Kajian dan Prospek Pengembangan Kurikulu
Kajian dan Prospek
Pengembangan
Kurikulum
Emira Novitriani Yusuf
Nanang
Kajian & Fenomena
Pengembangan Kurikulum
Saat ini kita dihadapkan pada masa depan atau yang sering dikenal
dengan Abad 21, atau era global, yang salah satunya dicirikan oleh
semakin berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (Information and Communication Technology / ICT).
Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini,
telah mengakibatkan semakin meleburnya dimensi “ruang dan
waktu.Di masa depan yang dicirikan oleh perkembangan ilmu dan
teknologi (IT), kita ditantang untuk mampu menciptakan tatapendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang
mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadarpengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di masa depan/era
global. Tentu saja dalam memandang ke depan dan merancang
langkah kita tidak boleh sama sekali berpaling dari kenyatan yang
mengikat kita dengan realita kehidupan. (BSNP, 2010: 22).
Globalisasi dan Pendidikan
Globalisasi dapat dimaknai sebagai: kompetisi ekonomi berbasis
ilmu dan teknologi. Implikasinya adalah munculnya ekonomi
pengetahuan, yakni ekonomi yang dasarnya dan atau produknya
adalah pengetahuan, yang pada umumnya melibatkan kegiatan
penelitian penelitian yang dilakukan di perguruan-perguruan
tinggi ataupun lembaga-lembaga penelitian. (BSNP, 2010: 27)
Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan dirumuskan dalam konsep-konsep abstrak
tinggi, sehingga harus dijabarkan ke dalam konsep yang lebih
membumi, dan dapat dirumuskan tingkat ketercapaiannya
secara terukur. Ketercapaian tujuan pendidikan itu juga harus
dirumuskan dan dijabarkan secara rinci ke dalam kurikulum
beserta metodologi yang digunakan agar keterkaitan antara
tujuan dan cara pencapaiannya dapat tergambar jelas. (BSNP,
2010: 28).
Budaya Internet & Cyber Society
Ketika internet telah digunakan dalam dalam berbagai bidang,
termasuk pendidikan, kemampuannya pun berkembang luar
biasa. Jumlah pengguna internet/blogs yang besar dan semakin
berkembang, telah mewujudkan budaya internet/blogs. Oleh
karena itu ada anggapan bahwa generasi masa depan tidak
boleh gagap dalam 3 hal, yaitu: gagap teknologi (gaptek), gagap
internet (gapnet), dan gagap terhadap block (gap block) (BSNP,
2010: 26-27).
Paradigma Pendidikan Nasional
Paradigma Pendidikan Nasional adalah cara memandang dan
memahami pendidikan nasional, dan dari sudut pandang ini kita
mengamati dan memahami masalah dan permasalahan yang
dihadapi dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut.
Termasuk dalam hal ini tantangan dasar yang dihadapi manusia
dalam kaitannya dengan tata sosial, kebudayaan serta
lingkungan alamnya (BSNP, 2010). Paradigma pendidikan
nasional dewasa ini masih berdasarkan pada UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah sebagai
pengejawantahan tuntutan reformasi, untuk memburu
ketertinggalan bangsa dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
perkembangan dunia global
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
•
Desentralisasi menggantikan paradigma sentralisasi, sehingga
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat, daerah
dan masyarakat.
•
Dengan desentralisasi ini, tanggungjawab pengelolaan sistem pendidikan
nasional tetap berada di tangan menteri pendidikan nasional, dan dalam
hal ini pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar
nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
•
Pengelolaan pendidikan dasar dan menengah sebagai satuan pendidikan
yang berbasis keunggulan lokal, dikehendaki di setiap kabupaten dan
kota.
•
Sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan
harus dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional,
untuk menghadapi tantangan globalisasi.
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
•
Mengakomodasikan pendidikan jarak jauh dalam sisdiknas di semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, yang berfungsi untuk memberi layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikkan secara tatap muka atau reguler.
•
Keseimbangan antara peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
yaitu: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
•
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, dan
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doktor, yang
diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas, yang berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi dan/atau vokasi. Perguruan tinggi juga dapat memberikan gelar
akademik, profesi atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan.
Renstra Kemendikbud Tahun
2015-2019
•
Pendidikan Untuk Semua
•
Pendidikan Sepanjang Hayat
•
Pendidikan Sebagai Suatu Gerakan
•
Pendidikan Menghasilkan Pembelajar
•
Pendidikan Membentuk Karakter
•
Pendidikan Membangun Kebudayaan
UNESCO dan World Education
Forum
•
Learning to think (belajar berpikir)
•
Learning to do (belajar berbuat/hidup)
•
Learning to live together (belajar hidup bersama)
•
Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)
Pilar Pendidikan Menurut
UNESCO
Tantangan Pendidikan Nasional
Tantangan Pendidikan Nasional
(Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019)
•
Penguatan Insan atau
Pelaku Pendidikan pada
Semua Jenjang
Pendidikan
•
Pemberdayaan Pelaku
Budaya dalam
Melestarikan Kebudayaan
•
Menyediakan Pelayanan
PAUD yang Berkualitas
•
Melaksanakan Wajib
Belajar Pendidikan 12
Tahun yang Berkualitas
•
Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran
•
Meningkatkan Manajemen
Guru, Pendidikan
Keguruan, dan Reformasi
Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
(LPTK)
•
Meningkatkan
Keterampilan Kerja dan
Penguatan Pendidikan
Masyarakat
•
Memeratakan Pengentasan
Keniraksaraan
Tantangan Pendidikan Nasional
•
Menyeimbangkan dan
Mengharmonikan
Penanganan Bahasa
Indonesia dan Bahasa
Daerah
Meningkatkan Promosi,
Diplomasi, dan
Pertukaran Budaya
•
Mengembangkan
Sumber Daya
Kebudayaan
•
Menguatkan Karakter Siswa
dan Jati Diri Bangsa
•
•
Meningkatkan Apresiasi Seni
dan Kreativitas Karya Budaya
Mengoptimalkan
Pemanfaatan Anggaran
Pendidikan yang Belum
Efektif dan Efisien
•
Melestarikan Warisan Budaya
•
Memperbaiki Tata Kelola
Organisasi Kemendikbud
•
Meningkatkan Pendidikan
Keluarga
•
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk menghadapi di Abad-21 yang makin syarat dengan teknologi dan
sains dalam masyarakat global di dunia ini, maka pendidikan kita
haruslah berorientasi pada matematika dan sains disertai dengan sains
sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
•
Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik
berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan dan
terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif,
serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi.
Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus
disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh
kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang
sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup
antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah
merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah,
setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke
frontier ilmu. Namun demikian, penting pula pada akhir setiap
jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya,
terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat.
•
Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu
ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi
mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan
kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk
kepentingan bangsa.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi
berbagai bidang ilmu dan teknologi, maka perlu dihindarkan
spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam.
•
Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan
kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial, terutama di
jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan
pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola
pendidikan nasional yang bermutu.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam
pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya, pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
•
Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas,
sistem monitoring yang benar dan evaluasi yang
berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan
dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak
menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan. (BSNP, 2010:
43).
Tujuan Pendidikan Nasional
Abad 21 (BSNP,2010)
Tujuan Pendidikan Nasional
Abad 21 (BSNP,2010)
“Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat
bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan
kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa
lain dalam dunia global, melalui pembentukan
masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri,
berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan
cita-cita bangsanya.”
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (CriticalThinking and Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks
pemecahan masalah;
•
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
•
Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (CriticalThinking and Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks
pemecahan masalah;
•
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and
Innovation Skills) – mampu mengembangkan kreativitas yang
dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan yang
inovatif;
•
Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy) – mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
kinerja dan aktivitas sehari-hari;
•
Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) –
mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang
kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi;
•
Kemampuan informasi dan literasi media (Information and
Media Literacy Skills) – mampu memahami dan menggunakan
berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi
dengan beragam pihak.
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator,
pembimbing dan konsultan
•
Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi
sebagai kawan belajar
•
Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi
diarahkan oleh siswa
•
Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas
menjadi belajar secara terbuka, ketat dengan
waktu fleksibel sesuai keperluan
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Belajar berdasarkan fakta menjadi
berdasarkan projek dan survei
•
Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi
dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
•
Pengulangan dan latihan menjadi
penyelidikan dan perancangan
•
Aturan dan prosedur menjadi penemuan
dan penciptaan
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kompetitif menjadi collaboratif
•
Berfokus pada kelas menjadi berfokus
pada masyarakat
•
Hasilnya ditentukkan sebelumnya
menjadi hasilnya terbuka
•
Mengikuti norma menjadi
keanekaragaman yang kreatif
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Komputer sebagai subjek belajar menjadi
peralatan semua jenis belajar
•
Presentasi dengan media statis menjadi
interaksi multimedia dinamis
•
Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi
tidak terbatas
•
Tes diukur dengan norma menjadi unjuk
kerja diukur pakar, penasehat dan teman
Sebaya.
Pengembangan
Kurikulum
Emira Novitriani Yusuf
Nanang
Kajian & Fenomena
Pengembangan Kurikulum
Saat ini kita dihadapkan pada masa depan atau yang sering dikenal
dengan Abad 21, atau era global, yang salah satunya dicirikan oleh
semakin berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (Information and Communication Technology / ICT).
Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini,
telah mengakibatkan semakin meleburnya dimensi “ruang dan
waktu.Di masa depan yang dicirikan oleh perkembangan ilmu dan
teknologi (IT), kita ditantang untuk mampu menciptakan tatapendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang
mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadarpengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di masa depan/era
global. Tentu saja dalam memandang ke depan dan merancang
langkah kita tidak boleh sama sekali berpaling dari kenyatan yang
mengikat kita dengan realita kehidupan. (BSNP, 2010: 22).
Globalisasi dan Pendidikan
Globalisasi dapat dimaknai sebagai: kompetisi ekonomi berbasis
ilmu dan teknologi. Implikasinya adalah munculnya ekonomi
pengetahuan, yakni ekonomi yang dasarnya dan atau produknya
adalah pengetahuan, yang pada umumnya melibatkan kegiatan
penelitian penelitian yang dilakukan di perguruan-perguruan
tinggi ataupun lembaga-lembaga penelitian. (BSNP, 2010: 27)
Budaya dan Karakter Bangsa
Tujuan pendidikan dirumuskan dalam konsep-konsep abstrak
tinggi, sehingga harus dijabarkan ke dalam konsep yang lebih
membumi, dan dapat dirumuskan tingkat ketercapaiannya
secara terukur. Ketercapaian tujuan pendidikan itu juga harus
dirumuskan dan dijabarkan secara rinci ke dalam kurikulum
beserta metodologi yang digunakan agar keterkaitan antara
tujuan dan cara pencapaiannya dapat tergambar jelas. (BSNP,
2010: 28).
Budaya Internet & Cyber Society
Ketika internet telah digunakan dalam dalam berbagai bidang,
termasuk pendidikan, kemampuannya pun berkembang luar
biasa. Jumlah pengguna internet/blogs yang besar dan semakin
berkembang, telah mewujudkan budaya internet/blogs. Oleh
karena itu ada anggapan bahwa generasi masa depan tidak
boleh gagap dalam 3 hal, yaitu: gagap teknologi (gaptek), gagap
internet (gapnet), dan gagap terhadap block (gap block) (BSNP,
2010: 26-27).
Paradigma Pendidikan Nasional
Paradigma Pendidikan Nasional adalah cara memandang dan
memahami pendidikan nasional, dan dari sudut pandang ini kita
mengamati dan memahami masalah dan permasalahan yang
dihadapi dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut.
Termasuk dalam hal ini tantangan dasar yang dihadapi manusia
dalam kaitannya dengan tata sosial, kebudayaan serta
lingkungan alamnya (BSNP, 2010). Paradigma pendidikan
nasional dewasa ini masih berdasarkan pada UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah sebagai
pengejawantahan tuntutan reformasi, untuk memburu
ketertinggalan bangsa dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
perkembangan dunia global
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
•
Desentralisasi menggantikan paradigma sentralisasi, sehingga
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat, daerah
dan masyarakat.
•
Dengan desentralisasi ini, tanggungjawab pengelolaan sistem pendidikan
nasional tetap berada di tangan menteri pendidikan nasional, dan dalam
hal ini pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar
nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
•
Pengelolaan pendidikan dasar dan menengah sebagai satuan pendidikan
yang berbasis keunggulan lokal, dikehendaki di setiap kabupaten dan
kota.
•
Sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan
harus dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional,
untuk menghadapi tantangan globalisasi.
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
•
Mengakomodasikan pendidikan jarak jauh dalam sisdiknas di semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, yang berfungsi untuk memberi layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikkan secara tatap muka atau reguler.
•
Keseimbangan antara peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
yaitu: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
•
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, dan
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doktor, yang
diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas, yang berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi dan/atau vokasi. Perguruan tinggi juga dapat memberikan gelar
akademik, profesi atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan.
Renstra Kemendikbud Tahun
2015-2019
•
Pendidikan Untuk Semua
•
Pendidikan Sepanjang Hayat
•
Pendidikan Sebagai Suatu Gerakan
•
Pendidikan Menghasilkan Pembelajar
•
Pendidikan Membentuk Karakter
•
Pendidikan Membangun Kebudayaan
UNESCO dan World Education
Forum
•
Learning to think (belajar berpikir)
•
Learning to do (belajar berbuat/hidup)
•
Learning to live together (belajar hidup bersama)
•
Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)
Pilar Pendidikan Menurut
UNESCO
Tantangan Pendidikan Nasional
Tantangan Pendidikan Nasional
(Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019)
•
Penguatan Insan atau
Pelaku Pendidikan pada
Semua Jenjang
Pendidikan
•
Pemberdayaan Pelaku
Budaya dalam
Melestarikan Kebudayaan
•
Menyediakan Pelayanan
PAUD yang Berkualitas
•
Melaksanakan Wajib
Belajar Pendidikan 12
Tahun yang Berkualitas
•
Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran
•
Meningkatkan Manajemen
Guru, Pendidikan
Keguruan, dan Reformasi
Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
(LPTK)
•
Meningkatkan
Keterampilan Kerja dan
Penguatan Pendidikan
Masyarakat
•
Memeratakan Pengentasan
Keniraksaraan
Tantangan Pendidikan Nasional
•
Menyeimbangkan dan
Mengharmonikan
Penanganan Bahasa
Indonesia dan Bahasa
Daerah
Meningkatkan Promosi,
Diplomasi, dan
Pertukaran Budaya
•
Mengembangkan
Sumber Daya
Kebudayaan
•
Menguatkan Karakter Siswa
dan Jati Diri Bangsa
•
•
Meningkatkan Apresiasi Seni
dan Kreativitas Karya Budaya
Mengoptimalkan
Pemanfaatan Anggaran
Pendidikan yang Belum
Efektif dan Efisien
•
Melestarikan Warisan Budaya
•
Memperbaiki Tata Kelola
Organisasi Kemendikbud
•
Meningkatkan Pendidikan
Keluarga
•
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk menghadapi di Abad-21 yang makin syarat dengan teknologi dan
sains dalam masyarakat global di dunia ini, maka pendidikan kita
haruslah berorientasi pada matematika dan sains disertai dengan sains
sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
•
Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik
berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan dan
terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif,
serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi.
Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus
disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh
kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang
sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup
antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah
merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah,
setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke
frontier ilmu. Namun demikian, penting pula pada akhir setiap
jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya,
terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat.
•
Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu
ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi
mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan
kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk
kepentingan bangsa.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi
berbagai bidang ilmu dan teknologi, maka perlu dihindarkan
spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam.
•
Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan
kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial, terutama di
jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan
pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola
pendidikan nasional yang bermutu.
Tren/Prospek Pendidikan
Nasional Masa Depan
•
Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam
pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya, pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah).
•
Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas,
sistem monitoring yang benar dan evaluasi yang
berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan
dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tidak
menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan. (BSNP, 2010:
43).
Tujuan Pendidikan Nasional
Abad 21 (BSNP,2010)
Tujuan Pendidikan Nasional
Abad 21 (BSNP,2010)
“Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat
bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan
kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa
lain dalam dunia global, melalui pembentukan
masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri,
berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan
cita-cita bangsanya.”
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (CriticalThinking and Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks
pemecahan masalah;
•
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
•
Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (CriticalThinking and Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks
pemecahan masalah;
•
Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
and Collaboration Skills) - mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and
Innovation Skills) – mampu mengembangkan kreativitas yang
dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan yang
inovatif;
•
Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy) – mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
kinerja dan aktivitas sehari-hari;
•
Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) –
mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang
kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi;
•
Kemampuan informasi dan literasi media (Information and
Media Literacy Skills) – mampu memahami dan menggunakan
berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi
dengan beragam pihak.
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator,
pembimbing dan konsultan
•
Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi
sebagai kawan belajar
•
Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi
diarahkan oleh siswa
•
Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas
menjadi belajar secara terbuka, ketat dengan
waktu fleksibel sesuai keperluan
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Belajar berdasarkan fakta menjadi
berdasarkan projek dan survei
•
Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi
dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
•
Pengulangan dan latihan menjadi
penyelidikan dan perancangan
•
Aturan dan prosedur menjadi penemuan
dan penciptaan
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Kompetitif menjadi collaboratif
•
Berfokus pada kelas menjadi berfokus
pada masyarakat
•
Hasilnya ditentukkan sebelumnya
menjadi hasilnya terbuka
•
Mengikuti norma menjadi
keanekaragaman yang kreatif
Kualifikasi SDM Abad 21
•
Komputer sebagai subjek belajar menjadi
peralatan semua jenis belajar
•
Presentasi dengan media statis menjadi
interaksi multimedia dinamis
•
Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi
tidak terbatas
•
Tes diukur dengan norma menjadi unjuk
kerja diukur pakar, penasehat dan teman
Sebaya.