Penerapan SRI dan Sistem Tanam Jajar Legowo pada Budidaya Padi Beras Merah di Subak Suala Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

PDF Compressor Pro

PDF Compressor Pro

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN
INDONESIA 2015
Peran PERTETA dalam Mendukung
Swasembada Pangan Nasional 2017
Makassar, 5-7 Agustus 2015
ISBN : 978-602-73478-0-9

Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015

Penerbit
Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin
bekerjasama dengan
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia

PDF Compressor Pro


Prosiding Seminar Nasional
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia 2015
ISBN : 978-602-73478-0-9
© 2015 Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015
Penyusun : Panitia Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015

Tim Penyunting :
Dr. Iqbal, STP,M.Si.
Muhammad Tahir Sapsal., STP. M.Si
Samsuar, STP, M.Si
Nursadrina, STP, M.Si

Penerbit :
Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin dan Perteta Cab.
Sulselbar
Kampus Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10,
Makassar 90245
Telp/fax . (0411) 586014
e-mail : nsaemakasar@gmail.com
website: http://tekpert.unhas.ac.id/


Buku ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta

ii |

PDF Compressor Pro

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah dilimpahkan
kepada kita semua sehingga kegiatan Seminar Nasional PERTETA 2015
dapat terselenggara. Seminar Nasional Teknik Pertanian merupakan
kegiatan rutin Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA) Indonesia.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wadah penyebarluasan informasi hasil
penelitian, ajang pertemuan ilmiah para peneliti, dan sarana tukar
informasi di kalangan penelitia dan masyarakat. Buku Prosiding ini
berisikan kumpulan makalah peserta seminar yang dipresentasikan pada
Seminar Nasional PERTETA 2015 di Makassar.
Kegiatan Seminar Nasional PERTETA 2015 yang diselenggarakan di
kampus Universitas Hasanuddin Makassar mengangkat tema Peran
PERTETA Dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional 2017 .

Tema ini sangat relevan dengan program pemerintah Republik Indonesia
dalam upayanya untuk berswasembada pangan di tahun 2017.
Seminar Nasional PERTETA 2015 diikuti oleh peserta dari kalangan
peneliti, akademisi, praktisi, pengambil kebijakan, dan mahasiswa yang
berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Semoga hasil penelitian yang
dipresentasikan pada seminar ini dapat memberikan kontribusi terhadap
kemajuan bidang pertanian guna mewujudkan swasembada pangan
nasional pada tahun 2017. Semoga Seminar Nasional PERTETA 2015 di
Makassar dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar, 5 Oktober 2015
Panitia Semnas PERTETA 2015

iii |

PDF Compressor Pro

Daftar Isi
Halaman Judul
Halaman Hak Cipta
Kata Pengantar

Daftar Isi

i
ii
iii
iv

Makalah Seminar Nasional PERTETA Makassar 2015
ALAT DAN MESIN PERTANIAN (AMP)
Kinerja Pengering Pati Sagu Model Agitated Fluidized Bed Bertenaga Listrik Dan
Biomassa
(Abadi Jading,.,et al)

1

Pengembangan Mesin Pengupas Kopi Dengan Adjustable Clearence Dan Specifik
Groove Silinder Pengupas Di Desa Kelaisi, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur
(Arustiarso, Puji Wdodo , dan Atika Hamaisa)

6


Implementasi Total Productive Maintenance Untuk Analisis Efektifitas Mesin
Tebu Pada Pg Jatitujuh, Majalengka
(Wahyunanto A. Nugroho, Bambang D. Argo2 dan Agus Jiwantoro)

Penggiling
12

Penentuan Kedalaman Bajak Lorong Pada Pembuatan Saluran Pengatus Dangkal
Di Lahan Sawah
(Bambang Purwantana,.,et al )

22

Karekteristik Pengeringan Krosok Edamane (Glycine Max (L) Merril)Dalam
Pengering Tipe Bak Skala Produksi Dengan Bahan Bakar Kayu
(Edy Suharyanto dan Lutfi Anggi Trihidayat)

Mesin
33


Rancang Bangun Reaktor Ultrasonik Untuk Produksi Pupuk Cair Berukuran Nano
(Yusron Sugiarto, Aginta Friska, Reinhardt A.)
Pengukuran Antropometri
Tubuh Manusia
Golden Ratio
(Indah Widanarti dan Yosefina Mangera)
Rancangan Penyimpanan Produk Hortikultura
Terkontrol
(Kartika ,Sandra Malin Sutan , dan Sadam Febrianto)

Dengan

Mempergunakan

48
Metode
56

Segar


Dengan

Suhu

Dan

Rh
63

Torsi Pemotongan Tunggul Tebu Pada Berbagai Sudut Kemiringan Pisau Piring
Tipe Coak Dan Tipe Rata
(Lisyanto)
Modifikasi Dan Kinerja Mesin Pengupas Kulit Bawang Tipe Vakum-Pneumatik
(M
Ade M. Kramadibrata, Totok Herwanto, Ardhany Prima

76

Darwin)

83

Pengembangan
Desain
Penepung
Bola
Untuk
Penepungan
Porang
(Amorphophallus Muelleri Blume)
(Mochamad Bagus Hermanto, Simon Bambang Widjanarko, Wahyono Suprapto, Agus Suryanto)

92

Mesin Pemilah (Grader) Buah-Buahan Dan Umbi-Umbian Berdasarkan Berat
(Sandra Malin Sutan dan Kartika)

101

iv |


PDF Compressor Pro

Uji Kinerja Bajak Piring Pada Lahan Tadah Hujan
(Muhammad Zainal Arifin, Iqbal , Suhardi)

114

Rancangan Alat Panen Dengan Pemungut GabahSistem Sedot Mekanis
(Zaimar, Reta dan Muhammad Fitri)

122

Pengaruh Bahan Organik
Tebu Pada Lahan Kering
(Iqbal )

Terhadap

Pemadatan


Tanah

Dan

Produksi

Tanaman
133

Kinerja Hasil Modifikasi Prototipe Mesin Ekstraksi Pati Sagu
Bertenaga Motor Bakar
(Wilson Palelingan Aman, Darma, P. Istalaksana, S.M. Sho Imah)
Rancangan Alat Tanam Benih Kacang
Insektisida Granuler
(Rahmat Ahmad, Iqbal , Abdul Waris)

Kedelai

Yang


Tipe Rotary Blade
143

Terintegrasi

Dengan
155

Uji Kinerja Mesin Pengering Benih Edamame (Grycine Max (L) Merril) Tipe Bed Skala Produksi
Dengan Bahan Bakar Kayu
(Edy Suharyanto)

163

Pemrogramaman Otomasi Sistim KemudiUntuk Traktor 4 Roda
(Muhammad Sjahrul Annas)

174

Disain Tungku Biomasa
Penggilingan Padi Kecil
(Rokhani Hasbullah., et. al)

Untuk

PengolahanBeras

Pratanak

Terintegrasi

Dengan
184

Modifikasi
Mesin
Penghancur
Sisa
TanamanUntuk
Kelapa Sawit
(Tri Tunggal, Tamaria Panggabean , dan Hilda Agustina)

Menghancurkan

Pelepah
195

Rancang Bangun Sistem Trek Metal Untuk Transporter Tbs Sawit Fastrex CT02
(Desrial dan Ruli Adi Setiawan)
Pengembangan Reaktor Biodiesel Dengan Sistem Elektrokoagulasi
Pemisahan Biodiesel Dengan Gliserol
(Sri Markumningsih, Bambang Purwantana, Mradipta Nindya Tama)

203
Pada

Proses
213

Modifikasi Unit Pengumpan Untuk Mesin Grading Tomat 3 Jalur
(Totok Herwanto, Muhammad Saukat , Tantan Hadiansyah)

225

PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN (PPHP)
Pengaruh Suhu Udara Inlet Dan Konsentrasi Maltodekstrin
Bubuk Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dengan Spray Dryer
(Joko Nugroho W.K., Dewi Kusumaningrum, Nursigit Bintoro)

Terhadapsifat

Pengaruh Lama Pengenaan Dan Frekuensi Pada
Menggunakan Pef Tipe Kontinyu
(Dina Wahyu Indriani, Utami Ardini, Sumardi Hadi Sumarlan)

Kambing

Pengolahan Serat Batang Tembakau
Penanggulangan Limbah Batang Tembakau
(Dimas Firmanda Al Riza., et. al)

Sebagai

Susu

Soundproofing

Pengaruh Degreening Terhadap Perubahan Warna Kulit Jeruk Siam Jember
(Nurfitri Ramadhani, Y. Aris Purwanto, dan Roedhy Poerwanto)

Fisik
239

Etawah
254

Material:

Alternatif
262

268

v|

PDF Compressor Pro

PembuatanBumbu Bubuk Kari Dari Daging Dan Kulit Biji Buah Kluwak
(Mulyati M Tahir, Andi MariskaUfti)

280

Studi Disain Kemasan Dan Pendugaan Waktu Kadaluwarsa Produk Abon Ikan Menggunakan
Pendekatan Accelerated Storage Studies
(Rindam Latief)

291

Model MatematikaPerubahan Kadar Air Pasta Ubijalar Dalam Pengeringan
Drum Dryer Bermedia Air Panas
(Devi Yuni Susanti, Joko Nugroho Wahyu Karyadi and Pristyaningtyas Leonita)

298

Pemetaan Profil Lemak, Polifenol
(Theobroma Cacao. L) Di Sulawesi Barat
(Jumriah Langkong., et. al)

309

Dan

Asam

Lemak

Dari

Biji

Karakteristik
Mekanik
Plastik
Biodegradable
Berbahan
(Marantha Arundinacea L) Menggunakan Gliserol
(Musthofa Lutfi, Sumardi Hadi Sumarlan, Wartiwan, Masruroh)

Ubi

Kajian
Suhu
Ekstraksi
(Capsicum Annum L.)
(Sarifah Nurjanah., et. al)

Cabai

Pada

Proses

Pembuatan

Kakao

Garut
318

Oleoresin

Merah
326

Karakterisasi Ekstrak Etanolik Daun Sirih Merah (Piper Crocatum)
(Shinta Rosalia Dewi., et. al)
Studi Karakteristik Pengeringan Vakum
Dengan Pra-Perlakuan Dehidrasi Osmosis
(Rini Yulianingsih dan Supriyono)

Buah

Belimbing

338
(Averrhoa

Carambola

L.)
348

Uji Organoleptik Produk Ekstrak Keringmarkisahasil Pengeringan Beku
(Ansar)
Analisis Laju Perubahan Kadar Air Irisan Buah Nanas
Osmotik
(A. Wulandari, Hanim Z. Amanah, Joko Nugroho)

356

Pada

Proses

Dehidrasi
362

Karakteristik Pengeringan Biji Kopi Menggunakan Rotary Dryer
(Hanim Z. Amanah, Pandu Y. Prawira, Sri Rahayoe)

377

Inovasi Olahan Pangan Kesehatan Berbasis Ikan Gabus (Channa Striata)(Review)
(Abu Bakar Tawali)

389

Pengaruh Penyimpanan Benih Sistem HermetisTerhadap
Tingkat Serangan HamaDi Lahan Pasang Surut
(Budi Raharjo., et. al)

Daya

Kecambah

Dan
395

Produksi
Sirop
Glukosa
Dari
Tapioka
Secara
Semi
Kontinyu
Imobilisasi Enzim Amiloglukooksidase Dan Pullulanase Pada Matriks Zeolit
(Amran Laga., et. al)

Dengan

Pengaruh
Kondisi
Proses
Menggunakan Pemanas Ohmik
(Supratomo dan Salengke)

Dengan

Ekstraksi

Karaginan

Analog Bakso Sehat Dari Protein Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L)
(H. Jalil Genisa)

vi |

Dihasilkan

402

411
419

PDF Compressor Pro

Kajian Sederhana Populasi Bakteri Asam Laktat Selama Fermentasi Cabe Secara
Spontan
(Maryati Bilang)

431

Uji Kimia Dan Kestabilan Isoflavon Susu Kedelai Bubuk Yang Diproses Dengan Pengeringan
Beku Dan Vakum
(Zainal, Wildan Erfandi Rahman, dan Salengke)

442

Analisa Mutu Biji Kopi Arabika Malakaji Berbasis Teknologi Ohmic
(Reta)

453

Pengaruh Jenis Adsorben Dan Waktu Perendaman
Bioetanol
(I Wayan Arnata dan I Wayan Gede Sedana Yoga)

Pada

Proses

Pemurnian
457

Kajian Fitokimia PadaMinyak Biji Carica Dieng (Carica Candamarcensis Hok) Sebagai Alteranif
Minyak Makan
(Dewi Larasati)

465

Pengaruh
Lama
Pengeringan
Komponen Minyak Daun Salam
(Ery Pratiwi)

471

Daun

Salam

Terhadap

Rendemen

Dan

Pembuatan Keju Dan YogurtDari Susu Sapi Afkir Menggunakan Bakteri Indigenous
(Wiludjeng Trisasiwi., et. al)

476

SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (SAL)
Analisis Korelasi Antara Suhu Permukaan Laut Dan Indeks Osilasi Selatan
Dengan Curah Hujan Musiman Di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta
(Putu Sudira, Bayu Dwi Apri Nugroho, Ahmad Denim)

482

Pengembangan Modul
Menggunakan Swat
(Asep Sapei., et. al)

498

Padi

Sawah

Untuk

Analisis

Hasil

Air

(Water

Yield)

Konservasi Tanah Dengan Sawah BerpetakDi Lahan Rawa Lebak
(Edward Saleh dan M. Umar Harun)
Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan
Kejadian Erosi
(Estri Pamungkasih., et.al)
Penerapan Gasifikasi Tandan
(Theobroma Cacao L.)
(Bambang Purwantana., et.al)

(Artificial

Kosong

Neural

Network)

508
Untuk

Memprediksi
514

Kelapa

Sawit

Untuk

Pengeringan

Kakao
527

Pengembangan Telemetri Ketinggian Permukaan Air Pada Sungai Ta deang Kab. Maros
(Suki Mariadi, Iqbal, Muhammad Tahir Sapsal)

540

Sistem Telemetri Pemantau Kualitas Air Tambak
(Ariesman, Ahmad Munir dan Sitti Nur Faridah)

553

Konsep Modernisasi Irigasi Indonesia
(Sigit Supadmo Arif., et.al)

563

vii |

PDF Compressor Pro

Sensoram
Inovasi
Electrical Conductivity
Lahan Pantai
(Fathi A Rizqi., et.al)

Sensor
Kadar
Garam
Di
Udara
Dengan
Metode
Untuk
Early Warning Irrigation System Pada
Pertanian
580

Inovasi Sosial Pada Kegiatan Operasi DanPemeliharaan
Gerakan Irigasi BersihDi Bantul, DIY
(Dede Sulaeman, Sigit Supadmo Arif dan Sudarmadji)

Irigasi:

Studi

Kasus
589

Strategi Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Sebagai Dampak Deforestasi Dan Degradasi
Lahan Di Bantul (Studi Kasus Desa Selopamioro)
(Rizki Maftukhah, Sigit Supadmo A, dan Murtiningrum)

602

Pra-Pengolahan Air Baku Dengan Proses Biofiltrasi
Organik Dan Amonium Dalam Air Baku
(Suprihatin, Muhammad Syifa, dan Mohamad Yani)

611

Untuk

Penyisihan

Bahan

Studi Tentang Pemisahan Aliran Dasar: Perbandingan Metode Grafis Dan Filter
(Indarto., et. al)
Penentuan
StrategiPelaksanaan
Balanced Scorecard
(Murtiningrum., et.al)

Pengelolaan

IrigasiDengan

622

Metode

SWOT
640

Efisiensi Penyisihan Logam Berat Merkuri (Hg)
Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Pada Aliran Kontinu
(Rusnam, Efrizal dan Suarni)

Menggunakan

Tanaman
650

Sebaran Dan Frekuensi KemunculanBurung Elang Sulawesi (Spizaetus (Nisaetus) Lanceolatus)Di
Hutan Pendidikan Unhas
(Amran Achmad., et.al)

661

Sudut Horizontal Sudu-Sudu Terhadap Arah Aliran Air Pada Kincir Air Irigasi
(Mohammad Agita Tjandra dan Meza Eka Putri)

669

Aplikasi Irigasi Tetes Pada Tanaman Holtikultura
(Sitti Nur Faridah)

676

Kajian Fluktuasi Debit Sungai Akibat
Model Mwswat Pada Das Citarum Hulu
(Nora H. Pandjaitan., et.al)

Perubahan

Penggunaan

Lahan

Dengan
682

Studi Potensi Pemanenan Air HujanDi Kampus Unpad Kawasan Jatinangor
(Sophia Dwiratna NP., et.al)
Residu Pestisida
Tenggara
(Suprapti)

Jenis

Paraquat

Dalam

Biji

KakaoAsalsulawesi

697
Barat

Dan

Pola Penyebaran Panas Air LimbahPLTU Nii Tanasa, Kendari
(Totok Prawitosari)

708
717

BUDIDAYA PERTANIAN (BP)
Penerapan Sri Dan Sistem
Tanam
Jajar Legowo Pada Budidaya Padi Beras
Merah Di Subak Suala, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali
(Sumiyati., et.al)

viii
|

727

PDF Compressor Pro

Kajian Mutu Dan Keamanan Produk Sayuran Segar Di Sumatera Selatan
(Renny Utami Somantri, Budi Raharjo dan Syahri)

736

Overview: Residu Pestisida Pada Buah Cabai Akibat Penggunaan Pestisida
Yang Kurang Tepat (Kasus: Desa Tanjung Baru Kec. Indralaya Utara Kab.
Ogan Ilir, Sumatera Selatan)
(Syahri, Budi Raharjo dan Sri Harnanik)

748

Penerapan Aeroponik Dan Floating Hydroponic System Pada Budidaya Baby
Kailan Dengan Variasi Electric Conductivity (Ec)
(Eni Sumarni, Ardiansyah, Krissandi Wijaya)

761

Pendugaan Hasil Panen Padi MenggunakanAnalisis Image Processing
(Made Anom Sutrisna Wijaya, Made Arya Bhaskara Putra, I dan Yohanes Setiyo)

769

Economic Study On Rice ProductionIn Vietnam And Indonesia
(Takeo Matsubara)

783

Kajian Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah
Mikro Di Rumah Kaca
(Edy Suryadi , Chay asdak , Rosi Siti Nurjanah)
Prediksi
Cuaca
Menggunakan
Model
Backpropagation Di Kabupaten Maros
(Ainun Ayu Lestari, Ahmad Munir, Suhardi)

(Amaranthus

Dan

Tricolor)

Iklim
795

Jaringan

Syaraf

Tiruan

Algoritma
806

Modifikasi Program Pengolahan Citra Untuk Identifikasi Tingkat Kenyamanan Anak Ayam
(M. Muhaemin., et.al)
Analisis Kesetimbangan Energi Pada Rumah
Menggunakan Sistem Pendinginan Pengabutan
(Handarto., et.al)
Prediksi Dan Simulasi Perubahan IklimPada
SawitMenggunakan Model Jaringan Syaraf Tiruan
(Hermantoro , Slamet Suptayogi dan Ari Astuti)

Kaca

Berventilasi

Alami

819
Yang
826

Produktivitas

Perkebunan

Kelapa
834

ENERGI ALTERNATIF DAN TERBARUKAN (EAT)
Pemisahan Fosfolipid Dari Minyak Jagung
Sebagai
Menggunakan Membran Ultrafiltrasi
(Yusuf Wibisono, Richard Q. Chu, Tsair Wang Chung)

Bahan

Baku

Biodisel
840

Uji Kinerja Reaktor Gasifikasi Sekam Tipe Down Draft
(Siswoyo Soekarno danTasliman)

847

Daya Tahan berbagai Bentuk Formulasi Pellet sebagai supplemen predator Coccinella sp.
untuk Pengendalian Hama Wereng Padi
(Nurariaty Agus., et.al)

853

Pengembangan Dan Uji Performansi Alat Pemarut Sagu Tipe Silinder Bertenaga Motor Bakar
(Darma dan Budhi Triyanto)

858

Aktivitas Polyphenol Oxidase (Ppo) Pada Sayuran Golongan Brassica Dari Indonesia
(Andi Nur Faidah Rahman,Jumriah Langkong, Februadi Bastian)

870

Rancang Bangun Alat Pengupas Pokem Untuk Meningkatkan Produksi Pokem Di Papua
(Paulus Payung, Abadi Jading, Elohansen Padang)

879

ix |

PDF Compressor Pro

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

BP-01
PENERAPANSRI DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
PADA BUDIDAYA PADI BERAS MERAH DI SUBAK SUALA,
DESA PITERA, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN
TABANAN, BALI
Sumiyati1, Wayan Windia2, I Wayan Tika1, I Putu Gede Budisanjaya1
1

Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali
2
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali
Email: sumiyatiftpunud@gmail.com

ABSTRAK
Padi beras merah merupakan salah satu varietas padi lokal yang pada umumnya dibudidayakan
pada dataran tinggi. Beras merah saat ini mulai populer sebagai makanan fungsional karena
memiliki khasiat bagi kesehatan. Untuk mengembangkan potensi padi beras merah sebagai
varietas lokal yang diunggulkan, maka perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan produksi.
Penerapan sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
peningkatan produktivitas padi beras merah. Penelitian dilaksanakan di Subak Suala, Desa Pitera,
Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, terdiri dari 5 (lima) perlakuan, yaitu: K0 (Kontrol,
perlakuan budidaya sesuai dengan kebiasaan petani setempat), K1 (Penerapan sistem tanam jajar
legowo 4:1 sisip), K2 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 4:1 tanpa sisip), K3 (Penerapan
sistem tanam jajar legowo 6:1 sisip), dan K4 (Penerapan sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa
sisip). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 15 unit percobaan.Hasil
penelitian menunjukkan perlakuan K5yaitu metode SRI kombinasi sistem tanam jajar legowo 6:1
tanpa sisip menghasilkan produksi paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
yaitu sebesar 7,48 ton/ha.
Kata kunci: padi beras merah, jajar legowo, subak

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki beragam varietas beras lokal, salah satunya adalah
varietas beras merah. Beras merah memiliki nutrisi yang lebih dibandingkan beras
putih. merupakan sumber bahan pangan fungsional. Makanan fungsional adalah
bahan makanan alami atau mengalami proses pengolahan mengandung satu atau
lebih komponen pembentuk, yang mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu
dan bermanfaat bagi kesehatan (Widjayanti, 2004). Beras merah mengandung
vitamin B kompleks yang cukup tinggi, asam lemak esensial, serat maupun zat
warna anthocyanin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Lomboan, 2002)
dalam Indrasari dan Adnyana (2007). Berdasarkan penelitian oleh Windia dkk
(2012), beras merah cendana di kawasan Catur Angga Batukaru, Tabanan, Bali
memiliki kandungan karbohidrat 78,715%, kadar protein 6,665%, kadar lemak
2,68%, kandungan serat 0,355%, serta kadar antioksidan 442 ppm GAEAC.
Saat ini pemerintah sedang mencanangkan program untuk mencapai
swasembada pangan dengan upayakhusus percepatan swasembada padi, jagung,
dan kedelai (UPSUS PAJALE). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas budidaya padi pada sistem subak adalah dengan
menerapkan metode system of rice intensification (SRI) dan sistem tanam jajar
legowo. Sistem tanam jajar legowo adalah salah satu teknik penataanpopulasi
tanaman padi dalam satuan luas lahan tertentu,dimana diantara dua atau beberapa
kelompok baris tanamterdapat lorong kosong yang lebih lebar dan memanjang

727 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

sejajar dengan barisan tanaman paditersebut (Anonimus, 2013). Dengan
mengkombinasikan metode tanam SRI dengan sistem tanam jajar legowo,
diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman padi dan miningkatkan produktivitasnya.
METODE
Penelitian dilaksanakan di Subak Suala, Desa Pitera, Kecamatan Penebel,
Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
satu faktor dengan enam jenis perlakuan. Faktor teknik budidaya yang terdiri dari
enam perlakuan, yaitu:K0 (Kontrol, perlakuan budidaya kovensional sesuai
dengan kebiasaan petani setempat), K1 (Penerapan metode SRI), K2 (Penerapan
metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 sisip),
K3 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar
legowo 4:1 tanpa sisip), K4 (Penerapan metode SRI yang dikombinasikan dengan
sistem tanam jajar legowo 6:1 sisip), dan K5 (Penerapan metode SRI yang
dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 6:1 tanpa sisip). Masingmasing perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat delapan belas unit
percobaan.
Variabel Pengamatan pada penelitian ini meliputi: Panjang Malai, Jumlah
Biji GabahPer Malai, Berat Biji Gabah Per Rumpun, Bobot 1000 Bulir Gabah,
Persentase Gabah Isi (Bernas), dan Produksi per Satuan Luas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Padi beras merah merupakan padi dengan umur 125 hari setelah tanam
dengan umur bibit pada saat ditransplantasikan adalah 25 hari. Penerapan SRI dan
sistem tanam jajar legowo dilakukan dengan mentransplantasikan bibit dengan
umur 15-18 hari. Bibit ditanam 1-2 per lubang dengan jarak tanam 30 cm pada
perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5. Pada kontrol, transplantasi dilakukan saat bibit
berusia (20-25) hari. Bibit ditanam 4-5 per lubang, dengan jarak tanam 28 cm.
Penanaman bibit padi pada metode SRI biasanya adalah bibit muda yang berusia
kurang dari 12 hari setelah semai (hss). Namun dalam aplikasi SRI pada budidaya
beras merah, transplantasi belum dapat dilakukan pada bibit dengan umur kurang
dari 12 hss, karena bibit masih sangat rapuh untuk dicabut dan dipindahkan. Hal
tersebut karena padi beras merah merupakan padi dengan umur yang lebih
panjang daripada padi varietas unggul.
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan dua metode pemberian air irigasi
yaitu secara macak-macak pada perlakuan SRI dan sistem tanam jajar legowo.
Sedangkan pada kontrol pemberian air dilakukan dengan memberikan genangan.
Pemberantasan gulma dilakukan dengan cara manual (mejukut). Pupuk yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk kompos dan pupuk anorganik. Pupuk
anorganik yang digunakan yaitu pupuk urea, pupuk ponska, terbon 95 EC dengan
dosis 1-1,5 kg/are atau 1/3 dari pemakaian petani pada umumnya pada lokasi
penelitian. Penggunaan pupuk anorganik dengan dosis rendah tersebut masih
dilakukan, untuk menjaga produktivitas dalam proses pengalihan sistem pertanian
anorganik ke arah sistem pertanian organik yang dilakukan secara bertahap.
Beras merah dipanen menggunakan alat tradisional yaitu ani-ani (bahasa
Bali: anggapan). Ani-ani digunakan untuk memotong pada malai beras merah

728 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

Panjang Malai (cm)

kemudian rumpun pa
padi yang telah dipanen dikumpulkan untuk
uk se
selanjutnya padi
dirontokan dengann me
menggunakan mesin perontok biji padi.
Panjang Malai
Malai adalahh bun
bunga padi (spikelet) dan keluar dari buku ya
yang paling atas.
Bulir-bulir padi terle
rletak pada pada cabang pertama dan kedua serta sumbu
utamanya adalah ruas
uas buku yang terakhir pada batang. Panjang m
malai tergantung
pada varietas yang dit
ditanam. Panjang malai dapat dibedakan menja
njadi tiga macam,
yaitu malai pendekk kur
kurang dari 20 cm, malai sedang 20-30 cm da
dan malai panjang
lebih dari 30 cm, jum
umlah cabang berkisar 15-20 buah yang terenda
endah dari 7 buah
cabang dan yang terba
rbanyak mencapai 30 buah cabang (Hasanah,
h, 2007
2007). Pengaruh
aplikasi metode SRIda
Idan sistem tanam jajar legowo pada varietass pa
padi beras merah
terhadap panjang mala
alai pada masing-masing perlakuan disajikann pa
pada Gambar 1.
28.00

26.13

26.92

27.63

27.54

27.21

27.32

23.00
18.00
13.00
8.00
K
K0

K1

K2

K3

K4

K5

Perlakuan

Gambar 1. G
Grafik nilai rata-rata panjang malai tiap perla
rlakuan
Gambar 1. menunj
enunjukkan bahwa perlakuan K3 menghasilkan
kan rata-rata malai
yang lebih panjang da
dari perlakuan lain yang diterapkan dalam pe
penelitian ini. Hal
dikarenakan perlakua
kuan K3 memiliki lebih banyak lorong le
legowo sehingga
memudahkan tanaman
an dalam memperoleh hara mineral dan cahay
haya matahari. Hal
ini mempengaruhi pa
panjang malai tersebut. Hal tersebut sesuai de
dengan pernyatan
dari Abdullah (2000)
2000) yang menyatakan makin banyak lorong yan
ang terdapat pada
sistem tanam jajar leg
legowo mengakibatkan intensitas cahaya mataha
tahari yang sampai
ke permukaan daun
un lebih banyak terutama pada pinggir lor
lorong sehingga
meningkatkan efisiensi
ensi fotosintesis pada tanaman.
menghasilkan rata-rata malai yang lebih pende
Perlakuan K0 m
pendek dikarenakan
tidak adanya lorongg llegowo dan menggunakan jarak tanam sesua
suai kebiasan para
ng lebih rapat dan tidak memiliki lorong le
legowo. Menurut
petani setempat yang
tanam yang optimum akan memberikan pertum
Sohel (2009), jarakk ta
rtumbuhan bagian
atas tanaman dann pertumbuhan bagian akar yang baikk se
sehingga dapat
bih banyak cahaya matahari serta memanfaatka
memanfaatkan lebih
tkan lebih banyak
iknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan
unsur hara. Sebalikn
an mengakibatkan
si aantar tanaman yang sangat hebat dalam hall ccahaya matahari,
terjadinya kompetisi
ra. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terham
air, dan unsur hara.
hambat dan hasil
tanaman rendah.
Jumlah Biji Gabah Per Malai
akan butiran padi yang terdapat pada tangkai
Gabah merupaka
kai malai tanaman
anenan. Buah padi terbentuk setelah mengalam
setelah proses peman
lami penyerbukan
uah padi ini tertutup oleh lemma dan palae ya
dan pembuahan. Buah
yang membentuk
pis yyang terdapat pada malai (Abdurrachman,
kulit gabah perlapis
n, 2013
2013). Pengaruh
729 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

aplikasi metode SRI dann sistem tanam jajar legowo pada varietass pa
padi beras
merah terhadap jumlahh bi
biji gabah per malai pada masing-masingg perlakuan
disajikan pada Gambar 2.
207

Jumlah Biji (butir)

220
200

210

202

200

189
177

180
160
140
120
100
K0

K1

K2

K3

K4

K5

Perlakuan

Gambar 2. Grafik nilai
ai rrata-rata jumlah biji gabah per malai tiapp perl
perlakuan.
Gambar 2, menunjukka
ukkan perlakuan K3 menghasilkan rata-rata jum
jumlah biji
gabah per malai yang ya
yang paling banyak dari semua perlakuan.
an. Menurut
Aribawa (2012), jumlah but
butir padi per malai merupakan salah satuu ko
komponen
hasil yang berpengaruh ter
terhadap hasil padi. Umumnya jumlah butir
ir per malai
berkolerasi positif dengann pa
panjang malai. Semakin panjang malai yangg terbentuk,
semakin banyak peluangg jum
jumlah bulir yang dapat ditampung oleh mala
alai. Hal ini
terjadi pada perlakuan K33 dimana K3 memiliki rata-rata malai yangg tterpanjang
dan menghasilkan jumlah
ah biji gabah per malai yang terbanyak. Li
Lin (2009),
menyatakan jarak tanam ya
yang lebar serta semakin banyak lorong legow
egowo dapat
ngkapan cahaya oleh tanaman dan dapat meni
eningkatkan
memperbaiki total penangka
hasil biji.
ghasilkan rata-rata jumlah biji gabah malaii yyang lebih
Perlakuan K0 mengha
Hal ini dikarenakan tidak adanya lorong leg
legowo dan
rendah yaitu 177 butir. H
nam sesuai kebiasan para petani setempat ya
yaitu sistem
menggunakan sistem tanam
dak memiliki lorong legowo. Hal tersebut sesua
suai dengan
tanam yang rapat dan tidak
mengatakan bahwa jenis padi Javanica dann pa
padi beras
pernyataan Wu (1999), me
sesuai untuk
merah memiliki senyawaa aalelo kimia yang tinggi sehingga tidak sesua
di pada perlakuan K0 yang tidak memiliki lorong
orong legowo
tanam rapat. Hal ini terjadi
pat yang menghasilkan jumlah biji gabah terrend
rendah.
serta jarak tanam yang rapat
enunjukkan bahwa, dengan teknik budidaya yan
ang berbeda
Dari uji statistik menunj
lakuan tidak berpengaruh nyata terhadap rata-ra
-rata jumlah
pada masing-masing perlakua
masing-masing perlakuan.
biji gabah per malai dari ma
rat Gabah Per Rumpun
Berat
metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas
Pengaruh aplikasi me
berat gabah per rumpun disajikan pada Gambbar 3.
padi beras merah terhadapp be

730 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

Berat Gabah Per Rumpun
(g)

83
83.63

85

79.71

80.82

76.92

78
71

73.05
68.19

64
57
50
K0

K1

K2

K3

K4

K55

Gambar 3. G
Grafik nilai Perlakuan
rata-rata berat biji gabah per rum
umpun.
Gambar 3, menunj
enunjukkan berat bulir perlakuan K0 menghasi
asilkan berat bulir
sebesar 68,19 gram,, pe
perlakuan K1 menghasilkan berat bulir sebe
besar 73,05 gram,
menghasilkan beratt bul
bulir sebesar 79,71 gram, perlakuan K4 men
enghasilkan berat
bulir sebesar 80,82 gr
gram dan perlakuan K5 mengasilkan berat bul
bulir sebesar 83,63
gram.
Berat gabah sua
suatu biji sangat penting karena erat hubungann
nnya dengan besar
hasil. Menurut Masda
Masdar (2005), penggunaan jarak tanam 30cm
m x 30cm nyata
rak tanam 20cm x
meningkatkan hasill ddan komponen hasil padi dibandingkan jarak
25cm. Hal ini terjadi pada perlakuan K5 karena
rena menghasilkan
20cm dan 25cm x 25c
tinggi dari setiap perlakuan.
berat butir yang tertingg
ataan Sohel (2009), jarak tanam yang terl
erlalu rapat akan
Sesuai pernyata
hebat dalam hal
jadinya kompetisi antar tanaman yang sangatt he
mengakibatkan terjadi
nya, pertumbuhan
memperoleh cahayaa matahari, air, dan unsur hara. Akibatnya
yang terjadi pada
tanaman terhambatt ddan hasil tanaman rendah. Hal ini seperti ya
memiliki berat gabah per rumpun yang pal
paling rendah dari
perlakuan K0 yangg m
jarak tanam yang
nnya karena tidak adanya lorong legowo dann ja
perlakuan yang lainny
stik penelitian pengaruh aplikasi metode SRI da
dan sistem tanam
rapat. Secara statistik
dap varietas padi beras merah berpengaruh nyat
yata pada variabel
jajar legowo terhadap
pun.
berat gabah per rumpun.
SD pada variabel berat gabah per rumpun.
Tabel 1. Hasil uji LSD
Perlakuan

Rerata

K0
68,19 c
K1
73,05 b
K2
76,92 b
K3
79,71 b
K4
80,82 a
K5
83,63 a
nunjukkan nilai yang
yang sama di belakang nilai rata-rata menunjukk
Keterangan: Huruf ya
(P>0,05).
tidak berbeda nyata (P

731 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

Bobot
obot 1000 Butir Gabah
Pengaruh aplikasi me
metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas
padi beras merah terhadapp bobot 1000 butir gabah disajikan pada Gamba
bar 4.

35.28

Bobot 1000 Butir Gabah
(g)

40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00

28.7
8.77

K0

35.92
32.74

30.39

K1

K2
K3
Perlakuan

K4

33.477

K5

Gambar 4.. Gra
Grafik nilai rata-rata bobot 1000 butir gabah
Gambar 4, menunjukka
nunjukkan perlakuan K0 menghasilkan bobot 1000 butir
gabah yang paling rendah.
ah. Hal ini dikarenakan perlakuan K0 tidak
dak memiliki
lorong legowo dan jarak
ak tanam yang rapat sehingga persaingann perakaran
tanaman dalam penyerapan
an air dan hara berlangsung intensif. Hal tersebut
sebut sejalan
dengan pendapat Wu (1999
999), yang menyatakan bahwa jenis padi Java
avanica dan
padi beras merah memiliki
ki senyawa alelo kimia yang tinggi sehingga tida
tidak sesuai
untuk tanam rapat.
Ada kecendrungann ba
bahwa semakin banyak populasi tanaman maaka jumlah
gabah juga semakin mening
ningkat. Hal ini disebabkan makin banyak lor
lorong yang
terdapat pada sistem tana
anam jajar legowo mengakibatkan intensita
nsitas cahaya
matahari yang sampai kee pe
permukaan daun lebih banyak terutama pad
pada pinggir
lorong sehingga meningka
katkan efisiensi fotosintesis pada tanamann ((Abdullah,
2000). Tanaman yang me
mendapat efek samping, menjadikan tanama
man mampu
memanfaatkan faktor-faktor
tor tumbuh yang tersedia seperti cahaya mataha
ahari, air dan
CO2 dengan lebih baikk unt
untuk pertumbuhan dan pembentukan hasi
hasil, karena
kompetisi yang terjadi rela
relatif kecil (Haryadi, 1979). Selanjutnya Fag
agi dan De
Datta (1981) serta Darwis
is ((1982), menyatakan bahwa laju serapan hara oleh akar
tanaman cenderung mening
ingkat dengan meningkatnya intensitas cahaya
ya matahari.
Hal ini terlihat pada perlakua
akuan K3 yang memiliki berat 1000 butir gabah
bah tertinggi
diantara perlakuan yang lain.
Perse
rsentase Gabah Isi Basis Berat
Pengaruh aplikasi me
metode SRI dan sistem tanam jajar legowo pada varietas
padi beras merah terhadapp pe
persentase gabah isi basis berat disajikan pad
pada Gambar
5.

Gabah Isi Basis Berat
(%)

90
79.2
9.27

81.60

83.12

84.23

86.72

88.96
.96

80
70

Gambar 5. Grafik
ik ni
nilai rata-rata persentase gabah isi basis bera
rat.
60
50
K00

732 | P a g e

K1

K2

K3

Perlakuan

K4

K5

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

Gambar 5 menunj
enunjukkan perlakuan K5 menghasilkan perse
rsentase gabah isi
basis berat tertinggi
ggi yaitu 88,96 %. Sedangkan perlakuan K0 menghasilkan
persentase gabah isi
si ba
basis berat yang terrendah yaitu 79,27 %.
Persentase Gabah Isi Basis Jumlah
Pengaruh aplika
ikasi metode SRI dan sistem tanam jajar legow
owo pada varietas
padi beras merah te
terhadap persentase gabah isi basis jumlah
ah disajikan pada
Gambar 6.
90.00

Gabah Isi Basis Jumlah
(%)

83.14

83.06

82.41

80.05

85.14

86.04

80.00
70.00
60.00
50.00
K0

K1

K2

K3

K4

K5

Perlakuan

Gambar 6.. Gr
Grafik nilai rata-rata persentase gabah isi basis
sis jjumlah.

Produksi (ton/ha)

Gambar 6, menunj
enunjukkan perbedaan rata-rata persentase gaba
gabah bernas basis
jumlah dari masingng-masing perlakuan. Perlakuan K5 mengha
hasilkan rata-rata
persentase gabah berna
bernas basis jumlah yang tertinggi. Perlakuann K
K0 menghasilkan
persentase gabah isi
si ba
basis jumlah yang terrendah yaitu 80,05 %.
Produksi Per Satuan Luas
Pengaruh aplika
ikasi metode SRI dan sistem tanam jajar legow
owo pada varietas
padi beras merahh tterhadap produksi per satuan luas pada
da masing-masing
perlakuan disajikann pa
pada Gambar 7.
8
7
6
5
4
3
2
1
0

6.70

6.82

6.86

7.39

7.48

5.5
5.50

K00

K1

K2

K3

K4

K5

Perlakuan

Gambar
bar 77. Grafik nilai rata-rata produksi per satuann lua
luas.
Gambar 7, me
menunjukkan perbedaan rata-rata produksi pe
per satuan luas.
Perlakuan K0 meng
nghasilkan produksi per satuan luas sebesa
esar 5,50 ton/Ha,
perlakuan K1 mengh
nghasilkan produksi per satuan luas sebesa
besar 6,70 ton/Ha,
perlakuan K2 mengh
nghasilkan produksi per satuan luas sebesa
besar 6,82 ton/Ha,
perlakuan K3 mengh
nghasilkan produksi per satuan luas sebesa
besar 6,86 ton/Ha,
perlakuan K4 mengh
nghasilkan produksi per satuan luas sebesa
besar 7,39 ton/Ha,
perlakuan K5 mengha
hasilkan produksi per satuan luas sebesar 7,48 tton/Ha.
Menurut Hamza
zah dan Atman (2000), peningkatan hasil gaba
bah ini antara lain
disebabkan oleh meni
eningkatnya populasi tanaman padi. Selain pen
pengaruh populasi
733 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

tanaman, peningkatan hasil gabah juga disebabkan oleh meningkatnya nilai
komponen hasil. Jarak tanam yang lebar serta semakin banyak lorong yang
terdapat pada sistem tanam legowo akan meningkatkan penangkapan radiasi surya
oleh tajuk tanaman, sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jumlah
anakan produktif, volume dan panjang akar total, meningkatkan bobot kering
tanaman dan bobot gabah per rumpun, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil
persatuan luas (Kurniasih,2008 dan Lin,2009.). Hal terjadi pada perlakuan K5
yang menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas yang tertinggi yaitu 7,48
ton/ha. Hal ini dikarenakan perlakuan K5 menghasilkan populasi yang lebih
banyak dibandingkan perlakuan lainnya.
Pada perlakuan K0 yang menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas
yang terendah dari semua perlakuan yaitu 5,50 ton/ha. Hal tersebut karena pada
sistem pertanaman yang rapat, persaingan perakaran tanaman dalam penyerapan
air dan hara berlangsung intensif.
KESIMPULAN
1.

2.

3.

4.

Penerapan SRI dan sistem tanam jajar legowo dilakukan dengan
mentransplantasikan bibit dengan umur 15-18 hari, karena padi beras merah
merupakan padi berumur panjang.
Perlakuan K3 menghasilkan rata-rata malai yang lebih panjang dari perlakuan
lain yang diterapkan dalam penelitian ini, rata-rata jumlah biji gabah per
malai yang yang paling banyak.
Perlakuan K5 menghasilkan berat butir per rumpun yang tertinggi dari setiap
perlakuan, persentase gabah isi basis berat tertinggi dan rata-rata persentase
gabah bernas basis jumlah yang tertinggi.
Perlakuan K5yaitu metode SRI kombinasi sistem tanam jajar legowo 6:1
tanpa sisip menghasilkan produksi paling tinggi dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya yaitu sebesar 7,48 ton/ha. perlakuan K0 yang
menghasilkan rata-rata produksi per satuan luas yang terendah dari semua
perlakuan yaitu 5,50 ton/ha
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 2000. Teknologi P-starter Dengan Sistem Tanam Legowo (Shaf)
Pada Budidaya Padi Sawah. Prosiding Seminar Nasional Hasil-hasil
Penelitian dan Pengkajian Pertanian. Buku I. Sukarami, 21-22 Maret 2000.
Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian Bogor; 76-81 hlm.
Abdulrachman, S. 2012. Sistem Tanam Legowo. Kementerian Pertanian.
Denpasar.
Abdurrachman, Irfan. 2013. Kajian Potensi Bionutrien Caf dengan Penambahan
Ion Logam Terhadaf Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi.
Tinjauan Pustaka. Universitas Pendidikan Indonesia.
Anonimus, 2013. Cara Menghitung Produktivitas Padi. (http://bpp gading.
blogspot.Com/2013 /04 /cara-menghitung-produksi-padi.html). Diakses 17
Januari 2014.
Anonimus,
2013.
Tanam
Padi
Sistem
Jajar
Legowo.
(http://desaringintunggal.blogspot.com/2013/04/tanam-padi-sistem-jajarlegowo.html). Diakses 21 Maret 2014.

734 | P a g e

PDF Compressor Pro
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015
Makassar,Sulawesi Selatan,5-7 Agustus 2015

Aribawa I.B. 2012. Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produktivitas
Padi di Lahan Sawah Dataran Tinggi Beriklim Basah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. Denpasar.
Darwis, S. N. 1982. Efisiensi Pemupukan Nitrogen Terhadap Padi Sawah Pada
Berbagai Lokasi Agroklimat. Desertasi Doktor, Fakultas Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
Fagi, A. M. dan S. K. De Datta. 1981. Environmental Factors Affecting Nitrogen
Efficiency In Flooded Tropical Rice. Fertilizer Research 2:52-67 p.
Haryadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
Hasanah, Ina. 2007. Bercocok Tanam Padi. Jakarta. Azka Mulia Media.Jakarta.
Indrasari, Siti Dewi dan Adnyana, Made Oka. 2007. Preferensi Konsumen
terhadap Beras Merah sebagai Sumber Pangan Tradisional. Iptek Tanaman
Pangan Vol.2 No.2 – 2007 : 227-241.
Kurniasih, B.A., S. Fatimah, D.A. Purnawati. 2008. Karakteristik perakaran
tanaman padi sawah IR64 (Oryza sativa L.) pada umur bibit dan jarak
tanam yang berbeda. Jurnal Ilmu Pertanian 15(1):15-25.
Lin, XQ, D.F. Zhu, H.Z. Chen, and Y.P. Zhang. 2009. Effects of plant density and
nitrogen application rate on grain yield and nitrogen uptake of super
hybrid rice. Rice Science 16(2):138-142.
Masdar, Musliar. K, Bujang R., Nurhajati H., Helmi. 2005. Tingkat hasil dan
komponen hasil sistem intensifikasi padi (SRI) tanpa pupuk organik di
daerah curah hujan tinggi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 8 (2):126131
Sohel M. A. T., M. A. B. Siddique, M. Asaduzzaman, M. N. Alam, & M.M.
Karim, 2009. Varietal Performance of Transplant Aman Rice Under
Different Hill Densities. Bangladesh J. Agril. Res. 34(1): 33 – 39. Diakses
10 April 2014.
Widjayanti, E. 2004. Potensi dan prospek pangan fungsional indigenous
Indonesia. Disampaikan pada Seminar Nasional Pangan Fungsional
Indigenous Indonesia: Potensi, Regulasi Keamanan, Efikasi dan Peluang
Pasar. Bandung, 6-7 Oktober 2004.
Windia, W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak. Pustaka Bali Post. Denpasar
Windia, W. dkk. 2012. Pengusahaan Agroekowisata sebagai upaya Commnity
Development dan Peningkatan Kemampuan Pendapatan (Income
Generating Capacity) Sistem Subak. Laporan Penelitian PENPRINAS
MP3EI 2011-2025. Universitas Udayana. Bali.
Wu, H., J. Pratley, D. Leemerle, and T. Haig. 1999. Crop cultivars with
allelopathic capability. Weed Res.39:171-180.

735 | P a g e