ANALISA PERANG DUNIA I PERANG DUNIA II D

ANALISA PERANG DUNIA I, PERANG DUNIA II, DAN PERANG DINGIN.
MATA KULIAH SEJARAH DUNIA
DOSEN PENGAMPU
DR. ALI MUHAMMAD., M.A

Disusun Oleh:
MANAP
20110510008
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014

JAWABAN TUGAS REMEDI SEJARAH DUNIA
1. Faktor Dan Analisa Pecahnya Perang Dunia I (World War I)
Perang ini tentunya memiliki arti yang tidak kecil mengingat pengaruh dahsyat yang
ditimbulkannya. Ada banyak hal yang dapat ditelaah dari perang dunia 1 (PD I), Penulis
mencoba untuk menjelaskan faktor pecahnya perang dunia I, selain itu juga penulis akan
menganalisa untuk menjelaskan meletusnya PD I, yaitu melalui analisa tingkat individu,
analisa tingkat negara, dan analisa tingkat global. Penulis akan memberikan ulasan perang

dunia I.

Perang Dunia I merupakan konflik militer global yang terjadi di Eropa antara pasa
tahun 1914-1918. Perang ini mengakibatkan jutaan orang tewas dan mengubah wajah dunia
modern. Perang ini melibatkan kekuatan sekutu yang dipimpin oleh Prancis, Rusia dan
Kerajaan Inggris yang kemudian diikuti oleh Italia dan Amerika.Mereka melawan Kekuatan
Pusat yang dipimpin oleh Austria Hungaria, Jerman dan Kekaisaran Ottoman.Pertempuran
terbesar terjadi di Front Barat menggunakan sistem parit dan kubu pertahanan yang
dipisahkan oleh wilayah tak bertuan (no man’s land).Dalam perang ini, kekuatan udara
dipakai untuk pertama kalinya.1
Terdapat dua hal penting yang berkaitan dengan PD I. Menurut Josep S. Nye.Dua hal
tersebut adalah sistem internasional yang berjalan saat itu serta tingkatan analisa yang dapat
diterapkan dalam fenomena internasional yang terjadi.
Pertama, sistem internasional yang berjalan sebelum PD I adalah adanya
perimbangan kekuatan (Balance of power) yang diikat melalui perjanjian-perjanjian aliansi
antar negara-negara Eropa. Negara utama dalam kisah bersejarah ini bukan lain adalah
Jerman. Pasca unifikasi, di bawah pemerintahan kanselir Otto von Bismarck (1815-1898),
Jerman tumbuh dan berkembang sangat pesat baik dalam perekonomian maupun militer.
Namun demikian, Bismarck sadar akan pentingnya perimbangan kekuasaan agar tidak
meletus perang di Eropa. Berangkat dari kesadaran tersebut, ia mencoba membuat beberapa

ikatan aliansi yang bertujuan mengisolasi Prancis (sebagai tindak lanjut Jerman setelah
mereka merebut Alsace dan Lorraine dari Prancis) di satu sisi dan memberikan kepercayaan
kepada negara besar lain seperti Rusia bahwa Jerman dapat bersikap koopertif dan menjaga
status quo.2Terbukti, dengan adanya ikatan aliansi dengan beberapa negara eropa tersebut
pergerakan Jerman relatif terkontrol.
Masalah muncul pasca lengsernya Otto van Bismarck.Pemimpin Jerman yang baru
Wilhelm II (1859-1941) melepas ikatan-ikatan aliansi tersebut. Dengan tidak adanya ikatan
aliansi tersebut negara-negara Eropa menaruh curiga pada Jerman bahwa Jerman akan
mencoba membuat dirinya menjadi dominan di Eropa. Hal tersebut dibuktikan dengan
industri angkatan laut Jerman yang berkembang pesat sehingga membuat Inggris menjadi
waspada yang pada akhirnya menciptakan perlombaan senjata.Kecurigaan dan kewaspadaan
1DR. Nicholas Saunders “Kisah Yang Terlewatkan (The Lost World): Perang Dunia I” Jakarta, Elex Media
Komputindo.2007.hal.i.
2Richard W. Mansbach & Kristen L. Rafferty.Introduction to Global Politics karya.Univesity press.par 3.Hal. 125

tidak dapat lagi dikontrol ketika Jerman menggunakan isu politik di Balkan selatan sebagai
legitimasi atas pengumuman perang terhadap Rusia dan Prancis.
Kedua, tingkatan analisa menurut Kennet Waltz terbagi menjadi tiga yaitu analisa
tingkat individu, analisa tingkat negara, dan analisa tingkat global. 2 Akan tetepi, Nye lebih
percaya pada dua tingkatan analisa, yaitu analisa tingkat negara dan analisa tingkat sistem

internasional.Ia berarguman bahwa penjelasan pada tingkat sifat dasar manusia tidak dapat
memberikan jawaban yang cukup.3Ia lebih menitik beratkan analisa pada tingkat negara dan
sistem internsional dan kemudian menghubungkannya satu sama lain. Meskipun demikian, Ia
tetap menggunakaan analisa tingkat individu dalam menelaah terjadinya PD I.
Penulis akan memberikan analisa pada tiga tingkatan analisa sebab terjadinya PD I
menurut Josep Nye. Fokus dari analisa ini adalah Jerman sebagai aktor utama dalam PD I.
a. Analisa tingkat individu
Pada analisa tingkat individu, pemimpin Jerman waktu itu, Wilhelm II, merupakan
pemeran utama dalam PD I. Seperti yang kaum realis katakan, pemimpin adalah tempat
rakyatnya bersandar. Ia memiliki kewajiban yang sangat besar dalam melindungi kemanan
nasional dan warga negaranya. Namun, Wilhelm II sebagai pemimpin Jerman waktu itu
tidaklah memiliki kecakapan seperti yang dimiliki Bismarck.Ia menciptaka Jerman menjadi
negara yang terlalu menakutkan tanpa adanya kontrol dari negara lain. Argumen dari penulis
adalah bahwa Wilhelm II terlalu terbawa dalam situasi nasionalisme yang membahana
dengan meningkatkan kemampuan militer tanpa adanya kesadaran akan potensi kebencian
negara lain yang justru dapat menghancurkan.
b. Analisa tingat Negara
Pada PD I ada banyak negara yang terlibat di dalamnya seperti Jerman, Rusia,
Prancis, Inggris, Austria-Hongaria, hingga negara netral seperti Belgia.Akan tetapi, penulis
berargumen bahwa Jerman adalah pemicu utama terjadinya PD I karena pertumbuhan

ekonomi yang sangat signifikan dan kekuatan militer yang cenderung tidak terkontrol dan
menakutkan disertai dengan semangat nasionalismemya yang sangat tinggi pasca unifikasi.
Dari segi perekonomian, pada tahun 1890an Jerman bahkan mampun melampaui
Inggris. Tercatat, pertumbuhan GNP Jerman pada awal abad ke-20 dua kali lebih besar
daripada pertumbuhan GNP Inggris pada saat yang sama. Sebagai gambaran, pada tahun
3Morgenthau, Hanjs. International Politics,by Robert Art & Robert Jervis.Six Principles of Poltical Realism. Hal 714 (online book)

1860an Inggris menjadi negara penghasil industri dunia sebesar dua puluh lima persen.
Namun pada tahun 1913 mereka jatuh hingga hanya menguasai 10% industri dunia
sedangkan Jerman justru meningkat tajam dengan penguasaan industri dunia sebesar 15%.4
Kemajuan dalam segi ekonomi tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam
kekuatan militer.Penguatan armada angkatan laut Jerman membuat Inggris cemas bahkan Sir
Eyre Crowe menilai keterlibatan Inggris untuk menguatkan armada perangnya merupakan
hukum alam.
c. Analisa tingkat global/sistem internasional
Sebelum Wilhelm II menjadi pemimpin Jerman, Bismarck telah menciptakan suatu
hubungan yang mengaitkan Jerman dengan negara-negara Eropa besar lain seperti Rusia,
Austria-Hongaria, dan Italia. Kondisi tersebut menciptakan status quo perimbangan
kekuasaan antar negara-negara Eropa. Sayangnya, apa yang dilakukan Wilhelm II menjadi
kontradiktif dengan kebijakan Bismarck. Ia bahkan terkesan memusuhi Rusia dan Inggris.

Sistem internasional multipolar menjadi terancam karena Jerman yang cenderung untuk
meraih hegemoni di Eropa.
Apa yang dilakukan oleh Jerman tentunya memancing reaksi dari negara-negara lain.
Inggris menjadi salah satu negara yang paling terancam dengan semakin kuatnya angkatan
laut Jerman.Kecenderungan ini membuat Inggris membuat kapal perang Droughnought yang
ternyata mampu disaingi Jerman dengan membuat Droughnought sendiri bahkan lebih
canggih. Di lain pihak, Rusia juga merasa terancam dengan kebijakan Jerman yang
mengakhiri aliansi bersama. Rusia yang memiliki kepentingan di Balkan melihat potensi
Jerman yang membantu Austria-Hongaria dalam melawan orang-orang Slavia yang didukung
Rusia.Prancis, di sisi lain, tentunya merasa semakin terancam sebagai musuh bebuyutan
pasca perang Prancis-Prussia.Situasi ini, mengantarkan penulis pada sebuah argumen bahwa
tidak ada lagi perimbangan kekuasaan yang dapat diaplikasikan untuk mencegah terjadinya
perang.Dan sesuai dengan teori realisme, bilama perimbangan kekuasaan tidak dapat
diciptakan maka perang tak dapat dihindari.
Kesimpulan penulis adalah, Jerman menjadi tokoh sentral dalam meletusnya PD I.
Wilhelm II dan kebijakan-kebijakannya menjadi faktor kebencian utama negara-negara lain
seperti Rusia, Inggris, dan Prancis.Merosotnya perimbangan kekuasaan multipolar di tingkat
sistem internasional, kebijakan penguatan militer Jerman yang berlebihan, dan kemampuan
4nderstanding Internatinoal Conflict: an introduction to theory karya Josep S. Nye. Chapter 3 hal59 par 3.


Wilhelm II yang kurang mumpuni dalam melihat potensi perang menjadi alasan terjadinya
PD I.

2. Penyebab Pecahnya Perang Dunia II (World War II).
Kemajuan industri menimbulkan persaingan ekonomi. Negara-negara industri
berlomba-lomba menguasai daerah diluar Eropa sebagai tempat untuk menjual produksi
mereka dan untuk memperoleh bahan baku. Jerman, Perancis, Inggris dan Italia bersaing
menguasai Afrika. Perang Dunia II, adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai
tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk
semua kekuatan besaryang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling
bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang
melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.Dalam keadaan "perang
total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan
ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil
dan militer.Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga
sipil.5
Perang dunia II ini berkaiatan dengan perang dunia I, dan penyebab terjadinya perang
dunia II juga di kelompokkan menjadi sebab-sebab umum dan sebab khusus.
5Sommerville, Donald (2008). The Complete Illustrated History of World War Two: An Authoritative Account of the
Deadliest Conflict in Human History with Analysis of Decisive Encounters and Landmark Engagements. Lorenz

Books.hlm. 5.

Penyebab umum, yaitu;
a) Dalam bidang politik penyebab terjadinya perang adalah kegagalan LBB yang tidak
sanggup menjamin perdamaian sehingga terjadi perlombaan senjata dan politik alliansi
atau politik mencari kawan, yang terdiri dari tiga blok besar yaitu Blok Perancis,
(demokrasi), Blok Jerman (Fascis/Nazi) Blok Rusia (komunis).6
b) Pertentangan paham liberalisme dan totaliterisme, Paham liberalisme berkembang di
Inggris, Perancis dan juga Amerika Serikat sangat menjunjung tinggi hak dan kebebasan
warga negaranya. Totaliterisme yang dianut Jeman, Italia, Jepang dan Uni Soviet tidak
mengakui sama sekali hak-hak warga negaranya, Paham demokrasi liberal sulit disatukan
dengan paham komunis karena kedua paham sangat bertolak belakang. Paham demokrasi
liberal menjunjung tinggi adanya kebebasan individu untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki asalkan tidak merugikan orang lain. sedangkan paham
komunis menjunjung tinggi adanya kebersamaan sehingga kebebasan individu
dikesampingkan.
c) Semangat untuk membalas dendam ( Revanche Ide), Kekalahan yang dialami Jerman
dalam Perang Dunia I mengakibatkan Jerman harus kehilangan banyak daerah, dan
Jerman harus membayar kerugian perang yang diderita negara musuhnya. Keterpurukan
Jerman dalam Perang Dunia I akan diakhiri dengan cara membalas dendam terhadap

negara-negara yang menyebabkan kekalahan Jerman. Politik membalas dendam Jerman
diharapkan akan kembali membawa Jerman dalam kejayaan seperti masa sebelum
terjadinya Perang Dunia I.7
d) LBB lahir karena adanya kesadaran mewujudkan perdamaian dunia dari presiden
Amerika Woodrow Wilson serta untuk menindak lanjuti Wilson Fourteen Points atau
empat belas pasal Wilson. Maka didirikanlah Volksband (Liga Bangsa-bangsa) pada 20
April 1919 yang berkedudukan di Genewa, Swiss. Tetapi dalam pelaksanaan dan

6Bullock, A. (1962). Hitler: A Study in Tyranny. London. Hlm. 265
7 “Perang Dunia II Di Eropa”. Di unduh 13 november 2014, pada pukul 20.39 wib dari;
http://www.ushmm.org/outreach/id/article.php?ModuleId=10007681

perkembanganya, LBB tidak melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan LBB. Hal
ini sebabkan karena LBB hanya untuk kepentingan negara tertentu.8
Penyebab khusus perang dunia II di kelompokkan menjadi dua, yaitu sebab khusus di
Eropa dan sebab khusus di Asia Pasifik.
a) Sebab khusus di Eropa adalah serangan tentara Jerman dengan cepat (blitzkrieg) ke kota
Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Sebelum penyerangan berlangsungm
Jerman mengadakan perjanjian dengan Rusia (23 Agustus 1939) untuk tidak saling
menyerang (nonagresi) dan pada tanggal 3 September 1939, Prancis dan Inggris

mengumumkan perang kepada Jerman maka meletuslah Perang Dunia II.9
b) Di Asia Pasifik dan Ameria, ditandai dengan negara Jepang Menyerbu pangkalan militer
di Pearl Harbour Amerika Serikat tanggal 7 Desember 1941. Amerika Serikat yang
semula netral dan hanya sebagai pemasok senjata ke Inggris dan Prancis, menyatakan
perang yang kemudian di kenal dengan Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.
3. Penyebab Pecahnya Perang Dingin (Cold War)
Ada perdebatan di antara para sejarawan mengenai titik awal dari Perang Dingin.
Sebagian besar sejarawan menyatakan bahwa Perang Dingin dimulai segera setelah Perang
Dunia II berakhir, yang lainnya berpendapat bahwa Perang Dingin sudah dimulai menjelang
akhir Perang Dunia I, meskipun ketegangan antara Kekaisaran Rusia, negara-negara Eropa
lainnya, dan Amerika Serikat sudah terjadi sejak pertengahan abad ke-19.10
Istilah “Perang Dingin” diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan
Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Seperti yang duniabaca.com pelajari dari wikipedia, Perang
Dingin (1947-1991) adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan,
dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet
8 “Perang Dunia II di Eropa”. Di unduh 13 november 2014, pada pukul 20.39 wib, dari;
http://sejarah.kompasiana.com/2012/05/11/perang-dunia-ii-di-eropa-456650.html

9 Muhammad Farhan, “Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia II” .Di unduh 13 november 2014, pada

pukul 20.39 wib dari; http://www.tuliskan.com/2013/06/faktor-faktor-penyebab-terjadinya-perang-dunia-II-2.html
10 Gaddis, John Lewis. 1990. “Russia, the Soviet Union and the United States. An Interpretative History”.McGrawHill. Hlm.57

(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan
keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi;
militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan
persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang
nuklir, yang akhirnya tidak terjadi.11
Secara tidak langsung, akhir dari Perang Dunia II telah melahirkan dua kekuatan
besar dunia yaitu negara yang dianggap paling dominan dan memiliki andil yang besar bagi
kemenangan blok sekutu di Perang Dunia II, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang
Dingin sendiri merupakan perang yang terjadi selama 45 tahun dengan tensi yang sangat
tinggi di antara dua negara superpower tetapi mereka tidak terlibat konflik militer secara
langsung (Carruthers 2001, 61) sehingga Perang Dingin disebut jugaPsy War atau Perang
Urat Syaraf dimana dua kekuatan itu tidak saling berhadapan langsung melainkan berada di
belakang negara-negara yang berkonflik sebagai contoh ketika terjadi Perang Korea, Korea
Selatan didukung oleh AS sedangakan Korea Utara didukung oleh Uni Soviet atau ketika
terjadi insiden Teluk Babi dan konflik di Afghanistan, kedua negara tersebut berusaha untuk
meraih kemenangan lewat negara yang didukungnya.12
Persaingan di antara AS dan USSR tersebut tentu tidak lain adalah untuk

memperebutkan hegemoni dunia dimana keduanya ingin menjadi penguasa tunggal yang
dapat mengatur tatanan dunia. Berbagai macam persaingan pun dilakukan dari mulai
pengembangan senjata nuklir, pendirian dinas intelegensi, hingga pada eksplorasi luar
angkasa untuk membuktikan bahwa salah satu dari mereka adalah lebih kuat dari yang lain.
Perang Dingin juga tak ubahnya merupakan perang di antara dua ideologi besar yang saling
bertentangan yaitu liberalisme yang dianut oleh AS dan komunisme yang dipegang teguh
oleh Uni Soviet. Liberalisme menekankan kepada kebebasan individu sehingga individu
dapat bebas mengembangkan segala potensinya sedangkan komunisme memimpikan suatu
keadaan dimana tidak ada kelas-kelas dalam masyarakat sehingga kesejateraan sosial akan
dapat tercapai, sehingga paham komunisme tumbuh subur di negara-negara kecil dan miskin.
11“Aktor Penyebab Perang Dingin”. Diunduh 13 november 2014, pukul 20.51 wib,
dari;http://duniabaca.com/faktor-penyebab-terjadinya-perang-dingin.html
12Carruthers, Susan L., (2001) “International History 1900-1945,” in Baylis, John & Smith, Steve (eds.), The
Globalization of World Politics, 2nd edition, Oxford University Press, pp. 51-73.

Untuk meredam semakin menyebarnya paham komunisme tersebut, maka AS mengeluarkan
kebijakan yang disebut dengan Doktrin Truman dan Marshall Plan yaitu suatu kebijakan
untuk membantu negara-negara Eropa yang mengalami kesulitan ekonomi dengan
memberikan insentif dan stimulus. Begitulah seterusnya apa yang terjadi pada Perang Dingin
dimana apabila salah satu negara sudah mencapai suatu titik tertentu, maka negara yang lain
tidak akan mengalah begitu saja, melainkan akan membuat keadaan seimbang atau bahkan
mampu melampauinya. Tetapi keadaan tersebut akhirnya berakhir setelah 45 tahun karena
ternyata terjadi semacam pengeroposan dalam sistem komunisme yang menyebabkan Uni
Soviet harus terpecah.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya Perang Dingin :
a) Penyebaran Ideologi
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalissedangkan Uni
Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan
paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat
kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan
perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.13
b) Keinginan untuk Berkuasa
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara
yang baru.AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang
berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang
makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan
pengaruh sosialis komunis.14
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis.Uni Soviet
yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa
bantuan senjata atau tenaga ahli.Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
tersebut.
13 Gaddis, John Lewis. 2005, The cold war: A new History. PenguinPress. Hlm.34
14 Miller, RogerGene. 2000. To save a city: the berlin airlift, 1948-1949. Texas A&M. University Press. Hlm.16

c) Berdirinya Fakta Pertahanan
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa
maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang
dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan
Atlantik Utara.15Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet
mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA.Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni
Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.16
Berdirinya kedua fakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga,
ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok
timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara
Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui
ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah
persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh
suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III

4. Penyebab Berakhirnya Perang Dingin (Cold War).
Pada periode 1960-an dan 1970-an, peserta Perang Dingin berjuang untuk
menyesuaikan diri dengan pola baru hubungan internasional yang lebih rumit, dunia tidak
lagi dibagi menjadi dua blok besar yang bertentangan. 17 Dari awal periode pasca-perang,
Eropa Barat dan Jepang dengan cepat pulih dari kehancuran Perang Dunia II dan mulai
mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an, dengan
PDB per kapita yang hampir mendekati Amerika Serikat, sedangkan perekonomian Blok
Timur mengalami stagnasi.18

15 Ibid. Gaddis. Hlm. 34
16 Byrd Peter,. 2003. “Cold War., In Mclean,alistair.Concise Oxford dictionary of politics.Oxford University
Press. Di akses 13 november 2014.
17 Karabell, Zachary. 1999. Architects of Intervention: The United States, the Third World, and the Cold War, 19461962. Louisiana State University Press.hlm. 916
18 Gaddis, John Lewis (1990). Russia, the Soviet Union and the United States.An Interpretative History.McGrawHill.hlm. 105–106

Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar keduanya sudah
sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum
akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia
dengan adanya Perang Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan
dalam

perang

dingin

mulai

berkurang.

Pengurangan

ketegangan

terhadap

pihak yangbertikai disebut Detente.Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.
1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya
persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan
persenjataan strategis.
SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategisyang berlangsung
di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh
Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).SALT II
merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa,
Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina,
Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).Presiden
Ronald Reagen meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi
sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun
1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan
perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta kehidupan
politik dalam negeri yang lebih demokratis.
Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah
meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping merupakan pemimpin kelompok yang
menghendaki reformasi ekonomi. Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan
bisnis yang berdasarkan milik pribadi.Penanaman modal asing mulai masuk kembali

terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor.Hal ini
menunjukkan adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina.Tetapi
reformasi ekonomi yang ada tidak diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga
kehidupan politik masih dikendalikan oleh partai Komunis.Dampaknya muncul bentrokan
dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing dimana
terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan bahkan para pelakunya
diawasi secara ketat.
Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi
Uni Soviet mengalami kemerosotan yang parah.Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai
mengalami kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni
Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri
mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain:19
1. Ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri,
2. Tekanan kelompok etnis non Rusia,
3. Korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
4. Dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di
beberapa negara Eropa Timur,
5. Ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan
untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya berakhir karena:
1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni
Soviet mengalokasikan dana besar-besaran bagi negara yang berada dibawah
kekuasaannya agar negara tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak
stabil benar-benar berhenti. Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung
19 Gaddis, John Lewis.1997. We Now Know: Rethinking Cold War History. Oxford University Press.hlm. 235–236

dengan ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai
Perang Dingin.
3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan
barat sehingga mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non
komunis.Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus memimpin
Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet yang semakin
buruk.Langkah

yang ditempuh

adalah

dengan

melakukan Reformasi yang

terkenal

dengan Perestroika dan Glasnost.
PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah
rusak.Tujuannya guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial
dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang
diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan
sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau GLASNOST.
Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu pertentangan
sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut.
1. Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan
komunisme yang disempurnakan.
2. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin
mempertahankan komunisme
3. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin
meninggalkan komunism
4. Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif)
melancarkan kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh
Boris Yeltsin (pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan
dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet.Yeltsin tidak mampu
membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya

negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara
merdeka sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989
Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai
runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6. Secara

resmi

Uni

Soviet

dibubarkan

pada 8

Desember

1991 ditandai

denganpenurunan bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan
negara-negara bekas Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang
merdeka.20
Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin.Uni
Soviet merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang diaktualisasikan
menjadi Negara.

20“Runtuhnya Kekuatan Uni Soviet Di Eropa Timur Mengakhiri Perang Dingin”. Diunduh 13 November 2014
padea pukul 11.48 Wib dari; http://www.scribd.com/doc/55997310/Runtuhnya-Kekuatan-Uni-Soviet-Di-EropaTimur-Mengakhiri-Perang-Dingin