PTK dan stuktur tenaga kerja

STRUKTUR PENDIDIKAN
DI INDONESIA

6/6/18

1

BAGAN STRUKTUR SISTIM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Jalur
25-27 th

S-3

23-24 th

S-2

19-22 th

16-18 th

U
S
I
A

S-1

SMU

Jalur

Akademik

Profesional

CC
BLK

D-3
UNIV.

Sp.-2

3 th

Sp.-1

2 th

D-4

1 th

D-3

3 th

3 th

SMK

SMK

SMK

(STM-3)

(STM-4)

LAIN

M
A

13-15 th

SMP

3 th

7-12 th

SD

6 th

4-6 th

TK

6/6/18

L
A

P
E
N
D
I

D
I
K
A
N

2

STRUKTUR JENJANG PENDIDIKAN DI
INDONESIA
JALUR AKADEMIK
27
26
25

JALUR PROFESIONAL

S-3

Sp.-2

24
23

S-2

Sp.-1

22
21
20
19

S-1

D-4

18
17
16

SMU

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4

D-3
UNIV.

D-3

CC

SMK
(-3)

SMK
(4)

SMK
LAIN

SMP

21
20
19
18
17
16

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

SD
TK
6/6/18

3

SEKOLAH DAN PIRAMIDA TENAGA
KERJA
IV

PROF
.

S-1

D-3

SUPERVISOR
PERWIRA

III

TEKNISI
AHLI

SMU

SLTP

SMK

SLTPK

TEKNISI/
MEKANIK

II

TAMTAMA

I

PEMB.
TEKNISI

UNSKILLED/
PEMB. TUKANG

SD

BINTARA

INDUSTRI

ABRI
6/6/18

PNS

W
I
R
A
U
S
A
H
A

WIRA
USAHA
6

SEKOLAH DAN PIRAMIDA TENAGA
KERJA
IV

PROF
.

S-1

D-3

SUPERVISOR
PERWIRA

III

TEKNISI
AHLI

SMU

SLTP

SMK

SLTPK

TEKNISI/
MEKANIK

II

TAMTAMA

I

PEMB.
TEKNISI

UNSKILLED/
PEMB. TUKANG

SD

BINTARA

INDUSTRI

ABRI
6/6/18

PNS

J
U
R
A
G
A
N

WIRA
USAHA
7

SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERBUKA YANG
“PERMEABEL
” DEPDIKNAS
Penyelenggara:
Penyelenggara Lain
Dunia Kerja
Jalur
Pendidik
Akademik

Jalur
Pendidikan
Profesi

Jalur
Pelatihan
Industri

Standar
Kompetensi
Industri

KESINAMBUNGAN KOMPETENSI
S3

SP2

S2

SP1

S1

D4
C

Univ.
Inst.
S. T.

Kursus
Manajerial

D3

B

D2

B

A
H
A
P
A
N

P
P
I
L

K &

B

D1

O
M
P
E
T
E
N
S

A

A

SM U

S M
K

Level
Kompetensi

T

Kursus
Kejuruan

PPI

BLK

T
A
N
G
G
A
K
A
R
I
R

I

7
6
5
4

3
2
1

Orientasi

SLP

Wajib
Tahun

Belajar

9

SD
Jalur Formal/boleh

Permeabilitas Akademik
melalui Bridging Course
Permeabilitas Profesional
Melalui Bridging Training

A

B

C

Persyaratan Bridging
System

6/6/18

8

Komposisi Jumlah SMK menurut Kelompok Program (Proyeksi untuk Tahun 2005-2020)

Kelompok Program
1. Pertanian
a. Pertanian
b. Peternakan
c. Perikanan Darat
c. Teknologi Makanan
2. Teknologi & Industri

Jumlah SMK Negeri & Swasta
2000
105

2010

2015

2020

1.175
607
202
202
162

1.614
835
278
278
223

2.310
1.195
398
398
319

2.973
1.538
513
513
410

1.458

931
607
202
81
40

1.280
835
278
111
56

1.832
1.195
398
159
80

2.358
1.538
513
205
103

343

567

779

1.115

1.435

1000

501

717

923.

a. B,E,L,M,O
b. Teknologi Kimia
c. Desain Grafis
c. Pertambangan

3. Pariwisata & Kesejahteraan

2005

Masyarakat
4. Bisnis & Manajemen

2.192

5. Seni & Kerajinan

65

324

445

637

820

6. Kelautan
a. Pelayaran
b. Penangkapan Ikan
c. Aqua Kultur

81

405
121
202
81

556
167
278
111

796
239
398
159

1.025
308
513
205

7. Teknologi Informasi

25

283

390

557

718

4.169

4.684

5.565

7.964

Total SMK

6/6/18

10.253

9

ANGKA MELANJUTKAN STUDI (%)
PT
19.75

SM
38.94

SLTP
71.87

SD
112.18
6/6/18

10

UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
TELAH LAMA DILAKUKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.

PENYEMPURNAAN KURIKULUM
PENGADAAN BUKU AJAR / REFERENSI
PENINGKATAN MUTU GURU DAN TENAGA KEPEND.
PENINGKATAN MENEJEMEN PENDIDIKAN
PENGADAAN FASILITAS
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN TENAGA

 TAPI,
BERBAGAI INDIKATOR MENUNJUKKAN
……… MUTU PENDIDIKAN BELUM MENINGKAT SECARA
SIGNIFIKAN !
NEM SD S/D SLTA RELATIF RENDAH
LULUSAN SEKOLAH BELUM MEMILIKI KESIAPAN KERJA
YANG BAIK
KETIDAKPUASAN BERJENJANG TERJADI (SD TAK SIAP KE
SLTP, SLTP TAK SIAP KE SLTA, SLTA TAK SIAP KE PT)
LULUSAN SLTP DAN SLTA MENJADI MASALAH DI DAERAH
KARENA TIDAK BISA BEKERJA, MAU BERTANI ATAU
BERDAGANG BANTU ORANG TUA MALU

6/6/18

11

Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
S3

S3(Applied)

S2

S2(Applied)

Specialist

8
Profesional

S1

D IV/
S1(Applied)
D III

General High
School (3)

9

7
6
5

D II

4

DI

3

Vocational
High School
(3)

2

9 Year Basic Education (6+3)
Early Childhood Education (1-2)

Expert

Technician/
Analyst

Operator

1
Carrer
Development

Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja
Indonesia
Tingkat Pendidikan

2001

2006

2010

SD atau tidak tamat SD

63.0%

55.5%

51.5%

SMP

17.7%

20.2%

18.9%

SMA

10.3%

12.7%

14.6%

SMK

5.5%

6.2%

7.8%

Diploma I,II,III

1.6%

2.2%

2.7%

Universitas

1.8%

3.2%

4.6%

Source: BPS, 2010

Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja
Indonesia
Universitas

Diploma I,II,III

4.60%
3.20%
1.80%
2001 2006

2.70%
2.20%
1.60%

2010

SMK

SMA

SMP

7.80%
6.20%
5.50%
14.60%
12.70%
10.30%
18.90%
20.20%
17.70%
51.50%
55.50%

SD atau tidak tamat SD
0.00%

63.00%
20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

Sumber: BPS, berbagai tahun 14

Struktur Tenaga Kerja & Pengangguran di
Indonesia
(BPS, Juli 2010)

Unemployment Rate

Labor Force Structure
Nasional
University

7.4%

4.6%
University

Diploma I,II,III

14.2%

2.7%
Diploma I,II,III

Vocational General HS

15.7%

7.8%
Vocational General HS

General HS

13.8%

14.6%
General HS

Junior HS

Up to primary Education

18.9%

11.9%

Junior HS
51.5%

Up to primary Education

0.0% 10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0%

0.0%

7.6%

3.7%
5.0%

10.0%

15.0%

Source: BPS, 2010

20.0%

Makin tinggi
jenjang pendidikan

makin tinggi kecenderungan untuk
bekerja pada pekerjaan yang
diciptakan orang lain

Kemampuan yang dibutuhkan di
masa depan (2/4)
Inventive Thinking (Berpikir keras)
Adaptability

Kemampuan beradaptasi dan
mengelola dunia yang kompleks
dan saling bergantung

Curiosity

Keingin tahuan

Creativity

Kemampuan untuk menggunakan
imajinasi untuk mencipta karya
baru
Keberanian dan kemampuan untuk
mengambil resiko

Risk-taking

Kemampuan yang dibutuhkan di
masa depan (3/4)

Higher-Order Thinking
• Kemampuan kreatif untuk
menyelesaikan masalah (creative
problem-solving) dan berpikir logis
hingga menghasilkan keputusan yang
kuat

BLAZELY DKK (1997)
PELAJARAN DI SEKOLAH SANGAT TEORITIK DAN
TIDAK TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN DIMANA
ANAK BERADA
 
AKIBATNYA :
 
1.

ANAK TIDAK MAMPU MENERAPKAN ILMU YANG
DIDAPAT DI SEKOLAH DALAM
KEHIDUPAN
KESEHARIAN
2. PENDIDIKAN MENCERABUT ANAK DARI
LINGKUNGANNYA, SEHINGGA MENJADI
ASING DI
MASYARAKAT SENDIRI

6/6/18

19

TENTANG









JURAGAN

Kemandirian etnis Tionghoa (yang nenek
moyangnya berasal dari Tiongkok) tidak
didapatkan dari pendidikan formal di sekolah.
Mereka disiapkan menjadi juragan di rumah
sendiri oleh keluarga.
Sekolah formal sebagai kelengkapan
intelektual.
Minoritas  militansi.
Dominasi minoritas, ketergantungan
mayoritas.
1 hari 10 juragan baru *).

So, what must we doing
now ?
6/6/18

20

Tugas

LEMDIKLAT







Pengembangan ilmu dan penciptaan
ilmuwan baru.
Pengambangan ketrampilan kejuruan
(vocational) dan penciptaan teknisi baru
berwawasan kemandirian.
Mengembangkan kewirausahaan pada
semua bidang keahlian dan penciptaan
lapangan kerja baru.
Penciptaan wirausahawan dan juragan
baru.

MEMBANTU PERCEPATAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
6/6/18

22

APAKAH TUJUAN
PENYELENGGARAAN LIFE SKILL ?
  Mengaktualisasikan potensi peserta didik
sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi
  Memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel, sesuai dengan prinsip
pendidikan berbasis luas (broad-based
education)
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya di lingkungan sekolah, dengan
memberi peluang pengembangan dan
penerapan prinsip manajemen berbasis
sekolah (school-based management) 
6/6/18

25

BAGAIMANA PRINSIP PENYELENGGARAAN
LIFE SKILL EDUCATION ?
1. Menggunakan pendekatan Broad-based Education
2. Menerapkan sistem kompetisi bebas, untuk
memberikan kesempatan secara adil kepada semua
penyelenggara pendidikan
3. Mendorong partisipasi dan peran aktif masyarakat
serta PEMDA (community participation)
4. Mendukung pendekatan manajemen mutu berbasis
sekolah (School-based management)
5.Menekankan pada keberlangsungan program
pendidikan (sustainability)

6/6/18

26

LIFE SKILL DALAM PENDIDIKAN

HBE
APK %

SD

SLTP

SM

112,18

71,87

38,94

PENDIDIKAN

BBE

PT
19,75

LIFE SKILL
DIDALAM
SEKOLAH

ORIENTASI
KERJA

LIFE SKILL
DILUAR
SEKOLAH
6/6/18

30

LINGKUP KEGIATAN
DEPDIKNAS

      Pengembangan konsep BBE/Life Skill
      Sosialisasi Konsep BBE & dokumen pendukung lain
      Seleksi dan penyaluran dana Block-grant
      Koordinasi program implementasi BBE/life skill
      Monitoring & Evaluasi
 

KANDIKNAS PROPINSI

      Kordinasi program BBE/ Life Skill di propinsi
      Pembentukan panitia seleksi
      Sosialisasi program BBE ke Dinas Kab/kota & instansi terkait
      Seleksi & Penilaian proposal Kab/kota
      Pengendalian program BBE & Life Skill

KANDIKNAS KAB./KOTA

      Sosialisasi kepada pihak terkait
      Pembentukan komite pendidikan
      Pembentukan Panitia seleksi
      Penyusunan Renstra (masterplan) Kabupaten/kota
      Seleksi proposal institusi
      Penyusunan proposal Kabupaten/kota
      Pengendalian dan evaluasi program
      Penyiapan dana pendamping
 

6/6/18

31

LIFE SKILL

DI SD/MI

  
1.   GENERAL LIFE SKILL
·
PENDIDIKAN KARAKTER
·
PENDIDIKAN AKADEMIS
 
2.   SPESIFIC LIFE SKILL
PENDIDIKAN PERSONAL DAN SOSIAL
·
KEHIDUPAN DALAM KELUARGA
·    KESEHATAN
·    MAKANAN DAN GIZI
·     OBAT-OBATAN
·     KESEHATAN REPRODUKSI
·     PENDIDIKAN SEK
·     KEAMANAN DIRI
·    PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
·    PENGGUNAAN WAKTU LUANG
·    ADVOKASI MENJADI ANAK BANGSA
 
PENDIDIKAN KETRAMPILAN
·        OLAH RAGA
·        KESENIAN
·        KERAJINAN
·        BERKEBUN
·        BERTANI
·        BETERNAK
·        BAHASA INGGRIS
·        KOMPUTER
·        TEKNOLOGI SEDERHANA

6/6/18

32

 

LIFE SKILL DI

SLTP/MTs

 
1.  REORGANISASI PROGRAM PEMBELAJARAN

2.  MENDORONG TERBENTUKNYA GENERAL LIFE SKILL YANG
TRANSFERABLE
3.  MENDORONG TERBENTUKNYA SPESIFIC LIFE SKILL YANG
MENGARAH
PADA PEMBEKALAN PRE VOCATIONAL :
     
* MENGENAL BERBAGAI JENIS KETRAMPILAN DAN
KECAKAPAN
     
DAPAT MENGUASAI DASAR-DASAR KETRAMPILAN DAN
KECAKAPAN YANG DIPERLUKAN UNTUK HIDUP SEHARI- HARI
DAN BEKERJA
      * MEMILIKI WAWASAN PERSEPSI DAN APRESIASI POSITIF
TERHADAP KEHIDUPAN DAN KETRAMPILAN KERJA
      * TERTARIK DAN DAPAT MENENTUKAN SIKAP MEMILIH
BIDANG KEAHLIAN SEBELUM MELANJUTKAN SEKOLAH ATAU
SEBELUM MASUK KE DUNIA KERJA
 
 IMPLEMENTASI
 



BBE PADA SLTP/MTs :

MEMADUKAN MATERI BBE DENGAN MATERI PELAJARAN
AKADEMIS
MENGGUNAKAN JAM PELAJARAN MUATAN LOKAL UNTUK DIISI
DENGAN MATERI BBE

6/6/18

33

LIFE SKILL

  

SMU/MA

1.  REORGANISASI PROGRAM PEMBELAJARAN
SECARA KOMPREHENSIF
2.  KELAS I A LEVEL MELANJUTKAN KELAS II
PROGRAM AKADEMIK
3.  KELAS I ORDINARY LEVEL MELANJUTKAN KE
PROGRAM PENDIDIKAN KOMPREHENSIF
4.  PROGRAM PEND. KOMPREHENSIF ADALAH
PROGRAM PEND. AKADEMIK YANG TERINTEGRASI
DGN PROGRAM VOCATIONAL
5.  LULUSAN MEMPUNYAI DUA KESEMPATAN :
TERJUN KE DUNIA KERJA & LANJUT KE PT
6.  SISWA YANG AKAN LANJUT STUDI MENGIKUTI
PENUH PROGRAM PEMBELAJARAN DI SMU/MA
7.  SISWA YANG TIDAK AKAN LANJUT STUDI
MENGIKUTI PROGRAM PEMBELAJARAN DI
SMU/MA DAN PROGRAM VOCATIONAL DI
SMK/COM. COLLEGE.  

6/6/18

34

SMK

LIFFE SKILL DI
 
1.  MENUJU KE PUSAT PELATIHAN KEJURUAN
TERPADU (PPKT/COMMUNITY COLLEGE)
 
2.  MEMBANTU LEMDIKLAT LAIN DLM
PENYELENGGARAAN BBE
 
3.  MENYELENGGARAKAN DIKLAT :
· DIKLAT REGULER
· DIKLAT KOMPETENSI (SHORT COURSE)
· LAYANAN JASA PRODUK UNGGULAN
· DIKLAT LANJUTAN SETARA DIPLOMA
 
4.   MENUJU COMMUNITY COLLEGE  

6/6/18

35

Kecakapan Yang Harus Di-insert
PADA siswa SMK






Menegement dan
Leadership
Kewirausahaan dan
Kejuraganan
Menjual (PR –
Kepribadian)
Kemampuan Bahasa
Kemampuan Komputasi
6/6/18

36

COMMUNITY COLLEGE











DISELENGGARAKAN, BERBASIS &
BERORIENTASI PADA KEB. MASYARAKAT
ADA DI KABUPATEN/KOTA
DIATAS SLA TAPI BUKAN PERG. TINGGI
LULUSAN BISA SETINGKAT DI
SMK & SMU (BERKELAS) SEBAGAI BASIS
BER MUATAN KEWIRAUSAHAAN
SEBAGAI EMBRIO POLTEK/AKTEK/PT
PENYELENGGARAAN BEKERJASAMA
DENGAN PT
SERTIFIKASI OLEH PT SESUAI BIDANG
KOMPETENSI
ADA QUALITY ASSURANCE DARI DUDI
6/6/18

38

DEWAN PENDIDIKAN


ANGGOTA
• MASYARAKAT
• BIROKRASI/LEGISLATIF



KEPENGURUSAN

• KETUA, SEKRET, BEND.
• KETUA BUKAN DARI PEMDA/DPRD
• ANGGOTA MAKS 17 ORANG



ADA AD ART

6/6/18

39

KOMITE SEKOLAH
 ANGGOTA
 MASYARAKAT : TOKOH, PAKAR
 DEWAN GURU, BPD, YYS PDDK
 KEPENGURUSAN
 KETUA, SEKRET, BEND.
 KETUA BUKAN DARI PEMDA/DPRD
 ANGGOTA MIN 9 ORANG
 ADA

AD ART

6/6/18

40

UNTUK COMMUNITY COLLEGE :
1. Sosialisasi ke masyarakat, Institusi terkait, dan dunia
kerja (Industri dan dunia Usaha)
2. Penyusunan paket pendidikan dan pelatihan yang mengacu
pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan prinsip Life Skill
3. Penyiapan Guru/tenaga pengajar yang berkualitas
4. Penataan manajemen Institusi Community College
5. Penataan Fasilitas sesuai kebutuhan program dan prinsip
pembelajaran life skill
6. Biaya Operasional penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
dengan menerapkan production base approach

6/6/18

41

PRINSIP belajar
WIRAUSAHA







WIRAUSAHA TIDAK BISA
DIAJARKAN
WIRAUSAHA MERUPAKAN
TALENTA
MOTIVASI EKSTERNAL
KUNJUNGAN LAPANGAN
PRAKTEK LANGSUNG
STUDI KELAYAKAN USAHA

6/6/18

44

CIRI DAN WATAK WIRAUSAHA


PERCAYA DIRI




ORIENTASI PADA
TUGAS DAN HASIL

RESIKO
 KEPEMIMPINAN
 KEORISINILAN




ORIENTASI MASA
DEPAN









Yakin, mandiri,
individulis, optimis
Presatsi, laba, tekun,
tabah, tekad kerja keras,
dorongan kuat, energetic,
inisiatif
Berani ambil resiko, suka
tantangan
Tingkah laku pemimpin,
dapat bergaul, saran
kritik
Inov kreatif, fleksible,
sumber, serba bisa tahu
Pandnagan kedepan,
perseptif

6/6/18

45

NEGO









GAMPANG-GAMPANG SUSAH
MEYAKINKAN ORANG  MENIPU
SENI
BISA DIPELAJARI
TIDAK BERPOLA
ADA ETIKA
ALAMIAH
Keep SMILE

6/6/18

46

Kecakapan Yang Harus Di-insert
Pada Mahasiswa







Menegement dan
Leadership
Kewirausahaan dan
Kejuraganan
Menjual (PR –
Kepribadian)
Kemampuan Bahasa
Kemampuan Komputasi
6/6/18

48

GET THE FUTURE !!








BELAJAR KERAS
BEKERJA KERAS
BERKOMUNIKASI KERAS
TERTAWA KERAS
BERTERIAK KERAS
BERHATI KERAS
n KERAS-an in every where

6/6/18

49

TERIMA KASIH
for your attention today

6/6/18

50