Perspektif Kognitif dan Kognitif Behavio

Perspektif Kognitif dan Kognitif Behavioral
Teori Kognitif dari Beck memandang konsep-konsep negative mengenai Self dan dunia
sebagai cetakan mental atau skema-skema kognitif yang adopsi pada masa kanak-kanak atau
pengalaman belajar awal. Pendekatan Kognitif Behavioral menganggap bahwa perubahan suasana
hati yang serius dapat dihasilkan dari kejadian-kejadian dalam hidup seseorang atau dari persepsipersepsi seseorang terhadap kejadian tertentu.
Menurut perspektif Kognitif Behavioral, orang mengembangkan gangguan depresif jika
mereka telah mempunyai sensitifitas terhadap pengalaman terdahulu ketika mereaksi suatu
peristiwa dengan cara yang khusus dari macam peristiwa yang berhubungan dengan kehilangan atau
stres. Orang yang depresi mereaksi suatu pengalaman stres melalui cognitive triad (pandangan yang
negatif tentang diri, dunia dan apa yang akan datang atau disebut skema depresi). Kondisi ini
menyebabkan ia tidak dapat mendapat pengalaman yang lebih positif, orang lain akan menjadi bosan
dan jengkel karenanya hingga tidak lagi melibatkannya dalam interaksi sosial, inilah yang disebut
dengan siklus depresi.
Tambahan dari siklus pikiran depresi adalah distorsi kogintif kesalahan yang dilakukan dalam
cara mereka menggambarkan kesimpulan dari pengalaman-pengalaman mereka. Orang tersebut
sering kali tidak sadar adanya pemikiran seperti ini dalam diri mereka karena telah terbentuk secara
konsisten sebagai eksistensi individual dan hal ini mengancam harga diri mereka.
Perlakuan
Terapi menurut pendekatan Kognitif-Behavioral difokuskan pada pikiran negatif individu dan
memberikan masukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memperbaiki kehidupan
individu tersebut. Tahapannya adalah:

1. Kegiatan mendidik, menjelaskan teori bagaimana depresi dihasilkan dari kesalahan dalam
pemikiran.
2. Penyusunan kembali kognitif, pendekatan multistep.
a. Pertama, klien perlu mengidentifkasi dan melihat kesalahan fungsional dari pemikiran
otomatis mereka.
b. Kedua, klien perlu mengenali hubungan antara pikiran, emosi dan tingkah laku.
c. Ketiga, klien harus mengevaluasi ketidakrasionalan dari pikiran otomatis mereka.
d. Keempat, klien harus belajar bagaimana menggantinya dengan pikiran yang lebih
rasional.
e. Kelima, klien harus mengidentifikasi dan mengubah penerimaan-penerimaan yang tidak
fungsional.
3. Teknik-teknik perilaku, diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengubah kognisi yang
disfungsional.
Teori Humanistik
Depresi dapat terjadi bila individu tidak dapat mengisi keberadaan mereka dengan makna
dan tidak dapat membuat pilihan-pilihan autentik yang menghasilkan self-fulfillment dan bila hal

tersebut menetap dapat meningkatkan perasaan suram yang terekspresikan dalam perilaku depresi,
kelelahan, dan menarik diri.


Teori Interpersonal
Teori ini melihat gangguan suasana hati sebagai fungsi dari adanya gangguan dalam
relationship. Hanya perspektif mereka berbeda dari perspektif sistem keluarga yang difokuskan pada
perbedaan sosial sebagai pusat dari ketidakbahagiaan yang dialami individu.
Teori interpersonal berhubungan dengan psikoanalisis dan kogintif behavioral dalam
memandang kegagalan seorang individu pada masa kecil untuk mendapatkan keahlian yang
diperlukan dalam mengembangkan kepuasan relationship yang erat sehingga membawa pada putus
asa, isolasi dan menghasilkan depresi.
Reaksi depresi pada masa dewasa dapat disebabkan ketika individu mengalami stres dalam
peristiwa kehidupan seperti berakhirnya sebuah relationship atau meninggal dan sebagainya. Siklus
depresi ini ada pada rendahnya interaksi sosial, buruknya kemampuan sosial seseorang yang
disebutkan dalam teori interpersonal sebagai inti masalah depresi.
Perlakuan
Terapi yang dilakukan melalui tiga fase:
1. Pertama, menilai besarnya dan sifat dari depresi yang dialami oleh individu dengan
menggunakan pengukuran taksiran kuantitatif, dengan metode interview.
2. Kedua, pelaku terapi dan klien bergabung dalam pemformulasian suatu rencana perlakuan
yang difokuskan dalam masalah utama.
3. Ketiga, fase terminal. Pelaku terapi dan klien melihat kembali kemajuan dan memetakan
tujuan-tujuan kedepan.