Studi Kasus Mengenai Cinta Pada Perempuan Emerging Adult Korban Kekerasan Dalam Pacaran Yang Mempertahankan Hubungan.

STUDI KASUS MENGENAI CINTA PADA PEREMPUAN EMERGING ADULT
KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN YANG MEMPERTAHANKAN
HUBUNGAN

ANINDYA DIARIESYA PRAMESTI
Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi.1

Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran

ABSTRACT
This research was conducted as a form of awareness of the increasing number of violence in
dating and the amount of impact that will be felt by the victims, especially in the female emerging
adult, because at this point they had an intimate relationship and establish a commitment to define a
life partner. The purpose of this study is to acquire knowledge and the description of love that
includes components of love, intimacy, passion, and commitment to the female emerging adult victims
of violence in dating that maintain a relationship with her partner.
This research method using non-experimental designs through a qualitative approach. The
research design used was a case study. Study on the sample selected through purposive sampling
technique (non-probability sampling). The number of respondents in this research as many as three
people with characteristics that it has been decided .The taking of data in this report is written with

interview techniques and observation .Of the questions in the interview was issued from the triangular
theory of love by Robert J .Sternberg (1987 in Cupid s Arrow 1998 ) reference as a theory .
According to the interviews and verbatim data analysis by thematic analysis , we can
conclude that the commitment is the most powerfull component of love as a meaning of love in female
emerging adult as a victim of violence in courtship maintain ties .Type love possessed tend to empty
love .
Keywords: the meaning of love , violence in courtship , emerging adult , the triangular theory of love

1

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing

akhirnya akan membuat emerging adult

PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial, dalam
menjalankan

kehidupan


manusia

membangun relasi sosial dengan orang

mengetahui apakah pasangan merupakan
orang

yang

tepat

untuk

menjadi

pendamping hidupnya.

lain. Ketika manusia telah memasuki usia

Pada tahap ini individu akan


18 tahun, manusia dapat digolongkan

melalui proses pacaran terlebih dahulu

emerging

sebagai

adult.

Emerging

sebelum

melanjutkan

ke

jenjang


Pacaran atau dating oleh

adulthood merupakan salah satu periode

pernikahan.

perkembangan, yang mencakup usia 18 –

Straus

25 tahun (Arnett, 2004).

interaksi dyadic, termasuk di dalamnya

Usia ini

(2004)

didefinisikan


merupakan masa transisi dari remaja

adalah

menuju dewasa yang dicirikan dengan

berinteraksi

eksperimen

bersama dengan keinginan secara eksplisit

dan

eksplorasi

(Santrock,

mengadakan


sebagai

dan

pertemuan

melakukan

untuk

aktivitas

atau implisit untuk meneruskan hubungan

2010).
Terdapat lima karakteristik utama
dari periode emerging adulthood, yaitu

setelah terdapat kesepakatan tentang status

hubungan mereka saat ini.
Aktivitas yang dilakukan dalam

masa eksplorasi identitas, masa serba tidak
stabil, masa yang memfokuskan perhatian

hubungan

pada diri sendiri, masa diantara remaja

merupakan sesuatu yang membahagiakan

menuju

dan

dewasa,

dan


masa

penuh

pacaran

bersifat

pada

positif.

umumnya

Akan

tetapi

kemungkinan (Arnett, 2004). Periode ini


kenyataannya tidak menutup kemungkinan

merupakan periode berkembangnya relasi

dimana dalam relasi pacaran juga terjadi

sosial seseorang, dimana tugas utama

konflik yang mengarah pada hal yang

individu

adalah

negatif seperti pertengkaran. Munculnya

khususnya

konflik yang memicu pertengkaran di


area percintaan dan pekerjaan (Arnett,

dalam relasi ini adalah hal yang biasa,

2004).

namun akan menjadi tidak biasa ketika

pada

mengeksplorasi

periode

ini

kehidupan,

Pada tahap ini individu dalam hal
percintaan

dengan

mulai
orang

membangun

membuat
lain

hubungan

komitmen

dengan
intim

cara
(Arnett,

2004). Pengalaman dan eksplorasi cinta

terdapat kekerasan di dalamnya atau yang
sering disebut sebagai kekerasan dalam
pacaran (KDP) atau dating violence.
Murray

(2007)

mendefinisikan

kekerasan dalam pacaran sebagai tindakan

yang disengaja, yang dilakukan dengan

kekerasan terhadap anak perempuan, dan

menggunakan taktik melukai dan paksaan

6% atau 667 kasus kekerasan dalam relasi

fisik

personal lain.

untuk

memperoleh

atau

Kekerasan fisik masih

mempertahankan kekuatan dan kontrol

menempati urutan tertinggi pada tahun ini,

terhadap pasangannya.

Menurut Murray

yaitu mencapai 4.631 (39%), diurutan

(2007), bentuk-bentuk kekerasan dalam

kedua kekerasan psikis 3.344 (29%),

pacaran sendiri terdiri atas tiga bentuk,

kekerasan seksual 2.995 (26%), dan

yaitu (1) kekerasan verbal dan emosional,

kekerasan ekonomi mencapai 749 (6 %).

(2) kekerasan fisik, dan (3) kekerasan

Meskipun di urutan ketiga, laporan kasus

seksual.

kekerasan seksual pada tahun ini jauh

Saat

ini

kekerasan

terhadap

perempuan di Indonesia sudah semakin

lebih banyak dibandingkan tahun lalu
(17%).

mengkhawatirkan mengingat terjadinya
peningkatan setiap tahunnya.

Berdasarkan fakta dan data yang

Menurut

telah dipaparkan, kasus kekerasan dalam

data Komnas Perempuan, dalam kurun

pacaran saat ini telah banyak dan semakin

2010 saja terjadi 1.299 kasus perempuan

sering dialami oleh perempuan. Namun,

yang mendapat perlakuan kasar dari

hal

pacarnya.

perhatian. Belum adanya payung hukum

lembaga

Data tersebut diambil dari
mitra

Komnas

Perempuan

masih

Lembaga Fakta Catatan Tahunan
Komnas

Perempuan

meluncurkan gambaran umum mengenai

kurang

mendapatkan

khusus mengenai tindak kekerasan dalam
pacaran

sebanyak 230 unit.

(CATAHU)

ini

menghiraukan

membuat

masyarakat

kemungkinan

terjadinya

kekerasan dalam suatu hubungan.
Kasus yang muncul sampai ke

yang

permukaan hanya sedikit ditemukan. Hal

dialami oleh perempuan korban kekerasan.

ini sebagian disebabkan karena tidak

Data yang dirilis pada 7 maret 2014

adanya usaha pelaporan dari korban

menyatakan

kepada pihak yang berwenang ataupun

besaran

dan

bentuk

bahwa,

kekerasan

sebanyak

11.719

kasus di ranah personal (pelaku memiliki

orang disekitarnya.

Ketakutan yang

hubungan darah/ kekerabatan / perkawinan

muncul pada diri korban akan ancaman

/ relasi intim pacaran dengan korban), 64%

fisik, psikis, atau seksual dari pelaku juga

atau7.548 kasus berupa kekerasan terhadap

menjadi salah satu alasan penguat tidak

istri, 21% atau 2.507 kasus kekerasan

dilakukannya pelaporan.

dalam pacaran, 7% atau 844 kasus

pelaku biasanya selalu berusaha menutupi

Korban dan

Namun sering kali

didalam hubungan yang mengindikasikan

kekerasan dalam pacaran tidak disadari

berkurangnya keintiman dalam hubungan

oleh korban yang sedang jatuh cinta dan

pacaran yang dijalani.

fakta yang ada.

menganggap kekerasan yang dilakukan
oleh pasangannya sebagai bentuk dari rasa
cinta pasangan padanya.
Setelah

Sementara tekanan yang dirasakan
oleh

korban

memilih

tidak

untuk

membuat

mengakhiri

korban

hubungan

pelaku

melakukan

kekerasan

(menampar,

memukul,

terjadi, korban kekerasan dalam pacaran

menonjok,

dll),

biasanya

justru bertahan pada hubungan pacaran

pelaku

dengan pasangannya.

Sebaliknya yang

menunjukkan sikap menyesal, minta maaf,

yang abusive atas dasar cinta.

dan

mengulangi

kepada pasangan merupakan salah satu

tindakan kekerasan lagi, dan bersikap

alasan terkuat dan paling sering muncul.

manis kepada pasangannya. Sikap yang

Hal tersebut menunjukkan bahwa cinta

muncul dari pelaku biasanya membuat

merupakan hal yang paling mempengaruhi

korban memberikan kesempatan kedua

korban dalam membuat keputusan untuk

dan memaafkan kesalahan pelaku. Selain

mempertahankan

bentuk tindak kekerasan dalam hubungan

hubungan, walaupun mengalami kekerasan

yang dialami oleh korban, hal yang dapat

dalam pacaran.

berjanji

tidak

dipertimbangkan

akan

dalam

pembuatan

keputusan adalah rasa cinta yang dimiliki
oleh korban terhadap pasangannya.

atau

Cinta

mengakhiri

Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rasa sayang dan cinta korban serta
keyakinan akan perubahan sikap pelaku

Hal tersebut diatas sesuai dengan

menjadi alasan yang memperkuat korban

hasil interview data awal dengan tiga

untuk memaafkan sikap pelaku, serta

orang korban kekerasan dalam pacaran,

memutuskan untuk tetap bertahan dalam

rasa sakit pada fisik, sedih, kesal, marah,

hubungan

takut, emosi, sakit hati, terintimidasi,

kekerasan.

dendam, dan tidak dihargai merupakan
perasaan yang muncul ketika kekerasan
dalam pacaran tersebut terjadi. Sementara
reaksi yang muncul

ketika kekerasan

dalam pacaran terjadi antara lain tangisan,
perlawanan, bungkam, dan mengalah.
Korban

merasakan

adanya

tekanan

yang

telah

diwarnai

oleh

Sedangkan cinta sendiri menurut
Robert Sternberg (1998) menjabarkan
cinta dari sudut pandang psikologi dalam
konteks hubungan antara dua individu.
Dalam menggambarkan cinta, Sternberg
(1998) menggunakan tiga komponennya,

yaitu

keintiman

(intimacy),

gairah

(passion), dan komitmen (commitment).
Ketika terjadi kekerasan dalam pacaran,

TINJAUAN PUSTAKA
Emerging Adulthood
Emerging adulthood merupakan

ketiga komponen tersebut akan berkurang
bahkan bisa saja hilang jika tidak ada

periode

perubahan sikap dari pelaku.

Namun

diperkenalkan oleh Arnett (2004), yang

berbeda dengan kondisi nyata yang ada

berada pada usia 18 – 25 tahun. Usia ini

saat ini dimana korban tetap memilih

merupakan masa transisi dari remaja

untuk bertahan karena rasa sayang dan

menuju dewasa yang dicirikan dengan

cinta

eksperimen

kepada

mendapat

pasangannya
perlakuan

meskipun

kasar

dari

perkembangan

Sehingga menjadi penting untuk
mengetahui bagaimana korban yang telah

eksplorasi

yang

(Santrock,

2010). Tugas utama individu usia 18-25
tahun

pasangannya.

dan

terbaru

ini

adalah

mengeksplorasi

kehidupan, khususnya area percintaan dan
pekerjaan (Arnett, 2004).

dalam

Terdapat lima karakteristik utama

masih

dari periode emerging adulthood (Arnett,

hubungannya

2004), yaitu: masa eksplorasi identitas,

sampai korban

masa serba tidak stabil, masa yang

dapat mempertahankan hubungan karena

memfokuskan perhatian pada diri sendiri,

rasa cinta pada pasangannya.

masa diantara remaja menuju dewasa, dan

mengalami

tindak

hubungan

pacaran,

kekerasan
yang

mempertahankan
memaknakan cintanya

Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai gambaran cinta yang dilihat dari

masa penuh kemungkinan.
Pacaran (Dating)

komponen cinta yaitu, keintiman, gairah,
dan komitmen pada perempuan emerging
adult

korban kekerasan dalam pacaran

yang masih mempertahankan hubungan
dengan pasangannya, peneliti menyusun
penelitian yang berjudul “Studi Kasus
Mengenai

Cinta

Pada

Perempuan

Emerging Adult Korban Kekerasan Dalam
Pacaran
Hubungan”

Yang

Mempertahankan

Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pacar adalah tunangan (yang
belum diresmikan), sedangkan memacari
adalah menjadikan (seorang wanita) pacar,
teman
tunangan.

berkencan,

belum

menjadi

Straus (2004) mendefinisikan

pacaran atau dating sebagai interaksi
dyadic,

termasuk

didalamnya

adalah

mengadakan pertemuan untuk berinteraksi
dan melakukan aktivitas bersama dengan

keinginan secara eksplisit atau implisit

dapat

untuk

Ketiga elemen tersebut adalah keintiman,

meneruskan

terdapat

hubungan

kesepakatan

setelah

tentang

status

hubungan mereka saat ini
Kekerasan

Dalam

dijelaskan

dalam

tiga

gairah, dan komitmen.

elemen.

Ketiga elemen

cinta membentuk tujuh tipe cinta yang

Pacaran

(Dating

Violence)

merupakan kombinasi dari elemen cinta itu
sendiri yaitu: liking, infatuation, empty
love, romantic love, companionate love,

Murray

(2007)

mendefisiniskan

fatuous love, dan consummate love.

dating violence sebagai tindakan yang
disengaja,

yang

dilakukan

dengan

menggunakan taktik melukai dan paksaan
fisik

untuk

memperoleh

METODE PENELITIAN

atau

mempertahankan kekuatan dan kontrol
terhadap pasangannya.

Penelitian
rancangan

ini

menggunakan

non-eksperimental

melalui

pendekatan kualitatif, karena diperlukan

Menurut Murray (2007), bentuk-

penggalian data secara mendalam dan

bentuk kekerasan dalam pacaran sendiri

penggambaran

terdiri atas 3, yaitu (1) kekerasan verbal

sistematis, faktual, dan akurat mengenai

dan emosional, (2) kekerasan fisik, (3)

fenomena (E. Babbie, 2001).

kekerasan seksual.
Kekerasan
berlangsung

dengan

data

secara

deskripti,

Desain penelitian yang digunakan
dalam

pacaran

bertahap,

dan

adalah studi kasus ysng merupakan strategi
bila

pokok

pertanyaan

penelitian

merupakan sesuatu yang dapat berulang,

berkenaan

bahkan membentuk suatu pola atau siklus.

mengapa, bila peneliti hanya memiliki

Kekerasan dalam pacaran terbagi atas tiga

sedikit

fase yang membentuk siklus (Walker

peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,

1979). Ketiga fase tersebut, yaitu: tension

dan

building phase, acting out phase, dan

fenomena masa kini di dalam konteks

honeymoon phase.

kehidupan nyata (Yin, 2006).

Cinta (The Triangular Theory of Love)
Robert

J.

Sterberng

(1998)

menemukan theory of love yang dinamai
The Triangular Theory of Love.

Cinta

dengan

peluang

bila

focus

Sampel
purposive

bagaimana

untuk

mengontrol

penelitiannya

dipilih

sampling

atau

melalui

pada

teknik

(non-probability

sampling), yaitu karakteristiknya sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian yang

sengaja dipilih (Kerlinger, 2004), yang di

pengetahuan dalam masalah yang diangkat

dalamnya terdapat pendapat ahli dalam

peneliti,

penentuan jumlah partisipan.

dalam

Penelitian

untuk

memberikan

adalah penelitian yang meneliti sejumlah

tersebut.

orang perempuan korban kekerasan dalam
pacaran yang mempertahankan hubungan
dengan pasangannya dan telah memenuhi
kriteria yangtelah ditentukan.

kesediaannya

mengkonsultasikan

yang menggunakan desain studi kasus

kecil individu, sehingga jumlah subjek tiga

dimintai

opini

dan

terhadap

masalah

Hasil wawancara yang telah dicatat
secara

verbatim

akan

dianalisis

menggunakan analisis tematik. Aspek
yang penting dalam analisis ini adalah
coding. Dengan melakukan coding data,

ini

maka akan ditemukan kategorisasi atau

adalah: perempuan usia 18 – 25 tahun

tema ide yang tergambar dari coding

Kriteria

dalam

adult),

penelitian

menjalani

tersebut (Gibbs, 2007 dalam Glesne,

hubungan berpacaran minimal 1 tahun,

2011). Tahapan analisis tematik adalah:

mengalami

pacaran,

familiarizing yourself with your data,

masih mempertahankan hubungan pacaran

generating initial codes, searching for

dengan pasangannya dan bersedia untuk

themes,

menjadi

naming themes, dan producing report.

(emerging

sedang

kekerasan

subjek

dalam

penelitian

dan

diwawancara.

review

Keabsahan

themes

atau

and

defining

yang

sering

Data dalam penelitian diperoleh

disebut dengan trustworthiness biasanya

melalui wawancara dan observasi dimana

dianggap sama dengan validitas dan

data tersebut dapat digunakan untuk

reliabilitas dalam penelitian non-kualitatif.

mendeskripsikan individu, kelompok, dan

Untuk mendapatkan keabsahan data ini,

gerakan sosial (Strauss&Corbin, 1990).

terdapat empat kriteria yang digunakan,

Pertanyaan

yaitu kredibilitas (credibility), keteralihan

dalam

wawancara

ini

diturunkan dari the triangular theory of

(transferability),

love milik Robert J. Sternberg (1987 dalam

(dependability),

Cupid’s Arrow 1998) sebagai teori acuan.

(confirmability) (Moleong, 2006).

Dilakukan expert judgement yang
merupakan suatu metode dimana peneliti
meminta bantuan dan kesediaan dari para
ahli yang memang bergerak dan memiliki

kebergantungan
dan

kepastian

barang atau mengajak pasangan

HASIL PENELITIAN
1.

Komitmen

merupakan

komponen cinta yang paling
kuat diantara komponen cinta
lainnya yaitu keintiman dan

berlibur

sebagai

permintaan

maaf dan permohonan agar
responden

kembali

pada

pasangan.

gairah sebagai makna cinta

5. Dalam kasus ketiga responden

emerging

terlihat adanya kekuatan dan

pada

perempuan

adult korban kekerasan dalam

kontrol

pacaran yang mempertahankan

masing-masing yang berbeda-

hubungan.

beda karena adanya tuntutan,

2. Tipe

cinta

yang

dimiliki

cenderung empty love

verbal

emosional,

dua

dan
orang

mengalami kekerasan fisik dan
hanya

satu

orang

yang

mengalami kekerasan seksual.
4. Kekerasan yang dialami ketiga

pasangannya

larangan, ataupun aturan dalam
hal pergaulan, aktivitas, dan
berpakaian,

3. Ketiga responden mengalami
kekerasan

dari

perintah

untuk

mengikuti apa yang diinginkan,
tuntutan untuk menjadi pemuas
seksual.
6. Selain

dampak

terhadap

komponen-komponen

cinta

dalam satu hubungan, perilaku
kekerasan

juga

memiliki

responden terjadi berulang kali

dampak yang besar bagi diri

dengan melalui ketiga fase

responden

yaitu tension building phase

Responden merasakan dampak

yang ditunjukkan dengan usaha

mulai dari tidak berani dalam

responden untuk menurunkan

mengutarakan

emosi pasangan, acting out

merasa tidak dihargai sebagai

phase yang ditunjukkan dengan

wanita, direndahkan, trauma

perilaku pasrah responden dan

akan

menerima

bentuk

dilakukan

kekerasan yang akan dilakukan

pasangan,

tidak

memiliki

oleh pasnagan, dan honeymoon

keberanian

untuk

melawan

phase yang ditunjukkan dengan

yang menimbulkan rasa takut

pemberian

pada pasangan, tidak ingin

segala

materi

seperti

sebagai

individu.

pendapat,

momen

yang

bersama

sering
dengan

mengenal pasangannya lebih
dalam

obatan

akan

penenang

Kristi.

1998.

MetodePenelitianSosial.Jakarta:

obat-

Universitas Terbuka

untuk

menghindarinya menyakiti diri
sendiri dan percobaan bunuh
diri.

E.

serta

lagi,

ketergantungan

Poerwandari,

Dampak yang dirasakan

sudah sampai pada dampak

Sternberg, Robert. J. 1998. Cupid’s Arrow:
The Course of Love through Time.
United

States

of

America:

Cambridge University Pers
Straus, M.E. 2004. Prevalence of Violence

psikologis.

Against Dating Partners by Male
and Female University Students
Worldwide.

DAFTAR PUSTAKA

Strauss, A. & Corbin, J. 1990. Basics of

BUKU
Arnett,

Jeffrey.

2004.

Emerging

Adulthood: The Winding Road
From the Late Teens Through the
Twenties.

New

York:

Oxford

Fred

Penelitian
Yogyakarta:

N.

2004.

Behavioral

Theory

Procedures

and

Techniques. Newbury Park, CA :
Sage Publications, Inc.
Yin, Robert K. 2006. Studi Kasus : Desain

University Press, Inc.
Kerlinger,

Qualitative Research : Grounded

Asas-asas
Ed.

Gajah

3.

Mada

University Press.

dan Metode. Diterjemahkan oleh
M. Djauzi Mudzakir. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
INTERNET

Minichiello, Victir, et al. 1995. In Depth

http://psikopatsx.blogspot.com/2011/06/ke

Interviewing: Principle, Technique,

kerasan-dalam-pacaran.html

Analysis, 2nd Edition. Australia

diakses pada tanggal 3 Desember

Murray, Jill. 2007. But I love Him.
HarperCollins e-book.

http://guetau.com/cinta/kekerasan-dalam-

Papalia, D.E., Sterns, H.L., Feldman, R.D.
& Camp,

C. J. 2007.

Adult

Development And Aging. New
York : McGraw-Hill

2014 pada pukul 13.08 WIB

pacaran-kok-bisa.html diakses pada
tanggal

3 Desember 2014

pada pukul 13.15 WIB

http://rifkaanisa.blogdetik.com/2013/02/13

Jatinangor.

Fakultas

/urgensi-payung-hukum-dalam-

Universitas

Padjadjaran.

kekerasan-

dipublikasikan.

dalam-pacaran/

diakses pada tanggal 3 Desember
2014 pada pukul 15.34 WIB
JURNAL
Lembar

Fakta

Catatan

Tahunan

(CATAHU) Komnas Perempuan
Tahun 2013.
Kekerasan

Kegentingan
Seksual:

Upaya

Lemahnya

Penanganan

Negara.

Jakarta, 7 Maret 2014
SKRIPSI
Wijayanti, Fitri. 2009. Gambaran Cinta
Istri

Pertama

Yang

Terhadap

Menjalani

Suami

Pernikahan

Poligami, Suatu Studi Kasus Pada
Istri

Pertama

Yang

Menjalani

Pernikahan

Poligami.

Skripsi.

Jatinangor.

Fakultas

Universitas

Padjadjaran.

Psikologi
Tidak

dipublikasikan.
Nataza,

Nabila.

2014.

Studi

Kasus

Mengenai Strategi Coping Stress
Pada Korban Dating Violence,
Studi Kasus Mengenai Strategi
Coping Stress Pada Perempuan
emerging

Adulthood

Dating

Violence

Mempertahankan
Dengan

Pasangannya.

Korban
Yang
Hubungan
Skripsi.

Psikologi
Tidak