Kebijakan Ekonomi Sosial dan Budaya Amer
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji serta syukur terhadap kehadirat Allah
SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”" Kebijakan Ekonomi, Sosial, dan
Budaya Amerika Serikat Terhadap Amerika Latin di Masa Pemerintahan Presiden Barack
Obama”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan
segenap keluarga yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta, Oktober 2015
Penyusun
1"
"
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
1.1.
Latar Belakang...................................................................................... 3
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3.
Tujuan Penulisan................................................................................... 4
1.4.
Manfaat Penulisan................................................................................. 4
1.5.
Sistematika Penulisan............................................................................ 5
BAB II KERANGKA TEORI................................................................................................... 6
2.1.
Pengambilan Keputusan........................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN EKONOMI..................................................................................... 8
3.1.
Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat masa Presiden Barack Obama
Terhadap Kawasan Amerika Latin....................................................... 9
3.2.
Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Venezuela................ 11
BAB IV PEMBAHASAN SOSIAL BUDAYA...................................................................... 13
3.1.
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin......................................... 13
3.2.
Katolik di Amerika Latin.................................................................... 14
3.3.
Gender di Amerika Latin..................................................................... 14
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17
2"
"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki abad ke-20, Amerika Latin menghadapi ketakutan akan intervensi dari
Amerika Serikat lebih dari intervensi yang dilakukan oleh Eropa. Amerika Serikat di bawah
kepemimpinan Presiden Barrack Obama memberikan warna baru terhdap kebijakan luar
negeri Amerika Serikat . Secara umum strategi yang digunakan oleh Presiden Barrack Obama
cenderung soft power yang lebih membahasa perihal ekonomi dan sosial budaya.
Apa yang membuat Amerika Serikat tertarik terhadap Amerika Latin? Kekayan sumber
daya alam yang dimiliki Amerika Latin, yaitu banyaknya pasokan minyak dan gas bumi yang
menguntungkan bagi Amerika Serikat. Sehingga, banyak negara Amerika Latin menjadi
mitra kerja yang kuat bagi Amerika Serikat.
Istilah Amerika Latin menggambarkan kawasan Amerika yang cukup luas merujuk
terdapat 34 negara di dalamnya yang membentang dari pesisir barat dan bagian selatan
Amerika Serikat. Sebuah kesimpulan dari investigasi telah menunjukkan bahwa Amerika
Latin sangatlah penting bagi Amerika Serikat dan akan lebih penting lagi dikemudian hari
seiring dengan sistem internasional yang terus berkembang menjadi kekuatan sentral yang
menyeluruh dan juga uji kompetisi ideologi keseimbangan politik. Sekali terisolasi atau
keluar dari politik internasional umum, Amerika Latin terperangkap dalam arus yang penuh
dengan kompetisi dan konflik tersebut. Amerika Serikat memiliki tonggak penting dalam
membina stabilitas politik, kematangan kelembagaan, dan pembangunan ekonomi negaranegara Amerika Latin. Dalam rangka pengembangan kebijakan yang dapat berkontribusi
sampai akhir, perlunya konsensus berbasis luas untuk memenuhi kepentingan vital Amerika
Serikat pada Amerika latin.1
Dapat dlihat pada paska Perang Dunia ke I, reaksi Amerika Serikat terhadap intervensi
di Amerika Latin lebih lambat dibandingkan dengan apa yang Amerika Serikat lakukan di
Eropa dan Asia. Sekertaris Negara Charles Evan Hughes kepada yang telah ditugaskan oleh
Presiden Warren G. Harding untuk mengontrol kebijakan Amerika Latin tidak berlebihan
dalam menanggapi urusan Amerika Latin seperti apa yang ia lakukan di Konferensi Angkatan
Laut Washington (Washington Naval Conference). Washington Naval Conference ini
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
1
Margaret Daly Hayes, Latin America and the U.S. National Interest: A Basis for U.S. Foreign Policy,
(London: Westview Press, 1984), hal. 4.
3"
"
merupakan konferensi internasional pertama yang diadakan di Amerika Serikat dengan tujuan
nya yaitu pergerakan pelucutan senjata serta adanya kepentingan khusus di Asia Timur dan
Samudera Pasifik. Ini terlihat mengejutkan semenjak Perang Dunia I menutup segala
kemungkinan yang ada atas intervensi Eropa ke Amerika Latin. Bukan hanya kekuatan Eropa
yang melemah, tetapi banyak negara-negara Amerika Latin telah tumbuh lebih kuat
dibandingkan yang sebelumnya. Amerika Serikat tidak lagi menggunakan kebijakan
Roosevelt Corollary untuk menutupi segala intervensi nya karena terlihat cukup jelas bahwa
intervensi Amerika Serikat paska Perang Dunia I bukan untuk mencegah intervensi dari
Eropa akan tetapi untuk melindungi kepentingan politik dan ekonomi Amerika Serikat. 2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang
menjadiIrumusan masalah dalam makalah ini adalah:
Bagaimana pengaruh kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden
Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Memaparkan pengaruh dari kebijakan Amerika Serikat pada masa pmerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Ameika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
2. Mengkritisi kebijakan Amerika Serikat pada masa pmerintahan Presiden Barrack
Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial budaya .
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari pembutan makalah ini adalah:
1. Memahami pengaruh dari kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
2. Memiliki kritik terhadap kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
2
Jerald A. Combs, The History of American Foreign Policy, (New York: Alfred A. Knopf, 1900), hal. 261.
4"
"
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I:
Pendahuluan
Pada bagaian pendahuluan, penulis memaparkan latar beakang, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat dari makalah ini.
BAB II:
Kerangka Teori
Pada bagian kerangka teori, penulis memaparkan tentang teori Pengambilan
Keputusan dalam menganalisa rumusan masalah.
BAB III:
Pembahasan Mengenai Ekonomi
Pada bagian pembahasan ini, penulis memparkan kebijakan ekonomi Amerika
Serikat terhadap kawasan Amerika Latin
BAB IV:
Pembahasan Mengenai Sosial Budaya
BAB V :
Penutup
Pada bagian penutup, penulis akan memaparkan kesimpulan dan memberikan
argumentasi penulis terhadap isi makalah ini.
5"
"
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengambilan Keputusan
Untuk menganalisa rumusan masalah di atas kami menggunakan Teori Decision
Making atau Pembuat Keputusan. Dalam Decision Making Theory juga didasarkan pada
pemikiran rasional aktor yang terlibat. Dalam proses decision making, yang paling
diperhatikan adalah keputusan atau kebijakan yang dihasilkan oleh pembuat keputusan
karena pembuat keputusan inilah dianggap sebagai aktor yang dapat menghasilkan suatu
keputusan yang paling signifikan dalam hubungan internasional.3
Pembuatan keputusan (decision-making) berada di antara perumusan kebijakan dan
implementasi. Akan tetapi kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain. Keputusan
mempengaruhi implementasi dan implementasi tahap awal akan memengaruhi tahap
pembuatan keputusan selanjutnya yang pada gilirannya akan memengaruhi impelementasi
berikutnya.4
Adanya hubungan yang saling terkait antara decision making dengan kebijakan luar
negeri dimana segala yang terjadi dalam decision making process akan mempengaruhi
kebijakan luar negeri yang diputuskan, dalam hal ini terdapat dua faktor penting yang
mempengaruhi kebijakan luar negeri yaitu faktor pengaruh internal dan eksternal. Dari sisi
internal yaitu penagruh pengaruh yang berada pada level internal negara seperti kapabilitas
militer, pembangunan ekonomi, sistem pemerintahan sedangkan dari sisi eksternal yaitu
kebijakan luar negeri merupakan aktivitas yang lintas batas negara dan di pengaruhi oleh
faktor di luar negara seperti geopolitik, karakter negara lain, dan lain sebagainya. Tujuan
kebijakan luar ngeri adalah menjamin kelangsungan hidup bernegara, sehingga perhitungan
strategis mengenai keamanan nasional adalah penentu utama pembuatan kebijakan, kesatuan
negara sebagai aktor berasumsi bahwa dengan membuat kebijakan luar negeri, negara
menyesuaikan tekanan tekanan dari sistem dunia. Pilihan rasional bersifat penuh dengan
tujuan terarah yang menyatakan bahwa individu ikut serta dalam panggung pergaulan
internasional.5
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
3
Mintz Alex, Understanding Foreign Policy Decision Making, (New York: Cambridge University Press, 2010),
h. 131.
4
A. Etzioni, The Active Society:A Theory Of Societal and Political Processes, (New York: Free Press, 1968),
hal. 203.
5
UMY, “Pengambilan Keputusan Luar Negeri”, diakses pada 25 Oktober, 2015,
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t14440.pdf ."
6"
"
Dalam proses decision making, seorang decision maker atau pembuat keputusan harus
memperhatikan berbagai aspek yang membentuk suatu tindakan politik agar keputusan yang
dihasilkan nantinya tidak menimbulkan masalah kedepannya. Karena setiap keputusan yang
diambil atas nama negara dan merepresentatifkan kepentingan negara tersebut.
7"
"
BAB III
PEMBAHASAN
EKONOMI
Amerika Serikat telah memasuki abad ke-21 dengan ekonomi yang lebih besar dan
dalam banyak hal lebih sukses dari sebelumnya. Amerika Serikat tidak hanya telah memikul
beban Perang Dunia I dan Perang Dunia II tetapi juga resesi global pada paruh pertama abad
ke-20. Akan tetapi juga telah mengatasi tantangan-tantangan mulai dari Perang Dingin
selama 40 tahun dengan Uni Soviet sampai kepada penderitaan-penderitaan berkepanjangan
seperti inflasi tajam, tingginya tingkat pengangguran, dan besarnya defisit anggaran
pemerintah yang terjadi pada paruh kedua abad ke-20. Bangsa Amerika akhirnya menikmati
masa-masa ekonomi tenang pada dasawarsa 90-an, seperti harga-harga stabil, menurunnya
pengangguran sampai pada level terendah selama 30 tahun, pemerintah berhasil mencapai
surplus anggaran, dan pasar saham mengalami lonjakan yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
Namun, seperti pada periode-periode sebelumnya, Amerika Serikat menjalani
perubahan ekonomi besar pada awal abad ke-21. Gelombang inovasi teknologi dalam bidang
komputer, telekomunikasi dan ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi cara orang Amerika
bekerja dan berpikir. Pada saat yang sama, runtuhnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa
Timur, disusul dengan tumbuhnya kekuatan ekonomi Eropa Barat, sampai munculnya
perekonomian yang kuat di Asia, memperluas kesempatan ekonomi bagi Amerika Latin dan
Afrika, dan meningkatkan penggabungan bisnis dan keuangan global memberikan
kesempatan dan resiko baru.
Melalui pergolakan yang terus menerus, bangsa Amerika telah menganut beberapa
prinsip dasar sebagai pendekatan hubungan ekonomi. Pertama, juga paling penting Amerika
tetap menganut sistem perekonomian pasar. Masyarakat Amerika terus mempercayai bahwa
perekonomian pada umumnya mengusahakan yang terbaik ketika keputusan tentang produk
dan harga barang dibuat melalui mekanisme give and take dari berjuta-juta pembeli dan
penjual yang independen, bukan oleh pemerintah ataupun kepentingan pribadi yang
berpengaruh. Dalam sistem pasar bebas, masyarakat Amerika percaya harga kemungkinan
8"
"
besar mencerminkan nilai barang yang sebenarnya, sehingga dapat menurunkan ekonomi
dengan sebaik-baiknya untuk memproduksi apa yang paling dibutuhkan.6
3.1. Kebijakan
Ekonomi
Amerika
Serikat
masa
Presiden
Barack
Obama
TerhadapKawasan Amerika Latin
Dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat dan Amerika Latin memiliki hubungan yang
sangat dekat, selain faktor geografis yang menjadikan hubungan keduanya menjadi dekat,
kerjasama-kerjasama yang di jalin juga merupakan faktor utama kedekatan hubungan
keduanya.
Pengaruh ekonomi Amerika Serikat dan Amerika Latin sangat berkembang
tepatnya dimulai sejak berakhirnya perang Amerika-Spanyol tahun 1890-an7. Mulai saat itu
Amerika Serikat mulai aktif menyebarkan nilai-nilai yang di anutnya baik itu politik maupun
ekonomi di Amerika tengah dan Karibia. Kondisi ekonomi negara-negara Amerika Latin
yang membuat dominasi ekonomi dan politik Amerika Serikat berhasil menerapkan ide-ide
mereka dan kemampuan serta efektifitas dari agen-agen ekonomi Amerika Serikat dalam
menyakinkan penerimaan dan pelaksanaanya dan juga banyak pemimpin Amerika Latin yang
didukung AmerikaSerikat.
Dalam konteks hubungan ekonomi antara amerika latin dan Amerika Serikat, dimana
Amerika Latin lebih mengunggulkan Amerika Serikat sebagai induk ekonomi Amerika Latin.
Posisi kompromi mayoritas kekuatan baru tersebut secara regional menempatkan Amerika
Latin pada situasi yang terus diawasi, baik oleh Amerika Serikat. Sebagai kekuatan luar yang
paling berkepentingan terhadap perkembangan ekonomi regional Amerika Latin tersebut,
maupun oleh seluruh unsur anti globalisasi di dunia yang sedang mencari alternatif tatanan
ekonomi dunia yang lebih adil. Bagaimanapun, situasi ini tidak membuat AmerikaSerikat
(AS) merasa cukup nyaman. Terlebih dengan adanya kecenderungan beberapa negara yang
akan menerima proposal Venezuela untuk menjalin kerjasama ekonomi alternatif bagi
negera-negara Amerika Latin (ALBA) mengganti Free Trade Area of the Americas (FTAA)
yang disponsori oleh AS. Didirikannya ALBA, untuk menegakkan kedaulatan ekonomi
bangsa Amerika Latin di hadapan Arogansi Amerika Serikat8.
Salah satu negara bagian Amerika Latin yang mempunyai potensi perekonomian yang
sangat maju adalah Venezuela, negara ini memiliki ladang yang terbaik baik Amerika Serikat
untuk mencapai investasinya, karena dikenal mempunyai sumber daya alam yang melimpah
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
6
Christoper Conte dan Albert R. Kar, “Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat,” (2005).
Nurul, “Hubungan Amerika Serikat dengan Amerika Latin,” (2010).
8
Elfionissa Retta, ”Hubungan dan Kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin ,” (Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta, 2014).
7
9"
"
yaitu sebagai penyimpanan cadangan minyak terbesar kelima di dunia dan mempunyai
kwantitas batu bara, biji, besi, bauksit dan juga emas.9 Pelantikan Barack Obama sebagai
presiden baru AS pada awal tahun 2009, menjadi sebuah fenomena politik yang mendapat
perhatian masyarakat internasional. “Perubahan” seperti tema yang diusung oleh Obama yang
mengantarkannya menjadi presiden, memang sangat dibutuhkan bagi rakyat AS maupun
masyarakat internasional untuk menjadi era yang lebih baik. Lengsernya Bush dan terpilihnya
Obama telah membuat Hugo Chavez mulai mengendurkan serangannya menjadi cenderung
lebih lunak dan positif terhadap AS, yang sebelumnya Chavez mempunyai hubungan yang
kurang harmonis seperti memutuskan hubungan diplomatik serta sangat kontroversial
dibawah kepemimpinan George W. Bush. Pada KTT OAS (Organization of American States)
April 2009, Chavez dan pemerintahan Obama telah mencapai kesepakatan untuk
menormalisasi hubungan diplomatik dan akan membangun kemitraan yang setara antara
Venezuela dan AS.10
Munculnya sosok pemimpin seperti Barack Obama telah membuat para pemimpin
negara-negara Amerika Latin memiliki pandangan positif dan menyatakan dukungannya
kepada Obama. Dengan sikap kooperatif dari Barack Obama diharapkan dapat menciptkan
suasana baru bagi hubungan AS dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin.
Sedangkan pendapat lain menunjukan bahwa kesenjangan atau gap sosial yang terjadi
di Amerika Serikat dan Amerika Latin termasuk Bolivia, bukan hanya kesenjangan dalam
segi ekonomi tetapi juga moral. Selain itu, juga terdapat beberapa tinjauan serta analisis
untuk menelaah kesenjangan yang terjadi. Dapat dikatakan kesenjangan yang terjadi
didukung oleh perbedaan sejarah dan budaya.11
Bagi Amerika Serikat, Amerika Latin, Amerika Tengah, dan wilayah Karibia
khususnya merupakan garis pertahanannya baik dalam artian militer, ekonomi maupun
politik terutama dalam menanggulangi perluasan pengaruh komunis. Dengan alasan itulah
yang kemudian Amerika Serikat membantu kawasan Amerika Latin termasuk Bolivia.
Amerika Serikat banyak memberikan bantuan militer misalnya dibawah Marshall Plan
(1949-1952), Mutual Security Act (1953-1961), Foreign Assistanc Act (1962-1964) melalui
perjanjian bilateral atau secara tidak langsung melalui lembaga seperti OAS. Tidak dapat
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
9
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=70757 diakses pada 18 Oktober 2015
“Venezuela akan Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan AS,” Media Indonesia, diakses pada 18 Oktober,
2015, http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/19/70540/42/6/.
11
Enrique Krauze, Redeemers: Ideas and Power in Latin America (New York: Harper Perennial, 2012), h.61.!
10
10"
"
disangkal lagi bahwa juga lembaga-lembaga seperti Dewan Pertahanan Antar Amerika (Junta
Intraamerica-na de Defensa) sedikit banyak juga mewakili kepentingan Amerika Serikat.12
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kesenjangan tersebut telah menimbulkan
ketergantungan antar wilayah Amerika Serikat dan Amerika Latin terutama Bolivia. Dalam
kasus ini, Bolivia lah yang sering berketergantungan dengan Amerika Serikat. Dapat dilihat
dari sejarah antara kedua kawasan ini bahkan sampai saat ini pun Amerika Serikat masih
banyak
memberikan
bantuan
baik
dalam
bidang
pertahanan
maupun
ekonomi.
Ketergantungan negara ini akan kebijakan luar negeri Amerika Serikat pun merupakan suatu
bentuk ketergantungan berkepanjangan yang justru membuat negara Bolivia menjadi relatif
tidak stabil. Hal ini bisa disebabkan karena dalam setiap kebijakan AS terhadap negaranegara Latin selalu mempunyai kepentingan yang terselubung. Kekayaan-kekayaan alam
yang dimiliki oleh Bolivia menjadi salah satu alasan mengapa sampai pada saat ini AS masih
saja mempertimbangkan banyak bantuan serta kebijakan-kebijakan politiknya terhadap
negara ini.
Dalam keadaan seperti ini, Bolivia seharusnya dapat menyelesaikan sendiri masalahmasalahnya baik dalam bidang pertahanan, ekonomi, sampai masalah sosial. Kerjasama antar
negara memang dibutuhkan oleh setiap negara demi untuk tetap menjaga keseimbangan
dalam negara serta untuk tetap mempertahankan eksistensi dan menjaga nama baik dalam
dunia internasional, namun usaha untuk membangun dari negara sendiri tetaplah lebih
penting karena tidak ada pihak manapun yang bisa melindungi suatu negara selain negara itu
sendiri.
3.2. Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Venezuela
Hubungan antara Amerika yang menganut paham liberal dan Venezuela yang
menganut paham sosialis sudah terjalin sejak lama khususnya pada bulan Juni 1835 ketika
presiden Vargas dari Venezuela dan presiden Andrew Jackson, membuka hubungan
diplomatik formal yang ditandai dengan pembukaan perwakilan AS di Caracas. Namun
dalam perjalanan hubungan yang dijalani keduanya banyak mengalami pasang surut.
Dinamika hubungan keduanya selalu menjadi perhatian Internasional karena banyak isu yang
bermunculan mengenai hubungan kedua negara yang berbeda ideologi ini.
Pada masa pemerintahan George W. Bush, banyak isu-isu bermunculan yang
berkaitan dengan renggangnya hubungan antara Amerika dan Venezuela. Salah satu isu yang
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
12
“Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba,” Universitas Sumatera Utara, diakses 27 April, 2015,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40976/3/Chapter%20II.pdf."
11"
"
muncul adalah terjadinya pengusiran duta besar Amerika Serikat di Caracas pada tahun 2008.
Chavez, pengencam keras kebijakan-kebijakan Amerika Serikat, mengusir duta besar
Amerika Serikat Patrick Duddy dari Caracas dan memberi waktu 72 jam untuk pergi
meninggalkan tempat tersebut. Hal tersebut dilakukan Chavez sebagai salah satu bentuk
solidaritas terhadap Bolivia. Peristiwa tersebut berlangsung beberapa jam setelah Washington
mengusir dubes Bolivia sebagai alasan atas pengusiran dubes AS dari Bolivia. AS yang pada
saat itu berada di masa pemerintahan Presiden Goerge W. Bush mengambil tindakan dengan
melakukan pengusiran dubes Venezuela di Washington.
Pemilu presiden AS tahun 2008 merupakan sebuah awal perubahan bagi AS dan
internasional dengan adanya seorang kandidat dari Partai Demokrat yang mengusung tema
“perubahan”. Pada tahun 2009 di masa awal pemerintahan presiden Barack Obama, Amerika
dan Venezuela memperlihatkan adanya hubungan yang lebih baik antara satu dengan yang
lain. Namun seiring berjalannya waktu straregi AS dalam menjalankan hubungan dengan
Venezuela mulai mnegalami pergeseran dimana Obama mulai bersikap tegas terhadap sikapsikap Chebez yang dianggap selalu
menentang segala kebijakan AS.13
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
13
Eny Suparny, “Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Venezuela Di Masa Pemerintahan Barack
Obama (2009-2012),” 300 Ilmu Sosial (2013).
12"
"
BAB IV
PEMBAHASAN
SOSIAL DAN BUDAYA
4.1.
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin dalam sistem administrasi yang baru
meliputi isu mendukung sistem demokrasi, penegakan HAM, keadilan sosial dan kedaulatan
nasional di Amerika Latin. Di negara-negara latin masih banyak permasalahan sosial seperti
di negara Kuba yang menganut sistem sosialis. Pasca perang dingin, tidak ada Negara di
dunia barat yang memiliki pengaruh dan juga dominansi seperti yang Amerika Serikat
lakukan secara sosial. Namun, adanya pembekuan hubungan diplomatic Amerika-Kuba
membuat banyak para pemimpin politik revolusioner Amerika Latin mempertanyakan
kebijakan asing Amerika Serikat terhadap kawasan.
Namun, setelah ditutupnya hubungan diplomasi antara Amerika Serikat-Kuba dan
menjatuhkan embargo ekonomi terhadap rezim Castro, akhirnya pada tanggal 17 Desember
2014 lalu dengan pernyataan yang mengejutkan, presiden Barack Obama dengan Raul Castro
mengumumkan bahwa keduanya akan menormalisasikan hubungan diplomatiknya. Presiden
Barack Obama juga mengakui bahwa kebijakan AS terhadap Kuba selama lima dekade ini
hanya menghasilkan kegagalan. Obama mengatakan “ketika apa yang kamu lakukan selama
lima puluh tahun tidak berhasil, inilah waktunya untuk mencoba sesuatu yang baru”.14 Ia juga
menambahkan pergantian kebijakan Luar Negeri AS ini memberi potensi untuk mengakhiri
rasa saling tidak percaya antara Amerika-Kuba, menghilangkan alasan-alasan untuk
melakukan pembatasan/pelarangan di Kuba, berdiri demi nilai-nilai demokrasi dan
mengulurkan tangan persahabatan bagi orang-orang Kuba.
Menormalisasi hubungan diplomatik AS-Kuba ini menegaskan kembali bahwa
Presiden Obama lebih mengutamakan cara-cara diplomasi ketimbang penggunaan kekuatan
untuk memecahkan isu global. Hal ini dapat berdampak secara positif bagi hubungan AS
dengan Negara-negara Latin lainnya, khususnya Negara-negara yang pro terhadap rezim
Kuba seperti Venezuela dan Bolivia. Selain itu, penggunaan dollar di Kuba telah menjadi
bagian dari standar hidup rata-rata penduduk Kuba. Tanpa akses dolar standar hidup nya
dalam level rendah, hal ini dapat menjadi gap antara penduduk yang dapat mengakses dolar
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
14
“DD: US Foreign Policy Towards Latin America,” Global Diplomatic Forum, diakses pada 24 Oktober, 2015,
http://www.gdforum.org/aboutus-68/.
13"
"
dengan yang tidak. Sehingga pekerjaan yang menghasilkan gaji dolar dari turis maupun
bisnis asing saat ini sangat menggiurkan bagi penduduk Kuba.15
4.2.
Katolik di Amerika Latin
Amerika Latin secara Tradisional dapat disamakan dengan Gereja Katolik karena
sekitar 90 persen penduduknya adalah penganut Katolik. Namun jumlah penganut Katolik
semakin berkurang karena Kristen mulai berkembang dalam dua dekade terakhir.16 Pada
tahun 1900 hampir seluruh wiayah yang berbahasa Spanyol dan Portugis memeluk agama
Katolik, meskipun kebanyakan bercampur dengan sinkretisme dari agama sukupra-Kolombia.
Sejak saat itu terjadi perubahan dari tradisionalisme yang sempit dan perlawanan yang kuat
terhadap kegiatan misi Protestan, kepada kebabasan beragama dan peningkatan kelompok
Injil yang masih terus berlanjut.17
Eksistensi dari Gereja Katolik serta hubungannya dengan Negara dan hubungannya
dengan masyarakat lebih condong kepada pengaruh terhadap Gereja Katolik itu sendiri.
Dominasi dari Gereja Katolik pada masa itu berpengaruh hingga keranah politik. Karna para
petinggi-petinggi Gereja atau intelek dari Gereja yang memiliki pengaruh kuat serta
dipercayai oleh para pemerintah membuat keberadaan mereka turut serta dalam pembentukan
kebijakan. Hingga pada suatu saat keterlibatan Gereja dalam beberapa pembuat kebijakan
mulai dirasakan oleh masyarakat yang dirasa sedikit menyimpang dari ketentuan yang
seharusnya. Kemudian munculah beberepa gerakan separatis melawan para Gereja yaitu
Protestan. Hingga kini keberadaan Protestan mulai diakui dan cukup memiliki jumlah
penganut yang takkalah banyak dari Katolik di Amerika Latin.
4.3.
Gender di Amerika Latin
Ketidakstabilan di Amerika Latin yang terjadi pada tahun 1970an tidak hanya
memberikan dampak-dampak pada masyarakat secara umum saja, melainkan terhadap isu
gender yang kala itu masih didominasi oleh laki-laki yang cenderung bersifat represif
terhadap perempuan. Di Peru, 70% dari angka kriminal yang dilaporkan merupakan tindakan
pemukulan perempuan oleh pasangannya. Hal ini menunjukkan bahwa di struktur yang
patriarkal, kekerasan terhadap perempuan menjadi suatu hal yang endemik sehingga para
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
15
International Business Publications, “Cuba: Foreign Policy and Government Guide,” (Washington DC:
International Business Publications, 2011), hal. 26.
16
Damar, “Gereja Katolik memberi Kesaksian tentang Makua hidup,” (Jakarta: Kanisius, 2010), hal. 54.
17
Jason Mandryk, Operation World: Panduan Untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, (Yogyakarta: Katalis
Media & Literature - Yayasan Gloria, 2013), hal. 111."
14"
"
perempuan kemudian belajar untuk hidup dalam ketakutan bahwa pada satu titik tertentu,
cepat atau lambat, mereka akan mengalami hal yang sama. Pada mulanya, terdapat jurang
perbedaan gender yang luar biasa di Amerika Latin antara peranan dan kondisi laki-laki serta
perempuan pada masa state of terror di era 1970an. Akan tetapi, sejak transisi demokratis
terjadi pada 1980an, kaum perempuan mulai memperoleh tempat dan kesempatan dalam
bidang politik yang berhasil dengan sukses, terbukti dengan terpilihnya empat wanita sebagai
presiden di negara-negara Amerika Latin. Maka dari itu, telah terjadi perkembangan yang
baik dan menguntungkan bagi kaum perempuan dalam isu gender di Amerika Latin. Namun,
masih banyak hal-hal lain yang perlu dikembangkan dan dibenahi dalam aspek gender di
Amerika Latin.
15"
"
BAB V
PENUTUP
"
Amerika Serikat telah menjadi salah satu kekuatan yang sangat besar Dunia
sejak dahulu kala bahkan hingga sampai saat ini, meski sempat mengalami beberapa kendala
seperti bergejolaknya PD I dan PD II Amerika Serikat tetap menjadi salah satu negara yang
disegani apalagi setelah berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur
yang melibatkan AS dan Uni Soviet yang mengakibatkan Uni Soviet melemah dikarenakan
Terpecahnya mereka menjadi beberapa negara dan mulai runtuhnya Komunisme di negara
tersebut.
Tentunya Amerika Serikat sebagai negara adidaya tidak hanya memperhitungkan
kebijakan dalam negeri mereka saja, kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Presiden AS
saat ini yaitu Barrack Obama haruslah tepat sasaran dan terarah terutama Hubungan Luar
Negeri AS dengan negara-negara Amerika Selatan yang secara letak geografis sangat dekat
dengan AS. Cara kooperatif yang dilakukan Obama dalam mengambil langkah kebijakan luar
negeri dengan negara-negara Amerika Selatan khususnya dalam bidang ekonomi telah
membuat Presiden-presiden negara Amerika Latin memiliki pandangan positif terhadap
kebijakan luar negeri AS tersebut, salah satu negara yang memiliki hubungan erat dengan AS
adalah Venezuela yang telah memiliki hubungan erat dengan AS pada tahun 1835 meski
sempat ada isu merenggangnya hubungan kedua negara, walaupun kesenjangan antara AS
dengan Negara Amerika latin tidak dapat dipungkiri dengan salah satu contohnya yaitu
Bolivia, bukan hanya kesenjangan dalam bidang ekonomi tetapi perbedaan secara moral
perbedaan sejarah serta budaya.
Dalam hal kepercayaan di Amerika Latin, Gereja Katolik menguasai 90% dari
penduduknya. Tetapi seiring berjalannya waktu jumlah penganut Katolik semakin berkurang
karena Kristen (Protestan) mulai berkembang dalam dua dekade terakhir. Pada masa ini
terjadi transisi dari tradisionalisme dan perlawanan kuat terhadap kegiatan misi protestan,
kepada kebebasan beragama dan peningkatan kelompok injil yang masih terus berlanjut.
Pengaruh Gereja Katolik lebih berpengaruh dengan keeksistensian Gereja Katolik itu sendiri
yang berhubungan dengan Negara dan masyarakatnya sehingga ranah politik ikut
terpengaruh. Kemudian muncullah beberapa gerakan separatis melawan para Gereja Katolik,
16"
"
yaitu Kristen (Protestan). Jumlah penganut Protestan kini mulai diakui dan memiliki cukup
banyak penganut.
Pada tahun 1970-an isu gender menjadi gangguan di Amerika Latin yaitu sifat represif
yang didominasi laki-laki terhadap perempuan, contoh kongkrit nya yaitu sebagian besar
tindak kriminal yaitu kekerasan laki-laki terhadap pasangannya. Pada awalnya memang
terjadi perbedaan signifikan antara peranan dan kondisi pria dan wanita pada masa state of
terror di era 1970-an. Kemudian sistem demokratis masuk pada 1980-an yang membuat
kaum perempuan mulai memperoleh tempat dan kesempatan dalam bidang politik yang
berhasil positif dengan bukti munculnya pemimpin wanita. Setelah perkembangan itu terjadi
bukan berarti Amerika Latin bisa tenang, masih banyak hal lain yang perlu di kritisi dalam
topik gender dalam banyak aspek kehidupan.
17"
"
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alex, Mintz. Understanding Foreign Policy Decision Making. New York: Cambridge
University Press, 2011.
Combs, Jerald A. The History of American Foreign Policy. New York: Alfred A. Knopf, 1900.
Damar. Gereja Katolik memberi Kesaksian tentang Makua hidup. Kanisius, 2010.
Etzioni, A. The Active Society:A Theory Of Societal and Political Processes. New York: Free
Press, 1968.
Hayes, Margaret Daly. Latin America and the U.S. National Interest : A Basis for U.S.
Foreign Policy. London: Westview Press, 1984.
Krauze, Enrique. Redeemers: Ideas and Power in Latin America. New York: Harper
Perennial, 2012.
Mandryk, Jason. Operation World: Panduan Untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia.
Yogyakarta: Katalis Media & Literature - Yayasan Gloria, 2013.
USA International Business Publications. Cuba: Foreign Policy and Government Guide.
Washington, DC: International Business Publications, 2011.
Situs
Global Diplomatic Forum. “DD: US Foreign Policy Towards Latin America,” Diakses pada
24 Oktober, 2015. http://www.gdforum.org/aboutus-68/.
Media Indoneisa. “Venezuela akan Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan AS.” Diakses
pada 18 Oktober, 2015.
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/19/70540/42/6/.
UMY. “Pengambilan Keputusan Luar Negeri.” Diakses 25 Oktober, 2015.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t14440.pdf.
Universitas Sumatera Utara. “Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba,” Diakses 27 April,
2015. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40976/3/Chapter%20II.pdf.
Jurnal & Makalah
Conte, Christoper dan Albert R. Kar. “Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat” (2005).
Nurul. “Hubungan Amerika Serikat dengan Amerika Latin". 2010.
18"
"
Retta, Elfionissa. ”Hubungan dan Kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin.”
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 2014.
Suparny, Eny. “Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Venezuela Di Masa
Pemerintahan Barack Obama (2009-2012).” 300 Ilmu Sosial (2013).
19"
"
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji serta syukur terhadap kehadirat Allah
SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”" Kebijakan Ekonomi, Sosial, dan
Budaya Amerika Serikat Terhadap Amerika Latin di Masa Pemerintahan Presiden Barack
Obama”.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan
segenap keluarga yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta, Oktober 2015
Penyusun
1"
"
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
1.1.
Latar Belakang...................................................................................... 3
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.3.
Tujuan Penulisan................................................................................... 4
1.4.
Manfaat Penulisan................................................................................. 4
1.5.
Sistematika Penulisan............................................................................ 5
BAB II KERANGKA TEORI................................................................................................... 6
2.1.
Pengambilan Keputusan........................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN EKONOMI..................................................................................... 8
3.1.
Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat masa Presiden Barack Obama
Terhadap Kawasan Amerika Latin....................................................... 9
3.2.
Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Venezuela................ 11
BAB IV PEMBAHASAN SOSIAL BUDAYA...................................................................... 13
3.1.
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin......................................... 13
3.2.
Katolik di Amerika Latin.................................................................... 14
3.3.
Gender di Amerika Latin..................................................................... 14
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17
2"
"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki abad ke-20, Amerika Latin menghadapi ketakutan akan intervensi dari
Amerika Serikat lebih dari intervensi yang dilakukan oleh Eropa. Amerika Serikat di bawah
kepemimpinan Presiden Barrack Obama memberikan warna baru terhdap kebijakan luar
negeri Amerika Serikat . Secara umum strategi yang digunakan oleh Presiden Barrack Obama
cenderung soft power yang lebih membahasa perihal ekonomi dan sosial budaya.
Apa yang membuat Amerika Serikat tertarik terhadap Amerika Latin? Kekayan sumber
daya alam yang dimiliki Amerika Latin, yaitu banyaknya pasokan minyak dan gas bumi yang
menguntungkan bagi Amerika Serikat. Sehingga, banyak negara Amerika Latin menjadi
mitra kerja yang kuat bagi Amerika Serikat.
Istilah Amerika Latin menggambarkan kawasan Amerika yang cukup luas merujuk
terdapat 34 negara di dalamnya yang membentang dari pesisir barat dan bagian selatan
Amerika Serikat. Sebuah kesimpulan dari investigasi telah menunjukkan bahwa Amerika
Latin sangatlah penting bagi Amerika Serikat dan akan lebih penting lagi dikemudian hari
seiring dengan sistem internasional yang terus berkembang menjadi kekuatan sentral yang
menyeluruh dan juga uji kompetisi ideologi keseimbangan politik. Sekali terisolasi atau
keluar dari politik internasional umum, Amerika Latin terperangkap dalam arus yang penuh
dengan kompetisi dan konflik tersebut. Amerika Serikat memiliki tonggak penting dalam
membina stabilitas politik, kematangan kelembagaan, dan pembangunan ekonomi negaranegara Amerika Latin. Dalam rangka pengembangan kebijakan yang dapat berkontribusi
sampai akhir, perlunya konsensus berbasis luas untuk memenuhi kepentingan vital Amerika
Serikat pada Amerika latin.1
Dapat dlihat pada paska Perang Dunia ke I, reaksi Amerika Serikat terhadap intervensi
di Amerika Latin lebih lambat dibandingkan dengan apa yang Amerika Serikat lakukan di
Eropa dan Asia. Sekertaris Negara Charles Evan Hughes kepada yang telah ditugaskan oleh
Presiden Warren G. Harding untuk mengontrol kebijakan Amerika Latin tidak berlebihan
dalam menanggapi urusan Amerika Latin seperti apa yang ia lakukan di Konferensi Angkatan
Laut Washington (Washington Naval Conference). Washington Naval Conference ini
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
1
Margaret Daly Hayes, Latin America and the U.S. National Interest: A Basis for U.S. Foreign Policy,
(London: Westview Press, 1984), hal. 4.
3"
"
merupakan konferensi internasional pertama yang diadakan di Amerika Serikat dengan tujuan
nya yaitu pergerakan pelucutan senjata serta adanya kepentingan khusus di Asia Timur dan
Samudera Pasifik. Ini terlihat mengejutkan semenjak Perang Dunia I menutup segala
kemungkinan yang ada atas intervensi Eropa ke Amerika Latin. Bukan hanya kekuatan Eropa
yang melemah, tetapi banyak negara-negara Amerika Latin telah tumbuh lebih kuat
dibandingkan yang sebelumnya. Amerika Serikat tidak lagi menggunakan kebijakan
Roosevelt Corollary untuk menutupi segala intervensi nya karena terlihat cukup jelas bahwa
intervensi Amerika Serikat paska Perang Dunia I bukan untuk mencegah intervensi dari
Eropa akan tetapi untuk melindungi kepentingan politik dan ekonomi Amerika Serikat. 2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang
menjadiIrumusan masalah dalam makalah ini adalah:
Bagaimana pengaruh kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden
Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Memaparkan pengaruh dari kebijakan Amerika Serikat pada masa pmerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Ameika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
2. Mengkritisi kebijakan Amerika Serikat pada masa pmerintahan Presiden Barrack
Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial budaya .
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari pembutan makalah ini adalah:
1. Memahami pengaruh dari kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
2. Memiliki kritik terhadap kebijakan Amerika Serikat pada masa pemerintahan
Presiden Barrack Obama terhadap kawasan Amerika Latin perihal ekonomi dan sosial
budaya.
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
2
Jerald A. Combs, The History of American Foreign Policy, (New York: Alfred A. Knopf, 1900), hal. 261.
4"
"
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I:
Pendahuluan
Pada bagaian pendahuluan, penulis memaparkan latar beakang, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat dari makalah ini.
BAB II:
Kerangka Teori
Pada bagian kerangka teori, penulis memaparkan tentang teori Pengambilan
Keputusan dalam menganalisa rumusan masalah.
BAB III:
Pembahasan Mengenai Ekonomi
Pada bagian pembahasan ini, penulis memparkan kebijakan ekonomi Amerika
Serikat terhadap kawasan Amerika Latin
BAB IV:
Pembahasan Mengenai Sosial Budaya
BAB V :
Penutup
Pada bagian penutup, penulis akan memaparkan kesimpulan dan memberikan
argumentasi penulis terhadap isi makalah ini.
5"
"
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengambilan Keputusan
Untuk menganalisa rumusan masalah di atas kami menggunakan Teori Decision
Making atau Pembuat Keputusan. Dalam Decision Making Theory juga didasarkan pada
pemikiran rasional aktor yang terlibat. Dalam proses decision making, yang paling
diperhatikan adalah keputusan atau kebijakan yang dihasilkan oleh pembuat keputusan
karena pembuat keputusan inilah dianggap sebagai aktor yang dapat menghasilkan suatu
keputusan yang paling signifikan dalam hubungan internasional.3
Pembuatan keputusan (decision-making) berada di antara perumusan kebijakan dan
implementasi. Akan tetapi kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain. Keputusan
mempengaruhi implementasi dan implementasi tahap awal akan memengaruhi tahap
pembuatan keputusan selanjutnya yang pada gilirannya akan memengaruhi impelementasi
berikutnya.4
Adanya hubungan yang saling terkait antara decision making dengan kebijakan luar
negeri dimana segala yang terjadi dalam decision making process akan mempengaruhi
kebijakan luar negeri yang diputuskan, dalam hal ini terdapat dua faktor penting yang
mempengaruhi kebijakan luar negeri yaitu faktor pengaruh internal dan eksternal. Dari sisi
internal yaitu penagruh pengaruh yang berada pada level internal negara seperti kapabilitas
militer, pembangunan ekonomi, sistem pemerintahan sedangkan dari sisi eksternal yaitu
kebijakan luar negeri merupakan aktivitas yang lintas batas negara dan di pengaruhi oleh
faktor di luar negara seperti geopolitik, karakter negara lain, dan lain sebagainya. Tujuan
kebijakan luar ngeri adalah menjamin kelangsungan hidup bernegara, sehingga perhitungan
strategis mengenai keamanan nasional adalah penentu utama pembuatan kebijakan, kesatuan
negara sebagai aktor berasumsi bahwa dengan membuat kebijakan luar negeri, negara
menyesuaikan tekanan tekanan dari sistem dunia. Pilihan rasional bersifat penuh dengan
tujuan terarah yang menyatakan bahwa individu ikut serta dalam panggung pergaulan
internasional.5
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
3
Mintz Alex, Understanding Foreign Policy Decision Making, (New York: Cambridge University Press, 2010),
h. 131.
4
A. Etzioni, The Active Society:A Theory Of Societal and Political Processes, (New York: Free Press, 1968),
hal. 203.
5
UMY, “Pengambilan Keputusan Luar Negeri”, diakses pada 25 Oktober, 2015,
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t14440.pdf ."
6"
"
Dalam proses decision making, seorang decision maker atau pembuat keputusan harus
memperhatikan berbagai aspek yang membentuk suatu tindakan politik agar keputusan yang
dihasilkan nantinya tidak menimbulkan masalah kedepannya. Karena setiap keputusan yang
diambil atas nama negara dan merepresentatifkan kepentingan negara tersebut.
7"
"
BAB III
PEMBAHASAN
EKONOMI
Amerika Serikat telah memasuki abad ke-21 dengan ekonomi yang lebih besar dan
dalam banyak hal lebih sukses dari sebelumnya. Amerika Serikat tidak hanya telah memikul
beban Perang Dunia I dan Perang Dunia II tetapi juga resesi global pada paruh pertama abad
ke-20. Akan tetapi juga telah mengatasi tantangan-tantangan mulai dari Perang Dingin
selama 40 tahun dengan Uni Soviet sampai kepada penderitaan-penderitaan berkepanjangan
seperti inflasi tajam, tingginya tingkat pengangguran, dan besarnya defisit anggaran
pemerintah yang terjadi pada paruh kedua abad ke-20. Bangsa Amerika akhirnya menikmati
masa-masa ekonomi tenang pada dasawarsa 90-an, seperti harga-harga stabil, menurunnya
pengangguran sampai pada level terendah selama 30 tahun, pemerintah berhasil mencapai
surplus anggaran, dan pasar saham mengalami lonjakan yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
Namun, seperti pada periode-periode sebelumnya, Amerika Serikat menjalani
perubahan ekonomi besar pada awal abad ke-21. Gelombang inovasi teknologi dalam bidang
komputer, telekomunikasi dan ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi cara orang Amerika
bekerja dan berpikir. Pada saat yang sama, runtuhnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa
Timur, disusul dengan tumbuhnya kekuatan ekonomi Eropa Barat, sampai munculnya
perekonomian yang kuat di Asia, memperluas kesempatan ekonomi bagi Amerika Latin dan
Afrika, dan meningkatkan penggabungan bisnis dan keuangan global memberikan
kesempatan dan resiko baru.
Melalui pergolakan yang terus menerus, bangsa Amerika telah menganut beberapa
prinsip dasar sebagai pendekatan hubungan ekonomi. Pertama, juga paling penting Amerika
tetap menganut sistem perekonomian pasar. Masyarakat Amerika terus mempercayai bahwa
perekonomian pada umumnya mengusahakan yang terbaik ketika keputusan tentang produk
dan harga barang dibuat melalui mekanisme give and take dari berjuta-juta pembeli dan
penjual yang independen, bukan oleh pemerintah ataupun kepentingan pribadi yang
berpengaruh. Dalam sistem pasar bebas, masyarakat Amerika percaya harga kemungkinan
8"
"
besar mencerminkan nilai barang yang sebenarnya, sehingga dapat menurunkan ekonomi
dengan sebaik-baiknya untuk memproduksi apa yang paling dibutuhkan.6
3.1. Kebijakan
Ekonomi
Amerika
Serikat
masa
Presiden
Barack
Obama
TerhadapKawasan Amerika Latin
Dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat dan Amerika Latin memiliki hubungan yang
sangat dekat, selain faktor geografis yang menjadikan hubungan keduanya menjadi dekat,
kerjasama-kerjasama yang di jalin juga merupakan faktor utama kedekatan hubungan
keduanya.
Pengaruh ekonomi Amerika Serikat dan Amerika Latin sangat berkembang
tepatnya dimulai sejak berakhirnya perang Amerika-Spanyol tahun 1890-an7. Mulai saat itu
Amerika Serikat mulai aktif menyebarkan nilai-nilai yang di anutnya baik itu politik maupun
ekonomi di Amerika tengah dan Karibia. Kondisi ekonomi negara-negara Amerika Latin
yang membuat dominasi ekonomi dan politik Amerika Serikat berhasil menerapkan ide-ide
mereka dan kemampuan serta efektifitas dari agen-agen ekonomi Amerika Serikat dalam
menyakinkan penerimaan dan pelaksanaanya dan juga banyak pemimpin Amerika Latin yang
didukung AmerikaSerikat.
Dalam konteks hubungan ekonomi antara amerika latin dan Amerika Serikat, dimana
Amerika Latin lebih mengunggulkan Amerika Serikat sebagai induk ekonomi Amerika Latin.
Posisi kompromi mayoritas kekuatan baru tersebut secara regional menempatkan Amerika
Latin pada situasi yang terus diawasi, baik oleh Amerika Serikat. Sebagai kekuatan luar yang
paling berkepentingan terhadap perkembangan ekonomi regional Amerika Latin tersebut,
maupun oleh seluruh unsur anti globalisasi di dunia yang sedang mencari alternatif tatanan
ekonomi dunia yang lebih adil. Bagaimanapun, situasi ini tidak membuat AmerikaSerikat
(AS) merasa cukup nyaman. Terlebih dengan adanya kecenderungan beberapa negara yang
akan menerima proposal Venezuela untuk menjalin kerjasama ekonomi alternatif bagi
negera-negara Amerika Latin (ALBA) mengganti Free Trade Area of the Americas (FTAA)
yang disponsori oleh AS. Didirikannya ALBA, untuk menegakkan kedaulatan ekonomi
bangsa Amerika Latin di hadapan Arogansi Amerika Serikat8.
Salah satu negara bagian Amerika Latin yang mempunyai potensi perekonomian yang
sangat maju adalah Venezuela, negara ini memiliki ladang yang terbaik baik Amerika Serikat
untuk mencapai investasinya, karena dikenal mempunyai sumber daya alam yang melimpah
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
6
Christoper Conte dan Albert R. Kar, “Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat,” (2005).
Nurul, “Hubungan Amerika Serikat dengan Amerika Latin,” (2010).
8
Elfionissa Retta, ”Hubungan dan Kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin ,” (Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta, 2014).
7
9"
"
yaitu sebagai penyimpanan cadangan minyak terbesar kelima di dunia dan mempunyai
kwantitas batu bara, biji, besi, bauksit dan juga emas.9 Pelantikan Barack Obama sebagai
presiden baru AS pada awal tahun 2009, menjadi sebuah fenomena politik yang mendapat
perhatian masyarakat internasional. “Perubahan” seperti tema yang diusung oleh Obama yang
mengantarkannya menjadi presiden, memang sangat dibutuhkan bagi rakyat AS maupun
masyarakat internasional untuk menjadi era yang lebih baik. Lengsernya Bush dan terpilihnya
Obama telah membuat Hugo Chavez mulai mengendurkan serangannya menjadi cenderung
lebih lunak dan positif terhadap AS, yang sebelumnya Chavez mempunyai hubungan yang
kurang harmonis seperti memutuskan hubungan diplomatik serta sangat kontroversial
dibawah kepemimpinan George W. Bush. Pada KTT OAS (Organization of American States)
April 2009, Chavez dan pemerintahan Obama telah mencapai kesepakatan untuk
menormalisasi hubungan diplomatik dan akan membangun kemitraan yang setara antara
Venezuela dan AS.10
Munculnya sosok pemimpin seperti Barack Obama telah membuat para pemimpin
negara-negara Amerika Latin memiliki pandangan positif dan menyatakan dukungannya
kepada Obama. Dengan sikap kooperatif dari Barack Obama diharapkan dapat menciptkan
suasana baru bagi hubungan AS dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin.
Sedangkan pendapat lain menunjukan bahwa kesenjangan atau gap sosial yang terjadi
di Amerika Serikat dan Amerika Latin termasuk Bolivia, bukan hanya kesenjangan dalam
segi ekonomi tetapi juga moral. Selain itu, juga terdapat beberapa tinjauan serta analisis
untuk menelaah kesenjangan yang terjadi. Dapat dikatakan kesenjangan yang terjadi
didukung oleh perbedaan sejarah dan budaya.11
Bagi Amerika Serikat, Amerika Latin, Amerika Tengah, dan wilayah Karibia
khususnya merupakan garis pertahanannya baik dalam artian militer, ekonomi maupun
politik terutama dalam menanggulangi perluasan pengaruh komunis. Dengan alasan itulah
yang kemudian Amerika Serikat membantu kawasan Amerika Latin termasuk Bolivia.
Amerika Serikat banyak memberikan bantuan militer misalnya dibawah Marshall Plan
(1949-1952), Mutual Security Act (1953-1961), Foreign Assistanc Act (1962-1964) melalui
perjanjian bilateral atau secara tidak langsung melalui lembaga seperti OAS. Tidak dapat
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
9
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=70757 diakses pada 18 Oktober 2015
“Venezuela akan Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan AS,” Media Indonesia, diakses pada 18 Oktober,
2015, http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/19/70540/42/6/.
11
Enrique Krauze, Redeemers: Ideas and Power in Latin America (New York: Harper Perennial, 2012), h.61.!
10
10"
"
disangkal lagi bahwa juga lembaga-lembaga seperti Dewan Pertahanan Antar Amerika (Junta
Intraamerica-na de Defensa) sedikit banyak juga mewakili kepentingan Amerika Serikat.12
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kesenjangan tersebut telah menimbulkan
ketergantungan antar wilayah Amerika Serikat dan Amerika Latin terutama Bolivia. Dalam
kasus ini, Bolivia lah yang sering berketergantungan dengan Amerika Serikat. Dapat dilihat
dari sejarah antara kedua kawasan ini bahkan sampai saat ini pun Amerika Serikat masih
banyak
memberikan
bantuan
baik
dalam
bidang
pertahanan
maupun
ekonomi.
Ketergantungan negara ini akan kebijakan luar negeri Amerika Serikat pun merupakan suatu
bentuk ketergantungan berkepanjangan yang justru membuat negara Bolivia menjadi relatif
tidak stabil. Hal ini bisa disebabkan karena dalam setiap kebijakan AS terhadap negaranegara Latin selalu mempunyai kepentingan yang terselubung. Kekayaan-kekayaan alam
yang dimiliki oleh Bolivia menjadi salah satu alasan mengapa sampai pada saat ini AS masih
saja mempertimbangkan banyak bantuan serta kebijakan-kebijakan politiknya terhadap
negara ini.
Dalam keadaan seperti ini, Bolivia seharusnya dapat menyelesaikan sendiri masalahmasalahnya baik dalam bidang pertahanan, ekonomi, sampai masalah sosial. Kerjasama antar
negara memang dibutuhkan oleh setiap negara demi untuk tetap menjaga keseimbangan
dalam negara serta untuk tetap mempertahankan eksistensi dan menjaga nama baik dalam
dunia internasional, namun usaha untuk membangun dari negara sendiri tetaplah lebih
penting karena tidak ada pihak manapun yang bisa melindungi suatu negara selain negara itu
sendiri.
3.2. Kebijakan Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Venezuela
Hubungan antara Amerika yang menganut paham liberal dan Venezuela yang
menganut paham sosialis sudah terjalin sejak lama khususnya pada bulan Juni 1835 ketika
presiden Vargas dari Venezuela dan presiden Andrew Jackson, membuka hubungan
diplomatik formal yang ditandai dengan pembukaan perwakilan AS di Caracas. Namun
dalam perjalanan hubungan yang dijalani keduanya banyak mengalami pasang surut.
Dinamika hubungan keduanya selalu menjadi perhatian Internasional karena banyak isu yang
bermunculan mengenai hubungan kedua negara yang berbeda ideologi ini.
Pada masa pemerintahan George W. Bush, banyak isu-isu bermunculan yang
berkaitan dengan renggangnya hubungan antara Amerika dan Venezuela. Salah satu isu yang
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
12
“Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba,” Universitas Sumatera Utara, diakses 27 April, 2015,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40976/3/Chapter%20II.pdf."
11"
"
muncul adalah terjadinya pengusiran duta besar Amerika Serikat di Caracas pada tahun 2008.
Chavez, pengencam keras kebijakan-kebijakan Amerika Serikat, mengusir duta besar
Amerika Serikat Patrick Duddy dari Caracas dan memberi waktu 72 jam untuk pergi
meninggalkan tempat tersebut. Hal tersebut dilakukan Chavez sebagai salah satu bentuk
solidaritas terhadap Bolivia. Peristiwa tersebut berlangsung beberapa jam setelah Washington
mengusir dubes Bolivia sebagai alasan atas pengusiran dubes AS dari Bolivia. AS yang pada
saat itu berada di masa pemerintahan Presiden Goerge W. Bush mengambil tindakan dengan
melakukan pengusiran dubes Venezuela di Washington.
Pemilu presiden AS tahun 2008 merupakan sebuah awal perubahan bagi AS dan
internasional dengan adanya seorang kandidat dari Partai Demokrat yang mengusung tema
“perubahan”. Pada tahun 2009 di masa awal pemerintahan presiden Barack Obama, Amerika
dan Venezuela memperlihatkan adanya hubungan yang lebih baik antara satu dengan yang
lain. Namun seiring berjalannya waktu straregi AS dalam menjalankan hubungan dengan
Venezuela mulai mnegalami pergeseran dimana Obama mulai bersikap tegas terhadap sikapsikap Chebez yang dianggap selalu
menentang segala kebijakan AS.13
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
13
Eny Suparny, “Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Venezuela Di Masa Pemerintahan Barack
Obama (2009-2012),” 300 Ilmu Sosial (2013).
12"
"
BAB IV
PEMBAHASAN
SOSIAL DAN BUDAYA
4.1.
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin
Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin dalam sistem administrasi yang baru
meliputi isu mendukung sistem demokrasi, penegakan HAM, keadilan sosial dan kedaulatan
nasional di Amerika Latin. Di negara-negara latin masih banyak permasalahan sosial seperti
di negara Kuba yang menganut sistem sosialis. Pasca perang dingin, tidak ada Negara di
dunia barat yang memiliki pengaruh dan juga dominansi seperti yang Amerika Serikat
lakukan secara sosial. Namun, adanya pembekuan hubungan diplomatic Amerika-Kuba
membuat banyak para pemimpin politik revolusioner Amerika Latin mempertanyakan
kebijakan asing Amerika Serikat terhadap kawasan.
Namun, setelah ditutupnya hubungan diplomasi antara Amerika Serikat-Kuba dan
menjatuhkan embargo ekonomi terhadap rezim Castro, akhirnya pada tanggal 17 Desember
2014 lalu dengan pernyataan yang mengejutkan, presiden Barack Obama dengan Raul Castro
mengumumkan bahwa keduanya akan menormalisasikan hubungan diplomatiknya. Presiden
Barack Obama juga mengakui bahwa kebijakan AS terhadap Kuba selama lima dekade ini
hanya menghasilkan kegagalan. Obama mengatakan “ketika apa yang kamu lakukan selama
lima puluh tahun tidak berhasil, inilah waktunya untuk mencoba sesuatu yang baru”.14 Ia juga
menambahkan pergantian kebijakan Luar Negeri AS ini memberi potensi untuk mengakhiri
rasa saling tidak percaya antara Amerika-Kuba, menghilangkan alasan-alasan untuk
melakukan pembatasan/pelarangan di Kuba, berdiri demi nilai-nilai demokrasi dan
mengulurkan tangan persahabatan bagi orang-orang Kuba.
Menormalisasi hubungan diplomatik AS-Kuba ini menegaskan kembali bahwa
Presiden Obama lebih mengutamakan cara-cara diplomasi ketimbang penggunaan kekuatan
untuk memecahkan isu global. Hal ini dapat berdampak secara positif bagi hubungan AS
dengan Negara-negara Latin lainnya, khususnya Negara-negara yang pro terhadap rezim
Kuba seperti Venezuela dan Bolivia. Selain itu, penggunaan dollar di Kuba telah menjadi
bagian dari standar hidup rata-rata penduduk Kuba. Tanpa akses dolar standar hidup nya
dalam level rendah, hal ini dapat menjadi gap antara penduduk yang dapat mengakses dolar
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
14
“DD: US Foreign Policy Towards Latin America,” Global Diplomatic Forum, diakses pada 24 Oktober, 2015,
http://www.gdforum.org/aboutus-68/.
13"
"
dengan yang tidak. Sehingga pekerjaan yang menghasilkan gaji dolar dari turis maupun
bisnis asing saat ini sangat menggiurkan bagi penduduk Kuba.15
4.2.
Katolik di Amerika Latin
Amerika Latin secara Tradisional dapat disamakan dengan Gereja Katolik karena
sekitar 90 persen penduduknya adalah penganut Katolik. Namun jumlah penganut Katolik
semakin berkurang karena Kristen mulai berkembang dalam dua dekade terakhir.16 Pada
tahun 1900 hampir seluruh wiayah yang berbahasa Spanyol dan Portugis memeluk agama
Katolik, meskipun kebanyakan bercampur dengan sinkretisme dari agama sukupra-Kolombia.
Sejak saat itu terjadi perubahan dari tradisionalisme yang sempit dan perlawanan yang kuat
terhadap kegiatan misi Protestan, kepada kebabasan beragama dan peningkatan kelompok
Injil yang masih terus berlanjut.17
Eksistensi dari Gereja Katolik serta hubungannya dengan Negara dan hubungannya
dengan masyarakat lebih condong kepada pengaruh terhadap Gereja Katolik itu sendiri.
Dominasi dari Gereja Katolik pada masa itu berpengaruh hingga keranah politik. Karna para
petinggi-petinggi Gereja atau intelek dari Gereja yang memiliki pengaruh kuat serta
dipercayai oleh para pemerintah membuat keberadaan mereka turut serta dalam pembentukan
kebijakan. Hingga pada suatu saat keterlibatan Gereja dalam beberapa pembuat kebijakan
mulai dirasakan oleh masyarakat yang dirasa sedikit menyimpang dari ketentuan yang
seharusnya. Kemudian munculah beberepa gerakan separatis melawan para Gereja yaitu
Protestan. Hingga kini keberadaan Protestan mulai diakui dan cukup memiliki jumlah
penganut yang takkalah banyak dari Katolik di Amerika Latin.
4.3.
Gender di Amerika Latin
Ketidakstabilan di Amerika Latin yang terjadi pada tahun 1970an tidak hanya
memberikan dampak-dampak pada masyarakat secara umum saja, melainkan terhadap isu
gender yang kala itu masih didominasi oleh laki-laki yang cenderung bersifat represif
terhadap perempuan. Di Peru, 70% dari angka kriminal yang dilaporkan merupakan tindakan
pemukulan perempuan oleh pasangannya. Hal ini menunjukkan bahwa di struktur yang
patriarkal, kekerasan terhadap perempuan menjadi suatu hal yang endemik sehingga para
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
15
International Business Publications, “Cuba: Foreign Policy and Government Guide,” (Washington DC:
International Business Publications, 2011), hal. 26.
16
Damar, “Gereja Katolik memberi Kesaksian tentang Makua hidup,” (Jakarta: Kanisius, 2010), hal. 54.
17
Jason Mandryk, Operation World: Panduan Untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, (Yogyakarta: Katalis
Media & Literature - Yayasan Gloria, 2013), hal. 111."
14"
"
perempuan kemudian belajar untuk hidup dalam ketakutan bahwa pada satu titik tertentu,
cepat atau lambat, mereka akan mengalami hal yang sama. Pada mulanya, terdapat jurang
perbedaan gender yang luar biasa di Amerika Latin antara peranan dan kondisi laki-laki serta
perempuan pada masa state of terror di era 1970an. Akan tetapi, sejak transisi demokratis
terjadi pada 1980an, kaum perempuan mulai memperoleh tempat dan kesempatan dalam
bidang politik yang berhasil dengan sukses, terbukti dengan terpilihnya empat wanita sebagai
presiden di negara-negara Amerika Latin. Maka dari itu, telah terjadi perkembangan yang
baik dan menguntungkan bagi kaum perempuan dalam isu gender di Amerika Latin. Namun,
masih banyak hal-hal lain yang perlu dikembangkan dan dibenahi dalam aspek gender di
Amerika Latin.
15"
"
BAB V
PENUTUP
"
Amerika Serikat telah menjadi salah satu kekuatan yang sangat besar Dunia
sejak dahulu kala bahkan hingga sampai saat ini, meski sempat mengalami beberapa kendala
seperti bergejolaknya PD I dan PD II Amerika Serikat tetap menjadi salah satu negara yang
disegani apalagi setelah berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur
yang melibatkan AS dan Uni Soviet yang mengakibatkan Uni Soviet melemah dikarenakan
Terpecahnya mereka menjadi beberapa negara dan mulai runtuhnya Komunisme di negara
tersebut.
Tentunya Amerika Serikat sebagai negara adidaya tidak hanya memperhitungkan
kebijakan dalam negeri mereka saja, kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Presiden AS
saat ini yaitu Barrack Obama haruslah tepat sasaran dan terarah terutama Hubungan Luar
Negeri AS dengan negara-negara Amerika Selatan yang secara letak geografis sangat dekat
dengan AS. Cara kooperatif yang dilakukan Obama dalam mengambil langkah kebijakan luar
negeri dengan negara-negara Amerika Selatan khususnya dalam bidang ekonomi telah
membuat Presiden-presiden negara Amerika Latin memiliki pandangan positif terhadap
kebijakan luar negeri AS tersebut, salah satu negara yang memiliki hubungan erat dengan AS
adalah Venezuela yang telah memiliki hubungan erat dengan AS pada tahun 1835 meski
sempat ada isu merenggangnya hubungan kedua negara, walaupun kesenjangan antara AS
dengan Negara Amerika latin tidak dapat dipungkiri dengan salah satu contohnya yaitu
Bolivia, bukan hanya kesenjangan dalam bidang ekonomi tetapi perbedaan secara moral
perbedaan sejarah serta budaya.
Dalam hal kepercayaan di Amerika Latin, Gereja Katolik menguasai 90% dari
penduduknya. Tetapi seiring berjalannya waktu jumlah penganut Katolik semakin berkurang
karena Kristen (Protestan) mulai berkembang dalam dua dekade terakhir. Pada masa ini
terjadi transisi dari tradisionalisme dan perlawanan kuat terhadap kegiatan misi protestan,
kepada kebebasan beragama dan peningkatan kelompok injil yang masih terus berlanjut.
Pengaruh Gereja Katolik lebih berpengaruh dengan keeksistensian Gereja Katolik itu sendiri
yang berhubungan dengan Negara dan masyarakatnya sehingga ranah politik ikut
terpengaruh. Kemudian muncullah beberapa gerakan separatis melawan para Gereja Katolik,
16"
"
yaitu Kristen (Protestan). Jumlah penganut Protestan kini mulai diakui dan memiliki cukup
banyak penganut.
Pada tahun 1970-an isu gender menjadi gangguan di Amerika Latin yaitu sifat represif
yang didominasi laki-laki terhadap perempuan, contoh kongkrit nya yaitu sebagian besar
tindak kriminal yaitu kekerasan laki-laki terhadap pasangannya. Pada awalnya memang
terjadi perbedaan signifikan antara peranan dan kondisi pria dan wanita pada masa state of
terror di era 1970-an. Kemudian sistem demokratis masuk pada 1980-an yang membuat
kaum perempuan mulai memperoleh tempat dan kesempatan dalam bidang politik yang
berhasil positif dengan bukti munculnya pemimpin wanita. Setelah perkembangan itu terjadi
bukan berarti Amerika Latin bisa tenang, masih banyak hal lain yang perlu di kritisi dalam
topik gender dalam banyak aspek kehidupan.
17"
"
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alex, Mintz. Understanding Foreign Policy Decision Making. New York: Cambridge
University Press, 2011.
Combs, Jerald A. The History of American Foreign Policy. New York: Alfred A. Knopf, 1900.
Damar. Gereja Katolik memberi Kesaksian tentang Makua hidup. Kanisius, 2010.
Etzioni, A. The Active Society:A Theory Of Societal and Political Processes. New York: Free
Press, 1968.
Hayes, Margaret Daly. Latin America and the U.S. National Interest : A Basis for U.S.
Foreign Policy. London: Westview Press, 1984.
Krauze, Enrique. Redeemers: Ideas and Power in Latin America. New York: Harper
Perennial, 2012.
Mandryk, Jason. Operation World: Panduan Untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia.
Yogyakarta: Katalis Media & Literature - Yayasan Gloria, 2013.
USA International Business Publications. Cuba: Foreign Policy and Government Guide.
Washington, DC: International Business Publications, 2011.
Situs
Global Diplomatic Forum. “DD: US Foreign Policy Towards Latin America,” Diakses pada
24 Oktober, 2015. http://www.gdforum.org/aboutus-68/.
Media Indoneisa. “Venezuela akan Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan AS.” Diakses
pada 18 Oktober, 2015.
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/04/19/70540/42/6/.
UMY. “Pengambilan Keputusan Luar Negeri.” Diakses 25 Oktober, 2015.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t14440.pdf.
Universitas Sumatera Utara. “Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba,” Diakses 27 April,
2015. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40976/3/Chapter%20II.pdf.
Jurnal & Makalah
Conte, Christoper dan Albert R. Kar. “Garis Besar Ekonomi Amerika Serikat” (2005).
Nurul. “Hubungan Amerika Serikat dengan Amerika Latin". 2010.
18"
"
Retta, Elfionissa. ”Hubungan dan Kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin.”
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 2014.
Suparny, Eny. “Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Venezuela Di Masa
Pemerintahan Barack Obama (2009-2012).” 300 Ilmu Sosial (2013).
19"
"