Peran Aspek Kelembagaan Subak Dalam Konteks Pengendalian Alihfungsi Lahan (Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung).

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN SUBAK DALAM KONTEKS
PENGENDALIAN ALIHFUNGSI LAHAN
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung)

SKRIPSI

OLEH
NI LUH MADE KUSUMA PARAMITA DEWI

KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN SUBAK DALAM KONTEKS PENGENDALIAN
ALIHFUNGSI LAHAN
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten
Badung)


SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peranian di
Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi
NIM. 1205315021

Menyetujui untuk diujikan,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si

Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.


NIP. 19601114 198603 1 002

NIP. 19561231 198603 1 018

Mengesahkan
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.
NIP. 19630515 198803 1 001

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN SUBAK DALAM KONTEKS
PENGENDALIAN ALIHFUNGSI LAHAN
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta
Utara, Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana


Oleh :
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi
NIM. 1205315021

KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti
bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
seperlunya.

Denpasar, 19 September 2016
Yang Menyatakan,

Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi
1205315021

ii

ABSTRAK
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi. Nim. 1205315021. Judul “Peran
Aspek Kelembagaan Subak Dalam Konteks Pengendalian Alihfungsi Lahan
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung). Pembimbing I : Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si.
Pembimbing II : Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.


Fenomena alihfungsi lahan yang terjadi di Bali sangat tinggi. Adanya
alihfungsi lahan yang tinggi menyebabkan sempitnya lahan pertanian dalam suatu
subak. Hal tersebut akan berpengaruh pada keberlanjutan dari subak. Peran aspek
kelembagaan dalam subak harus diperhatikan dalam mengendalikan alihfungsi
lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran aspek
kelembagaan subak dalam konteks pengendalian alihfungsi lahan pada Subak
Semat, Kecamatan Kuta Utara. Cakupan dari penelitian ini adalah peran
kelembagaan dalam subak sebagai pengendali alihfungsi lahan. Pada penelitian ini
melihat tiga indikator, yaitu regulasi, aktivitas subak, pelayanan dan fasilitasi
subak. Metode penelitian in adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil
penelitian, dilihat dari tiga indikator penelitian, yaitu regulasi, aktivitas subak dan
pelayanan dan fasilitasi, peran kelembagaan dalam hal regulasi perlu
mengakomodasi ketentuan-ketentuan larangan alihfungsi lahan kedalam awigawig. Peran kelembagaan pada aspek aktivitas, pelayanan dan fasilitasi telah
berada pada kategori yang baik. Perlunya ketentuan-ketentuan larangan alihfungsi
lahan kedalam awig-awig subak, sehingga alihfungsi lahan dapat dikendalikan.
Adanya batasan yang jelas terkait larangan alihfungsi lahan akan menadi suatu
pedoman bagi anggota subak jika ingin menjual lahannya. Disamping itu, peran
aktivitas, pelayanan dan fasilitasi subak masih perlu ditingkatkan lagi sampai
berada pada kategori sangat baik.


Kata Kunci : Peran Kelembagaan, Subak, Alihfungsi lahan

iii

ABSTRACT
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi. Registration 1205315021. Title “ The
Role of Institutional Aspects of Subak in the Context of Land Conversion
Control (A Case at Subak Semat, Village of Tibubeneng, Sub-District of
Kuta Utara, Regency of Badung). First Supervisor : Dr. Ir. I Dewa Putu Oka
Suardi, M.Si. Second Supervisor : Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.

Land conversion phenomenon that occurred in Bali is very high. The great
number of land conversion leads to reduced agricultural land in an irrigation
system of Subak. It will affect the sustainability of Subak. Subak role in the
institutional aspects must be considered in controlling land conversion. The
purpose of this study was to determine how the roles of the institutional aspects of
water control system in the context of land conversion control at Subak Semat,
Sub-District of Kuta Utara. The scope of this research is the institutional role of
Subak as controller of the land conversion. The study examined three indicators,
namely regulation, Subak activities, services and facilitation of Subak. The

research method was a qualitative descriptive method. Based on the research
results, judging from the three indicators of research, namely regulation, Subak
activities and services and facilitation, institutional role in regulation needs to
accommodate the provisions of the ban on land conversion into traditional rules of
awig awig. The role of the institutional aspects of the activities, services and
facilitation has been at a good category. The provisions of the ban on land
conversion into traditional rules of awig awig Subak is needed so that the land
conversion can be controlled. The lack of clear boundaries related to the ban on
land conversion will be the reference for the members of Subak if they want to
sell their land. In addition, the role of activities, services and facilitation of Subak
still need to be improved to be in much better category.

Keywords: Role of Institutional, Subak, Land conversion

iv

RINGKASAN

Alihfungsi lahan merupakan perubahan spesifik yang dimana lahan yang
dulunya difungsikan sebagai lahan untuk bercocok tanam berangsur-angsur

berubah menjadi lahan dengan multifungsi pemanfaatan. Alihfungsi lahan yang
tidak terkendali bisa berdampak pada kapasitas penyediaan pangan dan bahkan
jika terjadi dalam jangka pajang akan menciptakan kerugian sosial (Iqbal dan
Sumaryanto, 2007). Kelembagaan yang terdapat dalam subak belum bisa
menjalankan perannya dengan baik, sehingga terjadi alihfungsi lahan yang sangat
tinggi. Tidak maksimalnya peranan yang dilakukan oleh kelembagaan dalam
subak dapat mengancam keberlangsungan subak.
Rumusan masalah pada penelitian ini, bagaimana peran

aspek

kelembagaan subak dalam konteks pengendalian alihfungsi lahan pada Subak
Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan kelembagaan dalam subak
sebagai pengendali alihfungsi lahan pada Subak Semat, Desa Tibubeneng,
Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Subak Semat, Desa Tibubeneng,
Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Pertimbangan pemilihan lokasi
penelitian karena Subak Semat merupakan subak yang paling banyak mengalami
alihfungsi lahan pada Kecamatan Kuta Utara (BPP, 2014). Penelitian ini

dilaksanakan dari bulan Januari s.d Juli 2016. Responden pada penelitian ini
meliputi seluruh anggota subak yang berstatus sebagai pemilik lahan yang
berjumlah 34 orang. Seluruh responden diambil dari seluruh anggota yang
berstatus pemilik lahan. Informan kunci merupakan tokoh yang dianggap mampu
memberikan informasi lebih rinci mengenai data penelitian. Adapun informan
kunci pada penelitian ini pekaseh Subak Semat.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa pada Subak Semat tidak terdapat
peraturan yang melarang adanya alihfungsi lahan di dalam awig-awig, sehingga
alihfungsi lahan bebas dilakukan pada Subak Semat karena tidak terdapat aturan
yang jelas untuk larangan alihfungsi lahan. Adanya larangan alihfungsi lahan pada
awig-awig Subak Semat tentu saja akan dapat menekan angka alihfungsi lahan
yang terjadi. Dengan adanya peraturan yang jelas, maka pengendalian akan
v

alihfungsi lahan akan terjadi. Pada indikator regulasi perlu diperhatikan lebih.
Karena setiap parameter yang ada tergolong pada kategori perlu, sehingga setiap
parameter yang diukur harus diperhatikan untuk membantu peranan kelembagaan
subak agar dapat berjalan lebih baik lagi dan dapat mengendalikan adanya
alihfungsi lahan yang sangat pesat. Dengan adanya ketentuan atau aturan yang
telah ditetapkan, maka anggota akan memiliki pedoman agar tidak terjadi

penyimpangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta dalam
menggunakan hak-hak yang dimiliki.
Pada indikator aktivitas subak terdapat delapan parameter, terdapat tiga
parameter yang tergolong dalam kategori sedang. Parameter tersebut meliputi,
pengaruh perubahan terhadap anggota subak, pengaruh alihfungsi lahan terhadap
aktivitas keagamaan kolektif, dan pengaruh alihfungsi lahan terhadap aktivitas
keagamaan individual. Parameter mengenai pengaruh perubahan terhadap anggota
subak hanya mencapai skor 62,3%. Untuk indikator aktivitas subak mencapai skor
70%, sehingga tergolong pada kategori baik.
Dari data yang didapatkan untuk indikator pelayanan dan fasilitasi,
terdapat empat parameter yang masuk dalam kategori sangat baik, yaitu parameter
mengenai pungutan iuran pemeliharaan fasilitas jaringan fisik irigasi, parameter
mengenai pungutan iuran pemeliharan fasilitas jaringan fisik non irigasi,
parameter mengenai banyaknya pelaksanaan pembinaan, dan terakhir pada
parameter manfaat adanya subsidi. Pada parameter lainnya masih tergolong pada
kategori yang baik. Pada parameter yang membahas mengenai pungutan iuran.
Pungutan iuaran guna pemeliharaan jaringan fisik irigasi maupun non irigasi
sangat dirasakan perlu oleh mayoritas responden. Seperti yang telah dituturkan
oleh pekaseh Subak Semat, bahwa alasan mengapa Subak Semat tidak pernah
meminta atau memungut iuran guna pemeliharaan fasilitas adalah karena Subak

Semat telah mendapatkan bantuan berupa subsidi dari pemerintah. Bantuan
tersebut dirasakan sangat lebih dari cukup. Bantuan yang diberikan bahkan tidak
hanya mampu untuk membiayai pemeliharaan jaringan, namun juga mampu untuk
membiayai sewa tenaga kerja. Alasan itulah yang menjadikan pengurus Subak
Semat tidak memungut iuran guna pemeliharaan jaringan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peran kelembagaan
subak dalam hal aktivitas, pelayan dan fasilitasi telah terlaksana dengan baik.
vi

Masing-masing indikator berada pada kategori yang baik, sedangkan peran
regulasi masih belum dapat mengedalikan adanya alihfungsi lahan karena pada
subak semat belum terdapat larangan alihfungsi lahan di dalam awig-awig. Tidak
adanya larangan alihfungsi lahan pada awig-awig Subak Semat menyebabkan
aspek kelembagaan dalam subak belum dapat mengendalikan alihfungsi lahan.
Tingkat kebutuhan pada aspek regulasi dipandang perlu oleh responden.
Perlunya ketentuan-ketentuan larangan alihfungsi lahan ke dalam awigawig subak, sehingga alihfungsi lahan dapat dikendalikan. Larangan dan batasan
yang jelas akan dapat dijadikan pedoman bagi anggota jika ingin menjual
lahannya. Pembentukan aturan dan larangan tersebut tentu saja harus disesuaikan
dengan kebutuhan Subak Semat sendiri agar dapat melindungi Subak Semat dari
dorongan eksternal yang ada untuk mengalihfungsikan lahan. Disamping itu peran
aktivitas, pelayanan dan fasilitasi masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga berada
pada kategori sangat baik.

vii

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN SUBAK DALAM KONTEKS
PENGENDALIAN ALIHFUNGSI LAHAN
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peranian di Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi
NIM. 1205315021

Menyetujui untuk diujikan,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si

Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA.

NIP. 19601114 198603 1 002

NIP. 19561231 198603 1 018

Mengesahkan
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.
NIP. 19630515 198803 1 001

viii

PERAN ASPEK KELEMBAGAAN SUBAK DALAM KONTEKS
PENGENDALIAN ALIHFUNGSI LAHAN
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung)

Dipersiapkan dan diajukan oleh
Ni Luh Made Kusuma Paramita Dewi
NIM. 1205315021
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji
Pada Tanggal 28 – September – 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
No

: 181/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal

: 27 September 2016

Tim Penguji Skripsi adalah
Ketua

: Ir. Wayan Sudarta, MS

Anggota
1.

Dr. Ir. I Made Sudarma, MS

2.

Ir. I G A Lies Anggreni, M.Par

3.

Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA

4.

Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si

ix

RIWAYAT HIDUP

Ni Luh Md Kusuma Paramita Dewi lahir di
Denpasar pada 09 April 1994. Penulis merupakan anak
kedua dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan I
Komang Gde Muliawan, SE., M.Si dengan Ni Nengah
Masyuni.
Pendidikan penulis dimulai dari TK Saraswati 3 Denpasar (1998 s.d
2000). Pendidikan dasar ditempuh di SD Saraswati 5 Denpasar (2000 s.d 2006).
Pendidikan menengah pertama dilanjutkan di SMP Cipta Dharma Denpasar (2006
s.d 2009). Pendidikan menengah atas dilanjutkan di SMA Negeri 3 Denpasar
(2009 s.d 2012). Penulis masuk melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi (SNMPTN) pada tahun 2012 dan diterima pada Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.
Selama masa kuliah, penulis aktif mengikuti kegiatan di lingkungan
fakultas. Penulis pernah dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Bidang 3
(Kreasi, Minat dan Bakat) BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana Periode
2014 – 2015. Penulis juga sempat diberikan kepercayaan luar biasa untuk
menjabat pada salah satu program kerja terbesar dari BEM FP Unud, yaitu
sebagai Ketua Panitian Udayana Agriculture Expo 2015. Penulis juga dipercaya
sebagai panitia inti, yaitu sebagai sekretaris pada kepanitiaan Student Day FP
Unud 2014. Penulis juga dipercaya untuk menjadi koordinator acara diberbagai
acara kampus, seperti Udayana Agriculture Expo 2013 dan Agriculture Music #1.
Selain itu, penulis juga kerap mengikuti kepanitiaan lainnya.

x

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran
Aspek Kelembagaan Subak Dalam Konteks Pengendalian Alihfungsi Lahan
(Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung)” ini dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa
terimakasih kepada seluruh pihak tersebut sebagai berikut.
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Udayana yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Agribisnis,
sekaligus pembimbing I, yang sudah penulis anggap sebagai ayah sendiri di
kampus coklat ini atas segala dukungan, nasehat, masukan, dorongan,
bimbingan, dan waktu yang telah bapak berikan selama penulis kuliah hingga
saat ini.
3. Ir. I Dewa Gede Raka Sarjana, MMA., selaku dosen pengajar sekaligus
pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi yang telah dengan sabar
membimbing dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi.
4. Ir. I Ketut Rantau, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan semangat dan perhatian selama penulis kuliah.
5. Bapak dan ibu dosen di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
yang telah memberikan penulis ilmu, pengalaman, dan juga wawasan selama
belajar di Fakultas ini.
xi

6. Bapak dan ibu pegawai administrasi di lingkungan Fakultas Pertanian
Unversitas Udayana yang telah membantu penulis dalam memenuhi
kelengkapan administrasi.
7. Bapak Anak Agung Made Yasa, selaku pekaseh Subak Semat, yang telah
memberikan informasi dan juga waktu untuk membantu penulis dalam
mengumpulkan data penelitian.
8. Kedua orangtua, I Komang Gde Muliawan, SE., M.Si dan Ni Nengah
Masyuni yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis dan juga telah memberikan penulis kasih sayang, perhatian dan
pengertian kepada penulis.
9. Saudara-saudara kandung tercinta, Ni Luh Putu Ayu Kusuma Dewi, SH., Ni
Luh Komang Diah Puspita Dewi, dan I Ketut Gde Surya Krisna Dwipayana
yang telah memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.
10. Made Pasek Dwi Nadi Astawa, S.Psi sebagai orang terkasih yang telah
menemani penulis selama masa kuliah sampai berada pada saat ini, yang
selalu memberikan penulis dorongan, semangat dan juga kasih sayang yang
begitu besar.
11. Saudara – saudara penulis, di Fakultas Pertanian, Cinthya Manyung, Gita
Smara, Trisna Sari, Oka Surya Artama, Dessy Dora, Ida Bagus Manik, serta
teman-teman seperjuangan penulis di PM ’12 dan Agribisnis A ’12 yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
12. Saudara – saudara terkasih, di BEM FP Unud Periode 2014 – 1015, khususnya
saudara-saudara penulis di Bidang 3 (Catherine, Toni, Argian, Acek, Manda)
yang telah memberikan penulis begitu banyak pengalaman berharga selama
penulis kuliah di Fakultas Pertanian.
xii

13. Sahabat – sahabat penulis di AMEBA, Indhara L. Kajeng Amerta, Moje
Pratama, Arya Pradnya, Yurika AM, Meidy C, Zelda Annisa, Dipa Wiguna,
Bhaskara Basudewa, Levy Wicaksana, Joshua Suhendro, Pranadatha
Gunawan, dan Dyah Ayu Sukma yang telah memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
14. Sahabat-Sahabat SMA, Prima Dewi, Ratna Ayu Widiaswari, Dhama Kusuma,
Wiryawan Ari, Krisnawan Putra, Krisna Dwipayana, Gus Agung, dan Made
Kusnaedi yang telah memberikan semangat untuk penulis untuk bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
15. Dewa Gede Wipa Wira Utama, SP dan Dewi Wulan Gentari, SP., selaku
kakak-kakak penulis di kampus ini, yang telah memberikan begitu banyak
pelajaran dan juga pengalaman bagi penulis dan tentunya memberikan
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, penulis
ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan.
Karya Manusia tidak ada yangs empurna, hanya saja manusia selalu
berkeinginan memberikan yang terbaik, begitu pula dengan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Denpasar, 19 September 2016
Penulis

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM…………………………………………………………

i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI…………………………

ii

ABSTRAK…………………………………………………………………

iii

ABSTRACT…………………………………………………………………

iv

RINGKASAN……………………………………………………………...

v

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….

viii

TIM PENGUJI……………………………………………………………..

ix

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………..

x

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

xiv

DAFTAR TABEL………………………………………………………….

xvii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

xix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

xx

I.

II.

PENDAHULUAN…………………………………………………

1

1.1

Latar Belakang…………………………………………….

1

1.2

Rumusan Masalah…………………………………………

5

1.3

Tujuan Penelitian…………………………………………

5

1.4

Manfaat Penelitian………………………………………...

5

1.5

Ruang Lingkup……………………………………………

6

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….

7

Kelembagaan Subak………………………………………

7

2.1.1.

Pengertian subak………………………………….

7

2.1.2.

Peran dan tujuan subak…………………………...

9

2.1.3.

Tujuan dan fungsi subak………………………….

12

2.1.4.

Fasilitas subak……………………………………

14

2.1.5.

Peranan subak dalam pembangunan pertanian……

16

2.1

xiv

2.1.6.

pengendalian alihfungsi lahan…………………….

17

Kelembagaan Pertanian…………………………………...

19

2.2.1.

Pengertian kelembagaan pertanian……………….

19

2.2.2.

Peran kelembagaan pertanian…………………….

21

2.2.3.

Aspek kelembagaan pertanian……………………

22

2.3

Alihfungsi Lahan…………………………………………

24

2.4

Kerangka Pemikiran………………………………………

26

METODE PENELITIAN…………………………………………

29

Waktu dan Lokasi Penelitian……………………………..

29

3.1.1. Jenis dan sumber data penelitian…………………

30

3.1.2. Metode pengumpulan data……………………….

30

3.1.3. Instrumen penelitian………………………………

34

3.1.4. Populasi dan responden…………………………..

38

3.2

Variabel dan Pengukuran Variabel……………………….

39

3.3

Batasan Operasional Variabel…………………………….

43

3.4

Metode Analisis Data…………………………………….

46

GAMBARAN UMUM PENELITIAN…………………………..

48

Potensi Pertanian Kabupaten Badung……………………

48

4.1.1.

Luas lahan pertanian Kabupaten Badung………...

48

4.1.2.

Daftar nama subak

2.2

III.

3.1

IV.

Peranan subak dalam

4.1

yang terdapat di Kabupaten Badung……………...
4.1.3.

Jumlah petani
yang terdapat di Kabupaten Badung……………....

4.1.4.

51

Kelembagaan terkait instansi pertanian
di Kabupaten Badung………………………….…..

52

Alihfungsi lahan pada Kabupaten Badung………...

53

Kelembagaan dalam Subak Semat…………………………

54

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….

57

Karakteristik Responden……………………………………

57

Jenis kelamin……………………………………….

57

4.1.5.
4.2
V.

50

5.1

5.1.1.

xv

5.2

VI.

5.1.2.

Tingkat umur responden……………………………

57

5.1.3.

Tingkat pendidikan responden……………………..

58

5.1.4.

Pekerjaan responden……………………………….

58

Peran Aspek Kelembagaan Subak Semat………………….

59

5.2.1.

Regulasi pengendalian alihfungsi lahan…………..

59

5.2.2.

Aktivitas subak……………………………………

69

5.2.3.

Pelayanan dan fasilitasi subak…………………….

75

SIMPULAN DAN SARAN………………………………………

85

6.1

Simpulan………………………………………………….

85

6.2

Saran……………………………………………………...

85

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

86

LAMPIRAN……………………………………………………………….

89

xvi

DAFTAR TABEL
Nomor

Teks

1

Interpretasi Reliabelitas……………………………………

2

Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Data

Halaman
37

Peran Kelembagaan dalam Subak Sebagai Pengendali
Alihfungsi Lahan Pada Subak Semat………………………
3

Kategori Peran Kelembagaan Subak Sebagai Pengendali
Alihfungsi Lahan Pada Subak Semat………………………

4

9

50

Luas Lahan Subak Menurut Jenis Subak (Lahan Basah
Dan Lahan Kering) di Kabupaten Badung Tahun 2013…

8

49

Daftar Jumlah Subak di Kabupaten Badung
Tahun 2013……………………………………………..

7

49

Luas Lahan Pertanian Kabupaten Badung
Tahun 2013………………………………………………

6

47

Luas Lahan Pertanian Tiap Kabupaten/Kota Provinsi Bali
Tahun 2013……………………………………………….

5

41

50

Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis
Kelamin Tahun 2013…………………………………….

51

Data Alihfungsi Lahan Pada Kabupaten Badung……….

54

10 Status Keanggotaan Subak Semat
Tahun 2016………...……………………………………..

56

11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur
Di Subak Semat Tahun 2016……………………............

57

12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Subak Semat Tahun 2016……………………………..
xvii

58

13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Subak Semat Tahun 2016………………………….

59

14 Perlunya Larangan Alihfungsi Lahan pada Awig-awig
Subak Semat Tahun 2016…………………………….

61

15 Aktivitas Subak Semat Tahun 2016…………………..

70

16 Pelayanan dan Fasilitasi Subak Semat Tahun 2016….

78

xviii

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1

Teks
Hubungan Timbal Balik antar Komponen
Tri Hita Karana………………………………………….

2

Halaman

10

Kerangka Pemikiran Penelitian Peran Kelembagaan
Dalam Subak Sebagai Pengendali Alihfungsi Lahan
Pada Subak Semat………………………………………

xix

28

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Teks

Halaman

1

Kuesioner Penelitian………………………………………

89

2

Karakteristik Responden………………………………….

96

3

Rekapitulasi Data Indikator Regulasi…………………….

98

4

Rekapitulasi Data Indikator Aktivitas Subak…………….

99

5

Rekapitulasi Data Indikator
Pelayanan dan Fasilitasi Subak…………………………..

100

6

Rekapitulasi Data……………….……………………….

102

7

Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………

103

8

Dokumentasi…………………………………………….

104

xx

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Subak Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan (Kasus Subak Ayung Desa Buduk Kecamatan Mengwi dan Subak Sulangai Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung).

0 0 20

Keberlangsungan Kelembagaan di Subak yang Mengalami Alih Fungsi Lahan (Kasus Subak Padang Tegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar).

5 14 56

Perilaku Anggota Subak dalam Penggunaan Pupuk Organik pada Budidaya Tanaman Padi Sawah (Kasus di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung).

0 0 48

Perilaku Petani Anggota Subak terhadap Program Optimasi Lahan (OPLA) pada Budidaya Tanaman Padi (Kasus Subak Tegan,Kelurahan Kapal,Kecamatan Mengwi,Kabupaten Badung).

0 2 19

Perilaku Petani Anggota Subak Abian dalam Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kakao (Theobroma cacao) ( Kasus pada Subak Abian Sida Karya, Banjar Petang , Kecamatan Petang, Kabupaten Badung).

0 0 24

Strategi Pengembangan Subak Menjadi Lembaga Berorientasi Agribisnis di Kabupaten Badung (Kasus Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal).

1 8 38

Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Non-Pertanian (Kasus Subak Kerdung, Kecamatan Denpasar Selatan).

0 0 9

Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Non-Pertanian (Kasus Subak Kerdung, Kecamatan Denpasar Selatan).

0 4 12

Aktivitas Aspek Tradisional Religus Pada Irigasi Subak (Studi Kasus Pada Subak Piling Desa Biaung Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan).

0 12 35

Aktivitas Aspek Tradisional Religius Pada Irigasi Subak Studi Kasus Pada Subak Piling, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 0 7