PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF : Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

(1)

PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF

(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

RIZKA FAUZIA 0906874

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF

(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)

Oleh Rizka Fauzia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Rizka Fauzia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pemetaan Profil Risiko Spekulatif (Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan,

Rizka Fauzia NIM. 0906874


(4)

(5)

PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF

(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung) Oleh:

Rizka Fauzia 0906874

Dosen Pembimbing:

Hj. Alfira Sofia, ST., MM

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui risiko operasional, risiko kredit, dan risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung serta bagaimana pemetaan profil risiko tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dalam mengelola risiko yang terkait operasional, kredit, dan likuiditasnya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko operasional, risiko kredit serta risiko likuiditas yang dihadapi; pengukuran risiko sebagai tolak ukur untuk memahami signifikansi dari akibat (kerugian) yang akan ditimbulkan oleh terealisasinya suatu risiko; serta pemetaan risiko, yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam dan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung periode 2009-2013.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Risiko proses merupakan risiko yang tertinggi pada risiko operasional; (2) Risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait piutang rekening air, piutang rekening non air, dan piutang ragu-ragu. Dimana risiko kredit tergolong tinggi yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kenaikan piutang antara 2009 hingga 2013; (3) Risiko likuiditas PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung cenderung menurun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai cash ratio dan quick ratio yang semakin meningkat antara periode 2009 - 2013.

Kata kunci : Risiko Spekulatif, Risiko Operasional, Risiko Kredit, Risiko


(6)

MAPPING SPECULATIVE RISK PROFILE (Study on PDAM Tirta Raharja Bandung District)

By:

Rizka Fauzia 0906874

Supervisor:

Hj. Alfira Sofia, ST, MM

ABSTRACT

This study was conducted to determine the operational risk, credit risk, and liquidity risk faced by PDAM Tirta Raharja Bandung District and how mapping the risk profile. The results of this research can be used as input for PDAM Tirta Raharja Bandung District in managing the risks associated operational, credit, and liquidity.

This research uses descriptive qualitative method. The steps in this research is to identify operational risk, credit risk and liquidity risk faced; measurement of risks as a benchmark for understanding the significance of the result (losses) that would be caused by the realization of a risk, and risk mapping, obtained through interviews depth and secondary data obtained from financial statements PDAM Tirta Raharja Bandung District period of 2009-2013.

The results showed that: (1) the process risk is the highest risk of operational risk, (2) the credit risk faced by PDAM Tirta Raharja Bandung District is related to water accounts receivables, non water accounts receivables and bad debt. The credit risk is high as indicated by the percentage increase in accounts receivable between 2009 - 2013, (3) liquidity risk PDAM Tirta Raharja Bandung District tends to decrease. This is indicated by cash ratio and quick ratio value increased between 2009-2013.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Akademis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Teori Perusahaan ... 9

2.1.2 Teori Probabilitas ... 10

2.1.3 Hukum Pareto ... 12

2.1.4 Definisi dan Konsep Risiko ... 12

2.1.5 Risiko Spekulatif ... 14


(8)

2.1.5.2 Risiko Kredit ... 20

2.1.5.3 Risiko Likuiditas ... 27

2.1.6 Manajemen Risiko ... 32

2.1.7 Siklus Manajemen Risiko ... 35

2.1.7.1 Identifikasi Risiko ... 36

2.1.7.2 Pengukuran Risiko ... 40

2.1.7.2.1 Pengukuran Risiko Operasional ... 40

2.1.7.2.2 Pengukuran Risiko Kredit ... 43

2.1.7.2.3 Pengukuran Risiko Likuiditas ... 44

2.1.7.3 Pemetaan Risiko ... 47

2.1.7.4 Penanganan Risiko ... 51

2.1.7.5 Monitor dan Pengendalian ... 56

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 56

2.3 Kerangka Pemikiran ... 57

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 60

3.1 Objek Penelitian ... 60

3.2 Metode Penelitian... 61

3.2.1 Desain Penelitian ... 61

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 62

3.2.3 Instrumen Penelitian ... 68

3.2.4 Teknik Analisis Data ... 70

3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data ... 73

3.2.6 Pertanyaan Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Profil Perusahaan PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 79

4.1.1.1 Sejarah PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 79

4.1.1.2 Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 79


(9)

4.1.1.3 Visi dan Misi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 80

4.1.1.4 Kapasitas Produksi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 81

4.1.1.5 Struktur Organisasi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 82

4.1.2 Deskripsi Masalah Penelitian ... 83

4.1.2.1 Risiko Operasional ... 85

4.1.2.2 Risiko Kredit ...103

4.1.2.3 Risiko Likuiditas ...104

4.2 Pembahasan ...107

4.2.1 Risiko Operasional ...107

4.2.2.1 Identifikasi Risiko Operasional ...109

4.1.2.2 Pemetaan Risiko Operasional ...115

4.2.2 Risiko Kredit ...129

4.2.2 Risiko Likuiditas ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 135

5.1 Simpulan ... 135

5.2 Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ... 3

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 63

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Penelitian ... 75

Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 78

Tabel 4.2 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko SDM” ... 85

Tabel 4.3 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Teknologi” ... 90

Tabel 4.4 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Proses” ... 97

Tabel 4.5 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Eksternal” ... 100

Tabel 4.6 Piutang Usaha PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2008-2012 ... 103

Tabel 4.7 Cash ratio PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2009-2012 ... 104

Tabel 4.8 Quick ratio PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2009-2012 ... 106

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori Risiko Operasional... 108

Tabel 4.10 Daftar Risiko SDM PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 111

Tabel 4.11 Daftar Risiko Teknologi PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 112

Tabel 4.12 Daftar Risiko Proses PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 114

Tabel 4.13 Daftar Risiko Eksternal PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 115


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Dimensi Risiko ... 23

Gambar 2.1 Kerangka Risiko Kredit ... 24

Gambar 2.2 Siklus Manajemen Risiko Perusahaan ... 36

Gambar 2.3 Sekuen Risiko ... 36

Gambar 2.4 Pemetaan Risiko Operasional ... 49

Gambar 2.5 Diagram Pemetaan Risiko ... 51

Gambar 2.6 Peta Preventif Risiko ... 52

Gambar 2.7 Peta Mitigasi Risiko ... 53

Gambar 2.9 Bagan Kerangka Pemikiran ... 59

Gambar 3.1 Flowchart Teknik Pengumpulan Data ... 66

Gambar 3.2 Model Interaksi Analisis Data ... 73

Gambar 3.3 Triangulasi dengan Sumber ... 74

Gambar 4.1 Sistematika Proses Pengolahan Air Minum ... 113

Gambar 4.2 Grafik Probabilitas dan Dampak Risiko Operasional PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 118

Gambar 4.3 Diagram Status Risiko Operasional PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 119

Gambar 4.4 Peta Risiko SDM ... 120

Gambar 4.5 Peta Risiko Teknologi ... 122

Gambar 4.6 Peta Risiko Proses ... 125


(12)

Gambar 4.8 Grafik Persentase Kenaikan Piutang Usaha PDAM Tirta

Raharja Kab. Bandung Periode 2009-2012 ... 131

Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Cash Ratio PDAM Tirta Raharja Kab.

Bandung ... 132

Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Quick Ratio PDAM Tirta Raharja Kab.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air penting untuk kelangsungan hidup manusia karena digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia seperti minum, masak, mandi.tanpa air manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air di dunia begitu melimpah, namun tidak semua air yang ada di bumi dapat dikonsumsi. Hal ini mengakibatkan terjadinya permintaan terhadap air bersih. Di samping itu meningkatnya jumlah penduduk juga berdampak pada kebutuhan air yang semakin meningkat, sedangkan persediaan air bersih saat ini semakin berkurang.

Di Indonesia sendiri, perusahaan penyedia sebagian besar kebutuhan air bersih sejak pemerintahan Orde Baru sampai sekarang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat legislatif dan eksekutif daerah dan berada di bawah kendali pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya. Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1987 tentang desentralisasi, dimanapengelolaan sarana dan prasarana air bersih diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

Permintaan terhadap sumber daya air, baik untuk keperluan irigasi maupun

domestic, municipal, and industrial (DMI) di Indonesia terus mengalami

peningkatan seiring dengan implementasi program-program pembangunan, terutama program yang berkaitan dengan irigasi, air minum yang aman (safe


(14)

2

drinking water), air untuk industri, energi, dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan

survey BPS tahun 2011, selama tahun 2001-2009 jumlah pelanggan perusahaan air minum di Indonesia mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,08 persen per tahun. Tahun 2009, jumlah pelanggan perusahaan air minum di Indonesia adalah 10.370.451 pelanggan meningkat pesat jika dibandingkan dengan tahun 2001 yang hanya 5.567.613 pelanggan.

Peningkatan permintaan terhadap kebutuhan air bersih merupakan peluang sekaligus tantangan yang dihadapi oleh PDAM.Selain adanya peluang yang terbuka lebar, usaha penyediaan air bersih seringkali dihadapkan pada berbagaimasalah. Tahun 2013 saja masalah yang dihadapi diantaranya beberapa PDAM kesulitan mencari sumber mata air baru serta kehilangan air.Salah satu penyebab air perusahaan hilang karena sudah tuanya pompa air yang digunakan perusahaan sehingga kapasitas pompa pun otomatis berkurang.

Adanya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan kesulitan dalam mengelola air baku dari sungai.Hal ini disebabkan kondisi air sungai telah mengalami pencemaran hingga ambang batas,aksi pencurian air oleh pelanggan dengan mengubah bagian pipa air yang letaknya di dekat meteran air,pelanggan yang melepas alat ukur ketika menggunakan air di rumahnya juga menjadi salah satu penyebab terbesar PDAM setempat mengalami kehilangan air, dan sebagainya.

Permasalahan tersebut umumnya berulang kali terjadi. Misalnya saja masalah mengenai tingkat kehilangan air PDAM Kabupaten Bandung pada tahun


(15)

3

2011 sebesar 36,87 % sedangkan pada tahun 2012 sebesar 34,02 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

Tahun Tingkat Kehilangan Air

2006 37,52 %

2007 40,38 %

2008 39,58 %

2009 38,12 %

2010 38,95 %

2011 36,87 %

2012 34,02 %

Sumber: http://www.tirtaraharja.co.id

Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat kehilangan air PDAM Kabupaten Bandung antara tahun 2006 sampai tahun 2012 selalu di atas 30%. Jika PDAM mengetahui dengan pasti bahwa selalu ada kehilangan air yang sebenarnya (real

loss), dimana dapat terjadi karena adanya penguapan air di tempat penyimpanan

(storage evaporation), kebocoran (leakage) seperti kebocoran pada pipa jaringan distribusi, dan tempat penyimpanan air/reservoir, maka kejadian tersebut dapat menjadi risiko untuk periode selanjutnya.

Risiko sering diartikan sebagai ketidakpastian (uncertainty) (Hardanto, 2006). Risiko terkadang dianalisis dan dikelola secara sadar, tetapi ada kalanya risiko diabaikan sama sekali, mungkin karena yang bersangkutan tidak menyadari akibat yang terjadi. Nilai kemungkinan (probability) dan dampak yang dapat menimbulkan kerugian juga berkaitan dengan risiko. Kerugian jika diketahui


(16)

4

dengan pasti terjadinya, mungkin dapat direncanakan di awal untuk mengatasinya dengan mengeluarkan biaya tertentu. Risiko menjadi masalah penting jika kerugian yang ditimbulkannya tidak diketahui secara pasti.

Risiko yang muncul dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif terdiri atas risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Risiko pasar yang berkaitan pergerakan harga di pasar.Risiko kredit yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Risiko likuiditas yang merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Sedangkan risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar.

PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung pun dihadapkan pada berbagai risiko spekulatif, diantaranya risiko kehilangan air, tunggakan pelanggan, distribusi air di Kabupaten Bandung yang mengalami hambatan akibat bencana alam dan pencemaran lingkungan, perampokan, dan berbagai risiko lainnya. Masalah tersebut jika diabaikan, meskipun nilainya kecil namun dapat berakibat terhadap kerugian bagi perusahaan.

Fenomena di atas hanya sebagian kecil saja dari permasalahan yang dihadapi oleh PDAM.Dengan adanya permasalahan tersebut tujuan perusahaan tidak bisa tercapai secara maksimal, di samping itu perusahaan pun mengalami kerugian yang terkadang jumlahnya tidak sedikit. Nilai kerugian dan permasalahan yang terjadi di PDAM dapat dikurangi jika risiko-risiko akan kejadian tersebut dapat teridentifikasi dan ditangani sejak awal.


(17)

5

Penanganan terhadap risiko dapat diwujudkan dalam bentuk manajemen risiko yang membahas mengenai bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komperehensif dan sistematis.Dengan diterapkannya manajemen risiko akan memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

Tidak hanya itu dengan diterapkannya proses manajemen risiko dapat memberikan perlindungan dan kontinuitas aktivitas bisnis inti dan jasa yang penting, memenuhi kewajiban hukum, menjaga kesehatan pekerja dan masyarakat, perlindungan lingkungan, beroperasinya dan perlindungan aset pada biaya rendah, dan rencana kontinjensi untuk situasi darurat bila terjadi bencana alam.

Dalam proses manajemen risiko dikenal istilah pemetaan profil risiko. Pemetaan risiko merupakan suatu proses di mana berbagai unit usaha, fungsional organisasi, atau arus proses transaksi yang dipetakan berdasarkan tipe risiko (Muslich, 2007). Pemetaan risiko dapat menggambarkan berbagai pendekatan manajemen risikountuk mengontrol penilaian terhadap aktivitas dan operasi perusahaan sebagai proses identifikasi untuk memberikan penjelasan tentang cara mendapatkan produk, sumber daya yang dibutuhkan dan biaya yang terlibat. Menurut Scandizzo (2005), pemetaan risiko merupakan tahapan dalam menggambarkan risiko, atau suatu rumusan untuk mengidentifikasi risiko dan berbagai dimensi.


(18)

6

Identifikasi dan pemetaan profil risiko spekulatif tersebut dilakukan dalam rangka memberikan gambaran tentang status dan peta risiko.Kountur (2008) berpendapat bahwa unit di dalam perusahaan yang belum memiliki status dan peta risiko, belum bisa dikatakan telah menjalankan sistem manajemen risiko dengan baik.

Berdasarkan fenomena permasalahan dan risiko yang dihadapi PDAM serta pentingnya pengelolaan risiko.Selain itu, belum adanya penelitian mengenai perhitungan probabilitas risiko di PDAM menjadikan alas an mengapa perlu adanyapenelitian mengenai pemetaan profil risiko pada PDAM dengan studi kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

Penelitian ini memfokuskan kepada risiko spekulatif, khususnya risiko operasional, kredit, dan likuiditas. Hal ini dikarenakan frekuensi dan dampak terjadinya risiko tersebut cenderung tinggi. Dengan melakukan pemetaan terhadap risiko tersebut diharapkan dapat dilakukan tindakan penanganan untuk mempertahankan keberlangsungan usaha dan meminimalisasi kerugian. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemetaan

Profil Risiko Spekulatif Studi Kasus PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung?


(19)

7

2. Risiko kreditapa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung?

3. Risiko likuiditasapa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung?

4. Bagaimana pemetaan profil risiko tersebut pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

2. Untuk mengetahui risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

3. Untuk mengetahui risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

4. Untuk mengetahui pemetaan profil risiko spekulatif PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan dan perkembangan dalam ilmu akuntansi khususnya dalam hal manajemen risiko.


(20)

8

1.4.2Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan perspektif bagi pengambilan keputusan dalam mengelola risiko, khususnya risiko spekulatif.

2. Bagi penelitian lebih lanjut, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi agar dapat dilakukan penelitian lebih dalam.


(21)

BAB 3

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian “Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM

Tirta Raharja Kabupaten Bandung”, sehingga objek penelitian dalam penelitan ini adalah profil risiko spekulatif PDAM.

Penelitian ini akan dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung, karena PDAM tersebut merupakan salah satu PDAM yang dianggap sehat berdasarkan penilaian kinerja PDAM 2011 yang diterbitkan BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum), sementara itu di lain pihak mayoritas dari PDAM yang berada di tingkat kabupaten masuk kategori PDAM yang sakit.

Fenomena tersebut menarik perhatian peneliti untuk mengkaji mengenai apa saja risiko spekulatif yang dihadapi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung, bagaimana pemetaan profil risiko spekulatifnya, strategi penanganan risiko spekulatif yang dapat diterapkan, serta yang paling utama apakah penilaian kinerja PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung yang dikategorikan sehat berhubungan dengan pengelolaan risiko yang telah dilakukan PDAM tersebut.


(22)

61

3.2Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

“Metode penelitian adalah alat atau cara menjawab pertanyaan penelitian” (Alwasilah, 2009: 149). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,

maka penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang terjadi pada masa sekarang, serta untuk menggambarkan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diteliti. Penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan, penyusunan, analisis dan interpretasi data.

“Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini berguna dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang” (Nazir, 1993: 63). Dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berupaya mencari pemahaman mendalam tentang kenyataan dari segi perspektif orang-orang yang memang ahli di bidangnya.

Metode penelitian analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis manajemen risiko spekulatif PDAM. Analisis kualitatif deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko yang muncul.


(23)

62

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

“Data adalah sekumpulan informasi” (Mudrajad Kuncoro, 2003: 124). Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2010: 157) „sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain‟. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data” (Sugiyono, 2010: 308). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui wawancara mendalam (in depth interview) terhadap para informan dan observasi langsung.

Sedangkan data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sugiyono (2006:129) menyatakan bahwa ”data sekunder adalah data yang sumbernya tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data historis PDAM berupa data tarif harga, data produksi PDAM, data tunggakan pelanggan PDAM, laporan operasional PDAM, laporan keuangan PDAM serta data yang diperoleh dari literatur-literatur dan instansi yang terkait dengan penelitian.


(24)

63

Dalam penelitian ini, pemilihan individu-individu yang menjadi informan dilakukan secara sengaja, berdasarkan kriteria yang dijelaskan oleh Bungin (2003: 54), bahwa :

Informan merupakan individu yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian. Mereka tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi, tetapi juga telah menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan.

Individu-individu yang menjadi informan dalam penelitian ini dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Informan Jabatan

1 Pihak Internal PDAM

Direksi PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

2 Pengelola Air Praktisi

3 Dewan Legislatif Anggota DPRD Kabupaten Bandung

Alasan pemilihan informan-informan tersebut, dikarenakan terkait tahapan pengukuran risiko operasional, pihak PDAM mewakili kecenderungan orang yang merepresentasikan pendapat optimis, pihak DPD Perpamsi Provinsi Jawa Barat dan akademisi mewakili kecenderungan orang yang merepresentasikan pendapat most likely, sedangkan Anggota DPRD Kabupaten Bandung dan LSM mewakili kecenderungan orang yang merepresentasikan pendapat pesimis.


(25)

64

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu dengan menggunakan metode kualitatif dimana menurut Sugiyono (2009: 1),

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimer), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.

Sedangkan menurut Moleong (2010: 9), ”penelitian kualitatif

menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen”.

1. Observasi Berperan Serta (Participation Observation)

Pengamatan (observasi) dilakukan untuk melihat dan mengamati objek secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang belum terungkap melalui metode dokumentasi.

Menurut Sugiyono (2012 : 405) observasi berperan serta ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu : partisipasi pasif (passive participation), partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active

participation) dan partisipasi lengkap (complete participation).

Dalam hal ini peneliti akan melakukan partisipasi pasif (passive

participation), yaitu peneliti akan datang ke tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi akan dilakukan di kantor pusat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dan pada saat observasi peneliti akan membuat catatan.


(26)

65

2. Wawancara

”Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)” (Moleong, 2010: 186).

Menurut Esterbeg (dalam Sugiyono, 2012 : 412) ada tiga macam wawancara teknik pengumpulan data yaitu : wawancara terstruktur (structured interview), semi terstruktur (semistructure interview) dan tidak tersetruktur (unstructured interview).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur, wawancara dengan metode ini diperlukan agar peneliti dapat leluasa melacak berbagai segi dan arah untuk mendapatkan informasi yang selengkapnya dan secara mendalam. Peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara yang relevan dan dianggap dapat menggali informasi yang dibutuhkan serta berkaitan dengan tujuan penelitian.

Wawancara akan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan antara peneliti dengan para informan terkait. Tempat pelaksanaan wawancara dapat menyesuaikan, baik di tempat kerja atau di tempat-tempat lain yang kondusif untuk pelaksanaan wawancara.

Dari informan-infoman yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti akan menggali risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta


(27)

66

Raharja Kabupaten Bandung sebagai langkah awal dalam pengidentifikasian risiko, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), teknologi, proses, maupun eksternal.

Setelah itu, peneliti akan menggali terhadap para informan tentang berapa besar kemungkinan (probabilitas) dan berapa besar dampak yang terjadi dari suatu risiko dan dapat merepresentasikan pendapat mengenai kemungkinan (probabilitas) atau dampaknya.

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan wawancara yang dilakukan oleh peneliti:

1. Peneliti melakukan wawancara kepada pihak PDAM terkait mengenai risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Bandung sebagai langkah awal pengidentifikasian risiko.

2. Selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara kepada seluruh informan terkait probabilitas serta dampak risiko operasional tersebut.

3. Saat melakukan wawancara, peneliti melakukan pencatatan wawancara dengan menggunakan tape recorder dan catatan manual.

4. Pelaksanaan wawancara terhadap subjek penelitian yang sama dapat dilakukan lebih dari satu kali tergantung dari kelengkapan data yang diperoleh serta untuk mengecek kebenaran datanya.


(28)

67

3. Penelaahan dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar , misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain (Sugiyono, 2012 : 422).

Penelaahan dokumen yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek dan masalah penelitian, di antaranya data historis PDAM berupa data tarif harga, data produksi PDAM, laporan operasional PDAM, laporan keuangan PDAM serta data yang diperoleh dari literatur-literatur dan instansi yang terkait dengan penelitian.

Gambaran dari alur proses teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(29)

68

Gambar 3.1

Flowchart Teknik Pengumpulan Data

3.2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan dalam rangka mengumpulkan data. Instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrument (human

instrument), tape recorder, dan catatan lapangan.

Selesai Laporan Hasil Penelitian Analisis Data Interpretasi Data Mulai Telaah Dokumen Catatan Lapangan Observasi Hasil Observasi Catatan Lapangan Wawancara Hasil Wawancara Catatan Lapangan

3

1

4

4

4

4

2


(30)

69

Peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian akan menjadi pihak yang terjun langsung ke lapangan serta harus berinteraksi dengan orang-orang yang berkaitan langsung dengan tujuan dari penelitian ini dan sebagai alat pengumpul data. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat perekam atau tape recorder juga catatan lapangan berupa catatan tertulis, “catatan lapangan adalah catatan lengkap dan sebenarnya dari catatan sehari-hari yang disusun saat peneliti sampai di rumah” (Moleong, 2010: 208).

Peneliti akan memilih informan dari orang-orang atau pihak-pihak yang mampu memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Interaksi peneliti dengan informan dari pihak yang mampu memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian adalah bentuk interaksi peneliti dengan pegawai PDAM Kabupaten Bandung terkait berkaitan identifikasi risiko operasional yang dihadai PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, serta ditambah pihak luar yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan opersional PDAM berkaitan probabilitas dan dampak risiko operasional tersebut dan pengelolaannya.

Data-data hasil wawancara berupa catatan tertulis dan rekaman, serta data-data lain yang terkait akan peneliti kumpulkan serta diolah lebih lanjut dan digabungkan.


(31)

70

3.2.4 Teknik Analisis Data

Bogdan & Biklen (dalam Lexi J. Moleong, 2007:248) mendefinisikan analisis data kualitatif sebagai berikut:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh adalah data dengan tingkat variasi yang tinggi karena diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai macam teknik pengumpulan data. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan data secara sistematis yang disebut teknik analisis data.

“Pada penelitian kualitatif, tahap analisis data meliputi beberapa

tahapan, yaitu editing data, pengkodean data, uji data dengan analisis triangulasi, proses memasukkan data, baru kemudian dilakukan analisis kasus

bisnis…” (Wahyu, 2010:98).

Analisis data dalam penelitian ini seperti dikemukakan oleh Miless dan Hubberman (dalam Sugiyono, 2010:337) mempunyai beberapa proses, seperti diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Miless dan Hubberman (dalam Sugiyono, 2010:338) mengungkapkan bahwa,

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.


(32)

71

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Hasil data di lapangan baik berupa rekaman wawancara, catatan tertulis ataupun data-data lainnya akan disatukan serta direduksi dengan dicari tema dan polanya agar lebih sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Mereduksi data-data yang didapat dilakukan dengan mengedit serta menyusun data hasil wawancara, catatan tertulis, dan data lainnya. Setelah itu, peneliti akan memberikan kode pada setiap data atau informasi yang diperoleh. Adapun pengkodean yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. RSDM : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko SDM yang dihadapi

2. RT : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko teknologi yang dihadapi

3. RP : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko proses yang dihadapi

4. RE : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko eksternal yang dihadapi

Pengkodean ini dapat ditambahkan apabila diperlukan selama proses penelitian. Selanjutnya, hasil pengkodean yang telah digolongkan dalam tiga kategori utama ini akan diuraikan dan dibahas ke dalam bentuk data display dan conclusing drawing.


(33)

72

2. Data Display

Menurut Sugiyono (2008:249), dalam penelitian kualitatif penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Bentuk teks yang bersifat naratif adalah penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif.

Maka, setelah data hasil penelitian digolongkan menjadi tiga kategori utama seperti pada penjelasan di atas, peneliti melanjutkannya dengan mengungkapkan dan menyajikan data yang didapat secara gambling melalui teks yang bersifat naratif.

Penyajian teks ini berdasarkan pemahaman peneliti sendiri dalam menafsirkan data-data yang diperoleh namun tetap berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain itu, penyajian data berupa berupa bagan, ataupun tabel akan peneliti sajikan apabila diperlukan dalam proses pengungkapan data.

3. Conclusion Drawing (Verification)

Menurut Sugiyono (2008:252) mengemukakan bahwa:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang disebutkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan rumusan masalah ataupun masalah dalam penelitian kualitatif dapat berubah, bersifat sementara dan masih dapat berkembang setelah dilaksanakannya penelitian.

Kesimpulan dalam penelitian ini akan diungkapkan berupa gambaran atau teks secara deskripsi berdasarkan hasil penelitian di lapangan.


(34)

73

Berdasarkan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:337) dapat digambarkan model analisis data interaktif sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Interaksi Analisis Data

(Sumber: Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010:338))

3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data

Dalam menguji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi, yaitu dengan triangulasi peneliti, metode, teori ataupun sumber data. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan triangulasi dengan sumber data dan triangulasi dengan teori untuk menguji kredibilitas data.

”Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain” (Moleong, 2010: 330). Menurut Burhan Bungin (2007:330), triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi sumber data ini menurut Paton dalam Burhan Bungin (2010:257) dilakukan sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Kesimpulan dan Verifikasi Reduksi Data


(35)

74

(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Maka, dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara serta membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Gambaran dari teknik triangulasi dengan sumber yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat di Gambar 3.3:

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Sumber

Teknik pengujian kredibilitas data lainnya yang akan digunakan adalah triangulasi dengan teori. Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan

Guba (1981: 307) dalam Moleong (2010: 331), ”berdasarkan anggapan bahwa

fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih

teori”. Sedangkan triangulasi dengan teori menurut Patton (1987; Moleong, Catatan harian

hasil observasi

Isi dokumen-dokumen Hasil


(36)

75

2010:331) yaitu, ”Hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya

penjelasan banding (rival explanation)”.

Triangulasi dengan teori dilakukan peneliti dengan cara membandingkan hasil wawancara dari narasumber dengan berbagai teori yang ada dan relevan dengan penelitian ini, salah satunya teori manajemen risiko. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pengungkapan data-data yang telah diperoleh.

3.2.6 Pertanyaan Penelitian

Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2012 : 418) pertanyaan untuk

wawancara digolongkan menjadi 6 jenis pertanyaan yaitu : „Pertanyaan yang

berkaitan dengan pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, indera dan latar

belakang atau demografi‟.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, pendapat dan pengetahuan informan. Adapun pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Pertanyaan Penelitian

No. Pertanyaan Utama Pertanyaan Pendukung

1 Apa saja risiko

operasional yang

dihadapi oleh PDAM terkait dengan sumber daya manusia?

A. Keselamatan dan kesehatan pekerja

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja terjadi?


(37)

76

B. Pelatihan yang tidak memadai

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai terjadi?

C. Aktifitas Organisasi

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi terjadi?

2 Apa saja risiko

operasional yang

dihadapi oleh PDAM terkait dengan proses?

A. Perencanaan Produksi

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi terjadi?

B. Proses Produksi

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan proses produksi?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan proses produksi terjadi?

C. Pengendalian Produksi

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko

operasional yang berkaitan dengan teknologi

pengendalian produksi terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi terjadi?

3 Apa saja risiko

operasional yang

dihadapi oleh PDAM terkait dengan teknologi?

A. Hardware

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi hardware?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko

operasional yang berkaitan dengan teknologi

hardware terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi hardware terjadi?


(38)

77

B. Software

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software terjadi?

4 Apa saja risiko

operasional yang

dihadapi oleh PDAM terkait dengan eksternal?

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal terjadi? 3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal terjadi?


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemetaan profil risiko spekulatif pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, terdiri atas risiko SDM, risiko teknologi, risiko proses, dan risiko eksternal.

2. Risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait piutang atas penjualan produk yang diproduksinya gagal dipenuhi oleh para customers-nya yang terdiri atas piutang rekening air, piutang rekening non air, dan piutang ragu-ragu.

3. Risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait dengan ketidakmampuannya untuk memenui kewajiban keuangan jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi, baik dengan menggunakan kas dan setara kasnya maupun dengan quick asset.

4. Berdasarkan pemetaan risiko operasional, risiko SDM berada di kuadran IV, sedangkan risiko teknologi, proses, dan eksternal berada di kuadran II. Dimana berdasarkan status risiko, diketahui bahwa risiko proses memiliki risiko tertinggi dengan status 8,86, sedangkan risiko SDM memiliki risiko


(40)

136

terendah dengan status 6,06. Di samping itu risiko kredit tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kenaikan piutang antara 2009 hingga 2012. Sedangkan risiko likuiditas cenderung menurun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai cash ratio dan quick ratio yang semakin meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Risiko proses perlu mendapatkan perhatian terbesar oleh perusahaan untuk selanjutnya ditangani dengan risiko paling tinggi adalh risiko kebocoran serta kuantitas dan kontinuitas air baku yang tidak mencukupi. Dalam penanganan risiko, baik dengan cara preventif maupun dengan cara mitigasi, sangat penting untuk diingat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menangani risiko harus lebih kecil dari dampak risiko yang ditimbulkan. 2. Hasil perhitungan likuiditas yang menunjukan penurunan, walaupun

perusahaan sudah dikatakan likuid dan terhindar dari insolvency dan

banckrupcty. Manajemen harus tetap memperhatikan supaya likuiditas

tidak menurun ataupun meningkat secara drastis. Apabila likuiditas menurun maka perusahaan harus bisa meningkatkan tingkat likuditasnya dengan cara menambah aktiva lancar dengan menggunakan utang lancar dan mengurangi jumlah utang lancar dengan aktiva lancar.


(41)

137

3. Dengan meningkatnya risiko kredit, diharapkan perusahaan dapat mengurangi tingkat piutangnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperketat aturan dalam hal pembayaran piutang oleh pelanggan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan studi mengenai strategi

penanganan risiko dan menggunakan analisis dalam menghitung nilai keuntungan dan kerugian dari masing-masing opsi penanganan risiko.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. (2006). Manajemen Resiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Alwasilah. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

A m r a n , A . , e t a l . (2 0 0 9 ) . “A n e x p l o r a t o r y s t u d y o n r i s k d i s c l o s u r e i n M a l a y s i a n a n n u a l r e p o r t s”.

Managerial Auditing Journal. 2 4 , ( 1 ) : 3 9 - 5 7 .

Aung, Z Z. (2008). “Operational Risk Management Framework for Service Outsourcing:

Consideration of Risk Dimensions and their Application into the Framework”.

International Journal of Electronic Business Management. 6, (3), 120-130.

Basyaib, F. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo.

Bawynda, A.O. (2011). Analisis Risiko Operasional pada PT. Karisma Teknika Citeureup-

Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak diterbitkan.

Batuparan, D.S. (2001). Kerangka Kerja Risk Management. Jakarta: BEI news.

Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM.

Down, Kevin (1999). Risk Management And Value At Risk: An Introduction. University Of Sheffield.

Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko-Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Ghozali, I 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Semarang : BPUNDIP

Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hanafi, (2006). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: Pendidikan dan Pembinaan Manajemen.

Joel, G.S. dan Jae, K.S. (1999). Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.

Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghana Indonesia.

Kountur, R. (2008). Manajemen Risiko Operasional Perusahaan. Jakarta: PPM. Kountur, R. (2008). Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta: PPM.


(43)

Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lestari, A. (2009). Manajemen Risiko dalam Usaha Pembenihan Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei), Studi Kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak

diterbitkan.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya. Munawir. (2001). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.

Muslich, M. (2007). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara Sunaryo, T. (2009). Manajemen Risiko Finansial. Jakarta: Salemba Empat

Napitupulu, S. J. (2009). Pengukuran Risiko Operasional dengan Metode Agregating Value

at Risk. Skripsi pada FMIPA Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.

Segal, S. (2011). Corporate Value of Enterprise Risk Management. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Scandizzo, S. (2005). “Risk Mapping and Key Indicators in Operational Risk Management”. Journal of economics. 34, (2), 231–256.

Siahaan, H. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyawati. (2005). Analisis Pendapatan dan Risiko Diversifikasi Usahatani Sayur-sayuran

pada Perusahaan Pacet Segar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Skripsi pada

Fakultas Pertanian IPB: tidak diterbitkan.

Susanto, S. dan Ningsih, C. Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum Trangjiwani, W. (2008). Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang,

Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Skripsi pada FP IPB: tidak diterbitkan.

Tampubolon, R. (2004). Risk Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wahyu Purhantara. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(1)

77

B. Software

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software terjadi?

3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi

software terjadi?

4 Apa saja risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM terkait dengan eksternal?

1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal?

2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal terjadi? 3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila

risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal terjadi?


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemetaan profil risiko spekulatif pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, terdiri atas risiko SDM, risiko teknologi, risiko proses, dan risiko eksternal.

2. Risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait piutang atas penjualan produk yang diproduksinya gagal dipenuhi oleh para customers-nya yang terdiri atas piutang rekening air, piutang rekening non air, dan piutang ragu-ragu.

3. Risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait dengan ketidakmampuannya untuk memenui kewajiban keuangan jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi, baik dengan menggunakan kas dan setara kasnya maupun dengan quick asset.

4. Berdasarkan pemetaan risiko operasional, risiko SDM berada di kuadran IV, sedangkan risiko teknologi, proses, dan eksternal berada di kuadran II. Dimana berdasarkan status risiko, diketahui bahwa risiko proses memiliki risiko tertinggi dengan status 8,86, sedangkan risiko SDM memiliki risiko


(3)

136

terendah dengan status 6,06. Di samping itu risiko kredit tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kenaikan piutang antara 2009 hingga 2012. Sedangkan risiko likuiditas cenderung menurun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai cash ratio dan quick ratio yang semakin meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2012.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Risiko proses perlu mendapatkan perhatian terbesar oleh perusahaan untuk selanjutnya ditangani dengan risiko paling tinggi adalh risiko kebocoran serta kuantitas dan kontinuitas air baku yang tidak mencukupi. Dalam penanganan risiko, baik dengan cara preventif maupun dengan cara mitigasi, sangat penting untuk diingat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menangani risiko harus lebih kecil dari dampak risiko yang ditimbulkan. 2. Hasil perhitungan likuiditas yang menunjukan penurunan, walaupun

perusahaan sudah dikatakan likuid dan terhindar dari insolvency dan banckrupcty. Manajemen harus tetap memperhatikan supaya likuiditas tidak menurun ataupun meningkat secara drastis. Apabila likuiditas menurun maka perusahaan harus bisa meningkatkan tingkat likuditasnya dengan cara menambah aktiva lancar dengan menggunakan utang lancar dan mengurangi jumlah utang lancar dengan aktiva lancar.


(4)

137

3. Dengan meningkatnya risiko kredit, diharapkan perusahaan dapat mengurangi tingkat piutangnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperketat aturan dalam hal pembayaran piutang oleh pelanggan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan studi mengenai strategi

penanganan risiko dan menggunakan analisis dalam menghitung nilai keuntungan dan kerugian dari masing-masing opsi penanganan risiko.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. (2006). Manajemen Resiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Alwasilah. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

A m r a n , A . , e t a l . (2 0 0 9 ) . “A n e x p l o r a t o r y s t u d y o n

r i s k d i s c l o s u r e i n M a l a y s i a n a n n u a l r e p o r t s”.

Managerial Auditing Journal. 2 4 , ( 1 ) : 3 9 - 5 7 .

Aung, Z Z. (2008). “Operational Risk Management Framework for Service Outsourcing:

Consideration of Risk Dimensions and their Application into the Framework”.

International Journal of Electronic Business Management. 6, (3), 120-130. Basyaib, F. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo.

Bawynda, A.O. (2011). Analisis Risiko Operasional pada PT. Karisma Teknika Citeureup- Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak diterbitkan.

Batuparan, D.S. (2001). Kerangka Kerja Risk Management. Jakarta: BEI news.

Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM.

Down, Kevin (1999). Risk Management And Value At Risk: An Introduction. University Of Sheffield.

Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko-Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Ghozali, I 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Semarang : BPUNDIP

Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hanafi, (2006). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: Pendidikan dan Pembinaan Manajemen.

Joel, G.S. dan Jae, K.S. (1999). Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.

Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghana Indonesia.


(6)

Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lestari, A. (2009). Manajemen Risiko dalam Usaha Pembenihan Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei), Studi Kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak diterbitkan.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya. Munawir. (2001). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.

Muslich, M. (2007). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara Sunaryo, T. (2009). Manajemen Risiko Finansial. Jakarta: Salemba Empat

Napitupulu, S. J. (2009). Pengukuran Risiko Operasional dengan Metode Agregating Value at Risk. Skripsi pada FMIPA Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.

Segal, S. (2011). Corporate Value of Enterprise Risk Management. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Scandizzo, S. (2005). “Risk Mapping and Key Indicators in Operational Risk Management”. Journal of economics. 34, (2), 231–256.

Siahaan, H. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyawati. (2005). Analisis Pendapatan dan Risiko Diversifikasi Usahatani Sayur-sayuran

pada Perusahaan Pacet Segar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Skripsi pada Fakultas Pertanian IPB: tidak diterbitkan.

Susanto, S. dan Ningsih, C. Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum Trangjiwani, W. (2008). Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang,

Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Skripsi pada FP IPB: tidak diterbitkan. Tampubolon, R. (2004). Risk Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wahyu Purhantara. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.