contoh laporan PPL Praktek Pengalaman La

BAB I
PENDAHULUAN
A. Urgensi Praktik Pengalaman Lapangan
1.

Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan
Program Praktik Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan
kurikuler yang merupakan kulminasi dari seluruh program pendidikan
yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa di Fakultas Tarbiyah
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Praktik Pengalaman
Lapangan dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang
pelatihan

untuk

menerapkan

berbagai

pengetahuan,


sikap,

dan

keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Dengan
demikian, Praktik Pengalaman Lapangan adalah suatu program terpadu
dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan
berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan,
baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan yang lain.
2.

Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan
Berdasarkan pemikiran di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam Praktik Pengalaman Lapangan ini sebagai berikut :
a. Membimbing mahasiswa ke arah terbentuknya pribadi yang memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
pembentukan profesi guru Pendidikan Agama Islam, guru Bahasa
Arab, dan guru Madrasah Ibtidaiyah.
b. Melatih dan meningkatkan kompetensi keguruan mahasiswa agar
dapat terampil melaksanakan tugas-tugas kependidikan, baik yang

bersifat

edukatif,

administratif,

maupun

layanan

bimbingan

keagamaan dan kesiswaan.
c. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk dapat memahami
keberadaan lembaga pendidikan dengan segala permasalahannya, baik

1

yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun pengelolaan
sekolah secara umum.

d. Menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama kelembagaan antara
Fakultas Tarbiyah dengan Sekolah /Madrasah latihan.
3.

Target Praktik Pengalaman Lapangan
Target yang diharapkan tercapai melalui kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan ini adalah terbentuknya pribadi mahasiswa
Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru yang memiliki kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

4.

Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan
a. Bagi Mahasiswa
1) Memperdalam pengalaman mahasiswa tentang proses pendidikan
di Sekolah/Madrasah dengan segala permasalahannya.
2) Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa tentang
proses

pembelajaran


dan

kegiatan

administrasi

Sekolah/Madrasah.
b. Bagi Sekolah/Madrasah Latihan
1) Memperoleh kesempatan untuk berperan, menyiapkan, dan
membentuk calon guru/calon tenaga pendidikan Islam yang
kompeten.
2) Memperoleh bantuan tenaga, ilmu, dan pemikiran untuk
pengembangan Sekolah/Madrasah.
c. Bagi Fakultas
1) Memperoleh umpan balik dari pengalaman mahasiswa praktikan
terhadap

perkembangan


kependidikan

di

lapangan

untuk

penyesuaian dan pengembangan program akademik Fakultas
Tarbiyah.
2) Meningkatkan kerjasama dengan Sekolah/Madrasah latihan untuk
pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi.

2

B. Gambaran Umum MIN PUCANGSIMO
1. Latar Belakang
Madrasah
Bandarkedungmulyo


Ibtidaiyah
Jombang

Negeri

(MIN)

merupakan

bagian

Pucangsimo
dari

Lembaga

Pendidikan di lingkungan Kemenag Kabupaten Jombang. Sejak
berdirinya tahun 1970 MIN Pucangsimo telah mengalami banyak
kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga
pendidikan formal, MIN Pucangsimo juga ikut berperan serta dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan Negara
Indonesia.
Peningkatan disegala aspek telah dilaksanakan oleh MIN
Pucangsimo, sebagai usaha untuk mengembangkan Madrasah sebagai
lembaga pendidikan yang menghasilkan out put yang berkualitas.
Berbagai peningkatan tersebut adalah kurikulum, sarana-prasarana, serta
kualitas dari guru sebagai media transformasi ilmu. Pengembangan aspek
kognitif, psikomotorik dan efektif yang ada pada siswa juga tidak
terlepas dari usaha untuk mengembangkan dan menghasilkan out put
yang seimbang, yaitu siswa yang berimtaq dan mempunyai kemampuan
iptek.
Optimalisasi dalam meningkatkan eksistensi MIN Pucangsimo
merupakan usaha dalam mewujudkan visi dan misi yang telah menjadi
pedoman.

Adapun

visi,

misi


dan

tujuan

MIN

Bandarkedungmulyo Jombang adalah sebagai berikut :
2. Visi, Misi dan Tujuan MIN PUCANGSIMO
Visi :
“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi dan
Peduli Lingkungan.”.

3

Pucangsimo

Misi:
a.


Terwujudnya peserta didik yang Istiqomah dalam beribadah, taat
kepada Allah dan Rosul-Nya

b.

Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovativ
serta menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah,
sehingga tercipta suasana madrasah yang nyaman.

c.

Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta
mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar.

d.

Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi
akademik dan non akademik serta berbudaya lingkungan.

e.


Terciptanya kepedulian peserta didik terhadap lingkungan hidup
dengan melestarikan lingkungan.

f.

Mengendalikan

dan

mencegah

terjadinya

pencemaran

dan

kerusakan lingkungan hidup.
Tujuan:

a.

100 % Lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa
diperintah dan diawasi

b.

Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta dapat menciptakan
suasana belajar yang nyaman dalam lingkungan yang sehat, bersih,
rapi, dan indah.

c.

100 % Lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz
Amma.

d.

Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
bekal untuk melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi dan
meningkatkan nilai UN dan UAMBN setiap tahun.

4

e.

Mengembangkan budaya luhur dan karakter bangsa serta peduli dan
berbudaya lingkungan dan dapat memanfatkan limbah daur ulang
menjadi produk yang memiliki nilai jual.

f.

Peserta didik dapat memahami dan mengendalikan terjadinya
pencemaran,

kerusakan

lingkungan

pelestarian fungsi lingkungan hidup.

5

hidup,

serta

melakukan

BAB II
ORIENTASI KAMPUS / PEMBEKALAN (COACHING)
Sebelum melakukan program Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah,
mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
harus melalui pelatihan belajar mengajar dalam bentuk program Micro Teaching,
yang dilaksanakan di laboratorium Micro Teaching. Setiap mahasiswa harus
melakukan kegiatan Micro Teaching, minimal 10 kali pertemuan. Dalam Micro
Teaching diberikan teori, metode mengajar, dan materi tentang cara membuat
perangkat pembelajaran yang benar.
Sebelum keberangkatan para peserta PPL ke tempatnya masing-masing,
pihak kampus mengadakan kegiatan pembekalan dan pelepasan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2014, yang dikoordinasikan oleh Panitia
Penyelenggara PPL. Kegiatan tersebut meliputi :
1. Penyegaran kembali masalah-masalah keguruan, antara lain: kebijakan
akademik tentang PPL, kode etik keguruan, keterampilan dasar mengajar,
pembelajaran aktif, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dan penilaian hasil belajar serta refleksi atas pelaksanaan pembelajaran
PAKEM / KONTEKSTUAL dan model evaluasi di sekolah/madrasah.
2. Penyajian materi administrasi dan supervisi pendidikan.
3. Informasi

tentang

Sekolah/Madrasah

permasalahannya.
4. Penyusunan Laporan PPL.

6

latihan,

dengan

berbagai

BAB III
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SISWA
DI MIN PUCANGSIMO
A. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendiukung berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik
memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan
prilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan
keberfungsian individu dilingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan
proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan
lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan
konseling atau koselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.
Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian
siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat
perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya,
baik sekarang maupun masa yang akan datang.
Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling,
layanan ini tidak terbatas pada individu yang bermasalah saja, tetapi meliputi
seluruh siswa. (Nurihsan, 2006: 42).
B. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo
1. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling MIN Pucangsimo
Terwujudnya catur Sukses, Yaitu; Sukses Pribadi, Sukses sosial, Sukses
akademis.
2. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling
a.
Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami
diri
(Self Understanding), memiliki sikap positif, memiki sikap mandiri
secara emosional, social dan ekonomis.

7

b.

Mewujudkan keberhasilan social, Meliputi; Memiliki rasa
empati, kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki

c.

hubungan sosial yang positif.
Mewujudkan keberhasilan

yang

akademik,

meliputi;

memiliki kemampuan dan keterampilan belajar, memiliki kemauan
dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis, mampu
memecahkan

masalah

(Problem

solving),

mampu

mengambil

keputusan (Decision making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar
d.

yang baik atau tinggi.
Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; memiliki sikap
positif terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir,
memiliki perencanaan melanjutkan studi, memiliki perencanaan dan

pengembangan karir.
C. Program Layanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo
Dalam program layanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo
terdapat Tiga Bidang, yaitu:
1. Bimbingan pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
keimanan, potensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri,
kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan
kehidupan yang sehat.
2. Bidang bimbingan social adalah bidang yang meliputi kemampuan yang
berkomunikasi, berargumentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku dirumah dan masyarakat.
3. Bidang bimbingan belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan, materi,
program belajar disekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya
yang ada dimasyarakat.
D. Program Layanan Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan
Dan Konseling
1. Pelayanan dasar
a. Bimbingan klasikal
b. Pelayanan orientasi
c. Pelayanan informasi
d. Bimbingan kelompok
e. Pelayanan pengumpulan data atau aplikasi instrumentasi

8

2. Pelayanan responsip
a. Konseling individu dan kelompok
b. Referal atau alih tangan
c. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
d. Kolaborasi dengan orang tua siswa
e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah
f. Konsultasi
g. Konferensi kelas
h. Kunjungan rumah
3. Pelayanan perencanaan induvidu atau pribadi
a. Konseling individual
b. Penetapan penyaluran
4. Dukungan system
a. manajemen
b. akses informasi dan teknologi
c. pengembangan profesi
d. pengembangan media informasi
e. kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
E. Fungsi Layanan Bimbingan Dan Konseling
1. Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk
pengembangan dan pemecahan masalah peserta didik meliputi pemahaman
diri dan lingkungannya.
2. Pencegahan (preventif), yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya
peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang
dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan
kerugian-kerugian tertentu dalam proses pengembangannya.
3. Pengentasan, yang menghasilkan terentaskanya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami peserta didik.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan
terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka pengembangannya secara mantap dan berkelanjutan.
F. Pendekatan Layanan Bimbingan Konseling
1. Pendekatan krisis, yaitu pemberian layana bimbingan dan konseling yang
didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk
membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang
dihadapi/ dialami oleh konseli
2. Pendekatan remedial, yaitu

membantu

mengatasi

kelemaham-

kelemahanyang dimilikioleh peserta didik dan berupaya member remidi
terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki

9

kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar
terhindar dari krisis
3. Pendekatan preventif,
konselingyang

yaitu

menekankan

pemberian
pad

layanan

pencegahan

bimbingan

terjadinya

dan

masalah-

masalahumum yang mungkin dialami, peserta didik dan mencoba
mencegah masalah tersebut janagn sampai terjadi
4. Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan
konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, keterampilan
sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam
kehidupan akademik, pribadi sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi
yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperlukan
dalam hidup
G. Strategi Layanan Konseling Dan Kegiatan Pendukung
Strategi layanan konseling dan kegiatan pendukung, meliputi:
1. Kegiatan konseling
a. Layanan orientasi: layanan yang memungkinkan siswa memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang
dipelajari untuk mempermudah dan memperlancar peran siswa
b. Layanan informasi: merupakan yang memungkinkan siswa menerima,
memahami berbagai informasi.
c. Layanan penempatan dan penyaluran: merupakan layanan yang
memungkinkan siswa untuk memperoleh penempatan yang tepat.
d. Layanan penguasaan konten: merupakan layanan yang memungkinkan
siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam
menguasai materi yang cocok dengan kecepatan
dirinya
e. Layanan

konseling

perorangan:

merupakan

dan kemampuan
layanan

yang

memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka
untuk mengentaskan permasalahan.
f. Layanan bimbingan kelompok:

merupakan

layanan

yang

memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu

10

g. Layanan konseling kelompok: merupakan layanan memungkinkan
siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan
untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok
h. Layanan konsultasi:

merupakan

layanan

yang

memungkinkan

seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan
orang lain yang menjadi kepeduliannya
i. Layanan mediasi: merupakan layanan yang memungkinkan pihakpihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka
2. Kegiatan pendukung
a. Aplikasi instrumentasi: merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
dan keterangan siswa
b. Himpunan data: merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa
c. Konferensi kasus: merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan
siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri pihak-pihak yang dapat
member keteragan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat
terbatas dan tertutup
d. Alih tangan kasus:

merupakan

kegiatan

pendukung

untuk

mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang
dialami siswa dengan memindahkan penanganan kasus
e. Kunjungan rumah: merupakan kegiatan untuk memoperoleh data
keterangan,

kemudahan

dan

kemitraan

bagi

terentaskannya

permasalahan siswa
f. Tampilan keputakaan: merupakan kegiatan dengan menyediakan
berbagai media informasi
H. Sasaran Penyusunan Program
Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di
sekolah adalah:
1. Peserta didik kelas I - VI
I. Hasil Perolehan Pelaksanan Program Layanan Tahunan Sebelumnya
1. Bimbingan pribadi, melalui:
a. Layanan orientasi
: 80 %
b. Layanan informasi
: 85 %
c. Layanan penempatan penyaluran
: 65 %
11

d.
e.
f.
g.

Layanan pembelajaran
Layanan konseling individual
Layanan konseling kelompok
Layanan bimbingan kelompok

: 75 %
: 30 %
: 20 %
: 20 %

2. Layanan bimbingan sosial, melalui:
a. Layanan orientasi
: 30 %
b. Layanan informasi
: 85 %
c. Layanan penempatan penyaluran
: 20 %
d. Layanan pembelajaran
: 45 %
e. Layanan konseling individual
: 35 %
f. Layanan konseling kelompok
: 10 %
g. Layanan bimbingan kelompok
: 15 %
3. Layanan bimbingan belajar
a. Layanan orientasi
: 60 %
b. Layanan informasi
: 85 %
c. Layanan penempatan penyaluran
: 60 %
d. Layanan pembelajaran
: 45 %
e. Layanan konseling individual
: 40 %
f. Layanan konseling kelompok
: 15 %
g. Layanan bimbingan kelompok
: 10 %
4. Kegiatan pendukung, meliputi:
a. Aplikasi Instrumen
: 60%
b. Himpunan data
: 70%
c. Kunjungan rumah
: 75%
d. Refeal
: 10%
e. Alih tamgan kasus
: 5%
5. Kegiatan Mediasi
a. Orang tua
: 60%
b. Fihak lain terkait
: 10%
J. Hambatan Pelaksanan Layanan BK
1. Peserta didik
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, yakni:
a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran
memberikan

pembelajaran,

sehingga

belum

secara

maksimal

dimanfaatkan sebagaimna fungsi BK itu sendiri
b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan
permasalahan

yang

dihadapi

sehingga

permasalahan

tersebut

menumpuk pada diri siswa
c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya
mengalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan

12

yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses
pembelajaran di kelas
d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya
umumnya masih labil, sehingga perlu secara terus menerus dilakukan
pendekatan
2. Guru Pembimbing
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (peserta
didik) karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu
lebih dominan melalui layanan informasi dalam kelas.
b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik
konseling masih terbatas, sehingga waktu konselling kadang-kadang
cukup lama.
3. Guru Mata Pelajaran
a. Umumnya guru mata pelajaran mamandang layanan BK diberikan
hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang “Nakal”
sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa
menghadapi pesakitan atau layanannya bersifat klinis therapeutis atau
pendekatan kuratif.
b. Belum menempatkan layanan BK disekolah sebagai layanan
pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada
pedagogis, potensial, humanistis-religius dan professional.

4. Wali Kelas
a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta
didik yang bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga
permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada guru
pembimbing.
b. Secara managerial layanan bimbingan dan konseling, peran wali kelas
belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya
terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan terus menerus, hal
ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.
5. Urusan kesiswaan

13

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksekutor peserta
didik yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap
penentu segalanya.
6. Orang tua
Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas
atau polisi sekolah, sehingga terkesan bila diminta kesekolah pasti putra
putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap
nakal atau bandel, kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak.
7. Sarana dan prasarana
a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan
konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika
ada orang yang lewat didepannya
b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruangan terapi pustaka,
kotak masalah, dll.
K. Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan
1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah

dalam

upaya

mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif.
2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui uji coba beberapa
pendekatan atau teknik konseling.
3. Meningkatkan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik dalam
rangka membantu kesulitan dalam belajar khususnya mendukung program
remidial dan pengayaan sekolah.
4. Meningkatkan konsultasi kepada pihak yang kompeten, terutama
koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah
peserta didik yang bermasalah berdasarkan kesepakatan (se izin yang
bersangkutan).
5. Meningkatkan profesionalisme melalui KKG, seminar, diklat, work shop,
dll secara mandiri maupun kedinasan.
6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan
BK guna memperbaiki dan meningkatkan layanan.
7. Pengadaan kontak masalah dan papan bimbingan.

14

BAB IV
LINGKUNGAN MADRASAH
A. Deskripsi Umum Sekolah
1. Sejarah Sekolah
Madrasah

Ibtidaiyah

Negeri

(MIN)

Pucangsimo

Bandarkedungmulyo Jombang berdiri sejak tahun 1970. Madrasah ini
terletak di Jalan Raya Pucangsimo No. 1, Desa/Kelurahan Pucangsimo,
Kecamatan Bandarkedungmulyo dan terletak pada lintasan pedesaan.
Meskipun berada di daerah pedesaan, Madrasah ini berstatus negeri.
Sebelum tahun 2010 keadaan fisik Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) Pucangsimo ini mengalami kondisi yang sangat buruk, sehingga
sesudah tahun 2010 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pucangsimo ini
melakukan perbaikan secara total hingga akhirnya Madrasah Ibtiodaiyah

15

Negeri (MIN) Pucangsimo ini telah mengalami banyak perubahan dari
segi kualitas maupun kuantitasnya sampai saat ini.
2.

Profil Sekolah
Madrasah
Bandarkedungmulyo

Ibtidaiyah

Negeri

Jombang

merupakan

(MIN)
bagian

Pucangsimo
dari

Lembaga

Pendidikan dilingkungan Kemenag Kabupaten Jombang. Sejak berdiri
pada tahun 1970, MIN Pucangsimo ini telah mengalami banyak
kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, MIN
Pucangsimo juga ikut berperan aktif serta berupaya keras dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan Negara
Indonesia.
Upaya peningkatan disegala aspek juga telah dilaksanakan oleh
MIN Pucangsimo, untuk mengembangkan Madrasah sebagai lembaga
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah yang
menghasilkan out put yang berkualitas. Berbagai peningkatan tersebut
adalah kurikulum, sarana-prasarana, serta kualitas dari guru sebagai
media penyampai ilmu. Pengembangan aspek kognitif, psikomotorik dan
efektif yang ada pada siswa juga tidak terlepas dari usaha MIN
Pucangsimo untuk mengembangkan dan menghasilkan out put yang
seimbang, yaitu siswa yang beriman dan bertaqwa serta mempunyai
kemampuan iptek. Artinya pengembangan aspek kognitif, psikomotor
dan afektif yang dilkaukan MIN Pucangsimo ini bertujuan supaya MIN
Pucangsimo ini menghasilkan out put yang seimbang antara kecerdasan
otak (cerdas secara intelektual) dan kecerdasan realigi (cerdas secara
batin). Peserta didik tidak hanya cerdas dalam hal ilmu pengetahuan saja
tetapi cerdas dalam hal keagamaan. Peserta didik mampu menjaga nama
baik madrasah setelah mereka lulus dari MIN Pucangsimo nantinya.

16

Untuk mengoptimalkan usaha dalam meningkatkan eksistensi MIN
Pucangsimo perlu adanya perwujudan sebuah visi dan misi yang menjadi
pedoman bagi kesuksesan MIN Pucangsimo. Adapun visi, misi, tujuan
MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang adalah sebagai berikut :
3.

Visi
“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi dan
Peduli Lingkungan.”.

4.

Misi
a. Terwujudnya peserta didik yang Istiqomah dalam beribadah, taat
kepada Allah dan Rosul-Nya
b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovativ
serta menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah,
sehingga tercipta suasana madrasah yang nyaman.
c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta
mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar.
d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi
akademik dan non akademik serta berbudaya lingkungan.
e. Terciptanya kepedulian peserta didik terhadap lingkungan hidup
dengan melestarikan lingkungan.
f. Mengendalikan dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan

5.

lingkungan hidup.
Tujuan
a. 100 % Lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa
diperintah dan diawasi
b. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta dapat menciptakan
suasana belajar yang nyaman dalam lingkungan yang sehat, bersih,
rapi, dan indah.
c. 100 % Lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz
Amma

17

d. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal
untuk melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi dan
meningkatkan nilai UN dan UAMBN setiap tahun.
e. Mengembangkan budaya luhur dan karakter bangsa serta peduli dan
berbudaya lingkungan dan dapat memanfatkan limbah daur ulang
menjadi produk yang memiliki nilai jual.
f. Peserta didik dapat memahami dan mengendalikan terjadinya
pencemaran, kerusakan lingkungan hidup, serta melakukan pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
6.

Prestasi-Prestasi MIN Pucangsimo
a. Juara I

: Lomba Murid Berprestasi Tk. Kecamatan
Tahun 2008

b. Juara II

: Lomba Menyanyi Tunggal Putra Tk.
Kecamatan Tahun 2008

c. Juara Harapan I

: Lomba Vokal Qosidah HAB Depag Ke-63
Tahun 2008

d. Juara III

: Menyanyi Lagu Pop Islami SD/MI Se
Kabupaten Jombang Tahun 2009

e. Juara III

: Lomba Gerak Jalan Tk. Kecamatan Tahun
2009

f. Juara Harapan I

: LLSS HAB Depag Kab. Jombang Tahun
2009

g. Juara Harapan I

: LLSS Kab. Jombang Tahun 2009

h. Juara III

: Lomba Tiwi Sada Kab. Jombang 2010

i. Juara I

: Lomba Mipa Matematika Tk. Kecamatan
Tahun 2010

j. Juara III

: Lomba gerak jalan putri Kec.
Bandarkedungmulyo Tahun 2010

k. Juara I

: Lomba LLSS kab. Jombang 2011

l. Juara I

: Lomba Try out UN SD/MI se Kab.

18

Jombang di STKIP Tahun 2011
m. Juara I & II

: Lomba Try out UN SD/MI se Kec. PerakBandarkedungmulyo Tahun 2011

n. Juara harapan 5&7

: Olimpiade of Social and Science (OSS) se
Jawa Timur di Tebuireng

Jombang Th.

2011
o. Juara III

: Lomba puisi tingkat Jawa Timur Th. 2011

p. Juara harapan II

: Pidato bahasa Arab se Jawa Timur di
Tebuireng Jombang Th. 2012

q. Juara II

: LLSS dalam rangka HAB Kemenag
Th.2012.

r. Juara 1

: Lomba Gerak Jalan Putra Tk. Kec. Tahun
2013

s. Juara 1

: Lomba Gerak Jalan Putri Tk. Kec. Tahun
2013

t. Juara II

: Lomba Fashion Show di Tebuireng
Jombang Tahun 2013

u. Madrasah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Jombang Tahun 2013
v. Madrasah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
w. Madrasah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2014

B. Pembelajaran Model
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat
juga

diartikan

suatu

pendekatan

yang

digunakan

dalam

kegiatan

pembelajaran.
MIN Pucangsimo menggunakan model pembelajaran PAKEM Yakni
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dalam model ini
MIN Pucangsimo menggunakan pendekatan ilmiah yang terdiri dari 5M yaitu

19

Mengamati,

menanya,

mengeksplorasi,

Mengasosiasi,

dan

Mengkomunikasikan.
Dalam penerapan Model ini, MIN Pucangsimo menggunakan
berbagai metode pembelajaran yang bersifat PAKEM, misalnya Peta Konsep
(Mind Maping), CTL(Contextual Teach Learning), PBL (Problem Base
Learning), dan model-model pembelajaran lainya. Dari berbagai model
pembelajaran yang digunakan merupakan upaya meningkatkan kualitas
pendidikan yang ada di sekolah, sehingga dalam penerapanya guru-guru yang
ada

di

MIN

pucangsimo

memerlukan

banyak

kreativitas

dalam

menyampaikan materi.
MIN Pucangsimo merupakan Madrasah Adiwiyata tingkat Nasional,
sehingga dalam kurikulumnya terdapat Mata pelajaran yang berorientasi pada
Lingkungan. Pembelajaran ini dilakukan satu kali dalam satu minggu.
RPP yang berorientasi pada lingkungan Pada mata pelajaran KMDM
(Kecil Menanam Dewasa Memanen) (terlampir).
BAB V
PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN
DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Praktik Pembelajaran Di Kelas
1. Pembelajaran di kelas
Pembelajaran sebenarnya dapat di laksanakan dengan baik, guna
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sedapat mungkin
mampu memanfaatkan waktu, sumber belajar secara efektif. Keefektifan
dalam pembelajaran dapat memberikan dampak positif bagi hasil
pembelajaran.

20

Dengan cara memilih model pembelajaran, perubahan paradigma
pembelajaran dan hal lain yang dipandang perlu. Hal ini sangat bergantung
pada kompetensi guru dalam berinovasi dalam pembelajaran.
Di dalam pengelolaan kelas juga di tekankan pada aspek
pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu yang berkaitan
dengan pengaturan orang (siswa) dan barang (fasilitas). Kegiatan guru
tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan fasilitas yang berada di
dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran di antaranya
tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya,
temperature udara, ventilasi) dan lain-lain.
Ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan oleh guru dalam
menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (dalam Winataputra, 2003)
yaitu :
a. Visibility (Keleluasaan pandangan)
Dalam penempatan dan penataan barang – barang di dalam kelas tidak
menggangu pandangan siswa , sehingga siswa secara leluasa dapat
memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.
Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Accessibility (Mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau
mengambil barang – barang yang dibutuhkan selama proses
pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk
dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan
tidak menggangu siswa lain yang sedang bekerja.
c. Fleksibilitas (Keluwesan)

21

Barang – barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan
dipindahkan yang dapat disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Seperti: pada saat proses pembelajaran menggunakan metode diskusi
dan kerja kelompok.
d. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya,
suara, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh
positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa
dalam proses pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran di kelas
di

sekolah

foemal. Tempat

duduk

dapat

mempengaruhi

proses

pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah,
tidak terlalu besar, bundar, persegi,emapat panjang, sesuai dengan keadaan
tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nayaman dan dapat belajar dengan
tenang. Contoh tata letak, formasi bangku dengan berbagai macam variasi.
Seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Bentuk U

Meja Konferensi

22

Lingkaran

Kelompok

Satu diantara indikator terpenting guru yang berhasil dalam
pembelajaran di dalam kelas adalah kemampuan guru mengelola siswa
saat proses pembelajaran langsung. Pengelolaan siswa dapat dilaksanakan
23

dengan berbagai macam variasi / bentuk. Misalnya guru mengelompokkan
siswa dalam kelompok kecil, kelompok besar, klasikal atau individual.
Namun dalam pengelolaan siswa, guru tetap memperhatikan beberapa hal,
diantaranya:
1) Jenis kegiatan
2) Tujuan kegiatan
3) Keterlibatan siswa dalam belajar
4) Waktu belajar
5) Ketersediaan sarana prasarana belajar
6) Karakteristik serta keberagaman siswa
Hal ini sangat penting bagi guru untuk memperhatikan dan memahami
perbedaan – perbedaan karakteristik siswa. Karena dengan memahami
karakter dan keberagaman akan lebih mudah bagi guru menentukan pola
serta strategi, model dalam pembelajaran.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar
seringkali

diabaikan

oleh

guru.

Padahal

pengelolaan

kegiatan

pembelajaran turut andil dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran.
Ada beberapa indikator pengelolaan kelas dapat di anggap berhasil, di
antaranya:
1) Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan
kelas
2) Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas dan rutinitas kelas
3) Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedurprosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya
tanggung jawab

24

4) Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman – ancaman dan
konsekuensi
5) Guru mengerti bahwa prilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu
Untuk itu sewajarnya bila guru dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran, mampu mempersiapkan diri dengan baik. Salah satunya
adalah

“ mempersiapkan pertanyaan yang produktif ”. artinya

pertanyaan yang ditawarkan oleh guru mampu direspon oleh semua siswa
dan mendorong keterlibatan secara mental dan fisik.
a) Penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan
berproduksi
Pemberian pertanyaaan pada siswa ini bertujuan untuk memperoleh
kemampuan berpikir siswa dari sebuah tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Dengan begitu siswa dapat menyampaikan gagasangagasan dan pikiran mereka.

b) Kebermaknaan Feedback (umpan balik)
Feedback/respon yang bermakna perlu diungkapkan dengan
balikan yang lebih menggali potensi siswa. Feedback dari guru
yang tidak memvonis atau dengan mengemukakan pernyataan
merendahkan,

akan

mendorong

siswa

senantiasa

berani

mengemukaan pendapat, merasa dihargai, dan bertanggungjawab
untuk menilai mutu gagasanya
c) Program penilaian sebagai dorongan siswa melakukan unjuk kerja
Penilaian sangat penting dalam pembelajaran karena dari sini
diperoleh

gambaran

keberhasilan

sementara

pencapaian

pembelajaran, biasanya berupa tes tulis, tes lisan, porto folio, unjuk
kerja dan lain-lain.
2. Pembelajaran PAKEM Di MIN Pucangsimo
Dalam pelaksanaannya guru MIN Pucangsimo ini sudah membuat
perangkat pembelajaran jauh-jauh hari sebelum hari efektif pembelajaran

25

dimulai sehingga pada saat pembelajaran guru tinggal menyesuaikan
dengan RPP yang telah dibuat. Dalam pembelajaran PAKEM di MIN
Pucangsimo, guru – guru yang mengajar sebagian kecil dapat menerapkan
pembelajaran PAKEM di kelas. Seperti di kelas VI-B yang saya observasi.
Disini guru mampu menerapkan PAKEM sesuai RPP yang dibuat. Cara
penataan ruang kelas VI-B seperti Visibility (Keleluasaan pandangan)
Dalam penempatan dan penataan barang – barang di dalam kelas tidak
menggangu pandangan siswa , sehingga siswa secara leluasa dapat
memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu
pula guru harus dapat memandang semua siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Tempat duduk siswa di bentuk secara berkelompok seperti
contoh dibawah ini :

Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, guru menyuruh
siswa untuk bertanya mengenai tata surya, sebelum guru menjawa siswa
disuruh menjawab terlebih dahulu. Guru berinteraksi secara intens kepada
siswa, untuk mengetahui kesulitan yang di dalam dan membimbing
jalannya diskusi. Siswa dianjurkan untuk berfikir secara kritis dan aktif
melalui tugas yang diberikan guru dalam LKS, berupa membuat soal dan
jawaban yang di tukar antar kelompok.
Materi yang di ajarkan tentang tata surya. Pada saat pembelajaran
guru menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa dapat terampil
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran PAKEM tersebut
sebagian besar dapat melibatkan siswa sehingga aktif secara berlangsung.
Disini guru menggunakan media yaitu berupa bola yang diberi nama –
nama planet, nomor dan tirai 1,2. Dari pembelajaran ini siswa
memanfaatkan buku seperti menggunakan beberapa buku dari penerbit
yang berbeda-beda. Siswa bisa terlibat langsung dalam bentuk kelompok.

26

Saat pembelajaran selesai guru juga memberi umpan balik kepada
siswa mengenai materi yang sudah di ajarkan.
Di dalam kelas VI-B tersedia pojok baca. Tujuan adanya pojok baca
tersebut agar siswa minat dalam membaca buku. Buku yang tersedia di
pojok baca seperti, buku cerita, peta, majalah dan lain-lain.
3. Baca Tulis Al-Qur’an ( BTQ)
MIN

Pucangsimo

sudah

menerapkan

baca

tulis

Al-qur’an,

Pembelajaran BTQ ini tidak termasuk dalam KBM karena BTQ ini hanya
di laksanakan pada hari senin sampai kamis dan di mulai sebelum KBM
yaitu jam ke 1-2. Dalam pengeloaan BTQ ini di bagi beberapa kelas dan
kelas tersebut berbeda-beda yang di mulai dari jilid 1 – 6. Guru yang
mengajar BTQ tersebut di ambilkan dari guru khusus atau guru luar.
Dalam pembelajaran BTQ tersebut guru menggunakan media berupa alat
peraga. Guru manfaatkan alat peraga tersebut dengan cara menujuk hurufhuruf dan membaca bersama-sama sehingga siswa dapat menirukan
pelafalan guru pada saat membaca. Disini guru memanfaatkan sumber
belajar tersebut dengan cara berevaluasi. Setelah seluruh siswa sudah bisa
membaca, guru akan mengevaluasi siswa satu persatu. Penilaian dalam
BTQ ini di sesuaiikan dengan ke lancaran siswa membaca al-qur’an.
Siswa yang belum lancar dalam membaca ia akan mengulang kembali.
Pembelajaran BTQ ini juga memiliki kriteria ketuntasan minimal
(KKM ). Pembelajaran setiap halaman > 65% siswa yang mendapat nilai
B, Maka boleh naik halaman berikutnya. Aspek yang dinilai meliputi:
bacaan, makhroj dan kelancaran. Cara penilain BTQ ini secara permarnen
test, kategori penilaian. Misalnya,
a. Nilai B : Bisa baca dengan benar dan lancar tidak salah sama sekali.
b. Nilai C : Salah 1-3 kali di antara bisa baca , benar dan lancar
c. Nilai K : Salah 4 kali di antara bisa baca , benar dan lancar
27

Tujuan dari pembelajaran BTQ adalah supaya siswa menjadi anak
yang gemar membaca Al-qur’an, cinta Al-quran dan memahami serta
mengamalkan Al-qur’an dengan baik dan benar.
Manfaat dari pembelajaran BTQ tersebut agar siswa dapat membaca
Al-qur’an dengan benar sesuai dengan sifatul huruf dan makhorijul huruf.
Dalam pembelajaran ini juga terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat di anataranya:
a. Faktor pendukung : semua siswa mempunyai buku sumber belajar ( AtTartil )
b. Faktor penghambat : pada waktu evaluasi tidak maksimal karena terlalu
banyak siswa. Untuk jilid 2 siswa maksimal 20 tapi kenyataan lebih.

4. KMDM (Kecil Menanam Dewasa Memanen)
Realisasi dari program ‘Kecil Menanam Dewasa Memanen’ itu,
sekolah MIN Pucangsimo memiliki Kebun Bibit Sekolah dengan beragam
jenis bibit pohon. Pembibitannya dilakukan oleh siswa kelas VI-A. Ini
adalah bibit pohon sengon yang pembibitannya kami lakukan pada bulan
Februari, saat menyirami bibit pohon sengon di dalam polybag, Guru
memberi intruksi kepada siswa. Tetapi, sebelum memulai menanam guru
terlebih dahulu memberi pertanyaan – pertanyaan mengenai cara menanam
pohon. Sehingga siswa dapat aktif dalam menanam. Menanam bibit pohon
ini memerlukan media seperti polybag, air, tanah dan lain-lain.
Dengan KMDM ini diharapkan siswa- siswi akan tumbuh perasaan
cinta menanam, kemudian menjadi kebutuhan akan pentingnya tanaman.
Kegiatan ini bertujuan agar generasi muda dapat menciptakan dan
memelihara lingkungan mereka sendiri, oleh mereka sendiri, dan mereka
sendirilah yang merasakan manfaatnya. Melalui KMDM yang diterapkan
pada siswa sekolah dasar, diharapkan akan menghasilkan peserta didik
28

yang tumbuh menjadi generasi muda yang cinta terhadap lingkungan,
sehingga lingkungan tempat mereka tinggal akan terjaga dan terpelihara
dengan baik. Kemudian pada saat dewasa, peserta didik akan merasakan
manfaat atas jerih payah menanam pohon sebagai pendidikan dini dalam
berusaha di bidang kehutanan. Manfaat lainnya bisa mendorong
pertumbuhan ekonomi lokal dan wilayah sekitarnya.
B. Praktik Administrasi dan Manajemen Madrasah
1.

Profil Guru Dan Karyawan Min Pucangsimo
Profesi guru tampaknya masih dalam posisi yang kurang
menguntungkan baik dari segi fasilitas, finansial yang berkaitan dengan
kesejahteraan maupun penghargaan atau penghormatan (regard) dari
masyarakat. Ada diantara guru yang ditempatkan pada sebuah bangunan
yang hampir roboh tanpa perawatan, ruang yang penuh sesak dengan 40
sampai 45 anak didik per kelas, perlengkapan yang kurang mendukung
dan manajerial sekolah yang kurang tepat. Ditempat dan kondisi yang
demikianlah guru-guru diharapkan atau diberi tanggung jawab untuk
mendidik anak-anak bangsa agar tumbuh lebih baik dan berkembang
sebagai generasi penerus yang diharapkan kelak memimpin bangsa,
dipihak lain profesi guru diklaim sebagai orang yang bertanggung jawab
apabila anak didik kurang pandai,kurang terampil, kurang bermoral,
kurang berbudaya atau malah jika ada tawuran sampai pada kecanduan
narkoba.
Semua itu harus diterima guru sebagai orang yang dibebani tugas
atau menekuni karier dibidang kependidikan ini. Pada prinsipnya profesi
adalah suatu lapangan pekerjaan dalam melakukan tugasnya memerlukan
teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi yang tinggi dalam
menyikapi pekerjaan serta berorientasi pada pelayanan yang baik. Artinya
bahwa dalam konteks ini profesi guru dapatdikatehorikan suatu pekerjaan
ideal memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang
membutuhkannya dan memberi tauladan yang baik.

29

a. Data Guru / Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
Jabatan urusan pendidikan padapemerintahan sepertiDepartemen
pendidikan nasional pada pemerintah pusat, dan dinas pendidikan pada
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota adalah jabatan struktural
birokrasi bukan jabatan profesional kependidikan guru, konselor,
supervisor, dan tenaga kependidikan lainnya adalah profesi pendidikan.
Ditinjauan secara akademik profesi pendidikan biasanya merefleksikan
definisi intragenerasi pendidikan, dan persyaratan sebagai calon profesi
pendidikan

lebih

dulu

harus

melalui

pendidikan

profesional

kependidikan. Pada beberapa profesi memerlukan periode waktu belajar
diperguruan tinggi misalnya 6 sampai 7tahun setelah menyelesaikan
sarjana kemudian memasuki pendidikan profesi sampai ia memenuhi
persyaratan.
2. Jumlah Siswa Dalam 4 Tahun Terakhir
Kelas 1 Kelas 2
Lk Pr Lk Pr
TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
1.
JumlahSiswa
31 28 33 30
2.
Rombel
3
2
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
1.
JumlahSiswa
27 41 29 26
2.
Rombel
3
2
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
1.
JumlahSiswa
21 33 26 41
2.
Rombel
3
2
TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Kelas 3
Lk Pr

Kelas 4
Lk Pr

Kelas 5
Lk Pr

Kelas 6
Lk Pr

JUMLAH

18
2

22

22
2

31

23
2

33

25
2

22

318
13

33
2

29

18
2

23

24
2

29

22
2

32

333
13

29
2

26

33
2

29

18
2

23

24
2

29

332
13

1.

JumlahSiswa

30

27

40

28

25

33

29

15

24

358

2.

Rombel

2

No Keadaansiswa

3.

50

26
2

31

2

2

2

Sarana Dan Prasarana Sekolah
a. Sarana dan prasarana yang sudah dimiliki sekolah

30

2

13

No
.
1.

Jenis Ruangan

Teori/Kelas

2
Luas (m )

Jumlah

Jumlah

Keterangan

Rombel

1 RuangKepala

12

1.240

kelas

12

1 Ruang Guru
1 Ruang TU

b. Sarana dan prasarana yang belum dimiliki sekolah
Ruang Kelas 2 ruang
1) Ruang Guru 5 x 3,3 m
2) Ruang Kepala 5 x 5 m
3) Ruang Administrasi / TU ukuran 3,5 x 8 m
4) Ruang Perpustakaan Ukuran 3 x 8 m
5) Pagar

: a.

Pagar depan panjang 70 m

b.

Pagar samping + belakang

6) Ruang Laboratorium IPA dan Bahasa
7) Ruang UKS
8) Ruang laboratorium computer
9) Ruang koperasi Siswa
c.

Sarana dan prasarana pendidikan

JENIS RUANG

Ruang Tamu

JUMLAH LUAS
(Ruang)

(M2)

1

24

31

KONDISI RUANG
(JML.Rg)
B
B

RR

KET
RB

Perpustakaan

1

21

RB

Ruang Koperasi

1

10

RB

Ruang Kepala Sekolah

1

22

B

Ruang Guru

1

40

B

Ruang Kelas

12

1044

B

Ruang TU

1

10

B

Ruang UKS

1

45

Musholla

1

143

B

Kamar Mandi Guru

1

3

B

Kamar Mandi Murid

8

30

B

Gudang

1

35

Lapangan Olah Raga

RB

RB

1193

B

24

B

Parkir sepeda

200

B

Kebun sekolah

156

B

Kantin

4

Keterangan :
B
: Baik
RB
: Rusak Berat
4. Biaya Operasional Sekolah
a. Pengertian BOS
BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan
biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. Jenis kegiatan yang boleh dibiayai dana BOS
secara detail akah dibahas pada bagian berikutnya.
Sebagaimana teertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang
pendanaan pendidikan,pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pada
bagian ini akan diuraikan jenis-jenis biaya pendidikan sesuaidengan PP
Nomor 48 Tahun 2008 tersebut.
Biaya pendidikan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

32

1) Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.
2) Biaya penyelenggarakan / pengelolahan pendidikan adalah biaya
penyelengaraan / pengelolahan pendidikan oleh pemerintah,
pemerintah kabupaten/kota, atau penyelengara/satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat.
3) Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliputi
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa

mengikuti

proses

pembelajaran

secara

teratur

dan

berkelanjutan.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS
BBM Bidang pendidikan ini mencakup komponen untuk biaya
operasional nonpersonel. Biaya operasional nonpersonel inilah yang
diprioritaskan, bukan biaya kesejahteraan guru, dan bukan biaya
investasi.
b. Tujuan BOS
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangkah program
wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS
bertujuan untuk:
1) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar
dari beban biaya operasional sekolah, baik disekolah negeri
maupun sekolah swasta.
2) Menggratiskan siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya
operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf
internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI)
3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa
disekolah swasta.
c. Larangan Penggunaan Dana BOS
1) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2) Dipinjamkan kepada pihak lain.
3) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolan dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, study tour (karya
wisata) dan sejenisnya.
4) Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.
33

5) Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris sekolah).
6) Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.
7) Membangun gedung/ruangan baru.
8) Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung

proses

pembelajaran.
9) Menanamkan saham.
10) Membiayai kegitan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/secara
wajar, misalnya guru kontrak/ guru bantu.
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA MADRASAH
(RAPBM)
TAHUN ANGGARAN 2014
Sumber Dana
No

Kod

Uraian

Penggunaan
Jumlah

No

e
I.

Rutin
DIPA 2014 100,826,00
Belanja

Kod
e
A.

0

Uraian

Jumlah

AKADEMIK
1.
Standart 18,000,000
Kompetensi

Barang

Lulusan

Operasional
2. Standart Isi
16,186,000
3.
Standart 75,576,000

-

Proses
-

B.

MANAGERIA
L
4.

Standart 58,000,000

Pendidik
II.

dan

Bantuan

Tenaga Kepend
5.
Standart 39,145,000

1.

Sarana Prasarana
6.
Standart 18,500,000

Bantuan 209,960,00

Operasional

0

Pengelolaan

Sekolah

34

(BOS)
2. Bantuan 3,000,000

7.

Operasional

Pembiayaan

Standart 19,305,000

Daerah
(BOSDA)
3. Bantuan -

8.

Lainnya

Implementasi

Standart 69,074,000

Sistem Penilaian
III.

Dana
Komite
1.
Iuran Orang Tua
2.

-

Sumbangan
Sukarela
3.
Usaha Lain
IV.

Penerimaan
Lainnya
1.
Iuran ………..
2.
Iuran -

………….
Jumlah Penerimaan

313,786,00

Jumlah Pengeluaran

0

313,786,00
0

5. Adiwiyata Min Pucangsimo
MIN

Pucangsimo

Jombang

terletak

di

perkampungan

desa

Pucangsimo tepatnya di Pucangsimo Kecamatan Bandar kedungmulyo

35

Kabupaten Jombang yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Dengan demikian lingkungan sekolah dimana MIN Pucangsimo Jombang
banyak diwarnai kehidupan yang religius yang dapat menjadi penunjang
tercapainya

tujuan proses belajar mengajar terutama dalam segi

peningkatan sikap.
PROGRES REPORT MENUJU ADIWIYATA PROPINSI
MIN PUCANGSIMO BANDARKEDUNGMULYO
MULAI TAHUN 2012/2013 SAMPAI 2013/2014
TAHUN
2012 / 2013

2013 / 2014 Menuju adiwiyata propinsi

Pengembangan A.

1. Komponen I
Komponen

Kebijakan berwawasan lingkungan

kebijakan

wawasan lingkungan

Lampiran Komponen I

Lampiran Komponen I

Standar A

Standar A

Kegiatan I

Kegiatan I

1. Penyusunan
memuat

KTSP yang

kebijakan

perlindungan
pengelolaan

1. Perivisian KTSP yang memuat

upaya

kebijakan upaya perlindungan dan

dan

pengelolaan lingkungan hidup

lingkungan

2. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah

hidup
2. Visi,

dan

tertuang dalam KTSP memuat
Misi,

dan

Tujuan

kebijakan

sekolah tertuang dalam KTSP
memuat
pengelolaan

kebijakan

dan

lingkungan hidup

dan

lingkungan

hidup
Kegiatan 2

Kegiatan 2

36

pengelolaan

1. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum

Pembelajaran

PLH

Pembelajaran PLH terintegrasi

terintegrasi pada 7 mapel

pada 10 mapel wajib dan pada 2

wajib dan pada 1 mapel

mapel mulok.

mulok.

2. Pembelajaran PLH terintegrasi

2. Pembelajaran
terintegrasi

PLH
pada

pada muatan lokal, Pramuka.

muatan

3. Penentuan KKM Indikator

lokal, Pramuka.

a. KKM Mulok PLH

3. Penentuan KKM Indikator

b. KKM Integrasi

a. KKM Mulok PLH
b.
KKM Integrasi
Standar B

Standar B

Membuat

RKAS

memuat

Membuat RKAS memuat program

program

dalam

upaya

dalam

upaya

perlindungan

perlindungan dan pengelolaan

pengelolaan

lingkungan

memalui kegiatan ekstra kurikuler,

kegiatan

hidup
ekstra

memalui
kurikuler,

1.

Kurikulum dan kegiatan
pembelajaran

Kurikulum

dan

kegiatan

pembelajaran meliputi pengadaan

meliputi

pengadaan

hidup

pramuka.

pramuka.
1.

lingkungan

dan

sarana pembelajaran

sarana

pembelajaran
1. Peningkatan
pendidik

kapasitas
dan

tenaga

kependidikan melalui :
a. Peningkatan

1. Peningkatan kapasitas pendidik dan
tenaga kependidikan melalui :
a.

kapasitas

Peningkatan

kapasitas

pendidik

(seminar, workshop)

pendidik (seminar, workshop) b. Peningkatan kapasitas tenaga pendidik
b. Peningkatan

kapasitas

(seminar workshop