PROBLEMATIKA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN

DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : Anita Budi Sulistyarini NIM.E0007079 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi) PROBLEMATIKA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN

Oleh Anita Budi Sulistyarini

NIM.E0007079

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. JAMAL WIWOHO, S.H,M.Hum. PUJIYONO,S.H.,M.H. NIP. 196111081987021001 NIP. 197910142003121001

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN Anita Budi Sulistyarini NIM.E0007079 Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta DEWAN PENGUJI

1. Dr. M. Najib Imanullah, S.H, M.H, PhD : ............................................................. NIP. 195908031985031001

Ketua

2. Pujiyono, S.H, M.H

............................................................. NIP. 197910142003121001

Sekretaris

3. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H, M.Hum. : ............................................................. NIP. 196111081987021001

Anggota

Mengetahui Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum

NIP. 195702031985032001

commit to user

: Anita Budi Sulistyarini

NIM

: E0007079

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2011 yang membuat pernyataan

Anita Budi Sulistyarini NIM.E0007079

commit to user

ABSTRAK

Anita Budi Sulistyarini,

E.0007079.

2011.

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN

SENGKETA ANTARA

NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI PERBANKAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan mediasi perbankan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa antara nasabah dengan perbankan serta mencari tahu problematika-problematika dan solusi dalam pelaksanaan mediasi perbankan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif, mengkaji mengenai pelaksanaan, problematika, dan solusi mediasi perbankan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan, pengamatan atau observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan mediasi perbankan merupakan tindak lanjut dari upaya penyelesaian pengaduan nasabah yang tidak dapat diselesaikan secara internal oleh bank. Landasan hukum dilaksanakannya mediasi perbankan oleh Bank Indonesia adalah PBI Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas PBI Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/14/DPNP. Sedangkan problematika yang dihadapi selama pelaksanaan mediasi perbankan, antara lain pengajuan permohonan dan pelaksanaan mediasi perbankan masih terpusat di DIMP yang terdapat di Jakarta, ada hal yang terkait pelaksanaan mediasi perbankan yang belum diatur dalam PBI Mediasi Perbankan, nasabah belum memahami ketentuan atau prosedur mediasi perbankan, dalam pelaksanaan mediasi perbankan, nasabah diwakili oleh pihak ketiga, pada saat mediasi bank kerap mengirimkan delegasi atau wakil yang tidak memiliki kewenangan untuk memutus, masih terdapat sebagian petugas atau pejabat bank yang belum mengetahui ketentuan tentang mediasi perbankan oleh Bank Indonesia, bank belum melakukan publikasi mediasi perbankan diseluruh kantornya, masih banyak nasabah dan perbankan yang memilih untuk menyelesaikan sengketanya melalui jalur pengadilan. Solusi yang dapat diambil dari problematika tersebut adalah nasabah bersikap pro aktif dan memiliki iktikad baik dalam menyelesaikan sengketanya dengan bank, bank melakukan perlindungan nasabah secara maksimal dengan cara transparansi produk, edukasi, pengaduan nasabah, dan mediasi, Bank Indonesia melakukan amandemen terhadap PBI, permohonan mediasi tidak hanya dapat diajukan ke DIMP, nasabah dan bank mengirim perwakilan dengan kewenangan memutus.

Kata Kunci : Mediasi perbankan, Bank, Nasabah.

commit to user

vi

Anita Budi Sulistyarini, E.0007079. 2011. THE PROBLEMS OF DISPUTE RESOLUTION BETWEEN THE CUSTOMER AND BANKING THROUGH BANKING MEDIATION AGENCY.

The objectives of research are to find out the implementation of banking mediation by Bank of Indonesia as one alternative of dispute resolutions between the customer and banking as well as to find out the problems and solutions in the implementation of banking mediation.

This study belongs to an empirical law research that is descriptive in nature, studies the implementation, problems and solutions of banking mediation. The approach used in this research was qualitative one. The data type used included primary and secondary data. Techniques of collecting data used were library study, observation and interview. Technique of analyzing data used in this research was qualitative analysis.

The result of research shows that the implementation of banking mediation is the follow-up of the attempt of resolving customer complaint that cannot be solved internally by the bank. The legal foundation of the implementation of banking mediation by Bank of Indonesia is PBI Number 10/1/PBI/2008 on the Amendment of PBI Number 8/5/PBI/2006 on Banking Mediation and Bank of Indonesia’s Circular Number 8/14/DPNP. Meanwhile, the problems encountered during the implementation of banking mediation, including the application and implementation of banking mediation that is still concentrated in DIMP existing in Jakarta, something relating to the implementation of banking mediation not governed in Banking Mediation PBI, customer has not understood the provision or procedure of banking mediation, in the implementation of banking mediation, the customer is represented by the third party, during mediation, the bank frequently sends delegation or representative having no authorization of making decision, some bank employees or officials have not understood the provision of banking mediation by Bank of Indonesia, bank have not made publication of banking mediation throughout its office, many customers and banking prefer resolving their dispute through the court. The solutions of this problems are customer took action and have a good attitude of solving their problem with bank, bank gives customer protection maximally through product transparation, education, customer complaint, and mediation, the Bank of Indonesia doing amendment of PBI, the application of banking mediation is not concentrated in DIMP, customer and bank send delegation with authorization of making decision.

Keyword: Banking mediation, Bank, Customer.

commit to user

vii

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepadaNya lah aku kembali”

(Q.S. Hud:88)

“Orang-orang hebat bisa dikenali dari tiga hal: murah hati dalam perencanaan, humanis dalam pelaksanaan, dan tidak berlebihan dalam keberhasilan”

(Otto Von Bismarch)

“If better is possible good is not enough”

commit to user

viii

Penulisan hukum ini penulis persembahkan untuk:

Allah SWT

Thank you for every blessed that You’ve given to me

Papa, Mama, dan adikku tercinta

Thank you for never ending love, care and pray

Kedua pembimbing skripsiku Irvan Adi

Impossible is nothing

Sahabat serta teman-teman seperjuanganku

Thank you for every moment in my life

Semua pihak yang telah membantu penulisan hukum ini

commit to user

ix

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan Hukum yang berjudul “PROBLEMATIKA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA

NASABAH DENGAN PERBANKAN MELALUI LEMBAGA MEDIASI

PERBANKAN” dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulisan hukum ini membahas mengenai pelaksanaan mediasi perbankan oleh Bank Indonesia, problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan mediasi perbankan serta solusi yang dapat diambil untuk mengatasi problematika tersebut. Pembahasan mengenai mediasi perbankan ini penting dilakukan untuk menjaga reputasi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip kepercayaan. Salah satu upaya untuk menjaga kepercayaan terutama dari nasabah adalah dengan menyelesaikan sengketa yang murah, cepat, dan sederhana melalui mediasi perbankan oleh Bank Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam setiap proses penyelesaian penulisan hukum (skripsi) ini tidak akan terlaksana dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H, M.Hum., selaku Pembimbing I Penulisan Hukum yang telah bersedia memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini.

3. Bapak Pujiyono, S.H, M.H., selaku Pembimbing II Penulisan Hukum yang telah dengan sabar menyediakan waktu dan pikiran untuk berbagi ilmu dengan penulis, memberikan motivasi, saran, dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini tepat waktu.

commit to user

nasehat dan motivasinya yang sangat berguna selama Penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum UNS.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan hukum ini.

6. Ketua Bagian PPH Bapak Lego Karjoko S.H., M.Hum., dan Mas Wawan anggota PPH yang banyak membantu dalam penulisan hukum ini.

7. Segenap staf Perpustakaan Fakultas Hukum UNS, yang telah membantu menyediakan bahan referensi yang berkaitan dengan topik penulisan hukum.

8. Bapak Yiyok T. Herlambang (Deputi Pemimpin Bidang Perbankan di KBI Solo) atas waktu diskusi yang diberikan serta saran dan kritiknya, Ibu Ifa Mukholifah (Pengawas Muda di KBI Solo) atas diskusi dan ceritanya, Bapak Nur Ali dan Ibu Harini (SDM di KBI Solo) atas izin dan waktu yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di KBI Solo.

9. Bapak Imam, Bapak Bambang, Bapak Yustinus, Bapak Dito, Bapak Dodi dan pihak-pihak lain di KBI Semarang yang sudah meluangkan waktunya untuk berdiskusi sehingga memberikan pengetahuan baru kepada penulis.

10. Papa, Mama, dan adikku, Dian, atas cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, semangat dan segala yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini.

11. Especially for Irvan Adi Sasmito atas dukungan dan waktunya, atas kesabarannya dalam menghadapi penulis dan menemani penulis mengumpulkan bahan serta menyelesaikan setiap detail penulisan hukum ini.

12. Sahabatku Adel dan Arina atas motivasinya, teman-teman seperjuanganku, Farida, Bonita, Nesia, Wisnu atas waktu, motivasi, dan diskusinya, teman- teman kostku, Very dan Shelma yang telah sabar menghadapi penulis.

13. Semua pihak yang ikut dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

commit to user

xi

semua pihak, baik untuk akademisi, praktisi maupun masyarakat umum.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

commit to user

xiii

b. Ruang Lingkup ............................................................

22

c. Macam-macam Bank ..................................................

23

3. Tinjauan Umum mengenai Nasabah

a. Pengertian Nasabah .....................................................

23

b. Hubungan Bank dengan Nasabah ...............................

24

c. Mekanisme Perlindungan Nasabah...................... .......

26

4. Tinjauan Umum mengenai Sengketa

a. Konsultasi...................................................................

30

b. Negosiasi ....................................................................

31

c. Mediasi .......................................................................

33

d. Konsiliasi........................................................... ........

35

e. Pendapat Ahli..............................................................

36

f. Arbitrase......................................................................

37

5. Tinjauan Umum mengenai Lembaga Mediasi Perbankan

39

6. Tinjauan Umum mengenai Problematika................... .... .

42

7. Tinjauan Umum mengenai Implementasi................... .... .

42

B. Kerangka Pemikiran ................................................................

44

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

1. Kantor Bank Indonesia Solo ............................................

46

a. Lokasi ..........................................................................

46

b. Struktur Organisasi .....................................................

46

c. Visi dan Misi ...............................................................

47

d. Wewenang Kantor Bank Indonesia Solo ....................

48

2. Pengadilan Negeri Surakarta

a. Lokasi ........................................................................

49

b. Sejarah .......................................................................

49

c. Visi dan Misi .............................................................

50

B. Pelaksanaan Mediasi Perbankan Oleh Bank Indonesia ..........

51

commit to user

xiv

Dengan Perbankan Melalui Lembaga Mediasi Perbankan...................................................................

63

2. Mediasi Perbankan yang Dilakukan Oleh Kantor Bank Indonesia Solo .......................................................

64

C. Problematika yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Mediasi Perbankan

1. Problematika Pelaksanaan Mediasi Perbankan ................

67

2. Solusi Yang Dapat Diambil Terkait Dengan Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Mediasi Perbankan ............................................................

75

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................

80

B. Saran.......................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

xv

Tabel 1. Perbedaan Mediasi Perbankan di DIMP dan KBI .......................

66

Tabel 2. Daftar Bank yang Menyelesaikan Sengketa Melalui Pengadilan

Negeri Surakarta .........................................................................

72

commit to user

xvi

Gambar 1. Analisis Kualitatif Model Interaktif ........................................

14

Gambar 2. Kerangka Pemikiran.. ..............................................................

44 Gambar 3. Penyelesaian Pengaduan Nasabahah (Tertulis)..................

52 Gambar 4. Operasionalisasi Mediasi Perbankan..................................

53 Gambar 5. Prosedur Mediasi Perbankan..............................................

54

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan memiliki fungsi penting dalam perekonomian negara. Fungsi utama perbankan adalah sebagai intermediasi, yaitu penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada sektor-sektor riil untuk menggerakkan pembangunan dan stabilitas perekonomian suatu negara. Dalam hal ini, bank menghimpun dana dari masyarakat berdasarkan asas kepercayaan dari masyarakat untuk kemudian dapat menyalurkan dana tersebut untuk menggerakkan perekonomian bangsa (Erna Priliasari, 2008: 42).

Di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dalam Pasal 4 disebutkan bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut maka dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perbankan harus diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki tugas untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Hal ini telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

commit to user

pihak nasabah merasa hak-haknya tidak dipenuhi sehingga timbul pengaduan nasabah. Pengaduan nasabah adalah ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pada nasabah yang diduga karena hak-hak nasabah tidak dapat dipenuhi dengn baik oleh bank. Pengaduan nasabah ini hendaknya ditangani dan diselesaikan dengan baik oleh pihak bank, karena jika tidak maka akan berpotensi menjadi sengketa antara nasabah dan bank.

Sengketa antara nasabah dengan bank akan berpotensi merugikan kedua belah pihak. Nasabah sebagai pihak yang posisinya lemah berpotensi untuk menanggung kerugian, baik finansial maupuan material. Sedangkan sengketa bagi bank berpotensi menyebabkan bank kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Hal ini jelas sangat berpengaruh terhadap reputasi bank di mata masyarakat. Kondisi seperti ini tidak baik bagi bank karena bank bekerja dan beroperasi berdasarkan kepercayaan dari masyarakat.

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan bank, yaitu melalui jalur litigasi maupun non litigasi. Proses litigasi dilakukan melalui jalur pengadilan, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses mediasi pada awal persidangan. Hal ini telah diatur dalam PERMA (Peraturan Mahkamah Agung) Nomor 2 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Proses Mediasi di Pengadilan. Selain melalui pengadilan, dikenal juga jalur arbitrase. Berdasarkan definisi yang diberikan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999, arbitrase adalah “cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan pada Perjanjian Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa”.

commit to user

rekonsiliasi, mediasi, negosiasi, konsultasi, dan penilaian ahli. Salah satu jalur non litigasi yang ditawarkan oleh Bank Indonesia untuk menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan perbankan secara sederhana, cepat, dan murah adalah melalui mediasi. Mediasi ini merupakan perwujudan salah satu dari enam pilar API. API atau Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberi arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan (Hermansyah, 2009: 191). Ada enam pilar API tersebut, antara lain:

1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan;

2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional;

3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko;

4. Menciptakan Good Corporate Governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional;

5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat;

6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan (Hermansyah, 2009: 195).

Tujuan dari adanya Arsitektur Perbankan Indonesia atau API ini adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional.

Upaya perlindungan nasabah yang terdapat dalam pilar ke VI API dituangkan dalam empat aspek yang terkait satu sama lain dan secara bersama-sama akan dapat meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan hak-hak nasabah. Empat aspek tersebut (http://www.djpp.depkumham.

commit to user

terhadap-nasabah-bank.html) adalah:

1. Penyusunan standar mekanisme pengaduan nasabah;

2. Pembentukan lembaga mediasi perbankan;

3. Penyusunan standar transparansi informasi produk, dan

4. Peningkatan edukasi untuk nasabah.

Mediasi perbankan oleh Bank Indonesia merupakan perwujudan dari pilar keenam API. Selain mediasi ada pula transparansi produk dan juga pengaduan nasabah. Kesemuanya ini telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI), yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/25/DPNP tentang Transparansi dan Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 dan Surat Edaran Ekstern Nomor 7/24/DPNP/2005 sebagaimana diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/13/DPNP tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Mediasi Perbankan dan Surat Edaran Ekstern Nomor 8/14/DPNP/2006 tentang Mediasi Perbankan.

Mediasi perbankan ini merupakan tindak lanjut dari pengaduan nasabah. Ketika ada nasabah yang merasa tidak puas dengan penyelesaian pengaduan nasabah oleh bank maka nasabah yang bersangkutan boleh mangajukan permohonan mediasi perbankan ke Bank Indonesia. Ini merupakan salah satu bentuk perlindungan atau jaminan bagi nasabah dalam mendapatkan pelayanan yang baik dari bank. Selain itu dengan tidak berlarut-larutnya penyelesaian sengketa antara nasabah dan bank, maka bank akan semakin mendapatkan kepercayaan dari nasabahnya. Penyelesaian sengketa yang berlarut-larut akan dapat membuat nasabah

commit to user

Penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan juga menguntungkan bagi kedua belah pihak karena kasus atau sengketa yang terjadi akan menjadi rahasia para pihak atau tidak di blow up kepada khalayak umum.

Setiap bank wajib membentuk sebuah unit pengaduan nasabah di setiap kantornya. Selain itu bank juga berkewajiban untuk melakukan transparansi dalam memberikan informasi terkait produk dan jasa yang dikeluarkan, seperti perhitungan suku bunga dan risiko yang terkandung dalam setiap produk tersebut. Dalam Peraturan Bank Indonesia telah disebutkan bahwa pelaksanaan mediasi perbankan oleh Bank Indonesia hanya akan dilakukan sampai lembaga mediasi perbankan independen telah dibentuk oleh asosiasi perbankan. Selama belum terbentuk lembaga mediasi perbankan yang independen, maka untuk sementara waktu fungsi mediasi perbankan berada di tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral.

Dalam pelaksanaannya, mediasi perbankan memiliki beberapa permasalahan, antara lain terkait dengan batas maksimal nilai tuntutan yang berjumlah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Beberapa pakar ekonomi berpendapat bahwa batas maksimal ini harus dinaikkan mengikuti nilai tingkat penjaminan wajar oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yaitu Rp. 2 Milyar. Selain itu, awalnya mediasi perbankan ini dikhususkan untuk melindungi nasabah UMK, tetapi belakangan ini kemampuan UMK dalam hal permodalan sudah semakin meningkat sehingga batas maksimal nilai tuntutan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dirasa sudah tidak tepat lagi (www.bataviase.co.id).

Permasalahan lain terkait dengan mediasi perbankan ini adalah tempat pelaksanaan mediasi perbankan yang berada di Jakarta, yaitu di Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan. Dimana untuk bersengketa disana membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Padahal tujuan dari mediasi perbankan ini adalah untuk melindungi nasabah UMK.

commit to user

mengkaji lebih mendalam mengenai problematika penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank melalui jalur mediasi, melalui penelitian hukum yang berjudul:

“Problematika Penyelesaian Sengketa Antara Nasabah dengan

Perbankan Melalui Lembaga Mediasi Perbankan”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas agar permasalahan yang ada nanti dapat dibahas dengan lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka penulis telah merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan mediasi perbankan oleh Bank Indonesia?

2. Apa problematika mediasi perbankan dalam menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan perbankan?

3. Bagaimana solusi yang dapat diambil untuk mengatasi problematika dalam mediasi perbankan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dikenal dalam suatu penelitian ada dua macam, yaitu: tujuan obyektif dan tujuan subyektif, dimana tujuan obyektif merupakan tujuan yang berasal dari tujuan penelitian itu sendiri, sedangkan tujuan subyektif berasal dari peneliti. Tujuan obyektif dan subyektif dalam penelitian ini antara lain:

commit to user

Tujuan Obyektif yaitu tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan obyektif dari penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui prosedur mediasi perbankan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa antara nasabah dan perbankan.

b. Untuk mengetahui problematika mediasi perbankan dalam penyelesaian sengketa antara nasabah dengan perbankan.

c. Untuk mengetahui solusi apa saja yang dapat diambil terkait problematika dalam pelaksanaan mediasi perbankan.

2. Tujuan Subyektif

Tujuan Subyektif adalah tujuan penulisan dilihat dari tujuan pribadi penulis yang mendasari penulis dalam melakukan penulisan. Tujuan subyektif penulis adalah:

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu hukum perdata khususnya dalam lingkup hukum perbankan.

b. Untuk melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Untuk mengasah dan menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah penulis peroleh adar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri serta menberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum.

commit to user

Suatu penelitian yang berhasil adalah penelitian ynag dapat memberi manfaat atau faedah, baik secara teoritis maupun praktis, yang meliputi:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pengembangan ilmu hukum. Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Penulisan hukum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum perdata pada umumnya serta Hukum Perbankan pada khususnya.

b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan yang terkait langsung dengan judul penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari penulisan ini sebagai berikut:

a. Menjadi wahana bagi penulisan untuk mengembangkan penalaran dan pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat membantu memberi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti dan dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai dalam upaya mempelajari dan memahami ilmu hukum khususnya Hukum Perbankan.

commit to user

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan (Soerjono Soekanto, 2008: 43).

Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian hukum ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2008: 52).

2. Sifat Penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Penelitian hukum yang bersifat deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Hal ini dilakukan terutama untuk mempertegas hipotesis-hipotesis, agar dapat membantu didalam memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2008: 10).

commit to user

Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata (Soerjono Soekanto, 2008: 32).

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian hukum ini adalah di Kantor Bank Indonesia Surakarta yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 4 Surakarta dan Pengadilan Negeri Surakarta yang terletak di di Jalan Brigjend Slamet Riyadi No. 290.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yakni perilaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 2008: 12). Data primer dalam penulisan hukum ini berupa hasil wawancara dengan Bapak Yiyok T. Herlambang, Deputi Pemimpin Bidang Perbankan di KBI Solo, Ibu Ifa Mukholifah, Pengawas Bank Muda di KBI Solo, Bapak Suradi, Hakim di Pengadilan Negeri Surakarta, dan Bapak Dodi, Bapak Bambang, Bapak Yustinus, Bapak Dito, Pengawas Bank di KBI Semarang, Ibu Ira, Nana, Endang serta Bapak Ayok dari Bank Jateng, BCA, dan BTPN.

commit to user

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung data primer yang diperoleh dari peraturan perundang- undangan, jurnal, buku-buku, dokumen-dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian penulis. Data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah PBI Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, SEBI Nomor 8/14/DPNP tentang Mediasi Perbankan, Dokumen Bagian Perdata dan Hukum PN Surakarta, Dokumen dari DIMP dan KBI Solo, jurnal nasional maupun internasional, buku perbankan, misal karangan Hermansyah, Munir Fuady, buku alternatif penyelesaian sengketa, misalnya karangan Gunawan Widjaja, buku mediasi perbankan karangan Takdir Rahmadi, dan lain-lain serta artikel internet terkait mediasi perbankan dan alternatif penyelesaian sengketa.

6. Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian, yaitu Kantor Bank Indonesia Surakarta dan Pengadilan Negeri Surakarta.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung sumber data primer. Data tersebut diperoleh dari literature-literatur maupun peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti penulis, antara lain Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

commit to user

30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas PERMA Nomor 2 Tahun 2003 tentang Proses Mediasi di Pengadilan, Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi dokumen atau bahan pustaka

Tipe data apapun yang akan dikehendaki oleh penulis, maka studi dokumen atau bahan pustaka yang akan selalu dipergunakan terlebih dahulu (Soerjono Soekanto, 2008: 201). Studi kepustakaan dalam penelitian penulisan hukum ini akan digunakan sebagai patokan norma dalam menilai fakta-fakta hukum yang akan dipecahkan sebagai isu atau permasalahan hukum. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan membaca dan memperlajari isi dari PBI Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, SEBI Nomor 8/14/DPNP tentang Mediasi Perbankan, Dokumen Bagian Perdata dan Hukum PN Surakarta, Dokumen dari DIMP dan KBI Solo, jurnal nasional maupun internasional, buku perbankan, misal karangan Hermansyah, Munir Fuady, buku alternatif penyelesaian sengketa, misalnya karangan Gunawan Widjaja, buku mediasi perbankan karangan Takdir Rahmadi, dan lain-lain serta artikel internet terkait mediasi perbankan dan alternatif penyelesaian sengketa.

commit to user

Penulis akan melihat kenyatan-kenyataan yang terjadi dalam lapangan penelitian, kemudian dari kenyataan-kenyataan yang ada maka penulis melakukan pengamatan. Persepsi penulis ini akan menjadi penafsiran, yang dinamakan sebagai fakta. Fakta merupakan hasil penafsiran terhadap gejala yang diamati penulis. Penulis harus selalu berpedoman pada kerangka teoritis dan kerangka konsepsionil yang menjadi dasar penelitiannya (Soerjono Soekanto, 2008: 220). Dalam hal ini penulis melakukan dengan cara datang ke beberapa bank (Bank Mandiri, BTPN, Bank Jateng) untuk melihat publikasi mediasi perbankan, melakukan pengamatan di PN Surakarta serta melakukan pengamatan di KBI Solo.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh data baik secara lisan atau tulisan atas sejumlah tulisan atau data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap Bapak Yiyok T. Herlambang, Deputi Pemimpin Bidang Perbankan di KBI Solo, Ibu Ifa Mukholifah, Pengawas Bank Muda di KBI Solo, Bapak Suradi, Hakim di Pengadilan Negeri Surakarta, dan Bapak Dodi, Bapak Bambang, Bapak Yustinus, Bapak Dito, Pengawas Bank di KBI Semarang, Ibu Ira, Nana, Endang serta Bapak Ayok dari Bank Jateng, BCA, dan BTPN.

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu model analisis dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen

commit to user

komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus (H.B. Sutopo, 1988: 37). Analisis data tersebut, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses reduksi ini akan berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.

b. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan untuk melakukan kesimpulan penelitian. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung narasinya.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan akhir merupakan hasil dari pemahaman atas arti dari berbagai hal yang ditemukan peneliti dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan proposisi yang mungkin. Konklusi-konklusi dibiarkan tetap disitu yang pada awalnya kurang jelas, kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Dalam teknis analisis ini, peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen analisis dan pengumpulan data

commit to user

ketiga komponen analisis tersebut hingga waktu yang tersisa bagi penelitian berakhir (H.B. Sutopo, 1988: 34-36).

Gambar1: Analisis Kualitatif Model Interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi, penulisan hukum ini dibagi menjadi empat bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang dilakukannya penelitian tentang problematik dalam pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui lembaga mediasi perbankan. Dan untuk menjaga agar penelitian ini tidak keluar dari permasalahan, maka penelitian dibatasi dengan pokok-pokok pembahasan dalam perumusan masalah. Bab ini juga menguraikan mengenai tujuan, manfaat, dan metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian hukum ini.

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Reduksi Data

Sajian Data

commit to user

Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan umum yang berhubungan dengan penelitian mengenai lembaga mediasi perbankan, antara lain: tinjauan umum mengenai problematik, tinjauan mengenai mediasi perbankan, tinjauan umum mengenai Bank Indonesia, tinjauan umum mengenai alternatif penyelesaian sengketa, tinjauan umum mengenai nasabah, dan tinjauan umum mengenai perbankan.

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari permasalahan yang telah dianalisis berdasarkan sumber-sumber data yang telah didapat. Bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian, yaitu KBI Solo dan PN Surakarta, pembahasan rumusan masalah pertama, yaitu pelaksanaan mediasi perbankan di Bank Indonesia yang sub judulnya adalah pelaksanaan mediasi perbankan di KBI Solo dan hasil kesepakatan mediasi perbankan. Lalu pembahasan rumusan masalah kedua, yaitu mengenai problematika pelaksanaan mediasi perbankan. Kemudian yang terakhir adalah pembahasan mengenai rumusan masalah ketiga, yaitu solusi yang dapat diambil terkait problematika mediasi perbankan.

BAB IV: PENUTUP

Bab ini memuat simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang terkait dengan permasalahan yang telah diteliti.

DAFTAR ISI

LAMPIRAN

commit to user

17

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum mengenai Bank Indonesia

a. Pengertian Bank Indonesia

Bank Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia adalah “lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak- pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini”. Bank Indonesia merupakan bank sentral Republik Indonesia yang berbadan hukum.

b. Sejarah Bank Indonesia

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa, merkantilisme telah berkembang menjadi revolusi industri dan menyebabkan pesatnya kegiatan dagang Eropa. Pada saat itulah muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi

commit to user

tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA) . Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan "Jajasan Poesat Bank Indonesia" dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda, ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia, bank sentral bagi Republik

Indonesia

(http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+

BI/Fungsi+Bank+Indonesia/sejarah/).

c. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Dalam Pasal 7 Undang-Undang Bank Indonesia disebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Yaitu kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa srta terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa diukur dari perkembangan laju inflasi. Sedangkan kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain diukur dari perkembangan nilai tukar uang rupiah terhadap mata uang negara lain.

commit to user

mengarahkan kebijakannya untuk menyeimbangkan kondisi ekonomi internal, khususnya keseimbangan antara permintaan dan penawaran dengan kondisi ekonomi eksternal yang tercermin pada kinerja neraca pembayaran. Perwujudan keseimbangan internal adalah terjaganya inflasi pada tingkat yang rendah, sementara dari sisi eksternal adalah terjaganya nilai tukar rupiah pada tingkat perkembangan yang cukup kuat dan stabil. Untuk itu, Bank Indonesia harus mempertimbangkan dan melakukan koordinasi dengan pemerintah agar kebijakan yang ditempuhnya sejalan dan saling mendukung dengan kebijakan fiskal dan ekonomi lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai tugas yang antara lain:

1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;

2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;

3) mengatur dan mengawasi bank (http://www.bi.go.id/web /id/Tentang+BI/Fungsi+Bank+Indonesia/Tujuan+dan+Tugas/ ).

d. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Bank Indonesia sebagai badan hukum publik berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, Bank Indonesia mempunyai status sebagai lembaga negara yang independen. Bank Indonesia wajib menolak dan mengabaikan

commit to user

Indonesia. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter dan perbankan secara lebih efektif dan efisien.

Bank Indonesia sebagai suatu lembaga negara yang independen mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Demi menjamin independensi, undang- undang ini telah memberikan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia, yaitu tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara, disamping itu pula kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan departemen karena kedudukan Bank

luar pemerintah

(http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/ Fungsi+Bank+Indonesia/Status+dan+Kedudukan/).

e. Visi dan Misi Bank Indonesia

Visi dan Misi Bank Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Gubernur No. 422/KEP/GBI/INTERN/2002 tanggal 28 Juni 2002 adalah sebagai berikut:

1) Visi Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia adalah menjadi lembaga Bank Sentral yang dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Pernyataan visi cukup penting bagi Bank Indonesia karena dapat:

a) Memperjelas arah organisasi ke depan.

commit to user

Indonesia untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.

c) Mengkoordinasikan tindakan serta kebijakan dari anggota Dewan Gubernur dan pegawai secara lebih efiktif dan efisien.

d) Memberikan keyakinan dalam pencapaian misi organisasi.

2) Misi Bank Indonesia

Misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan

nasional

jangka

panjang yang berkesinambungan. Perumusan misi tersebut diharapkan dapat membantu organisasi dalam :

a) Menetapkan dan menjaga konsistensi serta, kejelasan tujuan organisasi.

b) Memberikan referensi untuk perencanaan dan proses pengambilan keputusan.

c) memperoleh komitmen para anggota Dewan Gubernur dan seluruh pegawai, melalui komunikasi yang jelas tentang tugas organisasi.

d) Memperoleh dukungan dan pengertian dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pelaksanaan tugas organisasi.

2. Tinjauan Umum mengenai Perbankan

a. Pengertian Perbankan

Menurut Munir Fuady, hukum perbankan adalah seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan,

commit to user

masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas, dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan (Hermansyah, 2009: 39-40).

Sedangkan bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution) yakni sebagai lembaga yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan (Jamal Wiwoho, 2011: 27).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Hasan Alwi, 2007:123).

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Perbankan, bank adalah ”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

b. Ruang Lingkup

Adapun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut (Munir Fuady, 2003: 14):

commit to user