Tugas dan kemandirian terhadap psikologi (3)

Sigmund Freud
.
Sigismund Schlomo Freud

Sigmund Freud pada tahun 1920.
6 Mei 1856
Lahir
Freiberg, Moravia, Austria–Hongaria, sekarang
Republik Ceko
23 September 1939 (umur 83)
Meninggal
London, Inggris, Britania Raya
Tempat tinggal Austria, Britania Raya
Kebangsaan
Austria
Neurologi
Filosofi
Psikiatri
Bidang
Psikologi
Psikoterapi

Psikoanalisis
Literatur
Institusi
Universitas Vienna
Alma mater
Universitas Vienna
Dikenal karena Psikoanalisis
Aristoteles, Börne, Brentano, Breuer, Charcot,
Darwin, Dostoyevsky, Empedocles, Fliess,
Dipengaruhi Goethe, Haeckel, Hartmann, Jackson, Jacobsen,
Kant, Mayer, Nietzsche, Plato, Schopenhauer,
Shakespeare, Sophocles
Memengaruhi Adorno, Althusser, Bass, Bloom, Breton,
Brown, Chodorow, Dalí, Deleuze, Derrida,
Firestone, Anna Freud, Fromm, Gallop,

Penghargaan
Tanda tangan

Gilligan, Grosz, Guattari, Habermas, Horney,

Irigaray, Janov, Jones, Jung, Kandel, Khanna,
Klein, Kovel, Kristeva, Lacan, Lyotard,
Marcuse, Merleau-Ponty, Mitchell, Molyneux,
Paglia, Perls, Rank, Reich, Ricœur, Rieff,
Sartre, Solms, Stekel, Sullivan, Trilling
Goethe Prize

Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23
September 1939 pada umur 83 tahun) adalah seorang Austria keturunan Yahudi
dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud,
kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious),
prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud
yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan
pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang
pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Pengalaman seksual dari ibu seperti menyusui. Selanjutnya mengalami
perkembangannya atau tersublimasi, hingga memunculkan berbagai perilaku
lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma ayah.
Setelah kolega kerjanya yang bernama Alferd Adler mengungkapkan adanya

insting mati di dalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak
pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan. Pada akhirnya
Freud menyejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada di
dalam diri manusia, tetapi disandingkan dengan insting mati (Thanatos).
Walaupun begitu, dia tidak pernah menyinggung bahwa sebetulnya asal teori
tersebut mulanya dikemukakan oleh Adler.
Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk
membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis
setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita
tekanan Psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya
metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah
metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh
diri seseorang tetapi terus mendorong keluar secara tidak disadari sehingga
menimbulkan permasalahan. Sedangkan Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud
dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang
abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan
berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali
tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk

mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa

hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan
oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil
diungkap, penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai
"obat dengan berbicara". Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud
terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut
sindrom konversi.
Teori-teori Freud serta caranya mengobati pasien menimbulkan kontroversi di
Wina abad kesembilan belas dan masih diperdebatkan sengit hingga sekarang.
Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisa sebagai karya sastra, filsafat, dan
budaya umum, selain sebagai debat yang berketerusan sebagai risalah ilmiah
dan kedokteran ini.
Freud merupakan tokoh menonjol terkait dengan pendapat-pendapatnya di
bidang psikologi. Banyak istilah-istilahnya yang digunakan oleh umum,
misalnya: ego, super ego, dan kompleks Oedipus.
Karya-karya Freud
Studies on Hysteria (with Josef Breuer) (Studien über Hysterie, 1895)
Dengan Robert Fliess: The Complete Letters of Sigmund Freud to Wilhelm
Fliess, 1887-1904, Publisher: Belknap Press, 1986, ISBN 0-674-15421-5
The Interpretation of Dreams (Die Traumdeutung, 1899 [1900])

The Psychopathology of Everyday Life (Zur Psychopathologie des
Alltagslebens, 1901)
Three Essays on the Theory of Sexuality (Drei Abhandlungen zur Sexualtheorie,
1905)
Jokes and their Relation to the Unconscious (Der Witz und seine Beziehung zum
Unbewußten, 1905)
Totem and Taboo (Totem und Tabu, 1913)
On Narcissism (Zur Einführung des Narzißmus, 1914)
Introduction into Psychoanalyze (Vorlesungen zur Einführung in die
Psychoanalyse, 1917)
Beyond the Pleasure Principle (Jenseits des Lustprinzips, 1920)
The Ego and the Id (Das Ich und das Es, 1923)
The Future of an Illusion (Die Zukunft einer Illusion, 1927)
Civilization and Its Discontents (Das Unbehagen in der Kultur, 1930)
Moses and Monotheism (Der Mann Moses und die monotheistische Religion,
1939)
An Outline of Psycho-Analysis (Abriß der Psychoanalyse, 1940)
A Phylogenetic Fantasy: Overview of the Transference Neuroses translated by
Axel Hoffer by Peter Hoffer, Harvard University Press


On Creativity and the Unconscious: The Psychology of Art, Literature, Love,
and Religion, Publisher: Harper Perennial Modern Thought, 2009, ISBN 978-006-171869-4.
Korespondensi
The Complete Letters of Sigmund Freud to Wilhelm Fliess, 1887-1904, (editor
and translator Jeffrey Moussaieff Masson), 1985, ISBN 0-674-15420-7
The Sigmund Freud Carl Gustav Jung Letters, Publisher: Princeton University
Press; Abr edition , 1994, ISBN 0-691-03643-8
The Complete Correspondence of Sigmund Freud and Karl Abraham, 19071925, Publisher: Karnac Books, 2002, ISBN 1-85575-051-1
The Complete Correspondence of Sigmund Freud and Ernest Jones, 19081939., Belknap Press, Harvard University Press, 1995, ISBN 0-674-15424-X
The Sigmund Freud Ludwig Binswanger Letters, Publisher: Open Gate Press,
2000, ISBN 1-871871-45-X
The Correspondence of Sigmund Freud and Sándor Ferenczi, Volume 1, 19081914, Belknap Press, Harvard University Press, 1994, ISBN 0-674-17418-6
The Correspondence of Sigmund Freud and Sándor Ferenczi, Volume 2, 19141919, Belknap Press, Harvard University Press, 1996, ISBN 0-674-17419-4
The Correspondence of Sigmund Freud and Sándor Ferenczi, Volume 3, 19201933, Belknap Press, Harvard University Press, 2000, ISBN 0-674-00297-0
The Letters of Sigmund Freud to Eduard Silberstein, 1871-1881, Belknap Press,
Harvard University Press, ISBN 0-674-52828-X
Sigmund Freud and Lou Andreas-Salome; letters, Publisher: Harcourt Brace
Jovanovich; 1972, ISBN 0-15-133490-0
The Letters of Sigmund Freud and Arnold Zweig, Publisher: New York
University Press, 1987, ISBN 0-8147-2585-6

Letters of Sigmund Freud - selected and edited by Ernst Ludwig Freud,
Publisher: New York: Basic Books, 1960, ISBN 0-486-27105-6
Biografi
 Helen Walker Puner, Freud: His Life and His Mind (1947)
 Ernest Jones, The Life and Work of Sigmund Freud, 3 vols. (1953–1958)
 Henri Ellenberger, The Discovery of the Unconscious (1970)
 Frank Sulloway, Freud: Biologist of the Mind (1979)
 Jeffrey Moussaieff Masson. The Assault on Truth: Freud's Suppression of the
Seduction Theory, Ballantine Books (November 2003), ISBN 0-345-45279-8
 Peter Gay, Freud: A Life for Our Time (New York: W. W. Norton & Company,
1988)
 Louis Breger, Freud: Darkness in the Midst of Vision (New York: Wiley,
2000)
Alfred Adler
Alfred Adler

Alfred Adler
Lahir
Meninggal
Tempat tinggal

Kebangsaan
Suku
Pekerjaan
Dikenal karena
Pasangan

7 Februari 1870
Rudolfsheim, Austria
28 Mei 1937
Aberdeen, Skotlandia
Austria
Austria
Yahudi
Psikiatris
Psikologi Individual
Raissa Epstein

Alfred Adler adalah seorang psikolog dan fisikawan yang mengembangkan teori
psikologi individual. Adler menyatakan ada satu daya motivasi yang
memengaruhi semua bentuk perilaku dan pengalaman manusia. Daya motivasi

tersebut disebut "dorongan ke arah kesempurnaan". Daya tersebut mendorong
manusia memenuhi semua potensi dan keinginan yang ada di dalam dirinya,
sehingga seorang manusia dapat semakin dekat dengan apa yang diidealkan.
Gagasan Adler ini sebenarnya dipengaruhi oleh Nietzsche.
Di sinilah poin yang menyebabkan ketidaksepakatan Adler dengan Sigmund
Freud. Menurut Freud, segala sesuatu yang terjadi pada masa lalu, seperti
trauma masa kecil, pasti menjadi penentu siapa orang itu pada masa kini.
Sebaliknya, Adler justru berpendapat bahwa "dorongan ke arah kesempurnaan"
yang hendak seseorang capai pada masa depan itulah yang memotivasi manusia
pada masa kini. Setiap manusia diarahkan menuju tujuan, harapan, dan citacitanya. Untuk mendukung "dorongan ke arah kesempurnaan" tersebut, Adler
menyatakan bahwa ada ide lain yakni "kepentingan sosial" atau "kepekaan
sosial". Dengan ide ini, seorang manusia yang sedang mengarahkan dirinya
menuju kesempurnaan akan mempertimbangkan lingkungan sosialnya.

Abraham Maslow

Lahir
Meninggal
Kebangsaan
Bidang

Institusi
Alma mater
Pembimbing
doktoral
Dikenal karena
Dipengaruhi
Memengaruhi

1 April 1908
Brooklyn, New York
8 Juni 1970 (umur 62)
California
Amerika
Psikologi
Cornell University
Brooklyn College
Brandeis University
University of Wisconsin–
Madison
Harry Harlow

psikologi
Alfred Adler, Kurt
Goldstein, Henry Murray
Douglas McGregor, Colin
Wilson, Abbie Hoffman

Abraham Maslow (lahir 1 April 1908 – meninggal 8 Juni 1970 pada umur 62
tahun) adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori
kepribadian. Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi
seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Ia terkenal dengan teorinya tentang
hierarki kebutuhan manusia.
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1
April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua
yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal
sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam
lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di
perpustakaan di antara buku-buku.[4] Ia awalnya kuliah hukum, namun pada
akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas
Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama
Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu
profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada
1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya
di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia
bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal
dari Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di
New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang
antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi
secara profesional maupun personal.[4] Kedua orang inilah yang kemudian
menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan
mental, dan potensi manusia.[4] Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan
mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi,
namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut
khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi
diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran
humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an.
Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan
behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan
menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia
bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri

kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai
mengembangkan konsep psikologi humanistik.
Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal
karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,
Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow
percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya
dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan
psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan
bagaimana psikolog psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia.[6] Walau
tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk
mengerti jalan pikir manusia.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat
untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan
aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi
terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang
lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat,
dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini
menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak
pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun
sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan
dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia
yang kurang mengaktualisasi dirinya.
Hirarki Kebutuhan

Teori hierarki kebutuhan Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhankebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
Kebutuhan fisiologis atau dasar
Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dihargai
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai
kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti dengan
sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhankebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita
kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan
defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun
sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan
insting.

Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh
kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan
ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi
dalam keadaan yang sangat ekstrim (misalnya kelaparan) bisa menyebabkan
manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena
seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif
sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan
rasa aman (safety needs).
Kebutuhan Rasa Aman

Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,
stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,
bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah
maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan
kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya
dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak
terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan
pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan
untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang
hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan
dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang
pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam
masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah
kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan
merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja
merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan
menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul
kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan
harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah
kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi,
kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain.[5] Orang-orang yang
terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya
diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus
untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self
actualization).
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta
kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika
berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi,
keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.[7]
Meta Kebutuhan dan Meta Patologi
Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:

Kebenaran
Kebaikan
Keindahan atau kecantikan
Keseluruhan (kesatuan)
Dikotomi-transedensi
Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
Keunikan
Kesempurnaan
Keniscayaan
Penyelesaian
Keadilan
Keteraturan
Kesederhanaan
Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama
penting)
Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
Bermain (fun, rekreasi, humor)
Mencukupi diri sendiri
Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti:
Apatisme
Kebosanan
Putus asa
Tidak punya rasa humor lagi
Keterasingan
Mementingkan diri sendiri
Kehilangan selera dan sebagainya

Carl Gustav Jung

Carl Gustav Jung (IPA: [ˈkarl ˈgʊstaf ˈjʊŋ]) (Kesswil, 26 Juli 1875 - Küsnacht,
6 Juni 1961) adalah psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik.
Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh luas ditekankan
pada pemahaman "psyche" melalui eksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi,
agama serta filsafat. Bagi Jung, kepribadian merupakan kombinasi yang
mencakup perasaan dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Meskipun
ia adalah seorang psikolog teoretis dan praktis dalam sebagian besar masa
hidupnya, kebanyakan karyanya mengeksplorasi bidang lain, seperti filsafat
Timur vs Barat, alkimia, astrologi, sosiologi, juga sastra dan seni. Jung juga
menekankan pentingya keseimbangan dan harmoni. Ia memperingatkan bahwa
manusia modern terlalu banyak mengandalkan sains dan logika dan akan
mendapat manfaat dari pengitegrasian spiritualitas serta apresiasi terhadap dunia
bawah sadar.
Konsep
Konsep-konsep psikologi yang dirintis oleh Jung, meliputi:
Archetype
Ketaksadaran kolektif (collective unconscious)
Complex
Persona
Bayangan
Anima dan Animus
Keselarasan (synchronicity)

Jean piaget

Jean Piaget (lahir di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896 – meninggal 16
September 1980 pada umur 84 tahun) adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan
psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang
anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst von Glasersfeld,
Jean Piaget adalah juga "perintis besar dalam teori konstruktivis tentang
pengetahuan". Karya Piaget pun banyak dikutip dalam pembahasan mengenai
psikologi kognitif.
Piaget dilahirkan di Neuchâtel di wilayah Swiss yang berahasa Perancis.
Ayahnya, Arthur Piaget, adalah seorang profesor dalam sastra Abad Pertengahan
di Universitas Neuchâtel. Piaget adalah seorang anak yang terlalu cepat menjadi
matang, yang mengembangkan minatnya dalam biologi dan dunia pengetahuan
alam, khususnya tentang moluska (kerang-kerangan), dan bahkan menerbitkan
sejumlah makalah sebelum ia lulus dari SMA. Malah, kariernya yang panjang
dalam penelitian ilmiah dimulai ketika ia baru berusia 11 tahun, dengan
diterbitkannya sebuah makalah pendek pada 1907 tentang burung gereja albino.
Sepanjang kariernya, Piaget menulis lebih dari 60 buah buku dan ratusan
artikel.Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah dari Universitas
Neuchâtel, dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Selama masa ini, ia
menerbitkan dua makalah filsafat yang memperlihatkan arah pemikirannya pada
saat itu, tetapi yang belakangan ditolaknya karena dianggapnya sebagai karya
tulis seorang remaja. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah aliran pemikiran
psikologi yang berkembang pada saat itu, juga dapat dicatat mulai muncul pada
periode ini.

Belakangan ia pindah dari Swiss ke Grange-aux-Belles, Perancis, dan di sana ia
mengajar di sekolah untuk anak-anak lelaki yang dikelola oleh Alfred Binet,
pengembang tes intelegensia Binet. Ketika ia menolong menandai beberapa
contoh dari tes-tes intelegensia inilah Piaget memperhatikan bahwa anak-anak
kecil terus-menerus memberikan jawaban yang salah untuk pertanyaanpertanyaan tertentu. Piaget tidak terlalu memperhatikan pada jawaban-jawaban
yang keliru itu, melainkan pada kenyataan bahwa anak-anak yang kecil itu
terus-menerus membuat kesalahan dalam pola yang sama, yang tidak dilakukan
oleh anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Hal ini menyebabkan Piaget
mengajukan teori bahwa pemikiran atau proses kognitif anak-anak yang lebih
kecil pada dasarnya berbeda dengan orang-orang dewasa. (Belakangan, ia
mengajukan teori global tentang tahap-tahap perkembangan yang menyatakan

bahwa setiap orang memperlihatkan pola-pola kognisi umum yang khas dalam
setiap tahap perkembangannya.) Pada 1921, Piaget kembali ke Swiss sebagai
direktur Institut Rousseau di Jenewa.

Pada 1923, ia menikah dengan Valentine Châtenay, salah seorang
mahasiswinya. Pasangan ini memperoleh tiga orang anak, yang dipelajari oleh
Piaget sejak masa bayinya. Pada 1929, Jean Piaget menerima jabatan sebagai
Direktur Biro Pendidikan Internasional, yan tetap dipegangnya hingga 1968.
Setiap tahun, ia menyusun "Pidato Direktur"nya untuk Dewan BPI itu dan untuk
Konferensi Internasional tentang Pendidikan Umum, dan di dalamnya ia secara
eksplisit mengungkapkan keyakinan pendidikannya.
Tahap-tahap perkembangan kognitif
Piaget menjabat sebagai profesor psikologi di Universitas Geneva dari 1929
hingga 1980 dan ia paling terkenal karena menyusun kembali teori is
perkembangan kognitif ke dalam serangkaian tahap, memperluas karya
sebelumnya dari James Mark Baldwin, menjadi empat tahap perkembangan
yang lebih kurang sama dengan (1) masa infancy, (2) pra-sekolah, (3) anakanak, dan (4) remaja. Masing-masing tahap ini dicirikan oleh struktur kognitif
umum yang memengaruhi semua pemikiran si anak (suatu pandangan
strukturalis yang dipengaruhi oleh filsuf Immanuel Kant).
Masing-masing tahap mewakili pemahaman sang anak tentang realitas pada
masa itu, dan masing-masing kecuali yang terakhir adalah suatu perkiraan
(approximation) tentang realitas yang tidak memadai. Jadi, perkembangan dari
satu tahap ke tahap yang lainnya disebabkan oleh akumulasi kesalahan di dalam
pemahaman sang anak tentang lingkungan nya; akumulasi ini pada akhirnya
menyebabkan suatu tingkat ketidakseimbangan kognitif yang perlu ditata ulang
oleh struktur pemikiran.
Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai
Tahap sensorimotor: dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami dunianya
melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek)
Tahap pra-operasional: dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki kecakapan
motorik)
Tahap operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai berpikir secara
logis tentang kejadian-kejadian konkret)
Tahap operasional formal: setelah usia 11 tahun (perkembangan penalaran
abstrak).

Karya-karya penting dan keberhasilan
Karya-karya penting
Piaget, J. (1950). Introduction à l’Épistémologie Génétique. Paris: Presses
Universitaires de France.
Piaget, J. (1961). La psychologie de l'intelligence. Paris: Armand Colin (1961,
1967, 1991). Versi online
Piaget, J. (1967). Logique et Connaissance scientifique, Encyclopédie de la
Pléiade.
Inhelder, B. dan J. Piaget (1958). The Growth of Logical Thinking from
Childhood to Adolescence. New York: Basic Books.
Inhelder, B. dan Piaget, J. (1964). The Early Growth of Logic in the Child:
Classification and Seriation. London: Routledge and Kegan Paul.
Piaget, J. (1928). The Child's Conception of the World. London: Routledge and
Kegan Paul.
Piaget, J. (1932). The Moral Judgment of the Child. London: Kegan Paul,
Trench, Trubner and Co.
Piaget, J. (1952). The Child's Conception of Number. London: Routledge and
Kegan Paul.
Piaget, J. (1953). The Origins of Intelligence in Children. London: Routledge
and Kegan Paul.
Piaget, J. (1955). The Child's Construction of Reality. London: Routledge and
Kegan Paul.
Piaget, J. (1971). Biology and Knowledge. Chicago: University of Chicago
Press.
Piaget, J. (1995). Sociological Studies. London: Routledge.
Piaget, J. (2001). Studies in Reflecting Abstraction. Hove, UK: Psychology
Press.
Karya-karya lain
Beth, E.W., dan Piaget, J. (1966). Mathematical Epistemology and Psychology.
Dordrecht: D. Reidel.
Piaget, J. (1942). Les trois structures fondamentales de la vie psychique:
rythme, régulation et groupement. Rev. Suisse de Psychologie Appliquée, 1/2 9–
21.
Piaget, J. (1948). Où va l’éducation? UNESCO.
Piaget, J. (1951). Psychology of Intelligence. London: Routledge and Kegan
Paul
Piaget, J. (1953). Logic and Psychology. Manchester: Manchester University
Press.
Piaget, J. (1962). Play, Dreams and Imitation in Childhood. New York: Norton.

Piaget, J. (1966). Nécessité et signification des recherches comparatives en
psychologie génétique. Journal International de Psychologie, 1 (1): 3-13.
Piaget, J. (1970). Structuralism. New York: Harper & Row.
Piaget, J. (1972). Psychology and Epistemology: Towards a Theory of
Knowledge. Harmondsworth: Penguin.
Piaget, J. (1972). Insights and Illusions of Philosophy. London: Routledge and
Kegan Paul.
Piaget, J. (1974). Experiments in Contradiction. Chicago: University of Chicago
Press.
Piaget, J. (1974). The Place of the Sciences of Man in the System of Sciences.
New York: Harper and Row, Publishers.
Piaget, J. (1975). The Origin of the Idea of Chance in Children. London:
Routledge and Kegan Paul.
Piaget, J. (1977). The Grasp of Consciousness. London: Routledge and Kegan
Paul.
Piaget, J. (1978). Success and Understanding. London: Routledge and Kegan
Paul.
Piaget, J. (1979). Behaviour and Evolution. London: Routledge and Kegan Paul.
Piaget, J. (1980). Adaptation and Intelligence. London: University of Chicago
Press.
Piaget, J. (1980). Les Formes Élémentaires de la Dialectique. Paris, Editions
Gallimard.
Piaget, J. (1981). Intelligence and Affectivity. Their Relationship during Child
Development. Palo Alto: Annual Reviews.
Piaget, J. (1983). Piaget's theory. Dalam P. Mussen (ed.). Handbook of Child
Psychology. ed. ke-4. Vol. 1. New York: Wiley.
Piaget, J. (1985). The Equilibration of Cognitive Structures: The Central
Problem of Intellectual Development. Chicago: University of Chicago Press.
Piaget, J. (1987). Possibility and Necessity. 2 vol. Minneapolis: University of
Minnesota Press.
Piaget, J. (2000). Commentary on Vygotsky. New Ideas in Psychology, 18, 24159.
Piaget, J., dan Garcia, R. (1989). Psychogenesis and the History of Science.
New York: Columbia University Press.
Piaget, J., dan Garcia, R. (1991). Towards a Logic of Meanings. Hillsdale, N.J.:
Lawrence Erlbaum Associates.
Piaget, J., dan Inhelder, B. (1962). The Psychology of the Child. New
York:Basic Books
Piaget, J., dan Inhelder, B. (1967). The Child’s Conception of Space. New York:
W.W. Norton.
Jabatan
1921-25 Direktur Penelitian, Institut Jean-Jacques Rousseau, Geneva
1925-29 Profesor Psikologi, Sosiologi dan Filsafat Ilmu, Universitas Neuchatel

1929-39 Direktur Sejarah Pemikiran Ilmiah, Universitas Geneva
1929-67 Direktur, Biro Pendidikan Internasional, Geneva
1932-71 Direktur, Institut Ilmu-ilmu Pendidikan, Universitas Geneva
1938-51 Profesor Psikologi Eksperimen dan Sosiologi, Universitas Lausanne
1939-51 Profesor Sosiologi, Universitas Geneva
1940-71 Profesor Psikologi Eksperimen, Universitas Geneva
1952-64 Profesor Psikologi Genetika, Sorbonne, Paris
1955-80 Direktur, Pusat Internasional untuk Epistemologi Genetika, Geneva
1971-80 Profesor Emeritus, Universitas Geneva

Teori-teori tahapan Piagetian dan pasca-Piagetian
 Tahap-tahap historis dalam pemikiran keagamaan dan ilmiah oleh Michael
Barnes (Barnes 2000)
 Teori pemikiran pra-sejarah dan kuno Peter Damerow (Damerow 1995)
 tahap-tahap pemahaman dari Kieran Egan
 Tahap perkembangan iman James W. Fowler
 Tahap sejarah seni Suzy Gablik (Gablik 1977)
 Tahap sejarah pemahaman moral kognitif Christopher Hallpike (Hallpike
1979, 2004)
 Tahap-tahap perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg
Teori Don Lepan tentang asal usul pemikiran dan darama modern (LePan 1989)
Teori Charles Radding tentang perkembangan intelektual Abad Pertengahan
(Radding 1985)
Tahap-tahap sejarah R.J. Robinson (Robinson 2004)
Teori perkembangan konstruktif Robert Kegan (Kegan 1982)
Konseling dan terapi perkembangan Allen Ivey(DCT) (Ivey 1986)

8 Januari 1902
Oak Park, Illinois, Amerika Serikat
4 Februari 1987
Meninggal
San Diego, California, Amerika Serikat
Kebangsaan
Amerika Serikat
Bidang
Psikologi
Universitas Ohio State
Institusi
Universitas Chicago
Universitas Wisconsin–Madison
Universitas Wisconsin–Madison
Alma mater
Teachers College, Universitas Columbia
Pendekatan yang berpusat pada manusia (e.g., Terapi
Dikenal karena yang berpusat pada Klien, Pembelajaran yang berpusat
pada murid)
Dipengaruhi Otto Rank, Kurt Goldstein
Penghargaan untuk Distinguished Scientific
Contributions to Psychology (1956, APA); Award for
Penghargaan Distinguished Contributions to Applied Psychology as
a Professional Practice (1972, APA); 1964 Humanist
of the Year (American Humanist Association)
Lahir

Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi
klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun
teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.[2] Teori
Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers
berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada
dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan

mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara ], kejahatan,
dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari
kecenderungan alamiah.

Biografi
Rogers dilahirkan pada tanggal 8 Januari, 10902, di Oakpark, Illinois, pinggiran
kota Chicago. Ayahnya, Walter A. Rogers, seorang pekerja teknik sipil dan
ibunya, Julia M. Cushing,[3][4] seorang ibu rumah tangga dan seorang Kristen
Pentakostal yang setia. Carl adalah anak keempat dari enam bersaudara.
Rogers merupakan seorang yang cerdas dan dapat membaca dengan baik
sebelum menginjak TK. Dengan pendidikannya yang sangat ketat secara
religius serta lingkungannya sebagai anak altar di rumah pendeat Jimpley, ia
menjadi orang yang terisolasi, independen, disiplin, dan mendapatkan
pengetahuan serta apresiasi dari metode ilmiah di dunia praktis. Pilihan pertama
kariernya adalah agrikultur, di Universitas Wisconsin-Madison, di mana ia
menjadi bagian dari persaudaraan Alpha Kappa Lambda, diikuti dengan sejarah,
lalu agama. Pada usia yang ke-20, saat perjalannya ke Peking, Cina tahun 1922,
untuk mengikuti konferensi internasional Kristen, ia mulai meragukan
keyakinan agamanya. Untuk menolongnya memperjelas dalam memilih karier,
ia mengikuti sebuah seminar yang bertemakan "Mengapa Saya Memasuki
Pelayanan?", yang kemudian membuatnya mengubah kariernya. Tahun 1924, ia
lulus dari Universitas Wisconsin dan mendaftar ke Union Theological Seminary.

Setelah dua tahun lulus dari seminari, ia pergi ke Teachers College, Columbia
University, mendapatkan gelar M.A. di tahun 1928 dan Ph.D di tahun 1931.
Sementara ia menyelesaikan pekerjaan doktoralnya, ia terlibat dalam studi
tentang anak. Tahun 1930, Rogers bekerja sebagai direktur Society for the
Prevention of Cruelty to Children di Rochester, New York. Dari tahun 19351940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis The Clinical
Treatment of the Problem Child (1938), yang berdasarkan pengalamannya saat
bekerja dengan anak-anak bermasalah. Dalam mengkonstruksi pendekatan
client-centered, ia sangat dipengaruhi oleh praktik psikoterapi post-Fruedian
dari Otto Rank.[6] Tahun 1940, Rogers menjadi profesor psikologi klinis di Ohio
State University, di mana ia menuliskan buku keduanya, Counseling and
Psychotherapy (1942). Di buku itu, Rogers menyarankan bahwa klien, dengan
membangun relasi yang berdasarkan pemahaman, penerimaan dari terapis,
dapat menyelesaikan berbagai kesulitan dan mendapatkan pencerahan (insight)
yang dibutuhkan untuk merekonstruksi hidup mereka.

Tahun 1945, ia diundang untuk mendirikan pusat konseling di University of
Chicago. Tahun 1947, ia terpilih menjadi presiden dari American Psychological
Association. Sementara ia menjadi profesor psikologi di University of Chicago
(1945-1957), Rogers membantu mendirikan pusat konseling yang berhubungan
dengan universitas dan di sana ia melakukan riset untuk menentukan keefektifan
metodenya. Penemuan-penemuan dan teori-teorinya muncul di dalam buku
Client-Centered Therapy (1951) dan Psychotherapy and Personality Change
(1954). Seorang mahasiswa S-2 binaannya di University of Chicago, Thomas
Gordon, mendirikan gerakan Parent Effectiveness Training (P.E.T). Tahun 1956,
Rogers menjadi presiden pertama American Academy of Psychotherapists. Ia
mengajar psikologi di University of Wisconsin, Madison (1957-1963), yang
juga pada saat itu, ia menuliskan bukunya yang terkenal, On Becoming a
Person (1961). Carl Rogers dan Abraham Maslow (1908-1970) menjadi pionir
gerakan psikologi humanistik yang mencapi puncaknya tahun 1960-an. Pada
tahun 1961, ia dipilih sebagai anggota American Academy of Arts and Sciences.
Teori Rogers
Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan
aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang
menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan
seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya
bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi
keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau
dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan
untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan
sebagainya. Selain itu Rogers juga dikenal di kalangan psikologi dengan teori
psikoterapinya. Di dalam teorinya ini, Rogers selalu menghindari pengarahan
(direktif). Istilah klien digunakannya untuk menggantikan istilah pasien untuk
menunjukkan adanya hubungan yang sejajar antara orang yang melakukan
terapi dan yang diterapi, dan bahwa yang diterapi itu adalah orang sehat, orang
yang punya wawasan dan bukan orang yang sakit. Selanjutnya, klien harus
diterima sebagaimana adanya, sementara ia pun harus terbuka dengan kliennya.
Melalui hubungan yang saling menerima, dan melalui upaya bersama antara
klien dengan orang yang melakukan terapi, diusahakan menggali semua
pengalaman dan perasaan klien untuk tercapainya keseimbangan antara
berbagai pengalaman dan perasaan yang sesungguhnya terjadi dengan konsep
diri klien. Menurut Rogers, kesenjangan antara konsep diri dan realitas inilah
yang menyebabkan gangguan kejiwaan dalam diri klien, sehingga untuk
menyembuhkannya diperlukanlah upaya penyeimbangan.

Hans Eysenck

Hans Jürgen Eysenck
4 Maret 1916
Lahir
Berlin, Jerman
4 September 1997
Meninggal
London
Kewarganegaraan Inggris
Kebangsaan
Jerman
Bidang
Psikologi
Institusi
Institute of Psychiatry
University College London
Alma mater
(UCL)
Pembimbing
Cyril Burt
doktoral
Mahasiswa doktoral Jeffrey Alan Gray, Donald Prell
intelegensi, Kepribadian, Ilmu
Dikenal karena
Politik,
psikiatri, terapi behavioris

Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan
behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar
didasarkan pada fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris,
namun Eysenck melihat perbedaan kepribadian lebih disebabkan oleh faktor
keturunan atau genetika.
Salah satu metode yang dipakai Eysenck adalah teknik statistik yang disebut
analisis faktor. Caranya adalah responden diberikan daftar berisi sifat-sifat
manusia untuk mereka pilih sesuai kepribadian mereka. Misalnya saja, ada katakata "malu", "introvert", "ekstrovert", "liar", dan lain sebagainya. Orang yang
pemalu pasti akan memilih kata "introvert" dan "malu" ketimbang "ekstrovert"
dan "liar". Data-data tersebut menjadi bahan mentah bagi peneliti analisis faktor
tersebut.
Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916. Ketika NAZI berkuasa, ia
pindah ke Inggris dan menerima gelar doktor dalam bidang psikologi dari
Universitas London pada tahun 1940. Setelah Perang Dunia II usai, ia mengajar
di Universitas London. Ia menulis 75 buku dan lebih dari 700 artikel.

Albert Bandura
4 Desember 1925 (umur 90)
Lahir
Mundare, Alberta, Kanada
Bidang
psikologi
Institusi
Universitas Stanford
University of British Columbia
Alma mater
Universitas Iowa

Albert Bandura (lahir di Mundare, Kanada, 4 Desember 1925) adalah seorang
psikolog. Ia menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of
British of Columbia pada tahun 1949. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke
Universitas Iowa dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1952. Pada tahun 1953, ia

mulai mengajar di Universitas Stanford. Hingga saat ini, ia masih mengajar di
Unicersitas Stanford.
Bandura meneliti beberapa kasus, salah satunya ialah kenakalan remaja.
Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku
membentuk lingkungan. Oleh Bandura, konsep ini disebut determinisme
resiprokal yaitu proses yang mana dunia dan perilaku seseorang saling
memengaruhi. Lanjutnya, ia melihat bahwa kepribadian merupakan hasil dari
interaksi tiga hal yakni lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang.
Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat
mempengaruhi perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling)
yang lebih dikenal dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa
tahapan yang terjadi dalam proses modeling:
Atensi (perhatian)
Retensi (ingatan)
Reproduksi
Motivasi
Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi yaitu:
dorongan masa lalu, yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud
kaum behavioris tradisional
dorongan yang dijanjikan (insentif) yaitu yang bisa kita bayangkan
dorongan-dorongan yang kentara yaitu seperti melihat atau teringat akan modelmodel yang patut ditiru
Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) ialah salah satu dari
sekian penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam
proses regulasi diri yakni:
Pengamatan diri yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus
mengawasi
Penilaian yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku dengan
standar ukuran tertentu
Respon diri yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah berhasil
melakukan penilaian sebagai respon terhadap diri sendiri
Bagi mereka yang memiliki konsep diri yang buruk, Bandura memberikan saran
untuk memperbaikinya yakni:
Pengamatan diri
Memperhatikan standar ukuran
Memperhatikan respon diri

ALBERT BANDURA

jean piaget

Tokoh – Tokoh
Psikologi

Disusun oleh:
JEAN PIAGET: Cahyo Navy
Basmala Anggun
Fenny Rosdiana dewi
Nindya Ramadhani D.P
Ulima Rafidah Lailani