MEMBERDAYAKAN MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI MODEL PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK SYARIAH DENGAN NASABAH BERDASARKAN PRINSIP KEADILAN.

Dr. Pujiyono, S.H., M.H. Lahir di Boyolali, 14 Oktober 1979. Pria yang memiliki
NIP 197910142003121001 adalah staf pengajar di Fakultas Hukum UNS.
Riwayat pendidikan tinggi yang berhasil ditempuhnya adalah tahun 2002 lulus
sarjana (S-1) dari Universitas Sebelas Maret untuk bidang ilmu: Ilmu Hukum,
tahun 2005 lulus Magister (S-2) dari Universitas Sebelas Maret untuk bidang
ilmu: Ilmu Hukum, dan berhasil meraih gelar Doktor (S-3) dari Universitas
Sebelas Maret untuk bidang ilmu: Ilmu Hukum pada tahun 2012. Judul dan
ringkasan Disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan
English sebagai berikut.
MEMBERDAYAKAN
MEDIASI
PERBANKAN
SEBAGAI
MODEL
PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK SYARIAH DENGAN NASABAH
BERDASARKAN PRINSIP KEADILAN. Tujuan disertasi ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis: (1) urgensi pemberdayaan Lembaga Mediasi
Perbankan di Indonesia, (2) faktor-faktor yang menyebabkan penyelesaian
sengketa antara bank syariah dan nasabah melalui mediasi perbankan di Indonesia
kurang dipercaya, kurang efisien dan belum mencerminkan rasa keadilan kedua
belah pihak, (3) langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk

memberdayakan model mediasi sebagai model penyelesaian sengketa antara
nasabah dan bank syariah sehingga menjadi lebih dipercaya, efisien dan
mencerminkan rasa keadilan kedua belah pihak.
Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan
pendekatan doktrinal dengan analisis deduktif dan non doktrinal dengan analisis
kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Penelitian doktrinal
digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai penyelesaian sengketa
melalui mediasi perbankan, baik dari hukum agama maupun peraturan perundangundangan. Penelitian non doktrinal untuk mendapatkan data primer dengan
melalui observasi, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) Pemberdayaan lembaga mediasi
perbankan sangat dibutuhkan bagi penyelesaian sengketa antara bank syariah dan
nasabah. Hal ini disebabkan karena model mediasi perbankan merupakan model
yang dibutuhkan dalam praktik perbankan syariah untuk menyelesaikan sengketa
antara nasabah dan bank syariah. model mediasi perbankan memiliki karakter
yang berbeda dan lebih aplicable dibanding jalur penyelesaian sengketa antara
nasabah dan bank syariah yang saat ini ada, proses mediasi perbankan selama ini
dianggap lebih dekat dengan perbankan dibanding dengan nasabah dan belum
terbentuknya Lembaga Mediasi Perbankan Independen. (2) Pelaksanaan mediasi di
DIMP BI mengalami dua hambatan yakni hambatan substansi dan operasional. (3)
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memberdayakan model mediasi

sebagai model penyelesaian sengketa antara nasabah dan bank syariah sehingga
menjadi lebih ideal, lebih dipercaya, efisien dan mencerminkan rasa keadilan
kedua belah pihak meliputi langkah substansi dan operasional. Secara substansi
perlu dilakukan beberapa hal yakni, verbalisasi ketentuan syariah dalam ketentuan
mediasi perbankan, PBI Mediasi perlu mengatur tentang kewajiban mediasi
sebagai resolusi sengketa, perlu memperkuat politik hukum LMP Independen dan
perlu mengatur mengenai batas waktu eksekusi keputusan mediasi. Sedangkan
secara operasional meliputi tindakan yang harus dilakukan oleh BI, perbankan
syariah, nasabah dan pihak lainnya. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Secara substansial perlu dilakukan
perubahan Pasal 3, Pasal 8 ayat (6) dan Pasal 13 PBI Mediasi Perbankan. (2)
Secara operasional, keberhasilan mediasi perbankan sebagai model resolusi

sengketa perbankan yang terpercaya, efisien dan lebih adil bagi para pihak
membutuhkan keterlibatan aktif dan positif dari semua pihak. Para pihak tersebut
adalah Bank Indonesia, Perbankan Syariah, nasabah dan pihak lain. Kata Kunci:
Penyelesaian Sengketa, Mediasi Perbankan, Syariah].
EMPOWERING BANKING MEDIATION AS DISPUTE RESO-LUTION MODEL
BETWEEN SHARIA BANK AND CLIENT BASED ON JUSTICE PRINCIPLE.
This research’s aims are to know and analisys: (1) the urgention of forming the

Banking Mediation Institute, (2) the factors that caused dispute resolution between
client and sharia bank are not running well, (3) The steps that have to do for
powering mediation model as dispute resolution between client and sharia bank, so
that become more trusted, efficient and expresses justice feeling for the both of
parties.
This research based on law research that its done by doctrinal with deductif
analysis and non doctrinal with qualitative analysis. The Doctrinal research is used
to collect secondary data dispute resolution through banking mediation that
consists of sharia law and positive law. The non doctrinal research is used to
collect primary data through observation, interview and Focus Group Discussion
(FGD).
This research indicates that ; (1) Empowering banking mediation institution is
needed for dispute of resolution between sharia bank and client. This is caused
correlates with sharia banking characteristic, requirements and dinamitation, The
mediation model has the different character with the others models, the mediation
process at Banking Investigation and Mediation Directorat of Indonesian Bank has
been assumed is closer to bank than client, and forming of Independen Banking
Mediation Institution is not already done yet. (2) The practice mediation banking at
Banking Investigation and Mediation Directorat of Indonesian Bank has two
resistances, those are substance and operational. (3) The steps have to do for

empowering mediation model as dispute resolution between sharia bank and client
are consist of substance and operational steps. The substance steps are consist of
verbalization syariah’s rule in mediation banking rule, Mediation Banking
Regulation has to manage mediation as a mandatory way, need to strengthen the
law politics of Independen Mediation Banking Institution and need to manage the
time limitation of mediation’s execution. Based on that result of research, so told
the suggestion as follows : (1) Substancially is needed to make a change at Article
3, Article 8 sentence (6) and Article 13 Indonesian Banking Regulation about
Banking Mediation. (2) Operationally, the efficacy of banking mediation as banking
dispute resolution model that trustworthy, fairer and efficient to all parties is
required positive and active involvement from all parties. The the parties is
Indonesian Bank, Sharia banking, client and other parties. [Key words: Dispute
Resolution, Banking Mediation, Sharia].