IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL, WONOSOBO.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL,
WONOSOBO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Septi Arumsari
NIM. 11102244025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2016
i
PERSETUJUAN
Skripsi
yang
berjudul
Identifikasi
Kebutuhan
Pemberdayaan
Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan, Kepil,
Wonosobo yang disusun oleh Septi Arumsari, NIM 11102244025 ini telah
disetujui oleh pemimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 14 Desember 20 J 5
Pembimbing
NIP. 19800924 20050 II 002
ii
SURATPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarla, 14 Desember 2015
Septi Arumsari
NIM. 11102244025
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang beIjudul "IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PENGRAIIN ANYAMAN BAMBU Dr DESA WARANGAN,
KEPIL, WONOSOBO" yang disusun oleh Septi Arumsari, NIM 11102244025 ini
telah dipertaruhkan di depan Dewan Penguji pada tanggal30 Desember 2015 dan
dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama
labatan
Dr. lis Prasetyo, M.M.
Ketua Penguji
Dr. Puji Yanti Fauziah, M.Pd Sekretaris Penguji
Dr. ArifRohman, M.Si
Penguji
Tanggal
TandaTangan
utanfiC
...
\;l. - 0 I - :lSI'
.
セ
.
' _ 1\ - 0 \ - :>.ot t
.
.
H
" 3 JAN 2016
セ
I
GiMセ
,, --(
iv
Yogyakarta,
:
.
Fakultas llmu Pendidikan
" Universitas Negeri ¥ogyakarta
Dekan,
-j9Pj[Zセエ
セ . セ[
19600902 198702 1001
f
MOTTO
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah
(Kahlil Gibran)
Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi perubahan yang Anda
harapkan dari orang lain
(Mahatma Gandhi)
v
PERSEMBAHAN
Atas karunia Alloh SWT, karya ini dipersembahkan untuk :
1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Suparyoto dan Ibu Sri Subekti yang tak
pernah lekang mendo’akan keberhasilan penulis dalam menyusun karya
ini.
2. Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang begitu besar.
vi
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL,
WONOSOBO
Oleh
SeptiArumsari
NIM. 11102244025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan identifikasi kebutuhan
pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengrajin
anyaman bambu di desa Warangan, dan (2) mendeskripsikan dan mengetahui
faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat terlaksananya
program pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu di desa Warangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Subyek penelitian ini adalah perangkat desa Warangan sebagai
penyelenggara program pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu sebagai
sasaran program dan warga belajar pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data
dilakukan dengan analisa data dan dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data, pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.
Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu
oleh pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi terstruktur. Teknik yang
digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan
kesimpulan. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan
trianggulasi metode. Artinya informasi dibandingkan dan dicek balik dalam waktu
dan alat yang berbeda. Sehingga keakuratan data diperoleh dari perbandingan
sumber satu dengan sumber yang lainnya dan dibandingkan dengan isi suatu
dokumen yang bersangkutan. Informasi diusahakan diperoleh dari narasumber
yang benar-benar mengetahui permasalahan dalam penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh pengrajin anyaman bambu di desa Warangan
adalah program pemberdayaan berbasis budaya lokal yang sesuai dengan potensi
yang pengrajin miliki yaitu dibidang kerajinan kemudian mereka menginginkan
adanya keberlanjutan program tidak hanya program yang singkat sehingga mereka
benar-benar bisa menguasai teknik-teknik yang dipakai dan bisa memandirikan
mereka. (2) faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat
meliputi faktor pendukungnya ialah dukungan dari pihak lembaga masyarakat dan
tutor; Faktor penghambat yaitu terletak pada sumber daya manusianya dan
penyelenggara program pemberdayaan masyarakat Desa Warangan.
Kata kunci: kebutuhan pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan
Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan, Kepil, Wonosobo”.
penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan,
bantuan, motivasi dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan
ini
perkenankan
penulis
menyampaikan
penghargaan
dan
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk menyusun skripsi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kelancaran
didalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Iis Prasetyo, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah berkenan
mengarahkan dan membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan.
6. Bapak kepala desa Warangan dan seluruh pengrajin serta masyarakat desa
Warangan, terimakasih atas ijin dan bantuannya dalam penelitian ini.
viii
7. Bapak, Ibu dan Kakak-kakakku atas do’a, perhatian, kasih sayang, dan segala
dukungannya.
8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah angakatan 2011 Tika, Fika,
Ruli, Wuri, Dita yang memberikan bantuan dan motivasi untuk selalu berjuang
dalam menyelesaikan skrispsi ini.
9. Teman- teman kontrakan Cibi dan keluarga 7D yang selalu memberikan
dukungan selama mengerjakan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu-persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga seluruh dukungan yang diberikan dapat
menjadi amal dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT dan semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama pemerhati Pendidikan
Luar Sekolah dan pendidikan masyarakat serta para pembaca umumnya, Amin.
Yogyakarta, Desember 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 13
x
1. Kajian Tentang Identifikasi Kebutuahan................................................... 13
a.
Pengertian Identifikasi Kebutuhan ..................................................... 13
b.
Proses Identifikasi Kebutuhan............................................................ 14
2. Kajian Tentang Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 25
a.
Pengertian Pemberdayaan .................................................................. 25
b.
Tahap Dan Proses Pemberdayaan Masyarakat................................... 28
c.
Prinsip Dan Tujuan............................................................................. 31
3. Potensi Pemberdayaan Dari Olahan Bambu ............................................. 34
a.
Pengertian Bambu .............................................................................. 34
b.
Jenis Dan Sifat Bambu ....................................................................... 36
c.
Pemilihan Dan Pengawetan Bambu ................................................... 38
d.
Pengolahan Dan Perawatan Bambu ................................................... 41
e.
Pengertian Kerajinan .......................................................................... 44
f.
Jenis Kerajinan Anyaman Bambu ...................................................... 46
g.
Jenis Dan Teknik Menganyam........................................................... 48
4. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 52
5. Kerangka Pikir........................................................................................... 55
6. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitaian .................................................................................. 58
B. Subjek Penelitian ........................................................................................... 59
C. Setting dan Waktu Penelitian......................................................................... 59
D. Metode Penelitian .......................................................................................... 60
E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 62
xi
F. Analis Data..................................................................................................... 62
G. Teknik Keabsahan Data / Trianggulasi.......................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 65
1. Deskripsi Wilayah ..................................................................................... 65
2. Susunan Perangkat Desa ........................................................................... 66
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 66
1. Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Dibutuhkan Masyarakat
Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan ........................................ 67
a. Potensi Desa Warangan....................................................................... 68
b. Program Pemberdayaan yang Sudah Pernah Dilaksanakan ................ 71
c. Hasil Yang Diperoleh.......................................................................... 74
d. Masalah Yang Muncul ........................................................................ 77
e. Solusi................................................................................................... 79
f. Penyadaran dan Pembentukan Perilaku masyarakat ........................... 80
g. Proses Transformasi Pengetahuan dan Kecakapan Ketrampilan ........ 81
2. Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Terlaksananya
Program
Pemberdayaan Masyarakat........................................................................ 82
a. Faktor Penghamabat ............................................................................ 82
b. Faktor Pendukung ............................................................................... 83
C.
Pembahasan................................................................................................... 84
1. Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Dibutuhkan Oleh Pengrajin
Anyaman Bambu di Desa Warangan ....................................................... 84
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Terlaksanaya Program Pemberdayaan
Masyarakat ............................................................................................... 91
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 94
B. Saran ............................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 99
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Statistik Kemiskinan dan Ketidak Setaraan ........................................... 1
Tabel 1.2 Tahap Pemberdayaan ............................................................................ 30
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Bagan Proses Identifikasi Kebutuhan ................................................. 15
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Pedoman Dokumentasi ................................................................... 100
Lampiran 2. Pedoman Wawancara .................................................................... 101
Lampiran 3. Catatan Lapangan .......................................................................... 110
Lampiran 4. Analisa Data dan Trianggulasi ....................................................... 122
Lampiran 5. Profil Desa Warangan .................................................................... 141
Lampiran 6. Struktur Perangkat Desa Warangan................................................ 144
Lampiran 7. Daftar Peserta Didik Program Pemberdayaan Masyarakat ............ 145
Lampiran 8. Dokumentasi Foto Hasil Penelitian ............................................... 148
Lampiran 9. Surat Perijinan
xvi
atarelakang
Populasi penduduk miskin di Indonesia sampai saat ini masih sangat besar,
tahun 2014 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis kemiskinan dengan
pendapatan perbulannya sebanyak Rp. 312, 328. Jumlah tersebut adalah setara
dengan USD $25 yang demikian berarti standar hidup yang sangat rendah, juga
untuk orang Indonesia. Namun jika kita menggunakan nilai garis kemiskinan yang
digunakan oleh Bank Dunia maka kita bisa melihat dari tabel 1.1:
abel
tatistik
emiskinan dan
etidaksetaraan
donesia
di
umber
ank
unia dan
adanusat
tatistik
emiskinan
elatif (%
dari
17.8
populasi
emiskinan
bsolut
39
(dalam
jutaan)
oefisien
ini
asio
ini
16.6
15.4
14.2
13.3
12.5
11.7
11.5
11.0
37
35
33
31
30
29
29
28
0.35
0.35
0.37
0.38
0.41
0.41
0.41
-
Tabel 1.1. menunjukkan penurunan kemiskinan nasional secara perlahan.
Namun pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan dan kondisi yang
tidak ketat mengenai identifikasi garis kemiskinan, sehingga yang terjadi adalah
gambar atau tabel tidak sesuai dengan kenyataan yang ada saat ini. Jika kita
menggunakan
nilai
garis
kemiskinan
1
yang
digunakan
Bank
Dunia
mengklasifikasikan
persentase
penduduk
Indonesia
yang
hidup
dengan
penghasilan kurang dari USD $25 perhari sebagai mereka yang hidup dibawah
garis kemiskinan, maka persentase dari tabel diatas menunjukkan bahwa penilaian
tidak akurat dan ditambahkan beberapa persen. Lebih lanjut lagi, menurut Bank
Dunia, angka penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari
USD $2 per hari mencapai angka 50.6 persen dari jumlah penduduk pada tahun
2009. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia hidup hampir
di bawah garis kemiskinan. Laporan dari media di Indonesia menyatakan bahwa
sekitar seperempat jumlah penduduk Indonesia (sekitar 60 juta jiwa) hidup sedikit
di atas garis kemiskinan (Bank Dunia dan BPS Indonesia: 2014)
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang mendasar yang
terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi Jawa
Tengah. Berdasarkan data resmi Badan Statistik Pusat (BPS) Jawa Tengah 2014,
jumlah presentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada bulan september 2013
yang sebesar 4,811 juta orang (14,44 persen), sedangkan pada Maret 2014
mencapai 4,836 juta orang (14,46 persen), sehingga mengalami peningkatan dari
tahun 2013 sampai 2014 sekitar 25, 11 ribu orang (0,02 persen) (BPS Jateng:
2014)
Tingkat kemiskinan daerah perdesaan dari bulan september 2013 sampai
bulan maret 2014 yaitu dari 16, 05 persen menjadi 15, 96 persen pada periode
yang sama. Jumlah ini menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah presentase
kemiskinan di daerah perdesaan (BPS Jateng: 2014)
2
Ditinjau dari segi sosial ekonomi, kondisi kesejahteraan masyarakat
semakin meningkat, terindikasi dengan menurunnya jumlah keluarga yang masuk
kategori pra sejahtera dan sejahtera I. Keluarga pra sejahtera di kabupaten
Wonosobo berjumlah (28,29 persen) dan (19,29 persen) masuk dalam keluarga
sejahtera I. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sosial ekonomi masyarakat Kabupaten
Wonosobo secara umum masih rendah (BPS Kab. Wonosobo: 2014)
Desa Warangan merupakan salah satu desa di kabupaten Wonosobo
Provinsi Jawa Tengah. Desa yang jumlah penduduknya terdiri dari 561 Kepala
Keluarga dengan jumlah masyarakat miskin 261 kepala keluarga dan masyarakat
menengah keatas 300 kepala keluarga. Penduduk desa Warangan bermata
pencaharian sebagai petani dengan jumlah 231 orang, buruh 161orang, PNS 6
orang, swasta 169 orang dan pengrajin 153 orang.
Desa yang berada di kaki gunung Sumbing ini merupakan desa yang
mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pengrajin.
Kehidupan warga desa Warangan bisa dikatakan sebagai desa yang berada
dibawah garis kemiskinan. Tingkat sosial ekonomi yang rendah merupakan ciriciri umum kehidupan keluarga miskin. Gambaran umum kondisi kemiskinan
dalam kehidupan masyarakat antara lain dapat dilihat dari fakta- fakta yang ada
seperti penghasilan yang rendah, kondisi perumahan yang tidak layak huni, pola
konsumsi atau gizi buruk, tingkat pendidikan anak, serta keterbatasanketerbatasan kebutuhan dasar lainnya. Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan hidup sehat,
3
kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan memperoleh kebutuhan sosial (Sri
Kuntari, 2008:6)
Negara dan pemerintah memberikan respon yang tinggi terhadap
permasalahan kemiskinan tersebut, dan menempatkan program pemberdayaan
masyarakat
sebagai
upaya
pengentasan
kemiskinan
dan
mengurangi
pengangguran. Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto dalam buku
Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan publik menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama
mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang
terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraan secara
mandiri (Mardikanto, Dkk, 2012:61). Menurut Tim Deliveri (2004) pada buku
“Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto “ (Mardikanto, Dkk, 2012:76)
“Pemberdayaan sebagai suatu proses yang bertitik tolak untuk
memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri
dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat sebaik
mungkin”.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pembangunan masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri. Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah juga termasuk
dalam upaya dalam pembagunan desa. Menurut Soetomo dalam buku Strategistrategi pembangunan masyarakat, pembangunan desa adalah suatu strategi
pembangunan yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari strategi
pembangunan desa (Soetomo, 2006: 159)
Pemberdayaan
yang
sudah
dilaksanakan
oleh
pemerintah
desa
bekerjasama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
4
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) yaitu pelatihan tata boga dan pelatihan
menjahit. Pelatihan tata boga yang diikuti oleh 4 dusun di desa Warangan dan
berjumlah 20 peserta pelatihan. Pelatihan dilaksanakan tiga hari dalam satu
minggu yaitu hari selasa, rabu dan jum’at. Tutor dalam pelatihan tata boga
didatangkan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Wonosobo. Pelatihan tata
boga dikatakan tidak berhasil karena dari 20 peserta pelatihan tidak ada yang
meneruskan berwirausaha atau bekerja dibidang tata boga. Para peserta pelatihan
tidak melanjutkan berwirausaha dalam bidang tata boga karena peralatan dalam
tata boga ini relatif mahal dan tidak terjangkau bagi para peserta, karena mayoritas
peserta pelatihan tata boga ini bekerja sebagai buruh, petani dan pengrajin.
Pelatihan tata boga ini juga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa.
Pelatihan yang juga pernah dilaksanakan oleh desa Warangan yaitu
pelatihan menjahit. Pelatihan menjahit diikuti oleh empat dusun yang ada didesa
Warangan yang berjumlah 25 peserta pelatihan. Mesin jahit yang disediakan
dalam pelatihan menjahit ini hanya 4 mesin jahit. Jika dibandingkan jumlah mesin
jahit dan jumlah peserta pelatihan tidak sebanding. Pelatihan menjahit ini
dilaksanakan satu minggu sekali yaitu pada hari minggu dan didampingi oleh
tutor yang berpengalaman dalam bidang menjahit. Pelatihan menjahit di desa
Warangan dikatakan berhasil karena dari 25 peserta pelatihan 15 diantaranya
bekerja dibidang jahit. Kebanyakan dari peserta pelatihan menjahit bekerja
sebagai jasa pembuatan dompet perhiasan. Pelatihan menjahit ini juga dikatakan
tidak berhasil karena dengan jumlah peserta yang banyak hanya disediakan 4
mesin jahit dan tidak ada keberlanjutan program. Dilihat dari hal tersebut, maka
5
perlunya identifikasi kebutuhan terkait kegiatan yang dilaksanakan, dimana
menurut Dick Leatherman pada buku The Training Trilogy Third Edition (2007:
3) bahwa:
“Needs assessments are processes used to identify specific problems
within an organization by using appropriate methods of gathering
information (such as surveys, interviews, observations, etc.), analyzing the
data to determine the causes of the problems, and then determining
appropriate solutions. Solutions may be interventions such as (but not
limited to): training; team building; conflict management; recruiting,
selection, or placement issues; succession planning; benchmarking;
salaries and benefits; individual coaching or counseling; performance
management; or process engineering “.
Identifikasi kebutuhan bisa diproses untuk mengidentifikasi masalah–
masalah yang khusus didalam sebuah organisasi dengan menggunakan metode
yang tepat untuk mengumpulkan informasi. Informasi bisa diperoleh dengan
menggunakan metode survei, wawancara dan observasi. Kemudian menganalisa
data yang sudah dikumpulkan untuk menentukan penyebab dari masalah dan
kemudian menciptakan atau memilih solusi yang tepat. Solusinya bisa seperti:
pelatihan, kerja kelompok, pengaturan permasalahan, memilih orang, penempatan,
perencanaan diawal, gaji, keuntungan-keuntungan, konsultasi dan pengaturan
kinerja.
Program-program
pemberdayaan
yang
sudah
dilaksanakan
pemerintah belum sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat
oleh
di desa
Warangan. Pemberdayaan tata boga dirasa kurang sesuai karena potensi yang
dimiliki oleh masyarakat desa Warangan bukan dibidang tata boga melainkan
dibidang pertanian dan kerajinan. pemberdayaan menjahit juga dirasa kurang
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa
6
Warangan. Pemberdayaan yang seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah yaitu
pemberdayaan yang sesuai dengan keahlian masyarakat desa Warangan, dengan
pemberdayaan dibidang pertanian atau kerajinan. Terjadinya program yang
kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ini, mungkin terjadi karena
kurangnya identifikasi kebutuhan pada masyarakat sasaran.
Desa Warangan merupakan desa yang dikenal menjadi desa penghasil
kerajinan anyaman bambu. Anyaman bambu merupakan kerajinan tradisional
yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan tidak terkecuali yaitu Desa
Warangan. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat Desa Warangan
menggantungkan hidupnya pada sektor kerajinan anyaman bambu dan ditunjang
dengan bahan baku yang sangat berlimpah. Menganyam bambu untuk dibuat
berbagai bentuk merupakan hal yang sangat berkembang pada zaman dahulu.
Banyaknya pohon bambu yang dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan berbagai macam bentuk tersebut, perkembangan anyaman bambu
hampir menjangkiti seluruh dusun yang ada di Desa Warangan. Anyaman bambu
seringkali dibuat oleh hampir setiap orang di setiap dusun. Pada awalnya hasil
kerajinan anyaman bambu hanya diproduksi untuk digunakan dalam kehidupan
sehari – hari, namun sekarang anyaman bambu sudah diproduksi untuk dijual
keliling desa sekitar dan ke pasar tradisional yang berada di dekat Desa
Warangan. Sekarang kerajinan bambu lebih banyak di jual ke pengepul dan
pengepul dijual lagi ke kota besar.
Kerajinan bambu yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Warangan adalah
perabot rumah tangga yang dibuat dengan anyaman bambu. Produk yang
7
dihasilkan yaitu berupa ceting/bakul, tampah, besek. Pada zaman sekarang
anyaman bambu ada yang masih digunakan untuk kepentingan sehari- hari,
namun ada juga yang sudah ditinggalkan oleh masyarakat. Masyarakat sekarang
menganggap kerajinan anyaman bambu ini adalah produk yang kuno yang sudah
tergantikan. Karena minat masyarakat yang cenderung lebih memilih barangbarang yang praktis untuk digunakan, maka barang yang terbuat dari anyaman
bambu seperti cetik, besek, tampah kini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian
besar masyarakat. Hal ini yang menyebabkan kerajinan anyaman bambu di Desa
Warangan tidak berkembang dan menghambat perekonomian masyarakat karena
hasil kerajinan yang kurang begitu menunjang untuk memenuhi kehidupan seharihari.
Kerajinan bambu ini dijual dengan harga yang relatif murah dan
kurangnya minat masyarakat sekarang untuk membeli produk – produk dari
bambu ini menurunkan penghasilan sehari – hari para pengrajin anyaman bambu.
Kerajinan bambu yang berupa ceting hanya dijual Rp. 5.000 dan tampah hanya
dijual Rp. 7.000, bambu juga tidak diolah sendiri oleh pengrajin tetapi untuk
menyiangi bambu para pengrajin membayar orang dengan bayaran Rp. 25.000 per
hari. Keuntungan bersih yang didapat dalam satu jenis kerajinan hanya Rp. 1.000.
kerajinan bambu yang dari dahulu hingga sekarang hanya dibuat sebagai tampah
dan ceting dengan keuntungan yang sedikit dan kurangnya wawasan pengrajin
tentang berbagai macam kerajinan dari bambu
berkembang.
8
menyebabkan mereka tidak
Pohon bambu yang semakin menipis juga menjadi permasalahan bagi
warga desa Warangan, hal ini terjadi karena pohon bambu yang terus menerus
ditebang dan pertumbuhan bambu yang sangat lama. Bambu yang harus dibeli
seharga Rp. 10.000 perbatang, sedangkan satu batang bambu bisa menjadi 7- 9
kerajinan anyaman bambu. Hasil dari penjualan kerajinan ini tidak hanya sematamata untuk memenuhi kehidupan sehari- hari tetapi juga di sisihkan untuk
membeli bambu. Maka dari itu pemberdayaan yang dibutuhkan oleh masyarakat
desa Warangan yaitu ketrampilan yang bisa menambah penghasilan mereka dan
membangkitkan kembali kerajinan bambu di desa Warangan.
!"entifikasi#asalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat di identifikasikan
beberapa masalah yang muncul dalam penelitian ini, yaitu :
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan di desa Warangan.
2. Pemberdayaan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah belum begitu sesuai
dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh desa Warangan.
3. Kurang tepatnya program pemberdayaan masyarakat di Desa Warangan.
4. Belum berkembangnya kerajinan bambu karena kurang kreatif dan inovatif
karena selama ini kerajinan yang diproduksi masih monoton.
5. Belum ada pemberdayaan masyarakat terkait produktivitas kerajinan bambu.
6. Belum ada kesadaran masyarakat akan tebang pilih dan reboisasi sumber
daya alam khususnya bahan utama kerajinan
9
$% &embatasan
'asalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, permasalahan
dalam penelitian ini maka hanya akan dibatasi pada “kurang tepatnya kebutuhan
program pemberdayaan masyarakat di Desa Warangan “ sehingga dibutuhkannya
pemberdayaan yang sesuai dengan ketrampilan masyarakat dan bisa menambah
pendapatan yang bisa dijadikan sebagai penambah hidup sehari-hari dan bisa
meningkatkan perekonomian pengrajin anyaman bambu. Penelitian ini berjudul “
identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu di
Desa Warangan “.
(% )umusan
'asalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Identifikasi
kebutuhan
pemberdayaan
masyarakat
seperti
apa
yang
dibutuhkan oleh masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa Warangan?
2. Faktor- faktor apa saja yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat
terlaksananya program pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu
di Desa Warangan ?
*% +ujuan
&enelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa
Warangan.
10
2. Mendeskripsikan dan mengetahui faktor- faktor yang berpotensi menjadi
pendukung
dan
penghambat
terlaksananya
program
pemberdayaan
masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa Warangan.
,- .anfaat
/enelitian
Manfaat hasil penelitian identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat
pengrajin anyaman bambu di desa Warangan, Kepil, Wonosobo adalah :
1. Manfaat Teoritis
a) Pengembangan keilmuan pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah
maupun bagi para peneliti.
b) Memperkaya kajian tentang; (1) identifikasi kebutuhan pemberdayaan
masyarakat, (2) pembinaan program pendidikan luar sekolah, (3)
perencanaan program pada umumnya. Hasil penelitian ini diharapkan juga
dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian-penelitian
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah Desa
1) Mempermudah pemerintah desa Warangan dalam mengembangkan
pelatihan dibidang kerajinan bambu
2) Dapat lebih memasyarakatkan pemanfaatatan potensi lokal dalam
dunia kerajinan untuk meningkatkan kualitas masyarakat.
3) Dapat memberikan contoh dalam mengidentifikasi kebutuhan
pemberdayaan bagi masyarakat desa Warangan.
b) Bagi Pendidikan Luar Sekolah
11
1) Memperkaya penelitian di bidang Pendidikan Luar Sekolah
2) Sebagai acuan dan masukan untuk membuat suatu program
pemberdayaan
masyarakat
mulai
dari
mengidentifikasi
kebutuhannya serta merencanakan suatu program pembelajaran luar
sekolah berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
12
010 22
314215 6789131
1: 3ajian
6ustaka
;: 3ajian tentang identifikasi
kebutuhan
a. Pengertian identifikasi kebutuhan
Identifikasi kebutuhan sebenarnya adalah kegiatan mencari, menemukan,
mengumpulkan data sasaran dan aspek lain yang terkait dengan program yang
akan dilaksanakan. Menurut Dick Learterman (2007:3) identifikasi kebutuhan
adalah
“Needs assessments are processes used to identify specific problems
within an organization by using appropriate methods of gathering
information (such as surveys, interviews, observations, etc.), analyzing the
data to determine the causes of the problems, and then determining
appropriate solutions. Solutions may be interventions such as (but not
limited to): training; team building; conflict management; recruiting,
selection, or placement issues; succession planning; benchmarking;
salaries and benefits; individual coaching or counseling; performance
management; or process engineering”.
Menurut pendapat Dick Learerment diatas identifikasi kebutuhan secara
umum bisa diproses untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang khusus atau
detail di dalam sebuah organisasi dengan menggunakan metode yang tepat untuk
mengumpulkan informasi. Informasi dapat dikumpulkan dengan cara survei,
wawancara dan observasi. Kemudian menganalisa data yang sudah dikumpulkan
untuk menentukan penyebab dari masalah dan kemudian menciptakan atau
memilih solusi yang tepat. Solusi yang tepat bisa seperti ( Pelatihan, team work,
pengaturan permasalahan, memilih orang, perencanaan diwal, pengaturan kinerja,
gaji, keuntungan-keuntungan, konseling ).
13
Identifikasi kebutuhan dimaknai sebagai suatu kegiatan mengumpulkan,
mengidentifikasi, menelaah, dan menyimpulkan informasi- informasi yang
menggambarkan suatu kesenjangan antara apa yang harusnya dicapai dengan
suatu yang dimiliki (Entoh Tohani,2011:389).
Definisi yang lebih sempit dikemukakan oleh Dick Learterman (2007:3)
identifikasi kebutuhan adalah
“A training needs assessment identifies specifik problems
within an
organization by using appropriate methods of gathering information (such
as surveys, interviews, observations, etc), determines which of the
problems requires a training solution, and then uses the information to
design training interventions that solve the original problem”.
Fokus pada definisi yang lebih sempit dari identifikasi kebutuhan yaitu
sebuah pelatihan membutuhkan penafsiran yang mengidentifikasi masalah yang
spesifik didalam sebuah organisasi menggunakan metode yang tepat dengan
gabungan informasi seperti (survei, interview, observasi) menentukan yang mana
masalah-masalah yang menjadi pemecahan sebuah pelatihan tersebut untuk
merancang intervensi pelatihan yang menyelesaikan masalah sebenarnya.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi kebutuhan
adalah suatu kegiatan mencari, mengumpulkan data atau informasi yang
dibutuhkan dan masalah-masalah yang khusus atau detail untuk memudahkan
dalam merancang program yang akan dilaksanakan dengan cara atau metode yang
tepat.
b.
Proses identifikasi kebutuhan
Menurut Dick Leartherman (2007:2) proses yang harus dilalui dalam
mengidentifikasi yang itu dengan cara sebagai berikut :
14
Organizatioanal
Need Assessment
1.
2.
3.
4.
Sampling Procedures
Collecting Information
Analiyzing Data
Providing Feedback
Program
Evaluation
Development
Program / Course
Facilitation
Gambar 1. Bagan Proses Identifikasi Kebutuhan
Bagan diatas menjelaskan bahwa yang harus dilalui dalam proses
mengidentifikasi yaitu dengan cara mencari sampel, mengumpulkan informasi,
analisa data, penyediaan umpan balik. Dari langkah pertama itu lalu akan
dievaluasi dan mendapatkan program yang cocok untuk masalah tersebut dari
evaluasi dan pengembangan program ada tibal balik diantara keduanya dan akan
mendapatkan solusi dari apa yang sudah dievaluasi. Perubahan eksternal beserta
respon pelatihan yang perlu dilakukan menurut Dick Leartherman ada empat
yaitu:
15
A.
?engumpulan
@Aformasi
(Collecting informatio)
Terdapat empat cara dalam mengumpulkan informasi yaitu sebagai
berikut:
B> Cetode
Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi akurat mengenai kebutuhan pelatihan disuatu perusahaan. Metodemetode ini dapat digolongkan dalam dua kategori: internal dan eksternal.
Internal. Metode ini cenderung berupa teknik yang digunaan dengan
individu dalam perusahaan atau catatan tertulis mengenai individu tersebut.
Metode internal meliputi:
1.
Observasi
2.
Wawancara dengan pertanyaan terstruktur
3.
Instrumen
a. Instrumen persepsi (berupa survei dan angket yang mencatat seberapa jauh
individu memandang dirinya, individu lain, atau perusahaan)
b. Instrumen berbasis pengetahuan (berupa tes yang mengukur pengetahuan
individu akan suatu bidang tertentu)
4.
Catatan dan laporan manajemen
5.
Analisis masalah kelompok
6.
Penaksiran performa
18
7.
Setting tujuan
8.
Sesi bimbingan karier
Metode eksternal umumnya berkaitan dengan informasi yang berasal dari
luar perusahaan. Misalnya, kita mungkin membaca suatu artikel di ASTD Journal
mengenai kemampuan yang dibutuhkan untuk menyampaikan berita buruk kepada
kolega. Jika dalam perusahaan sedang terjadi proses pengurangan karyawan,
alihdaya, atau pemindahan fungsi perusahaan ke negara lain, kita mungkin
melihat suatu kebutuhan logis akan training kepemimpinan untu menyampaikan
berita buruk. Metode eksternal meliputi strategi-strategi di bawah ini:
1.
Konsultan luar perusahaan atau ahli di bidang tertentu.
2.
Media cetak (buku, artikel, dan internet)
3.
Catatan dan laporan dari perusahaan lain yang sejenis, atau perusahaan yang
ikut terlibat dalam sejumlah kegiatan perusahaan (contoh: asosiasi
perusahaan)
Metode penilaian kebutuhan yang di pilih bergantung pada kriteria yang
ditentukan. Contohnya dapat mempertimbangkan:
1.
Informasi spesifik yang dicari
2.
Cara terbaik mengumpulkan informasi yang diperlukan
3.
Jumlah waktu dan uang yang diperlukan dan dimiliki
4.
Pihak yang terlibat
5.
Hal yang akan dilakukan pada informasi yang diperoleh
6.
Seberapa jauh kebutuhan training
7.
Kerahasiaan data
19
8.
Tingkat kepercayaan
9.
Kenyamanan penilai dengan metode penilaian kebutuhan.
DE Ferahasiaan
Menjaga kepercayaan dalam riset yang subjeknya manusia adalah hal yang
sangat penting. Etika perilaku, perusahaan, dan hukum mewajibkannya! ! The
“Code of Federal Regulations,” Title 45, “Public Welfare,” Part 46, “Protection
of Human Subjects” mengisyaratkan bahwa informasi yang diperoleh dari
individu harus dijaga kerahasiannya. Aturan ini menyatakan bahwa kita dilarang
menyingkap pernyataan individu di luar penelitian yang beresiko pada tindakan
kriminal atau sipil, atau yang merusak keuangan, kepegawaian, atau nama
baiknya.
Pernyataan di atas berarti bahwa dilarang menyangkutkan nama individu
yang di wawancarai
dengan informasi spesifik yang diterima dari individu
tersebut. Dilarang memberikan informasi kapada manajemen atau orang lain yang
dapat menyebabkan mereka mengetahui individu yang memberikan informasi.
Pelanggaran aturan ini dapat berakibat serius.
GE Hnalisis
Iata
(Analiyzing dataJ
Menganalisa data biasanya menggunakan metode statistik. Statistik yang
digunakan yaitu statistik dasar dan prosedur statistik dasar yaitu sebagai berikut :
a. Statistika: suatu langkah matematis untuk menghasilkan informasi bermakna
dari sekelompok angka.
20
b. Statistika Deskriptif: Angka yang merangkum dan mendeskripsikan data.
Angka-angka ini disebut: mean, median, moduse, persentil, dan standar
deviasi.
c. Mean (rerata): nilai rata-rata dari sejumlah urutan angka.
d. Median (nilai tengah): nilai tengah dari sejumlah urutan angka.
e. Modus: angka yang paling sering muncul dalam urutan angka.
f. Distribusi: skor tes analisis kebutuhan, beserta frekuensi (kemunculan angka
khusus) setiap skor.
g. Kurva bentuk lonceng: suatu kurva yang dihasilkan dari distribusi skor yang
disebut ‘distribusi normal’.
h. Persentil: angka persentil dinyatakan sebagai persentase dan merupakan
peringkat.
Standar
Deviasi
(SD):
Standar
deviasi
merupakan
angka
yang
menginformasikan rentangan skor kelompok. Jika skornya rapat, angka SDnya
kecil. Sebaliknya, jika skornya menyebar, angka standar deviasinya besar. Jika
kita mengerjakan suatu tes dan mengetahui mean dan standar deviasi, kita dapat
membandingkan skor kita dengan skor orang lain yang mengerjakan tes yang
sama, dua faktor itu menginformasikan hasil tes yang telah kita kerjakan.
KL Providing feed back MpemberianN umpan balik
Menurut Ron Zemke dan Thomas Kramlinger dalam Dick Leartheman
menyatakan bahwa
“The quality of a results presentation is more important than the quality of
study that produced the results.” Unfortunately, they are right! I have seen
outstanding needs assessment studies presented so poorly that the lack of
21
management acceptance evoked was easily predicted. On the other hand, I
have seen the old “laundry list” assessment results presented so well that
acceptance was certain.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil presentasi lebih
penting dibanding kualitas penelitian yang menghasilkan hasil. Pada proses
perencanaan pelaksanaan rapat umpan balik mengenai hasil penilaian kebutuhan,
kita perlu mempertimbangkan tujuan utama. Namun, sebelum menentukannya
kita perlu mempertimbangkan kepada siapa presentasi akan disampaikan.
Umumnya terdapat tiga kelompok yang perlu dipertimbangkan dan masingmasing memerlukan tujuan yang berbeda, antara lain: manajemen eksekutif,
manajemen (pimpinan para peserta pelatihan), dan individu yang akan dilatih.
Gambaran singkat dari temuan-temuan kepada para manajer sebelum merancang
program pelatihan :
Q eksekutif
aO Executive Presentations Ppresentasi
Yang umum terjadi adalah para trainer adalah orang yang senang sekali
berbicara. Hal ini seharusnya menjadi aset profesi yang berkaitan dengan
komunikasi. Namun, bahaya yang timbul adalah kita terlalu banyak bicara karena
terlalu banyak hal yang bicarakan. Andaikan melakukan analisis kebutuhan yang
muluk-muluk dan membuang banyak waktu dengan komputer dan program
statistik untuk mencari jawaban yang baik atas pertanyaan yang diajukan peserta.
Namun, dalam presentasi selama satu jam, kita telah menggunakan 45 menit
secara tidak efisien. Ketika menyadarinya, kita mempercepat presentasi agar
dapat menyajikan keseluruhan materi sebelum waktunya habis. Dampaknya
adalah presentasi kita menjadi berantakan. Saat merancang presentasi, kita dapat
mengikuti lima langkah berikut:
22
1. Ringkaslah Hasil Temuan Utama. Ketika meringkas kita secara tak langsung
ikut menyusun keterangan singkat mengenai prosedur pelaksanaan penilaian
kebutuhan, dan lalu kita menyajikannya tanpa perlu banyak mengedit. Kita
dapat melaporkan apa yang telah kita lakukan, apa yang kita lakukan secara
singkat, dan apa yang ita telah temukan, sajikan kesimpulan pendahuluan.
2. Buatlah rekomendasi. Di sini adalah tempat kita melakukan proses editing.
Apabila datanya menghasilkan kesimpulan yang jelas, kita harus membuat
rekomendasi sebagai seorang pakar HRD.
3. Deskripsikan Ekspektasi Pekerja. Pada langkah keempat, kita harus benarbenar berkomunikasi kepada eksekutif perihal efek proses penilaian
kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang jelas terjadi adalah
bahwa pelaksanaan penilaian kebutuhan pada suatu kelompok akan
meningkatkan ekspektasi kelompok akan sesuatu yang baru. Namun, jika
tidak ada hal terjadi, pelaksaan penilaian kebutuhan ini dapat menimbulkan
masalah yang lebih buruk dibanding sebelum pelaksanakan kegiatan.
4. Mintalah Persetujuan jika Diperlukan. Jika tujuan kita adalah untuk
memperoleh persetujuan dari eksekutif untuk melaksanakan training, maka
sekaranglah saatnya. Kita tentu tidak dapat mengharapkan pencapaian tujuan
apabila kita tidak memintanya. Di lain pihak, mungkin sangat beralasan untuk
tidak memperoleh persetujuan saat itu juga. Kuncinya jika ada kesempatan,
kerjakan.
23
Uanajemen
hadapan”
bR Management Presentation STresentasi “di
V
Sebelum menyusun presentasi manajemen, terdapat sejumlah tujuan yang
perlu diperhatikan, antara lain: Menyampaikan informasiW mengumpulkan
gagasan, memperoleh responW memperoleh kepemilikan manjemenW memperoleh
komitmen bagi tindakan perusahaan pada masa depan.
Saran-saran, yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya, yang berkaitan
dengan presentasi bagi eksekutif perusahaan, juga dapat diterapkan bagi
presentasi manajemen, misalnya: memanfaatkan waktu secara efektif dan efisian,
tidak menggunakan istilah khusus, dan memanfaatkan gambar-gambar saat
presentasi.
cR Employe Meeting Srapat prgawai
V
Merupakan kebijakan yang baik untuk melibatkan para manajer dalam
proses umpan balik (masukan) dengan membiarkan mereka memberikan hasil
penilaian kebutuhan bagi para anggotanya. Jadi, salah satu stategi presentasi
manajemen adalah untuk mengembangkan rencana bersama para manajer. Ketika
para manajer mengadakan rapat, mereka mungkin telah memiliki sejumlah
tujuan. Tujuan utama dari rapat ini adalah menginformasikan kepada para
pegawai mengenai hasil penilaian kebutuhan.
Hal ini akan membantu para peserta menerima program pelatihan di masa
akan datang, sesuai dengan hasil penemuan. Di samping itu, rapat ini juga dapat
dipakai sebagai kesempatan untuk mengumpulkan umpan balik/ masukan dari
para individu yang dinilai – sekali lagi agar pelatihan dapat diterima. Akhirnya,
penilaian kebutuhan dapat menemukan kebutuhan yang tidak berkaitan dengan
24
pelatihan, tetapi memerlukan sejumlah tidakan pada individu yang telah dinilai.
Dalam hal ini, para manager mungkin perlu menciptakan perecanaan tindakan
untuk mengimplementasikan solusi.
XY Zajian tentang pemberdayaan masyarakat
Konsep pemberdayaan sebenarnya sangat terkait erat dengan konsep
pembangunan alternalif (alternative development) yang dikemukakan oleh John
Friedman dalam Suparjan (2003 : 42). Pemberdayaan juga erat kaitannya dengan
konsep memandirikan, partisipasi dan jaringan kerja. Berkenaan dengan fokus
penelitian ini menyatukan persepsi maka diungkapkan pengertian pemberdayaan
secara umum, pengertian pemberdayaan perempuan, tahap dan proses
pemberdayaan masyarakat, dan pola pemberdayaan masyarakat.
aY
[engertian
[emberdayaan
Di Indonesia istilah pemberdayaan masyarakat sudah dikenal sejak tahun
1990-an, yaitu berasal dari kata dasar daya yang berarti ten
PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL,
WONOSOBO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Septi Arumsari
NIM. 11102244025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2016
i
PERSETUJUAN
Skripsi
yang
berjudul
Identifikasi
Kebutuhan
Pemberdayaan
Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan, Kepil,
Wonosobo yang disusun oleh Septi Arumsari, NIM 11102244025 ini telah
disetujui oleh pemimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 14 Desember 20 J 5
Pembimbing
NIP. 19800924 20050 II 002
ii
SURATPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarla, 14 Desember 2015
Septi Arumsari
NIM. 11102244025
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang beIjudul "IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PENGRAIIN ANYAMAN BAMBU Dr DESA WARANGAN,
KEPIL, WONOSOBO" yang disusun oleh Septi Arumsari, NIM 11102244025 ini
telah dipertaruhkan di depan Dewan Penguji pada tanggal30 Desember 2015 dan
dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama
labatan
Dr. lis Prasetyo, M.M.
Ketua Penguji
Dr. Puji Yanti Fauziah, M.Pd Sekretaris Penguji
Dr. ArifRohman, M.Si
Penguji
Tanggal
TandaTangan
utanfiC
...
\;l. - 0 I - :lSI'
.
セ
.
' _ 1\ - 0 \ - :>.ot t
.
.
H
" 3 JAN 2016
セ
I
GiMセ
,, --(
iv
Yogyakarta,
:
.
Fakultas llmu Pendidikan
" Universitas Negeri ¥ogyakarta
Dekan,
-j9Pj[Zセエ
セ . セ[
19600902 198702 1001
f
MOTTO
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah
(Kahlil Gibran)
Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi perubahan yang Anda
harapkan dari orang lain
(Mahatma Gandhi)
v
PERSEMBAHAN
Atas karunia Alloh SWT, karya ini dipersembahkan untuk :
1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Suparyoto dan Ibu Sri Subekti yang tak
pernah lekang mendo’akan keberhasilan penulis dalam menyusun karya
ini.
2. Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang begitu besar.
vi
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA WARANGAN, KEPIL,
WONOSOBO
Oleh
SeptiArumsari
NIM. 11102244025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan identifikasi kebutuhan
pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengrajin
anyaman bambu di desa Warangan, dan (2) mendeskripsikan dan mengetahui
faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat terlaksananya
program pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu di desa Warangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Subyek penelitian ini adalah perangkat desa Warangan sebagai
penyelenggara program pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu sebagai
sasaran program dan warga belajar pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data
dilakukan dengan analisa data dan dilakukan bersamaan dengan pengumpulan
data, pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.
Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu
oleh pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi terstruktur. Teknik yang
digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan
kesimpulan. Teknik trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan
trianggulasi metode. Artinya informasi dibandingkan dan dicek balik dalam waktu
dan alat yang berbeda. Sehingga keakuratan data diperoleh dari perbandingan
sumber satu dengan sumber yang lainnya dan dibandingkan dengan isi suatu
dokumen yang bersangkutan. Informasi diusahakan diperoleh dari narasumber
yang benar-benar mengetahui permasalahan dalam penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) program pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh pengrajin anyaman bambu di desa Warangan
adalah program pemberdayaan berbasis budaya lokal yang sesuai dengan potensi
yang pengrajin miliki yaitu dibidang kerajinan kemudian mereka menginginkan
adanya keberlanjutan program tidak hanya program yang singkat sehingga mereka
benar-benar bisa menguasai teknik-teknik yang dipakai dan bisa memandirikan
mereka. (2) faktor-faktor yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat
meliputi faktor pendukungnya ialah dukungan dari pihak lembaga masyarakat dan
tutor; Faktor penghambat yaitu terletak pada sumber daya manusianya dan
penyelenggara program pemberdayaan masyarakat Desa Warangan.
Kata kunci: kebutuhan pemberdayaan masyarakat, pengrajin bambu.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Kebutuhan Pemberdayaan
Masyarakat Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan, Kepil, Wonosobo”.
penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan,
bantuan, motivasi dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan
ini
perkenankan
penulis
menyampaikan
penghargaan
dan
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk menyusun skripsi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kelancaran
didalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Iis Prasetyo, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah berkenan
mengarahkan dan membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan.
6. Bapak kepala desa Warangan dan seluruh pengrajin serta masyarakat desa
Warangan, terimakasih atas ijin dan bantuannya dalam penelitian ini.
viii
7. Bapak, Ibu dan Kakak-kakakku atas do’a, perhatian, kasih sayang, dan segala
dukungannya.
8. Teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah angakatan 2011 Tika, Fika,
Ruli, Wuri, Dita yang memberikan bantuan dan motivasi untuk selalu berjuang
dalam menyelesaikan skrispsi ini.
9. Teman- teman kontrakan Cibi dan keluarga 7D yang selalu memberikan
dukungan selama mengerjakan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu-persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga seluruh dukungan yang diberikan dapat
menjadi amal dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT dan semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama pemerhati Pendidikan
Luar Sekolah dan pendidikan masyarakat serta para pembaca umumnya, Amin.
Yogyakarta, Desember 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 13
x
1. Kajian Tentang Identifikasi Kebutuahan................................................... 13
a.
Pengertian Identifikasi Kebutuhan ..................................................... 13
b.
Proses Identifikasi Kebutuhan............................................................ 14
2. Kajian Tentang Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 25
a.
Pengertian Pemberdayaan .................................................................. 25
b.
Tahap Dan Proses Pemberdayaan Masyarakat................................... 28
c.
Prinsip Dan Tujuan............................................................................. 31
3. Potensi Pemberdayaan Dari Olahan Bambu ............................................. 34
a.
Pengertian Bambu .............................................................................. 34
b.
Jenis Dan Sifat Bambu ....................................................................... 36
c.
Pemilihan Dan Pengawetan Bambu ................................................... 38
d.
Pengolahan Dan Perawatan Bambu ................................................... 41
e.
Pengertian Kerajinan .......................................................................... 44
f.
Jenis Kerajinan Anyaman Bambu ...................................................... 46
g.
Jenis Dan Teknik Menganyam........................................................... 48
4. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 52
5. Kerangka Pikir........................................................................................... 55
6. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitaian .................................................................................. 58
B. Subjek Penelitian ........................................................................................... 59
C. Setting dan Waktu Penelitian......................................................................... 59
D. Metode Penelitian .......................................................................................... 60
E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 62
xi
F. Analis Data..................................................................................................... 62
G. Teknik Keabsahan Data / Trianggulasi.......................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 65
1. Deskripsi Wilayah ..................................................................................... 65
2. Susunan Perangkat Desa ........................................................................... 66
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 66
1. Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Dibutuhkan Masyarakat
Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Warangan ........................................ 67
a. Potensi Desa Warangan....................................................................... 68
b. Program Pemberdayaan yang Sudah Pernah Dilaksanakan ................ 71
c. Hasil Yang Diperoleh.......................................................................... 74
d. Masalah Yang Muncul ........................................................................ 77
e. Solusi................................................................................................... 79
f. Penyadaran dan Pembentukan Perilaku masyarakat ........................... 80
g. Proses Transformasi Pengetahuan dan Kecakapan Ketrampilan ........ 81
2. Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Terlaksananya
Program
Pemberdayaan Masyarakat........................................................................ 82
a. Faktor Penghamabat ............................................................................ 82
b. Faktor Pendukung ............................................................................... 83
C.
Pembahasan................................................................................................... 84
1. Program Pemberdayaan Masyarakat Yang Dibutuhkan Oleh Pengrajin
Anyaman Bambu di Desa Warangan ....................................................... 84
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Terlaksanaya Program Pemberdayaan
Masyarakat ............................................................................................... 91
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 94
B. Saran ............................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 99
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Statistik Kemiskinan dan Ketidak Setaraan ........................................... 1
Tabel 1.2 Tahap Pemberdayaan ............................................................................ 30
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Bagan Proses Identifikasi Kebutuhan ................................................. 15
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 55
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Pedoman Dokumentasi ................................................................... 100
Lampiran 2. Pedoman Wawancara .................................................................... 101
Lampiran 3. Catatan Lapangan .......................................................................... 110
Lampiran 4. Analisa Data dan Trianggulasi ....................................................... 122
Lampiran 5. Profil Desa Warangan .................................................................... 141
Lampiran 6. Struktur Perangkat Desa Warangan................................................ 144
Lampiran 7. Daftar Peserta Didik Program Pemberdayaan Masyarakat ............ 145
Lampiran 8. Dokumentasi Foto Hasil Penelitian ............................................... 148
Lampiran 9. Surat Perijinan
xvi
atarelakang
Populasi penduduk miskin di Indonesia sampai saat ini masih sangat besar,
tahun 2014 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis kemiskinan dengan
pendapatan perbulannya sebanyak Rp. 312, 328. Jumlah tersebut adalah setara
dengan USD $25 yang demikian berarti standar hidup yang sangat rendah, juga
untuk orang Indonesia. Namun jika kita menggunakan nilai garis kemiskinan yang
digunakan oleh Bank Dunia maka kita bisa melihat dari tabel 1.1:
abel
tatistik
emiskinan dan
etidaksetaraan
donesia
di
umber
ank
unia dan
adanusat
tatistik
emiskinan
elatif (%
dari
17.8
populasi
emiskinan
bsolut
39
(dalam
jutaan)
oefisien
ini
asio
ini
16.6
15.4
14.2
13.3
12.5
11.7
11.5
11.0
37
35
33
31
30
29
29
28
0.35
0.35
0.37
0.38
0.41
0.41
0.41
-
Tabel 1.1. menunjukkan penurunan kemiskinan nasional secara perlahan.
Namun pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan dan kondisi yang
tidak ketat mengenai identifikasi garis kemiskinan, sehingga yang terjadi adalah
gambar atau tabel tidak sesuai dengan kenyataan yang ada saat ini. Jika kita
menggunakan
nilai
garis
kemiskinan
1
yang
digunakan
Bank
Dunia
mengklasifikasikan
persentase
penduduk
Indonesia
yang
hidup
dengan
penghasilan kurang dari USD $25 perhari sebagai mereka yang hidup dibawah
garis kemiskinan, maka persentase dari tabel diatas menunjukkan bahwa penilaian
tidak akurat dan ditambahkan beberapa persen. Lebih lanjut lagi, menurut Bank
Dunia, angka penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari
USD $2 per hari mencapai angka 50.6 persen dari jumlah penduduk pada tahun
2009. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia hidup hampir
di bawah garis kemiskinan. Laporan dari media di Indonesia menyatakan bahwa
sekitar seperempat jumlah penduduk Indonesia (sekitar 60 juta jiwa) hidup sedikit
di atas garis kemiskinan (Bank Dunia dan BPS Indonesia: 2014)
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang mendasar yang
terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi Jawa
Tengah. Berdasarkan data resmi Badan Statistik Pusat (BPS) Jawa Tengah 2014,
jumlah presentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada bulan september 2013
yang sebesar 4,811 juta orang (14,44 persen), sedangkan pada Maret 2014
mencapai 4,836 juta orang (14,46 persen), sehingga mengalami peningkatan dari
tahun 2013 sampai 2014 sekitar 25, 11 ribu orang (0,02 persen) (BPS Jateng:
2014)
Tingkat kemiskinan daerah perdesaan dari bulan september 2013 sampai
bulan maret 2014 yaitu dari 16, 05 persen menjadi 15, 96 persen pada periode
yang sama. Jumlah ini menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah presentase
kemiskinan di daerah perdesaan (BPS Jateng: 2014)
2
Ditinjau dari segi sosial ekonomi, kondisi kesejahteraan masyarakat
semakin meningkat, terindikasi dengan menurunnya jumlah keluarga yang masuk
kategori pra sejahtera dan sejahtera I. Keluarga pra sejahtera di kabupaten
Wonosobo berjumlah (28,29 persen) dan (19,29 persen) masuk dalam keluarga
sejahtera I. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sosial ekonomi masyarakat Kabupaten
Wonosobo secara umum masih rendah (BPS Kab. Wonosobo: 2014)
Desa Warangan merupakan salah satu desa di kabupaten Wonosobo
Provinsi Jawa Tengah. Desa yang jumlah penduduknya terdiri dari 561 Kepala
Keluarga dengan jumlah masyarakat miskin 261 kepala keluarga dan masyarakat
menengah keatas 300 kepala keluarga. Penduduk desa Warangan bermata
pencaharian sebagai petani dengan jumlah 231 orang, buruh 161orang, PNS 6
orang, swasta 169 orang dan pengrajin 153 orang.
Desa yang berada di kaki gunung Sumbing ini merupakan desa yang
mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pengrajin.
Kehidupan warga desa Warangan bisa dikatakan sebagai desa yang berada
dibawah garis kemiskinan. Tingkat sosial ekonomi yang rendah merupakan ciriciri umum kehidupan keluarga miskin. Gambaran umum kondisi kemiskinan
dalam kehidupan masyarakat antara lain dapat dilihat dari fakta- fakta yang ada
seperti penghasilan yang rendah, kondisi perumahan yang tidak layak huni, pola
konsumsi atau gizi buruk, tingkat pendidikan anak, serta keterbatasanketerbatasan kebutuhan dasar lainnya. Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan hidup sehat,
3
kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan memperoleh kebutuhan sosial (Sri
Kuntari, 2008:6)
Negara dan pemerintah memberikan respon yang tinggi terhadap
permasalahan kemiskinan tersebut, dan menempatkan program pemberdayaan
masyarakat
sebagai
upaya
pengentasan
kemiskinan
dan
mengurangi
pengangguran. Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto dalam buku
Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan publik menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama
mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang
terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraan secara
mandiri (Mardikanto, Dkk, 2012:61). Menurut Tim Deliveri (2004) pada buku
“Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto “ (Mardikanto, Dkk, 2012:76)
“Pemberdayaan sebagai suatu proses yang bertitik tolak untuk
memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri
dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat sebaik
mungkin”.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pembangunan masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri. Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah juga termasuk
dalam upaya dalam pembagunan desa. Menurut Soetomo dalam buku Strategistrategi pembangunan masyarakat, pembangunan desa adalah suatu strategi
pembangunan yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari strategi
pembangunan desa (Soetomo, 2006: 159)
Pemberdayaan
yang
sudah
dilaksanakan
oleh
pemerintah
desa
bekerjasama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
4
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) yaitu pelatihan tata boga dan pelatihan
menjahit. Pelatihan tata boga yang diikuti oleh 4 dusun di desa Warangan dan
berjumlah 20 peserta pelatihan. Pelatihan dilaksanakan tiga hari dalam satu
minggu yaitu hari selasa, rabu dan jum’at. Tutor dalam pelatihan tata boga
didatangkan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Wonosobo. Pelatihan tata
boga dikatakan tidak berhasil karena dari 20 peserta pelatihan tidak ada yang
meneruskan berwirausaha atau bekerja dibidang tata boga. Para peserta pelatihan
tidak melanjutkan berwirausaha dalam bidang tata boga karena peralatan dalam
tata boga ini relatif mahal dan tidak terjangkau bagi para peserta, karena mayoritas
peserta pelatihan tata boga ini bekerja sebagai buruh, petani dan pengrajin.
Pelatihan tata boga ini juga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa.
Pelatihan yang juga pernah dilaksanakan oleh desa Warangan yaitu
pelatihan menjahit. Pelatihan menjahit diikuti oleh empat dusun yang ada didesa
Warangan yang berjumlah 25 peserta pelatihan. Mesin jahit yang disediakan
dalam pelatihan menjahit ini hanya 4 mesin jahit. Jika dibandingkan jumlah mesin
jahit dan jumlah peserta pelatihan tidak sebanding. Pelatihan menjahit ini
dilaksanakan satu minggu sekali yaitu pada hari minggu dan didampingi oleh
tutor yang berpengalaman dalam bidang menjahit. Pelatihan menjahit di desa
Warangan dikatakan berhasil karena dari 25 peserta pelatihan 15 diantaranya
bekerja dibidang jahit. Kebanyakan dari peserta pelatihan menjahit bekerja
sebagai jasa pembuatan dompet perhiasan. Pelatihan menjahit ini juga dikatakan
tidak berhasil karena dengan jumlah peserta yang banyak hanya disediakan 4
mesin jahit dan tidak ada keberlanjutan program. Dilihat dari hal tersebut, maka
5
perlunya identifikasi kebutuhan terkait kegiatan yang dilaksanakan, dimana
menurut Dick Leatherman pada buku The Training Trilogy Third Edition (2007:
3) bahwa:
“Needs assessments are processes used to identify specific problems
within an organization by using appropriate methods of gathering
information (such as surveys, interviews, observations, etc.), analyzing the
data to determine the causes of the problems, and then determining
appropriate solutions. Solutions may be interventions such as (but not
limited to): training; team building; conflict management; recruiting,
selection, or placement issues; succession planning; benchmarking;
salaries and benefits; individual coaching or counseling; performance
management; or process engineering “.
Identifikasi kebutuhan bisa diproses untuk mengidentifikasi masalah–
masalah yang khusus didalam sebuah organisasi dengan menggunakan metode
yang tepat untuk mengumpulkan informasi. Informasi bisa diperoleh dengan
menggunakan metode survei, wawancara dan observasi. Kemudian menganalisa
data yang sudah dikumpulkan untuk menentukan penyebab dari masalah dan
kemudian menciptakan atau memilih solusi yang tepat. Solusinya bisa seperti:
pelatihan, kerja kelompok, pengaturan permasalahan, memilih orang, penempatan,
perencanaan diawal, gaji, keuntungan-keuntungan, konsultasi dan pengaturan
kinerja.
Program-program
pemberdayaan
yang
sudah
dilaksanakan
pemerintah belum sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat
oleh
di desa
Warangan. Pemberdayaan tata boga dirasa kurang sesuai karena potensi yang
dimiliki oleh masyarakat desa Warangan bukan dibidang tata boga melainkan
dibidang pertanian dan kerajinan. pemberdayaan menjahit juga dirasa kurang
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa
6
Warangan. Pemberdayaan yang seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah yaitu
pemberdayaan yang sesuai dengan keahlian masyarakat desa Warangan, dengan
pemberdayaan dibidang pertanian atau kerajinan. Terjadinya program yang
kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ini, mungkin terjadi karena
kurangnya identifikasi kebutuhan pada masyarakat sasaran.
Desa Warangan merupakan desa yang dikenal menjadi desa penghasil
kerajinan anyaman bambu. Anyaman bambu merupakan kerajinan tradisional
yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan tidak terkecuali yaitu Desa
Warangan. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat Desa Warangan
menggantungkan hidupnya pada sektor kerajinan anyaman bambu dan ditunjang
dengan bahan baku yang sangat berlimpah. Menganyam bambu untuk dibuat
berbagai bentuk merupakan hal yang sangat berkembang pada zaman dahulu.
Banyaknya pohon bambu yang dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan berbagai macam bentuk tersebut, perkembangan anyaman bambu
hampir menjangkiti seluruh dusun yang ada di Desa Warangan. Anyaman bambu
seringkali dibuat oleh hampir setiap orang di setiap dusun. Pada awalnya hasil
kerajinan anyaman bambu hanya diproduksi untuk digunakan dalam kehidupan
sehari – hari, namun sekarang anyaman bambu sudah diproduksi untuk dijual
keliling desa sekitar dan ke pasar tradisional yang berada di dekat Desa
Warangan. Sekarang kerajinan bambu lebih banyak di jual ke pengepul dan
pengepul dijual lagi ke kota besar.
Kerajinan bambu yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Warangan adalah
perabot rumah tangga yang dibuat dengan anyaman bambu. Produk yang
7
dihasilkan yaitu berupa ceting/bakul, tampah, besek. Pada zaman sekarang
anyaman bambu ada yang masih digunakan untuk kepentingan sehari- hari,
namun ada juga yang sudah ditinggalkan oleh masyarakat. Masyarakat sekarang
menganggap kerajinan anyaman bambu ini adalah produk yang kuno yang sudah
tergantikan. Karena minat masyarakat yang cenderung lebih memilih barangbarang yang praktis untuk digunakan, maka barang yang terbuat dari anyaman
bambu seperti cetik, besek, tampah kini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian
besar masyarakat. Hal ini yang menyebabkan kerajinan anyaman bambu di Desa
Warangan tidak berkembang dan menghambat perekonomian masyarakat karena
hasil kerajinan yang kurang begitu menunjang untuk memenuhi kehidupan seharihari.
Kerajinan bambu ini dijual dengan harga yang relatif murah dan
kurangnya minat masyarakat sekarang untuk membeli produk – produk dari
bambu ini menurunkan penghasilan sehari – hari para pengrajin anyaman bambu.
Kerajinan bambu yang berupa ceting hanya dijual Rp. 5.000 dan tampah hanya
dijual Rp. 7.000, bambu juga tidak diolah sendiri oleh pengrajin tetapi untuk
menyiangi bambu para pengrajin membayar orang dengan bayaran Rp. 25.000 per
hari. Keuntungan bersih yang didapat dalam satu jenis kerajinan hanya Rp. 1.000.
kerajinan bambu yang dari dahulu hingga sekarang hanya dibuat sebagai tampah
dan ceting dengan keuntungan yang sedikit dan kurangnya wawasan pengrajin
tentang berbagai macam kerajinan dari bambu
berkembang.
8
menyebabkan mereka tidak
Pohon bambu yang semakin menipis juga menjadi permasalahan bagi
warga desa Warangan, hal ini terjadi karena pohon bambu yang terus menerus
ditebang dan pertumbuhan bambu yang sangat lama. Bambu yang harus dibeli
seharga Rp. 10.000 perbatang, sedangkan satu batang bambu bisa menjadi 7- 9
kerajinan anyaman bambu. Hasil dari penjualan kerajinan ini tidak hanya sematamata untuk memenuhi kehidupan sehari- hari tetapi juga di sisihkan untuk
membeli bambu. Maka dari itu pemberdayaan yang dibutuhkan oleh masyarakat
desa Warangan yaitu ketrampilan yang bisa menambah penghasilan mereka dan
membangkitkan kembali kerajinan bambu di desa Warangan.
!"entifikasi#asalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat di identifikasikan
beberapa masalah yang muncul dalam penelitian ini, yaitu :
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan di desa Warangan.
2. Pemberdayaan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah belum begitu sesuai
dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh desa Warangan.
3. Kurang tepatnya program pemberdayaan masyarakat di Desa Warangan.
4. Belum berkembangnya kerajinan bambu karena kurang kreatif dan inovatif
karena selama ini kerajinan yang diproduksi masih monoton.
5. Belum ada pemberdayaan masyarakat terkait produktivitas kerajinan bambu.
6. Belum ada kesadaran masyarakat akan tebang pilih dan reboisasi sumber
daya alam khususnya bahan utama kerajinan
9
$% &embatasan
'asalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, permasalahan
dalam penelitian ini maka hanya akan dibatasi pada “kurang tepatnya kebutuhan
program pemberdayaan masyarakat di Desa Warangan “ sehingga dibutuhkannya
pemberdayaan yang sesuai dengan ketrampilan masyarakat dan bisa menambah
pendapatan yang bisa dijadikan sebagai penambah hidup sehari-hari dan bisa
meningkatkan perekonomian pengrajin anyaman bambu. Penelitian ini berjudul “
identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu di
Desa Warangan “.
(% )umusan
'asalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Identifikasi
kebutuhan
pemberdayaan
masyarakat
seperti
apa
yang
dibutuhkan oleh masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa Warangan?
2. Faktor- faktor apa saja yang berpotensi menjadi pendukung dan penghambat
terlaksananya program pemberdayaan masyarakat pengrajin anyaman bambu
di Desa Warangan ?
*% +ujuan
&enelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa
Warangan.
10
2. Mendeskripsikan dan mengetahui faktor- faktor yang berpotensi menjadi
pendukung
dan
penghambat
terlaksananya
program
pemberdayaan
masyarakat pengrajin anyaman bambu di Desa Warangan.
,- .anfaat
/enelitian
Manfaat hasil penelitian identifikasi kebutuhan pemberdayaan masyarakat
pengrajin anyaman bambu di desa Warangan, Kepil, Wonosobo adalah :
1. Manfaat Teoritis
a) Pengembangan keilmuan pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah
maupun bagi para peneliti.
b) Memperkaya kajian tentang; (1) identifikasi kebutuhan pemberdayaan
masyarakat, (2) pembinaan program pendidikan luar sekolah, (3)
perencanaan program pada umumnya. Hasil penelitian ini diharapkan juga
dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian-penelitian
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pemerintah Desa
1) Mempermudah pemerintah desa Warangan dalam mengembangkan
pelatihan dibidang kerajinan bambu
2) Dapat lebih memasyarakatkan pemanfaatatan potensi lokal dalam
dunia kerajinan untuk meningkatkan kualitas masyarakat.
3) Dapat memberikan contoh dalam mengidentifikasi kebutuhan
pemberdayaan bagi masyarakat desa Warangan.
b) Bagi Pendidikan Luar Sekolah
11
1) Memperkaya penelitian di bidang Pendidikan Luar Sekolah
2) Sebagai acuan dan masukan untuk membuat suatu program
pemberdayaan
masyarakat
mulai
dari
mengidentifikasi
kebutuhannya serta merencanakan suatu program pembelajaran luar
sekolah berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat.
12
010 22
314215 6789131
1: 3ajian
6ustaka
;: 3ajian tentang identifikasi
kebutuhan
a. Pengertian identifikasi kebutuhan
Identifikasi kebutuhan sebenarnya adalah kegiatan mencari, menemukan,
mengumpulkan data sasaran dan aspek lain yang terkait dengan program yang
akan dilaksanakan. Menurut Dick Learterman (2007:3) identifikasi kebutuhan
adalah
“Needs assessments are processes used to identify specific problems
within an organization by using appropriate methods of gathering
information (such as surveys, interviews, observations, etc.), analyzing the
data to determine the causes of the problems, and then determining
appropriate solutions. Solutions may be interventions such as (but not
limited to): training; team building; conflict management; recruiting,
selection, or placement issues; succession planning; benchmarking;
salaries and benefits; individual coaching or counseling; performance
management; or process engineering”.
Menurut pendapat Dick Learerment diatas identifikasi kebutuhan secara
umum bisa diproses untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang khusus atau
detail di dalam sebuah organisasi dengan menggunakan metode yang tepat untuk
mengumpulkan informasi. Informasi dapat dikumpulkan dengan cara survei,
wawancara dan observasi. Kemudian menganalisa data yang sudah dikumpulkan
untuk menentukan penyebab dari masalah dan kemudian menciptakan atau
memilih solusi yang tepat. Solusi yang tepat bisa seperti ( Pelatihan, team work,
pengaturan permasalahan, memilih orang, perencanaan diwal, pengaturan kinerja,
gaji, keuntungan-keuntungan, konseling ).
13
Identifikasi kebutuhan dimaknai sebagai suatu kegiatan mengumpulkan,
mengidentifikasi, menelaah, dan menyimpulkan informasi- informasi yang
menggambarkan suatu kesenjangan antara apa yang harusnya dicapai dengan
suatu yang dimiliki (Entoh Tohani,2011:389).
Definisi yang lebih sempit dikemukakan oleh Dick Learterman (2007:3)
identifikasi kebutuhan adalah
“A training needs assessment identifies specifik problems
within an
organization by using appropriate methods of gathering information (such
as surveys, interviews, observations, etc), determines which of the
problems requires a training solution, and then uses the information to
design training interventions that solve the original problem”.
Fokus pada definisi yang lebih sempit dari identifikasi kebutuhan yaitu
sebuah pelatihan membutuhkan penafsiran yang mengidentifikasi masalah yang
spesifik didalam sebuah organisasi menggunakan metode yang tepat dengan
gabungan informasi seperti (survei, interview, observasi) menentukan yang mana
masalah-masalah yang menjadi pemecahan sebuah pelatihan tersebut untuk
merancang intervensi pelatihan yang menyelesaikan masalah sebenarnya.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi kebutuhan
adalah suatu kegiatan mencari, mengumpulkan data atau informasi yang
dibutuhkan dan masalah-masalah yang khusus atau detail untuk memudahkan
dalam merancang program yang akan dilaksanakan dengan cara atau metode yang
tepat.
b.
Proses identifikasi kebutuhan
Menurut Dick Leartherman (2007:2) proses yang harus dilalui dalam
mengidentifikasi yang itu dengan cara sebagai berikut :
14
Organizatioanal
Need Assessment
1.
2.
3.
4.
Sampling Procedures
Collecting Information
Analiyzing Data
Providing Feedback
Program
Evaluation
Development
Program / Course
Facilitation
Gambar 1. Bagan Proses Identifikasi Kebutuhan
Bagan diatas menjelaskan bahwa yang harus dilalui dalam proses
mengidentifikasi yaitu dengan cara mencari sampel, mengumpulkan informasi,
analisa data, penyediaan umpan balik. Dari langkah pertama itu lalu akan
dievaluasi dan mendapatkan program yang cocok untuk masalah tersebut dari
evaluasi dan pengembangan program ada tibal balik diantara keduanya dan akan
mendapatkan solusi dari apa yang sudah dievaluasi. Perubahan eksternal beserta
respon pelatihan yang perlu dilakukan menurut Dick Leartherman ada empat
yaitu:
15
A.
?engumpulan
@Aformasi
(Collecting informatio)
Terdapat empat cara dalam mengumpulkan informasi yaitu sebagai
berikut:
B> Cetode
Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi akurat mengenai kebutuhan pelatihan disuatu perusahaan. Metodemetode ini dapat digolongkan dalam dua kategori: internal dan eksternal.
Internal. Metode ini cenderung berupa teknik yang digunaan dengan
individu dalam perusahaan atau catatan tertulis mengenai individu tersebut.
Metode internal meliputi:
1.
Observasi
2.
Wawancara dengan pertanyaan terstruktur
3.
Instrumen
a. Instrumen persepsi (berupa survei dan angket yang mencatat seberapa jauh
individu memandang dirinya, individu lain, atau perusahaan)
b. Instrumen berbasis pengetahuan (berupa tes yang mengukur pengetahuan
individu akan suatu bidang tertentu)
4.
Catatan dan laporan manajemen
5.
Analisis masalah kelompok
6.
Penaksiran performa
18
7.
Setting tujuan
8.
Sesi bimbingan karier
Metode eksternal umumnya berkaitan dengan informasi yang berasal dari
luar perusahaan. Misalnya, kita mungkin membaca suatu artikel di ASTD Journal
mengenai kemampuan yang dibutuhkan untuk menyampaikan berita buruk kepada
kolega. Jika dalam perusahaan sedang terjadi proses pengurangan karyawan,
alihdaya, atau pemindahan fungsi perusahaan ke negara lain, kita mungkin
melihat suatu kebutuhan logis akan training kepemimpinan untu menyampaikan
berita buruk. Metode eksternal meliputi strategi-strategi di bawah ini:
1.
Konsultan luar perusahaan atau ahli di bidang tertentu.
2.
Media cetak (buku, artikel, dan internet)
3.
Catatan dan laporan dari perusahaan lain yang sejenis, atau perusahaan yang
ikut terlibat dalam sejumlah kegiatan perusahaan (contoh: asosiasi
perusahaan)
Metode penilaian kebutuhan yang di pilih bergantung pada kriteria yang
ditentukan. Contohnya dapat mempertimbangkan:
1.
Informasi spesifik yang dicari
2.
Cara terbaik mengumpulkan informasi yang diperlukan
3.
Jumlah waktu dan uang yang diperlukan dan dimiliki
4.
Pihak yang terlibat
5.
Hal yang akan dilakukan pada informasi yang diperoleh
6.
Seberapa jauh kebutuhan training
7.
Kerahasiaan data
19
8.
Tingkat kepercayaan
9.
Kenyamanan penilai dengan metode penilaian kebutuhan.
DE Ferahasiaan
Menjaga kepercayaan dalam riset yang subjeknya manusia adalah hal yang
sangat penting. Etika perilaku, perusahaan, dan hukum mewajibkannya! ! The
“Code of Federal Regulations,” Title 45, “Public Welfare,” Part 46, “Protection
of Human Subjects” mengisyaratkan bahwa informasi yang diperoleh dari
individu harus dijaga kerahasiannya. Aturan ini menyatakan bahwa kita dilarang
menyingkap pernyataan individu di luar penelitian yang beresiko pada tindakan
kriminal atau sipil, atau yang merusak keuangan, kepegawaian, atau nama
baiknya.
Pernyataan di atas berarti bahwa dilarang menyangkutkan nama individu
yang di wawancarai
dengan informasi spesifik yang diterima dari individu
tersebut. Dilarang memberikan informasi kapada manajemen atau orang lain yang
dapat menyebabkan mereka mengetahui individu yang memberikan informasi.
Pelanggaran aturan ini dapat berakibat serius.
GE Hnalisis
Iata
(Analiyzing dataJ
Menganalisa data biasanya menggunakan metode statistik. Statistik yang
digunakan yaitu statistik dasar dan prosedur statistik dasar yaitu sebagai berikut :
a. Statistika: suatu langkah matematis untuk menghasilkan informasi bermakna
dari sekelompok angka.
20
b. Statistika Deskriptif: Angka yang merangkum dan mendeskripsikan data.
Angka-angka ini disebut: mean, median, moduse, persentil, dan standar
deviasi.
c. Mean (rerata): nilai rata-rata dari sejumlah urutan angka.
d. Median (nilai tengah): nilai tengah dari sejumlah urutan angka.
e. Modus: angka yang paling sering muncul dalam urutan angka.
f. Distribusi: skor tes analisis kebutuhan, beserta frekuensi (kemunculan angka
khusus) setiap skor.
g. Kurva bentuk lonceng: suatu kurva yang dihasilkan dari distribusi skor yang
disebut ‘distribusi normal’.
h. Persentil: angka persentil dinyatakan sebagai persentase dan merupakan
peringkat.
Standar
Deviasi
(SD):
Standar
deviasi
merupakan
angka
yang
menginformasikan rentangan skor kelompok. Jika skornya rapat, angka SDnya
kecil. Sebaliknya, jika skornya menyebar, angka standar deviasinya besar. Jika
kita mengerjakan suatu tes dan mengetahui mean dan standar deviasi, kita dapat
membandingkan skor kita dengan skor orang lain yang mengerjakan tes yang
sama, dua faktor itu menginformasikan hasil tes yang telah kita kerjakan.
KL Providing feed back MpemberianN umpan balik
Menurut Ron Zemke dan Thomas Kramlinger dalam Dick Leartheman
menyatakan bahwa
“The quality of a results presentation is more important than the quality of
study that produced the results.” Unfortunately, they are right! I have seen
outstanding needs assessment studies presented so poorly that the lack of
21
management acceptance evoked was easily predicted. On the other hand, I
have seen the old “laundry list” assessment results presented so well that
acceptance was certain.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil presentasi lebih
penting dibanding kualitas penelitian yang menghasilkan hasil. Pada proses
perencanaan pelaksanaan rapat umpan balik mengenai hasil penilaian kebutuhan,
kita perlu mempertimbangkan tujuan utama. Namun, sebelum menentukannya
kita perlu mempertimbangkan kepada siapa presentasi akan disampaikan.
Umumnya terdapat tiga kelompok yang perlu dipertimbangkan dan masingmasing memerlukan tujuan yang berbeda, antara lain: manajemen eksekutif,
manajemen (pimpinan para peserta pelatihan), dan individu yang akan dilatih.
Gambaran singkat dari temuan-temuan kepada para manajer sebelum merancang
program pelatihan :
Q eksekutif
aO Executive Presentations Ppresentasi
Yang umum terjadi adalah para trainer adalah orang yang senang sekali
berbicara. Hal ini seharusnya menjadi aset profesi yang berkaitan dengan
komunikasi. Namun, bahaya yang timbul adalah kita terlalu banyak bicara karena
terlalu banyak hal yang bicarakan. Andaikan melakukan analisis kebutuhan yang
muluk-muluk dan membuang banyak waktu dengan komputer dan program
statistik untuk mencari jawaban yang baik atas pertanyaan yang diajukan peserta.
Namun, dalam presentasi selama satu jam, kita telah menggunakan 45 menit
secara tidak efisien. Ketika menyadarinya, kita mempercepat presentasi agar
dapat menyajikan keseluruhan materi sebelum waktunya habis. Dampaknya
adalah presentasi kita menjadi berantakan. Saat merancang presentasi, kita dapat
mengikuti lima langkah berikut:
22
1. Ringkaslah Hasil Temuan Utama. Ketika meringkas kita secara tak langsung
ikut menyusun keterangan singkat mengenai prosedur pelaksanaan penilaian
kebutuhan, dan lalu kita menyajikannya tanpa perlu banyak mengedit. Kita
dapat melaporkan apa yang telah kita lakukan, apa yang kita lakukan secara
singkat, dan apa yang ita telah temukan, sajikan kesimpulan pendahuluan.
2. Buatlah rekomendasi. Di sini adalah tempat kita melakukan proses editing.
Apabila datanya menghasilkan kesimpulan yang jelas, kita harus membuat
rekomendasi sebagai seorang pakar HRD.
3. Deskripsikan Ekspektasi Pekerja. Pada langkah keempat, kita harus benarbenar berkomunikasi kepada eksekutif perihal efek proses penilaian
kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang jelas terjadi adalah
bahwa pelaksanaan penilaian kebutuhan pada suatu kelompok akan
meningkatkan ekspektasi kelompok akan sesuatu yang baru. Namun, jika
tidak ada hal terjadi, pelaksaan penilaian kebutuhan ini dapat menimbulkan
masalah yang lebih buruk dibanding sebelum pelaksanakan kegiatan.
4. Mintalah Persetujuan jika Diperlukan. Jika tujuan kita adalah untuk
memperoleh persetujuan dari eksekutif untuk melaksanakan training, maka
sekaranglah saatnya. Kita tentu tidak dapat mengharapkan pencapaian tujuan
apabila kita tidak memintanya. Di lain pihak, mungkin sangat beralasan untuk
tidak memperoleh persetujuan saat itu juga. Kuncinya jika ada kesempatan,
kerjakan.
23
Uanajemen
hadapan”
bR Management Presentation STresentasi “di
V
Sebelum menyusun presentasi manajemen, terdapat sejumlah tujuan yang
perlu diperhatikan, antara lain: Menyampaikan informasiW mengumpulkan
gagasan, memperoleh responW memperoleh kepemilikan manjemenW memperoleh
komitmen bagi tindakan perusahaan pada masa depan.
Saran-saran, yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya, yang berkaitan
dengan presentasi bagi eksekutif perusahaan, juga dapat diterapkan bagi
presentasi manajemen, misalnya: memanfaatkan waktu secara efektif dan efisian,
tidak menggunakan istilah khusus, dan memanfaatkan gambar-gambar saat
presentasi.
cR Employe Meeting Srapat prgawai
V
Merupakan kebijakan yang baik untuk melibatkan para manajer dalam
proses umpan balik (masukan) dengan membiarkan mereka memberikan hasil
penilaian kebutuhan bagi para anggotanya. Jadi, salah satu stategi presentasi
manajemen adalah untuk mengembangkan rencana bersama para manajer. Ketika
para manajer mengadakan rapat, mereka mungkin telah memiliki sejumlah
tujuan. Tujuan utama dari rapat ini adalah menginformasikan kepada para
pegawai mengenai hasil penilaian kebutuhan.
Hal ini akan membantu para peserta menerima program pelatihan di masa
akan datang, sesuai dengan hasil penemuan. Di samping itu, rapat ini juga dapat
dipakai sebagai kesempatan untuk mengumpulkan umpan balik/ masukan dari
para individu yang dinilai – sekali lagi agar pelatihan dapat diterima. Akhirnya,
penilaian kebutuhan dapat menemukan kebutuhan yang tidak berkaitan dengan
24
pelatihan, tetapi memerlukan sejumlah tidakan pada individu yang telah dinilai.
Dalam hal ini, para manager mungkin perlu menciptakan perecanaan tindakan
untuk mengimplementasikan solusi.
XY Zajian tentang pemberdayaan masyarakat
Konsep pemberdayaan sebenarnya sangat terkait erat dengan konsep
pembangunan alternalif (alternative development) yang dikemukakan oleh John
Friedman dalam Suparjan (2003 : 42). Pemberdayaan juga erat kaitannya dengan
konsep memandirikan, partisipasi dan jaringan kerja. Berkenaan dengan fokus
penelitian ini menyatukan persepsi maka diungkapkan pengertian pemberdayaan
secara umum, pengertian pemberdayaan perempuan, tahap dan proses
pemberdayaan masyarakat, dan pola pemberdayaan masyarakat.
aY
[engertian
[emberdayaan
Di Indonesia istilah pemberdayaan masyarakat sudah dikenal sejak tahun
1990-an, yaitu berasal dari kata dasar daya yang berarti ten