Penerapan Metode Probabilistik dalam Pengendalian Persediaan Obat-obatan Generik pada Apotek X di Bandung.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Nowadays, pharmacy business is growing and causing fierce competition. A company must have good strategy to face this competition, for example with good control of the inventory.

Good inventory control will create inventory cost efficiency, because the company usually keep large number of inventory. There are four kinds of inventory cost, item cost, carrying cost, ordering cost, and stockout cost.

X Pharmacy that just newly operated also suffered some problems. One of the problem is the inventory cost is very high.

This research to find out the policy that already used by X Pharmacy to manage the inventory all this time. Besides to know how to use the probabilistic method within two cases, backorder and lost sales to minimize the inventory cost.

From the research, the total inventory cost can be saved from backorder is Rp 306.933 and from lost sales Rp 307.007.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pada masa sekarang, bisnis apotek semakin berkembang dan mengakibatkan persaingan yang ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang baik dalam menghadapi persaingan, salah satunya dengan mengendalikan persediaan dengan baik.

Pengendalian persediaan yang baik akan menciptakan efisiensi biaya persediaan, karena perusahaan kerap kali menyimpan persediaan dalam jumlah besar. Ada empat jenis biaya dalam persediaan, yaitu item cost, carrying cost, ordering cost, dan stockout cost.

Apotek X yang belum lama memulai kegiatan operasinya juga mengalami masalah. Masalah yang dihadapi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk persediaannya tergolong besar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebijakan yang digunakan oleh Apotek X selama ini dalam mengelola persediaannya. Selain itu juga untuk mengetahui penggunaan metode probabilistik dengan dua kasus, yaitu backorder dan

lost sales untuk meminimumkan biaya persediaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, total biaya persediaan yang dapat dihemat dari kasus backorder adalah Rp 306.933 dan dari kasus lost sales Rp 307.007.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR …... ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR …... ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi ... 12

2.2 Persediaan ... 13

2.3 Klasifikasi ABC ... 18

2.4 Model Pengendalian Persediaan ... 20

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 28

3.1.1 Gambaran Singkat Perusahaan ... 28

3.1.2 Prosedur Pengadaan Obat ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.2.1 Jenis Penelitian ... 30


(5)

v Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.2 Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

PENELITIAN UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI ... ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 65


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Desember 2010 ... 5

Tabel 1.2 Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Januari 2011 ... 6

Tabel 1.3 Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Februari 2011 ... 7

Tabel 4.1 Klasifikasi ABC ... 33

Tabel 4.2 Biaya Telepon dan Banyaknya Panggilan yang Dilakukan Apotek X bulan Juni 2010 sampai dengan April 2011 ... 36

Tabel 4.3 Data Permintaan Amoxicillin 500 mg. Juni 2010 sampai April 2011 ... 39

Tabel 4.4 Data Permintaan Amlodipine 5 mg. Juni 2010 sampai April 2011... 42

Tabel 4.5 Data Permintaan Simvastatin 10 mg. Juni 2010 sampai April 2011... 45

Tabel 4.6 Data Pembelian, Permintaan, Persediaan, dan Banyaknya Pemesanan yang Dilakukan Apotek X untuk Amoxicillin 500 mg. ... 48

Tabel 4.7 Data Pembelian, Permintaan, Persediaan, dan Banyaknya Pemesanan yang Dilakukan Apotek X untuk Amlodipine 5 mg. ... 49

Tabel 4.8 Data Pembelian, Permintaan, Persediaan, dan Banyaknya Pemesanan yang Dilakukan Apotek X untuk Simvastatin 10 mg. ... 50

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Total Biaya per tahun dengan Metode Probabilistik dan Kebijakan Perusahaan Sekarang ... 51

Tabel 4.10 Tabel Jumlah Pemesanan yang harus Dilakukan dengan Menggunakan Metode Probabilistik ... 54


(7)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR


(8)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Kartu Stock ... 59

Lampiran 2 Contoh Surat Pesanan ... 61


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian.

Pada masa sekarang ini, bisnis semakin berkembang di segala sektor yang menyebabkan semakin kuatnya persaingan di antara para pengusaha sejenis. Oleh sebab itu, diperlukan strategi yang tepat bagi masing-masing perusahaan untuk memenangkan persaingan tersebut. Pesaing juga tentu akan mencari strategi yang terbaik untuk mengatasi masalah persaingan dan akan berusaha selalu unggul jika dibandingkan dengan pesaingnya, tidak terkecuali dalam bisnis apotek. Di sektor ini, banyak sekali dijumpai apotek-apotek, khususnya di kota Bandung, sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis ini memiliki persaingan yang cukup ketat.

Secara umum persaingan yang terjadi menyangkut tiga hal, yaitu mengenai harga (price), kualitas (quality), dan pelayanan (service). Harga biasanya sangat berkaitan erat dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut serta keuntungan yang diharapkan. Makin besar keuntungan yang diharapkan, maka semakin mahal harga yang ditawarkan. Oleh sebab itu, perusahaan harus hati-hati dalam menentukan persentase keuntungan yang diharapkan. Selain itu juga biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut hendaknya seminimum mungkin. Untuk kasus apotek, hendaknya membeli obat-obatan dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menawarkan obat-obatan dengan harga yang terendah dan memberikan diskon yang sesuai.


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha Kualitas obat sendiri hendaknya diperhatikan. Kualitas biasanya berhubungan dengan cara penyimpanan dan juga tanggal kadaluarsa (expired

date) dari obat tersebut. Secara umum, hendaknya dalam menyimpan obat-obatan

tidak terkena sinar matahari langsung dan tidak diletakkan pada tempat yang lembab. Selain itu juga, jika tanggal kadaluarsa obat sudah mendekati, lebih baik obat tersebut segera ditukar pada PBF tempat membeli (sesuai perjanjian berapa bulan sebelum tanggal kadaluarsa obat dapat ditukar). Obat yang sudah akan kadaluarsa, jangan dijual kepada konsumen, karena akan merugikan konsumen dan dapat menyebabkan konsumen kecewa.

Pelayanan juga perlu diperhatikan. Walaupun harga obat tidak terlalu bersaing, tapi jika pelayanan baik, konsumen akan senang dan tetap memutuskan untuk datang dan berbelanja di sana. Karena terkadang konsumen mencari rasa nyaman ketika berbelanja. Oleh sebab itu, hendaknya ramah, sopan, dan sigap dalam membantu dan memahami keinginan konsumen. Dengan demikian diharapkan konsumen merasa nyaman dalam berbelanja di apotek tersebut.

Tujuan perusahaan secara umum adalah mencari laba yang sebesar-besarnya dengan cara meminimumkan cost (biaya). Dengan meminimumkan biaya, harga menjadi bersaing atau bahkan dapat lebih rendah dari pesaing, sehingga konsumen senang membeli produk tersebut. Dalam manajemen apotek, salah satu cara untuk meminimumkan biaya adalah dengan mengendalikan persediaan yang dimiliki (inventory control).


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha Masalah persediaan sering kali disebabkan oleh permintaan yang tidak menentu (berfluktuasi) dan dalam mengkonsumsi obat juga tidak semua orang akan cocok dengan penggunaan satu obat tertentu. Oleh sebab itu, terkadang apotek akan bingung dalam memutuskan apakah akan menyediakan obat tersebut atau tidak. Selain itu juga, terkadang ada beberapa macam obat yang sama komposisi maupun khasiatnya, tapi memiliki merek yang berbeda, karena dibuat oleh pabrik yang berbeda juga. Hal ini juga terkadang menjadi kendala karena konsumen terkadang tidak memperhatikan komposisi obat, hanya tahu merek saja. Jadi konsumen terkadang tidak mau membeli obat yang sama tapi dengan merek yang berbeda walaupun sebenarnya khasiatnya sama.

Ada dua macam obat yang secara umum beredar di masyarakat, yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat dengan komposisi tertentu yang khasiatnya atau cara kerja obatnya lebih cepat dibandingkan dengan obat generik. Sedangkan obat generik adalah obat yang memiliki komposisi tertentu dengan khasiat yang lebih lambat cara kerjanya, tapi harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan obat paten. Terkadang ada konsumen yang cenderung lebih percaya pada khasiat obat paten, tapi ada juga konsumen yang lebih suka pada obat generik, karena harga yang lebih murah dengan komposisi yang sama walaupun cara kerjanya lebih lambat.

Dengan adanya persediaan, maka permintaan yang tidak menentu dapat teratasi dan barang senantiasa akan ada atau tersedia, tapi seperti yang sudah dibahas tadi bahwa setiap obat memiliki tanggal kadaluarsa dan obat yang terlalu lama disimpan juga tidak baik. Oleh sebab itu, persediaan juga harus diatur agar


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha tidak sampai berlebihan. Selain untuk menjaga kualitas obat, juga agar biaya dapat ditekan atau diminimumkan serta dapat memaksimumkan laba.

Persediaan sendiri akan memunculkan biaya, yaitu biaya penyimpanan. Dalam menyimpan barang tentu tidak bisa sembarangan. Apalagi barang yang mudah rusak seperti obat-obatan. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh disimpan di tempat yang lembab, dan juga tidak boleh ditumpuk dengan barang-barang yang berat karena akan menyebabkan obat dapat hancur. Oleh sebab itu perlu ruangan khusus dan penanganan yang tepat dalam menyusun persediaan obat-obatan ini.

Dalam penelitian ini, obyek penelitiannya adalah Apotek Mitra, yang merupakan bisnis atau usaha keluarga. Apotek ini resmi dibuka pada tanggal 8 Juni 2010. Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa masalah utama dari apotek adalah masalah pengendalian persediaan. Persediaan yang terlalu banyak akan merugikan dan terancam tidak habis dan akhirnya terbuang karena kadaluarsa. Tetapi jika persediaan terlalu sedikit juga akan menjadi masalah karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen pada saat dibutuhkan. Oleh sebab itu perlu adanya manajemen persediaan yang baik agar jumlah persediaan yang dikeluarkan sesuai dan tidak berlebihan maupun kurang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“P

enerapan

Metode

Probabilistik

dalam

Pengendalian Persediaan Obat Generik pada Apotek X di

Bandung.”


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah .

Berikut ini adalah laporan persediaan obat generik per bulan selama bulan Desember 2010 sampai dengan Februari 2011:

Tabel 1.1

Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Desember 2010. (dalam tablet)

NO NAMA OBAT

STOCK JUMLAH JUMLAH

SISA

AWAL MASUK KELUAR

1 Captopril 50 mg. 70 600 390 280

2 Captopril 25 mg. 90 900 100 890

3 Antalgin 500 mg. 350 600 550 400

4 Asam Mefenamat 250 0 90 160

5 Amlodipine 5 mg. 215 300 160 355

6 Allopurinol 100 mg. 70 500 560 10

7 Amoxicilin 500 mg. 180 500 590 90

8 Dexamethaxone 0,75 mg. 330 600 250 680

9 Ciprofloxacin 500 mg. 178 0 50 128

10 Simvastatin 10 mg. 420 390 270 540


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.2

Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Januari 2011. (dalam tablet)

NO NAMA OBAT

STOCK JUMLAH JUMLAH

SISA

AWAL MASUK KELUAR

1 Captopril 50 mg. 280 0 60 220

2 Captopril 25 mg. 890 0 290 600

3 Antalgin 500 mg. 400 0 0 400

4 Asam Mefenamat 160 200 140 220

5 Amlodipine 5 mg. 355 450 275 530

6 Allopurinol 100 mg. 10 300 50 260

7 Amoxicilin 500 mg. 90 900 790 200

8 Dexamethaxone 0,75 mg. 680 0 240 400

9 Ciprofloxacin 500 mg. 128 0 40 88

10 Simvastatin 10 mg. 540 450 450 540


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.3

Laporan Persediaan Obat Generik pada bulan Februari 2011. (dalam tablet)

NO NAMA OBAT

STOCK JUMLAH JUMLAH

SISA

AWAL MASUK KELUAR

1 Captopril 50 mg. 220 800 110 910

2 Captopril 25 mg. 600 0 290 310

3 Antalgin 500 mg. 400 380 100 280

4 Asam Mefenamat 220 300 280 240

5 Amlodipine 5 mg. 530 150 180 500

6 Allopurinol 100 mg. 260 0 60 200

7 Amoxicilin 500 mg. 200 500 450 250

8 Dexamethaxone 0,75 mg. 400 600 560 440

9 Ciprofloxacin 500 mg. 88 200 102 178

10 Simvastatin 10 mg. 540 300 320 520

Sumber: Apotek

Berdasarkan data yang telah disajikan di atas, dapat dilihat bahwa Apotek X mengalami masalah overstock atau kelebihan persediaan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa permintaan obat Captopril 50 mg. pada bulan Desember 2010 sebesar 390 tablet, sedangkan persediaannya sebesar 670 tablet. Pada bulan Januari 2011, permintaan akan obat ini sebesar 60 tablet, persediaannya sebesar


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha 280 tablet. Demikian juga pada bulan Februari 2011, jumlah permintaan akan obat ini 110 tablet dengan persediaan sebesar 1020 tablet.

Dengan demikian, dapat diidentifikasikan adanya masalah dalam Apotek X adalah sebagai berikut:

1. Metode apa yang sebaiknya digunakan untuk menentukan persediaan yang optimum?

2. Berapa jumlah obat generik yang sebaiknya dipesan setiap kali melakukan pemesanan?

Dengan mempertimbangkan bahwa apotek menjual berbagai macam obat, mulai dari obat paten, obat generik, obat bebas, dan lain-lain, maka untuk menjaga agar penelitian tetap fokus, maka peneliti membatasi penelitiannya dan hanya meneliti untuk obat generik saja, karena setelah melakukan pengamatan, peneliti menemukan bahwa konsumen cenderung lebih menginginkan obat generik mengingat harganya yang lebih murah, sehingga perputaran penjualan obat generik lebih cepat. Selain itu juga menimbulkan persediaan yang berlebih dan biaya persediaannya juga lebih besar, karena apotek cenderung menyediakan persediaan obat generik lebih banyak.

Apotek X menjual kurang lebih 76 macam obat generik dan tidak semuanya ada permintaan di setiap bulannya. Oleh sebab itu, penelitian dilakukan pada obat generik yang memiliki permintaan di setiap bulan saja, karena jika permintaan tidak selalu ada setiap bulannya, akan sulit melakukan pengolahan data.


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Metode yang sebaiknya digunakan untuk menentukan persediaan yang optimum.

2. Jumlah obat generik yang sebaiknya dipesan setiap kali melakukan pemesanan.

1.4 Kegunaan Penelitian.

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Pihak Penulis.

Dengan diadakannya penelitian ini maka diharapkan penulis dapat memperluas pengetahuan, khususnya dalam manajemen persediaan

(inventory control) yang mungkin akan berguna di kemudian hari.

Selain itu juga agar penulis dapat memahami metode probabilistik yang digunakan dalam mengendalikan persediaan yang ada di apotek tersebut.

2. Pihak Perusahaan (Apotek X).

Diharapkan agar perusahaan dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan masalah persediaan, baik yang berlebihan maupun yang kurang, dan diharapkan agar perusahaan dapat menerapkan metode yang ditawarkan.


(18)

10

Universitas Kristen Maranatha 3. Pihak Pembaca.

Bagi para pembaca diharapkan dapat menambah pengetahuan, baik dalam pembahasan inventory control maupun metode probabilistik yang digunakan. Atau bahkan diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan berikutnya. 4. Pihak Universitas Kristen Maranatha.

Sedangkan untuk pihak Universitas Kristen Maranatha diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan literatur di perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Sistematika Penulisan.

Secara umum, laporan penelitian ini berisi lima bab, sebagai berikut:

Bab I berisi tentang permasalahan yang dibahas, yaitu mengenai adanya masalah persediaan pada suatu Apotek X di Bandung yang menyebabkan biaya persediaan meningkat sehingga peneliti mencoba untuk mencari metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bab II berisi tentang teori-teori dalam ekonomi maupun dalam manajemen operasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu

inventory control maupun manajemen operasi secara umum.

Bab III berisi tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, yaitu Apotek X. Selain itu juga berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang dapat digunakan.


(19)

11

Universitas Kristen Maranatha Bab IV adalah pembahasan dari permasalahan dengan menerapkan metode yang sudah dipilih. Diharapkan permasalahan persediaan yang terjadi dapat diselesaikan dan dapat mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan.

Bab V merupakan kesimpulan yang dapat peneliti ambil dan merupakan hasil evaluasi apakah penggunaan metode yang sudah dipilih dapat menyelesaikan masalah yang terjadi atau tidak.


(20)

55

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode pengendalian persediaan yang dapat digunakan adalah Metode Probabilistik.

2. Dengan menggunakan Metode Probabilistik, jumlah obat yang harus dipesan untuk Kasus Backorder dan Kasus Lost Sales adalah :

Amoxicillin 500 mg. sebanyak 37 box. Amlodipine 5 mg. sebanyak 61 box. Simvastatin 10 mg. sebanyak 70 box. 3. Efisiensi biaya persediaan untuk:

- Kasus Backorder sebesar Rp 306.933. - Kasus Lost Sales sebesar Rp 307.007.

5.2Saran.

Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah mengaplikasikan Metode Probabilistik dalam mengatur persediaan obat-obatan di Apotek X karena Metode Probabilistik dapat meminimumkan biaya persediaan perusahaan.


(21)

56

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Hanna, Mark D. and W. Rocky Newman. 2002. Integrated Operations

Management Adding Value For Customers. New Delhi: Prentice-Hall of

India.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Buku Satu. Diterjemahkan oleh Dwianoegrahwati Setyoningsih, M.Eng.Sc., Indra Almahdy, M.Sc. Jakarta: Salemba Empat. Heizer, Jay and Barry Render. 2005. Operations Management. Ninth Edition. New

Jersey: Pearson Education, Inc.

Kusuma, Hendra. 2002. Manajemen Produksi. Yogyakarta: Andi Offset.

Russell, Roberta S. and Bernard W. Taylor. 2006. Operations Management Quality

and Competitiveness In A Global Environment. Fifth Edition. Hoboken NJ:

John Wiley & Sons, Inc.

Schroeder, Roger G. 2007. Operations Management Contemporary Concepts and

Cases. Third Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies. Inc.

Sekaran, Uma. 2003. Research Method For Business. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Silver, Edward A., David F.Pyke, and Rein Peterson. 1998. Inventory Management

and Production Planning and Scheduling. Third Edition. New York: John


(22)

57

Universitas Kristen Maranatha Subagyo, Drs. Pangestu, M.B.A. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE. Taha, Hamdy A. 2008. Riset Operasi Suatu Pengantar. Jilid Dua. Diterjemahkan


(1)

1.3 Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Metode yang sebaiknya digunakan untuk menentukan persediaan yang optimum.

2. Jumlah obat generik yang sebaiknya dipesan setiap kali melakukan pemesanan.

1.4 Kegunaan Penelitian.

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Pihak Penulis.

Dengan diadakannya penelitian ini maka diharapkan penulis dapat memperluas pengetahuan, khususnya dalam manajemen persediaan (inventory control) yang mungkin akan berguna di kemudian hari. Selain itu juga agar penulis dapat memahami metode probabilistik yang digunakan dalam mengendalikan persediaan yang ada di apotek tersebut.

2. Pihak Perusahaan (Apotek X).

Diharapkan agar perusahaan dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan masalah persediaan, baik yang berlebihan maupun yang kurang, dan diharapkan agar perusahaan dapat menerapkan metode yang ditawarkan.


(2)

3. Pihak Pembaca.

Bagi para pembaca diharapkan dapat menambah pengetahuan, baik dalam pembahasan inventory control maupun metode probabilistik yang digunakan. Atau bahkan diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan berikutnya. 4. Pihak Universitas Kristen Maranatha.

Sedangkan untuk pihak Universitas Kristen Maranatha diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan literatur di perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Sistematika Penulisan.

Secara umum, laporan penelitian ini berisi lima bab, sebagai berikut:

Bab I berisi tentang permasalahan yang dibahas, yaitu mengenai adanya masalah persediaan pada suatu Apotek X di Bandung yang menyebabkan biaya persediaan meningkat sehingga peneliti mencoba untuk mencari metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bab II berisi tentang teori-teori dalam ekonomi maupun dalam manajemen operasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu inventory control maupun manajemen operasi secara umum.

Bab III berisi tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, yaitu Apotek X. Selain itu juga berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang dapat digunakan.


(3)

Bab IV adalah pembahasan dari permasalahan dengan menerapkan metode yang sudah dipilih. Diharapkan permasalahan persediaan yang terjadi dapat diselesaikan dan dapat mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan.

Bab V merupakan kesimpulan yang dapat peneliti ambil dan merupakan hasil evaluasi apakah penggunaan metode yang sudah dipilih dapat menyelesaikan masalah yang terjadi atau tidak.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode pengendalian persediaan yang dapat digunakan adalah Metode Probabilistik.

2. Dengan menggunakan Metode Probabilistik, jumlah obat yang harus dipesan untuk Kasus Backorder dan Kasus Lost Sales adalah :

Amoxicillin 500 mg. sebanyak 37 box. Amlodipine 5 mg. sebanyak 61 box. Simvastatin 10 mg. sebanyak 70 box. 3. Efisiensi biaya persediaan untuk:

- Kasus Backorder sebesar Rp 306.933. - Kasus Lost Sales sebesar Rp 307.007.

5.2Saran.

Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah mengaplikasikan Metode Probabilistik dalam mengatur persediaan obat-obatan di Apotek X karena Metode Probabilistik dapat meminimumkan biaya persediaan perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hanna, Mark D. and W. Rocky Newman. 2002. Integrated Operations Management Adding Value For Customers. New Delhi: Prentice-Hall of India.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Buku Satu. Diterjemahkan oleh Dwianoegrahwati Setyoningsih, M.Eng.Sc., Indra Almahdy, M.Sc. Jakarta: Salemba Empat. Heizer, Jay and Barry Render. 2005. Operations Management. Ninth Edition. New

Jersey: Pearson Education, Inc.

Kusuma, Hendra. 2002. Manajemen Produksi. Yogyakarta: Andi Offset.

Russell, Roberta S. and Bernard W. Taylor. 2006. Operations Management Quality and Competitiveness In A Global Environment. Fifth Edition. Hoboken NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Schroeder, Roger G. 2007. Operations Management Contemporary Concepts and Cases. Third Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies. Inc.

Sekaran, Uma. 2003. Research Method For Business. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Silver, Edward A., David F.Pyke, and Rein Peterson. 1998. Inventory Management and Production Planning and Scheduling. Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.


(6)

Subagyo, Drs. Pangestu, M.B.A. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE. Taha, Hamdy A. 2008. Riset Operasi Suatu Pengantar. Jilid Dua. Diterjemahkan