Foto Copy KTP
xi.
Foto Copy Buku Tabungan
2. Pengawasan terhadap proses verifikasi usulan, BKAD memastikan bahwa
Badan Direksi dan Unit Pengelola telah melakukan penilaian terhadap usulan
kelompok dengan benar.
3. Pengawasan terhadap proses penetapan pendanaan, BKAD memastikan
bahwa penetapan usulan telah mengacu kepada hasil verifikasi.
4. Pengawasan terhadap perjanjian pinjaman antara Bumdes Bersama dan
Anggota Kelompok pemanfaat, Badan Direksi dan Unit Pengelola memastikan
kelengkapan isi dan keabsahan Surat Perjanjian Kredit
5. Pengawasan terhadap proses pencairan dana dari Bumdes Bersama ke
anggota kelompok, dan dari kelompok ke peminjam,
6. Pengawasan terhadap pengadministrasian pinjaman di kelompok
7. Pengawasan terhadap perkembangan usaha pemanfaat dalam kelompok
8. Pengawasan terhadap pinjaman yang cenderung non lancar (berpotensi
bermasalah)
9. Pengawasan terhadap tahapan proses pelunasan pinjaman.
2. Pembinaan pinjaman.
Pembinaan pinjaman adalah upaya pembinaan yang berkelanjutan (mulai dari
pencairan pinjaman kepada anggota kelompok pemanfaat sampai dengan
pinjaman dibayar lunas termasuk pemecahan masalahnya).
Tujuan dilakukan pembinaan pinjaman adalah :
1. Menjaga agar pelaksanaan pencairan pinjaman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
2. Memastikan penggunaan pinjaman sesuai dengan rencana penggunaannya
3. Memastikan arus keuangan anggota kelompok benar-benar digunakan untuk
membayar kembali pinjamannya.
4. Mengetahui perkembangan kegiatan / usaha anggota kelompok dan
membantu memecahkan permasalahannya.
Pelaksanaan pembinaan :
Pembinaan dapat dilakukan melalui pembinaan secara administrative (off site)
dan pembinaan secara langsung di lapangan (on site).
Pembinaan administrative (off site) :
1. Memelihara berkas pinjaman anggota kelompok pemanfaat sejak usulan
permohonan pinjaman sampai dengan pencairan pinjaman serta informasiinformasi pendukung lainnya yang diterima oleh Badan Direksi dan Unit
Pengelola.
2. Memelihara laporan kunjungan anggota kelompok pemanfaat dan melakukan
analisa terhadap perkembangan kegiatan anggota kelompok pemanfaat
sesuai dengan hasil kunjungan, jika terdapat hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti maka segera menyusun rencana tindak lanjut.
3. Melakukan pemantauan terhadap perkembangan pinjaman anggota
kelompok pemanfaat melalui laporan perkembangan pinjaman dan laporan
kolektibilitas simpan pinjam.

12

4. Melakukan review terhadap pinjaman anggota kelompok yang sedang
berjalan secara berkala. Review pinjaman anggota kelompok dapat meliputi :
a. Review dokumen pinjaman.
b. Review kondisi kegiatan / usaha dan keuangan anggota kelompok.
c. Review kelembagaan kelompok, misalnya aturan-aturan pinjaman dan
pengembalian anggota, dll.
Pembinaan secara langsung (on site) :
1. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan pinjaman apakah pinjaman yang
diberikan Bumdes Bersama digunakan sesuai dengan rencana dan tujuan
semula. Jika terjadi penyimpangan Badan Direksi dan Unit Pengelola harus
segera melakukan teguran dan mencari solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko pinjaman.
2. Memantau perputaran keuangan anggota kelompok.
3. Memantau perkembangan kegiatan / usaha anggota kelompok pemanfaat.
4. Memantau aktifitas kepengurusan kelompok, apakah pengurus berfungsi
secara aktif, kegiatan-kegiatan kelompok berjalan dengan baik dan rutin,
apakah terjadi pergantian pengurus kelompok.
5. Memantau dan membina kelengkapan dan ketertiban administrasi kelompok
terutama administrasi keuangan.
6. Terhadap anggota kelompok pemanfaat yang menunjukkan tanda-tanda
bermasalah, maka frekuensi kunjungan lapangan dan pembinaan harus
ditingkatkan.
7. Pembinaan secara langsung (on site) harus dibuat laporan tertulis sebagai
bentuk pertanggungjawaban dan bahan evaluasi.
KEUANGAN BUMDES BERSAMA
1. Perencanaan keuangan Bumdes Bersama
Perencanaan keuangan adalah seluruh perhitungan / kalkulasi rencana keuangan
yang mencakup : sumber pendapatan, jenis-jenis biaya, penerimaan,
pengeluaran, asumsi-asumsi dan indikator-indikator keuangan yang mengikuti
proses perencanaan.
Tujuan perencanaan keuangan :
a.
Adanya rencana kerja yang terukur.
b.
Sebagai alat koordinasi bagi Badan Direksi dan Unit Pengelola dalam rangka
mencapai rencana yang telah ditetapkan.
c.
Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan rencana kerja, sekaligus
dipakai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
d.
Sebagai alat pengawasan dan pengendalian jalannya kegiatan Bumdes
Bersama.
Jenis-jenis perencanaan keuangan Bumdes Bersama terdiri dari Rencana
anggaran dan proyeksi arus kas Bumdes Bersama.
a. Rencana anggaran Bumdes Bersama
Rencana anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan Bumdes Bersama yang dinyatakan dalam
satuan moneter untuk periode tertentu di masa mendatang.
Rencana anggaran Bumdes Bersama meliputi ;
 Rencana Pendapatan
 Rencana Biaya
Komponen dalam penyusunan anggaran pendapatan dan biaya.
1. Pendapatan, terdiri dari :
- Pendapatan jasa pinjaman dari kegiatan simpan pinjam. Untuk
perhitungan rencana pendapatan mengacu pada target pengembalian
pinjaman lancar diestimasikan 100 % sementara dengan collectibilitas
3 dengan estimasi 10 % disesuaikan dengan kemampuan Bumdes
Bersama dalam menangani tunggakan.
- Pendapatan bunga bank, dengan perhitungan estimasi dari saldo ratarata dana yang ada di rekening dengan asumsi bahwa cash on hand
relative kecil.
- Pendapatan operasional lainnya, dengan perhitungan estimasi
penerimaan diluar operasional jasa dan bunga bank misalkan denda
keterlambatan pembayaran pinjaman.

13

Pendapatan non operasional, dengan dasar perhitungan atau estimasi
pada transaksi penjualan inventaris yang telah habis buku atau
penerimaan dari pembulatan pembayaran angsuran pinjaman atau
transaksi diluar operasional Bumdes Bersama.
- Pendapatan
oprasinal
lainnya,
dengan
perhitungan
estimasi
penerimaan dan pengeluaran dari unit usaha lain yang dimiliki Bumdes
Bersama.
2. Biaya terdiri dari :
- Biaya operasional Badan Direksi dan Unit Pengelola, adalah semua
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan operasional
Bumdes bersama, dengan perhitungan seperti biaya honor,
administrasi dan kantor, transport, listrik dan telephon, sewa kantor
dan penyusutan inventaris serta biaya yang berkaitan dengan
operasional Bumdes Bersama.
- Biaya non operasional Bumdes Bersama adalah estimasi pengeluaran
atau biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan pendukung
operasional Bumdes Bersama, seperti biaya forum MAD, Honor BKAD,
pajak dan administrasi bank,sumbangan sosial, serta biaya
pembulatan transaksi yang ada.
- Biaya penghapusan piutang, adalah biaya yang dibebankan akibat
adanya penghapusan piutang yang sudah tidak dapat tertagih yang
aturannya sesuai aturan dalam Bumdes Bersama.
Catatan : dalam program penghapus piutang dari sistim pembukuan
adalah apabila terjadi anggota kelompok sebagai peminjam meninggal
dunia dengan dibuktukan lampirat surat sebagai berikut:
1. Surat keterangan meninggal dunia dari kepala Desa Mengatahui
Camat.
2. Surat rujukan atau keterangan meninggal dunia dari Rumah
Sakit/Puskesmas setempat.
3. Surat keterangan kecelakaan dari kepolisian (bagi anggota yang
mengalami kecelakaan).
-

b. Proyeksi arus kas Bumdes Bersama
Proyeksi arus kas adalah suatu proyeksi aliran kas yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh sumber-sumber penerimaan kas dan seluruh
pos-pos pengeluaran kas Bumdes Bersama dalam satuan moneter untuk
periode tertentu di masa mendatang.
Komponen dalam penyusunan arus kas
1. Penerimaan, terdiri dari :
- Penerimaan transfer dari KPPN ( jika ada bantuan pemerintah )
atau penerimaan dari pihak ketiga ( bantuan/pinjaman pihak luar )
- Pengembalian angsuran ( pokok dan bunga ) dari simpan pinjam.
Untuk perhitungan pengembalian pinjaman dari anggota kelompok
dapat membuat estimasi dengan menggunakan beberapa asumsi,
misalnya harapan pengembalian yang akan diterima berasal dari
target pengembalian pinjaman dengan kategori lancar, sementara
yang kategori collektibilitas diatas 3 sebesar 25 % sesuai dengan
rencana penyelesaian masalah/tunggakan pinjaman.
- Pendapatan bunga bank, untuk memperkirakan besarnya bunga
bank dapat diestimasi menggunakan rata-rata saldo bank pada data
tahun lalu dengan asumsi bahwa cash on hand sangat kecil / sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
- Penerimaan lainnya,
adalah penerimaan kas atau bank yang
berasal dari sumber lain baik merupakan pendapatan atau bukan.
2. Pengeluaran, terdiri dari :
- Pencairan dana kegiatan program, adalah alokasi dana yang
dianggarkan untuk mendanai kegiatan sarana / prasarana simpan
pinjam. Rencana dan jumlah dana yang akan dikeluarkan sesuai
dengan rencana /jadwal pelaksanaan kegiatan.
- Pengeluaran biaya operasional Badan Direksi dan Unit
Pengelola, adalah biaya yang pengeluarannya ditujukan untuk
membiayai kegiatan operasional Badan Direksi dan Unit Pengelola
seperti
honor,
administrasi,
transportasi,
sewa
kantor,biaya
penyusutan, serta biaya operasional lainnya. Pengeluaran ini

14

-

-

disesuaikan dengan rencana anggaran yang telah disusun dalamn
periode yang sama.
Pengeluaran biaya non operasional Badan Direksi dan Unit
Pengelola, adalah pengeluaran untuk mendanai biaya-biaya yang
tidak berkaitan dengan operasional Badan Direksi dan Unit Pengelola,
misalnya pajak dan administrasi bank, biaya forum MAD, Honor BKAD,
sumbangan dan lainnya.
Pengeluaran untuk investasi atau pembelian inventaris, adalah
pengeluaran yang berkaitan dengan rencana pengadaan barang /
inventaris atau investasi lainnya.

2. Administrasi dan laporan keuangan Bumdes Bersama
a. Dana-dana Bumdes Bersama
Yang dimaksud dengan dana adalah semua jenis uang tunai, saldo rekening,
saldo tabunganm, deposito, yang dapat segera dijadikan sebagai sumber
pendapatan dan pembiayaan kegiatan Bumdes Bersama. Dengan demikian
dana mencakup uang tunai dan saldo bank.
b. Administrasi keuangan Bumdes Bersama.
Pada dasarnya administrasi keuangan mencakup : pemasukan, pengeluaran,
dan saldo.
Administrasi keuangan diperlukan sebagai bahan informasi
pembuatan pelaporan kondisi keuangan secara utuh. Dengan demikian
administrasi harus secara rinci dan detail baik untuk kas maupun bank.
Pemisahan administrasi berdasarkan penggolongan dana Bumdes Bersama
adalah sebagai berikut :
1. Dana operasional Bumdes Bersama.
2. Dana pengembalian pinjaman.
3. Dana simpanan/tabungan kelompok.
Pemisahan administrasi ini bertujuan untuk fungsi :
1. Pembelajaran dalam peberdayaan.
2. Kemudahan supervisi dan monitoring penggunaan dana.
3. Kemudahan pengendalian pengelolaan keuangan Bumdes Bersama.
Pemisahan administrasi mencakup administrasi kas dan administrasi bank,
sehingga dibutuhkan :
1. Buku kas harian (untuk administrasi uang kas).
2. Buku bank harian (untuk administrasi uang di bank)
Dengan demikian maka pola administrasi keuangan Bumders
meliputi :
1. Rekening Bank : Operasional Bumdes Bersama, Pengembalian
Simpanan/Tabungan.
2. Buku Bantu bank / buku bank harian : Operasional Bumdes
Pengembalian Pinjaman, Simpanan/Tabungan.
3. Buku kas harian : Operasional Bumdes Bersama, Pengembalian
Simpanan/Tabungan.

Bersama
Pinjaman,
Bersama,
Pinjaman,

c. Laporan keuangan Bumdes Bersama
Jenis pelaporan
Pelaporan keuangan Bumdes bersama mencakup hasil kegiatan dan kondisi
keuangan terakhir yang meliputi :
1.

Realisasi pencairan simpan pinjam
Laporan ini melaporkan perkembangan daya serap pinjaman secara
periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan
masing-masing kelompok.
2.
Neraca keuangan Bumdes Bersama.
Neraca keuangan Bumdes Bersama adalah laporan posisi keuangan
Bumdes Bersama pada saat tertentu yang memuat nilai kekayaan dan
penggunaan dana berdasarkan alokasi masing-masing kegiatan unit
usaha secara utuh, sumber dana dari KPPN (jika ada), laba dan hutang.
Untuk kebutuhan analisa keuangan, Badan direksi yang mengelola dana
simpan Pinjam dapat melakukan pemisahan neraca dengan membuat
neraca khusus pengelolaan dana simpan pinjam.
3.
Laporan operasional

15

Laporan operasional pada dasarnya merupakan laporan yang
menjelaskan jumlah pendapatan yang diterima dari berbagai sumber dan
biaya yang dikeluarkan untuk berbagai pos dalam periode tertentu.
4.
Laporan perkembangan pinjaman
Laporan perkembangan pinjaman adalah laporan yang menjelaskan
perkembangan pinjaman yang menyangkut : realisasi pencairan
pinjaman,
target
pengembalian,
realisasi
pengembalian,
saldo
pinjaman,saldo simpanan/tabungan, tingkat pengembalian dan jumlah
tunggakan.
5.
Laporan kolektibilitas
Laporan kelektibilitas adalah laporan yang menjelaskan kualitas pinjaman
yang didasarkan pada lamanya tunggakan dan juga memberikan
informasi tingkat resiko pinjaman.
1) Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan kolektibilitasnya,
penetapan tingkat kolektibilitas aktiva produktif didasarkan :
(a) untuk pinjaman yang diberikan didasarkan pada ketepatan
pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam
yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan
(b) untuk aktiva produktif lainnya disdasarkan pada tingkat
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanam dalam aktiva
produktif tersebut serta tingkat penghasilannya.
2) Penanaman dana dalam aktiva produktif harus dinilai dengan seksama
sehingga dalam penentuan kolektibilitasnya disamping menggunakan
unsur kuantitatif juga dilakukan penilaian atau judgement, Untuk
memungkinkan lembaga melakukan judgemen atas kolektibilitasn
aktiva produktifnya dan guna memperoleh keseragaman pelaporan
dikemukakan pedoman penggolongan kolektibilitas.
3) berdasarkan penilaian yang dilakukan sesuai dengan angka 1, 2 dan 3,
maka kolektibilitas aktiva produktif digolongkan sebagai lancar, kurang
lancar, diragukan dan macet.
4) penggolongan kolektibilitas, atas dasar penggolongannya maka kriteria
kolektibilitas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut :
(a) Lancar
Pinjaman digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria
(i) pinjaman dengan angsuran tidak terdapat tunggakan angsuran
pokok, bunga
(ii) terdapat tunggalan angsuran pokok tetapi belum melampaui 1
bulan bagi pinjaman yang ditetapkan masa angsurannya kurang
dari satu bulan atau belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman
yang ditetapkan masa angsurannya bulanan
(iii)terdapat tunggakan bunga tetapi belum melampaui 1 bulan bagi
pinjaman yang ditetapkan masa angsurannya kurang dari satu
bulan atau belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman yang
ditetapkan masa angsurannya bulanan
(b) Kurang lancar
(i) Pinjaman kurang lancar apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
(ii) Pinjaman dengan angsuran terdapat tunggakan angsuran pokok
yang melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi
pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan atau
melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi
pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2
bulanan atau 3 bulanan
(iii)terdapat tunggakan bunga yang melampaui 1 bulan dan belum
melampaui 2 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran
kurang dari 1 bulan atau melampaui 3 bulan dan belum
melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya
ditetapkan bulanan, 2 bulanan atau 3 bulanan
(c) Diragukan
Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman tersebut tidak
memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar tetapi berdasarkan
penilaian dapat disimpulkan bahwa pinjaman masih dapat
diselamatkan.
(d) Macet
(i) Pinjaman digolongkan macet apabila tidak memenuhi kriteria
lancar, kurang lancar, dan diragukan seperti tersebut diatas

16

(ii) memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12
bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau
usaha penyelamatan
(iii)pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
team penyelesaian atau pengadilan negeri
6.

Laporan kesehatan pinjaman Bumdes Bersama
Laporan kesehatan pinjaman Bumdes Bersama adalah laporan yang
menjelaskan posisi tingkat kesehatan Bumdes Bersama.

d. Tutup buku dan alokasi laba Bumdes Bersama
1. Periode pelaporan keuangan dan tutup buku :
a. Dilakukan pada setiap akhir bulan utuk kepentingan laporan bulanan.
b. Berakhirnya masa jabatan Badan Direksi dan Unit Pengelola sebagai
laporan pertanggungjawaban Badan Direksi dan Unit Pengelola .
c. Pelaporan pertanggung jawaban (MAD tutup buku) Dilakukan per 31
Desember setiap tahunnya.
2. Pengalokasian laba/surplus untuk anggaran-anggaran seperti biaya forum
MAD dan
BKAD, biaya Badan Pengawas, penambahan modal,
pengembangan kelembagaan, bonus pengurus Bumdes Bersama, dan
dana sosial dapat dilakukan dengan ketentuan :
a.
Pengalokasian/pembagian keuntungan untuk anggaran/alokasi
dana tertentu hanya dilakukan setiap tutup buku akhir tahun (dari
laba/surplus tahunan)
b.
Pengalokasian dilakukan setelah memperhitungkan nilai resiko
pinjaman Bumdes Bersama sesuai laporan kolektibilitas tahun yang
bersangkutan serta dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan
pertumbuhan modal untuk kegiatan pinjaman Bumdes Bersama.
c.
Pengalokasian untuk penambahan modal dibukukan sebagai
Surplus ditahan pada neraca.
d.
Pengalokasian untuk biaya forum MAD dan BKAD serta Badan
Pengawas langsung dieksekusi dan dikeluarkan dari laba/surplus
Bumdes Bersama yang dilaporkan dalam laporan perubahan modal
sebagai pengurang surplus/laba bersih. Biaya forum MAD dan BKAD
serta Badan Pengawas sesuai ketentuan masuk rekening BKAD untuk
kemudian dibuat pembukuan/administrasi sendiri oleh Badan Direksi
dan atau forum MAD dan pengurus BKAD serta Badan Pengawas.
Untuk pelaporannya dibuat Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya
BKAD/Forum MAD/Badan Pengawas (terpisah sesuai peruntukannya).
e.
Pengalokasian lainnya yang langsung dieksekusi dan dikeluarkan
dari laba/surplus Bumdes Bersama adalah bonus Badan Direksi dan
Unit Pengelola. Pada saat dikeluarkan, bonus Badan Direksi dan Unit
Pengelola ini dilaporkan dalam perubahan modal sebagai pengurang
surplus/laba bersih. Laporan semacam ini berlaku juga bagi
pengalokasian
surplus
untuk
hal
lainnya
yang
langsung
dieksekusi/dikeluarkan dari laba/surplus Bumdes Bersama.
f.
Pengalokasian untuk pengembangan kelembagaan Bumdes
Bersama dan dana sosial bantuan masyarakat miskin serta alokasialokasi lainnya yang tidak dieksekusi / dikeluarkan secara langsung,
dibukukan sebagai hutang. Pada
saat alokasi/anggaran itu
dikeluarkan, hutang akan berkurang sejumlah alokasi yang sudah
terealisasi dan dicatat pada buku besar hutang. Untuk pelaporannya
dibuat Laporan Anggaran dan Realisasi Dana Pengembangan
Kelembagaan Bumdes Bersama dan Dana Sosial (terpisah sesuai
peruntukannya).
3. Alokasi laba Bumdes Bersama :
a. Biaya Forum MAD dan BKAD maksimal 5% (peningkatan kapasitas).
b. Biaya Pembina,Pengawas dan Penasehat maksimal 5% (peningkatan
kapasitas).
c. Penambahan modal minimal 70%.
d. Pengembangan kelembagaan dan kelompok maksimal 10%.
e. Bonus Pengurus Badan Direksi dan Unit Pengelola maksimal 5%.
f. Dana sosial minimal 5%.

17

VII. PENILAIAN KESEHATAN BUMDES BERSAMA
Kelembagaan Bumdes Bersama akan dilakukan pemetaan dengan tujuan
sebagai dasar untuk menentukan pola penguatan dan mengetahui potensi
pengembangan yang sesuai dengan kondisi masing-masing Unit Usaha. Pemetaan
dilakukan dengan melakukan evaluasi (tiga) aspek pemetaan : Aspek Resiko
Pinjaman (melakukan evaluasi kondisi resiko pinjaman), Aspek Produktifitas
(melakukan evaluasi potensi produktifitas ) dan Aspek Kualitatif Pengelolaan
(melakukan evaluasi kondisi dukungan pengelolaan secara kualitatif).
Hasil pemetaan adalah memberikan kategorisasi Bumdes Bersama kedalam
Potensial atau Kurang Potensial. Dengan demikian pemetaan bukan sebagai
penilaian yang bersifat penilaian (rating) tetapi sebagai hasil identifikasi Bumdes
Bersama untuk penguatan selanjutnya.
Kelembagaan Bumdes Bersama dalam tahapan institusionalisasi (kelembagaan)
dan diarahkan sebagai lembaga pelaksana pengelola program untuk masyarakat
selain pengelola kegiatan pendanaan usaha skala mikro (microfinance) dan dalam
tahap ini Bumdes Bersma juga memberikan dukungan penguatan melalui Konsultan
Pendamping jika diperlukan yang memberikan penguatan dalam hal: (1)
Kelembagaan Bumdes Bersama dan unit usaha yang bertujuan menjadi lembaga
yang mempunyai akuntabilitas; (2) Penguatan Pengelolaan Keuangan bertujuan
meningkatkan kapasitas sebagai pengelola keuangan yang transparan untuk
berbagai pendanaan program; (3) Penguatan Pengelolaan Pinjaman bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas dalam mengelola dana bergulir yang mempunyai
akuntabilitas yang baik; (4) Pengembangan Jaringan bertujuan untuk membuka
jaringan berbagai program masyarakat dari berbagai sumber penyedia program.
Pengembangan jaringan akan dapat berjalan dengan baik jika kelembagaan
Bumdes Bersama sudah dianggap memadai atau akuntabel, sehingga proses
penguatan yang menjadi prioritas adalah Penguatan Kelembagaan, Pengelolaan
Keuangan, dan Pengelolaan Pinjaman. Sebagai upaya penyiapan pengembangan
jaringan tersebut maka diperlukan penilaian terhadap hasil penguatan yang telah
dilakukan. Penilaian yang dimaksud adalah Penilaian Kesehatan Bumdes Bersama.
Tujuan Penilaian Kesehatan Bumdes Bersama adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan (rating) Badan Direksi dan Unit Pengelola
dalam
pengelolaan
keuangan,
pengelolaan
simpanan-pinjaman
da