HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA Hubungan Layanan Bimbingan Karier Dan Selfefficacy Dengan Keputusan Karir Siswa.
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
Oleh :
ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO
NIM : S 300 110 001
PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
Andreas Agam Broto Windriyanto; Dr.Nanik Prihartanti, M.Si
Abstract. This study aims to determine the relationship between career
guidance service and self efficacy with the students' career decision. Subjects
were high school students of class XII SMA N 1 Jogonalan totaling 237 students.
Measuring instrument is a questionnaire. Used method of data analysis using
multiple regression analysis with SPSS version 16.0. The results showed
significant relationship between career guidance service and self efficacy with the
students' career decision, also there is a significant positive relationship between
career guidance service with the students' career decision, and there is a
significant positive relationship between self efficacy with the students' career
decision. Effective contribution of career guidance service variables and selfefficacy to the the students' career decision is 53,9%. This means there is 46,1%
of other variables that affect the students' career decision
Key words: career decision, career guidance service, and self efficacy
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa.
Subjeknya adalah siswa SMA N 1 Jogonalan kelas XII yang berjumlah 237 siswa.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi berganda dengan program SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan
ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan karir dan selfefficacy dengan keputusan karir siswa dan ada hubungan positif yang signifikan
antara layanan bimbingan karir dengan keputusan karir siswa, juga ada hubungan
positif yang signifikan antara self-efficacy dengan keputusan karir siswa.
Sumbangan efektif variabel layanan bimbingan karir dan self-efficacy terhadap
keputusan karir siswa sebesar 53,9%. Berarti masih ada 46,1% variabel lain yang
berpengaruh terhadap keputusan karir siswa.
Kata kunci : keputusan karir, layanan bimbingan karir, self efficacy
Bimbingan
Pendahuluan
Salah satu tujuan pendidikan
merupakan
dan
konseling
pelayanan
bantuan
nasional bagi generasi muda adalah
artinya kegiatan ini harus mampu
mewujudkan generasi muda yang
memberikan hal-hal positif kepada
mempunyai ketrampilan, kepribadian
peserta
yang mantab, serta tanggung jawab.
meringankan
Kenyataan
alternatif
yanag
ada
sebagai
didik,
membantu
beban,
menemukan
pemecahan
masalah,
generasi muda siswa SMA Negeri 1
mendorong
semangat
dan
Jogonalan
memberikan
penguatan
serta
terutama
siswa
duduk di kelas XII atau
yang
kelas III
ketenangan kepada peserta didik
yang seharusnya sudah mempunyai
secara tepat.
Pelayanan tersebut
cita-cita atau pandangan-pandangan
dapat
yang bisa dilakukan setelah lulus
maupun kelompok .
dilakukan
secara
individu
masih
Menurut Winkel & Hastuti,
terdapat minimal 2 siswa kelas XII
(2005): Bimbingan dan konseling di
baik jurusan IPA maupun IPS yang
sekolah adalah sebagai sub bidang
mendatangi guru BK di siswa SMA
dari bidang pembinaan siswa yang
N 1 Jogonalan yang meminta arahan
mempunyai fungsi dan tujuan yang
/ saran / informasi dari guru BK
khas, meskipun semua sub bidang
untuk ke depannya setelah siswa
dari
lulus kuliah.
merupakan pelayanan kepada siswa.
sekolah,
setiap
harinya
Permasalahan
konseling
yang
Fungsi dari bimbingan dan konseling
sering dihadapi oleh siswa Kelas XII
yang khas bersumber pada corak
SMA
pelayanan
N
1
karir
bimbingan
Jogonalan
adalah
bimbingan
sebagai
pemilihan jurusan perguruan tinggi,
bantuan yang bersifat psikis atau
biaya kuliah, pemilihan perguruan
psikologis yang terletak dalam tujuan
tinggi, tuntutan orang tua untuk
pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan layanan bimbingan
kuliah di jurusan tertentu, prospek ke
depan jurusan perguruan tinggi, dan
supaya
sesama
manusia
mampu
biaya kuliah.
mengatur
kehidupan
sendiri,
menjamin
perkembangan
dirinya
sendiri seoptimal mungkin, memikul
merencanakann
langsung
jawab
mantap, sesuai dengan bakat, minat,
hidupnya
dan kemampuan, pengetahuan dan
sendiri, menggunakan kebebasannya
kepribadian, serta faktor–faktor yang
sebagai
mendukung
tanggung
sepenuhnya
atas
arah
manusia
secara
dewasa
karirnya
dengan
kemajuan
dirinya.
dengan berpedoman pada cita-cita
Faktor–faktor
yang
yang mewujudkan semua potensi
perkembangan
diri
yang
dan
antara lain adalah status sosial dan
menyelesaikan semua tugas yang
ekonomi keluarga, layanan informasi
dihadapi dalam kehidupan ini secara
dan konseling karir.
baik
padanya,
memuaskan (Winkel & Hastuti, 2005
mendukung
individu
ini
Layanan informasi karir pada
dasarnya merupakan layanan yang
).
Bimbingan karir adalah salah
memberikan data atau fakta kepada
satu fungsi layanan bimbingan dan
siswa
konseling. Prayitno dan Atmi, (2004)
pekerjaan/jabatan/karir.
merumuskan bimbingan karir atau
karir ini menurut Winkel & Hastuti,
jabatan sebagai “usaha bimbingan
(2005)
kepada peserta didik dalam usaha
mengenai jenis–jenis pekerjaan yang
pertimbangan untuk bekerja atau
ada
tidak, dan jika perlu bekerja memiliki
occupation), mengenai gradasi posisi
lapangan kerja yang cocok dengan
dalam lingkup suatu jabatan (level of
ciri–ciri
occupation), mengenai persyaratan
pribadi,
menentukan
lapangan
pekerjaan
memasukinya
serta
dan
mengadakan
penyesuaian kerja secara baik.”
Berdasarkan
rumusan
tentang
mencakup
di
tahap
dan
jenis
ini,
berkaitan
dengan
pekerjaan tertentu.”
yang
diberikan
of
pendidikan,
dan mengenai prospek masa depan
karir
bantuan
(field
mengenai sistem klasifikasi jabatan,
masyarakat
suatu
Informasi
semua data
masyarakat
dapat dikatakan bahwa bimbingan
merupakan
dunia
proses
pada
akan
Berdsarkan
kebutuhan
riil
jenis/corak
pengertian-
individu melalui berbagai cara dan
pengertian di atas dapat disimpulkan
bentuk layanan agar ia mampu
bahwa
keraguan
siswa
yang
berkaitan dengan keputusan karir
menimbulkan keyakinan seseorang
salah
bahwa ia mampu melakukan suatu
satu
dikarenakan
dalam
hal
faktornya
adalah
keterbatasan
siswa
informasi
tentang
keputusan karir. Keraguan tersebut
menjadikan
siswa
karir.
yang
mencapai
diperlukan
suatu
hasil
untuk
dengan
perasaan puas.
mengalami
Robbins
(2001),
dalam
mengemukakan
individu–individu
kesulitan-kesulitan
menentukan
tindakan
Kesulitan-
yang tinggi self-efficacynya meyakini
kesulitan tersebut membuat siswa
bahwa mereka memiliki kemampuan
dapat melemparkan tanggung jawab
yang lebih daripada yang diperlukan
pengambilan keputusan karir kepada
agar berhasil dalam
orang lain, atau menunda dan bahkan
Sehingga
menghindar dari tugas pengambilan
bahwa sejumlah studi membenarkan
keputusan,
dapat
orang dengan self-efficacy tinggi
keputusan
lebih merasa puas dengan hasil
hal
membuat
tersebut
pengambilan
karinya tidak optimal.
Salah
membuat
satu
tidaklah
sekolahnya.
mengherankan
pekerjaannya daripada mereka yang
faktor
siswa
yang
memiliki self-efficacy rendah.
mempunyai
Berdsarkan
pengertian-
keraguan pandangan setelah lulus
pengertian di atas, maka dapat
sekolah adalah self efficacy. Siswa
disimpulkan
bahwa
mempunyai keraguan dalam pilihan-
mempunyai
self
pilihan yang diambilnya, dan selain
rendah maka akan berakibat siswa
itu tuntutan dari orang tua dan teman
tidak merasa puas dengan pekerjaan
sebaya pun sangatlah mempengaruhi
yang
dalam
kemungkingan
pengambilan
keputusan
siswa.
dia
jika
siswa
efficacy
yang
kerjakan,
dan
jika
besar
siswa
mempunyai self efficacy rendah akan
Ciri
kepribadian
dipandang
sebagai
pengaktifan
yang
ini
mekanisme
memungkinkan
membuat siswa tidak mempunyai
gambaran
pandangan
atau
atau
pandanganpilihan
dalam
kognitif, behavioral dan sosialnya
menentukan langkah setelah lulus
pada kinerja suatu tugas. Sehingga
sekolah.
Untuk
menanggulangi
membandingkannya
permasalahan tersebut, dimana siswa
menetapkan pilihan.
belum bisa menemukan gambaran gambaran
setelah
sekolah,
siswa
lulus
maka perlu diadakannya
Keputusan
Super
(dalam
serta
karir
Winkel
Hastuti,2005)
adalah
menurut
&
Sri
kesiapan
layanan bimbingan karir oleh guru
individu untuk membuat kesiapan-
BK,
kesiapan
dimana
bertujuan
untuk
karir
(readiness
of
membantu siswa dalam menemukan
individuals to make good career
pandangan/cita-citanya setelah lulus
choices). Keputusan karir yang tepat
sekolah.
terorientasi pada karir secara utuh.
The
Development
dalam
National
Career
Keputusan
Association
(Sharf,
terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1)
,2012)
sikap
Hartono
karir
terhadap
yang
dimaksud
karir
(career
mendefinisikan karir sebagai the
development attitudes) yang terdiri
individual’s work and leisure that
dari
take place over her or his life span
eksplorasi karir; (2) ketrampilan
yang berarti karir sebagai pekerjaan
membuat keputusan karir (skills of
individu yang berlangsung dalam
career
development
rentang kehidupannya. Dengan kata
making),
yang
lain,
kemampuan
karir
merupakan
kemajuan
(a)
perencanaan
terdiri
karir,
(b)
decision
dari:
(a)
menggunakan
hidup yang terkait dengan pekerjaan
pengetahuan, (b) pemikiran dalam
yang
membuat
dilalui
seseorang
dalam
keputusan
karir;
(3)
kehidupannya, dan pada umumnya
informasi dunia kerja (world of work
memerlukan
formal
information), yang terdiri dari (a)
secara khusus. Dalam kajian ini,
memiliki informasi tentang pekerjaan
karir diartikan sebagai suatu profesi
tertentu,
yang dijalankan individu selama
tentang orang lain dalam dunia
kehidupannya. Pembutan keputusan
kerjanya.
karir
merupakan
dilakukan
mencari
pendidikan
oleh
(b)
memiliki
informasi
proses
yang
Proses perkembangan karir
individu
untuk
menurut Super (dalam Winkel & Sri
alternatif-alternatif
karir,
Hastuti,
2005)
adalah
sebagai
e. Tahap Kemunduran (decline),
dalam fase ini orang memasuki
berikut:
a. Tahapan
Pengembangan
masa
pensiun
dan
harus
(Growth) mulai dari saat lahir
menemukan pola hidup baru
sampai umur kurang dari 15
sesudah
tahun, dalam fase ini anak
jabatannya.
mengembangkan
Supriatna (2009), menjelaskan
berbagai
potensi, pandangan khas, sikap,
bahwa
minat,
mempengaruhi
dan
kebutuhan
kebutuhan-
yang
dipadukan
dalam struktur gambaran diri
melepaskan
aspek-aspek
yang
kemampuan
seseorang dalam membuat keputusan
karir, yaitu:
a. Pengetahuan yang mendasari
(self-concept structure)
b. Tahap Eksplorasi (Exploration)
kemampuan seseorang dalam
dari umur 15 sampai 24 tahun,
memuat
keputusan
dalam fase ini
ditandai
dengan
memikirkan berbagai alternatif
indikator
yang
jabatan,
tetapi
belum
pengetahuan mengenai tujuan
mengambil
keputusan
yang
hidup, diri sendiri, lingkungan,
orang muda
karir,
indicatormeliputi
:
nilai-nilai, dunia kerja dan
mengikat.
c. Tahap
Pemantapan
(Establishment) dari umur 25
pengetahuan tentang keputusan
karir.
sampai 44 tahun, dalam fase ini
b. Kesiapan membuat keputusan
bercirikan usaha yang tekun
karir, merupakan kesanggupan
memantapkan
untuk menentukan pilihan karir
diri
dalam
penghayatan jabatannya.
d. Tahap
yang didasari oleh keyakinan
Pembinaan
dan keinginan.
(maintenance) dari umur 45
c. Ketrampilan
tahun sampai 64 tahun, dalam
keputusan
fase ini orang yang sudah
pengetahuan keputusan karir
dewasa
diri
sebagai alam kognisi yang
dalam penghayatan jabatannya.
membentuk pemahaman siswa
menyesuaikan
membuat
karir,
jika
tentang keputusan karir dan
dunia pekerjaan/profesi tertentu serta
kesiapan sebagai alam afeksi
membekali
diri
membentuk
dorongan-
memangku
jabatan
ke
arah
menyesuaikan diri dengan tuntutan-
keputusan karir, ketrampilan
tuntutan dari lapangan kerja yang
membuat
karir
akan dating. Lebih lanjut Winkel dan
merupakan alam tindak nyara
Sri Hastuti (2005) mengungkapkan
dalam
membuat
keputusan
bahwa bimbingan karir merupakan
karir.
Seseorag
memiliki
suatu proses membentuk seseorang
dorongan
positif
keputusan
supaya
siap
tertentu, dan
ketrampilan dalam membuat
supaya
keputusan
menerima gambaran diri dan dunia
karir
jika
mampu
menunjukkan perilaku yaitu:
kerja,
mandiri, luwes, kreatif, dan
individu
bertanggung
pekerjaan,
jawab
dalam
mengambil keputusan karir.
Aspek-aspek
memahami
sehingga
pada
dapat
memilih
dan
akhirnya
bidang
memasukinya
dan
membnina karir tersbut.
yang
Juntika (2006) menjelaskan
karir
bahwa bimbingan karir merupakan
adalah memiliki pemahaman yang
bimbingan untuk membantu individu
baik tentang kekuatan dan kelemahan
dala perencanaan, pengembangan,
diri berhubungan dengan pilihan
dan
karir, mampu melihat faktor yang
karir.
akan mendukung atau menghambat
merupakan
karir, mampu memilih salah satu
kebutuhan perkembangan individu
alternatif pekerjaan dari berbagai
sebagai bagian integral dari program
ragam pekerjaan, mengembangkan
pendidikan.
mempengaruhi
keputusan
kebiasaan belajar dan bekerja secara
efektif.
pemecahan
masalah-masalah
Bimbingan
layanan
Berdasarkan
karir
juga
pemenuhan
rumusan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Winkel dan Sri Hastuti (2005)
bimbingan karir adalah bantuan yag
berpendapat bahwa bimbingan karir
diberikan guru BK/konselor kepada
ialah
siswa/konseli
bimbingan
mempersiapkan
diri
dalam
menghadapi
memahami
agar
diri,
mampu
memiliki
pengetahuan,
melakukan
perencanaan
siswa/konseli
karir,
supaya
mampu
mengambil
kepribadian)
yang
terkait
dengan pekerjaan.
b.
Memiliki
pengetahuan
keputusan karirnya secara tepat dan
mengenai dunia kerja dan
bertnggung jawab atas keputusan
informasi
karir
menunjang
yang
membantu
diambilnya,
serta
siswa/konseli
memecahkan
dalam
karir
dihadapinya,
dan
dapat
yang
kematangan
kompetensi kerja.
Memahami
relevansi
yang
kompetensi
belajar
juga
(kemampuan
permasalahan-
permasalahan
karir
c.
menguasai
dikatakan bahwa bimbingan karir
pelajaran) dengan persyaratan
merupakan
keahlian atau keterampilan
suatu
diberikan
bantuan
pada
siswa
yang
melalui
bidang
pekerjaan
yang
berbagai cara dan bentuk layanan
menjadi cita – cita karirnya di
agar siswa mampu merencanakann
masa depan.
karirnya dengan
dengan
mantap, sesuai
bakat,
d.
Memiliki kemampuan untuk
minat,
dan
membentuk identitas karir,
pengetahuan
dan
dengan cara mengenali ciri –
kepribadian, serta faktor – faktor
ciri pekerjaan, kemampuan
yang mendukung kemajuan dirinya.
(persyaratan) yang dituntut,
Faktor – faktor yang mendukung
lingkungan
perkembangan
pekerjaan, prospek kerja, dan
kemampuan,
diri
individu
ini
antara lain adalah status sosial dan
ekonomi keluarga, layanan informasi
dan konseling karir.
secara
kesejahteraan kerja.
e.
Memiliki
kemampuan
merencanakan masa depan,
Menurut Prayitno dan Amti
(2004)
sosiopsikologis
umum,
tujuan
yaitu merancang kehidupan
secara
rasional
untuk
bimbingan dan konseling karir di
memperoleh peran – peran
sekolah adalah sebagai berikut:
yang sesuai dengan minat,
a.
Memiliki
pemahaman
(kemampuan,
minat,
diri
kemampuan,
dan
kondisi
dan
kehidupan sosial ekonomi.
f.
Mengenal
keterampilan,
minat
dan
Keberhasilan
kenyamanan
g.
dalam
Konsep tentang self efficacy
bakat.
pada dasarnya melibatkan berbagai
atau
aspek yaitu : aspek kognitif, sosial,
suatu
serta kemampuan berperilaku. Self
karir amat dipengaruhi oleh
efficacy
minat
mekanisme
dan
bakat
yang
sebagai
pengaktifan
yang
dimiliki. Oleh karena itu,
memungkinkan
setiap orang harus memahami
menggabungkan serta menerapkan
kemampuan dan minatnya,
kemampuan kognitif, sosial, serta
dalam bidang pekerjaan apa
behavioralnya dalam
dia mampu, dan apakah dia
suatu
berniat
tersebut
harus
tersebut.
menuju
tindakan
Memiliki kemampuan atau
mencapai tujuan tertentu, Bandura
kematangan
dan Locke (2003).
terhadap
pekerjaan
untuk
mengambil keputusan karir.
h.
dipandang
individu
tugas.
Ketiga
melakukan
kemampuan
diorganisasikan
terpadu
Menurut Bandura
pada
untuk
(1997),
dasarnya
Memiliki kemampuan untuk
self
menciptakan
merupakan hasil dari proses kognitif
hubungan
suasana
industrial
harmonis,
yang
dinamis,
yang
efficacy
berbentuk
keputusan,
atau
keyakinan atau pengharapan tentang
berkeadilan, dan bermartabat.
sejauh
Jadi
memperkirakan kemampuan dirinya
tujuan
layanan
mana
bimbingan karir adalah membantu
dalam
siswa dalam membentuk pola-pola
melakukan suatu tindakan tertentu
karir, yaitu kecenderugan arah karir,
yang diperlukan untuk mencapai
dengan
hasil
bertanggung
jawab
atas
melaksanakan
individu
tertentu.
tugas
Berkaitan
atau
dengan
pilihan karir yang diambilnya dan
adanya unsur pengharapan dalam
mengusahakan
maksimal
self-eficacy.
persyaratan-
berpendapat
bahwa
persyaratan sesuai dengan pilihan
merupakan
pengharapan
karir yang diambilnya.
dimiliki seseorang bahwa individu
untuk
dengan
memenuhi
Stephan
(2001)
self-efficacy
yang
mempunyai kemampuan melakukan
dikatakan mempunyai Self-Efficacy
perilaku tertentu untuk mencapai
tinggi. Bandura (1997) menunjukkan
suatu tujuan.
ada tiga dimensi utama Self-Efficacy,
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa self
yaitu:
a.
Magnitude, berkaitan dengan
efficacy adalah suatu keyakinan atau
tingkat kesulitan tugas. Bila
kemantapan
tugas-tugas yang diberikan
tentang
atau
sejauh
pengharapan
mana
kepada
individu
individu
disusun
memperkirakan kemampuan yang
menurut tingkat kesulitannya,
ada pada dirinya untuk melaksanakan
yaitu rendah, menengah dan
tugas
tinggi, maka individu akan
tertentu
serta
menetapkan
target yang akan mereka peroleh
melakukan
dalam mendapat keberhasilan. Selain
dirasa
itu self-efficacy juga merupakan pola
dilaksanakan.
keyakinan diri yang tumbuh dari rasa
individu
mampu membawa dan menempatkan
menghindari tugas-tugas yang
diri yang tumbuh dari rasa mampu
diberikan
membawa dan menempatkan diri
diperkirakan di luar batas
untuk keluar dari masalah-masalah
kemampuan yang dimiliki.
b.
guna mencapai tujuan tertentu.
diri
tiap
individu
yang
mampu
untuk
Selain
cenderung
itu
untuk
apabila
Generality, berkaitan dengan
luas
Keyakinan akan kemampuan
tindakan
bidang
tuags
atau
pengalaman atau tingkah laku
berbeda-beda,
sesuai dengan beberapa dimensi
yang
efikasi
mempunyai
penguasaan bidang tertentu.
implikasi penting pada perilaku.
Pengalaman ini akan mampu
Dimensi-dimensi
tersebut
membangkitkan
dijadikan acuan
untuk mengukur
individu
Self-Efficacy pada individu. Sehingga
meliputi
apabila
tingkah laku.
diri
yang
individu
dapat
mempunyai
keyakinan yang didalamnya terdapat
dimensi – dimensi tersebut dapat
c.
menimbulkan
keyakinan
yang menyebar
berbagai
bidang
Strength, berkaitan dengan
derajat
kemampuan
dari
individu terhadap keyakinan
Bimbingan Karir dan Self efficacy
pada dirinya. Keyakinan yang
siswa.
kuat dan mantap mendorong
Dalam
penelitian
Yusron
bertahan
dalam
(2012) tentang Pengaruh Bimbingan
tetapi
jika
Karir dan Pola Asuh Orang Tua
keyakinan goyah dan lemah
terhadap Kemandirian Siswa dalam
maka akan dengan mudah
Memilih
digoyangkan
Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
individu
usahanya
oleh
Karir
Kelas
Listrik
yang tidak mendukung.
ditemukan
Siswa
pengaruh yang positif dan signifikan
keputusan
karir
menentukan
ke
depannya
antara
Negeri
bahwa
bimbingan
1
XI
pengalaman – pengalaman
dalam
SMK
pada
(1)
Sedayu
terdapat
karir terhadap
mempunyai berbagai pertimbangan.
kemandirian siswa dalam memilih
Pertimbangan tersebut antara lain:
karir kelas XI Teknik Instalasi
teman, hanya tahu jurusan tertentu,
Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu.
pertimbangan
finansial,
(2) terdapat pengaruh yang positif
pertimbangan
kemudahan,
dan signifikan antara pola asuh orang
pertimbangan
karir
dan
prospek
tua
terhadap
kemandirian
siswa
depan,
dalam memilih karir kelas XI Teknik
pertimbangan cinta, pertimbangan
Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1
orang
Sedayu (3) terdapat pengaruh yang
ekonomi
di
masa
tua,
perlawanan
atau
kemandirian, ketertarika sesaat, dan
positif
pertimbangan kecocokan.
bimbingan karir dan pola asuh orang
Pertimbangan- pertimbangan
dan
tua secara
signifikan
bersama
antara
kemandirian
mengakibatkan
siswa dalam memilih karir kelas XI
permasalahan yang dihadapi siswa,
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK
dan
N 1 Sedayu
tersebut
bisa
siswa
bisa
melemparkan
tanggung jawab
keputusan
kepada
lain,
karir
Sedangkan
menurut
hasil
(2012)
yang
penelitian
Esti
keputusan karir tidak optimal. Maka
membahas
tentang
Pengambilan
dari itu perlu adanya Pelayanan
Keputusan
terhadap
Perencanaan
orang
sehingga
Karir ditinjau dari Efikasi Diri dan
keputusan
Ketetpatan
pada
kondisi siswa kelas XII SMA N 1
Kodya
Jogonalan dimana siswa kelas XII
Semarang diperoleh hasil penelitian
sudah mempunyai keputusan tentang
bahwa terdapat pengaruh efikasi diri
karir, sedangkan siswa kelas X dan
dan ketepatan pilihan karir terhadap
XI bimbingan karir lebih kepada
pengambilan keputusan karir.
pengenalan-pengenalan
Remaja
Pilihan
SMA
Karir
Negeri
karir
sesuai
dengan
tentang
Berdasarkan hasil penelitian
dunia pekerjaan. Dalam penelitian ini
di atas mengenai Bimbingan Karir
tidak menggunakan sampel, karena
dan
penelitian populasi. Oleh karena itu
Self
efficacy
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa Bimbingan Karir
penelitian
dan Self-efficacy berhubungan positif
populasi.
ini
disebut
penelitian
yang tinggi dengan keputusan karir
Dalam tryout didapatkan hasil
siswa. Jadi bimbingan karir dan self-
uji validitas angket keputusan karir
effcacy
menunjukkan dari 30 aitem terdapat
akan
mempengaruhi
keputusan karir siswa.
4 aitem yang gugur dikarenakan r-
Hipotesis dalam penelitian ini
hasil kurang dari 0,30, sehingga
adalah: Layanan bimbingan karir
tersisa 26 aitem dan didapatkan r-
mempunyai
alpha
hubungan
dengan
0,944,
sedangkan
angket
keputusan karir; Self efficacy siswa
layanan bimbigan karir menunjukkan
mempunyai
dengan
dari 32 aitem terdapat 4 aitem yang
keputusan karir; Layanan bimbingan
gugur, sehingga tersisa 28 aitem
karir dan self efficacy mempuyai
yang valid dan mempunyai r-alpha
hubungan dengan keputusan karir
0,936 dan sedangkan angket self
siswa
efficacy menunjukkan dari 30 aitem
hubungan
terdapat
aitem
yang
gugur,
sehingga tersisa 27 aitem dan r-alpha
Metode
Penelitian ini menggunakan
0,955.
populasi yaitu kelas XII SMA N 1
Jogonalan dengan jumlah siswa 237
siswa,
3
hal
tersebut
dikarenakan
Hasil
Sedangkan dalam hasil uji
normalitas
Smirnov
dengan
Z
diketahui
Kolmogorov-
seperti
bahwa
Total sumbangan efektif tiap
aspek
untuk
variable
layanan
terlampir
bimbingan karir dengan keputusan
koefisien
karir sebesar 45,6% dan self efficacy
Kolmogorov-Smirnov Z untuk data
dengan
Keputusan
44,8%. Sehingga besarnya koefisien
Karir
adalah
1,768
keputusan
karir
sebesar
dengan nilai propabilitas (p) sebesar
determinansi
0,004.
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
Koefisien
Kolmogorov-
antara
Layanan
Smirnov Z data Layanan Bimbingan
dengan
Karir adalah 2,096 dengan nilai
0,539 (Adjusted R square). Oleh
propabilitas
karena
(p)
sebesar
0,000.
Keputusan
itu,
Karir
besarnya
adalah
pengaruh
Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z
Layanan Bimbingan Karir dan Self
data Self Efficay adalah 1,939 dengan
Efficacy
nilai propabilitas (p) sebesar 0,001.
terhadap Keputusan Karir adalah
Karena ketiga nilai propabilitas (p) <
sebesar 0,539 x 100% = 53,9%, dan
0,05 (taraf kesalahan 5%) maka
sisanya sebesar 100% - 53,9% =
ketiga
46,1% dipengaruhi oleh variabel lain
data
tersebut
memenuhi
asumsi normalitas data.
yang
Sedangkan berdasarkan uji
colllinierity
seperti
terlampir
secara
tidak
diteliti
bersama-sama
yaitu
selain
variabel Layanan Bimbingan Karir
dan Self Efficacy.
didapatkan koefisien antara Layanan
Bimbingan Karir dengan Keputusan
Bahasan
Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan
Berdasarkan hasil penelitian
1,797 (VIF). Sedangkan koefisien
diketahui bahwa antara Layanan
colllinierity
antara
Self
Efficacy
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
dengan Keputusan Karir sebesar
secara
bersama-sama
0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF).
Keputusan Karir memiliki hubungan
Karena nilai kedua tolerance lebih
yang kuat dan positif. Hal ini berarti
besar dari 0,1 dan VIF kurang dari
siswa dalam memutuskan karir untuk
10, maka data memenuhi asumsi
masa
linieritas (Santoso, 2000).
mempertimbangkan atau dipengaruhi
depannya
dengan
sangat
oleh
guru
BK/konselor
dan
ada pada dirinya untuk melaksanakan
kemampuan dirinya untuk dapat
tugas
meraih karir yang dipilihnya. Dengan
target yang akan mereka peroleh
demikian, salah satu faktor eksternal
dalam mendapat keberhasilan. Selain
yang dapat mempengaruhi keputusan
itu self-efficacy juga merupakan pola
karis
layanan
keyakinan diri yang tumbuh dari rasa
bimbingan karir, sedangkan salah
mampu membawa dan menempatkan
satu faktor internal yang dapat
diri yang tumbuh dari rasa mampu
mempengaruhi keputusan karir siswa
membawa dan menempatkan diri
adalah self efficacy.
untuk keluar dari masalah-masalah
dan
siswa
adalah
tertentu
serta
menetapkan
Adanya hubungan yang erat
guna mencapai tujuan tertentu.
pengaruh
Simpulan dan Saran
positif
Layanan
Bimbingan Karir dan Self efficacy
Keputusan
Karir
keberhasilan
siswa,
guru
maka
BK/konselor
Terdapat hubungan yang kuat
dan
positif
antara
Layanan
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
dalam memberikan bimbingan karir
dengan
Keputusan
kepada siswa dapat mempengaruhi
dibuktikan dengan nilai koefisien
ketepatan siswa dalam menentukan
korelasi
karir di masa depannya. Selain itu,
Artinya, ada kecenderungan bahwa
ketetapan siswa dalam menentukan
semakin besar atau intensif Layanan
karir di masa depan juga ditentukan
Bimbingan Karir dan semakin tinggi
oleh kemampuan siswa untuk dapat
Self Efficacy siswa, maka akan
mengenali dengan sebaik-baiknya
menyebabkan semakin tinggi pula
kelebihan dan kelemahan yang ada
kemampuan atau kemantapan siswa
dalam dirinya.
dalam membuat Keputusan Karir di
ganda
Karir,
sebesar
yang
0,737.
Selain diberikan bimbingan
masa depannya. Kontribusi variabel
karir, siswa perlu memiliki Self
Layanan Bimbingan Karir dan Self
efficacy yaitu suatu keyakinan atau
Efficacy terhadap Keputusan Karir
kemantapan
adalah sebesar 53,9%, dan sisanya
tentang
atau
sejauh
pengharapan
mana
individu
memperkirakan kemampuan yang
sebesar
46,1%
ditentukan
oleh
variabel lain yang tidak diteliti yaitu
selain variabel Layanan Bimbingan
Karir dan Self Efficacy.
Mengingat
Suriyothai School, Bangkok.
International Journal of Human
and Social Sciences, Vol 5 No.3
layanan
bimbingan karir dan self efficacy
memiliki hubungan yang erat dengan
Argyle M., 2001. The Psychology of
Happiness. 2nd edition. New
York: Routledge.
keputusan karir siswa, maka kepala
sekolah, guru dan terutama guru BK
perlu secara intensif memberikan
layanan bimbingan karir kepada
siswa
agar
para
siswa
dapat
mempertimbangkan dan membuat
keputusan yang tepat tentang karir
yang dipilihnya di masa depan.
Sedangkan para siswa perlu
memahami diri sendiri dengan cara
melakukan
mengetahui
evaluasi
diri
kelebihan
untuk
dan
kekurangan yang ada dalam dirinya,
agar dalam menetukan pilihan karir
dapat sesuai dengan kemampuan
yang ada dalam dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
H.
2005.
Manajemen
Bimbingan dan
Konseling di SMP, Jakarta:
Grasindo
Anyadubalu, C. 2010. Self-Efficacy,
Anxiety,
and Performance in the English
Language
among
MiddleSchool Students in English
Language Program in Satri Si
As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya
Manusia; Psikologi Industri,
Jogjakarta: penerbit Liberty.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala
Psikologi,
Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan
Validitas,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bahri, S. 2000, Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta.
Bandura, A.1997. Self-Efficacy The
Exercise of Control New York :
W.H. Freemia and Company.
Bandura, A dan Locke, E. A. 2003.
Negative Self-Efficacy and
Goal Effects Revisited.Journal
of Applied Psychology. Vol. 88,
No.1,
87-99.
[Online].
http://www.emory.edu/educatio
n/. Tanggal akses: 20 Februari
2013.
Betz, N.E dan Gail, H.2006. Career SelfEfficacy Theory: Back to the
Future. Journal of Career
Assessment.Vol14 No 3
Budiamin, A dan Setiawati. 2009 .
Bimbingan Konseling . Jakarta :
Direktorat
Jendral
Budiningsih T.E.2012. Pengambilan
Keputusan terhadap Perencanaan Karir
ditinjau dari Efikasi Diri dan
Ketetpatan Pilihan Karir pada
Remaja SMA Negeri Kodya
Semarang, Magister Psikologi
UGM: Thesis 2012
Carell,
R.M., Jennings, F.D. &
Heavring,
C.
1997.
Fundamentals
of
Organizational
Behavior.
Prentice Hall International, Inc.
Chan, S.M., 2002. Pendidikan Liberal
Berbasis Sekolah. Yogyakarta:
Krasi wacana.
Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Puskur
Balitbang, Depdiknas.
Dewi, D.N dan Wimbarti, S. 2011.
Communication Skill in Selling
and Salespersons’Self-Efficacy
in Insurance Bussines. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal. Vol. 26 No.2, Hal.8190
Dimyati dan Mudjiono, 2000. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Escartí,
A.,
Gutierrez,
M.,
Pascual,C., dan
Llopism,
R
.2010.
Implementation
of
the
Personal
and
Social
Responsibility Model to
Improve Self-Efficacy during
Physical Education Classes
for Primary School Children.
International Journal of
Psychology
and
Psychological
Therapy.
Vol.10 No. 3,Hal: 387-402
Gati, I., & Saka, N. 2001. High school
development, career students
career-related
decisionmaking
development,
and
difficulties.
Journal of
Counseling and psychological
separation Development, 79(3),
331-340
Guay, F., Senecal,C., Gauthier, L., &
Fernet,C.
2003, Predicting Career
Indescision: A selfdetermination theory
perspective. Journal of
Counseling Psychology, 50(2),
166-177.
Gysbers, N., C. and Henderson, P. 2006,
Developing & Managing: Your
School
Guidance
and
Counseling Program Fourth
Edition. Alexandria: American
Counseling Association
Hadi S. 2000. Metodologi Research.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Hall, S.C., Lindzey, G., Supratiknya
(editor). 1995. Psikologi
Kepribadian 1. Yogyakarta :
Kanisius.
Hartono.2012. Pilihan Karier dalam
Perspektif
Budaya
dan
Implikasinya
Pada
Bimbingan Karier di Sekolah.
Jurnal UNIPA. Surabaya.
Diunduh Oktober
2012
Juntika, A. 2006 . Bimbingan dan
Konseling
dalam
Berbagai
Latar
Kehidupan. Bandung : Aditama
Kartini, K. 2002. Psikologi Sosial,
Perusahaan
dan
Industri.
Jakarta. Penerbit: Rajawali
Press.
Lunenburg,FC. 2011. Self-Efficacy
in the
Workplace: Implications for
Motivation
and
Performance.International
Journal Of Management
Business,and Administration.
Vol 14 No 1
Luszczynska, A dan Dona, B.G. 2005.
General
self-efficacy in various domains
of human functioning: Evidence
from
five
countries.
International
Journal
of
Psychology Vol. 40 No. 2, Hal
:80–89
Mathisen., Ellen,G dan Bronnick, K.S.
2009.
Creative Self-Efficacy: An
Intervention
Study.
International
Journal
of
Educational Research Vol.48
hal : 21–29
McMahon, M. 2005. Career Counseling:
Applying The Systems Theory
Framework
of
Career
Development.
Journal
of
Employment Counseling; 42, 1;
ProQuest Research Library pg.
29
Mueller,S.L., Dato-on, M.C. 2008.
Genderrole
Orientation
As
A
Determinant Of Entrepreneurial
Self-Efficacy.
Journal
of
Developmental
EntrepreneurshipVol. 13, No.
1Hal: 3–20
Muryantinah,
2000.
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta. Rineka Cipta.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Nuzulia S, 2003. Peran Self-Efficacy
dan Strategi coping terhadap
Hubungan Antara Stresor Kerja
dan stress kerja. Tesis (tidak
diterbitkan) Yogyakarta: Pasca
Sarjana UGM.
Nyoman
&
Wimbarti,
S.2011.
Communication Skill in Selling
and Sales Persons’Self-Efficacy
in InsuranceBusiness. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal . Vol 26 No 2 Hal 8190
O’Neill, S. B, & Mone, A. mark, 1998.
Investigating Equity Sensitivity
as a moderator of Relationship
between self. Efficacy and
workplace attitude. Journal of
Applied Psychology. Vol. 83.
No. 5. 805 – 816.
O’Neill D & More BH, 1998, Happiness
is eventhing, Or Is it.
Explorations On The Meaning
Of Rsychological Well-Being.
Journal Of Personality and
Social psyChology. 57.6. 169 –
181.
Pajares,F., Dale H. Schunk. 2001. The
Development of Academic SelfEfficacy. Emory University and
Purdue University
Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan
dan
Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Robbins, S.P .2001, Perilaku Manusia,
Konsep,
Kontroversi
dan
Aplikasi, Jilid 1. Edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta. Penerbit :
PT. Prehalindo.
Robinson, J.D. & Shafer, P.R. 1994.
Measures
of
Social
Psychological
Attitudes. Michigan : Survey
Research Center Institute for
Social Research.
Rumiyati.2008. Korelasi antara SelfEfficacy
dengan Motivasi Berprestasi
Siswa SMK Petrus Kanisius
Klaten.Fakultas
Psikologi:
Skripsi
Santrock, J. W. 2008. Adolesence
Perkembangan Remaja. Edisi
ke-enam. Alih Bahasa: Drs.
Shinto B. Adelar, M. Sc dan
Sherly Saragih, S. Psi. Jakarta:
Elangga
Sawitri.2009. Pengaruh Status Identitas
dan
Efikasi Diri Keputusan Karir
terhadap Keraguan Mengambil
Keputusan
Karir
Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Di
Universitaas Diponegoro. Jurnal
Psikologi Undip, Vol. 5, No. 2,
Desember 2009.
Schaubroeck., Xie, J.L., dan Lam,
KS.2000. Collective Effecacy
Versus Self-Efficacy in coping
responses to stressors and
control : A. Cross – cultural
study. journal of applied
Psychology vol. 85 No. 4. 512 –
525.
Schwarzer, R dan Hallum,S.2008.
Perceived
Teacher Self-Efficacy as a
Predictor of Job Stress and
Burnout: Mediation Analyses.
Applied
Psychology:An
International Review.Vol.57 Hal
152-17.
Schunck, D.H. 1995. Self-Efficacy and
Education and Instruction. In
J.E.
Singh, B and Udainiya, R. 2009. SelfEfficacy and Well-Being of
Adolescents. Journal of the
Indian Academy of Applied
Psychology, Vol. 35, No. 2,Hal.
227-232.
Singaravelu, H.D., White, L.J and
Bringaze, T.B. 2005. Factors
Influencing
International
Students’ Career Choice: A
Comparative Study. Journal of
Career Development 2005;
Vol.32;No.46
Santoso, S.2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Jakarta:
Gramedia
Siswanto, E.A dan Yuniawan,A.
2012.
Analisis Pengaruh Iklim
Kerja dan Pengembangan
Karir Terhadap Komitmen
Karir:
Kepuasan
Kerja
Sebagai Variabel Intervening.
DIPONEGORO BUSINESS
REVIEW Volume 1, Nomor
2, , Halaman 332-342
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Soresi, S., Nota, L., dan Robert,W.
2004. Relation of Type and
Amount of Training to Career
Counseling Self-Efficacy in
Italy. The Career Development
Quarterly;Vol.
52,No
3;
ProQuest Research Library pg.
194
Sukardi, D.K& Kusmawati, D.P.E.
Nila.,
Proses
Bimbingan
dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata, N.S., 2007. Bimbingan &
Konseling
Dalam Praktek.
Mengembangkan Potensi Dan
Kepribadian Siswa. Bandung:
Maestro, 2007.
Sunarto
dan
Perkembangan
Hartono,A.
2008.
Peserta Didik. Jakarta : PT.
Rineka cipta. 2008.
Supriatna,
M.
2009.
Layanan
Bimbingan
Karir di Sekolah Menengah.
Bandung:Depdiknas dan UPI
Turingan. 2009. A Cross-Cultural
Comparison
of Self-Regulated Learning
Skills between Korean and
Filipino College Students. Asian
Social Science
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
UNESCO .2002. A Practical Manual for
Developing, Implementing and
Assessing Career Counselling
Services in Higher Education
Settings. Handbook on Career
Counselling.
Will,
E.,
Brouwers,
A
and
Tomic,W.2002.
Burnout and self-efficacy: A
study on teachers’beliefs when
implementing an innovative
educational system in the
Netherlands. British Journal of
Educational Psychology. Vol
72, Hal :227–243
Williams, J.D dan Takaku, S.2011.
Gender, Writing Self-Efficacy,
and
Help
Seeking.
International
Journal
of
Business, Humanities and
Technology Vol. 1 No. 3;
Winkel, W.S, 2005. Bimbingan dan
Konseling
di
Intitusi
Pendidikan.
Edisi
Revisi.
Jakarta: Gramedia
Wulandari, R.E.2012. Hubungan
Antara Wok-Family Conflict
dan Big Five Personality
dengan Career Self-Efficacy.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya.Vol 1.No
1
Yusron, A.I .2012. Pengaruh
Bimbingan
Karir dan Pola Asuh Orang
Tua terhadap Kemandirian
Siswa dalam Memilih Karir
pada Kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga
Listrik
SMK
Negeri
Sedayu.Fakultas
Teknik
UNY: Jurnal Penelitian
Yusuf, A.M. 2002. Kiat Sukses Dalam
Karir.
Ghalia Indonesia
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
Oleh :
ANDREAS AGAM BROTO WINDRIYANTO
NIM : S 300 110 001
PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DAN SELF
EFFICACY DENGAN KEPUTUSAN KARIR SISWA
Andreas Agam Broto Windriyanto; Dr.Nanik Prihartanti, M.Si
Abstract. This study aims to determine the relationship between career
guidance service and self efficacy with the students' career decision. Subjects
were high school students of class XII SMA N 1 Jogonalan totaling 237 students.
Measuring instrument is a questionnaire. Used method of data analysis using
multiple regression analysis with SPSS version 16.0. The results showed
significant relationship between career guidance service and self efficacy with the
students' career decision, also there is a significant positive relationship between
career guidance service with the students' career decision, and there is a
significant positive relationship between self efficacy with the students' career
decision. Effective contribution of career guidance service variables and selfefficacy to the the students' career decision is 53,9%. This means there is 46,1%
of other variables that affect the students' career decision
Key words: career decision, career guidance service, and self efficacy
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
layanan bimbingan karir dan self-efficacy dengan keputusan karir siswa.
Subjeknya adalah siswa SMA N 1 Jogonalan kelas XII yang berjumlah 237 siswa.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi berganda dengan program SPSS 16. Hasil analisis menunjukkan
ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan karir dan selfefficacy dengan keputusan karir siswa dan ada hubungan positif yang signifikan
antara layanan bimbingan karir dengan keputusan karir siswa, juga ada hubungan
positif yang signifikan antara self-efficacy dengan keputusan karir siswa.
Sumbangan efektif variabel layanan bimbingan karir dan self-efficacy terhadap
keputusan karir siswa sebesar 53,9%. Berarti masih ada 46,1% variabel lain yang
berpengaruh terhadap keputusan karir siswa.
Kata kunci : keputusan karir, layanan bimbingan karir, self efficacy
Bimbingan
Pendahuluan
Salah satu tujuan pendidikan
merupakan
dan
konseling
pelayanan
bantuan
nasional bagi generasi muda adalah
artinya kegiatan ini harus mampu
mewujudkan generasi muda yang
memberikan hal-hal positif kepada
mempunyai ketrampilan, kepribadian
peserta
yang mantab, serta tanggung jawab.
meringankan
Kenyataan
alternatif
yanag
ada
sebagai
didik,
membantu
beban,
menemukan
pemecahan
masalah,
generasi muda siswa SMA Negeri 1
mendorong
semangat
dan
Jogonalan
memberikan
penguatan
serta
terutama
siswa
duduk di kelas XII atau
yang
kelas III
ketenangan kepada peserta didik
yang seharusnya sudah mempunyai
secara tepat.
Pelayanan tersebut
cita-cita atau pandangan-pandangan
dapat
yang bisa dilakukan setelah lulus
maupun kelompok .
dilakukan
secara
individu
masih
Menurut Winkel & Hastuti,
terdapat minimal 2 siswa kelas XII
(2005): Bimbingan dan konseling di
baik jurusan IPA maupun IPS yang
sekolah adalah sebagai sub bidang
mendatangi guru BK di siswa SMA
dari bidang pembinaan siswa yang
N 1 Jogonalan yang meminta arahan
mempunyai fungsi dan tujuan yang
/ saran / informasi dari guru BK
khas, meskipun semua sub bidang
untuk ke depannya setelah siswa
dari
lulus kuliah.
merupakan pelayanan kepada siswa.
sekolah,
setiap
harinya
Permasalahan
konseling
yang
Fungsi dari bimbingan dan konseling
sering dihadapi oleh siswa Kelas XII
yang khas bersumber pada corak
SMA
pelayanan
N
1
karir
bimbingan
Jogonalan
adalah
bimbingan
sebagai
pemilihan jurusan perguruan tinggi,
bantuan yang bersifat psikis atau
biaya kuliah, pemilihan perguruan
psikologis yang terletak dalam tujuan
tinggi, tuntutan orang tua untuk
pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan layanan bimbingan
kuliah di jurusan tertentu, prospek ke
depan jurusan perguruan tinggi, dan
supaya
sesama
manusia
mampu
biaya kuliah.
mengatur
kehidupan
sendiri,
menjamin
perkembangan
dirinya
sendiri seoptimal mungkin, memikul
merencanakann
langsung
jawab
mantap, sesuai dengan bakat, minat,
hidupnya
dan kemampuan, pengetahuan dan
sendiri, menggunakan kebebasannya
kepribadian, serta faktor–faktor yang
sebagai
mendukung
tanggung
sepenuhnya
atas
arah
manusia
secara
dewasa
karirnya
dengan
kemajuan
dirinya.
dengan berpedoman pada cita-cita
Faktor–faktor
yang
yang mewujudkan semua potensi
perkembangan
diri
yang
dan
antara lain adalah status sosial dan
menyelesaikan semua tugas yang
ekonomi keluarga, layanan informasi
dihadapi dalam kehidupan ini secara
dan konseling karir.
baik
padanya,
memuaskan (Winkel & Hastuti, 2005
mendukung
individu
ini
Layanan informasi karir pada
dasarnya merupakan layanan yang
).
Bimbingan karir adalah salah
memberikan data atau fakta kepada
satu fungsi layanan bimbingan dan
siswa
konseling. Prayitno dan Atmi, (2004)
pekerjaan/jabatan/karir.
merumuskan bimbingan karir atau
karir ini menurut Winkel & Hastuti,
jabatan sebagai “usaha bimbingan
(2005)
kepada peserta didik dalam usaha
mengenai jenis–jenis pekerjaan yang
pertimbangan untuk bekerja atau
ada
tidak, dan jika perlu bekerja memiliki
occupation), mengenai gradasi posisi
lapangan kerja yang cocok dengan
dalam lingkup suatu jabatan (level of
ciri–ciri
occupation), mengenai persyaratan
pribadi,
menentukan
lapangan
pekerjaan
memasukinya
serta
dan
mengadakan
penyesuaian kerja secara baik.”
Berdasarkan
rumusan
tentang
mencakup
di
tahap
dan
jenis
ini,
berkaitan
dengan
pekerjaan tertentu.”
yang
diberikan
of
pendidikan,
dan mengenai prospek masa depan
karir
bantuan
(field
mengenai sistem klasifikasi jabatan,
masyarakat
suatu
Informasi
semua data
masyarakat
dapat dikatakan bahwa bimbingan
merupakan
dunia
proses
pada
akan
Berdsarkan
kebutuhan
riil
jenis/corak
pengertian-
individu melalui berbagai cara dan
pengertian di atas dapat disimpulkan
bentuk layanan agar ia mampu
bahwa
keraguan
siswa
yang
berkaitan dengan keputusan karir
menimbulkan keyakinan seseorang
salah
bahwa ia mampu melakukan suatu
satu
dikarenakan
dalam
hal
faktornya
adalah
keterbatasan
siswa
informasi
tentang
keputusan karir. Keraguan tersebut
menjadikan
siswa
karir.
yang
mencapai
diperlukan
suatu
hasil
untuk
dengan
perasaan puas.
mengalami
Robbins
(2001),
dalam
mengemukakan
individu–individu
kesulitan-kesulitan
menentukan
tindakan
Kesulitan-
yang tinggi self-efficacynya meyakini
kesulitan tersebut membuat siswa
bahwa mereka memiliki kemampuan
dapat melemparkan tanggung jawab
yang lebih daripada yang diperlukan
pengambilan keputusan karir kepada
agar berhasil dalam
orang lain, atau menunda dan bahkan
Sehingga
menghindar dari tugas pengambilan
bahwa sejumlah studi membenarkan
keputusan,
dapat
orang dengan self-efficacy tinggi
keputusan
lebih merasa puas dengan hasil
hal
membuat
tersebut
pengambilan
karinya tidak optimal.
Salah
membuat
satu
tidaklah
sekolahnya.
mengherankan
pekerjaannya daripada mereka yang
faktor
siswa
yang
memiliki self-efficacy rendah.
mempunyai
Berdsarkan
pengertian-
keraguan pandangan setelah lulus
pengertian di atas, maka dapat
sekolah adalah self efficacy. Siswa
disimpulkan
bahwa
mempunyai keraguan dalam pilihan-
mempunyai
self
pilihan yang diambilnya, dan selain
rendah maka akan berakibat siswa
itu tuntutan dari orang tua dan teman
tidak merasa puas dengan pekerjaan
sebaya pun sangatlah mempengaruhi
yang
dalam
kemungkingan
pengambilan
keputusan
siswa.
dia
jika
siswa
efficacy
yang
kerjakan,
dan
jika
besar
siswa
mempunyai self efficacy rendah akan
Ciri
kepribadian
dipandang
sebagai
pengaktifan
yang
ini
mekanisme
memungkinkan
membuat siswa tidak mempunyai
gambaran
pandangan
atau
atau
pandanganpilihan
dalam
kognitif, behavioral dan sosialnya
menentukan langkah setelah lulus
pada kinerja suatu tugas. Sehingga
sekolah.
Untuk
menanggulangi
membandingkannya
permasalahan tersebut, dimana siswa
menetapkan pilihan.
belum bisa menemukan gambaran gambaran
setelah
sekolah,
siswa
lulus
maka perlu diadakannya
Keputusan
Super
(dalam
serta
karir
Winkel
Hastuti,2005)
adalah
menurut
&
Sri
kesiapan
layanan bimbingan karir oleh guru
individu untuk membuat kesiapan-
BK,
kesiapan
dimana
bertujuan
untuk
karir
(readiness
of
membantu siswa dalam menemukan
individuals to make good career
pandangan/cita-citanya setelah lulus
choices). Keputusan karir yang tepat
sekolah.
terorientasi pada karir secara utuh.
The
Development
dalam
National
Career
Keputusan
Association
(Sharf,
terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1)
,2012)
sikap
Hartono
karir
terhadap
yang
dimaksud
karir
(career
mendefinisikan karir sebagai the
development attitudes) yang terdiri
individual’s work and leisure that
dari
take place over her or his life span
eksplorasi karir; (2) ketrampilan
yang berarti karir sebagai pekerjaan
membuat keputusan karir (skills of
individu yang berlangsung dalam
career
development
rentang kehidupannya. Dengan kata
making),
yang
lain,
kemampuan
karir
merupakan
kemajuan
(a)
perencanaan
terdiri
karir,
(b)
decision
dari:
(a)
menggunakan
hidup yang terkait dengan pekerjaan
pengetahuan, (b) pemikiran dalam
yang
membuat
dilalui
seseorang
dalam
keputusan
karir;
(3)
kehidupannya, dan pada umumnya
informasi dunia kerja (world of work
memerlukan
formal
information), yang terdiri dari (a)
secara khusus. Dalam kajian ini,
memiliki informasi tentang pekerjaan
karir diartikan sebagai suatu profesi
tertentu,
yang dijalankan individu selama
tentang orang lain dalam dunia
kehidupannya. Pembutan keputusan
kerjanya.
karir
merupakan
dilakukan
mencari
pendidikan
oleh
(b)
memiliki
informasi
proses
yang
Proses perkembangan karir
individu
untuk
menurut Super (dalam Winkel & Sri
alternatif-alternatif
karir,
Hastuti,
2005)
adalah
sebagai
e. Tahap Kemunduran (decline),
dalam fase ini orang memasuki
berikut:
a. Tahapan
Pengembangan
masa
pensiun
dan
harus
(Growth) mulai dari saat lahir
menemukan pola hidup baru
sampai umur kurang dari 15
sesudah
tahun, dalam fase ini anak
jabatannya.
mengembangkan
Supriatna (2009), menjelaskan
berbagai
potensi, pandangan khas, sikap,
bahwa
minat,
mempengaruhi
dan
kebutuhan
kebutuhan-
yang
dipadukan
dalam struktur gambaran diri
melepaskan
aspek-aspek
yang
kemampuan
seseorang dalam membuat keputusan
karir, yaitu:
a. Pengetahuan yang mendasari
(self-concept structure)
b. Tahap Eksplorasi (Exploration)
kemampuan seseorang dalam
dari umur 15 sampai 24 tahun,
memuat
keputusan
dalam fase ini
ditandai
dengan
memikirkan berbagai alternatif
indikator
yang
jabatan,
tetapi
belum
pengetahuan mengenai tujuan
mengambil
keputusan
yang
hidup, diri sendiri, lingkungan,
orang muda
karir,
indicatormeliputi
:
nilai-nilai, dunia kerja dan
mengikat.
c. Tahap
Pemantapan
(Establishment) dari umur 25
pengetahuan tentang keputusan
karir.
sampai 44 tahun, dalam fase ini
b. Kesiapan membuat keputusan
bercirikan usaha yang tekun
karir, merupakan kesanggupan
memantapkan
untuk menentukan pilihan karir
diri
dalam
penghayatan jabatannya.
d. Tahap
yang didasari oleh keyakinan
Pembinaan
dan keinginan.
(maintenance) dari umur 45
c. Ketrampilan
tahun sampai 64 tahun, dalam
keputusan
fase ini orang yang sudah
pengetahuan keputusan karir
dewasa
diri
sebagai alam kognisi yang
dalam penghayatan jabatannya.
membentuk pemahaman siswa
menyesuaikan
membuat
karir,
jika
tentang keputusan karir dan
dunia pekerjaan/profesi tertentu serta
kesiapan sebagai alam afeksi
membekali
diri
membentuk
dorongan-
memangku
jabatan
ke
arah
menyesuaikan diri dengan tuntutan-
keputusan karir, ketrampilan
tuntutan dari lapangan kerja yang
membuat
karir
akan dating. Lebih lanjut Winkel dan
merupakan alam tindak nyara
Sri Hastuti (2005) mengungkapkan
dalam
membuat
keputusan
bahwa bimbingan karir merupakan
karir.
Seseorag
memiliki
suatu proses membentuk seseorang
dorongan
positif
keputusan
supaya
siap
tertentu, dan
ketrampilan dalam membuat
supaya
keputusan
menerima gambaran diri dan dunia
karir
jika
mampu
menunjukkan perilaku yaitu:
kerja,
mandiri, luwes, kreatif, dan
individu
bertanggung
pekerjaan,
jawab
dalam
mengambil keputusan karir.
Aspek-aspek
memahami
sehingga
pada
dapat
memilih
dan
akhirnya
bidang
memasukinya
dan
membnina karir tersbut.
yang
Juntika (2006) menjelaskan
karir
bahwa bimbingan karir merupakan
adalah memiliki pemahaman yang
bimbingan untuk membantu individu
baik tentang kekuatan dan kelemahan
dala perencanaan, pengembangan,
diri berhubungan dengan pilihan
dan
karir, mampu melihat faktor yang
karir.
akan mendukung atau menghambat
merupakan
karir, mampu memilih salah satu
kebutuhan perkembangan individu
alternatif pekerjaan dari berbagai
sebagai bagian integral dari program
ragam pekerjaan, mengembangkan
pendidikan.
mempengaruhi
keputusan
kebiasaan belajar dan bekerja secara
efektif.
pemecahan
masalah-masalah
Bimbingan
layanan
Berdasarkan
karir
juga
pemenuhan
rumusan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Winkel dan Sri Hastuti (2005)
bimbingan karir adalah bantuan yag
berpendapat bahwa bimbingan karir
diberikan guru BK/konselor kepada
ialah
siswa/konseli
bimbingan
mempersiapkan
diri
dalam
menghadapi
memahami
agar
diri,
mampu
memiliki
pengetahuan,
melakukan
perencanaan
siswa/konseli
karir,
supaya
mampu
mengambil
kepribadian)
yang
terkait
dengan pekerjaan.
b.
Memiliki
pengetahuan
keputusan karirnya secara tepat dan
mengenai dunia kerja dan
bertnggung jawab atas keputusan
informasi
karir
menunjang
yang
membantu
diambilnya,
serta
siswa/konseli
memecahkan
dalam
karir
dihadapinya,
dan
dapat
yang
kematangan
kompetensi kerja.
Memahami
relevansi
yang
kompetensi
belajar
juga
(kemampuan
permasalahan-
permasalahan
karir
c.
menguasai
dikatakan bahwa bimbingan karir
pelajaran) dengan persyaratan
merupakan
keahlian atau keterampilan
suatu
diberikan
bantuan
pada
siswa
yang
melalui
bidang
pekerjaan
yang
berbagai cara dan bentuk layanan
menjadi cita – cita karirnya di
agar siswa mampu merencanakann
masa depan.
karirnya dengan
dengan
mantap, sesuai
bakat,
d.
Memiliki kemampuan untuk
minat,
dan
membentuk identitas karir,
pengetahuan
dan
dengan cara mengenali ciri –
kepribadian, serta faktor – faktor
ciri pekerjaan, kemampuan
yang mendukung kemajuan dirinya.
(persyaratan) yang dituntut,
Faktor – faktor yang mendukung
lingkungan
perkembangan
pekerjaan, prospek kerja, dan
kemampuan,
diri
individu
ini
antara lain adalah status sosial dan
ekonomi keluarga, layanan informasi
dan konseling karir.
secara
kesejahteraan kerja.
e.
Memiliki
kemampuan
merencanakan masa depan,
Menurut Prayitno dan Amti
(2004)
sosiopsikologis
umum,
tujuan
yaitu merancang kehidupan
secara
rasional
untuk
bimbingan dan konseling karir di
memperoleh peran – peran
sekolah adalah sebagai berikut:
yang sesuai dengan minat,
a.
Memiliki
pemahaman
(kemampuan,
minat,
diri
kemampuan,
dan
kondisi
dan
kehidupan sosial ekonomi.
f.
Mengenal
keterampilan,
minat
dan
Keberhasilan
kenyamanan
g.
dalam
Konsep tentang self efficacy
bakat.
pada dasarnya melibatkan berbagai
atau
aspek yaitu : aspek kognitif, sosial,
suatu
serta kemampuan berperilaku. Self
karir amat dipengaruhi oleh
efficacy
minat
mekanisme
dan
bakat
yang
sebagai
pengaktifan
yang
dimiliki. Oleh karena itu,
memungkinkan
setiap orang harus memahami
menggabungkan serta menerapkan
kemampuan dan minatnya,
kemampuan kognitif, sosial, serta
dalam bidang pekerjaan apa
behavioralnya dalam
dia mampu, dan apakah dia
suatu
berniat
tersebut
harus
tersebut.
menuju
tindakan
Memiliki kemampuan atau
mencapai tujuan tertentu, Bandura
kematangan
dan Locke (2003).
terhadap
pekerjaan
untuk
mengambil keputusan karir.
h.
dipandang
individu
tugas.
Ketiga
melakukan
kemampuan
diorganisasikan
terpadu
Menurut Bandura
pada
untuk
(1997),
dasarnya
Memiliki kemampuan untuk
self
menciptakan
merupakan hasil dari proses kognitif
hubungan
suasana
industrial
harmonis,
yang
dinamis,
yang
efficacy
berbentuk
keputusan,
atau
keyakinan atau pengharapan tentang
berkeadilan, dan bermartabat.
sejauh
Jadi
memperkirakan kemampuan dirinya
tujuan
layanan
mana
bimbingan karir adalah membantu
dalam
siswa dalam membentuk pola-pola
melakukan suatu tindakan tertentu
karir, yaitu kecenderugan arah karir,
yang diperlukan untuk mencapai
dengan
hasil
bertanggung
jawab
atas
melaksanakan
individu
tertentu.
tugas
Berkaitan
atau
dengan
pilihan karir yang diambilnya dan
adanya unsur pengharapan dalam
mengusahakan
maksimal
self-eficacy.
persyaratan-
berpendapat
bahwa
persyaratan sesuai dengan pilihan
merupakan
pengharapan
karir yang diambilnya.
dimiliki seseorang bahwa individu
untuk
dengan
memenuhi
Stephan
(2001)
self-efficacy
yang
mempunyai kemampuan melakukan
dikatakan mempunyai Self-Efficacy
perilaku tertentu untuk mencapai
tinggi. Bandura (1997) menunjukkan
suatu tujuan.
ada tiga dimensi utama Self-Efficacy,
Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa self
yaitu:
a.
Magnitude, berkaitan dengan
efficacy adalah suatu keyakinan atau
tingkat kesulitan tugas. Bila
kemantapan
tugas-tugas yang diberikan
tentang
atau
sejauh
pengharapan
mana
kepada
individu
individu
disusun
memperkirakan kemampuan yang
menurut tingkat kesulitannya,
ada pada dirinya untuk melaksanakan
yaitu rendah, menengah dan
tugas
tinggi, maka individu akan
tertentu
serta
menetapkan
target yang akan mereka peroleh
melakukan
dalam mendapat keberhasilan. Selain
dirasa
itu self-efficacy juga merupakan pola
dilaksanakan.
keyakinan diri yang tumbuh dari rasa
individu
mampu membawa dan menempatkan
menghindari tugas-tugas yang
diri yang tumbuh dari rasa mampu
diberikan
membawa dan menempatkan diri
diperkirakan di luar batas
untuk keluar dari masalah-masalah
kemampuan yang dimiliki.
b.
guna mencapai tujuan tertentu.
diri
tiap
individu
yang
mampu
untuk
Selain
cenderung
itu
untuk
apabila
Generality, berkaitan dengan
luas
Keyakinan akan kemampuan
tindakan
bidang
tuags
atau
pengalaman atau tingkah laku
berbeda-beda,
sesuai dengan beberapa dimensi
yang
efikasi
mempunyai
penguasaan bidang tertentu.
implikasi penting pada perilaku.
Pengalaman ini akan mampu
Dimensi-dimensi
tersebut
membangkitkan
dijadikan acuan
untuk mengukur
individu
Self-Efficacy pada individu. Sehingga
meliputi
apabila
tingkah laku.
diri
yang
individu
dapat
mempunyai
keyakinan yang didalamnya terdapat
dimensi – dimensi tersebut dapat
c.
menimbulkan
keyakinan
yang menyebar
berbagai
bidang
Strength, berkaitan dengan
derajat
kemampuan
dari
individu terhadap keyakinan
Bimbingan Karir dan Self efficacy
pada dirinya. Keyakinan yang
siswa.
kuat dan mantap mendorong
Dalam
penelitian
Yusron
bertahan
dalam
(2012) tentang Pengaruh Bimbingan
tetapi
jika
Karir dan Pola Asuh Orang Tua
keyakinan goyah dan lemah
terhadap Kemandirian Siswa dalam
maka akan dengan mudah
Memilih
digoyangkan
Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
individu
usahanya
oleh
Karir
Kelas
Listrik
yang tidak mendukung.
ditemukan
Siswa
pengaruh yang positif dan signifikan
keputusan
karir
menentukan
ke
depannya
antara
Negeri
bahwa
bimbingan
1
XI
pengalaman – pengalaman
dalam
SMK
pada
(1)
Sedayu
terdapat
karir terhadap
mempunyai berbagai pertimbangan.
kemandirian siswa dalam memilih
Pertimbangan tersebut antara lain:
karir kelas XI Teknik Instalasi
teman, hanya tahu jurusan tertentu,
Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu.
pertimbangan
finansial,
(2) terdapat pengaruh yang positif
pertimbangan
kemudahan,
dan signifikan antara pola asuh orang
pertimbangan
karir
dan
prospek
tua
terhadap
kemandirian
siswa
depan,
dalam memilih karir kelas XI Teknik
pertimbangan cinta, pertimbangan
Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1
orang
Sedayu (3) terdapat pengaruh yang
ekonomi
di
masa
tua,
perlawanan
atau
kemandirian, ketertarika sesaat, dan
positif
pertimbangan kecocokan.
bimbingan karir dan pola asuh orang
Pertimbangan- pertimbangan
dan
tua secara
signifikan
bersama
antara
kemandirian
mengakibatkan
siswa dalam memilih karir kelas XI
permasalahan yang dihadapi siswa,
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK
dan
N 1 Sedayu
tersebut
bisa
siswa
bisa
melemparkan
tanggung jawab
keputusan
kepada
lain,
karir
Sedangkan
menurut
hasil
(2012)
yang
penelitian
Esti
keputusan karir tidak optimal. Maka
membahas
tentang
Pengambilan
dari itu perlu adanya Pelayanan
Keputusan
terhadap
Perencanaan
orang
sehingga
Karir ditinjau dari Efikasi Diri dan
keputusan
Ketetpatan
pada
kondisi siswa kelas XII SMA N 1
Kodya
Jogonalan dimana siswa kelas XII
Semarang diperoleh hasil penelitian
sudah mempunyai keputusan tentang
bahwa terdapat pengaruh efikasi diri
karir, sedangkan siswa kelas X dan
dan ketepatan pilihan karir terhadap
XI bimbingan karir lebih kepada
pengambilan keputusan karir.
pengenalan-pengenalan
Remaja
Pilihan
SMA
Karir
Negeri
karir
sesuai
dengan
tentang
Berdasarkan hasil penelitian
dunia pekerjaan. Dalam penelitian ini
di atas mengenai Bimbingan Karir
tidak menggunakan sampel, karena
dan
penelitian populasi. Oleh karena itu
Self
efficacy
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa Bimbingan Karir
penelitian
dan Self-efficacy berhubungan positif
populasi.
ini
disebut
penelitian
yang tinggi dengan keputusan karir
Dalam tryout didapatkan hasil
siswa. Jadi bimbingan karir dan self-
uji validitas angket keputusan karir
effcacy
menunjukkan dari 30 aitem terdapat
akan
mempengaruhi
keputusan karir siswa.
4 aitem yang gugur dikarenakan r-
Hipotesis dalam penelitian ini
hasil kurang dari 0,30, sehingga
adalah: Layanan bimbingan karir
tersisa 26 aitem dan didapatkan r-
mempunyai
alpha
hubungan
dengan
0,944,
sedangkan
angket
keputusan karir; Self efficacy siswa
layanan bimbigan karir menunjukkan
mempunyai
dengan
dari 32 aitem terdapat 4 aitem yang
keputusan karir; Layanan bimbingan
gugur, sehingga tersisa 28 aitem
karir dan self efficacy mempuyai
yang valid dan mempunyai r-alpha
hubungan dengan keputusan karir
0,936 dan sedangkan angket self
siswa
efficacy menunjukkan dari 30 aitem
hubungan
terdapat
aitem
yang
gugur,
sehingga tersisa 27 aitem dan r-alpha
Metode
Penelitian ini menggunakan
0,955.
populasi yaitu kelas XII SMA N 1
Jogonalan dengan jumlah siswa 237
siswa,
3
hal
tersebut
dikarenakan
Hasil
Sedangkan dalam hasil uji
normalitas
Smirnov
dengan
Z
diketahui
Kolmogorov-
seperti
bahwa
Total sumbangan efektif tiap
aspek
untuk
variable
layanan
terlampir
bimbingan karir dengan keputusan
koefisien
karir sebesar 45,6% dan self efficacy
Kolmogorov-Smirnov Z untuk data
dengan
Keputusan
44,8%. Sehingga besarnya koefisien
Karir
adalah
1,768
keputusan
karir
sebesar
dengan nilai propabilitas (p) sebesar
determinansi
0,004.
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
Koefisien
Kolmogorov-
antara
Layanan
Smirnov Z data Layanan Bimbingan
dengan
Karir adalah 2,096 dengan nilai
0,539 (Adjusted R square). Oleh
propabilitas
karena
(p)
sebesar
0,000.
Keputusan
itu,
Karir
besarnya
adalah
pengaruh
Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z
Layanan Bimbingan Karir dan Self
data Self Efficay adalah 1,939 dengan
Efficacy
nilai propabilitas (p) sebesar 0,001.
terhadap Keputusan Karir adalah
Karena ketiga nilai propabilitas (p) <
sebesar 0,539 x 100% = 53,9%, dan
0,05 (taraf kesalahan 5%) maka
sisanya sebesar 100% - 53,9% =
ketiga
46,1% dipengaruhi oleh variabel lain
data
tersebut
memenuhi
asumsi normalitas data.
yang
Sedangkan berdasarkan uji
colllinierity
seperti
terlampir
secara
tidak
diteliti
bersama-sama
yaitu
selain
variabel Layanan Bimbingan Karir
dan Self Efficacy.
didapatkan koefisien antara Layanan
Bimbingan Karir dengan Keputusan
Bahasan
Karir sebesar 0,557 (tolerance) dan
Berdasarkan hasil penelitian
1,797 (VIF). Sedangkan koefisien
diketahui bahwa antara Layanan
colllinierity
antara
Self
Efficacy
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
dengan Keputusan Karir sebesar
secara
bersama-sama
0,557 (tolerance) dan 1,797 (VIF).
Keputusan Karir memiliki hubungan
Karena nilai kedua tolerance lebih
yang kuat dan positif. Hal ini berarti
besar dari 0,1 dan VIF kurang dari
siswa dalam memutuskan karir untuk
10, maka data memenuhi asumsi
masa
linieritas (Santoso, 2000).
mempertimbangkan atau dipengaruhi
depannya
dengan
sangat
oleh
guru
BK/konselor
dan
ada pada dirinya untuk melaksanakan
kemampuan dirinya untuk dapat
tugas
meraih karir yang dipilihnya. Dengan
target yang akan mereka peroleh
demikian, salah satu faktor eksternal
dalam mendapat keberhasilan. Selain
yang dapat mempengaruhi keputusan
itu self-efficacy juga merupakan pola
karis
layanan
keyakinan diri yang tumbuh dari rasa
bimbingan karir, sedangkan salah
mampu membawa dan menempatkan
satu faktor internal yang dapat
diri yang tumbuh dari rasa mampu
mempengaruhi keputusan karir siswa
membawa dan menempatkan diri
adalah self efficacy.
untuk keluar dari masalah-masalah
dan
siswa
adalah
tertentu
serta
menetapkan
Adanya hubungan yang erat
guna mencapai tujuan tertentu.
pengaruh
Simpulan dan Saran
positif
Layanan
Bimbingan Karir dan Self efficacy
Keputusan
Karir
keberhasilan
siswa,
guru
maka
BK/konselor
Terdapat hubungan yang kuat
dan
positif
antara
Layanan
Bimbingan Karir dan Self Efficacy
dalam memberikan bimbingan karir
dengan
Keputusan
kepada siswa dapat mempengaruhi
dibuktikan dengan nilai koefisien
ketepatan siswa dalam menentukan
korelasi
karir di masa depannya. Selain itu,
Artinya, ada kecenderungan bahwa
ketetapan siswa dalam menentukan
semakin besar atau intensif Layanan
karir di masa depan juga ditentukan
Bimbingan Karir dan semakin tinggi
oleh kemampuan siswa untuk dapat
Self Efficacy siswa, maka akan
mengenali dengan sebaik-baiknya
menyebabkan semakin tinggi pula
kelebihan dan kelemahan yang ada
kemampuan atau kemantapan siswa
dalam dirinya.
dalam membuat Keputusan Karir di
ganda
Karir,
sebesar
yang
0,737.
Selain diberikan bimbingan
masa depannya. Kontribusi variabel
karir, siswa perlu memiliki Self
Layanan Bimbingan Karir dan Self
efficacy yaitu suatu keyakinan atau
Efficacy terhadap Keputusan Karir
kemantapan
adalah sebesar 53,9%, dan sisanya
tentang
atau
sejauh
pengharapan
mana
individu
memperkirakan kemampuan yang
sebesar
46,1%
ditentukan
oleh
variabel lain yang tidak diteliti yaitu
selain variabel Layanan Bimbingan
Karir dan Self Efficacy.
Mengingat
Suriyothai School, Bangkok.
International Journal of Human
and Social Sciences, Vol 5 No.3
layanan
bimbingan karir dan self efficacy
memiliki hubungan yang erat dengan
Argyle M., 2001. The Psychology of
Happiness. 2nd edition. New
York: Routledge.
keputusan karir siswa, maka kepala
sekolah, guru dan terutama guru BK
perlu secara intensif memberikan
layanan bimbingan karir kepada
siswa
agar
para
siswa
dapat
mempertimbangkan dan membuat
keputusan yang tepat tentang karir
yang dipilihnya di masa depan.
Sedangkan para siswa perlu
memahami diri sendiri dengan cara
melakukan
mengetahui
evaluasi
diri
kelebihan
untuk
dan
kekurangan yang ada dalam dirinya,
agar dalam menetukan pilihan karir
dapat sesuai dengan kemampuan
yang ada dalam dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
H.
2005.
Manajemen
Bimbingan dan
Konseling di SMP, Jakarta:
Grasindo
Anyadubalu, C. 2010. Self-Efficacy,
Anxiety,
and Performance in the English
Language
among
MiddleSchool Students in English
Language Program in Satri Si
As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya
Manusia; Psikologi Industri,
Jogjakarta: penerbit Liberty.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala
Psikologi,
Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan
Validitas,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bahri, S. 2000, Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta.
Bandura, A.1997. Self-Efficacy The
Exercise of Control New York :
W.H. Freemia and Company.
Bandura, A dan Locke, E. A. 2003.
Negative Self-Efficacy and
Goal Effects Revisited.Journal
of Applied Psychology. Vol. 88,
No.1,
87-99.
[Online].
http://www.emory.edu/educatio
n/. Tanggal akses: 20 Februari
2013.
Betz, N.E dan Gail, H.2006. Career SelfEfficacy Theory: Back to the
Future. Journal of Career
Assessment.Vol14 No 3
Budiamin, A dan Setiawati. 2009 .
Bimbingan Konseling . Jakarta :
Direktorat
Jendral
Budiningsih T.E.2012. Pengambilan
Keputusan terhadap Perencanaan Karir
ditinjau dari Efikasi Diri dan
Ketetpatan Pilihan Karir pada
Remaja SMA Negeri Kodya
Semarang, Magister Psikologi
UGM: Thesis 2012
Carell,
R.M., Jennings, F.D. &
Heavring,
C.
1997.
Fundamentals
of
Organizational
Behavior.
Prentice Hall International, Inc.
Chan, S.M., 2002. Pendidikan Liberal
Berbasis Sekolah. Yogyakarta:
Krasi wacana.
Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Puskur
Balitbang, Depdiknas.
Dewi, D.N dan Wimbarti, S. 2011.
Communication Skill in Selling
and Salespersons’Self-Efficacy
in Insurance Bussines. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal. Vol. 26 No.2, Hal.8190
Dimyati dan Mudjiono, 2000. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Escartí,
A.,
Gutierrez,
M.,
Pascual,C., dan
Llopism,
R
.2010.
Implementation
of
the
Personal
and
Social
Responsibility Model to
Improve Self-Efficacy during
Physical Education Classes
for Primary School Children.
International Journal of
Psychology
and
Psychological
Therapy.
Vol.10 No. 3,Hal: 387-402
Gati, I., & Saka, N. 2001. High school
development, career students
career-related
decisionmaking
development,
and
difficulties.
Journal of
Counseling and psychological
separation Development, 79(3),
331-340
Guay, F., Senecal,C., Gauthier, L., &
Fernet,C.
2003, Predicting Career
Indescision: A selfdetermination theory
perspective. Journal of
Counseling Psychology, 50(2),
166-177.
Gysbers, N., C. and Henderson, P. 2006,
Developing & Managing: Your
School
Guidance
and
Counseling Program Fourth
Edition. Alexandria: American
Counseling Association
Hadi S. 2000. Metodologi Research.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Hall, S.C., Lindzey, G., Supratiknya
(editor). 1995. Psikologi
Kepribadian 1. Yogyakarta :
Kanisius.
Hartono.2012. Pilihan Karier dalam
Perspektif
Budaya
dan
Implikasinya
Pada
Bimbingan Karier di Sekolah.
Jurnal UNIPA. Surabaya.
Diunduh Oktober
2012
Juntika, A. 2006 . Bimbingan dan
Konseling
dalam
Berbagai
Latar
Kehidupan. Bandung : Aditama
Kartini, K. 2002. Psikologi Sosial,
Perusahaan
dan
Industri.
Jakarta. Penerbit: Rajawali
Press.
Lunenburg,FC. 2011. Self-Efficacy
in the
Workplace: Implications for
Motivation
and
Performance.International
Journal Of Management
Business,and Administration.
Vol 14 No 1
Luszczynska, A dan Dona, B.G. 2005.
General
self-efficacy in various domains
of human functioning: Evidence
from
five
countries.
International
Journal
of
Psychology Vol. 40 No. 2, Hal
:80–89
Mathisen., Ellen,G dan Bronnick, K.S.
2009.
Creative Self-Efficacy: An
Intervention
Study.
International
Journal
of
Educational Research Vol.48
hal : 21–29
McMahon, M. 2005. Career Counseling:
Applying The Systems Theory
Framework
of
Career
Development.
Journal
of
Employment Counseling; 42, 1;
ProQuest Research Library pg.
29
Mueller,S.L., Dato-on, M.C. 2008.
Genderrole
Orientation
As
A
Determinant Of Entrepreneurial
Self-Efficacy.
Journal
of
Developmental
EntrepreneurshipVol. 13, No.
1Hal: 3–20
Muryantinah,
2000.
Psikologi
Pendidikan.
Jakarta. Rineka Cipta.
Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Nuzulia S, 2003. Peran Self-Efficacy
dan Strategi coping terhadap
Hubungan Antara Stresor Kerja
dan stress kerja. Tesis (tidak
diterbitkan) Yogyakarta: Pasca
Sarjana UGM.
Nyoman
&
Wimbarti,
S.2011.
Communication Skill in Selling
and Sales Persons’Self-Efficacy
in InsuranceBusiness. Anima,
Indonesian
Psychologist
Journal . Vol 26 No 2 Hal 8190
O’Neill, S. B, & Mone, A. mark, 1998.
Investigating Equity Sensitivity
as a moderator of Relationship
between self. Efficacy and
workplace attitude. Journal of
Applied Psychology. Vol. 83.
No. 5. 805 – 816.
O’Neill D & More BH, 1998, Happiness
is eventhing, Or Is it.
Explorations On The Meaning
Of Rsychological Well-Being.
Journal Of Personality and
Social psyChology. 57.6. 169 –
181.
Pajares,F., Dale H. Schunk. 2001. The
Development of Academic SelfEfficacy. Emory University and
Purdue University
Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan
dan
Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Robbins, S.P .2001, Perilaku Manusia,
Konsep,
Kontroversi
dan
Aplikasi, Jilid 1. Edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta. Penerbit :
PT. Prehalindo.
Robinson, J.D. & Shafer, P.R. 1994.
Measures
of
Social
Psychological
Attitudes. Michigan : Survey
Research Center Institute for
Social Research.
Rumiyati.2008. Korelasi antara SelfEfficacy
dengan Motivasi Berprestasi
Siswa SMK Petrus Kanisius
Klaten.Fakultas
Psikologi:
Skripsi
Santrock, J. W. 2008. Adolesence
Perkembangan Remaja. Edisi
ke-enam. Alih Bahasa: Drs.
Shinto B. Adelar, M. Sc dan
Sherly Saragih, S. Psi. Jakarta:
Elangga
Sawitri.2009. Pengaruh Status Identitas
dan
Efikasi Diri Keputusan Karir
terhadap Keraguan Mengambil
Keputusan
Karir
Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Di
Universitaas Diponegoro. Jurnal
Psikologi Undip, Vol. 5, No. 2,
Desember 2009.
Schaubroeck., Xie, J.L., dan Lam,
KS.2000. Collective Effecacy
Versus Self-Efficacy in coping
responses to stressors and
control : A. Cross – cultural
study. journal of applied
Psychology vol. 85 No. 4. 512 –
525.
Schwarzer, R dan Hallum,S.2008.
Perceived
Teacher Self-Efficacy as a
Predictor of Job Stress and
Burnout: Mediation Analyses.
Applied
Psychology:An
International Review.Vol.57 Hal
152-17.
Schunck, D.H. 1995. Self-Efficacy and
Education and Instruction. In
J.E.
Singh, B and Udainiya, R. 2009. SelfEfficacy and Well-Being of
Adolescents. Journal of the
Indian Academy of Applied
Psychology, Vol. 35, No. 2,Hal.
227-232.
Singaravelu, H.D., White, L.J and
Bringaze, T.B. 2005. Factors
Influencing
International
Students’ Career Choice: A
Comparative Study. Journal of
Career Development 2005;
Vol.32;No.46
Santoso, S.2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Jakarta:
Gramedia
Siswanto, E.A dan Yuniawan,A.
2012.
Analisis Pengaruh Iklim
Kerja dan Pengembangan
Karir Terhadap Komitmen
Karir:
Kepuasan
Kerja
Sebagai Variabel Intervening.
DIPONEGORO BUSINESS
REVIEW Volume 1, Nomor
2, , Halaman 332-342
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Soresi, S., Nota, L., dan Robert,W.
2004. Relation of Type and
Amount of Training to Career
Counseling Self-Efficacy in
Italy. The Career Development
Quarterly;Vol.
52,No
3;
ProQuest Research Library pg.
194
Sukardi, D.K& Kusmawati, D.P.E.
Nila.,
Proses
Bimbingan
dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata, N.S., 2007. Bimbingan &
Konseling
Dalam Praktek.
Mengembangkan Potensi Dan
Kepribadian Siswa. Bandung:
Maestro, 2007.
Sunarto
dan
Perkembangan
Hartono,A.
2008.
Peserta Didik. Jakarta : PT.
Rineka cipta. 2008.
Supriatna,
M.
2009.
Layanan
Bimbingan
Karir di Sekolah Menengah.
Bandung:Depdiknas dan UPI
Turingan. 2009. A Cross-Cultural
Comparison
of Self-Regulated Learning
Skills between Korean and
Filipino College Students. Asian
Social Science
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
UNESCO .2002. A Practical Manual for
Developing, Implementing and
Assessing Career Counselling
Services in Higher Education
Settings. Handbook on Career
Counselling.
Will,
E.,
Brouwers,
A
and
Tomic,W.2002.
Burnout and self-efficacy: A
study on teachers’beliefs when
implementing an innovative
educational system in the
Netherlands. British Journal of
Educational Psychology. Vol
72, Hal :227–243
Williams, J.D dan Takaku, S.2011.
Gender, Writing Self-Efficacy,
and
Help
Seeking.
International
Journal
of
Business, Humanities and
Technology Vol. 1 No. 3;
Winkel, W.S, 2005. Bimbingan dan
Konseling
di
Intitusi
Pendidikan.
Edisi
Revisi.
Jakarta: Gramedia
Wulandari, R.E.2012. Hubungan
Antara Wok-Family Conflict
dan Big Five Personality
dengan Career Self-Efficacy.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya.Vol 1.No
1
Yusron, A.I .2012. Pengaruh
Bimbingan
Karir dan Pola Asuh Orang
Tua terhadap Kemandirian
Siswa dalam Memilih Karir
pada Kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga
Listrik
SMK
Negeri
Sedayu.Fakultas
Teknik
UNY: Jurnal Penelitian
Yusuf, A.M. 2002. Kiat Sukses Dalam
Karir.
Ghalia Indonesia