Studi Kasus Mengenai Cinta Pada Perempuan Emerging Adult Korban Kekerasan Dalam Pacaran Yang Mempertahankan Hubungan.
STUDI KASUS MENGENAI CINTA PADA PEREMPUAN EMERGING ADULT
KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN YANG MEMPERTAHANKAN
HUBUNGAN
ANINDYA DIARIESYA PRAMESTI
Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi.1
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
This research was conducted as a form of awareness of the increasing number of violence in
dating and the amount of impact that will be felt by the victims, especially in the female emerging
adult, because at this point they had an intimate relationship and establish a commitment to define a
life partner. The purpose of this study is to acquire knowledge and the description of love that
includes components of love, intimacy, passion, and commitment to the female emerging adult victims
of violence in dating that maintain a relationship with her partner.
This research method using non-experimental designs through a qualitative approach. The
research design used was a case study. Study on the sample selected through purposive sampling
technique (non-probability sampling). The number of respondents in this research as many as three
people with characteristics that it has been decided .The taking of data in this report is written with
interview techniques and observation .Of the questions in the interview was issued from the triangular
theory of love by Robert J .Sternberg (1987 in Cupid s Arrow 1998 ) reference as a theory .
According to the interviews and verbatim data analysis by thematic analysis , we can
conclude that the commitment is the most powerfull component of love as a meaning of love in female
emerging adult as a victim of violence in courtship maintain ties .Type love possessed tend to empty
love .
Keywords: the meaning of love , violence in courtship , emerging adult , the triangular theory of love
1
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing
akhirnya akan membuat emerging adult
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial, dalam
menjalankan
kehidupan
manusia
membangun relasi sosial dengan orang
mengetahui apakah pasangan merupakan
orang
yang
tepat
untuk
menjadi
pendamping hidupnya.
lain. Ketika manusia telah memasuki usia
Pada tahap ini individu akan
18 tahun, manusia dapat digolongkan
melalui proses pacaran terlebih dahulu
emerging
sebagai
adult.
Emerging
sebelum
melanjutkan
ke
jenjang
Pacaran atau dating oleh
adulthood merupakan salah satu periode
pernikahan.
perkembangan, yang mencakup usia 18 –
Straus
25 tahun (Arnett, 2004).
interaksi dyadic, termasuk di dalamnya
Usia ini
(2004)
didefinisikan
merupakan masa transisi dari remaja
adalah
menuju dewasa yang dicirikan dengan
berinteraksi
eksperimen
bersama dengan keinginan secara eksplisit
dan
eksplorasi
(Santrock,
mengadakan
sebagai
dan
pertemuan
melakukan
untuk
aktivitas
atau implisit untuk meneruskan hubungan
2010).
Terdapat lima karakteristik utama
dari periode emerging adulthood, yaitu
setelah terdapat kesepakatan tentang status
hubungan mereka saat ini.
Aktivitas yang dilakukan dalam
masa eksplorasi identitas, masa serba tidak
stabil, masa yang memfokuskan perhatian
hubungan
pada diri sendiri, masa diantara remaja
merupakan sesuatu yang membahagiakan
menuju
dan
dewasa,
dan
masa
penuh
pacaran
bersifat
pada
positif.
umumnya
Akan
tetapi
kemungkinan (Arnett, 2004). Periode ini
kenyataannya tidak menutup kemungkinan
merupakan periode berkembangnya relasi
dimana dalam relasi pacaran juga terjadi
sosial seseorang, dimana tugas utama
konflik yang mengarah pada hal yang
individu
adalah
negatif seperti pertengkaran. Munculnya
khususnya
konflik yang memicu pertengkaran di
area percintaan dan pekerjaan (Arnett,
dalam relasi ini adalah hal yang biasa,
2004).
namun akan menjadi tidak biasa ketika
pada
mengeksplorasi
periode
ini
kehidupan,
Pada tahap ini individu dalam hal
percintaan
dengan
mulai
orang
membangun
membuat
lain
hubungan
komitmen
dengan
intim
cara
(Arnett,
2004). Pengalaman dan eksplorasi cinta
terdapat kekerasan di dalamnya atau yang
sering disebut sebagai kekerasan dalam
pacaran (KDP) atau dating violence.
Murray
(2007)
mendefinisikan
kekerasan dalam pacaran sebagai tindakan
yang disengaja, yang dilakukan dengan
kekerasan terhadap anak perempuan, dan
menggunakan taktik melukai dan paksaan
6% atau 667 kasus kekerasan dalam relasi
fisik
personal lain.
untuk
memperoleh
atau
Kekerasan fisik masih
mempertahankan kekuatan dan kontrol
menempati urutan tertinggi pada tahun ini,
terhadap pasangannya.
Menurut Murray
yaitu mencapai 4.631 (39%), diurutan
(2007), bentuk-bentuk kekerasan dalam
kedua kekerasan psikis 3.344 (29%),
pacaran sendiri terdiri atas tiga bentuk,
kekerasan seksual 2.995 (26%), dan
yaitu (1) kekerasan verbal dan emosional,
kekerasan ekonomi mencapai 749 (6 %).
(2) kekerasan fisik, dan (3) kekerasan
Meskipun di urutan ketiga, laporan kasus
seksual.
kekerasan seksual pada tahun ini jauh
Saat
ini
kekerasan
terhadap
perempuan di Indonesia sudah semakin
lebih banyak dibandingkan tahun lalu
(17%).
mengkhawatirkan mengingat terjadinya
peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan fakta dan data yang
Menurut
telah dipaparkan, kasus kekerasan dalam
data Komnas Perempuan, dalam kurun
pacaran saat ini telah banyak dan semakin
2010 saja terjadi 1.299 kasus perempuan
sering dialami oleh perempuan. Namun,
yang mendapat perlakuan kasar dari
hal
pacarnya.
perhatian. Belum adanya payung hukum
lembaga
Data tersebut diambil dari
mitra
Komnas
Perempuan
masih
Lembaga Fakta Catatan Tahunan
Komnas
Perempuan
meluncurkan gambaran umum mengenai
kurang
mendapatkan
khusus mengenai tindak kekerasan dalam
pacaran
sebanyak 230 unit.
(CATAHU)
ini
menghiraukan
membuat
masyarakat
kemungkinan
terjadinya
kekerasan dalam suatu hubungan.
Kasus yang muncul sampai ke
yang
permukaan hanya sedikit ditemukan. Hal
dialami oleh perempuan korban kekerasan.
ini sebagian disebabkan karena tidak
Data yang dirilis pada 7 maret 2014
adanya usaha pelaporan dari korban
menyatakan
kepada pihak yang berwenang ataupun
besaran
dan
bentuk
bahwa,
kekerasan
sebanyak
11.719
kasus di ranah personal (pelaku memiliki
orang disekitarnya.
Ketakutan yang
hubungan darah/ kekerabatan / perkawinan
muncul pada diri korban akan ancaman
/ relasi intim pacaran dengan korban), 64%
fisik, psikis, atau seksual dari pelaku juga
atau7.548 kasus berupa kekerasan terhadap
menjadi salah satu alasan penguat tidak
istri, 21% atau 2.507 kasus kekerasan
dilakukannya pelaporan.
dalam pacaran, 7% atau 844 kasus
pelaku biasanya selalu berusaha menutupi
Korban dan
Namun sering kali
didalam hubungan yang mengindikasikan
kekerasan dalam pacaran tidak disadari
berkurangnya keintiman dalam hubungan
oleh korban yang sedang jatuh cinta dan
pacaran yang dijalani.
fakta yang ada.
menganggap kekerasan yang dilakukan
oleh pasangannya sebagai bentuk dari rasa
cinta pasangan padanya.
Setelah
Sementara tekanan yang dirasakan
oleh
korban
memilih
tidak
untuk
membuat
mengakhiri
korban
hubungan
pelaku
melakukan
kekerasan
(menampar,
memukul,
terjadi, korban kekerasan dalam pacaran
menonjok,
dll),
biasanya
justru bertahan pada hubungan pacaran
pelaku
dengan pasangannya.
Sebaliknya yang
menunjukkan sikap menyesal, minta maaf,
yang abusive atas dasar cinta.
dan
mengulangi
kepada pasangan merupakan salah satu
tindakan kekerasan lagi, dan bersikap
alasan terkuat dan paling sering muncul.
manis kepada pasangannya. Sikap yang
Hal tersebut menunjukkan bahwa cinta
muncul dari pelaku biasanya membuat
merupakan hal yang paling mempengaruhi
korban memberikan kesempatan kedua
korban dalam membuat keputusan untuk
dan memaafkan kesalahan pelaku. Selain
mempertahankan
bentuk tindak kekerasan dalam hubungan
hubungan, walaupun mengalami kekerasan
yang dialami oleh korban, hal yang dapat
dalam pacaran.
berjanji
tidak
dipertimbangkan
akan
dalam
pembuatan
keputusan adalah rasa cinta yang dimiliki
oleh korban terhadap pasangannya.
atau
Cinta
mengakhiri
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rasa sayang dan cinta korban serta
keyakinan akan perubahan sikap pelaku
Hal tersebut diatas sesuai dengan
menjadi alasan yang memperkuat korban
hasil interview data awal dengan tiga
untuk memaafkan sikap pelaku, serta
orang korban kekerasan dalam pacaran,
memutuskan untuk tetap bertahan dalam
rasa sakit pada fisik, sedih, kesal, marah,
hubungan
takut, emosi, sakit hati, terintimidasi,
kekerasan.
dendam, dan tidak dihargai merupakan
perasaan yang muncul ketika kekerasan
dalam pacaran tersebut terjadi. Sementara
reaksi yang muncul
ketika kekerasan
dalam pacaran terjadi antara lain tangisan,
perlawanan, bungkam, dan mengalah.
Korban
merasakan
adanya
tekanan
yang
telah
diwarnai
oleh
Sedangkan cinta sendiri menurut
Robert Sternberg (1998) menjabarkan
cinta dari sudut pandang psikologi dalam
konteks hubungan antara dua individu.
Dalam menggambarkan cinta, Sternberg
(1998) menggunakan tiga komponennya,
yaitu
keintiman
(intimacy),
gairah
(passion), dan komitmen (commitment).
Ketika terjadi kekerasan dalam pacaran,
TINJAUAN PUSTAKA
Emerging Adulthood
Emerging adulthood merupakan
ketiga komponen tersebut akan berkurang
bahkan bisa saja hilang jika tidak ada
periode
perubahan sikap dari pelaku.
Namun
diperkenalkan oleh Arnett (2004), yang
berbeda dengan kondisi nyata yang ada
berada pada usia 18 – 25 tahun. Usia ini
saat ini dimana korban tetap memilih
merupakan masa transisi dari remaja
untuk bertahan karena rasa sayang dan
menuju dewasa yang dicirikan dengan
cinta
eksperimen
kepada
mendapat
pasangannya
perlakuan
meskipun
kasar
dari
perkembangan
Sehingga menjadi penting untuk
mengetahui bagaimana korban yang telah
eksplorasi
yang
(Santrock,
2010). Tugas utama individu usia 18-25
tahun
pasangannya.
dan
terbaru
ini
adalah
mengeksplorasi
kehidupan, khususnya area percintaan dan
pekerjaan (Arnett, 2004).
dalam
Terdapat lima karakteristik utama
masih
dari periode emerging adulthood (Arnett,
hubungannya
2004), yaitu: masa eksplorasi identitas,
sampai korban
masa serba tidak stabil, masa yang
dapat mempertahankan hubungan karena
memfokuskan perhatian pada diri sendiri,
rasa cinta pada pasangannya.
masa diantara remaja menuju dewasa, dan
mengalami
tindak
hubungan
pacaran,
kekerasan
yang
mempertahankan
memaknakan cintanya
Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai gambaran cinta yang dilihat dari
masa penuh kemungkinan.
Pacaran (Dating)
komponen cinta yaitu, keintiman, gairah,
dan komitmen pada perempuan emerging
adult
korban kekerasan dalam pacaran
yang masih mempertahankan hubungan
dengan pasangannya, peneliti menyusun
penelitian yang berjudul “Studi Kasus
Mengenai
Cinta
Pada
Perempuan
Emerging Adult Korban Kekerasan Dalam
Pacaran
Hubungan”
Yang
Mempertahankan
Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pacar adalah tunangan (yang
belum diresmikan), sedangkan memacari
adalah menjadikan (seorang wanita) pacar,
teman
tunangan.
berkencan,
belum
menjadi
Straus (2004) mendefinisikan
pacaran atau dating sebagai interaksi
dyadic,
termasuk
didalamnya
adalah
mengadakan pertemuan untuk berinteraksi
dan melakukan aktivitas bersama dengan
keinginan secara eksplisit atau implisit
dapat
untuk
Ketiga elemen tersebut adalah keintiman,
meneruskan
terdapat
hubungan
kesepakatan
setelah
tentang
status
hubungan mereka saat ini
Kekerasan
Dalam
dijelaskan
dalam
tiga
gairah, dan komitmen.
elemen.
Ketiga elemen
cinta membentuk tujuh tipe cinta yang
Pacaran
(Dating
Violence)
merupakan kombinasi dari elemen cinta itu
sendiri yaitu: liking, infatuation, empty
love, romantic love, companionate love,
Murray
(2007)
mendefisiniskan
fatuous love, dan consummate love.
dating violence sebagai tindakan yang
disengaja,
yang
dilakukan
dengan
menggunakan taktik melukai dan paksaan
fisik
untuk
memperoleh
METODE PENELITIAN
atau
mempertahankan kekuatan dan kontrol
terhadap pasangannya.
Penelitian
rancangan
ini
menggunakan
non-eksperimental
melalui
pendekatan kualitatif, karena diperlukan
Menurut Murray (2007), bentuk-
penggalian data secara mendalam dan
bentuk kekerasan dalam pacaran sendiri
penggambaran
terdiri atas 3, yaitu (1) kekerasan verbal
sistematis, faktual, dan akurat mengenai
dan emosional, (2) kekerasan fisik, (3)
fenomena (E. Babbie, 2001).
kekerasan seksual.
Kekerasan
berlangsung
dengan
data
secara
deskripti,
Desain penelitian yang digunakan
dalam
pacaran
bertahap,
dan
adalah studi kasus ysng merupakan strategi
bila
pokok
pertanyaan
penelitian
merupakan sesuatu yang dapat berulang,
berkenaan
bahkan membentuk suatu pola atau siklus.
mengapa, bila peneliti hanya memiliki
Kekerasan dalam pacaran terbagi atas tiga
sedikit
fase yang membentuk siklus (Walker
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,
1979). Ketiga fase tersebut, yaitu: tension
dan
building phase, acting out phase, dan
fenomena masa kini di dalam konteks
honeymoon phase.
kehidupan nyata (Yin, 2006).
Cinta (The Triangular Theory of Love)
Robert
J.
Sterberng
(1998)
menemukan theory of love yang dinamai
The Triangular Theory of Love.
Cinta
dengan
peluang
bila
focus
Sampel
purposive
bagaimana
untuk
mengontrol
penelitiannya
dipilih
sampling
atau
melalui
pada
teknik
(non-probability
sampling), yaitu karakteristiknya sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian yang
sengaja dipilih (Kerlinger, 2004), yang di
pengetahuan dalam masalah yang diangkat
dalamnya terdapat pendapat ahli dalam
peneliti,
penentuan jumlah partisipan.
dalam
Penelitian
untuk
memberikan
adalah penelitian yang meneliti sejumlah
tersebut.
orang perempuan korban kekerasan dalam
pacaran yang mempertahankan hubungan
dengan pasangannya dan telah memenuhi
kriteria yangtelah ditentukan.
kesediaannya
mengkonsultasikan
yang menggunakan desain studi kasus
kecil individu, sehingga jumlah subjek tiga
dimintai
opini
dan
terhadap
masalah
Hasil wawancara yang telah dicatat
secara
verbatim
akan
dianalisis
menggunakan analisis tematik. Aspek
yang penting dalam analisis ini adalah
coding. Dengan melakukan coding data,
ini
maka akan ditemukan kategorisasi atau
adalah: perempuan usia 18 – 25 tahun
tema ide yang tergambar dari coding
Kriteria
dalam
adult),
penelitian
menjalani
tersebut (Gibbs, 2007 dalam Glesne,
hubungan berpacaran minimal 1 tahun,
2011). Tahapan analisis tematik adalah:
mengalami
pacaran,
familiarizing yourself with your data,
masih mempertahankan hubungan pacaran
generating initial codes, searching for
dengan pasangannya dan bersedia untuk
themes,
menjadi
naming themes, dan producing report.
(emerging
sedang
kekerasan
subjek
dalam
penelitian
dan
diwawancara.
review
Keabsahan
themes
atau
and
defining
yang
sering
Data dalam penelitian diperoleh
disebut dengan trustworthiness biasanya
melalui wawancara dan observasi dimana
dianggap sama dengan validitas dan
data tersebut dapat digunakan untuk
reliabilitas dalam penelitian non-kualitatif.
mendeskripsikan individu, kelompok, dan
Untuk mendapatkan keabsahan data ini,
gerakan sosial (Strauss&Corbin, 1990).
terdapat empat kriteria yang digunakan,
Pertanyaan
yaitu kredibilitas (credibility), keteralihan
dalam
wawancara
ini
diturunkan dari the triangular theory of
(transferability),
love milik Robert J. Sternberg (1987 dalam
(dependability),
Cupid’s Arrow 1998) sebagai teori acuan.
(confirmability) (Moleong, 2006).
Dilakukan expert judgement yang
merupakan suatu metode dimana peneliti
meminta bantuan dan kesediaan dari para
ahli yang memang bergerak dan memiliki
kebergantungan
dan
kepastian
barang atau mengajak pasangan
HASIL PENELITIAN
1.
Komitmen
merupakan
komponen cinta yang paling
kuat diantara komponen cinta
lainnya yaitu keintiman dan
berlibur
sebagai
permintaan
maaf dan permohonan agar
responden
kembali
pada
pasangan.
gairah sebagai makna cinta
5. Dalam kasus ketiga responden
emerging
terlihat adanya kekuatan dan
pada
perempuan
adult korban kekerasan dalam
kontrol
pacaran yang mempertahankan
masing-masing yang berbeda-
hubungan.
beda karena adanya tuntutan,
2. Tipe
cinta
yang
dimiliki
cenderung empty love
verbal
emosional,
dua
dan
orang
mengalami kekerasan fisik dan
hanya
satu
orang
yang
mengalami kekerasan seksual.
4. Kekerasan yang dialami ketiga
pasangannya
larangan, ataupun aturan dalam
hal pergaulan, aktivitas, dan
berpakaian,
3. Ketiga responden mengalami
kekerasan
dari
perintah
untuk
mengikuti apa yang diinginkan,
tuntutan untuk menjadi pemuas
seksual.
6. Selain
dampak
terhadap
komponen-komponen
cinta
dalam satu hubungan, perilaku
kekerasan
juga
memiliki
responden terjadi berulang kali
dampak yang besar bagi diri
dengan melalui ketiga fase
responden
yaitu tension building phase
Responden merasakan dampak
yang ditunjukkan dengan usaha
mulai dari tidak berani dalam
responden untuk menurunkan
mengutarakan
emosi pasangan, acting out
merasa tidak dihargai sebagai
phase yang ditunjukkan dengan
wanita, direndahkan, trauma
perilaku pasrah responden dan
akan
menerima
bentuk
dilakukan
kekerasan yang akan dilakukan
pasangan,
tidak
memiliki
oleh pasnagan, dan honeymoon
keberanian
untuk
melawan
phase yang ditunjukkan dengan
yang menimbulkan rasa takut
pemberian
pada pasangan, tidak ingin
segala
materi
seperti
sebagai
individu.
pendapat,
momen
yang
bersama
sering
dengan
mengenal pasangannya lebih
dalam
obatan
akan
penenang
Kristi.
1998.
MetodePenelitianSosial.Jakarta:
obat-
Universitas Terbuka
untuk
menghindarinya menyakiti diri
sendiri dan percobaan bunuh
diri.
E.
serta
lagi,
ketergantungan
Poerwandari,
Dampak yang dirasakan
sudah sampai pada dampak
Sternberg, Robert. J. 1998. Cupid’s Arrow:
The Course of Love through Time.
United
States
of
America:
Cambridge University Pers
Straus, M.E. 2004. Prevalence of Violence
psikologis.
Against Dating Partners by Male
and Female University Students
Worldwide.
DAFTAR PUSTAKA
Strauss, A. & Corbin, J. 1990. Basics of
BUKU
Arnett,
Jeffrey.
2004.
Emerging
Adulthood: The Winding Road
From the Late Teens Through the
Twenties.
New
York:
Oxford
Fred
Penelitian
Yogyakarta:
N.
2004.
Behavioral
Theory
Procedures
and
Techniques. Newbury Park, CA :
Sage Publications, Inc.
Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus : Desain
University Press, Inc.
Kerlinger,
Qualitative Research : Grounded
Asas-asas
Ed.
Gajah
3.
Mada
University Press.
dan Metode. Diterjemahkan oleh
M. Djauzi Mudzakir. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
INTERNET
Minichiello, Victir, et al. 1995. In Depth
http://psikopatsx.blogspot.com/2011/06/ke
Interviewing: Principle, Technique,
kerasan-dalam-pacaran.html
Analysis, 2nd Edition. Australia
diakses pada tanggal 3 Desember
Murray, Jill. 2007. But I love Him.
HarperCollins e-book.
http://guetau.com/cinta/kekerasan-dalam-
Papalia, D.E., Sterns, H.L., Feldman, R.D.
& Camp,
C. J. 2007.
Adult
Development And Aging. New
York : McGraw-Hill
2014 pada pukul 13.08 WIB
pacaran-kok-bisa.html diakses pada
tanggal
3 Desember 2014
pada pukul 13.15 WIB
http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/02/13
Jatinangor.
Fakultas
/urgensi-payung-hukum-dalam-
Universitas
Padjadjaran.
kekerasan-
dipublikasikan.
dalam-pacaran/
diakses pada tanggal 3 Desember
2014 pada pukul 15.34 WIB
JURNAL
Lembar
Fakta
Catatan
Tahunan
(CATAHU) Komnas Perempuan
Tahun 2013.
Kekerasan
Kegentingan
Seksual:
Upaya
Lemahnya
Penanganan
Negara.
Jakarta, 7 Maret 2014
SKRIPSI
Wijayanti, Fitri. 2009. Gambaran Cinta
Istri
Pertama
Yang
Terhadap
Menjalani
Suami
Pernikahan
Poligami, Suatu Studi Kasus Pada
Istri
Pertama
Yang
Menjalani
Pernikahan
Poligami.
Skripsi.
Jatinangor.
Fakultas
Universitas
Padjadjaran.
Psikologi
Tidak
dipublikasikan.
Nataza,
Nabila.
2014.
Studi
Kasus
Mengenai Strategi Coping Stress
Pada Korban Dating Violence,
Studi Kasus Mengenai Strategi
Coping Stress Pada Perempuan
emerging
Adulthood
Dating
Violence
Mempertahankan
Dengan
Pasangannya.
Korban
Yang
Hubungan
Skripsi.
Psikologi
Tidak
KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN YANG MEMPERTAHANKAN
HUBUNGAN
ANINDYA DIARIESYA PRAMESTI
Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi.1
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
This research was conducted as a form of awareness of the increasing number of violence in
dating and the amount of impact that will be felt by the victims, especially in the female emerging
adult, because at this point they had an intimate relationship and establish a commitment to define a
life partner. The purpose of this study is to acquire knowledge and the description of love that
includes components of love, intimacy, passion, and commitment to the female emerging adult victims
of violence in dating that maintain a relationship with her partner.
This research method using non-experimental designs through a qualitative approach. The
research design used was a case study. Study on the sample selected through purposive sampling
technique (non-probability sampling). The number of respondents in this research as many as three
people with characteristics that it has been decided .The taking of data in this report is written with
interview techniques and observation .Of the questions in the interview was issued from the triangular
theory of love by Robert J .Sternberg (1987 in Cupid s Arrow 1998 ) reference as a theory .
According to the interviews and verbatim data analysis by thematic analysis , we can
conclude that the commitment is the most powerfull component of love as a meaning of love in female
emerging adult as a victim of violence in courtship maintain ties .Type love possessed tend to empty
love .
Keywords: the meaning of love , violence in courtship , emerging adult , the triangular theory of love
1
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing
akhirnya akan membuat emerging adult
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial, dalam
menjalankan
kehidupan
manusia
membangun relasi sosial dengan orang
mengetahui apakah pasangan merupakan
orang
yang
tepat
untuk
menjadi
pendamping hidupnya.
lain. Ketika manusia telah memasuki usia
Pada tahap ini individu akan
18 tahun, manusia dapat digolongkan
melalui proses pacaran terlebih dahulu
emerging
sebagai
adult.
Emerging
sebelum
melanjutkan
ke
jenjang
Pacaran atau dating oleh
adulthood merupakan salah satu periode
pernikahan.
perkembangan, yang mencakup usia 18 –
Straus
25 tahun (Arnett, 2004).
interaksi dyadic, termasuk di dalamnya
Usia ini
(2004)
didefinisikan
merupakan masa transisi dari remaja
adalah
menuju dewasa yang dicirikan dengan
berinteraksi
eksperimen
bersama dengan keinginan secara eksplisit
dan
eksplorasi
(Santrock,
mengadakan
sebagai
dan
pertemuan
melakukan
untuk
aktivitas
atau implisit untuk meneruskan hubungan
2010).
Terdapat lima karakteristik utama
dari periode emerging adulthood, yaitu
setelah terdapat kesepakatan tentang status
hubungan mereka saat ini.
Aktivitas yang dilakukan dalam
masa eksplorasi identitas, masa serba tidak
stabil, masa yang memfokuskan perhatian
hubungan
pada diri sendiri, masa diantara remaja
merupakan sesuatu yang membahagiakan
menuju
dan
dewasa,
dan
masa
penuh
pacaran
bersifat
pada
positif.
umumnya
Akan
tetapi
kemungkinan (Arnett, 2004). Periode ini
kenyataannya tidak menutup kemungkinan
merupakan periode berkembangnya relasi
dimana dalam relasi pacaran juga terjadi
sosial seseorang, dimana tugas utama
konflik yang mengarah pada hal yang
individu
adalah
negatif seperti pertengkaran. Munculnya
khususnya
konflik yang memicu pertengkaran di
area percintaan dan pekerjaan (Arnett,
dalam relasi ini adalah hal yang biasa,
2004).
namun akan menjadi tidak biasa ketika
pada
mengeksplorasi
periode
ini
kehidupan,
Pada tahap ini individu dalam hal
percintaan
dengan
mulai
orang
membangun
membuat
lain
hubungan
komitmen
dengan
intim
cara
(Arnett,
2004). Pengalaman dan eksplorasi cinta
terdapat kekerasan di dalamnya atau yang
sering disebut sebagai kekerasan dalam
pacaran (KDP) atau dating violence.
Murray
(2007)
mendefinisikan
kekerasan dalam pacaran sebagai tindakan
yang disengaja, yang dilakukan dengan
kekerasan terhadap anak perempuan, dan
menggunakan taktik melukai dan paksaan
6% atau 667 kasus kekerasan dalam relasi
fisik
personal lain.
untuk
memperoleh
atau
Kekerasan fisik masih
mempertahankan kekuatan dan kontrol
menempati urutan tertinggi pada tahun ini,
terhadap pasangannya.
Menurut Murray
yaitu mencapai 4.631 (39%), diurutan
(2007), bentuk-bentuk kekerasan dalam
kedua kekerasan psikis 3.344 (29%),
pacaran sendiri terdiri atas tiga bentuk,
kekerasan seksual 2.995 (26%), dan
yaitu (1) kekerasan verbal dan emosional,
kekerasan ekonomi mencapai 749 (6 %).
(2) kekerasan fisik, dan (3) kekerasan
Meskipun di urutan ketiga, laporan kasus
seksual.
kekerasan seksual pada tahun ini jauh
Saat
ini
kekerasan
terhadap
perempuan di Indonesia sudah semakin
lebih banyak dibandingkan tahun lalu
(17%).
mengkhawatirkan mengingat terjadinya
peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan fakta dan data yang
Menurut
telah dipaparkan, kasus kekerasan dalam
data Komnas Perempuan, dalam kurun
pacaran saat ini telah banyak dan semakin
2010 saja terjadi 1.299 kasus perempuan
sering dialami oleh perempuan. Namun,
yang mendapat perlakuan kasar dari
hal
pacarnya.
perhatian. Belum adanya payung hukum
lembaga
Data tersebut diambil dari
mitra
Komnas
Perempuan
masih
Lembaga Fakta Catatan Tahunan
Komnas
Perempuan
meluncurkan gambaran umum mengenai
kurang
mendapatkan
khusus mengenai tindak kekerasan dalam
pacaran
sebanyak 230 unit.
(CATAHU)
ini
menghiraukan
membuat
masyarakat
kemungkinan
terjadinya
kekerasan dalam suatu hubungan.
Kasus yang muncul sampai ke
yang
permukaan hanya sedikit ditemukan. Hal
dialami oleh perempuan korban kekerasan.
ini sebagian disebabkan karena tidak
Data yang dirilis pada 7 maret 2014
adanya usaha pelaporan dari korban
menyatakan
kepada pihak yang berwenang ataupun
besaran
dan
bentuk
bahwa,
kekerasan
sebanyak
11.719
kasus di ranah personal (pelaku memiliki
orang disekitarnya.
Ketakutan yang
hubungan darah/ kekerabatan / perkawinan
muncul pada diri korban akan ancaman
/ relasi intim pacaran dengan korban), 64%
fisik, psikis, atau seksual dari pelaku juga
atau7.548 kasus berupa kekerasan terhadap
menjadi salah satu alasan penguat tidak
istri, 21% atau 2.507 kasus kekerasan
dilakukannya pelaporan.
dalam pacaran, 7% atau 844 kasus
pelaku biasanya selalu berusaha menutupi
Korban dan
Namun sering kali
didalam hubungan yang mengindikasikan
kekerasan dalam pacaran tidak disadari
berkurangnya keintiman dalam hubungan
oleh korban yang sedang jatuh cinta dan
pacaran yang dijalani.
fakta yang ada.
menganggap kekerasan yang dilakukan
oleh pasangannya sebagai bentuk dari rasa
cinta pasangan padanya.
Setelah
Sementara tekanan yang dirasakan
oleh
korban
memilih
tidak
untuk
membuat
mengakhiri
korban
hubungan
pelaku
melakukan
kekerasan
(menampar,
memukul,
terjadi, korban kekerasan dalam pacaran
menonjok,
dll),
biasanya
justru bertahan pada hubungan pacaran
pelaku
dengan pasangannya.
Sebaliknya yang
menunjukkan sikap menyesal, minta maaf,
yang abusive atas dasar cinta.
dan
mengulangi
kepada pasangan merupakan salah satu
tindakan kekerasan lagi, dan bersikap
alasan terkuat dan paling sering muncul.
manis kepada pasangannya. Sikap yang
Hal tersebut menunjukkan bahwa cinta
muncul dari pelaku biasanya membuat
merupakan hal yang paling mempengaruhi
korban memberikan kesempatan kedua
korban dalam membuat keputusan untuk
dan memaafkan kesalahan pelaku. Selain
mempertahankan
bentuk tindak kekerasan dalam hubungan
hubungan, walaupun mengalami kekerasan
yang dialami oleh korban, hal yang dapat
dalam pacaran.
berjanji
tidak
dipertimbangkan
akan
dalam
pembuatan
keputusan adalah rasa cinta yang dimiliki
oleh korban terhadap pasangannya.
atau
Cinta
mengakhiri
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rasa sayang dan cinta korban serta
keyakinan akan perubahan sikap pelaku
Hal tersebut diatas sesuai dengan
menjadi alasan yang memperkuat korban
hasil interview data awal dengan tiga
untuk memaafkan sikap pelaku, serta
orang korban kekerasan dalam pacaran,
memutuskan untuk tetap bertahan dalam
rasa sakit pada fisik, sedih, kesal, marah,
hubungan
takut, emosi, sakit hati, terintimidasi,
kekerasan.
dendam, dan tidak dihargai merupakan
perasaan yang muncul ketika kekerasan
dalam pacaran tersebut terjadi. Sementara
reaksi yang muncul
ketika kekerasan
dalam pacaran terjadi antara lain tangisan,
perlawanan, bungkam, dan mengalah.
Korban
merasakan
adanya
tekanan
yang
telah
diwarnai
oleh
Sedangkan cinta sendiri menurut
Robert Sternberg (1998) menjabarkan
cinta dari sudut pandang psikologi dalam
konteks hubungan antara dua individu.
Dalam menggambarkan cinta, Sternberg
(1998) menggunakan tiga komponennya,
yaitu
keintiman
(intimacy),
gairah
(passion), dan komitmen (commitment).
Ketika terjadi kekerasan dalam pacaran,
TINJAUAN PUSTAKA
Emerging Adulthood
Emerging adulthood merupakan
ketiga komponen tersebut akan berkurang
bahkan bisa saja hilang jika tidak ada
periode
perubahan sikap dari pelaku.
Namun
diperkenalkan oleh Arnett (2004), yang
berbeda dengan kondisi nyata yang ada
berada pada usia 18 – 25 tahun. Usia ini
saat ini dimana korban tetap memilih
merupakan masa transisi dari remaja
untuk bertahan karena rasa sayang dan
menuju dewasa yang dicirikan dengan
cinta
eksperimen
kepada
mendapat
pasangannya
perlakuan
meskipun
kasar
dari
perkembangan
Sehingga menjadi penting untuk
mengetahui bagaimana korban yang telah
eksplorasi
yang
(Santrock,
2010). Tugas utama individu usia 18-25
tahun
pasangannya.
dan
terbaru
ini
adalah
mengeksplorasi
kehidupan, khususnya area percintaan dan
pekerjaan (Arnett, 2004).
dalam
Terdapat lima karakteristik utama
masih
dari periode emerging adulthood (Arnett,
hubungannya
2004), yaitu: masa eksplorasi identitas,
sampai korban
masa serba tidak stabil, masa yang
dapat mempertahankan hubungan karena
memfokuskan perhatian pada diri sendiri,
rasa cinta pada pasangannya.
masa diantara remaja menuju dewasa, dan
mengalami
tindak
hubungan
pacaran,
kekerasan
yang
mempertahankan
memaknakan cintanya
Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai gambaran cinta yang dilihat dari
masa penuh kemungkinan.
Pacaran (Dating)
komponen cinta yaitu, keintiman, gairah,
dan komitmen pada perempuan emerging
adult
korban kekerasan dalam pacaran
yang masih mempertahankan hubungan
dengan pasangannya, peneliti menyusun
penelitian yang berjudul “Studi Kasus
Mengenai
Cinta
Pada
Perempuan
Emerging Adult Korban Kekerasan Dalam
Pacaran
Hubungan”
Yang
Mempertahankan
Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pacar adalah tunangan (yang
belum diresmikan), sedangkan memacari
adalah menjadikan (seorang wanita) pacar,
teman
tunangan.
berkencan,
belum
menjadi
Straus (2004) mendefinisikan
pacaran atau dating sebagai interaksi
dyadic,
termasuk
didalamnya
adalah
mengadakan pertemuan untuk berinteraksi
dan melakukan aktivitas bersama dengan
keinginan secara eksplisit atau implisit
dapat
untuk
Ketiga elemen tersebut adalah keintiman,
meneruskan
terdapat
hubungan
kesepakatan
setelah
tentang
status
hubungan mereka saat ini
Kekerasan
Dalam
dijelaskan
dalam
tiga
gairah, dan komitmen.
elemen.
Ketiga elemen
cinta membentuk tujuh tipe cinta yang
Pacaran
(Dating
Violence)
merupakan kombinasi dari elemen cinta itu
sendiri yaitu: liking, infatuation, empty
love, romantic love, companionate love,
Murray
(2007)
mendefisiniskan
fatuous love, dan consummate love.
dating violence sebagai tindakan yang
disengaja,
yang
dilakukan
dengan
menggunakan taktik melukai dan paksaan
fisik
untuk
memperoleh
METODE PENELITIAN
atau
mempertahankan kekuatan dan kontrol
terhadap pasangannya.
Penelitian
rancangan
ini
menggunakan
non-eksperimental
melalui
pendekatan kualitatif, karena diperlukan
Menurut Murray (2007), bentuk-
penggalian data secara mendalam dan
bentuk kekerasan dalam pacaran sendiri
penggambaran
terdiri atas 3, yaitu (1) kekerasan verbal
sistematis, faktual, dan akurat mengenai
dan emosional, (2) kekerasan fisik, (3)
fenomena (E. Babbie, 2001).
kekerasan seksual.
Kekerasan
berlangsung
dengan
data
secara
deskripti,
Desain penelitian yang digunakan
dalam
pacaran
bertahap,
dan
adalah studi kasus ysng merupakan strategi
bila
pokok
pertanyaan
penelitian
merupakan sesuatu yang dapat berulang,
berkenaan
bahkan membentuk suatu pola atau siklus.
mengapa, bila peneliti hanya memiliki
Kekerasan dalam pacaran terbagi atas tiga
sedikit
fase yang membentuk siklus (Walker
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,
1979). Ketiga fase tersebut, yaitu: tension
dan
building phase, acting out phase, dan
fenomena masa kini di dalam konteks
honeymoon phase.
kehidupan nyata (Yin, 2006).
Cinta (The Triangular Theory of Love)
Robert
J.
Sterberng
(1998)
menemukan theory of love yang dinamai
The Triangular Theory of Love.
Cinta
dengan
peluang
bila
focus
Sampel
purposive
bagaimana
untuk
mengontrol
penelitiannya
dipilih
sampling
atau
melalui
pada
teknik
(non-probability
sampling), yaitu karakteristiknya sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian yang
sengaja dipilih (Kerlinger, 2004), yang di
pengetahuan dalam masalah yang diangkat
dalamnya terdapat pendapat ahli dalam
peneliti,
penentuan jumlah partisipan.
dalam
Penelitian
untuk
memberikan
adalah penelitian yang meneliti sejumlah
tersebut.
orang perempuan korban kekerasan dalam
pacaran yang mempertahankan hubungan
dengan pasangannya dan telah memenuhi
kriteria yangtelah ditentukan.
kesediaannya
mengkonsultasikan
yang menggunakan desain studi kasus
kecil individu, sehingga jumlah subjek tiga
dimintai
opini
dan
terhadap
masalah
Hasil wawancara yang telah dicatat
secara
verbatim
akan
dianalisis
menggunakan analisis tematik. Aspek
yang penting dalam analisis ini adalah
coding. Dengan melakukan coding data,
ini
maka akan ditemukan kategorisasi atau
adalah: perempuan usia 18 – 25 tahun
tema ide yang tergambar dari coding
Kriteria
dalam
adult),
penelitian
menjalani
tersebut (Gibbs, 2007 dalam Glesne,
hubungan berpacaran minimal 1 tahun,
2011). Tahapan analisis tematik adalah:
mengalami
pacaran,
familiarizing yourself with your data,
masih mempertahankan hubungan pacaran
generating initial codes, searching for
dengan pasangannya dan bersedia untuk
themes,
menjadi
naming themes, dan producing report.
(emerging
sedang
kekerasan
subjek
dalam
penelitian
dan
diwawancara.
review
Keabsahan
themes
atau
and
defining
yang
sering
Data dalam penelitian diperoleh
disebut dengan trustworthiness biasanya
melalui wawancara dan observasi dimana
dianggap sama dengan validitas dan
data tersebut dapat digunakan untuk
reliabilitas dalam penelitian non-kualitatif.
mendeskripsikan individu, kelompok, dan
Untuk mendapatkan keabsahan data ini,
gerakan sosial (Strauss&Corbin, 1990).
terdapat empat kriteria yang digunakan,
Pertanyaan
yaitu kredibilitas (credibility), keteralihan
dalam
wawancara
ini
diturunkan dari the triangular theory of
(transferability),
love milik Robert J. Sternberg (1987 dalam
(dependability),
Cupid’s Arrow 1998) sebagai teori acuan.
(confirmability) (Moleong, 2006).
Dilakukan expert judgement yang
merupakan suatu metode dimana peneliti
meminta bantuan dan kesediaan dari para
ahli yang memang bergerak dan memiliki
kebergantungan
dan
kepastian
barang atau mengajak pasangan
HASIL PENELITIAN
1.
Komitmen
merupakan
komponen cinta yang paling
kuat diantara komponen cinta
lainnya yaitu keintiman dan
berlibur
sebagai
permintaan
maaf dan permohonan agar
responden
kembali
pada
pasangan.
gairah sebagai makna cinta
5. Dalam kasus ketiga responden
emerging
terlihat adanya kekuatan dan
pada
perempuan
adult korban kekerasan dalam
kontrol
pacaran yang mempertahankan
masing-masing yang berbeda-
hubungan.
beda karena adanya tuntutan,
2. Tipe
cinta
yang
dimiliki
cenderung empty love
verbal
emosional,
dua
dan
orang
mengalami kekerasan fisik dan
hanya
satu
orang
yang
mengalami kekerasan seksual.
4. Kekerasan yang dialami ketiga
pasangannya
larangan, ataupun aturan dalam
hal pergaulan, aktivitas, dan
berpakaian,
3. Ketiga responden mengalami
kekerasan
dari
perintah
untuk
mengikuti apa yang diinginkan,
tuntutan untuk menjadi pemuas
seksual.
6. Selain
dampak
terhadap
komponen-komponen
cinta
dalam satu hubungan, perilaku
kekerasan
juga
memiliki
responden terjadi berulang kali
dampak yang besar bagi diri
dengan melalui ketiga fase
responden
yaitu tension building phase
Responden merasakan dampak
yang ditunjukkan dengan usaha
mulai dari tidak berani dalam
responden untuk menurunkan
mengutarakan
emosi pasangan, acting out
merasa tidak dihargai sebagai
phase yang ditunjukkan dengan
wanita, direndahkan, trauma
perilaku pasrah responden dan
akan
menerima
bentuk
dilakukan
kekerasan yang akan dilakukan
pasangan,
tidak
memiliki
oleh pasnagan, dan honeymoon
keberanian
untuk
melawan
phase yang ditunjukkan dengan
yang menimbulkan rasa takut
pemberian
pada pasangan, tidak ingin
segala
materi
seperti
sebagai
individu.
pendapat,
momen
yang
bersama
sering
dengan
mengenal pasangannya lebih
dalam
obatan
akan
penenang
Kristi.
1998.
MetodePenelitianSosial.Jakarta:
obat-
Universitas Terbuka
untuk
menghindarinya menyakiti diri
sendiri dan percobaan bunuh
diri.
E.
serta
lagi,
ketergantungan
Poerwandari,
Dampak yang dirasakan
sudah sampai pada dampak
Sternberg, Robert. J. 1998. Cupid’s Arrow:
The Course of Love through Time.
United
States
of
America:
Cambridge University Pers
Straus, M.E. 2004. Prevalence of Violence
psikologis.
Against Dating Partners by Male
and Female University Students
Worldwide.
DAFTAR PUSTAKA
Strauss, A. & Corbin, J. 1990. Basics of
BUKU
Arnett,
Jeffrey.
2004.
Emerging
Adulthood: The Winding Road
From the Late Teens Through the
Twenties.
New
York:
Oxford
Fred
Penelitian
Yogyakarta:
N.
2004.
Behavioral
Theory
Procedures
and
Techniques. Newbury Park, CA :
Sage Publications, Inc.
Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus : Desain
University Press, Inc.
Kerlinger,
Qualitative Research : Grounded
Asas-asas
Ed.
Gajah
3.
Mada
University Press.
dan Metode. Diterjemahkan oleh
M. Djauzi Mudzakir. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
INTERNET
Minichiello, Victir, et al. 1995. In Depth
http://psikopatsx.blogspot.com/2011/06/ke
Interviewing: Principle, Technique,
kerasan-dalam-pacaran.html
Analysis, 2nd Edition. Australia
diakses pada tanggal 3 Desember
Murray, Jill. 2007. But I love Him.
HarperCollins e-book.
http://guetau.com/cinta/kekerasan-dalam-
Papalia, D.E., Sterns, H.L., Feldman, R.D.
& Camp,
C. J. 2007.
Adult
Development And Aging. New
York : McGraw-Hill
2014 pada pukul 13.08 WIB
pacaran-kok-bisa.html diakses pada
tanggal
3 Desember 2014
pada pukul 13.15 WIB
http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/02/13
Jatinangor.
Fakultas
/urgensi-payung-hukum-dalam-
Universitas
Padjadjaran.
kekerasan-
dipublikasikan.
dalam-pacaran/
diakses pada tanggal 3 Desember
2014 pada pukul 15.34 WIB
JURNAL
Lembar
Fakta
Catatan
Tahunan
(CATAHU) Komnas Perempuan
Tahun 2013.
Kekerasan
Kegentingan
Seksual:
Upaya
Lemahnya
Penanganan
Negara.
Jakarta, 7 Maret 2014
SKRIPSI
Wijayanti, Fitri. 2009. Gambaran Cinta
Istri
Pertama
Yang
Terhadap
Menjalani
Suami
Pernikahan
Poligami, Suatu Studi Kasus Pada
Istri
Pertama
Yang
Menjalani
Pernikahan
Poligami.
Skripsi.
Jatinangor.
Fakultas
Universitas
Padjadjaran.
Psikologi
Tidak
dipublikasikan.
Nataza,
Nabila.
2014.
Studi
Kasus
Mengenai Strategi Coping Stress
Pada Korban Dating Violence,
Studi Kasus Mengenai Strategi
Coping Stress Pada Perempuan
emerging
Adulthood
Dating
Violence
Mempertahankan
Dengan
Pasangannya.
Korban
Yang
Hubungan
Skripsi.
Psikologi
Tidak