Kelahiran dan perkembangan filsa ASI
Anggota Kelompok :
Ester Mujirahayu
Iis Ristikasari
Thio Meiza Ardi P
Vebry Ulviana R S
Kelahiran
&
ASI
Kelahiran (Persalinan)
Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (Depkes,
2008). Sedangkan menurut Sumarah (2009),
persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir yang
diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban secara utuh.
A. Jenis-jenis persalinan
Terdapat beberapa jenis persalinan, yaitu:
1. Persalinan normal adalah persalinan yang
berlangsung dengan tenaga sendiri, tanpa menggunakan
alat bantu, tanpa ada luka yang ditimbulkan pada bayi
atau ibunya.
Normal
2. Persalinan dibantu alat adalah tipe persalinan
yang bisa dibantu dengan alat. Persalinan dengan jenis
ini perlu dilakukan jika kondisi dari ibu hamil sudah tidak
mampu lagi mengejan yang menyebabkan bayi tidak
maju atau tidak keluar dari rahim sehingga proses
persalinan terhenti. Jika hal ini terjadi maka dokter yang
menangani ibu hamil ini harus segera menyiapkan alat
bantu persalinan yang menggunakan Vakum dan juga
Forsep.
Vakum
Forsep
3. Persalinan dengan operasi sesar adalah persalinan
yang banyak dipilih oleh ibu hamil yang dalam kondisi
sudah sangat parah. Misalnya ibu hamil mengalami gawat
pada janin, jalan lahirnya tertutupi plasenta, hipertensi
pada ibu hamil, bayi sungsang atau melintang dimana
kepala tidak berada di bagian jalan lahir, dan juga kondisi
pendarahan yang hebat saat proses persalinan normal
berlangsung.
Caesar
4. Persalinan di dalam air atau Water Birth mulai
populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun
1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan
lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa
sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin
yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban
dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air.
Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya
adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan
bernapas ketika berada dalam air.
B. Tahapan Persalinan
Kala I (Pembukaan)
Partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya kapiler sekitar
kanalisservikalis karena pergeseran
ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala II (Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat dan
cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun
masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara refletoris
menimbulkan rasa mengedan karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan
anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang. His mengedan
Kala III (Pengeluaran Uri)
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterussetelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke
dalam vagina.
Kala IV (Pengawasan)
Kala pengawasan terjadi selang 2 jam setelah bayi dan
uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan post partum.
C. Hormon yang berperan dalam proses
kelahiran :
1.Hormon relaksin, mempengaruhi peregangan otot
pada simfisis pubis.
2.Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh
hormon progesteron yang menghambat kontraksi
dinding rahim.
3.Hormon prostaglandin, berperan mengatasi
pengaruh hormon progesteron. Hormon ini diproduksi
oleh semua sel.
4.Oksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding
uterus.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan persalinan, yaitu :
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni
bagian tulang padat, dasar panggul, vagina,
danintroitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang
jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor,
yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. persalinan.
3. Power (kekuatan ) adalah kemampuan ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan
untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan
fisiologi persalinan seperti posisi berdiri, berjalan, duduk
dan jongkok.
ASI
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting
bagi seorang bayi, yaitu untuk menjaga kesehatan dan
mempertahankan kelangsungan hidup bayi. ASI
mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan
ASI lainnya adalah bebas bakteri dan dapat memberikan
kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko
bayi terkena infeksi.
ASI yang kaya dengan nutrisi dan antibiotik ini
disebut ASI Eksklusif. ASI eksklusif diperkirakan
berlangsung sampai enam bulan. Itu sebabnya para
dokter sangat menganjurkan para ibu untuk
memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan dan maksimal 2
tahun.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang
bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam
A. Pengaruh Hormonal
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita
memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI
dalam sistem payudara :
– Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran
alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun
sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi
secara besar-besaran
– Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk
membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan
dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen,
karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
– Follicle stimulating hormone (FSH)
– Luteinizing hormone (LH)
– Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam
kehamilan.
– Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim
pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya
juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli
untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk
ejection reflex.
– Human placental lactogen (HPL) : Sejak bulan
kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL,
yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting,
dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara
siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi
tanpa kehamilan (induced lactation).
B. Siklus Pembentukan Asi
Laktogenesis I
Pada periode ini terjadi proses pembuatan kolostrum yang
berlangsung
selama trimester ketiga pada kehamilan. Payudara
mulai membuat kolostrum, pada tahap ini sudah dikendalikan
oleh hormon. Kapasitas produksi kolostrum dihambat oleh
tingginya kadar progesteron dalam tubuh ibu hamil, itulah
sebabnya kebanyakan ibu hamil belum mengeluarkan
kolostrum pada tahap ini.
Laktogenesis 2
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah dilakukan
secara besar-besaran, tahap ini juga sudah dikendalikan oleh
hormon. Saat persalinan
plasenta akan terlepas dari rahim, dan membuat kadar horm
on HPL, progesteron dan estrogen menurun drastis,
penurunan hormon progeteron disertai tingginya kadar
Meningkatnya kadar hormon prolaktin dapat memicu
produksi ASI secara besar-besaran. Proses ini terjadi
sekitar 1 sampai 2 hari setelah persalinan dan membuat
ibu akan merasa bahwa payudara penuh dan bergelenyar.
Laktogenesis 3
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah disesuaikan
menurut kebutuhan bayi, pada tahap ini sudah lebih
dikendalikan oleh adanya isapan
bayi pada puting payudara. Volume ASI yang diproduksi
tergantung pada seberapa banyak bayi dapat menghisap
puting susu ibunya. ASI dikeluarkan dari tempat
penampungan atas rangsangan hisapanbayi sehingga
makin sering bayi menghisap makin banyak ASI
diproduksi.
Involusi
Berkurangnya kelenjar mamae mulai 40 hari setelah
C. Reflek-reflek Penting Dalam Menyusui
Reflek Prolaktin
Begitu bayi menyusu maka akan dikirimkan sinyalsinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise anterior)
untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan
beredar dalam darah dan masuk ke payudara,
memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI.
Reflek Let Down (Oksitosin)
Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari
hipofise anterior, rangsangan isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah
oksitosin. Oksitosin masuk ke peredaran darah masuk ke
rahim untuk menstimulus kontraksi otot rahim, dan masuk
ke payudara untuk merangsang otot-otot payudara agar
membantu pengeluaran air susu yang sudah dibuat di
alveolus untuk keluar mengalir melalui saluran ASI,
ditampung di areola dan nantinya akan bermuara ke
ASI memiliki glukosa, albumin dan kandungan air
lebih tinggi dibandingkan air susu yang lain. Glukosa
sangat diperlukan bayi untuk tumbuh dan menghasilkan
energi. Albumin adalah protein untuk mencerdaskan
bayi dan sangat baik untuk pertumbuhannya. ASI
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Saat baru belajar menyusui, hisapan bayi
merangsang keluarnya air susu. Sehingga, bayi tidak
mengalami kesulitan menyusui.
2. ASI steril sehingga mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung antibodi.
3. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak.
4. Untuk menghemat pengeluaran.
5. Memberi ASI memerlukan kalori sehingga
mempercepat pengurangan bobot badan ibu setelah
melahirkan.
Ester Mujirahayu
Iis Ristikasari
Thio Meiza Ardi P
Vebry Ulviana R S
Kelahiran
&
ASI
Kelahiran (Persalinan)
Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (Depkes,
2008). Sedangkan menurut Sumarah (2009),
persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir yang
diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban secara utuh.
A. Jenis-jenis persalinan
Terdapat beberapa jenis persalinan, yaitu:
1. Persalinan normal adalah persalinan yang
berlangsung dengan tenaga sendiri, tanpa menggunakan
alat bantu, tanpa ada luka yang ditimbulkan pada bayi
atau ibunya.
Normal
2. Persalinan dibantu alat adalah tipe persalinan
yang bisa dibantu dengan alat. Persalinan dengan jenis
ini perlu dilakukan jika kondisi dari ibu hamil sudah tidak
mampu lagi mengejan yang menyebabkan bayi tidak
maju atau tidak keluar dari rahim sehingga proses
persalinan terhenti. Jika hal ini terjadi maka dokter yang
menangani ibu hamil ini harus segera menyiapkan alat
bantu persalinan yang menggunakan Vakum dan juga
Forsep.
Vakum
Forsep
3. Persalinan dengan operasi sesar adalah persalinan
yang banyak dipilih oleh ibu hamil yang dalam kondisi
sudah sangat parah. Misalnya ibu hamil mengalami gawat
pada janin, jalan lahirnya tertutupi plasenta, hipertensi
pada ibu hamil, bayi sungsang atau melintang dimana
kepala tidak berada di bagian jalan lahir, dan juga kondisi
pendarahan yang hebat saat proses persalinan normal
berlangsung.
Caesar
4. Persalinan di dalam air atau Water Birth mulai
populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun
1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan
lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa
sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin
yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban
dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air.
Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya
adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan
bernapas ketika berada dalam air.
B. Tahapan Persalinan
Kala I (Pembukaan)
Partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya kapiler sekitar
kanalisservikalis karena pergeseran
ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala II (Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat dan
cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun
masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara refletoris
menimbulkan rasa mengedan karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan
anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang. His mengedan
Kala III (Pengeluaran Uri)
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterussetelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke
dalam vagina.
Kala IV (Pengawasan)
Kala pengawasan terjadi selang 2 jam setelah bayi dan
uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan post partum.
C. Hormon yang berperan dalam proses
kelahiran :
1.Hormon relaksin, mempengaruhi peregangan otot
pada simfisis pubis.
2.Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh
hormon progesteron yang menghambat kontraksi
dinding rahim.
3.Hormon prostaglandin, berperan mengatasi
pengaruh hormon progesteron. Hormon ini diproduksi
oleh semua sel.
4.Oksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding
uterus.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan persalinan, yaitu :
1. Passage (jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yakni
bagian tulang padat, dasar panggul, vagina,
danintroitus (lubang luar vagina).
2. Passanger (janin dan plasenta) bergerak sepanjang
jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor,
yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. persalinan.
3. Power (kekuatan ) adalah kemampuan ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan
untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
4. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan
fisiologi persalinan seperti posisi berdiri, berjalan, duduk
dan jongkok.
ASI
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting
bagi seorang bayi, yaitu untuk menjaga kesehatan dan
mempertahankan kelangsungan hidup bayi. ASI
mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan
ASI lainnya adalah bebas bakteri dan dapat memberikan
kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko
bayi terkena infeksi.
ASI yang kaya dengan nutrisi dan antibiotik ini
disebut ASI Eksklusif. ASI eksklusif diperkirakan
berlangsung sampai enam bulan. Itu sebabnya para
dokter sangat menganjurkan para ibu untuk
memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan dan maksimal 2
tahun.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang
bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam
A. Pengaruh Hormonal
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita
memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI
dalam sistem payudara :
– Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran
alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun
sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi
secara besar-besaran
– Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk
membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan
dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen,
karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
– Follicle stimulating hormone (FSH)
– Luteinizing hormone (LH)
– Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam
kehamilan.
– Oksitosin : mengencangkan otot halus dalam rahim
pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya
juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli
untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk
ejection reflex.
– Human placental lactogen (HPL) : Sejak bulan
kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL,
yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting,
dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara
siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi
tanpa kehamilan (induced lactation).
B. Siklus Pembentukan Asi
Laktogenesis I
Pada periode ini terjadi proses pembuatan kolostrum yang
berlangsung
selama trimester ketiga pada kehamilan. Payudara
mulai membuat kolostrum, pada tahap ini sudah dikendalikan
oleh hormon. Kapasitas produksi kolostrum dihambat oleh
tingginya kadar progesteron dalam tubuh ibu hamil, itulah
sebabnya kebanyakan ibu hamil belum mengeluarkan
kolostrum pada tahap ini.
Laktogenesis 2
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah dilakukan
secara besar-besaran, tahap ini juga sudah dikendalikan oleh
hormon. Saat persalinan
plasenta akan terlepas dari rahim, dan membuat kadar horm
on HPL, progesteron dan estrogen menurun drastis,
penurunan hormon progeteron disertai tingginya kadar
Meningkatnya kadar hormon prolaktin dapat memicu
produksi ASI secara besar-besaran. Proses ini terjadi
sekitar 1 sampai 2 hari setelah persalinan dan membuat
ibu akan merasa bahwa payudara penuh dan bergelenyar.
Laktogenesis 3
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah disesuaikan
menurut kebutuhan bayi, pada tahap ini sudah lebih
dikendalikan oleh adanya isapan
bayi pada puting payudara. Volume ASI yang diproduksi
tergantung pada seberapa banyak bayi dapat menghisap
puting susu ibunya. ASI dikeluarkan dari tempat
penampungan atas rangsangan hisapanbayi sehingga
makin sering bayi menghisap makin banyak ASI
diproduksi.
Involusi
Berkurangnya kelenjar mamae mulai 40 hari setelah
C. Reflek-reflek Penting Dalam Menyusui
Reflek Prolaktin
Begitu bayi menyusu maka akan dikirimkan sinyalsinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise anterior)
untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan
beredar dalam darah dan masuk ke payudara,
memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI.
Reflek Let Down (Oksitosin)
Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari
hipofise anterior, rangsangan isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah
oksitosin. Oksitosin masuk ke peredaran darah masuk ke
rahim untuk menstimulus kontraksi otot rahim, dan masuk
ke payudara untuk merangsang otot-otot payudara agar
membantu pengeluaran air susu yang sudah dibuat di
alveolus untuk keluar mengalir melalui saluran ASI,
ditampung di areola dan nantinya akan bermuara ke
ASI memiliki glukosa, albumin dan kandungan air
lebih tinggi dibandingkan air susu yang lain. Glukosa
sangat diperlukan bayi untuk tumbuh dan menghasilkan
energi. Albumin adalah protein untuk mencerdaskan
bayi dan sangat baik untuk pertumbuhannya. ASI
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Saat baru belajar menyusui, hisapan bayi
merangsang keluarnya air susu. Sehingga, bayi tidak
mengalami kesulitan menyusui.
2. ASI steril sehingga mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung antibodi.
3. Menambah ikatan emosi antara ibu dan anak.
4. Untuk menghemat pengeluaran.
5. Memberi ASI memerlukan kalori sehingga
mempercepat pengurangan bobot badan ibu setelah
melahirkan.