Mengapa Harga- Harga Tidak Turun Seperti BBM.

Mengapa Harga- Harga Tidak Turun Seperti BBM
Oleh : Sulaeman Rahman
Pada tanggal 20 januari 2009 harian PR memuat berita bahwa Bapak Gubernur Jawa
Barat telah menetapkan adanya penurunan tarif angkutan dalam provinsi sebesar 8 - 10
%, sedangkan untuk angkotan kota akan dikeluarkan oleh pemerintah kota atau
pemerintah kabupaten yang besaraanya berkisar pada 10%. Penetapan ini disepakati oleh
Organda atau organisasi angkutan darat dengan Departemen Perhubungan sebagai wakil
pemerintah atas penurunan bahan bakar minyak jenis premium pada tanggal 15 Januari
2009.
Harga bbm jenis bensin atau premium sekarang menjadi Rp 4.500 hampir sama dengan
harga pada awal 2008. Suatu kondisi yang tentunya akan membantu masyarakat dalam
memulihkan daya beli yang tersedot cukup besar dikarenakan adanya kenaikan harga
yang tinggi pada awal tahun 2008. Daya beli yang turun disebabkan naiknya bbm telah
dirasakan masyarakat luas dengan naiknya pula harga sembako.
Harga sembako misalnya beras yang naik pasca kenaikan bbm seharusnya juga turun
dengan segera bersamaan dengan turunnya bbm. Namun yang didapatkan sekarang harga
sembako belum ada yang turun. Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa hargaharga tidak turun, dan kapan harga harga sembako turun. Pada saat harga bbm naik,
hampir semua sektor industri merasa keberatan dan menyatakan akan menaikkan harga
karena harga jual yang mereka tentukan dipengaruhi naiknya harga bbm.
Harga bbm sudah turun , bagaimana agar harga sembako turun sesuai dengan keinginan
masyarakat, hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut, yaitu dengan penjelasan konsep

penetapan harga. Harga ditentukan oleh tiga faktor, pertama harga ditentukan oleh faktor
biaya, harga jual suatu produk ditentukan berdasarkan biaya biaya yang dikeluarkan. Jadi
bila biaya biaya naik maka harga jual akan naik.
Bila penentuan harga berdasarkan persepsi pembeli, maka harga salah satunya ditentukan
oleh tempat dimana produk itu dijual, walaupun produk yang sama tetapi dijual ditempat
yang lebih bergengsi maka produk tersebut menjadi mahal harganya. Misalnya secangkir
kopi yang dijual dengan kualitas dan kuantitas yang sama akan memiliki harga yang
berbeda bila dijual di tempat yang berbeda, seperti secangkir kopi yang dijual warung
kopi biasa dengan warung kopi yang ada di mall atau hotel. Penentuan harga yang