Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sansevieria

Pertumbuhan dan Perkembangan
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 4
1. Fitria Retno Sari (131510501063)
2. Yuni Y.

(131510501080)

3. Shoraya M.

(131510501155)

4. Eri Pratiwi .

(131510501070)

5. Pitri Lailatul Q.

(131510501088)


6. Erviana Dwi C.

(131510501103)

7. Angga Wibowo. (131510501160)
8. Miftauhul Imron .(131510501091)
9. M Rizqy Maulana (131510501078)
10.Moch Rosy W

(131510501066)

11.Mu’amal Fanani (131510501054)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Makhluk hidup merupakan setiap individu ciptaan Tuhan yang bernyawa,
memiliki sistem metabolisme tubuh, dapat berkembangbiak, dan mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan pada waktu tertentu. Berdasarkan
siklusnya, semua mahluk hidup selalu mengalami masa-masa dimana mahluk itu
dilahirkan, berinteraksi dengan lingkungan hingga kematian yang
menghilangkannya dari permukaan bumi ini. Mahluk hidup yang dimaksud disini
diantaranya adalah manusia, hewan dan tumbuhan.
Proses perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang paling
penting pada makhluk hidup. Suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila
mengalami perubahan fisik yang berkaian dengan pertambahan ukuran, bentuk
dan volume yang bersifat tidak kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan
berkembang jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang
menjadikannya lebih sempurna.
Pada tanaman, perkembangan terjadi pada vase generatif yang ditandai
dengan munculnya bunga pertama yang kemudian akan menghasilkan biji dan
buah. Proses pertumbuhan tanaman terjadi pada vase vegetatif yang ditandai
dengan bertambahnya tinggi batang, bertambahnya luas permukaan daun dan
semakin dalamnya perakaran di dalam tanah. Namun, jika tanaman tersebut
mengalami pertambahan ukuran pada tempat yang gelap atau etiolasi, maka
tanaman tersebut tidak dapat dikatakan sedang tumbuh atau mengalami

pertumbuhan. Hal ini dikarenakan syarat dari tumbuh itu sendiri adalah tanaman
harus mengalami perubahan ukuran yang disertai dengan pertambahan berat.
Akan tetapi pada kasus tersebut tanaman hanya mengalami pertambahan ukuran
panjang dan tidak mengalami pertambahan berat melaikan justru menurunkan
bobot kering dari tanaman.
Tanaman diketahi memiliki dua macam pertumbuhan yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan
primer apabila tanaman tersebut mengalami pertambahan ukuran panjang pada

batang akibat aktivitas dari jaringan meristem. Sedangkan tanaman yang
dikatakan mengalami pertumbuhan sekunder adalah waktu dimana organ-organ
tanaman bertambah besar akibat pengaruh dari aktivitas jaringan meristem
sekunder, dalam hal ini adalah kambium pada batang tanaman.
Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh dua
faktor. Faktor pertama (faktor internal) meliputi sifat gen tumbuhan dan hormon,
faktor kedua (faktor eksternal) meliputi radiasi matahari, temperatur, unsur hara
dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk hidup lain seperti hewan yang
dapat membantu proses penyerbukan dan manusia dalam usaha pertaniannya.
1.2. Tujuan
1.


Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ
tanaman.

2.

Mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Goldsworthy (1992) menyatakan bahwa proses perkembangan dan
pertumbuhan merupakan hal yang paling penting pada makhluk hidup. Suatu
makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang
berkaitan dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang bersifat tidak
kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang jika mahluk hidup
mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih sempurna.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor
pertama atau yang lebih dikenal dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon tumbuhan.
Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor eksternal merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang

berasal dari lingkungan, faktor ini diantaranya radiasi matahari, temperatur, unsur
hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk hidup lain seperti hewan
yang dapat membantu proses penyerbukan dan manusia dalam usaha
pertaniannya.
Jouban (2012) menyatakan bahwa salinitas yang terjadi pada tanah
merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling serius di bidang pertanian
dan kehadirannya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kualitas yang tinggi dari tanaman akan didapatkan apabila faktor lingkungan
sudah baik. Oleh karena itu perlu adanya penentuan faktor lingkungan dalam
pencapaian kualitas dan produksi yang lebih baik. Witkowicx (2010)
menambahkan, hasil produksi yang diperoleh dari suatu tanaman dipengaruhi oleh
banyak faktor, faktor yang paling signifikan adalah faktor genotif dari tanaman,
morfologi tanaman, cuaca, dan faktor agronomis seperti kesuburan tanah,
pembibitan, kelembaban tanah, aplikasi pengatur tumbuh, dan interaksi antara
faktor tersebut
Zat humic dalam kesuburan tanah memiliki fungsi yang baik dalam
pertumbuhan tanaman dimana manfaatnya melebihi manfaat yang diberikan oleh

sifat fisik dan kimia tanah. Zat humic membantu mengatur pertumbuhan tanaman
untuk mengendalikan germinator benih, inisiasi akar, perkembangan dan daya

serap hara, metabolisme, tinggi tanaman, dan fotosintesis (Zandonadi, 2012). Zat
pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman akan memberikan daya
pertumbuhan yang lebih cepat. Zat pengatur tumbuh yang diberikan akan
meningkatkan daya perkecambahan pada benih diantaranya seperti yang
digunakan untuk perakaran, perbanyakan vegetatif, dan pertumbuhan lainnya dari
tanaman (Dhoran, 2012)
Vitamin adalah senyawa organik yang berperan penting pada pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena kemampuan dari vitamin sendiri yang dapat
memacu pertumbuhan dan perkembangan biji tanaman (Amalia, 2013).
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk tinggi pada tanaman juga dipengaruhi
oleh adanya ketersediaan unsur hara dari pupuk anorganik dan pupuk organik
dimana dengan penggunaan pupuk SP-36 dan Bokhasi Ela Sagu yang
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan dosis yang tepat dan bokhasi
ela sagu itu sendiri akan membantu dalam menyediakan unsur hara mikro, dan
unsur hara makro,salah satunya adalah unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman
(Soplanit, 2012).
Pertumbuhan tanaman di lapang akan terganggu apabila proses
perkecambahannya juga mengalami gangguan, proses perkecambahan pada biji
akan dipengaruhi oleh kadar air dalam biji itu sendiri, dan kadar air dalam
bijidipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan lama biji

tersebut disimpan. Agar pertumbuhan tanaman baik maka perlu adanya
pengetahuan tentang kadar air dalam biji selama masa penyimpanan agar
viabilitas biji tidak hilang (Winarni, 2010).
Air adalah salah satu komponen penting yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dimana pada saat kondisi cekaman air terjadi akan tampak
daun-daun dari tanaman yang mengalami cekaman air akan terlihan daunya kecilkecil. Air juga merupakan penyusun tubuh sel dimana air sel daun berperan dalam
proses metabolisme dan jika terjadi kekurangan air maka proses metabolisme
yang terjadi akan lebih sedikit (Anshar, 2011).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Fisiologi Tumbuhan tentang Pertumbuhan dan Perkembangan
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 September 2014 pukul 15.15 WIB
sampai selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.

Kecambah kacang tanah


2.

Aquadest

3.

Bibit kacang panjang yang dikecambahkan

3.2.2 Alat
1.

Tinta hitam (tinta cina)

2.

Kertas filter

3.

Beaker glass


4.

Object glass

5.

Benang

6.

Polibag

7.

Tinta cina

8.

Penggaris


3.3 Cara Kerja
3.3.1. Pertumbuhan Akar
1.

Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam
beaker glass dengan kertas filter basah/ lembab.

2.

Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.

3.

Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar
lebih dari 1 cm.

4.

Pada 5 biji kecambah memberi tanda kecil (titik) dengan tinta cina sebanyak

10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Pada kecambah
yang lain memberi tanda dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.

5.

Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan diikat.
Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkan
ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat yang
gelap.

3.3.2. Pertumbuhan Pucuk
1.

Menanam biji kacng paanjang dalam bak pasir dan dibiarkan beretiolasi
selama 4 hari ditempat yang gelap.

2.

Memberi 10 tanda pada epikotil dan 5 kecambah dengan interval 2 mm yang
diambil dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.

3.

Pada 2 kecambah yang lain menandai dengan 1 tanda 20 mm dari pucuk
tanaman sebagai kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Perlakuan

Interval

Hari ke-

Kacang

1

0
2

2
3,6

4
2,8

6
2,8

tanah dari

2

2

4,6

5,6

6,8

ujung

3

2

3

4

5,8

4

2

2,8

4,8

5,6

Kacang

5
1

2
2

6,6
4,6

6,8
5

5,8
4,6

tanah

2

2

2,6

3,2

5,4

pangkal

3

2

4,6

5

4,8

4

2

8,2

7

8,8

Kacang

5
1

2
2

3,2
4,56

4,4
5,7

6,6
4,3

panjang

2

2

2,8

2,8

6,38

ujung

3

2

6,3

5,3

5,6

4

2

5

4,8

5

Kacang

5
1

2
2

3,4
3,6

7,8
5,3

7,5
5,8

panjang

2

2

5,3

5

6,4

pangkal

3

2

4,2

7

7,4

4

2

4,2

5,2

5,4

5

2

3,5

5,2

6,6

1.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pertumbuhan dan
perkembangan yang dilakukan pada kecambah kacang tanah dan kacang panjang
diketahui hasil sebagaimana telah tertulis si tabel hasil pengamatan di atas. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa kecambah kacang tanah dan kecambah
kacang hijau mengalami pertumbuhan setiap harinya meskipun tidak memperoleh
cahaya matahari secara langung. Pertumbuhan ini ditunjukkan berdasarkan

penggukuran terhadap tinggi tanaman yang dilakukan dengan interval dua hari
sekali selama satu minngu pertama.
Pada pengmatan kecambah tersebut, kecambah kacang tanah digunakan
sebagai indikator pertumbuhan akar karena kacang tanah merupakan tipe bibit
hipogeal dimana kotiledon terdapat dibawah permukaan tanah sehingga
pertumbuhan yang terjadi pun akan lebih optimal, sebaliknya kecambah kacang
panjang digunakan sebagai indikator pertumbuhan pucuk karena kacang panjang
merupakan tipe bibit epigeal. Pada tipe bibit ini, kotiledon berada di bagian batang
yang berada di antara kotiledon dan daun pertama sehingga pertumbuhannya pun
akan optimal jika terjadi di atas permukaan tanah. Dari data yang ditampilkan
pada tabel pengamatan di atas, pemanjangan (elongasi) interval yang cukup
intensif terlihat pada interval nomor dua karena pertamnahan panjang dari semua
kecambah mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hasil percobaab yang
dilakukan oleh Wardiana (2008), yang membuktikan bahwa zona pemanjangan
berada di dekat tudung akar, dimana pada daerah tersebut tudung akar akan terus
tumbuh dan menembus tanah untuk membantu akar mencari unsurhara bagi
tanaman.
Goldsworthy (1992) menyatakan bahwa proses perkembangan dan
pertumbuhan merupakan hal yang paling penting pada makhluk hidup. Suatu
makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang
berkaitan dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang bersifat tidak
kembali lagi ke asalnya. Sedangkan dikatakan berkembang jika mahluk hidup
mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih sempurna.
Pada biji yang ditanam pada suatu media, maka biji tersebut akan
mengalami perkecambahan yang ditandai dengan munculnya akar dan tunas.
Peristiwa dimana sistem pertunasan muncul untuk pertam kalinya dikenal dengan
emergence of seedling. Pada beberapa tanaman yang telah diteliti, radikal
merupakan bagian yang muncul pertam kali yang kemudian akan diikuti dengan
munculnya plumula. Pada tanaman dikotil, batang pada proses perkecambahan
dibedakan menjadi hipokotil dan epikotil. Hipokotil adalah bagian batang yang
berada diantara kotiledon dan radikel, sedangkan epikotil adalah bagian batang

yang berada di antara kotiledon dan daun pertama. Berdasarkan perbedaan letak
kotiledon pada tanaman, maka tipe bibit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tipe
bibit epigeal dan tipe bibit hipogeal. Pada tipe bibit epigeal kotiledon terangkat ke
atas permukaan tanah karena adanya perpanjangan hipokotil, kotiledon berwarna
hijau dan berbentuk seperti daun, sedangkan tipe bibit hipogeal memiliki
kotiledon yang tetap berada pada biji baik pada saat perkecambahan ataupun
sesudahnya (Heddy, 1994)

Pertumbuhan tanaman pada saat perkecambahan umumnya ditandai dengan
perpanjangan zona-zona meristematik yang berada pada akar maupun pucuk.
Wardiana (2008), menggambarkan hasil percobaannya melalui grafik dibawah ini.

Pertambahan panjang (mm)

Grafik pe rtam bahan panjang dalam tiap lokus batang
16
14
12
10
8
6
4
2
0

kontrol
perlakuan

1

2

3
Titik Lok us

4

5

6

Grafik di atas menunjukkan tentang pertambahan panjang tanaman pada
tiap-tiap lokus. Berdasasarkan data tersebut diketahui bahwa nilai pertambahan
panjang terbesar ada pada saat berada di titik lokus 3. Pertambahan panjang
mengalami peningkatan pada titik lokus petama hingga ketiga, namun pada titik
lokus ke 4 dan 5 mulai mengalami penurunan dan kembali megalami peningkatan
pada titik lokus ke 6. Dari hasil percobaaan ini dapat diketahui bahwa titik tumbuh
pada tumbuhan ada pada area dibawah tunas (lokus 3).
Wardiana (2008), juga menyatakan bahwa proses pemanjangan akar
tanaman terkonsentrasi pada sel-sel yang berada di dekat ujung akar, dimana
terletak ketiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan.
Diawali dari ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel, zona
pemanjangan sel dan zona pematangan sel. Pada zona pembelahan sel terdapat
meristem apikal yang menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel pada tanaman bergabung dengan zona
pemanjangan (elongasi). Pada zona ini, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali
dari panjang awalnya, sehingga dapat mendorong pertambahan panjang pada selsel ujung termuda.
Fitter dan Hay (1991), menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor
pertama atau yang lebih dikenal dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari tubuh tanaman itu sendiri yang meliputi sifat gen dan hormon tumbuhan.
Faktor kedua atau yang lebih dikenal dengan faktor eksternal merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
berasal dari lingkungan, faktor ini diantaranya radiasi matahari, temperatur, unsur
hara dalam tanah, air, angin dan aktifitas dari mahluk hidup lain seperti hewan
yang dapat membantu proses penyerbukan dan manusia dalam usaha
pertaniannya.

Menurut Prihastanti (2010), salah satu faktor penting yang cukup
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
cahaya. Cahaya inilah yang akan memperngaruhi proses pembuatan zat makanan
pada proses fotosintesis. Cahaya selain mempengaruhi fotosintesis juga sangat
dibutuhkan oleh tanaman dalam proses-proses metabolisme lainnya. Faktor lain
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah air.
Tersediany air pada tanaman sangat penting untuk menunjang berbagai macam
reaksi pada proses metabolisme tanaman. Reaksi yang dilakukan untuk
membasahi bagian atau organ tanaman. Hal ini dilakukan agar senantiasa tanaman
tidak menjadi kering dan unsurhara yang dibutuhkan tanaman tetap bisa terserap
oleh tanah dengan menciptakan kondisi jenuh air pada tanahnya. Dengan
demikian maka penyiraman hendaknya dilakukan setiap hari untuk tanaman yan
masih muda dan dilakukan dengan interval hari tertentu untuk tanaman yang
sudah dewasa.
Faktor suhu merupakan faktor eksternal lain yang berkorelasi positif dengan
faktor cahaya. Tanaman dapat tumbuh optimal jika suhu rata-rata mencapai 28ºC
hingga 33ºC. Suhu yang optimal tersebut nantinya akan digunakan oleh tanaman
untuk melakukan proses-proses enzimatik. Ketersediaan oksigen dan
karbondioksida pada lingkungan tumbuh juga sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan semua jenis tanaman. Karbondioksida yang berada di
lingkungan akan digunakan tanaman untuk bahan utama proses fotosintesis,
sedangkan oksigen digunakan untuk proses respirasi seluler. Faktor lain yang
tidak boleh diabaikan adalah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara
dalam tanah yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu tanaman.
Semakin subur dan tercukupinya unsur hara di dalam tanah yang menjadi lokasi
tumbuh tanaman maka semakin tinggi pula laju pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi pada tanaman.
Faktor internal meliputi gen dan hormon. Gen merupakan sifat bawaan yang
terdapat pada suatu makhluk hidup, sedangkan hormon adalah suatu zat pengatur
tumbuh yang dihasilkan oleh bagian-bagian tertentu pada suatu tanaman.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh tanaman bermacam-macam dan memiliki

fungsi yang berbeda-beda. Hormon dikelompokkan menjadi dua yaitu hormon
yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan seperti hormon auksin,
giberelin dan sitokinin, sedangkan hormon yang lainnya seperti hormon kalin,
asam absisant, gas etilen dan asam traumalin merupakan hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1.

Pada tipe bibit epigeal kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah
sedangkan pada tipe bibit hipogeal kotiledon berada pada biji baik pada saat
perkecambahan ataupun sesudahnya.

2.

Letak pertumbuhan akar pada kecambah kacang tanah terletak pada interval
2.

3.

Faktor yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
diantaranya adalah gen, hormon dan unsur-unsur cuaca.

1.2 Saran
Pelaksanaan praktikum perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang
dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman sudah berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Namun akan lebih baik apabila asisten yang berperan aktif selama
proses praktikum tidak hanya satu orang saja. Menurut saya, jika asisten yang
membimbing haya satu saja maka koordinasi antara praktikan dengan asistem
akan kurang terjalin.

DAFTAR PUSTAKA
Amalia R, Nurhidayati T dan Nurfadilah S. 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi
Vitamin terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium
laxiflorum J.J Smith secara In Vitro. Sains dan Seni Pomits, 1 (1): 1-6.
Anshar M, Tohari, Sunarminto B, dan Sulistyoningsih E. 2011. Pengaruh Lengas
Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Lokal Bawang
Merah pada Ketinggian Tempat Berbeda. Agroland, 18(1): 8-4.
Dhoran V. S, dan Gudadhe S. P. 2012. Effect of Plant Growth Regulators on Seed
Germination and Seedling Vigour in Asparagus sprengeri Regelin.
Biological Sciences, 1(7): 6-10.
Fitter A. H dan Hay R.1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Goldsworty P. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Heddy, S.,Wahono S. dan Mestty K. 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan
Penangganan Pasca Panen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Jouyban, Z. 2012. The Effects of Salt Stress on Plant Growth. Engineering and
Applied Sciences, 2(1): 7-10.
Prihastanti, E. 2010 .Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Semai Tanaman Jarak
Pagar. Anatomi dan Fisiologi, 8(1) : 49-56.
Soplanit, N dan Soplanit R. 2012. Pengaruh Bokhasi Ela Sagu pada Tingkat
Kematangan dan Pupuk SP-36 Terhadap Serapan P dan Pertumbuhan
Jagung (Zay mays L.) pada Tanah Ultisol. Agrologia, 1(1): 61-68.
Wardiana, M. 2008. Laporan Fisiologi Tumbuhan Menentukan Lokus Tumbuhan.
Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman
Winarni, E. 2010. Daya Kecambah Benih Tanjung (Mimusops Elengi Linn.) pada
Berbagai Kadar Air Benih. Hutan Tropis, 11(30): 12-24.
Witkowicz, R. 2010. How Do Mineral Fertilization and Plant Growth Regulators
Affect Yield and Morphology of Naked Oat?. Faculty of Agriculture and
Biology, 5(2): 96-107.

Zandonadi D dan Busato J. 2012. Vermicompost Humic Substances: Technology
for Converting Iollution Into plant growth Regulators.. Environmental
Science and Engineering Research (IJESER), 3(2): 73-84.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kecambah yang digunakan untuk parameter pertumbuhan

Gambar 2. Kecambah yang di tali pada preparatat berkapas untuk mempermudah
pengukuran