DARI KORUPSI BISNIS UNTUK ETIKA BISNIS

DARI KORUPSI BISNIS UNTUK ETIKA BISNIS
- TANTANGAN BARU UNTUK STRATEGI KOMPETITIF
PERUSAHAAN –
OGREAN Claudia

Kelompok 4, Nama Anggota Kelompok:
1. Rendy Riyanto
2. Luhut Naibaho
3. Ridwan Satriadi
4. Diah
5. Melisa

Abstraksi:
Kata korupsi menjadi sering digunakan seseorang dalam beberapa tahun
terakhir ke diskusi publik terkait dengan politik, bisnis atau administrasi publik.
Dalam kasus Rumania, hal ini masih di perbincangkan terutama terkait dengan
persyaratan bergabung ke Uni Eropa. Semua infrastruktur dan suprastruktur
masyarakat dicurigai terkontaminasi oleh momok korupsi – merujuk pada
penelitian dan laporan organisasi nasional dan internasional yang mengukur
tingkat korupsi dan persepsinya.
Gagasan utama dari penelitian ini adalah untuk meninjau dan menganalisis

literatur yang ada (Terutama asing) di bidang korupsi terkait korupsi dari sisi
bisnis pada sektor swasta sampai sektor publik, terutama korupsi sektor swasta
ke swasta, bentuk korupsi yang umumnya tidak di perhatikan dan kurang
diperiksa di Romania. Untuk mengidentifikasi mengapa dan bagaimana
mungkin korupsi dapat terjadi serta perlu bagi perusahaan Untuk beralih dari
korupsi bisnis ke bisnis yang beretika.
Strategi kompetitif perusahaan dapat menekankan etika di antara nilai-nilai inti
perusahaan, sumber keunggulan kompetitif yang tahan lama, serta sumber

Keterkaitan Bisnis dengan
korupsi, apa dan
bagaimana cara kerjanya

Salah satu definisi paling lengkap dan komprehensif tentang korupsi oleh Antonio Argandona, yang mendefinisikan
korupsi sebagai "tindakan atau pengaruh dalam memberi atau menerima sesuatu yang berharga, agar seseorang
melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang melanggar peraturan formal atau implisit tentang apa yang Orang itu
harus lakukan atau menghilangkan hal yang harus dilakukan, untuk kepentingan orang yang memberi nilai atau pihak
ketiga ".
Ciri-ciri Korupsi:
1. Tindakan yang mungkin kelalaian, tidak melaporkan pelanggaran atau tidak mengenakan denda atas pelanggaran

2. Pemberian atau Menerima, dimana terdapat penawaran atau permintaan.
3. Janji atas sesuatu yang bernilai di masa depan (uang, gaji, bantuan, pekerjaan)
4. Agar mendapat jabatan di sektor publik atau swasta, dengan cara ilegal.
5.

Untuk melakukan atau menghilangkan sesuatu secara ilegal dengan menginduksi bawahannya ataupun pihak ketiga

6. Aturan atau perjanjian dalam perusahaan yang mewajibkan selalu bertindak sesuai kepentingan tertentu
7. Melakukan sesuatu dengan memprioritaskan untuk kepentingan orang yang membayar atau pihak ketiga (kluarga,
teman, kenalan, sesuku, separtai politik, kelompok).
8. Dilakukan dengan rahasia (tidak akuntabel dan transparan)

Klasifikasi Korupsi:
1.

Publik ataupun swasta

2.

Nasional ataupun Internasional


3.

Dalam skala dan efek besar ataupun kecil

4.

Politik ataupun birokrasi / administrasi.

5.

Darimana inisiatif berasal, permintaan ataupun penawaran

6.

Secara Individu atau sistematis

7.

Paksaan ataupun kolusi


8.

Terpusat dan terorganisir ataupun terdesentralisasi / sporadic

9.

Bersumber dari keserakahan pribadi ataupun ada pemicu factor eksternal

10. Dapat di prediksi ataupun secara sewenang-wenang
11. Untuk menghindari kerugian ataupun mendapat keuntungan
12. Dengan pemberian riil ataupun janji
13. Untuk kepentingan finansial ataupun kepentingan jenis lain (kekuatan politik, jabatan)
14. Untuk memperlancar keuntungan yang legal atau mendapat keuntungan Ilegal
15. Untuk kepentingan orang yang memberi imbalan atau pihak ketiga

Neelankavil J. "Secara tradisional, korupsi telah diterima sebagai tidak Lebih dari biaya untuk melakukan bisnis
di banyak negara. Korupsi terjadi di Negara industri, negara berkembang dan negara-negara kurang
berkembang. Tingkat korupsi dapat bervariasi dari satu kelompok ke kelompok lainnya ". Apapun definisi dan
bentuknya, korupsi diidentifikasi oleh Bank Dunia "sebagai salah satu hambatan terbesar pembangunan

ekonomi dan sosial. Ini merusak pembangunan dengan mendistorsi peraturan hukum dan melemahkan
fondasi kelembagaan yang menjadi dasar pertumbuhan ekonomi "