Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM Dala

Muhammad Darmawan Ardiansyah/HI
A/1112113000007

Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM Dalam Konteks Hubungan
Internasional dan Indonesia
A. Pernyataan Masalah
Begitu pentingnya isu HAM di dunia abad ini menjadi hal yang sangat
menarik untuk dibahas dalam skripsi yang saya tuliskan. upaya apa yang
diperlukan bagi pemajuan dan perlindungan HAM diwujudkan dalam konteks
Hubungan Internasional? Sebelum mengulas hal tersebut, adakalanya untuk
memahami isu HAM, diperlukan juga penjelasan mengenai sejarah dan
perkembangan HAM di dunia, terutama kaitannya dengan pandangan-pandangan
tradisi pemikiran negara-negara modern.
Disini juga akan dibahas tentang keterkaitan HAM dan demokrasi karena
kedua hal tersebut mempunyai keterikatan satu dengan yang lain.
Ketidakseimbangan antara hak-hak sipil dan politik yang lebih mendominasi
HAM daripada hak-hak yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, dan budaya. Serta
pembahasan terakhir dalam tulisan ini adalah mengenai pemajuan dan
perlindungan HAM di Indonesia.
Pedoman dunia yang berkaitan dengan HAM telah dibentuk sejak tahun
1948, bernama Universal Declaration of Human Rights untuk menghormati hakhak asasi manusia diseluruh negara (Budiardjo, 2008:218). Deklarasi ini dijadikan

sebagai pedoman seluruh negara untuk menjamin hak setiap warga negaranya.
Lahirnya berbagai konvensi maupun perjanjian internasional yang dipelopori oleh
Universal Declaration of Human Rights menunjukkan betapa pentingnya hak

asasi manusia sebagai pelindung bagi setiap individu maupun kelompok di sebuah
negara.
Walaupun telah dibentuk berbagai perjanjian internasional tentang HAM,
tidak dapat menjamin akan tegaknya prinsip-prinsip HAM di sebuah negara. Hal
ini dapat dibuktikan dari masih banyaknya negara yang melakukan pelanggaran
HAM. Pelanggaran HAM dalam bentuk pembunuhan massal, penyiksaan,
penculikan, pemerkosaan, penahanan tanpa sebab, dan proses hukum yang tidak
adil merupakan kejadian yang telah menjadi rutinitas di negara-negara yang sering
dilanda konflik peperangan.
Praktik kejahatan yang terjadi di negara-negara Amerika Latin, Eropa, dan
Timur Tengah serta tempat-tempat lainnya menjadi sebuah contoh mengerikan
terhadap pelanggaran HAM dan menimbulkan keprihatinan bagi stabilitas
keamanan internasional. Contoh pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak
berdosa oleh kelompok Taliban di Afghanistan juga merupakan pelanggaran HAM
yang sangat berat di mana rakyat yang tidak bersalah harus menanggung akibatakibat yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah negara tersebut.
Berjuta-juta pengungsi di seluruh penjuru dunia berbondong-bondong

melarikan diri karena telah kehilangan rasa aman dan tempat tinggal diakibatkan
oleh konflik yang tidak kunjung selesai. HAM masih sebatas prinsip-prinsip yang
belum bisa diterapkan. Memandang nasib-nasib para buruh kerja Indonesia
khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengadu nasib di negeri orang
seperti Arab Saudi, kuwait, serta negara-negara tetangga, seperti Malaysia,
Singapura, dan Brunei yang sangat memprihatinkan.

Para Tenaga Kerja Indonesia yang merantau di sana dianiaya, ditindas, dan
diperlakukan tidak lebih dari seorang budak. Pelanggaran HAM yang terjadi pada
mereka tidak hanya dilakukan oleh para majikan mereka, melainkan juga
dilakukan oleh para aparatur negara yang notabene juga harus melindungi hak-hak
setiap manusia yang hidup di negara tersebut. Betapa mirisnya kehidupan yang
mereka jalani diakibatkan karena tidak adanya jaminan HAM bagi diri mereka.
Asia Tenggara juga tidak bisa terlepas dari sorotan dunia internasional
mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah tersebut. Sebut saja
Myanmar yang sedang dilanda konflik kekuasaan, ditindasnya muslim Rohingya
yang tidak diakui anggota kewarganegaraannya di Thailand, serta Indonesia yang
masih memiliki dosa pelanggaran HAM pada masa Orde Baru dimana banyak
terjadi pelanggaran HAM yang tidak dapat diungkap kasusnya sampai sekarang.
Pelanggaran HAM yang tidak kalah mengerikan juga dilakukan oleh

negara-negara maju. Lihat saja negara Amerika Serikat yang sering menyuarakan
HAM dan demokrasi akan tetapi masih juga tidak bisa terlepas dari pelanggaran
HAM. Salah satunya dapat kita lihat pada peperangan yang terjadi di Irak di mana
Amerika Serikat membumi hanguskan negara ini karena isu adanya senjata
pemusnah massal yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya sampai sekarang.
Masih banyak pelanggaran yang dijumpai di berbagai kawasan dunia seperti
yang telah dicontohkan di atas menunjukkan bahwa Hak Asasi Manusia yang
dijunjung tinggi oleh negara-negara di dunia hanya masih terbatas pada retorika
saja. Pemajuan dan perlindungan HAM masih dibutuhkan bagi tegaknya prinsipprinsip HAM di dunia. Maka dari itu, dibutuhkan upaya yang harus dilakukan

secara sungguh-sungguh dari berbagai kalangan terutama aktivis-aktivis HAM
untuk melindungi dan menegakkan prinsip-prinsip HAM.
Isu HAM pada abad 21 ini menjadi salah satu isu terpenting dunia yang
menyangkut kehidupan seluruh masyarakat di berbagai negara. Kenyataan ini
dapat kita lihat dari berbagai masalah yang telah dipaparkan diatas dimana HAM
telah mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat baik secara politik, sosial,
ekonomi, dan budaya. Di lain sisi setiap negara pada saat ini juga sangat peduli
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan HAM.
Negara yang dinilai kurang tegas dalam menegakkan HAM di wilayahnya
dapat dipastikan akan dikucilkan dalam perpolitikan dunia saat ini. Sehingga

martabat sebuah negara pada saat ini dilihat pada tegak tidaknya prinsip-prinsip
HAM di wilayahnya. Sejalan dengan soal di atas, tuntutan-tuntutan mengenai
perbaikan kualitas HAM juga datang dari rakyat yang semakin membuka mata
lebih lebar atas tercapainya hak-hak dasar mereka sebagai warga negara.
B. Pertanyaan Penelitian
Dari pernyataan masalah diatas, penulis mengajukan pertanyaan dalam
penelitian ini yang meliputi:
1) Upaya apa yang harus dilakukan agar prinsip-prinsip HAM dapat
dijamin dan ditegakkan dalam konteks hubungan internasional?
2) Upaya apa yang diperlukan untuk memajukan dan melindungi HAM
di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penilitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai hal-hal yang diperlukan bagi
tegaknya prinsip-prinsip HAM di dunia adalah:
a) Untuk mencari solusi bagi tegaknya HAM di dunia.
b) Untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan
oleh negara-negara di dunia khususnya negara maju bagi
tegaknya prinsip-prinsip HAM.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a) Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemikiranpemikiran yang berkaitan dengan isu-isu HAM.
b) Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar strata 1
(S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
HAM dalam dunia sosial dan politik adalah salah satu isu terpenting yang
mendapat banyak perhatian dari kalangan akademisi untuk diteliti setelah
berakhirnya perang dunia kedua. Terdapat banyak sekali penelitian yang
mengangkat isu tentang HAM, salah satu penelitian tersebut berjudul
“Amandemen UUD 1945: Upaya Penegakan HAM di Indonesia”, yang dituliskan

oleh Aina (2002). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca terhadap substansi HAM dalam UUD 1945 sebelum dan setelah
amandemen. Tulisan ini bersumber dari beberapa buku yang dijadikan penulis
sebagai pedoman dalam menuliskan jurnalnya. Dengan adanya amandemen
terhadap substansi UUD 1945 yang berkaitan dengan HAM, diharapkan dapat
menjadi pintu untuk membangun HAM yang lebih baik di Indonesia.
Kajian tentang HAM juga dilakukan oleh Affandi (2006), penelitiannya

berjudul,”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsepsi Hak Asasi Manusia Dalam
Rangka Perlindungan dan Penegakannya di Indonesia.” Tulisan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman HAM dikalangan masyarakat agar mereka dapat
memahami arti penting HAM itu sendiri. Dengan adanya pemahaman konsep
HAM yang baik di kalangan masyarakat, dapat dijadikan sebagai jalan utama
tegaknya HAM secara utuh di Indonesia. Sumber data penelitian ini berasal dari
data primer, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan topik ini.
Studi yang lainnya berjudul,”Implementasi Perlindungan Hak Asasi
Manusia dan Supremasi Hukum”, yang dituliskan oleh Buyung (2003)
mengangkat isu akan pentingnya sebuah supremasi hukum yang dapat menjamin
pengimplementasian dalam melindungi Hak Asasi Manusia. Hal ini sangat
diperlukan karena apabila hukum benar-benar ditegakkan, maka otomatis bukan
hanya HAM bahkan semua aspek kehidupan masyarakat dapat terjamin
kelangsungannya. Dalam menuliskan jurnal ini penulis mengambil rujukan dari
buku-buku yang relevan dengan topik tersebut.
Studi yang sama juga dilakukan oleh Rasudyn (2005) yang
berjudul,”Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.” Menurut Rasudyn upaya
penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia sangatlah sulit untuk dilakukan. Hal
ini dikarenakan faktor birokrasi pemerintahan yang tidak jelas, belum lagi praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merajalela, menambah carut-marut dunia

perpolitikan negara ini. Jurnal ini ditulis berdasarkan buku-buku yang dipilih
penulis untuk dijadikan referensi utamanya.
Dari beberapa penelitian diatas, kajian HAM dalam konteks Hubungan
Internasional masih belum dilakukan. Maka dari itu, kali ini saya ingin

menjelaskan Hak Asasi Manusia dilihat dari perspektif teori yang ada dalam
Hubungan Internasional. Sehingga kita lebih dapat memahami HAM secara
mendalam. Hal ini dimungkinkan karena teori yang saya gunakan sebagai alat
analisis adalah teori liberal, yang dimana teori ini menganggap penting semua
aktor yang terlibat dalam Hubungan Internasional, baik individu, kelompok,
maupun negara.

E. Kerangka Teori
Di dalam ilmu hubungan internasional dikenal berbagai pendekatan yang
dapat digunakan menjadi kerangka berpikir untuk memahami isu-isu yang
berkaitan dengan ilmu hubungan internasional. Salah satu dari sekian banyaknya
pendekatan yang ditawarkan oleh ilmu hubungan internasional adalah pendekatan
liberalisme. Pendekatan ini akan dijadikan penulis sebagai kerangka pemikiran
untuk mengulas topik yang disajikan oleh penulis.
Dalam pandangan atau perspektif liberalisme isu-isu yang berkaitan dengan

hubungan internasional mempunyai dimensi kajian yang sangat luas dan beragam.
Tidak seperti pandangan kaum realis yang lebih menekankan perhatiannya pada
isu-isu yang berkaitan dengan keamanan negara dan kekuatan militer, kaum
liberalisme lebih memandang isu hubungan internasional pada sisi yang lebih luas
dan cenderung berkonsentrasi pada isu-isu yang berkaitan langsung dengan aktor
non-negara (Perwita, 2005:27). Mengacu pada perspektif kaum liberalisme, dapat
dipastikan bahwa Hak Asasi Manusia masuk kategori isu hubungan internasional
yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat, baik dilihat dari
masing-masing individu maupun kelompok masyarakat yang mempunyai cakupan
lebih luas.

Berakhirnya Perang Dingin dan berkembangnya politik dunia menjadikan
isu-isu hubungan internasional semakin beragam jenisnya dan mempunyai
cakupan yang lebih luas dari sebelumnya. Percaturan politik dunia sekarang ini
tidak lagi didominasi oleh persaingan kekuatan-kekuatan militer dari berbagai
negara. Walaupun isu keamanan internasional dan kekuatan militer masih menjadi
topik bahasan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa isu-isu tersebut tidak lagi
menjadi fokus utama kajian dikalangan pengamat isu hubungan internasional.
Berakhirnya perang dunia II menyebabkan isu-isu baru muncul dalam
hubungan internasional. Para pengamat hubungan internasional telah

memalingkan perhatiannya pada isu-isu hak asasi manusia, sistem pemerintahan
demokrasi, dan lingkungan hidup. Isu-isu tersebut merupakan isu yang paling
banyak dibicarakan, karena tuntutan situasi dan kondisi dunia yang sangat
memprihatinkan pasca perang tersebut.
Tentunya masih banyak isu-isu yang mendapat sorotan masyarakat dunia.
Akan tetapi setidaknya hak asasi manusia telah menjadi isu utama yang cukup
menyita perhatian dikalangan para pengamat politik, karena pandangan
didalamnya yang menggugah solidaritas di kalangan umat manusia. Hak asasi
manusia bukanlah pemberian dari lembaga apapun melainkan hak yang telah
melekat pada masing-masing individu karena status dan martabatnya sebagai
seorang manusia(Ubaedillah, 2012:148). Dari kalimat di atas dapat diartikan
bahwa setiap manusia berhak atas hak yang harus dia peroleh dan berhak
menuntut apabila haknya sebagai manusia dirampas. Hal inilah yang menjadikan

HAM sebagai isu global yang perlu mendapat perhatian serius dari pengamat
politik dunia.
Dalam pandangan kaum liberal, setiap isu harus diberi perhatian dan diberi
makna sama penting agar setiap permasalahan mendapat porsi perhatian yang
sama. Tentang isu yang berkaitan dengan HAM, dilihat dari pendekatan liberal,
pemajuan dan perlindungan HAM juga harus mendapat perhatian yang sama. Hal

ini mengartikan bahwa aspek ekonomi, sosial, budaya, sipil, dan politik yang ada
di dalam HAM harus mendapat perhatian yang sama dan setiap aspek mempunyai
makna yang sama penting bagi HAM itu sendiri. Tidaklah mudah untuk
mewujudkan hal-hal tersebut dikarenakan masih banyaknya hambatan yang sulit
dilalui untuk mewujudkannya.
Dalam perspektifnya, kaum liberal mengatakan bahwa sistem hubungan
internasional tidak hanya ditentukan oleh aktor negara saja, tetapi juga aktor-aktor
non negara. Liberalisme berpandangan bahwa semua aktor, baik negara maupun
tidak, memiliki peran yang sama penting dalam sistem hubungan internasional.
Aktor negara, yang diperankan oleh lembaga pemerintahan memiliki peran yang
sangat penting dalam pengambilan dan pembuatan kebijakan (decision making)
untuk mengambil langkah strategis atas isu-isu yang timbul, baik dalam konteks
nasional maupun internasional.
Di lain sisi aktor non-negara pun juga memiliki peran yang tidak kalah
penting dari aktor negara. Mereka dapat berbuat apa saja dalam merespon
berbagai isu-isu yang berkembang di kehidupan masyarakat nasional maupun
internasional. Cepatnya perkembangan teknologi dan komunikasi di abad 21

menjadikan aktor non-negara lebih leluasa dalam membuat pengaruh atas respon
dari isu-isu yang berkembang ditingkat nasional maupun internasional. Mereka

dapat membuat jaringan-jaringan di seluruh dunia untuk membuat pengaruh yang
signifikan agar terjadi sebuah perubahan kondisi ke arah yang lebih baik. Dengan
metode penggunaan kerangka pemikiran ini kiranya dapat diambil sebuah solusi
bagi pemajuan dan perlindungan HAM dalam konteks internasional umumnya
dan nasional khususnya.
Di era globalisasi ini dunia tengah dilanda arus gelombang demokratisasi
yang sangat kuat. Di lain sisi HAM yang dianggap sebagai sebuah hal yang tidak
terlalu menyita perhatian di masa perang dingin, mulai menjadi sebuah isu yang
sangat diperhatikan oleh dunia internasional. HAM dan segala aspek yang
berkaitan dengannya, serta demokrasi yang sedang melanda negara-negara baru
merdeka, dianggap sebagai satu-satunya penyelamat bagi dunia yang sedang
dilanda krisis keamanan dan ekonomi internasional yang tak terelakkan. HAM
telah menjadi isu penting hubungan antarnegara. David P. Forsythe dalam
bukunya Human Rights in International Relations menyebutkan bahwa dalam
setiap kepentingan maupun kebijakan yang dikeluarkan baik ditingkat nasional,
regional, maupun global senantiasa diwarnai oleh aspek-aspek tertentu yang
bersangkutan dengan HAM (Iskandar, 2010:248).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian

Metodologi penelitian berfungsi sebagai data dalam penyusunan penelitian
ini.untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian yang menggambarkan fenomena-fenomena yang sedang
berlangsung, yang kemudian hasil penelitian dianalisis berdasarkan teori-teori
yang ada dan selanjutnya dapat disimpulkan secara jelas oleh penulis dalam
tulisan ini. Dengan metode penelitian ini, penulis memberikan penjelasan
mengenai pemajuan dan perlindungan terhadap HAM dalam ruang lingkup
hubungan internasional dan perkembangannya di Indonesia setelah reformasi.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam bentuk
studi pustaka yang bersumber pada bahan-bahan tulisan, baik dari sebuah
buku, dokumen, jurnal, majalah, koran, data dari internet, dan data-data yang
bersumber dari sebuah media yang dapat dipertanggungjawabkan isi-isinya.
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan universitas
dan perpustakaan umum yang sekiranya dapat ditemukan tulisan-tulisan yang
dapat menunjang data yang ada di dalam penulisan skripsi ini.
b. Lokasi Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini penulis melakukan penelitian di beberapa
lokasi, yaitu:

1) Perpustakaan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Perpustakaan Universitas Indonesia.
c. Waktu Penelitian
Lamanya waktu penelitian dan pengumpulan data, sampai dengan
selesainya penulisan proposal skripsi ini, dilakukan mulai dari bulan
November 2013 sampai dengan Desember 2013.
d. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis hanya mengumpulkan data sekunder, yaitu
pengambilan data yang dilakukan secara tidak langsung dari sumbernya.
Penulis menggunakan teknik studi kepustakaan dengan menelusuri bukubuku yang relevan terhadap penelitian ini di beberapa perpustakaan yang
tersedia untuk umum.
G. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan ini menggambarkan secara singkat mengenai
penyusunan proposal skripsi ini. Adapun gambaran penulisannya, sebagai berikut:
 BAB I

:PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang latar belakang

penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran, metode penelitian, dan teknik pengumpulan data, lokasi dan
lamanya penelitian, dan sistematika penulisan.

 BAB II

:SEJARAH HAM, bab ini menjelaskan tentang sejarah

terbentuknya HAM, perkembangan isu HAM dalam hubungan internasional,
perkembangan HAM di Barat, serta pandangan ilmuwan Barat terhadap HAM.
 BAB III

:PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN HAM DALAM

HUBUNGAN INTERNASIONAL, dalam bab ini akan dibahas bagaimana
perkembangan HAM di Eropa dan Asia serta pemajuan dan perlindungan
HAM dalam hubungan internasional.
 BAB IV

:HAM DAN PEMAJUANNYA DI INDONESIA, dalam bab ini

akan dibahas mengenai hak sosial, ekonomi, dan budaya yang terabaikan serta
bagaimana langkah Indonesia dalam memajukan dan melindungi HAM.
 BAB V

:KESIMPULAN, pada bagian bab ini penulis membuat suatu

kesimpulan dari penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan pada bab-bab
sebelumnya, yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah
ditentukan pada bagian awal, sesuai dengan sistematika penulisan skripsi ini.