Teori Organisasi Human Skill Abilities

TUGAS UAS
TEORI ORGANISASI

Oleh :
HENDRIK TAUFAN
13011024

Human Skill Abilities
Terkait dengan Struktur, Desain dan
Budaya Organisasi

Pengajar : Prof. DR. Ir. J.H. Sinaulan, SE

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2014

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

Pengantar
Setiap organisasi yang patuh pada nilai-nilai budaya organisasinya

pasti akan menciptakan pribadi-pribadi berkarakter untuk
menciptakan organisasi yang membanggakan. Termasuk, karakter
pemimpin dan karyawan yang diperkaya oleh nilai-nilai budaya
organisasi akan mendorong perilaku kerja mereka untuk
memenangkan semua kompetisi bisnis dengan tegas dan mutlak,
tanpa terjebak pada perilaku abu-abu.
Semua organisasi baik organisasi lembaga publik maupun
organisasi perusahaan bisnis, memiliki ciri-ciri organisasi yang
sama yaitu suatu bentuk kerja sama manusia untuk mencapai
tujuan tertentu terdiri atas unsur-unsur individu, kelompok dan
struktur organisasi, yang berbeda hanya pada tujuan organisasi
yang ingin di capai.
Dari unsur manusianya baik pimpinan, staf pegawai maupun
aparatur semuanya diperlukan persyaratan adanya kemampuan
kerja (abilities, capabilities, skills) untuk kinerja (performance)
bidang-bidang tugas yang dipercayakan.
Keterbelakangan suatu organisasi pada umumnya dilatarbelakangi
oleh minimnya kemampuan sumber daya manusia yang terlibat
didalamnya, baik aspek manajerial maupun pada aspek operasional.
Tuntutan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia

sangat mutlak untuk menciptakan organisasi yang lebih baik dan
mengelolanya dengan tingkat efisiensi dan efetivitas yang tinggi
sebagai wahana untuk mencapai berbagai tujuan yang ingin
dicapai.
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang
diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan
kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja.
Kemampuan adalah sifat lahir yang dipelajari yang memungkinkan
seseorang dapat menyelesaikan pekerjaanya (Gibson, 1996:126).
Adapun apa yang harus dimiliki seseorang dalam menghadapi
pekerjaanya menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada
tempat kemampuan (kualitas atau skills)yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam menjalakan tugas-tugasnya sebagai berikut :
1. Keterampilan
teknis,
adalah
kemampuan
untuk
menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang

khusus.

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja
dengan orang lain, memahami orang lain, memotivasi
orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai
kelompok.
3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk
mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan
serta kegiatan organisasi.
4. Keterampilan manajemen, adalah seluruh kemampuan
yang berkaitan dengan perencanaaan, pengorganisasian,
penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk
didalamnya
kemampuan
mengikuti
kebijaksanaan,
melaksanakan program dengan anggaran terbatas.
Menurut Atmosidirodjo(1998:37), kemampuan adalah sebagai

sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu
organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan
(abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan
kemampuan manajerial. Konsep kemampuan dalam kepustakaan
dikenal dua terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada
yang memakai istilah abilities seperti Atmosudiridjo, sedangkan
yang lain ada juga yang memakai istilah skills.
Pengertian kemampuan menurut ahli lainnya, kemampuan dapat
ditinjau dari dua sorotan pandangan yaitu, kemampuan teknis, dan
kemampuan manajerial. Kemampuan teknis biasanya tercermin
pada keterampilan tertentu, sudah tentu jelas bahwa keterampilan
teknis dituntut dari aparatur yang ditugaskan menyelenggarakan
berbagai kegiatan operasional. Sedangkan kemampuan manajerial
dituntut dari aparatur yang mendududki berbagai jenjang jabatan
kepemimpinan organisasi.
Pada bagian lain ahli lainnya pun menjelaskan kemampuan sesuai
kualifikasi anggota organisasi dengan menyoroti kemampuan fisik
dan kemampuan intelektual. Banyak kegiatan dalam organisasi
yang menuntut kemampuan fisik yang tinggi tidak menuntut daya
kognitif atau daya nalar yang besar. Tetapi sebaliknya tidak sedikit

kegiatan yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi.
Sedangkan menurut Uris (dalam Gie, 2003:204), terdapat tiga
kategori kecakapan (skill)yang harus dimiliki oleh pejabat pimpinan
yaitu :
- Kemampuan individu untuk berhubungan dengan sesama
(human relation skill, e.g. working with subordinates and
maintaining good relations wit your superior).

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

-

-

Kemampuan menerapkan aturan atau melaksanakan kegiatan
sesuai prosedur (procedural or administrative skills, e.g.
control of paper work and using work time effectively).
Kemampuan individu dalam hal belajar dari pengalaman dan
memusatkan perhatian pada tugas (personal skill, e.g.memory
and concentration).


Kemampuan sosial (social abilities) dalam pustaka sering pula
digunakan istilah kemampuan kemanusiaan (human abilities).
Menurut Atmosudirojo (1998:124), kemampuan sosial sebagai
kesanggupan seseorang untuk melakukan hubungan antar manusia,
dengan segala macam sifat dan konsekuensinya sebagai hubungan
interaksi sosial.
Dari pengertian di atas, sebenarnya memiliki sasaran yang sama
yakni menunjuk pada bagaimana kemauan seseorang dalam
melakukan hubungan kerjasama dengan orang lain serta
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
Stephen P. Robbins mendifinisikan kemampuan (ability) sebagai
kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu.
Oleh Robbins, kemampuan dibedakan atas kemampuan dibedakan
atas kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan intelektual adalah kapasitas untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah
kapasitas untuk menjalankan tugas yang menuntut stamina,
keterampilan, kekuatan, dan karakteristik-karakteristik serupa.

Lebih lanjut, Robbins menjelaskan bahwa setiap jenis pekerjaan
membutuhkan kesesuaian dengan kemampuan tertentu agar dapat
berhasil dalam pelaksanaannya (2006:51-56)
Dimensi
Gambaran
Kemampuan Kemampuan untuk melakukan
Numerik
penghitungan cepat dan
akurat
Pemahaman Kemampuan memahami apa
Verbal
yang dibaca atau didengar
dan hubungan antar kata
Kecepatan
Kemampuan mengidentifkasi
Perseptual
kesamaan dan perbedaan
visual dengan cepat dan

Contoh Pekerjaan

Akuntan : menghitung
pajak penjualan
serangkaian produk
Manajer pabrik :
mengikuti kebijakankebijakan korporasi
Penyelidik kebakaran :
mengidentifikasi
petunjuk-petunjuk

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

akurat

untuk mendukung
tuduhan kesengajaan
pembakaran
Peneliti pasar :
memperkirakan
permintaan terhadap
produk tertentu dalam

periode waktu
berikutnya
Penyelia : memilih di
antara dua saran
berbeda yang
ditawarkan karyawan
Penata interior :
menata ulang kantor

Penalaran
Induktif

Kemampuan mengidentifikasi
rangkaian logis masalah dan
kemudian memecahkan
masalah tersebut

Penalaran
Deduktif


Kemampuan menggunakan
logika dan menilai implikasi
argumentasi

Visualisasi
Ruangan

Kemampuan menggambarkan
bagaimana penampakan
obyek tertentu jika posisinya
dalam ruangan diubah
Kemampuan mempertahankan Awak penjualan :
dan
mengingat
kembali mengingat nama-nama
pengalaman masa silam
pelanggan

Memori


Gambar 2.1.1 Dimensi Kemampuan Intelektual (Robbins, 2006:53)

Faktor-faktor Kekuatan
1 Kekuatan
Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot
Dinamik
secara berulang-ulang atau terus-menerus
dalam waktu tertentu
2 Kekuatan
Otot Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot
Bawah
bagian baawah tubuh (terutama otot perut)
3 Kekuatan Statis
Kekuatan memanfaatkan kekuatan untuk
membendung obyek-obyek eksternal
4 Kekuatan
Kekuatan memanfaatkan energy maksimum
Eksplosif
dalam satu atau serangkaian kegiatan
eksplosif
Faktor-faktor Fleksibilitas
5 Fleksibilitas
Kemampuan menggerakan otot bawah atau
Jangkauan
belakang sejauh mungkin
6 Fleksibilitas
Kemampuan melakukan gerakan-gerakan
Dinamik
meregang cepat dan berulang-ulang
Faktor- faktor Lain
7 Koordinasi Tubuh

Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

8

Keseimbangan

9

Stamina

tindakan simultan anggota-anggota tubuh
berbeda
Kemampuan menjaga keseimbangan meski
terdapat kekuatan yang berupaya
menggoyahkan
Kemampuan menggerakkan upaya maksimum
yang mengsyaratkan upaya terus menerus

Gambar 2.1.2 Sembilan Kemampuan Fisik Dasar (Robbins, 2006:55)

Pembahasan
Human Skill Abilities terkait dengan struktur organisasi
;
Struktur Organisasi menentukan bagaimana pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Enam elemen kunci dalam mendesain struktur organisasi:
 Spesialisasi Pekerjaan
 Departementalisasi
 Rantai Komando
 Rantai kendali
 Sentralisasi dan Desentralisasi
 Formalisasi
Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke
dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
Dampak dari spesialisasi pekerjaan akan meningkatkan
produktivitas.
Contoh: Perusahaan mobil Ford, dampak positif dari
spesialisasi pekerjaan adalah 1 unit mobil setiap 10 detik
Departementalisasi
 Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
secara bersama-sama.
 Jadi setelah memecah-mecah pekerjaan melalui
spesialisasi, perlu pengelompokan bersama berdasarkan
fungsi-fungsi yang dijalankan.
 Contoh: Perusahaan perakitan bisa mengelompokkan
karyawan ke dalam departemen teknik, akuntansi,
manufaktur, personalia, dan persediaan (inventory)
Rantai Komando

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

 Garis wewenang yang tanpa putus membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan
menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
 Wewenang adalah hak yang melekat dalam sebuah
posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk
berharap bahwa perintah tersebut dipatuhi.
Rentang Kendali
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manager
secara efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi
Sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi
pada satu titik di dalam organisasi
Formalisasi
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi
dibakukan.
Ciri-ciri tingkat formalisasi tinggi:
 Ada deskripsi tugas yang jelas (job decription)
 Ada prosedur
 Ada aturan-aturan yang jelas dan tertulis.
Contoh: Perusahaan yang telah meraih ISO adalah perusahaan
yang memiliki tingkat formalisasi tinggi pada struktur
organisasinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Skill Abilities sangat
berpengaruh terhadap penempatan dan pengalokasian
seseorang dalam struktur organisasi agar dapat berjalan
dengan baik dan berkesinambungan.
Human Skill Abilities terkait dengan Desain organisasi ;
Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan
keputusan yang dilakukan oleh manajemen untuk memilih
struktur organisasi yang sesuai dengan strategi organisasi dan
lingkungan temoat anggota organisasi melaksanakan strategi
tersebut.
Dengan kata lain, manajemen mengalikasikan keseluruhan
sumber daya manusia sesuai dengan rencana yang telah
dibuat berdasarkan kerangka kerja organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang
penting, pertama adanya perubahan strategi dan lingkungan
Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

yang berlangsung seiring dengan berjalannya waktu, dengan
kata lain desain organisasi merupakan proses berkelanjutan.
Kedua, perubahan dalam struktur organisasi sebagai akibat
struktur yang ada kurang tepat sehingga disusun ulang,
manajemen hendaknya memandang desain organisasi
sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi
dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang
ada di desain untuk menyesuaikan pada organisasi atau sub
unitnya.
Human Skill Abilities terkait dengan Budaya
organisasi ;
Pengertian ;
• Budaya Organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama
yang mendasari identitas organisasi/perusahaan.
• Budaya Organisasi adalah seperangkat nilai-nilai pokok,
asumsi, pemahaman dan cara berfikir yang dimiliki
bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada
anggota baru.
Faktor Penentu Budaya Organisasi
 Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences)
merupakan faktor penentu utama terciptanya sebuah
Budaya Organisasi tertentu.
 Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan
maupun kegagalan yang dialami organisasi dalam
menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.
 Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor
penentu terbentuknya sebuah Budaya Organisasi.
 Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya
diadopsi
sehingga
menentukan
sebuah
budaya
organisasi.
BAGAIMANA BUDAYA DITANAMKAN DALAM ORGANISASI ?
1. Menggunakan filosofi, visi, misi, nilai-nilai dan material
organisasi dalam rekruitmen, seleksi, dan sosialisasi.
2. Mendesain ruang kantor, lingkungan dan bangunan
3. Menggunakan slogan, bahasa, akronim, dan perkataan
4. Sistem penghargaan, simbol status dan kriteria promosi
5. Cerita, legenda dan mitos mengenai peristiwa atau
orang-orang penting
6. Melalui program pelatihan dan pengajaran oleh para
manajer dan supervisor
Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

7. Teladan sikap pimpinan
8. Melalui sistem dan prosedur organisasi
9. Melalui tujuan-tujuan organisasi yg ingin dicapai.
Dalam lingkungan organisasi yang menerima nilai-nilai budaya
organisasinya akan mendorong pembentukan karakter sumber daya
manusianya
untuk
menciptakan
prestasi,
karir,
disiplin,
kehormatan, pengaruh, integritas, kesetiaan, moralitas, ketekunan,
profesionalisme, kemandirian, tradisi pelayanan berkualitas,
kebijaksanaan, dan kesejahteraan. Artinya, bila lingkungan
organisasi menjadi lahan yang subur untuk menumbuhkembangkan
nilai-nilai inti organisasi, maka secara otomatis karakter sumber
daya manusianya akan tumbuh sesuai nilai-nilai inti organisasi
tersebut.

Kesimpulan
Di saat nilai-nilai budaya organisasi menguat di dalam kepribadian
sumber daya manusia, maka setiap individu akan berusaha sendiri
untuk mengintegrasikan nilai-nilai pribadi menjadi nilai-nilai
profesional, dan mereka akan mampu menyesuaikan nilai-nilai
pribadi dengan nilai-nilai dari budaya organisasi mereka.
Selanjutnya, mereka akan menjadi terintegrasi ke dalam budaya
organisasi melalui karakter kerja yang sesuai dengan semangat
budaya organisasi.
Human Skill Abilities adalah aset organisasi. Manusia adalah pelaku
aktif dan dominan dalam setiap aktifitas organisasi, manusia
menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan
organisasi.

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

DAFTAR PUSTAKA
Atmosudirdjo, P. 1996, “Organisasi dan Manajemen”, Penerbit
Kaunika, Jakarta.
Davis, K & Newstrom, J.W. 1993, “Perilaku dan Desain Organisasi”,
Penerbit Gramedia, Terjemahan, Jakarta.
Sianipar, J.P.G. 2004, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Gie, The Liang. 1997, “Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses”,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gibson, J.L. 1996, “Organisasi & Manejemen”, Penerbit Erlangga,
Terjemahan, Jakarta.
Stephen P. Robbins
www.goggle.com

Hendrik Taufan / 13011024, Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi