ANALISIS EKUALISASI SPT PPN MASA DENGAN SPT PPH BADAN PADA PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER INDONESIA.

(1)

BADAN PADA PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER INDONESIA.

SKRIPSI

Diajukan Untuk persyaratan dan Penulisan skripsi akhir Studi Program S1Program Studi Akuntansi

Oleh

INDRA NUGRAHA 1106093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS EKUALISASI SPT PPN MASA DENGAN SPT PPH

BADAN PADA PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER INDONESIA

Oleh Indra Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© 2014 Indra Nugraha Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SKRIPSI Oleh: Indra Nugraha

1106093

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Aristanti Widyaningsih,S.Pd.,M.Si NIP. 19740911 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi FPEB UPI

Dr. H Nono Suprtiatna,M.Si NIP. 19610405 198609 1 001


(4)

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR

ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAKSI ... iii

ABSTARCT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Pajak ... 12

2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 12

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 13

2.1.1.3 Pengelompokan Pajak ... 14

2.1.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ... 16

2.1.2 Pajak Pertambahan Nilai ... 18

2.1.2.1 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai ... 18

2.1.2.2 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai ... 19

2.1.2.3 Subyek Pajak Pertambahan Nilai ... 20

2.1.2.4 Obyek Pajak Pertambahan Nilai ... 20

2.1.2.5 Tarif Pajak Pertambahan Nilai ... 21


(5)

2.1.3.2 Subjek Pajak Penghasilan ... 23

2.1.3.3 Objek Pajak Penghasilan ... 23

2.1.3.4 Tarif Pajak Penghasilan ... 23

2.1.4 Surat Pemberitahuan Pajak ... 25

2.1.5 Ekualisasi SPT Tahunan Dengan SPT Masa PPN ... 27

2.16 Laporan Keuangan Fiskal ... 32

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

2.4 Hipotesis ... 38

BAB III: METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Obyek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Definisi Operasionalisasi Variable ... 41

3.2.3 Populasi dan Sampel ... 43

3.2.4 TekhnikPengumpulan Data ... 44

3.2.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Deskripsi Perusahaan ... 49

4.1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 49

4.1.1.2 Kebijakan Atas Peredaran Usaha ... 50

4.1.2 Peredaran Usaha Pada SPT PPN dan SPT PPh Badan ... 52

4.2 Pembahasan ... 57

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 57

4.2.2 Proses Ekualisasi Antara SPT PPN Masa Dengan SPT PPh Badan ... 61


(6)

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran-saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA


(7)

ANALISIS EKUALISASI SPT PPN MASA DENGAN SPT PPH

BADAN PADA PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER

INDONESIA.

Oleh : Indra Nugraha

Pembimbing : Aristanti Widyaningsih,S.Pd.,M.Si

ABSTRAK

Dalam suatu negara Anggaran Perbelanjaan Negara (APBN). Penerimaan Negara dari sektor Perpajakan masih menjadi primadona di berbagai negara khususnya di Indonesia. Dalam upayanya memasukan sumber pendapatan dari sektor perpajakan pemerintah melakukan berbagai upaya diantaranya melakukan pemeriksaan kepada wajib pajak. Ekualisasi merupakan salah satu tekhnik pemeriksaan yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak dalam hal pemeriksaan pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab selisih dalam peredaran usaha antara PPN masa dan PPh Badan PT. Australian Belt Scraper Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ekualisasi pajak ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitaif dengan pendekatan uji rata-rata. Hasil penelitian menunjukan adanya peredaran usaha antara PPN masa dan PPh Badan. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain oleh selisih kurs atas penyerahan yang dilakukan dengan mata uang asing, potongan penjualan yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan, penggunaan Barang Kena Pajak atas Kegiatan Membangun Sendiri serta penyerahan beda masa.


(8)

iv

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALYSIS OF THE EQUALIZATION PERIOD WITH VAT SPT

AND TAX INCOME AT PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER.

By : Indra Nugraha Counselor : Aristanti Widyaningsih,S.Pd.,M.Si

ABSTRACT

In a country the State Budget Expenditure (Budget). State Income Taxation of sectors still be excellent in many countries, especially in Indonesia. In its attempt to incorporate the source of taxation revenue from the government to make efforts include checks to taxpayers. Equalization is one of the techniques of examination by the government, in this case the Directorate General of Taxation in case of tax audit. This study aims to determine the cause of the difference in the distribution of effort between the past and the Corporate Tax VAT PT. Australian Belt Scraper Indonesia in 2010 until 2012. Methods used in conducting the analysis of the equalization tax is to use quantitative descriptive method to test the approach on average. The results showed the presence of circulatory future business between VAT and corporate income tax. The difference is due to several factors, among others, by the foreign exchange on the delivery is done with foreign currency, sales discount granted by the management company, the use of taxable goods over to Build company Own Event and different delivery times.


(9)

Keywords: Vallued added Tax, corporate income tax, equalization, Circulation Enterprises


(10)

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah untuk mengatur pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta mencapai pertumbuhan ekonomi. APBN ditetapkan setiap tahun dan dilaksanakan untuk kemakmuran rakyat, penetapan APBN sendiri dilakukan setelah ada pembahasan dengan pihak-pihak terkait, dalam hal ini Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga kepada Dewan Perwalian Rakyat Daerah (DPRD), hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Defisitnya Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN) yang mengacu pada Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), semakin besarnya hutang negara yang bersumber dari tidak selarasanya kebijakan fiskal, diantaranya depresiasi nilai tukar rupiah ataupun meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta realisasi penerimaan yang di bawah target merupakan masalah kompleks yang dihadapi Indonesia pada saat ini dalam mengatur APBN. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja Negara sekaligus untuk menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan serta penggalian


(11)

sumber-sumber penerimaan dalam negeri, terutama dari penerimaan perpajakan sebagai sumber utama pendapatan negara terus ditingkatkan oleh pemerintah.

Secara struktural pajak memberikan kontribusi sebesar 70%-80% dalam pendapatan negara, sementara pajak dalam negeri menguasai rata-rata 96% dari total penerimaan perpajakan dalam kurun waktu empat tahun. Kontribusi Pajak Penghasilan masih menjadi yang terbesar dari sumber pendapatan perpajakan, yaitu sebesar 52%, adapun Pajak Pertambahan Nilai merupakan komponen kedua terbesar dari penerimaan Negara, yang memberikan kontribusi sebesar 32% dari pendapatan perpajakan di Indonesia

Sumber: http://www.pajak.go.id (2013)

Optimalisasi dilakukan pemerintah dalam menggali sumber-sumber

pendapatan negara, baik yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tanpa mengesampingkan stabilitas perekonomian negara, upaya yang dilakukan pemerintah antara lain dengan cara peninjauan kembali bagian

0% 8%

44% 32%

4% 1%

10% 1%

Penerimaan Pajak Dalam Negeri

URAIAN PPh MIGAS PPh NON MIGAS PPN DAN PPnBM


(12)

3

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pemerintah atas laba BUMN (pay out ratio). Pada sektor perpajakan optimalisasi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan cara penyisiran (canvassing) terhadap kegiatan usaha di sentra-sentra ekonomi tertentu, pengembangan sistem informasi dan monitoring perpajakan yang terintegrasi, serta peningkatan kualitas aparatur, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan, penagihan secara aktif, dan penegakan hukum. Bahkan baru-baru ini dikembangkan pajak yang dikenakan atas rokok, pajak atas rokok sendiri didasarkan pada cukai rokok dengan tarif 10% dari cukai rokok. Menurut Undang-Undang PDRB nomor 28 Tahun 2009, cukai ialah pungutan yang dikelola oleh pemerintah pusat dengan berdasarkan tarif tertentu dari proses produksi barang-barang yang diatur Undang-Undang dan berfungsi untuk mengatur barang tersebut demi kepentingan masyarakat, sedangkan pajak rokok sendiri ialah pungutan yang dikelola oleh pemerintah daerah dan tidak tergantung kepada harga produksi setiap barang tertentu.

Stabilitas ekonomi serta tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan faktor yang sangat berpengaruh langsung dalam mendongkrak penerimaan pajak (Laurens Bahang, 2011). Sementara itu, pemerintah yang didampingi oleh KPK berupaya secara terus menerus menghilangkan hangusnya pendapatan negara dari sektor perpajakan (Bibit Samad, 2010), besarnya potensi kehilangan penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2010 sebesar 50 triliun rupiah yang meningkat pesat dari tahun 2009 yang hanya 2 triliun saja.


(13)

Hilangnya penerimaan Negara dari sektor pajak, tidak lepas dari usaha yang dilakukan wajib pajak untuk melakukan perlawanan terhadap pemungutan pajak itu sendiri. Perlawanan pajak sendiri dapat dideskripsikan sebagai hambatan-hambatan dalam pemungutan pajak, baik yang disebabkan oleh kondisi negara dan rakyatnya maupun disebabkan oleh usaha-usaha wajib pajak yang disadari ataupun tidak, dalam proses pemasukan pajak sebagai sumber penerimaan negara (Santoso Brotodiharjo, 2003;56). Hal perlawanan pasif ataupun aktif yang dilakukan wajib pajak, terkadang reaksi ketidakpuasan terhadap aturan dan sistem perpajakan itu sendiri.

Perlawanan pasif terdiri dari usaha-usaha wajib yang mempersulit pemungutan pajak yang erat hubungannya dengan strukur ekonomi, pengembangan intelektual, dan moral dalam sistem pemungutan pajak, sedangkan perlawanan aktif merupakan semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditunjukan kepada fiskus yang bertujuan untuk menghidari pajak (Santoso Brotodiharjo, 2003;57).

Dalam pelaporan pajak di Indonesia, tidak samanya dasar pengenaan pajak yang dilaporkan pada jenis pajak satu dan lainnya dapat menimbulkan salah persepsi kepada pemeriksa pajak serta dapat terjadi indikasi kecurangan pajak. Pada hakikatnya perbedaan tersebut dapatlah terjadi, hal ini diakibatkan perbedaan prinsip antara beberapa jenis pajak di Indonesia. Salah satu fenomena yang terjadi ialah pada BUT Hyundai Heavy Industries yang melaporkan peredaran usaha pada SPT PPh Badan sebesar 499 miliar rupiah sedangkan pada


(14)

5

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SPT PPN sebesar 522 miliar rupiah, sekilas perbedaan tersebut dapat terlihat seperti upaya penghindaraan pajak oleh perusahaan dan negara berpotensi kehilangan pajak sebesar 5,75 miliar rupiah, tetapi setelah diteliti kembali perbedaan tersebut timbul karena perusahaan konstruksi dijinkan menggunakan metode presentase penyelesaian dalam perhitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan PPh Badan tahun berjalan sesuai dengan PP No 138 Tahun 2000.

Peredaran usaha yang diakui pada SPT PPh Tahunan adalah setiap transaksi penjualan yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh setiap wajib pajak, penghasilan dari penjualan barang ataupun jasa pada umumnya diakui pada saat realisasi transaksi atau pada saat penyerahan hak kepemilikan kepada konsumen sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam akuntansi yang dimana menggunakan prinsip cash basis dan mengacu pada sistem akuntansi yang berlaku (Indonesia tax Review, Volume II Edisi 18/2011). Peredaran usaha yang diakui dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sendiri ialah, seluruh penyerahan atau penerimaan BKP atau JKP yang timbul karena faktor objektifnya (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2006).

Dalam sistem perpajakan di Indonesia penjualan dan penyerahan barang atau jasa kena pajak yang dikenakan PPN haruslah diiringi oleh penerbitan faktur pajak, yang mana pembuatan serta penerbitan faktur pajak itu sendiri paling lambat adalah akhir bulan pada bulan penyerahan barang atau jasa kena pajak itu sendiri. Dengan demikian pelaporan peredaran usaha yang dilaporkan pada SPT PPh Tahunan dan SPT PPN sangatlah mungkin terjadi, hal ini diakibatkan oleh


(15)

SPT PPh Tahunan menggunakan prinsip Cash Basis serta berpedoman pada sistem pencatatan akuntansi yang berlaku, sedangkan PPN sendiri menggunakan prinsip Accrual Basis, yang berpedoman pada Ketentuan Undang-Undang Perpajakan (KUP), khususnya nomor 42 tahun 2009.

Dengan adanya perbedaan prinsip serta pengakuan akan peredaran usaha padan PPh Badan ataupun PPN, maka tidak menutup kemungkinan untuk Wajib Pajak melakukan penggelapan pajak ataupun terjadinya salah persepsi antara fiskus dan wajib pajak , oleh karena itu proses identifikasi dapatlah dilakukan oleh pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mengenai perbedaan jumlah peredaran usaha yang dilaporkan dalam SPT PPh Tahunan dan SPT PPN masa dalam satu periode pajak. Dengan adanya pemeriksaan tersebut, Wajib Pajak diharapkan dapat menjembatani, mengklarifikasi dan menjelaskan penyebab timbulnya perbedaan yang timbul kepada fiskus yang disertai dengan dokumen pendukungnya.

Ekualisasi atau yang lebih dikenal dengan pemeriksaan tingkat keseimbangan satu pajak dengan jenis pajak lainnya yang memiliki hubungan akan tetapi terdapat perbedaan prinsip. Pada dasarnya teknik pemeriksaan ekualisasi ataupun rekonsiliasi bukanlah sesuatu yang baru bagi pemeriksa pajak. Ekualisasi dalam pemeriksaan sendiri telah diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam tata cara pelaksanaanya, ekualisasi dalam bidang perpajakan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-04/PJ/2012 Tentang Pedoman


(16)

7

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penggunaan Metode dan Tekhnik Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

Dalam hal Ekualisasi PPH Badan dan PPN masa adalah kegiatan membandingkan peredaran usaha dalam SPT PPh Tahunan dan total penyerahan usaha pada SPT PPN masa yang sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 untuk PPN dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 mengenai PPh Badan. Peredaran usaha yang diidentifikasi dalam proses ekualisasi merupakan peredaran usaha dalam satu periode pajak yang dilaporkan pada SPT PPh Badan serta SPT PPN masa.

Pada dasarnya penelitian mengenai ekualisasi bukanlah penelitian yang baru pada saat ini yang dilakukan dalam bidang akademik. Pada tahun 2010 Ekualisasi diteliti oleh Ria Embriani Lumbaturoan dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, adapun perbedaan pada penelitian ini adalah peneliti lebih fokus kepada proses ekualisasi di perusahaan berjenis usaha perdagangan dan tidak ada metode seperti penelitian terdahulu yang berjenis usaha jasa konstruksi serta metode yang digunakan oleh penulis. Selain penelitian yang dilakukan Ria Embriani Lumbaturoan tersebut, ekualisasi pernah menjadi penelitian yang dilakukan oleh Fita Christianty pada tahun 2011, perbedaan pada penelitian kali ini adalah pada jenis pajak yang dijadikan objek penelitian, adapun jenis pajak yang diteliti pada penelitian tersebut adalah Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pajak Pertambahan Nilai.


(17)

PT. Australian Belt Scraper Indonesia merupakan badan usaha yang bergerak dalam perdagangan, hal ini dikarenakan PT. Australian Belt Scraper Indonesia membeli produk hasil olahan bumi dari perusahaan setempat yang kemudian dieksport ke berbagai mancanegara, terlepas dari pada itu PT. Australian Belt Scraper Indonesia sendiri menjual berbagai macam peralatan dan mesin industri pertambangan dari perusahaan indukan di Negara Australia. Penelitian ini dilakukan pada tahun buku 2010 sampai dengan tahun buku 2012, yang dikarenakan pada tahun PT. Australian Belt Scraper melakukan periode pembukan yang berbeda dengan kebanyakan perusahaan lainnya (April s/d Maret), hal ini dikarenakan perusahaan merupakan salah satu perusahaan Permodalan Milik Asing (PMA) yang diperkenankan menggunakan metode pembukuan tersebut.

Dengan metode pembukuan tersebut sangatlah memungkinkan terjadi perbedaan antara peredaran usaha yang dilaporkan pada PPN dan PPh Badan, perbedaan tersebut dapatlah menimbulkan salah persepsi baik berasal dari fiskus dengan Wajib Pajak itu sendiri, dan tentunya dapat mempengaruhi pajak terutang khususnya PPh Pasal 25, maka melalui penelitian ini peneliti mencoba untuk membandingkan, menelusuri dan menjelaskan perbedaan yang terjadi dengan proses ekualisasi antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan dalam satu periode pembukuan.

Terdapat risiko yang dihadapi wajib pajak atau pengusaha apabila penyebab perbedaan tersebut tidak diketahui oleh wajib pajak itu sendiri. Risiko


(18)

9

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang harus ditanggung oleh wajib pajak berupa konsekuensi sanksi perpajakan yang akan dikenakan kepada wajib pajak, jika perbedaan tersebut menjadi temuan pemeriksa pajak dan diindikasikan sebagai pelanggaran terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Perpajakan (KUP). Dokumen yang digunakan oleh fiskus dalam menentukan besarnya PPh Badan yang dibebankan kepada Wajib pajak ialah laba rugi fiskal, yang dimana dokumen berasal dari laba rugi komersial yang di sesuaikan pembebanannya berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Perpajakan. Atas dasar tesebut risiko yang ditanggung wajib pajak akan semakin nayata apabila persepsi fiskus dalam hal ini mengatakan adanya pelanggaran yang dilakukan wajib pajak dalam penyampaian laba rugi fiskal khususnya pada peredaran usaha.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berencana untuk melakukan penelitian yang berjudul :

“ANALISI EKUALISASI SPT PPN MASA DENGAN SPT PPH

BADAN PADA PT. AUSTRALIAN BELT SCRAPER INDONESIA

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah umum mengenai penelitian yang dilaksanakan. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses dan analisis deskripsi ekualisasi antara SPT PPN dan SPT PPh Badan di PT. Australian Belt Scraper Indonesia.


(19)

2. Apakah terdapat perbedaan peredaran usaha antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan di PT. Australian Belt Scraper Indonesia

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Peneltian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan peredaran usaha yang dilaporkan pada SPT PPN masa dengan SPT PPh Badan dalam satu periode pencatatan dan proses ekualisasi yang dilakukan, guna menemukan penyebab terjadinya perbedaan pelaporan peredaran usaha yang tertera pada kedua SPT tersebut serta menilai perspektif Wajib Pajak dan Fiskus mengenai laporan laba rugi fiskal.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui proses ekualisasi SPT PPN dan SPT PPh Badan serta faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan peredaran usaha atas kedua SPT tersebut.

2. Untuk mengetahui jumlah peredaran usaha antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan dan selisih yang ditimbulkan.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Melalui hasil penelitian ini, peneliti berharap agar hasil penelitian ini bisa memberikan sumbangsih konseptual bagi pengembang ilmu pengetahuan dan


(20)

11

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengaplikasian teori selama masa studi di Unviersitas dengan kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan dalam kajian berikutnya dalam bidang akuntansi perpajakan, yang khususnya dalam bidang ekualisasi SPT PPN masa dengan SPT PPh Badan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangsih pemikiran dalam identifikasi dan dalam hal ekualisasi pada SPT PPN Masa dan SPT PPh Badan serta dapat membantu perusahaan dalam menjembatani selisih peredaran usaha yang terjadi antara SPT PPN dan SPT PPh Badan pada PT. Australian Belt Scraper Indonesia..

2. Untuk Peneliti Selanjutnya.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam pemikirian yang dapat dijadikan kajian lebih lanjut dalam penelitian-penelitian selajntunya, khususnya dalam bidang akuntansi perpajakan mengenai proses ekualisasi.


(21)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penulisan skripsi ini ialah ekualisasi antara SPT PPN masa dengan SPT Tahunan PPh. Penelitian ini dilakukan di PT. Australian Belt Scraper Indonesia yang bertempat di Jalan Cihampelas No 48-B Bandung..

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui

hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:206) metode analisis deskriptif adalah:

“metode yang digunakan untuk menganalis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” Sedangkan metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:13) adalah: “ Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk


(22)

40

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Pengertian desain penelitian menurut Moh.Nazir (2003:84) menyatakan bahwa ”Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(23)

1. Menganalisa Laporan Keuangan perusahaan baik komersial maupun fiskal pada tahun pencatatan 2010 sampai dengan 2012 dan SPT Tahunan PPh badan tahun 2010 sampai dengan 2012, untuk mengetahui jumlah peredaran usaha yang diakui pada Laporan Keuangan selama tiga tahun.

2. Menganalisa SPT Masa PPN, untuk mengetahui peredaran usaha yang dilaporkan periode April – Maret tahun 2010 sampai dengan 2012. Hal ini dapat diketahui dari besarnya total pajak keluaran yang dilaporkan dibagi dengan 10% (sepuluh persen).

3. Membandingkan jumlah peredaran usaha yang diakui pada SPT PPh Tahunan dan SPT PPN masa serta meneliti perbedaan yang ada berdasarkan Peraturan Pemerintah No.138 tahun 2000 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan.

4. Memasukan data-data yang diperoleh peneliti dari buku besar wajib Menguji kedua data untuk mendapatkan data yang valid dan reliable dengan menggunakan pendekatan uji beda atau tstudent

5. Menarik kesimpulan penelitian berdasrkan data dan hasil dokumentasi yang diperoleh

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variable

Operasionalisasi variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Untuk meneliti bagaimana


(24)

42

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

analisa proses ekualisasi berpengaruh pada peredaran usaha yang diakui, maka peneliti menentukan operasionalisasi variabel sebagai berikut :

1. Variable Independent (X)

Variable independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependent (variable terikat). Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Ekualisasi antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variable

Variable Konsep Variabel Indikator Skala

Bebas (X1) : Ekualiasi SPT PPN

ekualisasi pajak adalah pemeriksaan tingkat keseimbangan antara satu jenis

pajak dengan jenis pajak yang lain yang memiliki hubungan Agus Setiawan (2008;132)

Peredaran usaha/ Total

Penjualan

Ratio

Bebas (X2) : Ekualiasi SPT PPh

Badan

ekualisasi pajak adalah pemeriksaan tingkat keseimbangan antara satu jenis

pajak dengan jenis pajak yang lain yang memiliki hubungan Agus Setiawan (2008;132)

Peredaran usaha/ Total Penjualan


(25)

3.2.3 Populasi dan Sampel 3.2.3.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2006:72) ialah ”wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pengertian tersebut, populasi

merupakan subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah berupa data SPT PPN masa dari mulai Maret-April 2010 sampai dengan 2012, serta SPT PPh Badan tahun 2010 sampai dengan 2012.

3.2.3.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2006:56) adalah sebagai berikut Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” berdasarkan pengertian tersebut, diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non

probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel. Jumlah populasi yang pada penelitian ini relatif kecil, karena semua anggota populasi dijadikan sampel, maka metode yang digunakan dalam penarikan sampel adalah metode sampling jenuh atau sensus.


(26)

44

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut sugiyono (2009:124) menjelaskan mengenai pengertian sampling jenuh adalah ”penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan anggota populasi dianggap homogen. Jumlah populasi sebanyak 36 bulan, karena penelitian ini menggunakan sampling jenuh maka jumlah sampel yang penulis tentukan yaitu SPT PPN masa dan SPT PPh Badan selama 36 bulan dari bulan April tahun 2010 sampai dengan bulan Maret 2013 yang merupakan akhir dari pembukan tahun 2012.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan.

Studi kepustakaan dimaksud untuk memperoleh teori yang mendukung dalam pengolahan data sekunder yang diperoleh, adapun teknik ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku, artikel dan literatur yang berhubungan dengan materi yang digunakan sebagai sebagai landasan teori bagi penganilsaan data primer untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

b. Penelitian lapangan (Field Reserarch)

Penelitian lapangan dilakukan oleh peneliti secara langsung di perusahaan yang dijadikan subjek penelitian, adapun penelitian lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(27)

1. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data sekunder yaitu laporan SPT PPN masa, SPT PPh Badan serta laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dijadikan bahan acuan untuk melaporkan peredaran usaha yang diakui perusahaan. 2. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai kewenangan mengenai masalah yang berhubungan dengan materi penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan bagi peneliti ialah Finance and

Accounting Manager, Accounting and Tax Staff, Supervisior di

lapangan, serta Account Representative dimana subjek penelitian terdaftar sebagai Wajib Pajak.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut Sugiyono (2011: 147) menyatakan kegiatan dalam analisis data adalah:

Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Statistik yang digunakan dalam metode penelitian kuantitatif tebagi dua, yaitu statistik deksriptif dan statistik inferensial. Dalam penelitian ini statistik


(28)

46

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang digunakan adalah statistik deskriptif, karena peneliti tidak mengambil sampel dari subjek penelitian. Menurut Sugiyono statistik deskriptif ialah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono,2011:147). Berikut langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini :

1. Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pengakuan peredaran usaha pada PPN dan PPh Badan

2. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ho : ρ ≠ ; Tidak terdapat perbedaan peredaran usaha antara SPT PPN Masa dan SPT PPh Badan

Ha : ρ ≠; Terdapat perbedaan peredaran usaha antara SPT PPN Masa dan SPT PPh Badan

3. Menentukan taraf nyata yang dikehendaki, pada penelitian ini taraf nyata atau signifikansi yang digunakan adalah 0,05 karena jumlah data yang diteliti menunjukan adanya hubungan variabel yang cukup nyata.

4. Menentukan perhitungan statistik yang digunakan untuk kedua variabel yang diuji serta menguji hipotesisnya, serta menghitung nilai t hitung . Dalam hal ini metode statistik yang digunakan


(29)

adalah uji hipotesis selisih (uji beda), sesuai dengan yang diterangkan oleh Sugiyo o 1 ;5 u tuk e getahui ada tidak ya perbedaa yang signifikan antara dua variabel yang diuji, digunakan uji beda karena data rata-rata berasal dari dua yang berhubungan (related) dan

dari a ggota ya g sa a . Maka etode statistik ya g digu aka adalah sebagai berikut :

thitung = ̅ ̅

dimana,

thitung = Sebaran t student

̅

=

Rata-rata sampel 1 (satu), yaitu besarnya peredaran usaha menurut PPN Masa selama 3 tahun atau 36 bulan.

̅

= Rata-rata sampel 2 (dua), yaitu besarnya peredaran usaha menurut PPh Badan selama 3 tahun atau 36 bulan.

µ

1 = Populasi sampel 1 yang diambil, yang dimana ialah peredaran

usaha PPN masa selama 3 tahun atau 36 bulan.

µ

2 = Populasi sampel 2 yang diambil, yang dimana ialah peredaran

usaha yang diakui PPh Badan selama 3 tahun atau 36 bulan.

n

1 = Banyaknya Sampel 1

n

2 = Banyaknya Sampel 2


(30)

48

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

S12= Varians Sampel ke-1 S22 = Varians Sampel ke-2

karena dalam pengujian hipotesis ini adalah Ho : µ1 = µ2, maka rumus uji hipotesis selisih rata-rata dapat disederhanakan menjadi :

thitung = ̅ ̅

S =

S

=

S

=

5. Membandingkann nilai t hitung dengan ttabel (batas wilayah kritis)

6. Mencari faktor yang menyebabkan timbulnya perbedaan antara nilai rata-rata PPN dan PPh Badan.

7. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil dan analisa yang penulis peroleh.


(31)

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai ekualisasi SPT PPN masa dan SPT PPh Badan selama 36 bulan di PT. Australian Belt Scraper Indonesia, maka dapat disimpukan bahwa :

1. Proses ekualisasi yang dilakukan peneliti berdasarkan data yang diperoleh dari penjualan yang dicatat pada buku besar serta SPT PPN masa, adapun langkah ekualisasi pada penelitian ini antara lain

a. Mengumpulkan data-data penjualan pada buku besar yang dicatat berdasarkan PSAK yang berlaku, serta dijadikan acuan dalam penentuan besarnya PPH Badan yang terhutang.

b. Mengumpulkan data-data penjualan pada SPT PPN yang dicatat dan dilaporkan perusahaan sesuai dengan Ketentuan Umum Perpajakan (KUP).

c. Membandingkan seluruh penjualan yang didapat peneliti, dengan sumber yang berbeda dan aturan yang berbeda.

d. Mencari faktor-faktor yang menyebabkan selisih penjualan yang diakui pada buku besar perusahaan dengan SPT PPN masa yang telah dilaporkan perusahaan.

e. Menganalisa faktor-faktor penyebab selisih dengan aturan perpajakan yang berlaku.


(32)

69

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Melakukan perhitungan kembali penjualan bersih yang dilakukan perusahaan, guna menentukan Pajak Penghasilan yang terhutang.

2. Terdapat perbedaan pengakuan peredaran usaha antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan, yang mana pada tahun 2010 selisih yang timbul antara kedua SPT ini sebesar Rp106.350.574,00 pada tahun 2011 selisih yang ditimbulkan ialah sebesar Rp52.872.800,00 dan terakhir pada tahun 2012 selisih yang ditimbulkan mencapai Rp149.896.350,00 Melalui uji hipotesis rata-rata (uji beda), dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengakuan peredaran usaha antara kedua jenis SPT yang diakui PT. ABS Indonesia. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Potongan Harga penjualan.

Selisih yang ditimbulkan dikarenakan SPT PPN masa mengakui sepenuhnya Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak tersebut sedangkan pada SPT PPh Badan mengakui Dasar Pengenaan Pajak tersebut setelah potongan penjualan.

b. Perlakuan Beda Masa

Selsih yang ditimbulkan dari perlakuan beda masa dikarenakan terdapat penyerahan yang diakui oleh SPT PPh Badan sebagai pendapatan sesuai dengan prisnip SPT PPh Badan yang mengakui


(33)

penjualan yang bersifat accrual basis, sedangkan pada SPT PPN penyerahan BKP atau JKP diakui setelah faktur pajak diterbitkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983, tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang mewah.

c. Transaksi Valuta Asing

Perbedaan yang timbul diakibatkan oleh transaksi yang menggunakan valuta asing dan dikonversi kemata uang Rupiah pada tanggal yang berbeda.

d. Kegiatan Membangun Sendiri

Selisih dikarenakan penggunaan Barang Kena Pajak untuk kepentingan perusahaan, dengan pengakuan Dasar Pengenaan Pajak pada SPT PPN masa sebesar 40% dan tidak diakui pada SPT PPh Badan sebagai penjualan.

5.2 Saran –Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal :

1. Saran- Saran untuk subjek penelitian.

a. Sebaiknya proses ekualisasi dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan sebelum mengajukan pengembalian atas kredit pajak yang telah dibayarkan perusahaan kepada kas negara, hal ini dapat


(34)

71

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dijadikan sebagai acuan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah penjualan yang telah dilakukan perusahaan dan memberikan kepastian hukum atas faktor-faktor yang menyebakan perbedaan, sehingga pemeriksa pajak tidak akan memandang bahwa perusahaan telah melakukan tax avoidence atau penghidaran pajak.

b. Melaporkan penyerahan BKP atau JKP dalam rangka penyerahan keluar daerah pabean dengan kurs yang sama antara PPN dan PPh Badan, hal ini dikarenakan BKP tersebut tidak terutang PPN, sehingga tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari jika menggunakan kurs pada saat pengakuan BKP atau JKP oleh PPh Badan.

2. Saran-Saran untuk peneliti selanjutnya.

a. Dalam hal penelitian yang dilakukan pada perusahaan jasa. Peneliti dapat menggunakan Bukti PPh 23 Dipotong ataupun SPT PPh 23 Dipotong untuk melakukan ekualisasi dengan SPT PPN Masukan ataupun SPT PPN keluaran ataupun dengan SPT PPh Badan.

b. Dapat hal ekualisasi peneliti selanjutnya dapat berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indoneisa Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dalam bidang perpajakan dalam memperemudah peneliti melakukan untuk semua jenis pajak yang belaku di Indonesia.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Setiawan. (2008). Panduan Perpajakan. Jakarta: PT. Graphindo Media Utama.

Aristanti Widyaningsih. (2011). Hukum Pajak dan Perpajakan dengan

Pendekatan Mind Map. Bandung : CV Alfabeta.

Brotodiharjo,R.S. (2003). Pengantar Ilmu Pajak. Bandung : PT. Refika Aditama.

Erly Suandy . (2000). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Furqon. (2009). Statistika terapan Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Guando. (2004). Akuntansi Pajak. Jakarta: PT Graznido.

Judiesno, Rimsky K. (2002). Pajak dan Strategi Bisnis, Suatu Kepastian

Hukum dan Penerapan Akuntansi Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Mardiasmo.(2009). Perpajakan, Edisi Revisi Tahun 2006. Yogyakarta: Andi Offset

M. Natsir .(2003). Metode Penelitian. Bandung: Universitas Padjadjaran. Sofyan Siregar. (2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada

Sony Devano dan Siti Kurnia. (2006). Perpajakan. Jakarta. Kencana Sukrisno Agoes . (2007). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan ketiga. Bandung: CV

Alfabeta.

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito Wahyu Sukmana, dan Selly Herdianti,. 2001. Diktat Perpajakan. Bandung;


(36)

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wirawan, B. Ilyas dan Rudy, Suhartono.2011. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Skripsi

Ria Embrina Lumbantoruan. (2010). Evaluasi Pajak Pertambahan Nilai Serta

Proses Equalisasi SPT Masa PPN Dengan SPT PPh Badan dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada BUT Hyundai Industries CO..,Ltd. Skirpsi. Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Ardiantha Saputra. ( 2005). Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi

Aktiva Tetap Dan Perhitungan Besarnya Pajak Terhutang Wajib Pajak Badan. Skripsi. Universitas Widyatama, Bandung.

Wilson Gustiawan (2009). Analisis Perbedaan Peredaran Usaha pada SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan dengan Jumlah Penyerahan Pada SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus PT. Totoku Toryo Indonesia). Skripsi. Politeknik Negeri Padang, Padang

Devi Lianawati Budiharjo. (2010). Ekualisasi SPT Tahunan dan SPT PPN

Masa pada UD X di surabaya. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Fita Christianty. (2012). Analisis Ekualiasasi Pajak Penghasilan Pasal 22 dan

Pajak Pertambahan Nilai di PT. Kas. Skripsi. Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

Linda Hestiana. (2013). Analisis Banding Sengketa Pajak penghasilan Badan

di Pengadilan Pajak. Skirpsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Undan-Undang

--- Undang-Undang No. 42 Tahun 2009. Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

--- Undang-Undang No. 36 tahun 2008 Tentang Perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1994.


(37)

--- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan


(1)

69

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Melakukan perhitungan kembali penjualan bersih yang dilakukan perusahaan, guna menentukan Pajak Penghasilan yang terhutang.

2. Terdapat perbedaan pengakuan peredaran usaha antara SPT PPN masa dan SPT PPh Badan, yang mana pada tahun 2010 selisih yang timbul antara kedua SPT ini sebesar Rp106.350.574,00 pada tahun 2011 selisih yang ditimbulkan ialah sebesar Rp52.872.800,00 dan terakhir pada tahun 2012 selisih yang ditimbulkan mencapai Rp149.896.350,00 Melalui uji hipotesis rata-rata (uji beda), dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengakuan peredaran usaha antara kedua jenis SPT yang diakui PT. ABS Indonesia. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Potongan Harga penjualan.

Selisih yang ditimbulkan dikarenakan SPT PPN masa mengakui sepenuhnya Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak tersebut sedangkan pada SPT PPh Badan mengakui Dasar Pengenaan Pajak tersebut setelah potongan penjualan.

b. Perlakuan Beda Masa

Selsih yang ditimbulkan dari perlakuan beda masa dikarenakan terdapat penyerahan yang diakui oleh SPT PPh Badan sebagai pendapatan sesuai dengan prisnip SPT PPh Badan yang mengakui


(2)

70

penjualan yang bersifat accrual basis, sedangkan pada SPT PPN penyerahan BKP atau JKP diakui setelah faktur pajak diterbitkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983, tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang mewah.

c. Transaksi Valuta Asing

Perbedaan yang timbul diakibatkan oleh transaksi yang menggunakan valuta asing dan dikonversi kemata uang Rupiah pada tanggal yang berbeda.

d. Kegiatan Membangun Sendiri

Selisih dikarenakan penggunaan Barang Kena Pajak untuk kepentingan perusahaan, dengan pengakuan Dasar Pengenaan Pajak pada SPT PPN masa sebesar 40% dan tidak diakui pada SPT PPh Badan sebagai penjualan.

5.2 Saran –Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal :

1. Saran- Saran untuk subjek penelitian.

a. Sebaiknya proses ekualisasi dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan sebelum mengajukan pengembalian atas kredit pajak yang telah dibayarkan perusahaan kepada kas negara, hal ini dapat


(3)

71

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dijadikan sebagai acuan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah penjualan yang telah dilakukan perusahaan dan memberikan kepastian hukum atas faktor-faktor yang menyebakan perbedaan, sehingga pemeriksa pajak tidak akan memandang bahwa perusahaan telah melakukan tax avoidence atau penghidaran pajak.

b. Melaporkan penyerahan BKP atau JKP dalam rangka penyerahan keluar daerah pabean dengan kurs yang sama antara PPN dan PPh Badan, hal ini dikarenakan BKP tersebut tidak terutang PPN, sehingga tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari jika menggunakan kurs pada saat pengakuan BKP atau JKP oleh PPh Badan.

2. Saran-Saran untuk peneliti selanjutnya.

a. Dalam hal penelitian yang dilakukan pada perusahaan jasa. Peneliti dapat menggunakan Bukti PPh 23 Dipotong ataupun SPT PPh 23 Dipotong untuk melakukan ekualisasi dengan SPT PPN Masukan ataupun SPT PPN keluaran ataupun dengan SPT PPh Badan.

b. Dapat hal ekualisasi peneliti selanjutnya dapat berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indoneisa Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dalam bidang perpajakan dalam memperemudah peneliti melakukan untuk semua jenis pajak yang belaku di Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Setiawan. (2008). Panduan Perpajakan. Jakarta: PT. Graphindo Media Utama.

Aristanti Widyaningsih. (2011). Hukum Pajak dan Perpajakan dengan

Pendekatan Mind Map. Bandung : CV Alfabeta.

Brotodiharjo,R.S. (2003). Pengantar Ilmu Pajak. Bandung : PT. Refika Aditama.

Erly Suandy . (2000). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Furqon. (2009). Statistika terapan Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Guando. (2004). Akuntansi Pajak. Jakarta: PT Graznido.

Judiesno, Rimsky K. (2002). Pajak dan Strategi Bisnis, Suatu Kepastian

Hukum dan Penerapan Akuntansi Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Mardiasmo.(2009). Perpajakan, Edisi Revisi Tahun 2006. Yogyakarta: Andi Offset

M. Natsir .(2003). Metode Penelitian. Bandung: Universitas Padjadjaran. Sofyan Siregar. (2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta. PT.

Raja Grafindo Persada

Sony Devano dan Siti Kurnia. (2006). Perpajakan. Jakarta. Kencana Sukrisno Agoes . (2007). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan ketiga. Bandung: CV

Alfabeta.

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito Wahyu Sukmana, dan Selly Herdianti,. 2001. Diktat Perpajakan. Bandung;


(5)

Indra Nugraha, 2014

Analisis ekualisasi spt ppn masa dengan spt pph badan pada pt. Australian belt scraper indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wirawan, B. Ilyas dan Rudy, Suhartono.2011. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Skripsi

Ria Embrina Lumbantoruan. (2010). Evaluasi Pajak Pertambahan Nilai Serta

Proses Equalisasi SPT Masa PPN Dengan SPT PPh Badan dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada BUT Hyundai Industries CO..,Ltd. Skirpsi. Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Ardiantha Saputra. ( 2005). Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi

Aktiva Tetap Dan Perhitungan Besarnya Pajak Terhutang Wajib Pajak Badan. Skripsi. Universitas Widyatama, Bandung.

Wilson Gustiawan (2009). Analisis Perbedaan Peredaran Usaha pada SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan dengan Jumlah Penyerahan Pada SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus PT. Totoku Toryo Indonesia). Skripsi. Politeknik Negeri Padang, Padang

Devi Lianawati Budiharjo. (2010). Ekualisasi SPT Tahunan dan SPT PPN

Masa pada UD X di surabaya. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Fita Christianty. (2012). Analisis Ekualiasasi Pajak Penghasilan Pasal 22 dan

Pajak Pertambahan Nilai di PT. Kas. Skripsi. Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

Linda Hestiana. (2013). Analisis Banding Sengketa Pajak penghasilan Badan

di Pengadilan Pajak. Skirpsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Undan-Undang

--- Undang-Undang No. 42 Tahun 2009. Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

--- Undang-Undang No. 36 tahun 2008 Tentang Perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1994.


(6)

--- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan