HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

Oleh :

ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO
NIM : S 300 110 001

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
Andreas Agam Broto Windriyanto; Dr.Nanik Prihartanti, M.Si

Abstract. This study aims to determine the relationship between career
guidance service and self efficacy with the students' career decision. Subjects

were high school students of class XII SMA N 1 Jogonalan totaling 237 students.
Measuring instrument is a questionnaire. Used method of data analysis using
multiple regression analysis with SPSS version 16.0. The results showed
significant relationship between career guidance service and self efficacy with the
students' career decision, also there is a significant positive relationship between
career guidance service with the students' career decision, and there is a
significant positive relationship between self efficacy with the students' career
decision. Effective contribution of career guidance service variables and selfefficacy to the the students' career decision is 53,9%. This means there is 46,1%
of other variables that affect the students' career decision

Key words: career decision, career guidance service, and self efficacy

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa.
Subjeknya adalah siswa SMA N 1 Jogonalan kelas XII yang berjumlah 237 siswa.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi berganda dengan program SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan
ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan karir dan selfefficacy dengan keputusan karir siswa dan ada hubungan positif yang signifikan
antara layanan bimbingan karir dengan keputusan karir siswa, juga ada hubungan
positif yang signifikan antara self-efficacy dengan keputusan karir siswa.

Sumbangan efektif variabel layanan bimbingan karir dan self-efficacy terhadap
keputusan karir siswa sebesar 53,9%. Berarti masih ada 46,1% variabel lain yang
berpengaruh terhadap keputusan karir siswa.

Kata kunci : keputusan karir, layanan bimbingan karir, self efficacy

Bimbingan

Pendahuluan
Salah satu tujuan pendidikan

merupakan

dan

konseling

pelayanan

bantuan


nasional bagi generasi muda adalah

artinya kegiatan ini harus mampu

mewujudkan generasi muda yang

memberikan hal-hal positif kepada

mempunyai ketrampilan, kepribadian

peserta

yang mantab, serta tanggung jawab.

meringankan

Kenyataan

alternatif


yanag

ada

sebagai

didik,

membantu

beban,

menemukan

pemecahan

masalah,

generasi muda siswa SMA Negeri 1


mendorong

semangat

dan

Jogonalan

memberikan

penguatan

serta

terutama

siswa

duduk di kelas XII atau


yang

kelas III

ketenangan kepada peserta didik

yang seharusnya sudah mempunyai

secara tepat.

Pelayanan tersebut

cita-cita atau pandangan-pandangan

dapat

yang bisa dilakukan setelah lulus

maupun kelompok .


dilakukan

secara

individu

masih

Menurut Winkel & Hastuti,

terdapat minimal 2 siswa kelas XII

(2005): Bimbingan dan konseling di

baik jurusan IPA maupun IPS yang

sekolah adalah sebagai sub bidang

mendatangi guru BK di siswa SMA


dari bidang pembinaan siswa yang

N 1 Jogonalan yang meminta arahan

mempunyai fungsi dan tujuan yang

/ saran / informasi dari guru BK

khas, meskipun semua sub bidang

untuk ke depannya setelah siswa

dari

lulus kuliah.

merupakan pelayanan kepada siswa.

sekolah,


setiap

harinya

Permasalahan

konseling

yang

Fungsi dari bimbingan dan konseling

sering dihadapi oleh siswa Kelas XII

yang khas bersumber pada corak

SMA

pelayanan


N

1

karir

bimbingan

Jogonalan

adalah

bimbingan

sebagai

pemilihan jurusan perguruan tinggi,

bantuan yang bersifat psikis atau


biaya kuliah, pemilihan perguruan

psikologis yang terletak dalam tujuan

tinggi, tuntutan orang tua untuk

pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan layanan bimbingan

kuliah di jurusan tertentu, prospek ke
depan jurusan perguruan tinggi, dan

supaya

sesama

manusia

mampu

biaya kuliah.

mengatur

kehidupan

sendiri,

menjamin

perkembangan

dirinya

sendiri seoptimal mungkin, memikul

merencanakann

langsung

jawab

mantap, sesuai dengan bakat, minat,

hidupnya

dan kemampuan, pengetahuan dan

sendiri, menggunakan kebebasannya

kepribadian, serta faktor–faktor yang

sebagai

mendukung

tanggung

sepenuhnya

atas

arah

manusia

secara

dewasa

karirnya

dengan

kemajuan

dirinya.

dengan berpedoman pada cita-cita

Faktor–faktor

yang

yang mewujudkan semua potensi

perkembangan

diri

yang

dan

antara lain adalah status sosial dan

menyelesaikan semua tugas yang

ekonomi keluarga, layanan informasi

dihadapi dalam kehidupan ini secara

dan konseling karir.

baik

padanya,

memuaskan (Winkel & Hastuti, 2005

mendukung
individu

ini

Layanan informasi karir pada
dasarnya merupakan layanan yang

).
Bimbingan karir adalah salah

memberikan data atau fakta kepada

satu fungsi layanan bimbingan dan

siswa

konseling. Prayitno dan Atmi, (2004)

pekerjaan/jabatan/karir.

merumuskan bimbingan karir atau

karir ini menurut Winkel & Hastuti,

jabatan sebagai “usaha bimbingan

(2005)

kepada peserta didik dalam usaha

mengenai jenis–jenis pekerjaan yang

pertimbangan untuk bekerja atau

ada

tidak, dan jika perlu bekerja memiliki

occupation), mengenai gradasi posisi

lapangan kerja yang cocok dengan

dalam lingkup suatu jabatan (level of

ciri–ciri

occupation), mengenai persyaratan

pribadi,

menentukan

lapangan

pekerjaan

memasukinya

serta

dan

mengadakan

penyesuaian kerja secara baik.”
Berdasarkan

rumusan

tentang

mencakup

di

tahap

dan

jenis

ini,

berkaitan

dengan

pekerjaan tertentu.”

yang

diberikan

of

pendidikan,

dan mengenai prospek masa depan

karir
bantuan

(field

mengenai sistem klasifikasi jabatan,

masyarakat

suatu

Informasi

semua data

masyarakat

dapat dikatakan bahwa bimbingan
merupakan

dunia

proses
pada

akan

Berdsarkan

kebutuhan

riil

jenis/corak

pengertian-

individu melalui berbagai cara dan

pengertian di atas dapat disimpulkan

bentuk layanan agar ia mampu

bahwa

keraguan

siswa

yang

berkaitan dengan keputusan karir

menimbulkan keyakinan seseorang

salah

bahwa ia mampu melakukan suatu

satu

dikarenakan
dalam

hal

faktornya

adalah

keterbatasan

siswa

informasi

tentang

keputusan karir. Keraguan tersebut
menjadikan

siswa

karir.

yang

mencapai

diperlukan

suatu

hasil

untuk
dengan

perasaan puas.

mengalami

Robbins

(2001),

dalam

mengemukakan

individu–individu

kesulitan-kesulitan
menentukan

tindakan

Kesulitan-

yang tinggi self-efficacynya meyakini

kesulitan tersebut membuat siswa

bahwa mereka memiliki kemampuan

dapat melemparkan tanggung jawab

yang lebih daripada yang diperlukan

pengambilan keputusan karir kepada

agar berhasil dalam

orang lain, atau menunda dan bahkan

Sehingga

menghindar dari tugas pengambilan

bahwa sejumlah studi membenarkan

keputusan,

dapat

orang dengan self-efficacy tinggi

keputusan

lebih merasa puas dengan hasil

hal

membuat

tersebut

pengambilan

karinya tidak optimal.
Salah
membuat

satu

tidaklah

sekolahnya.

mengherankan

pekerjaannya daripada mereka yang
faktor

siswa

yang

memiliki self-efficacy rendah.

mempunyai

Berdsarkan

pengertian-

keraguan pandangan setelah lulus

pengertian di atas, maka dapat

sekolah adalah self efficacy. Siswa

disimpulkan

bahwa

mempunyai keraguan dalam pilihan-

mempunyai

self

pilihan yang diambilnya, dan selain

rendah maka akan berakibat siswa

itu tuntutan dari orang tua dan teman

tidak merasa puas dengan pekerjaan

sebaya pun sangatlah mempengaruhi

yang

dalam

kemungkingan

pengambilan

keputusan

siswa.

dia

jika

siswa

efficacy

yang

kerjakan,

dan

jika

besar
siswa

mempunyai self efficacy rendah akan
Ciri

kepribadian

dipandang

sebagai

pengaktifan

yang

ini

mekanisme
memungkinkan

membuat siswa tidak mempunyai
gambaran
pandangan

atau
atau

pandanganpilihan

dalam

kognitif, behavioral dan sosialnya

menentukan langkah setelah lulus

pada kinerja suatu tugas. Sehingga

sekolah.

Untuk

menanggulangi

membandingkannya

permasalahan tersebut, dimana siswa

menetapkan pilihan.

belum bisa menemukan gambaran gambaran

setelah

sekolah,

siswa

lulus

maka perlu diadakannya

Keputusan
Super

(dalam

serta

karir
Winkel

Hastuti,2005)

adalah

menurut
&

Sri

kesiapan

layanan bimbingan karir oleh guru

individu untuk membuat kesiapan-

BK,

kesiapan

dimana

bertujuan

untuk

karir

(readiness

of

membantu siswa dalam menemukan

individuals to make good career

pandangan/cita-citanya setelah lulus

choices). Keputusan karir yang tepat

sekolah.

terorientasi pada karir secara utuh.

The
Development
dalam

National

Career

Keputusan

Association

(Sharf,

terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1)

,2012)

sikap

Hartono

karir

terhadap

yang

dimaksud

karir

(career

mendefinisikan karir sebagai the

development attitudes) yang terdiri

individual’s work and leisure that

dari

take place over her or his life span

eksplorasi karir; (2) ketrampilan

yang berarti karir sebagai pekerjaan

membuat keputusan karir (skills of

individu yang berlangsung dalam

career

development

rentang kehidupannya. Dengan kata

making),

yang

lain,

kemampuan

karir

merupakan

kemajuan

(a)

perencanaan

terdiri

karir,

(b)

decision
dari:

(a)

menggunakan

hidup yang terkait dengan pekerjaan

pengetahuan, (b) pemikiran dalam

yang

membuat

dilalui

seseorang

dalam

keputusan

karir;

(3)

kehidupannya, dan pada umumnya

informasi dunia kerja (world of work

memerlukan

formal

information), yang terdiri dari (a)

secara khusus. Dalam kajian ini,

memiliki informasi tentang pekerjaan

karir diartikan sebagai suatu profesi

tertentu,

yang dijalankan individu selama

tentang orang lain dalam dunia

kehidupannya. Pembutan keputusan

kerjanya.

karir

merupakan

dilakukan
mencari

pendidikan

oleh

(b)

memiliki

informasi

proses

yang

Proses perkembangan karir

individu

untuk

menurut Super (dalam Winkel & Sri

alternatif-alternatif

karir,

Hastuti,

2005)

adalah

sebagai

e. Tahap Kemunduran (decline),
dalam fase ini orang memasuki

berikut:
a. Tahapan

Pengembangan

masa

pensiun

dan

harus

(Growth) mulai dari saat lahir

menemukan pola hidup baru

sampai umur kurang dari 15

sesudah

tahun, dalam fase ini anak

jabatannya.

mengembangkan

Supriatna (2009), menjelaskan

berbagai

potensi, pandangan khas, sikap,

bahwa

minat,

mempengaruhi

dan

kebutuhan

kebutuhan-

yang

dipadukan

dalam struktur gambaran diri

melepaskan

aspek-aspek

yang

kemampuan

seseorang dalam membuat keputusan
karir, yaitu:
a. Pengetahuan yang mendasari

(self-concept structure)
b. Tahap Eksplorasi (Exploration)

kemampuan seseorang dalam

dari umur 15 sampai 24 tahun,

memuat

keputusan

dalam fase ini

ditandai

dengan

memikirkan berbagai alternatif

indikator

yang

jabatan,

tetapi

belum

pengetahuan mengenai tujuan

mengambil

keputusan

yang

hidup, diri sendiri, lingkungan,

orang muda

karir,

indicatormeliputi

:

nilai-nilai, dunia kerja dan

mengikat.
c. Tahap

Pemantapan

(Establishment) dari umur 25

pengetahuan tentang keputusan
karir.

sampai 44 tahun, dalam fase ini

b. Kesiapan membuat keputusan

bercirikan usaha yang tekun

karir, merupakan kesanggupan

memantapkan

untuk menentukan pilihan karir

diri

dalam

penghayatan jabatannya.
d. Tahap

yang didasari oleh keyakinan

Pembinaan

dan keinginan.

(maintenance) dari umur 45

c. Ketrampilan

tahun sampai 64 tahun, dalam

keputusan

fase ini orang yang sudah

pengetahuan keputusan karir

dewasa

diri

sebagai alam kognisi yang

dalam penghayatan jabatannya.

membentuk pemahaman siswa

menyesuaikan

membuat
karir,

jika

tentang keputusan karir dan

dunia pekerjaan/profesi tertentu serta

kesiapan sebagai alam afeksi

membekali

diri

membentuk

dorongan-

memangku

jabatan

ke

arah

menyesuaikan diri dengan tuntutan-

keputusan karir, ketrampilan

tuntutan dari lapangan kerja yang

membuat

karir

akan dating. Lebih lanjut Winkel dan

merupakan alam tindak nyara

Sri Hastuti (2005) mengungkapkan

dalam

membuat

keputusan

bahwa bimbingan karir merupakan

karir.

Seseorag

memiliki

suatu proses membentuk seseorang

dorongan

positif

keputusan

supaya

siap

tertentu, dan

ketrampilan dalam membuat

supaya

keputusan

menerima gambaran diri dan dunia

karir

jika

mampu

menunjukkan perilaku yaitu:

kerja,

mandiri, luwes, kreatif, dan

individu

bertanggung

pekerjaan,

jawab

dalam

mengambil keputusan karir.
Aspek-aspek

memahami

sehingga

pada

dapat

memilih

dan

akhirnya
bidang

memasukinya

dan

membnina karir tersbut.

yang

Juntika (2006) menjelaskan

karir

bahwa bimbingan karir merupakan

adalah memiliki pemahaman yang

bimbingan untuk membantu individu

baik tentang kekuatan dan kelemahan

dala perencanaan, pengembangan,

diri berhubungan dengan pilihan

dan

karir, mampu melihat faktor yang

karir.

akan mendukung atau menghambat

merupakan

karir, mampu memilih salah satu

kebutuhan perkembangan individu

alternatif pekerjaan dari berbagai

sebagai bagian integral dari program

ragam pekerjaan, mengembangkan

pendidikan.

mempengaruhi

keputusan

kebiasaan belajar dan bekerja secara
efektif.

pemecahan

masalah-masalah

Bimbingan
layanan

Berdasarkan

karir

juga

pemenuhan

rumusan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Winkel dan Sri Hastuti (2005)

bimbingan karir adalah bantuan yag

berpendapat bahwa bimbingan karir

diberikan guru BK/konselor kepada

ialah

siswa/konseli

bimbingan

mempersiapkan

diri

dalam
menghadapi

memahami

agar
diri,

mampu
memiliki

pengetahuan,

melakukan

perencanaan
siswa/konseli

karir,

supaya

mampu

mengambil

kepribadian)

yang

terkait

dengan pekerjaan.
b.

Memiliki

pengetahuan

keputusan karirnya secara tepat dan

mengenai dunia kerja dan

bertnggung jawab atas keputusan

informasi

karir

menunjang

yang

membantu

diambilnya,

serta

siswa/konseli

memecahkan

dalam

karir

dihadapinya,

dan

dapat

yang

kematangan

kompetensi kerja.
Memahami

relevansi

yang

kompetensi

belajar

juga

(kemampuan

permasalahan-

permasalahan

karir

c.

menguasai

dikatakan bahwa bimbingan karir

pelajaran) dengan persyaratan

merupakan

keahlian atau keterampilan

suatu

diberikan

bantuan

pada

siswa

yang
melalui

bidang

pekerjaan

yang

berbagai cara dan bentuk layanan

menjadi cita – cita karirnya di

agar siswa mampu merencanakann

masa depan.

karirnya dengan
dengan

mantap, sesuai

bakat,

d.

Memiliki kemampuan untuk

minat,

dan

membentuk identitas karir,

pengetahuan

dan

dengan cara mengenali ciri –

kepribadian, serta faktor – faktor

ciri pekerjaan, kemampuan

yang mendukung kemajuan dirinya.

(persyaratan) yang dituntut,

Faktor – faktor yang mendukung

lingkungan

perkembangan

pekerjaan, prospek kerja, dan

kemampuan,

diri

individu

ini

antara lain adalah status sosial dan
ekonomi keluarga, layanan informasi
dan konseling karir.

secara

kesejahteraan kerja.
e.

Memiliki

kemampuan

merencanakan masa depan,

Menurut Prayitno dan Amti
(2004)

sosiopsikologis

umum,

tujuan

yaitu merancang kehidupan
secara

rasional

untuk

bimbingan dan konseling karir di

memperoleh peran – peran

sekolah adalah sebagai berikut:

yang sesuai dengan minat,

a.

Memiliki

pemahaman

(kemampuan,

minat,

diri

kemampuan,

dan

kondisi

dan

kehidupan sosial ekonomi.

f.

Mengenal

keterampilan,

minat

dan

Keberhasilan
kenyamanan

g.

dalam

Konsep tentang self efficacy

bakat.

pada dasarnya melibatkan berbagai

atau

aspek yaitu : aspek kognitif, sosial,

suatu

serta kemampuan berperilaku. Self

karir amat dipengaruhi oleh

efficacy

minat

mekanisme

dan

bakat

yang

sebagai

pengaktifan

yang

dimiliki. Oleh karena itu,

memungkinkan

setiap orang harus memahami

menggabungkan serta menerapkan

kemampuan dan minatnya,

kemampuan kognitif, sosial, serta

dalam bidang pekerjaan apa

behavioralnya dalam

dia mampu, dan apakah dia

suatu

berniat

tersebut

harus

tersebut.

menuju

tindakan

Memiliki kemampuan atau

mencapai tujuan tertentu, Bandura

kematangan

dan Locke (2003).

terhadap

pekerjaan

untuk

mengambil keputusan karir.
h.

dipandang

individu

tugas.

Ketiga

melakukan
kemampuan

diorganisasikan
terpadu

Menurut Bandura
pada

untuk

(1997),
dasarnya

Memiliki kemampuan untuk

self

menciptakan

merupakan hasil dari proses kognitif

hubungan

suasana
industrial

harmonis,

yang

dinamis,

yang

efficacy

berbentuk

keputusan,

atau

keyakinan atau pengharapan tentang

berkeadilan, dan bermartabat.

sejauh

Jadi

memperkirakan kemampuan dirinya

tujuan

layanan

mana

bimbingan karir adalah membantu

dalam

siswa dalam membentuk pola-pola

melakukan suatu tindakan tertentu

karir, yaitu kecenderugan arah karir,

yang diperlukan untuk mencapai

dengan

hasil

bertanggung

jawab

atas

melaksanakan

individu

tertentu.

tugas

Berkaitan

atau

dengan

pilihan karir yang diambilnya dan

adanya unsur pengharapan dalam

mengusahakan

maksimal

self-eficacy.

persyaratan-

berpendapat

bahwa

persyaratan sesuai dengan pilihan

merupakan

pengharapan

karir yang diambilnya.

dimiliki seseorang bahwa individu

untuk

dengan

memenuhi

Stephan

(2001)

self-efficacy
yang

mempunyai kemampuan melakukan

dikatakan mempunyai Self-Efficacy

perilaku tertentu untuk mencapai

tinggi. Bandura (1997) menunjukkan

suatu tujuan.

ada tiga dimensi utama Self-Efficacy,

Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa self

yaitu:
a.

Magnitude, berkaitan dengan

efficacy adalah suatu keyakinan atau

tingkat kesulitan tugas. Bila

kemantapan

tugas-tugas yang diberikan

tentang

atau

sejauh

pengharapan

mana

kepada

individu

individu

disusun

memperkirakan kemampuan yang

menurut tingkat kesulitannya,

ada pada dirinya untuk melaksanakan

yaitu rendah, menengah dan

tugas

tinggi, maka individu akan

tertentu

serta

menetapkan

target yang akan mereka peroleh

melakukan

dalam mendapat keberhasilan. Selain

dirasa

itu self-efficacy juga merupakan pola

dilaksanakan.

keyakinan diri yang tumbuh dari rasa

individu

mampu membawa dan menempatkan

menghindari tugas-tugas yang

diri yang tumbuh dari rasa mampu

diberikan

membawa dan menempatkan diri

diperkirakan di luar batas

untuk keluar dari masalah-masalah

kemampuan yang dimiliki.
b.

guna mencapai tujuan tertentu.

diri

tiap

individu

yang

mampu

untuk

Selain

cenderung

itu
untuk

apabila

Generality, berkaitan dengan
luas

Keyakinan akan kemampuan

tindakan

bidang

tuags

atau

pengalaman atau tingkah laku

berbeda-beda,

sesuai dengan beberapa dimensi

yang

efikasi

mempunyai

penguasaan bidang tertentu.

implikasi penting pada perilaku.

Pengalaman ini akan mampu

Dimensi-dimensi

tersebut

membangkitkan

dijadikan acuan

untuk mengukur

individu

Self-Efficacy pada individu. Sehingga

meliputi

apabila

tingkah laku.

diri

yang

individu

dapat

mempunyai

keyakinan yang didalamnya terdapat
dimensi – dimensi tersebut dapat

c.

menimbulkan

keyakinan

yang menyebar
berbagai

bidang

Strength, berkaitan dengan
derajat

kemampuan

dari

individu terhadap keyakinan

Bimbingan Karir dan Self efficacy

pada dirinya. Keyakinan yang

siswa.

kuat dan mantap mendorong

Dalam

penelitian

Yusron

bertahan

dalam

(2012) tentang Pengaruh Bimbingan

tetapi

jika

Karir dan Pola Asuh Orang Tua

keyakinan goyah dan lemah

terhadap Kemandirian Siswa dalam

maka akan dengan mudah

Memilih

digoyangkan

Jurusan Teknik Instalasi Tenaga

individu
usahanya

oleh

Karir

Kelas

Listrik

yang tidak mendukung.

ditemukan

Siswa

pengaruh yang positif dan signifikan

keputusan

karir

menentukan

ke

depannya

antara

Negeri

bahwa

bimbingan

1

XI

pengalaman – pengalaman

dalam

SMK

pada

(1)

Sedayu
terdapat

karir terhadap

mempunyai berbagai pertimbangan.

kemandirian siswa dalam memilih

Pertimbangan tersebut antara lain:

karir kelas XI Teknik Instalasi

teman, hanya tahu jurusan tertentu,

Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu.

pertimbangan

finansial,

(2) terdapat pengaruh yang positif

pertimbangan

kemudahan,

dan signifikan antara pola asuh orang

pertimbangan

karir

dan

prospek

tua

terhadap

kemandirian

siswa

depan,

dalam memilih karir kelas XI Teknik

pertimbangan cinta, pertimbangan

Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1

orang

Sedayu (3) terdapat pengaruh yang

ekonomi

di

masa

tua,

perlawanan

atau

kemandirian, ketertarika sesaat, dan

positif

pertimbangan kecocokan.

bimbingan karir dan pola asuh orang

Pertimbangan- pertimbangan

dan

tua secara

signifikan

bersama

antara

kemandirian

mengakibatkan

siswa dalam memilih karir kelas XI

permasalahan yang dihadapi siswa,

Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK

dan

N 1 Sedayu

tersebut

bisa

siswa

bisa

melemparkan

tanggung jawab

keputusan

kepada

lain,

karir

Sedangkan

menurut

hasil

(2012)

yang

penelitian

Esti

keputusan karir tidak optimal. Maka

membahas

tentang

Pengambilan

dari itu perlu adanya Pelayanan

Keputusan

terhadap

Perencanaan

orang

sehingga

Karir ditinjau dari Efikasi Diri dan

keputusan

Ketetpatan

pada

kondisi siswa kelas XII SMA N 1

Kodya

Jogonalan dimana siswa kelas XII

Semarang diperoleh hasil penelitian

sudah mempunyai keputusan tentang

bahwa terdapat pengaruh efikasi diri

karir, sedangkan siswa kelas X dan

dan ketepatan pilihan karir terhadap

XI bimbingan karir lebih kepada

pengambilan keputusan karir.

pengenalan-pengenalan

Remaja

Pilihan
SMA

Karir

Negeri

karir

sesuai

dengan

tentang

Berdasarkan hasil penelitian

dunia pekerjaan. Dalam penelitian ini

di atas mengenai Bimbingan Karir

tidak menggunakan sampel, karena

dan

penelitian populasi. Oleh karena itu

Self

efficacy

dapat

ditarik

kesimpulan bahwa Bimbingan Karir

penelitian

dan Self-efficacy berhubungan positif

populasi.

ini

disebut

penelitian

yang tinggi dengan keputusan karir

Dalam tryout didapatkan hasil

siswa. Jadi bimbingan karir dan self-

uji validitas angket keputusan karir

effcacy

menunjukkan dari 30 aitem terdapat

akan

mempengaruhi

keputusan karir siswa.

4 aitem yang gugur dikarenakan r-

Hipotesis dalam penelitian ini

hasil kurang dari 0,30, sehingga

adalah: Layanan bimbingan karir

tersisa 26 aitem dan didapatkan r-

mempunyai

alpha

hubungan

dengan

0,944,

sedangkan

angket

keputusan karir; Self efficacy siswa

layanan bimbigan karir menunjukkan

mempunyai

dengan

dari 32 aitem terdapat 4 aitem yang

keputusan karir; Layanan bimbingan

gugur, sehingga tersisa 28 aitem

karir dan self efficacy mempuyai

yang valid dan mempunyai r-alpha

hubungan dengan keputusan karir

0,936 dan sedangkan angket self

siswa

efficacy menunjukkan dari 30 aitem

hubungan

terdapat

aitem

yang

gugur,

sehingga tersisa 27 aitem dan r-alpha

Metode
Penelitian ini menggunakan

0,955.

populasi yaitu kelas XII SMA N 1
Jogonalan dengan jumlah siswa 237
siswa,

3

hal

tersebut

dikarenakan

Hasil

Sedangkan dalam hasil uji
normalitas
Smirnov

dengan
Z

diketahui

Kolmogorov-

seperti
bahwa

Total sumbangan efektif tiap
aspek

untuk

variable

layanan

terlampir

bimbingan karir dengan keputusan

koefisien

karir sebesar 45,6% dan self efficacy

Kolmogorov-Smirnov Z untuk data

dengan

Keputusan

44,8%. Sehingga besarnya koefisien

Karir

adalah

1,768

keputusan

karir

sebesar

dengan nilai propabilitas (p) sebesar

determinansi

0,004.

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

Koefisien

Kolmogorov-

antara

Layanan

Smirnov Z data Layanan Bimbingan

dengan

Karir adalah 2,096 dengan nilai

0,539 (Adjusted R square). Oleh

propabilitas

karena

(p)

sebesar

0,000.

Keputusan

itu,

Karir

besarnya

adalah

pengaruh

Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z

Layanan Bimbingan Karir dan Self

data Self Efficay adalah 1,939 dengan

Efficacy

nilai propabilitas (p) sebesar 0,001.

terhadap Keputusan Karir adalah

Karena ketiga nilai propabilitas (p) <

sebesar 0,539 x 100% = 53,9%, dan

0,05 (taraf kesalahan 5%) maka

sisanya sebesar 100% - 53,9% =

ketiga

46,1% dipengaruhi oleh variabel lain

data

tersebut

memenuhi

asumsi normalitas data.

yang

Sedangkan berdasarkan uji
colllinierity

seperti

terlampir

secara

tidak

diteliti

bersama-sama

yaitu

selain

variabel Layanan Bimbingan Karir
dan Self Efficacy.

didapatkan koefisien antara Layanan
Bimbingan Karir dengan Keputusan

Bahasan

Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan

Berdasarkan hasil penelitian

1,797 (VIF). Sedangkan koefisien

diketahui bahwa antara Layanan

colllinierity

antara

Self

Efficacy

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dengan Keputusan Karir sebesar

secara

bersama-sama

0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF).

Keputusan Karir memiliki hubungan

Karena nilai kedua tolerance lebih

yang kuat dan positif. Hal ini berarti

besar dari 0,1 dan VIF kurang dari

siswa dalam memutuskan karir untuk

10, maka data memenuhi asumsi

masa

linieritas (Santoso, 2000).

mempertimbangkan atau dipengaruhi

depannya

dengan

sangat

oleh

guru

BK/konselor

dan

ada pada dirinya untuk melaksanakan

kemampuan dirinya untuk dapat

tugas

meraih karir yang dipilihnya. Dengan

target yang akan mereka peroleh

demikian, salah satu faktor eksternal

dalam mendapat keberhasilan. Selain

yang dapat mempengaruhi keputusan

itu self-efficacy juga merupakan pola

karis

layanan

keyakinan diri yang tumbuh dari rasa

bimbingan karir, sedangkan salah

mampu membawa dan menempatkan

satu faktor internal yang dapat

diri yang tumbuh dari rasa mampu

mempengaruhi keputusan karir siswa

membawa dan menempatkan diri

adalah self efficacy.

untuk keluar dari masalah-masalah

dan

siswa

adalah

tertentu

serta

menetapkan

Adanya hubungan yang erat

guna mencapai tujuan tertentu.

pengaruh

Simpulan dan Saran

positif

Layanan

Bimbingan Karir dan Self efficacy
Keputusan

Karir

keberhasilan

siswa,

guru

maka

BK/konselor

Terdapat hubungan yang kuat
dan

positif

antara

Layanan

Bimbingan Karir dan Self Efficacy

dalam memberikan bimbingan karir

dengan

Keputusan

kepada siswa dapat mempengaruhi

dibuktikan dengan nilai koefisien

ketepatan siswa dalam menentukan

korelasi

karir di masa depannya. Selain itu,

Artinya, ada kecenderungan bahwa

ketetapan siswa dalam menentukan

semakin besar atau intensif Layanan

karir di masa depan juga ditentukan

Bimbingan Karir dan semakin tinggi

oleh kemampuan siswa untuk dapat

Self Efficacy siswa, maka akan

mengenali dengan sebaik-baiknya

menyebabkan semakin tinggi pula

kelebihan dan kelemahan yang ada

kemampuan atau kemantapan siswa

dalam dirinya.

dalam membuat Keputusan Karir di

ganda

Karir,

sebesar

yang

0,737.

Selain diberikan bimbingan

masa depannya. Kontribusi variabel

karir, siswa perlu memiliki Self

Layanan Bimbingan Karir dan Self

efficacy yaitu suatu keyakinan atau

Efficacy terhadap Keputusan Karir

kemantapan

adalah sebesar 53,9%, dan sisanya

tentang

atau

sejauh

pengharapan

mana

individu

memperkirakan kemampuan yang

sebesar

46,1%

ditentukan

oleh

variabel lain yang tidak diteliti yaitu

selain variabel Layanan Bimbingan
Karir dan Self Efficacy.
Mengingat

Suriyothai School, Bangkok.
International Journal of Human
and Social Sciences, Vol 5 No.3

layanan

bimbingan karir dan self efficacy
memiliki hubungan yang erat dengan

Argyle M., 2001. The Psychology of
Happiness. 2nd edition. New
York: Routledge.

keputusan karir siswa, maka kepala
sekolah, guru dan terutama guru BK
perlu secara intensif memberikan
layanan bimbingan karir kepada
siswa

agar

para

siswa

dapat

mempertimbangkan dan membuat
keputusan yang tepat tentang karir
yang dipilihnya di masa depan.
Sedangkan para siswa perlu
memahami diri sendiri dengan cara
melakukan
mengetahui

evaluasi

diri

kelebihan

untuk
dan

kekurangan yang ada dalam dirinya,
agar dalam menetukan pilihan karir
dapat sesuai dengan kemampuan
yang ada dalam dirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
H.
2005.
Manajemen
Bimbingan dan
Konseling di SMP, Jakarta:
Grasindo
Anyadubalu, C. 2010. Self-Efficacy,
Anxiety,
and Performance in the English
Language
among
MiddleSchool Students in English
Language Program in Satri Si

As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya
Manusia; Psikologi Industri,
Jogjakarta: penerbit Liberty.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala
Psikologi,
Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan
Validitas,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bahri, S. 2000, Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta.
Bandura, A.1997. Self-Efficacy The
Exercise of Control New York :
W.H. Freemia and Company.
Bandura, A dan Locke, E. A. 2003.
Negative Self-Efficacy and
Goal Effects Revisited.Journal
of Applied Psychology. Vol. 88,
No.1,
87-99.
[Online].
http://www.emory.edu/educatio
n/. Tanggal akses: 20 Februari
2013.
Betz, N.E dan Gail, H.2006. Career SelfEfficacy Theory: Back to the
Future. Journal of Career
Assessment.Vol14 No 3
Budiamin, A dan Setiawati. 2009 .
Bimbingan Konseling . Jakarta :
Direktorat

Jendral
Budiningsih T.E.2012. Pengambilan
Keputusan terhadap Perencanaan Karir
ditinjau dari Efikasi Diri dan
Ketetpatan Pilihan Karir pada
Remaja SMA Negeri Kodya
Semarang, Magister Psikologi
UGM: Thesis 2012
Carell,

R.M., Jennings, F.D. &
Heavring,
C.
1997.
Fundamentals
of
Organizational
Behavior.
Prentice Hall International, Inc.

Chan, S.M., 2002. Pendidikan Liberal
Berbasis Sekolah. Yogyakarta:
Krasi wacana.
Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Puskur
Balitbang, Depdiknas.
Dewi, D.N dan Wimbarti, S. 2011.
Communication Skill in Selling
and Salespersons’Self-Efficacy
in Insurance Bussines. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal. Vol. 26 No.2, Hal.8190
Dimyati dan Mudjiono, 2000. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.

Escartí,
A.,
Gutierrez,
M.,
Pascual,C., dan
Llopism,
R
.2010.
Implementation
of
the
Personal
and
Social
Responsibility Model to
Improve Self-Efficacy during
Physical Education Classes
for Primary School Children.

International Journal of
Psychology
and
Psychological
Therapy.
Vol.10 No. 3,Hal: 387-402
Gati, I., & Saka, N. 2001. High school
development, career students
career-related
decisionmaking
development,
and
difficulties.
Journal of
Counseling and psychological
separation Development, 79(3),
331-340
Guay, F., Senecal,C., Gauthier, L., &
Fernet,C.
2003, Predicting Career
Indescision: A selfdetermination theory
perspective. Journal of
Counseling Psychology, 50(2),
166-177.
Gysbers, N., C. and Henderson, P. 2006,
Developing & Managing: Your
School
Guidance
and
Counseling Program Fourth
Edition. Alexandria: American
Counseling Association
Hadi S. 2000. Metodologi Research.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Hall, S.C., Lindzey, G., Supratiknya
(editor). 1995. Psikologi
Kepribadian 1. Yogyakarta :
Kanisius.
Hartono.2012. Pilihan Karier dalam
Perspektif
Budaya
dan
Implikasinya
Pada
Bimbingan Karier di Sekolah.
Jurnal UNIPA. Surabaya.
Diunduh Oktober
2012

Juntika, A. 2006 . Bimbingan dan
Konseling
dalam
Berbagai
Latar
Kehidupan. Bandung : Aditama
Kartini, K. 2002. Psikologi Sosial,
Perusahaan
dan
Industri.
Jakarta. Penerbit: Rajawali
Press.

Lunenburg,FC. 2011. Self-Efficacy
in the
Workplace: Implications for
Motivation
and
Performance.International
Journal Of Management
Business,and Administration.
Vol 14 No 1
Luszczynska, A dan Dona, B.G. 2005.
General
self-efficacy in various domains
of human functioning: Evidence
from
five
countries.
International
Journal
of
Psychology Vol. 40 No. 2, Hal
:80–89
Mathisen., Ellen,G dan Bronnick, K.S.
2009.
Creative Self-Efficacy: An
Intervention
Study.
International
Journal
of
Educational Research Vol.48
hal : 21–29
McMahon, M. 2005. Career Counseling:
Applying The Systems Theory
Framework
of
Career
Development.
Journal
of
Employment Counseling; 42, 1;
ProQuest Research Library pg.
29

Mueller,S.L., Dato-on, M.C. 2008.
Genderrole
Orientation
As
A
Determinant Of Entrepreneurial
Self-Efficacy.
Journal
of
Developmental
EntrepreneurshipVol. 13, No.
1Hal: 3–20
Muryantinah,
2000.
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta. Rineka Cipta.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Nuzulia S, 2003. Peran Self-Efficacy
dan Strategi coping terhadap
Hubungan Antara Stresor Kerja
dan stress kerja. Tesis (tidak
diterbitkan) Yogyakarta: Pasca
Sarjana UGM.
Nyoman
&
Wimbarti,
S.2011.
Communication Skill in Selling
and Sales Persons’Self-Efficacy
in InsuranceBusiness. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal . Vol 26 No 2 Hal 8190
O’Neill, S. B, & Mone, A. mark, 1998.
Investigating Equity Sensitivity
as a moderator of Relationship
between self. Efficacy and
workplace attitude. Journal of
Applied Psychology. Vol. 83.
No. 5. 805 – 816.
O’Neill D & More BH, 1998, Happiness
is eventhing, Or Is it.
Explorations On The Meaning

Of Rsychological Well-Being.
Journal Of Personality and
Social psyChology. 57.6. 169 –
181.
Pajares,F., Dale H. Schunk. 2001. The
Development of Academic SelfEfficacy. Emory University and
Purdue University
Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan
dan
Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Robbins, S.P .2001, Perilaku Manusia,
Konsep,
Kontroversi
dan
Aplikasi, Jilid 1. Edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta. Penerbit :
PT. Prehalindo.
Robinson, J.D. & Shafer, P.R. 1994.
Measures
of
Social
Psychological
Attitudes. Michigan : Survey
Research Center Institute for
Social Research.
Rumiyati.2008. Korelasi antara SelfEfficacy
dengan Motivasi Berprestasi
Siswa SMK Petrus Kanisius
Klaten.Fakultas
Psikologi:
Skripsi

Santrock, J. W. 2008. Adolesence
Perkembangan Remaja. Edisi
ke-enam. Alih Bahasa: Drs.
Shinto B. Adelar, M. Sc dan
Sherly Saragih, S. Psi. Jakarta:
Elangga
Sawitri.2009. Pengaruh Status Identitas
dan

Efikasi Diri Keputusan Karir
terhadap Keraguan Mengambil
Keputusan
Karir
Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Di
Universitaas Diponegoro. Jurnal
Psikologi Undip, Vol. 5, No. 2,
Desember 2009.
Schaubroeck., Xie, J.L., dan Lam,
KS.2000. Collective Effecacy
Versus Self-Efficacy in coping
responses to stressors and
control : A. Cross – cultural
study. journal of applied
Psychology vol. 85 No. 4. 512 –
525.
Schwarzer, R dan Hallum,S.2008.
Perceived
Teacher Self-Efficacy as a
Predictor of Job Stress and
Burnout: Mediation Analyses.
Applied
Psychology:An
International Review.Vol.57 Hal
152-17.
Schunck, D.H. 1995. Self-Efficacy and
Education and Instruction. In
J.E.
Singh, B and Udainiya, R. 2009. SelfEfficacy and Well-Being of
Adolescents. Journal of the
Indian Academy of Applied
Psychology, Vol. 35, No. 2,Hal.
227-232.
Singaravelu, H.D., White, L.J and
Bringaze, T.B. 2005. Factors
Influencing
International
Students’ Career Choice: A
Comparative Study. Journal of
Career Development 2005;
Vol.32;No.46

Santoso, S.2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Jakarta:
Gramedia
Siswanto, E.A dan Yuniawan,A.
2012.
Analisis Pengaruh Iklim
Kerja dan Pengembangan
Karir Terhadap Komitmen
Karir:
Kepuasan
Kerja
Sebagai Variabel Intervening.
DIPONEGORO BUSINESS
REVIEW Volume 1, Nomor
2, , Halaman 332-342
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Soresi, S., Nota, L., dan Robert,W.
2004. Relation of Type and
Amount of Training to Career
Counseling Self-Efficacy in
Italy. The Career Development
Quarterly;Vol.
52,No
3;
ProQuest Research Library pg.
194
Sukardi, D.K& Kusmawati, D.P.E.
Nila.,
Proses
Bimbingan
dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata, N.S., 2007. Bimbingan &
Konseling
Dalam Praktek.
Mengembangkan Potensi Dan
Kepribadian Siswa. Bandung:
Maestro, 2007.
Sunarto
dan
Perkembangan

Hartono,A.

2008.

Peserta Didik. Jakarta : PT.
Rineka cipta. 2008.

Supriatna,
M.
2009.
Layanan
Bimbingan
Karir di Sekolah Menengah.
Bandung:Depdiknas dan UPI
Turingan. 2009. A Cross-Cultural
Comparison
of Self-Regulated Learning
Skills between Korean and
Filipino College Students. Asian
Social Science
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
UNESCO .2002. A Practical Manual for
Developing, Implementing and
Assessing Career Counselling
Services in Higher Education
Settings. Handbook on Career
Counselling.
Will,
E.,
Brouwers,
A
and
Tomic,W.2002.
Burnout and self-efficacy: A
study on teachers’beliefs when
implementing an innovative
educational system in the
Netherlands. British Journal of
Educational Psychology. Vol
72, Hal :227–243

Williams, J.D dan Takaku, S.2011.
Gender, Writing Self-Efficacy,
and
Help
Seeking.
International
Journal
of
Business, Humanities and
Technology Vol. 1 No. 3;

Winkel, W.S, 2005. Bimbingan dan
Konseling
di
Intitusi
Pendidikan.
Edisi
Revisi.
Jakarta: Gramedia
Wulandari, R.E.2012. Hubungan
Antara Wok-Family Conflict
dan Big Five Personality
dengan Career Self-Efficacy.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya.Vol 1.No
1
Yusron, A.I .2012. Pengaruh
Bimbingan
Karir dan Pola Asuh Orang
Tua terhadap Kemandirian
Siswa dalam Memilih Karir
pada Kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga
Listrik
SMK
Negeri
Sedayu.Fakultas
Teknik
UNY: Jurnal Penelitian
Yusuf, A.M. 2002. Kiat Sukses Dalam
Karir.
Ghalia Indonesia

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir Dengan Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XII SMUN-4 Medan.

8 75 97

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN KEMANDIRIAN DENGAN PENGAMBILAN Hubungan Layanan Bimbingan Konseling Dan Kemandirian Dengan Pengambilan Keputusan Karier Siswa.

0 4 19

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN Hubungan Antara Layanan Informasi Karir Dan Efikasi Diri Dengan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut Siswa.

1 4 14

HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA Hubungan Efektivitas Bimbingan Karir Dan Orientasi Masa Depan Dengan Keputusan Karir Remaja.

0 1 23

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF- Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

0 0 9

DAFTAR PUSTAKA Achmad, H. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP, Jakarta: Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.

0 0 7

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

0 3 8

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN VOKASIONAL Hubungan Layanan Bimbingan Karir Dan Dukungan Keluarga Dengan Kematangan Vokasional Siswa SMP.

1 3 17