MAKALAH BAHASA INDONESIA baru bgt

MAKALAH BAHASA INDONESIA
HANDPHONE SUMBER INDIVIDUALISME

Disusun oleh :
MOH. MAULANA
FATMAWATI
MAULIDIANA SILMI M.
RINA ANGGRIANI
KRISTININGSIH
SITI MAUFIRAH
FATMA RISKI WAHYU ILLAHI
ALFIANA AFIDAH R

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Handphone
Sumber Individualisme.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kemajuan

Teknologi,

menyebabkan

kebutuhan

manusia

semakin

bertambah. Terdapat keterkaitan antara kemajuan teknologi dengan bertambahnya
kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan manusia

menjadi lebih mudah untuk


dipenuhi.
Handphone merupakan contoh teknologi yang biasa digunakan untuk
berkomunikasi, dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang tua, sehingga
tidak heran jika hampir semua orang melakukan interaksi hanya melalui sosial
media saja, selain mudah juga dapat dilakukan tanpa batasan waktu, dan tempat.
Tapi tidak tahukah anda bahwa ini dapat merubah budaya masyarakat.
Karena dengan berkomunikasi seperti itu dapat menyebabkan menurunnya
kepedulian masyarakat terhadap orang disekitarnya. Hal ini menimbulkan dampak
buruk dalam berinteraksi interpersonal, secara langsung juga dapat merusak
psikologis seseorang tersebut. Dengan beriringnya waktu seseorang akan sulit
menjalin komunikasi tatap muka dan membangun relasi dengan orang-orang
disekitarnya. Apabila hal tersebut tidak segera dicegah akan menimbulkan
dampak yang sangat buruk bagi kehidupan sosial kita, yang dimana manusia lama

kelamaan akan sangat individualis dan tidak akan ada lagi interkasi ataupun
sosialisasi yang dilakukan di dunia nyata, karena secara keinginan manusia lebih
senang dengan sesuatu hal yang kreatif, menarik dan instan.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini:

1.2.1 Mengapa handphone menjadi sumber individualisme?
1.2.2 Apa dampak negatif yang diperoleh dari sifat individualisme?
1.2.3Bagaimana cara menanggulangi individualisme yang bersumber dari
handphone?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini:
1.3.1Untuk mengetahui alasan dari sifat individualisme yang bersumber
dari handphone.
1.3.2 Untuk

mengetahui

akibat

yang

ditimbulkan

dari


sifat

individualisme.
1.3.3

Untuk mengetahui cara menanggulangi individualisme yang

bersumber dari handphone.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini:

1.4.1 Dapat menghindari sifat individualisme
1.4.2 Dapat menetralisir dampak dari sifat individualisme
1.4.3

Dapat

mengetahui


cara

yang

baik

untuk

menanggulangi

sifat

individualisme

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Individualis
Individualisme : 1 paham yg menganggap manusia secara

pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebu-tuhannya
tidak

boleh

disamaratakan),

2

paham

yg

meng-hendaki

kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi
setiap orang; paham yg mementingkan hak per-seorangan di
samping kepentingan masyarakat atau negara, 3 paham yg
menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting dari orang
lain.


Individualis yang pertama lebih dikenal dengan egoistis atau
egosentris. Individualis yang kedua mempunyai kecenderungan
tidak perduli terhadap orang lain, dan mementingkan diri
sendiri. Tipe pertama bukan hanya cenderung tapi memang
bersifat seperti karena dia menganggap bahwa lingkungan
sosialnya ada untuk dirinya sendiri dan hanya untuk dia bukan
orang lain, orang lain adalah bagian dari lingkungan sosial
sehingga kalau orang tersebut tidak berguna baginya maka dia
adalah sampah, tidak perlu digubris. Tipe pertama akan
membentuk pikiran yang memperalat orang lain dan lingkungan
sosialnya untuk kepentingan pribadinya. Selain itu karena
memandang bahwa dunia berpusat pada dirinya, maka yang
lain dari dirinya adalah salah. Dari sifat-sifat diatas dapat
disimpulkan bahwa tipe ini akan mengakibatkan pertumbuhan
individu lain menjadi terhambat, dalam kata ia menghalangi
pertumbuhan individu lain dengan sengaja.
Seperti dibilang di atas tipe kedua (secara pribadi lebih
senang menyebutnya dengan individualis saja) juga mempunyai
kecenderungan tersebut. Tetapi tidak akan membentuk pikiran

untuk memperalat orang lain dan lingkungan sosialnya untuk
kepentingan pribadinya, Kenapa? Karena tipe ke-dua sadar

bahwa orang lain adalah individu juga, individu yang berpusat
pada diri mereka sendiri dan sebagai individu yang berdiri
sendiri mereka mempunyai pendirian sendiri dan kepentingan
sendiri. Karena sadar bahwa orang lain mempunyai pendapat
mereka sendiri-sendiri maka dia tidak akan memaksakan
pendapatnya kepada orang lain. Karena juga sadar bahwa orang
lain mempunyai kepentingan sendiri maka dia akan berusaha
memenuhi kepentingan dirinya sendiri tanpa berbentrokkan
dengan kepentingan orang lain atau jika memang harus
berbentrokkan dengan kepentingan orang maka dia akan
berusaha meminimalkan bentrokkan itu dengan cara berunding
dengan orang yang berkepentingan tersebut dan ia tidak akan
memaksakan

kepentingannya

kepada


orang

lain.

Karena

lingkungan sosial terbentuk dari individu-individu lain maka dia
akan memandang lingkungan sosial sebagai tempat dia hidup
tempat dia

mengembangkan dirinya

tanpa

berniat

untuk

mengharuskan lingkungan sosialnya sama dengan dirinya, bagi

tipe ini lingkungan sosial adalah sebagai penyokong, tidak untuk
dikuasai. Dari sifat-sifatnya maka tipe ke-dua akan membiarkan
setiap individu lain berkembang dengan cara mereka sendiri
menuju kesempurnaan mereka sendiri. Karena kita hidup tidak

hanya didukung oleh lingkungan sosial saja tapi juga oleh
lingkungan alam kita.Dengan menjadi keduanya kita bisa
menyeimbangkan antara alam dan manusia dan menyelaraskan
hubungan alam dengan manusia.
SHERIF mengemukakan bahwa sikap individual itu dapat di
ubah atau di bentuk apabila:
1. Terdapat hubungan timbal-balik yang antara individu.
2. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dari satu
pihak.
Beberapa ciri dari sikap individualis, antara lain sebagai
berikut:
1. Aggressor

(berbuat

macam-macam),

merendahkan

status yang lain, menolak nilai, atau perasaan yang lain.
Menyerang kelompok atau masalah yang diatasinya, iri
hati pada kontribusi yang lain dan berupaya mengakui
kontribusi itu untuk dirinya.
2. Blocker (penghambat), cenderung bersifat negativ dan
secara kepala batu selalu menolak, membantah, dan
menentang tanpa alasan yang kuat dan berusaha untuk
mempertahankan atau membuka kembali persoalan yang
sudah di tolak oleh kelompok.

3. Recognition Seeker (pencari muka), berusaha berbagai
cara untuk menarik perhatian orang, bertindak dengan
cara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan
pada posisi rendah.
4. Help Seeker, berusaha untuk menarik simpati dari
anggota kelompok yang lain atau dari seluruh kelompok
dengan

mengungkapkan

rasa

tidak

aman

dan

ketidaktahuan.
5. Dominator,

berusaha

menegaskan

otoritas

atau

superotoritasnya ketika mengendalikan kelompok atau
anggota-anggota tertentu.
2.2 Telepon Genggam
Telepon genggam (telgam) atau telepon seluler (ponsel)
atau handphone (HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik
yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon
konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana
(portabel/mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan
telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Handphone sumber Individualisme
Sifat individualisme adalah sifat yang terlalu menganggap
kita dapat melakukan semuanya sendiri, tanpa bantuan atau
perhatian

orang

lain

kita

bisa

melakukannya.

Sifat

individualisme pada dasarnya sangat tidak cocok untuk di
terapkan di Indonesia. Teorinya, Indonesia merupakan bangsa
yang sangat kental budaya gotong royongnya. Jadi, hubungan
satu dengan yang lain harusnya sangat kuat, saling membantu
ketika di butuhkan, saling memberi semangat, dan lain-lain.
Yang

kita

pelajari

juga

adalah

pada

dasarnya

manusia

merupakan makhluk sosial, makhluk yang saling membutuhkan
satu sama lain. Jadi, apa yang membuat masyarakat kita,
khususnya remaja menjadi insan yang sifat individualisnya kuat?
Menurut pandangan saya, teknologi yang tahun ke tahun
makin maju merupakan salah satu faktor penyebab tingginya
sifat indivualisme remaja. Majunya teknologi bisa menjadi hal
yang baik dan sekaligus dapat membuat perubahan yang tidak
baik

kepada

sebuah

bangsa.

Seperti

contohnya

Handphone.Bayangkan seorang anak yang bermain HP sendiri di
rumah seharian penuh. Interaksi yang dialaminya hari itu
hanyalah ketika ia keluar kamar untuk makan, mandi, buang air
kecil, atau buang air besar, itupun kalau ia bertemu dengan
ayah, ibu, atau kakaknya dirumah, namun jika tidak? Artinya
anak tersebut tidak sama sekali mengalami interaksi sosial
sesama manusia hari itu
Gadget yang dimiliki remaja pada zaman sekarang. Seperti
contohnya smartphone atau tablet, siapa yang tidak pernah
menggunakan gadget seperti itu? Itu merupakan barang yang
familiar dalam kehidupan remaja zaman sekarang. Gadget
merupakan barang yang sangat penting bagi remaja, bahkan
lebih penting dari yang lain. Contohnya ketika seorang pelajar

akan berangkat ke sekolah tiba-tiba Handphonenya tertinggal,
maka mereka akan kembali mengambilnya, lain jika bukunya
yang tertinggal, maka mereka tetap meneruskan perjalanannya
ke Sekolah. Ketika sampai ke Sekolah pun mereka akan tetap
asyik

dengan handphonenya

masing-masing. Bahkan saat

berbincang-bincang dengan temannya, mereka tetap fokus
dengan Handphonenya. Sehingga, seperti tidak terjadi interaksi
yang sesungguhnya.Jadi dapat dikatakan bahwa salah satu
penyebab individualisme adalah handphone.

3.2

Dampak Negatif Individualisme
3.2.1. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada
beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial.

3.2.2 Hilangnya kebudayaanan adat istiadat
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral
pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain,

dibandingkan

dengan

kebudayaanya

sendiri,

sebagai

contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian
minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan
memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan
budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh
narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat
merusak martabat bangsa Indonesia
Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara
barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa.
Anak cenderung meniru paham libelarisme, seperti sikap
individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa
memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh
pada pemerintahan.
3.2.3

Prasangka Sosial yang bersifat negatif
Prasangka ini timbul karena adanya perbedaan, dimana

perbedaan ini menimbulkan perasaan Superior antara satu
individu dengan individu yang lain. Individu atau kelompok
yang meliputi prasangka negatif memiliki sikap serta
pandangan yang tidak obyektif dan wajar, hal ini tentu saja
merupakan perkembangan kepribadian

.
3.2.4

Jarak Sosial (social distance)
Jika antara individu yang satu dengan yang lain semakin

bertentangan

bahkan

saling

membenci

menimbulkan

semakin

jauhnya

jarak

maka

sosial

akan

diantara

mereka.
3.2.5

Egoistis
Individu

akan

menjadi

lebih

egois

apabila

sikap

individualisnya masih sangat kental atau masih melekat
pada diri seseorang.
3.2.6

Orang

yang

cenderung

individualis

tidak

terbiasa

dengan hal-hal yang ramai atau melibatkan banyak orang
( bergaul) perlu adanya pendekatan yang lebih intensif.
3.2.7

Orang yang individualis dan kaku sering merasa bahwa

dirinya

tidak

mendapat

dibutuhkan

respon

yang

oleh

orang

berbeda

lain

dari

dan

selalu

lingkungannya

sehingga ia lebih nyaman untuk mengasingkan diri.
3.2.8

Selalu merasa apa yang dia lakukan selalu benar dan

apa yang dilakukan oranglain dianggap salah.

3.2.9

Kebanyakkan orang individualis masih belum sadar

tentang tidak pentingnya sikap individual dan juga belum
sadar bahwa mereka hidup ditengah-tengah komunitas
sosial dan tidak lain mereka adalah sebagai makhluk sosial
(sosial animal) yang selalu membutuhkan orang lain
kapanpun dan dimanapun mereka berada.

3.3 Cara

Menanggulangi

Individualisme

yang

Bersumber dari

Handphone
3.3.1

Memperbanyak sosialisasi dengan orang lain
Jika diperhatikan dengan seksama seorang pecandu smartphone

nampak cuek dengan sekitarnya, di mana-mana yang dia perhatikan
hanyalah benda mungil yang ada di genggaman tangannya, dia bisa jadi
merasa tidak membutuhkan orang lain karena merasa dunia ada di
genggamannya. Jika Anda menyadari hal ini segeralah ubah kebiasaan
tersebut, simpanlah smartphone Anda dan mulailah memperbanyak
sosialisasi dengan orang lain. Jika berada di tempat umum atau ketika
menunggu sesuatu tentu saja Anda boleh menggunakan smartphone Anda
untuk sekedar mengisi waktu atau menghilangkan rasa bosan, namun

jangan sampai fokus Anda menjadi terganggu membuat Anda jadi tidak
waspada yang pada akhirnya dapat merugikan Anda sendiri.
3.3.2. Secara bertahap mengurangi pemakaian smartphone Anda
Untuk bisa lepas dari segala bentuk kecanduan seseorang memerlukan
waktu untuk bisa sedikit demi sedikit mengurangi kadar penggunannya,
begitu pula ketika seseorang telah mengalami kecanduan terhadap
smartphone. Perlu niat yang sungguh-sungguh yang berasal dari dalam diri
Anda untuk bisa lepas dari kencanduan smartphone, perbanyaklah aktifitas
fisik yang dapat mengalihkan fokus Anda kepada hal-hal lain yang lebih
penting selain terhadap smartphone Anda.
3.3.3 Menggunakan ponsel yang memiliki fitur standar
Pahami fungsi serta kebutuhan alat komunikasi Anda, jika Anda tidak
terlalu sibuk dan eksis dalam dunia sosial media Anda dapat menggunakan
alat komunikasi yang memiliki fitur standar khusus untuk menelepon dan
sms, karena dengan cara demikian Anda tidak akan tergoda untuk berlamalama menatapi alat komunikasi Anda.
3.3.4 Menggunakannya dengan bijaksana
Gunakanlah smartphone Anda dengan tujuan yang bijaksana, kenalilah
waktu serta tempat di mana Anda bisa menggunakan smartphone Anda
dengan tujuan yang penting. Hindari sebisa mungkin membuang-buang

waktu serta kesempatan yang sebenarnya bisa Anda pergunakan untuk
melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat ketimbang duduk diam
selama berjam-jam mengutak-atik smartphone Anda.
3.3.5 Tetapkan maksimal batasan waktu untuk menggunakan smartphone Anda
Biasanya seseorang memiliki lebih dari satu alat komunikasi, dalam
usaha Anda untuk terhindar dari kecanduan smartphone tetapkan tekad
dalam hati Anda berapa lama maksimal Anda boleh menggunakan
smartphone Anda di waktu luang. Hal ini sangat memerlukan kedisiplinan,
untuk kebutuhan lain yang mendesak Anda dapat menggunakan ponsel
Anda yang lain yang memiliki fitur standar sebagai gantinya.
3.3.6. Lebih peka terhadap keadaan. Seperti contohnya ketika teman kita sedang
bertindak tidak seperti biasanya, tanyakan kenapa, dengarkan cerita
mereka. Mungkin saja dengan mendengarkan cerita mereka kita dapat
membantu mereka, terlebih lagi mungkin kita dapat memberi saran.
3.3.7. Jangan pernah ragu untuk tersenyum atau menyapa orang-orang orang yang kita
kenal atau bahkan tidak kenal. Terlebih lagi kepada aspek terseyum. Tidak ada
salahnya jika kita terseyum kepada orang yang kita kenal atau bahkan orang yang
tidak sama sekali tidak kita kenal. Dengan begitu kita akan di anggap sebagai
orang ramah dan ketika orang menganggap kita seorang yang ramah, orang tak
akan segan untuk memulai pembicaraan dengan kita.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 handphone menjadi sumber individualisme karena
ketika memainkan handphone maka akan fokus terhadap
handphone tersebut, serta handphone merupakan alat yang sangat
mengasyikkan jadi ketika menggunakan handphone maka akan
menghiraukan orang-orang disekitarnya.
4.1.2 dampak negative dari sifat individualisme diantaranya:
sikap individualistik, kesenjangan sosial, hilangnya kebudayaan
adat- istiadat serta banyak lagi yag lain.
4.1.3 cara yang bisa digunakan untuk mengurangi
individualisme yang berdampak dari handphone yaitu: aktif dalam
organisasi yang ada, lebih peka terhadap keadaan, jangan pernah
ragu untuk tersenyum dan menyapa orang-orang yang kita kenal
maupun tidak, dan lain-lain.

4.2 Saran
4.2.1 sebaiknya, jangan terlalu fokus terhadap handphone
dan berusahalah mempedulikan orang sekitar.
4.2.2 sebaiknya, pandai-pandailah dalam menetralisir dampak
negative yang ditimbulkan dari penggunaan handphone.
4.2.3 janganlah ragu untuk meningkatkan sosialisasi
dengan orang sekitar

DAFTAR PUSTAKA

http://kbbi.web.id/individualisme
http://sherlydsasmito.blogspot.co.id/2011/03/individualis.html
https://rizkamulyani.wordpress.com/2013/03/25/individualisme-remaja-bencana-abad-ke21/

https://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam
http://intanathan.blogspot.co.id/2012/09/makalahsosiologi-individualismeperkotaa.html