PENGARUH RIB CAGE MOBILIZATION DAN Pengaruh Rib Cage Mobilization Dan Diaphragmatic Breathing Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di Bbkpm Surakarta.
PENGARUH RIB CAGE MOBILIZATION DAN
DIAPHRAGMAQTIC BREATHING TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA
PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK DI
BBKPM SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Studi Diploma IV Fisioterapi
Disusunoleh :
DANANG OKSATIANTO
J 110 100 037
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
2
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
NaskahPublikasiIlmiahdenganJudulPengaruh Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada
Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di BBKPM Surakarta
NaskahPublikasiIlmiahiniTelahDisetujuiolehPembimbingSkripsiuntuk di
Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh :
NAMA
: DANANG OKSATIANTO
NIM
: J110100037
Pembimbing I
Pembimbing II
Isnaini Herawati, SSt. FT, S.Pd, M.Sc
Wahyuni, SSt.FT, M.Kes
Mengetahui,
Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS
(Isnaini Herawati,SSt.FT, S.Pd, M.Sc)
3
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Danang Oksatianto
NIM
: J110100037
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Ilmu Kesehatan/Fisioterapi
Judul Skripsi
:
Pengaruh
Rib
Cage
Mobilization
dan
Diaphragmatic Breathing Terhadap Peningkatan
Kemampuan Fungsional Pada Penderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik Di BBKPM Surakarta
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1.
Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan atau pengalih formatkan.
3.
Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.
4.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 25 Juli 2014
Yang Menyatakan
(Danang Oksatianto)
4
PENGARUH RIB CAGE MOBILIZATION DAN DIAPHRAGMATIC
BREATHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI
KRONIK DI BBKPM SURAKARTA
Dangan Oksatianto
Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta
ABSTRAK
Latar belakang :Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan suatu
penyakit dengan karakteristik adanya keterbatasan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel. Permasalahanyang ditimbulkan akibat PPOK adalah
terjadi hiperinflasi pada paru, selain itu adanya penurunan biomekanik pada
pergerakan dinding dada, dan kelemahan dari pada otot-otot pernafasan, sehingga
dapat menurunkan kemampuan fungsional pada penderita PPOK. Salah satu
intervensi fisioterapi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan
fungsional pada pendertia PPOK adalah Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing, yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas, dan
meningkatkan kekuatan otot-otot dada.
Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik di
BBKPM Surakarta.
Metode Penelitian : Peneliti ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan
desain penelitian Pre Test and Post Test With Control Group Design . Responden
dalam penelitian berjumlah 8 orang, diambil dengan menggunakan tehnik
Puposive Sampling, pengukuran kemampuan fungsional PPOK menggunakan Six
Minute Walking Test.
Hasil : Uji pengaruh menggunakan Wilcoxon Test, pada kelompok eksperimen
diperoleh p > 0,05, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan Rib
Cage Mobilization dan Diapragmatic Breathing terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK. Pada kelompok kontrol p> 0,05
menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
fungsional pada penderita PPOK. Sedangkan uji beda pengaruh dengan
menggunakan Mann-Withney diperoleh hasil p< 0,05, menunjukan ada perbedaan
pengaruh antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Kesimpulan : Ada pengaruh Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic
Breathing terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
Kata kunci :Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), Rib Cage Mobilization
dan Diaphragmatic Breathing , Kemampuan Fungsional
5
PENDAHULUAN
Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia, pola
penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemologi yang di tandai
dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh
penyakit menular bergeser kepada penyakit tidak menular (non
comunicable disease). Perubahan ini dapat dilihat pada hasil survei
Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 1997 dan Survei Kesehatan
Nasional tahun 2000, dimana penyebab kematian tertinggi diantara orang
dewasa adalah penyakit Kardiovaskuler (Depkes RI, 1997 dan 2000).
Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan
demografis, sosial ekonomi, dan budaya.
American Thoracic Society menjelaskan bahwa Penyakit Paru
Obstruksi kronik adalah salah satu penyakit pernafasan dengan kondisi
yang dapat dicegah dan dapat diobati, di tandai dengan keterbatasan aliran
udara yang tidak sepenuhnya reversible. Keterbatasan aliran udara ini
bersifat progresif dan berhubungan dengan respon imflamasi paru
abnormal terhadap partikel dan gas beracun terutama disebabkan oleh
rokok. Meskipun PPOK mempengaruhi paru-paru, juga menghasilkan
konsekuensi pada sistemik yang signifikan (Jette, 2010).
Beberapa metode intervensi fisioterapi yang diberikan untuk
meringankan derajat sesak nafas pada penderita PPOK adalah dengan
menerapkan beberapa cara yaitu Rib Cage Mobilization (Rehman et al,
20113), yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dinding dada,
6
fleksibilitas, dan kemampuan dari thorak setelah itu diharapkan terjadinya
peningkatan elastisisas otot-otot intercostal dan membantu otot secara
efektif dalam melakukan kontraksi (Leelarungrayub, 2012), dan tehnik
Diaphragmatic Breathing yaitu mengurangi gerakan pernafasan dengan
menggunakan otot bantu pernafasan dan memaksimalkan otot utama dari
pernafasan yaitu diafragma.
Dengan demikian apabila kedua latihan diatas dijadikan dilakukan
secara bersamaan, setelah terjadinya peningkatan fleksibilitas dan
elastisitas otot-otot intercostal pada penderita PPOK dengan Rib Cage
Mobilization,
setelah
terjadi
ralaksasi
pada
otot-otot
intercostal,
dilanjutkan dengan memberikan latihan Diaphragmatic Breathing, untuk
menurunkan frekwensi pernafasan dengan menggunakan otot-otot bantu
pernafasan, dan meningkatkan pertukaran udara secara efisien (Kisner,
2007).
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan
penelitian Pengaruh Rib Cage Mobilization Dan Diaphragmatic Breathing
Terhadap Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Penderita PPOK.
TUJUAN
Untuk
mengetahui
pengaruh
Rib
Cage
Mobilization
dan
Diaphragmatic Breathing terhadap peningkatan kemampuan fungsonal
pada penderita PPOK.
7
METODE
Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014 di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Dengan jumlah
responden 8 orang yang sesuai dengan kreteria penelitian. Jenis Penelitian
ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan rancagan pre and
post test with control. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala
atau pengaruh yang timbul akibat dari adanya perlakuan tertentu dan
semua variabel tidak dapat di kontrol oleh peneliti. Kemudian dilakukan
pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan 2 minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin
Jenis
Eksperimen
Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
4
100%
Perempuan
0
0
Jumlah
4
100 %
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kontrol
Frekuensi
3
1
4
Persentase
75 %
25 %
100 %
Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa pada kelompok eksperiment
responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi dibandingkan
dengan responden perempuan yaitu 100 % dan pada kelompok kontrol,
jumlah responden terbanyak yaitu laki-laki dengan jumlah 75 %.
8
Tabel 1.2 Distribusi Responden Menurut Usia
Usia
Responden
Eksperiment
Kontrol
Frekuensi
Persentase
58-64
1
25 %
65-72
1
25 %
73-80
1
25 %
80-87
1
25 %
Jumlah
4
100 %
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Frekuensi
2
1
Pesentase
50 %
25 %
1
4
25 %
100 %
Berdasarkan tabel 2, nampak bahwa pada kelompok eksperiment
dan kelompok kontrol, distribusi responden menurut usia tersebar merata.
Pada kelompok eksperiment terdapat 1 responden berusia 65-72 tahun
(25%), 1 responden berusia 80-87 tahun (25 %). Sedangkan pada
kelompok kontrol 1 responden pada 56-72 tahun (25 %) dan 1 responden
berusia 80-87 tahun (25 %).
Tabel 1.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Eksperiment
Kontrol
Frekuensi
Persentase Frekuensi Persentase
Wirausaha
1
25 %
1
25 %
Buruh
3
75 %
2
50 %
IRT
0
0%
1
25 %
Jumlah
4
100 %
4
100 %
Sumber : Hasil Pengambilan Data
Dari tabel 3, didapatkan hasil bahwa jumlah responden terbanyak
pada kelompok eksperimen adalah responden yang berprofesi sebagai
buruh yaitu sebanyak 3 orang (75 %), sama halnya dengan kelompok
kontrol, bahwa jumlah responden terbanyak yaitu adalah responden
dengan prosfesi sebagai seorang buruh sebanyak 2 orang (50 %).
9
Tabel 1.4 Distribusi Responden Menurut Status Merokok
Status
Eksperiment
Kontrol
Merokok
Frekuensi
Persentase Frekuensi Persentase
Merokok
2
50 %
2
50 %
Tidak
2
50 %
2
50 %
Merokok
Jumlah
4
100 %
4
100 %
Sumber : Hasil Pengambilan Data
Tabel 4, menunjukan bahwa pada kelompok eksperiment dan
kontrol memiliki keseimbangan dalam jumlah responden dengan merokok
yaitu berjumlah 2 orang (50 %). Dalam hal ini, perokok merupakan
responden baik yang dahulu merokok kemudan berheti, maupun yang
dahulu sampai sekarang masih merokok secara aktif.
Tabel 1.5 Hasil Pengukuran Kemampuan Fungsioanl
Hasil
Eksperiment
Kontrol
Pre
test
Post
test
Pre test
Post test
6 MWT
5-7
0
8-10
1
11-13
2
14-16
1
Sumber : Hasil Pengambilan Data.
0
0
2
2
1
1
2
0
1
1
2
0
Dari tabel 4. Didapatkan hasil bahwa pengukuran kemampuan
fungsional pada penderita PPOK dengan menggunakan Six Minute
Walking Test, pada kelompok eksperiment mengalami peningkatan
sebelum dan sesudah di tes (Pre test dan Post test) sebanyak 4 orang.
Sedangkan kelompok kontrol terdapat 2 responden yang mengalami
peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tes.
10
Hasil Analisis Data
Tabel 1.6 Hasil Uji Wilcoxon Test Pada Kelompol
Eksperiment
Variable
p-value
Post-Pre Test
0.066
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha di tolak
Berdasarkan hasil tabel diatas, diperoleh nilai p sebesar 0,066 pada
Pre-Post Test Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing, dari
hasil tersebut diketahui bahwa p > 0,05 maka Ha di tolak, menunjukan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian Rib Cage
Mobilization dan Diaphragmatic Breathing terhadapa peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
Tabel 1.7 Hasil Uji Wilcoxon Testpada Kelompok Kontrol
Variable
p-value
Pre-post
0,157
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha ditolak
Hasil uji pengaruh Wilcoxon Test sebagai mana tampak dari tabel
di atas, diperoleh nilai p sebesar 0,157. Dari hasil tersebut diketahui nilai p
> 0,05 maka Ha ditolak, menunjukan bahwa tidak ada peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK kelompok kontrol.
Tabel 1.8 Hasil Uji Mann-Withneypada Kelompok
Eksperiment dan Kelompok Kontrol
Variable
p-value
Selisih-selisih
0.019
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha diterima
Hasil uji beda pengaruh Mann-Withney sebagaimana tampak pada
tabel diatas, diperoleh nilai p sebesar 0,019. Dari hasil tersebut maka dapat
11
diketahui nilai p < 0,05 maka Ha diterima, menunjukan bahwa adanya
perbedaan antara hasil pre test dan post test pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Sehingga didapatkan hasil bahwa ada perbedaan
peningkatan kemampuan fungsional pada penderita PPOK pada kelompok
eksperiment yang diberikan perlakuan Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan
Diaphragmatic Breathing.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rib Cage
Mobilization merupakan latihan yang bertujuan
memberikan manfaat
untuk meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas otot-otot pada dada pada
saat respirasi, yang akhirnya diharapkan dapat terjadi peningkatan dari
mobilitas dinding dada untuk mengembang dan mengempis. Sedangkan
Diaphragmatic Breathing membantu mengurangi beban pernafasan pada
pasien PPOK yang sebagian besar mengguanakan otot bantu pernafasan,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya perubahan posturan dan pola
pernafasan yang memperburuk keadaan. Hal ini telah dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Syeid Shakil Ur Rehman et al, (2013) dan
Donrawee Leelarungrayub (2012).
Sedangkan hasil uji beda pengaruh dengan menggunakan MannWitney Test, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK kelompok eksperiment yang
diberikan Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing dengan
kelompok kontrol yang hanya diberikan Diaphragmatic Breathing.
12
Penelitian yang dilakukan Ur Rehman et al (2013) yang dilakukan selama
2 minggu memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa,
ada manfaat Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing
terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada penderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
Saran dari kami bagi Pasien Penderita PPOK dan keluarganya harus
mengetahui faktor-faktor pencetus atau pemicu dari pada ganguan PPOK,
dan diharapkan pasien dan keluarga dapat menghindari faktor-faktor
tersebut. Bagi masyarakat Sebaiknya masyarakat mulai mengetahui dan
memahami tentang etiologi dan faktor-faktor penyebab terjadinya PPOK,
sehingga diharapkan sedini mungkin masyarakat dapat menghindarinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ambrosino, Vitaca M, Clini E, Biachi L. Acute Effect of Deep Breathing in
COPD Patient with Cronic Respiratory Insufficiency. Eropean
Respiratory journal. Italy. 1998: 11: 408-415.
Adrew L.R, Gerene S.B, Brian W.C, Richard C. Charles F.E, Donald A. M,
Barry M, Richard Z.W, Carolyn L.R, Carla H. 2007. Pulmonary
Rehabilitation
Executive
Summary. Pulmonary Rehabilitation
ACCP/AACVPR Evidence Based Clinical Practice Guidelines . United
Stated. May 2007. 131 : 1s-3s.
Atorino T.A, Roberg A.R, Ghiasvan F, Mark D, Burns S. Incidence of The
Oxygen Plateau at VO2 Max During Exercise Testing To Volitional
Fatigue. Official Journal Of The American Society of Exercise
Physiologsts (ASEP). October 2000: 3(4); 1-12
Cahalin L, Pappagianopoulos P, Stella P, John Wain, Leo G. The Relationship of
The 6 Minute Walking Test to Maximal Oxygen Consumtion In
Transplant Candidates With End-Stage Lung Disease. Messachusetts
General Hospital Boston. February 1995 : 108; 452-459
Doewes M, Kiyatno, Suradi. Kontribusi Sistem Respirasi Terhadap VO2 Maks.
Jurnal Respirasi Indonesia. Januari 2011: 31(1); 10-13.
Frownfelter Dona dan Dean Elizabeth (ed). 1996. Principles and Practice of
Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. United States of America :
R.R. Donnelly & Sons Company.
Fernandes M, Cukier A, Mi Feltriem.Efficacy Diaphragmatic Breathing in
Patients With COPD . 2011: 8(4).
Fahri Ismir, Dianiati KS, Faisal Y. Efek Peradangan Sistemik Pada PPOK
Terhadap Sistem Kadiovaskuler . Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI-SMF Paru RSUP Persahabatan. Jakarta.
2009.
Firdahana A. 2010. Perbandingan Nilai Faal Paru Pada Panserita Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) Stabil Dengan Orang Sehat. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
14
GOLD. 2013. Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention
Of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Global Initiative for Cronic
Obstruktive Lung Disease. (GOLD).
Gosselink R. Controlled Breathing and Dyspnea in Patient With Cronic
Obstructive Pulmonary Disease. Journal of Rehabilitation and
Development. Belgium. September-October 2003: 40 (5) 25-34.
Hillsman D. A Manual For Patients and Their Families; Respiratory Self Care .
2005; 1-41
Hillegass Ellen.Essential of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. Saunders
Elsilver. Departement of Physical Therapy. North Georgia College and
States University Dahlonega. Georgia.
Jette
U.Diane, Mary C. Bourgeois, Buchpinder Rachelle. Pulmonary
Rehabilitation Following Acute Exacerbation of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease. Journal of The American Physical Therapy
Association. 2010: 90(1); 9-12
Jennifer, T.D & Prasad, S.A. Physiotherapy Tehniques, in : Physiotherapy for
Respiratory and Cardiac Problem, 4th ed, Prayor, J.A, Prasad, S.A
(Eds). Toronto:188-190
Jones, M & Moffat, F. Cardiopulmonary Physicaltherapy. BIOS Scientific
Publishers Limited, Guildford. 2002
Kisner C, dan Colby L.A.Therapeutic Exercise Fondation and Techniques:
Management of Pulmonary Condition. 5th ed. Philadhelpia, USA: F.A.
David Company.
Leelarungrayub D. Chest Mobilization Techniques For Improving Ventilation on
Gas Exchange in Cronic Lung Disease, Cronic Obstructive Pulmonary
Disease, Departement of Physical Therapy, Faculty of Associated
Medical Sciences, Chiang Mai University. Thailand. 2012.
Mannino, M. David. Epidemology, Prevalency, Morbidity, and Mortality, and
Disease Hetergeneity, Air Pollution and Rispiratory Health Branch,
Division of Environmental Hazard, Centers for Disease Control and
Prevention. Atlanta. 2002;121: 121-126.
Mengkidi D. 2006. Gangguan Fungsi Paru dan Fakator-Faktor yang
Mempengaruhi Pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi
Selatan. Tesis. Semarang: Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
15
Mossberg, A. Kurt, Fortini Elizabeth.Resposivenes and Validity of the Six-Minute
Walking Test in Individuals With Traumatic Brain Injury. American
Physical Therapy Association.United States American. 2012: 9(5): 726733.
Oemiati R.Kajian Epidemologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Pusat
Teknologi Intervensi kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Indonesia. Juni 2013: 23(2) 82-88.
PDPI. 2003. Jurnal International Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI).
RASKEDAS. 2013. Penyakit Tidak Menular. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 1
Desember 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS).
Ramanathan P.R, dan Chandrasekaran B. Reference Equation for 6 Minutr
Walking Test in Healthy Indian (Subject 20-80 years). Departement of
Pulmonary Medecine, Peelamedu Samanaidu Govindarajulu Hospitals,
Peelamedu, Coimbatore, Tamil Nadu.India. Januari-maret 2014: 31; 3538
Siti Fadilah S. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1022/MENKES/SK/XI/2008. Jakarta.
Ur RehmanSyed S, Rehman M, Siddique F.A, Khan Asghar, Sibtain F. The
Efficacy Of Rib Cage Mobilization on Lung Function in COPD Patient.
Departement of Physical Therapy and Rehabilitation, Riphah
International University Islamabad, Shifa International Hospital
Islamabad. Rawal Medical Journal Pakistan . Pakistan. January-March
2013: 38 (1) 36-39.
DIAPHRAGMAQTIC BREATHING TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA
PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK DI
BBKPM SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Studi Diploma IV Fisioterapi
Disusunoleh :
DANANG OKSATIANTO
J 110 100 037
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
2
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
NaskahPublikasiIlmiahdenganJudulPengaruh Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada
Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di BBKPM Surakarta
NaskahPublikasiIlmiahiniTelahDisetujuiolehPembimbingSkripsiuntuk di
Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh :
NAMA
: DANANG OKSATIANTO
NIM
: J110100037
Pembimbing I
Pembimbing II
Isnaini Herawati, SSt. FT, S.Pd, M.Sc
Wahyuni, SSt.FT, M.Kes
Mengetahui,
Ka.Prodi Fisioterapi FIK UMS
(Isnaini Herawati,SSt.FT, S.Pd, M.Sc)
3
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Danang Oksatianto
NIM
: J110100037
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Ilmu Kesehatan/Fisioterapi
Judul Skripsi
:
Pengaruh
Rib
Cage
Mobilization
dan
Diaphragmatic Breathing Terhadap Peningkatan
Kemampuan Fungsional Pada Penderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik Di BBKPM Surakarta
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1.
Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan atau pengalih formatkan.
3.
Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.
4.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 25 Juli 2014
Yang Menyatakan
(Danang Oksatianto)
4
PENGARUH RIB CAGE MOBILIZATION DAN DIAPHRAGMATIC
BREATHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI
KRONIK DI BBKPM SURAKARTA
Dangan Oksatianto
Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta
ABSTRAK
Latar belakang :Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan suatu
penyakit dengan karakteristik adanya keterbatasan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel. Permasalahanyang ditimbulkan akibat PPOK adalah
terjadi hiperinflasi pada paru, selain itu adanya penurunan biomekanik pada
pergerakan dinding dada, dan kelemahan dari pada otot-otot pernafasan, sehingga
dapat menurunkan kemampuan fungsional pada penderita PPOK. Salah satu
intervensi fisioterapi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan
fungsional pada pendertia PPOK adalah Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing, yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas, dan
meningkatkan kekuatan otot-otot dada.
Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik di
BBKPM Surakarta.
Metode Penelitian : Peneliti ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan
desain penelitian Pre Test and Post Test With Control Group Design . Responden
dalam penelitian berjumlah 8 orang, diambil dengan menggunakan tehnik
Puposive Sampling, pengukuran kemampuan fungsional PPOK menggunakan Six
Minute Walking Test.
Hasil : Uji pengaruh menggunakan Wilcoxon Test, pada kelompok eksperimen
diperoleh p > 0,05, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan Rib
Cage Mobilization dan Diapragmatic Breathing terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK. Pada kelompok kontrol p> 0,05
menunjukan tidak terdapat pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
fungsional pada penderita PPOK. Sedangkan uji beda pengaruh dengan
menggunakan Mann-Withney diperoleh hasil p< 0,05, menunjukan ada perbedaan
pengaruh antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Kesimpulan : Ada pengaruh Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic
Breathing terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
Kata kunci :Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), Rib Cage Mobilization
dan Diaphragmatic Breathing , Kemampuan Fungsional
5
PENDAHULUAN
Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia, pola
penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemologi yang di tandai
dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh
penyakit menular bergeser kepada penyakit tidak menular (non
comunicable disease). Perubahan ini dapat dilihat pada hasil survei
Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 1997 dan Survei Kesehatan
Nasional tahun 2000, dimana penyebab kematian tertinggi diantara orang
dewasa adalah penyakit Kardiovaskuler (Depkes RI, 1997 dan 2000).
Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan
demografis, sosial ekonomi, dan budaya.
American Thoracic Society menjelaskan bahwa Penyakit Paru
Obstruksi kronik adalah salah satu penyakit pernafasan dengan kondisi
yang dapat dicegah dan dapat diobati, di tandai dengan keterbatasan aliran
udara yang tidak sepenuhnya reversible. Keterbatasan aliran udara ini
bersifat progresif dan berhubungan dengan respon imflamasi paru
abnormal terhadap partikel dan gas beracun terutama disebabkan oleh
rokok. Meskipun PPOK mempengaruhi paru-paru, juga menghasilkan
konsekuensi pada sistemik yang signifikan (Jette, 2010).
Beberapa metode intervensi fisioterapi yang diberikan untuk
meringankan derajat sesak nafas pada penderita PPOK adalah dengan
menerapkan beberapa cara yaitu Rib Cage Mobilization (Rehman et al,
20113), yang bertujuan untuk meningkatkan mobilitas dinding dada,
6
fleksibilitas, dan kemampuan dari thorak setelah itu diharapkan terjadinya
peningkatan elastisisas otot-otot intercostal dan membantu otot secara
efektif dalam melakukan kontraksi (Leelarungrayub, 2012), dan tehnik
Diaphragmatic Breathing yaitu mengurangi gerakan pernafasan dengan
menggunakan otot bantu pernafasan dan memaksimalkan otot utama dari
pernafasan yaitu diafragma.
Dengan demikian apabila kedua latihan diatas dijadikan dilakukan
secara bersamaan, setelah terjadinya peningkatan fleksibilitas dan
elastisitas otot-otot intercostal pada penderita PPOK dengan Rib Cage
Mobilization,
setelah
terjadi
ralaksasi
pada
otot-otot
intercostal,
dilanjutkan dengan memberikan latihan Diaphragmatic Breathing, untuk
menurunkan frekwensi pernafasan dengan menggunakan otot-otot bantu
pernafasan, dan meningkatkan pertukaran udara secara efisien (Kisner,
2007).
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan
penelitian Pengaruh Rib Cage Mobilization Dan Diaphragmatic Breathing
Terhadap Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Penderita PPOK.
TUJUAN
Untuk
mengetahui
pengaruh
Rib
Cage
Mobilization
dan
Diaphragmatic Breathing terhadap peningkatan kemampuan fungsonal
pada penderita PPOK.
7
METODE
Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014 di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Dengan jumlah
responden 8 orang yang sesuai dengan kreteria penelitian. Jenis Penelitian
ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan rancagan pre and
post test with control. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala
atau pengaruh yang timbul akibat dari adanya perlakuan tertentu dan
semua variabel tidak dapat di kontrol oleh peneliti. Kemudian dilakukan
pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan 2 minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin
Jenis
Eksperimen
Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
4
100%
Perempuan
0
0
Jumlah
4
100 %
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kontrol
Frekuensi
3
1
4
Persentase
75 %
25 %
100 %
Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa pada kelompok eksperiment
responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi dibandingkan
dengan responden perempuan yaitu 100 % dan pada kelompok kontrol,
jumlah responden terbanyak yaitu laki-laki dengan jumlah 75 %.
8
Tabel 1.2 Distribusi Responden Menurut Usia
Usia
Responden
Eksperiment
Kontrol
Frekuensi
Persentase
58-64
1
25 %
65-72
1
25 %
73-80
1
25 %
80-87
1
25 %
Jumlah
4
100 %
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Frekuensi
2
1
Pesentase
50 %
25 %
1
4
25 %
100 %
Berdasarkan tabel 2, nampak bahwa pada kelompok eksperiment
dan kelompok kontrol, distribusi responden menurut usia tersebar merata.
Pada kelompok eksperiment terdapat 1 responden berusia 65-72 tahun
(25%), 1 responden berusia 80-87 tahun (25 %). Sedangkan pada
kelompok kontrol 1 responden pada 56-72 tahun (25 %) dan 1 responden
berusia 80-87 tahun (25 %).
Tabel 1.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Eksperiment
Kontrol
Frekuensi
Persentase Frekuensi Persentase
Wirausaha
1
25 %
1
25 %
Buruh
3
75 %
2
50 %
IRT
0
0%
1
25 %
Jumlah
4
100 %
4
100 %
Sumber : Hasil Pengambilan Data
Dari tabel 3, didapatkan hasil bahwa jumlah responden terbanyak
pada kelompok eksperimen adalah responden yang berprofesi sebagai
buruh yaitu sebanyak 3 orang (75 %), sama halnya dengan kelompok
kontrol, bahwa jumlah responden terbanyak yaitu adalah responden
dengan prosfesi sebagai seorang buruh sebanyak 2 orang (50 %).
9
Tabel 1.4 Distribusi Responden Menurut Status Merokok
Status
Eksperiment
Kontrol
Merokok
Frekuensi
Persentase Frekuensi Persentase
Merokok
2
50 %
2
50 %
Tidak
2
50 %
2
50 %
Merokok
Jumlah
4
100 %
4
100 %
Sumber : Hasil Pengambilan Data
Tabel 4, menunjukan bahwa pada kelompok eksperiment dan
kontrol memiliki keseimbangan dalam jumlah responden dengan merokok
yaitu berjumlah 2 orang (50 %). Dalam hal ini, perokok merupakan
responden baik yang dahulu merokok kemudan berheti, maupun yang
dahulu sampai sekarang masih merokok secara aktif.
Tabel 1.5 Hasil Pengukuran Kemampuan Fungsioanl
Hasil
Eksperiment
Kontrol
Pre
test
Post
test
Pre test
Post test
6 MWT
5-7
0
8-10
1
11-13
2
14-16
1
Sumber : Hasil Pengambilan Data.
0
0
2
2
1
1
2
0
1
1
2
0
Dari tabel 4. Didapatkan hasil bahwa pengukuran kemampuan
fungsional pada penderita PPOK dengan menggunakan Six Minute
Walking Test, pada kelompok eksperiment mengalami peningkatan
sebelum dan sesudah di tes (Pre test dan Post test) sebanyak 4 orang.
Sedangkan kelompok kontrol terdapat 2 responden yang mengalami
peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tes.
10
Hasil Analisis Data
Tabel 1.6 Hasil Uji Wilcoxon Test Pada Kelompol
Eksperiment
Variable
p-value
Post-Pre Test
0.066
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha di tolak
Berdasarkan hasil tabel diatas, diperoleh nilai p sebesar 0,066 pada
Pre-Post Test Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing, dari
hasil tersebut diketahui bahwa p > 0,05 maka Ha di tolak, menunjukan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian Rib Cage
Mobilization dan Diaphragmatic Breathing terhadapa peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
Tabel 1.7 Hasil Uji Wilcoxon Testpada Kelompok Kontrol
Variable
p-value
Pre-post
0,157
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha ditolak
Hasil uji pengaruh Wilcoxon Test sebagai mana tampak dari tabel
di atas, diperoleh nilai p sebesar 0,157. Dari hasil tersebut diketahui nilai p
> 0,05 maka Ha ditolak, menunjukan bahwa tidak ada peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK kelompok kontrol.
Tabel 1.8 Hasil Uji Mann-Withneypada Kelompok
Eksperiment dan Kelompok Kontrol
Variable
p-value
Selisih-selisih
0.019
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Kesimpulan
Ha diterima
Hasil uji beda pengaruh Mann-Withney sebagaimana tampak pada
tabel diatas, diperoleh nilai p sebesar 0,019. Dari hasil tersebut maka dapat
11
diketahui nilai p < 0,05 maka Ha diterima, menunjukan bahwa adanya
perbedaan antara hasil pre test dan post test pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Sehingga didapatkan hasil bahwa ada perbedaan
peningkatan kemampuan fungsional pada penderita PPOK pada kelompok
eksperiment yang diberikan perlakuan Rib Cage Mobilization dan
Diaphragmatic Breathing dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan
Diaphragmatic Breathing.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rib Cage
Mobilization merupakan latihan yang bertujuan
memberikan manfaat
untuk meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas otot-otot pada dada pada
saat respirasi, yang akhirnya diharapkan dapat terjadi peningkatan dari
mobilitas dinding dada untuk mengembang dan mengempis. Sedangkan
Diaphragmatic Breathing membantu mengurangi beban pernafasan pada
pasien PPOK yang sebagian besar mengguanakan otot bantu pernafasan,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya perubahan posturan dan pola
pernafasan yang memperburuk keadaan. Hal ini telah dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Syeid Shakil Ur Rehman et al, (2013) dan
Donrawee Leelarungrayub (2012).
Sedangkan hasil uji beda pengaruh dengan menggunakan MannWitney Test, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK kelompok eksperiment yang
diberikan Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing dengan
kelompok kontrol yang hanya diberikan Diaphragmatic Breathing.
12
Penelitian yang dilakukan Ur Rehman et al (2013) yang dilakukan selama
2 minggu memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan fungsional pada penderita PPOK.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa,
ada manfaat Rib Cage Mobilization dan Diaphragmatic Breathing
terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada penderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
Saran dari kami bagi Pasien Penderita PPOK dan keluarganya harus
mengetahui faktor-faktor pencetus atau pemicu dari pada ganguan PPOK,
dan diharapkan pasien dan keluarga dapat menghindari faktor-faktor
tersebut. Bagi masyarakat Sebaiknya masyarakat mulai mengetahui dan
memahami tentang etiologi dan faktor-faktor penyebab terjadinya PPOK,
sehingga diharapkan sedini mungkin masyarakat dapat menghindarinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ambrosino, Vitaca M, Clini E, Biachi L. Acute Effect of Deep Breathing in
COPD Patient with Cronic Respiratory Insufficiency. Eropean
Respiratory journal. Italy. 1998: 11: 408-415.
Adrew L.R, Gerene S.B, Brian W.C, Richard C. Charles F.E, Donald A. M,
Barry M, Richard Z.W, Carolyn L.R, Carla H. 2007. Pulmonary
Rehabilitation
Executive
Summary. Pulmonary Rehabilitation
ACCP/AACVPR Evidence Based Clinical Practice Guidelines . United
Stated. May 2007. 131 : 1s-3s.
Atorino T.A, Roberg A.R, Ghiasvan F, Mark D, Burns S. Incidence of The
Oxygen Plateau at VO2 Max During Exercise Testing To Volitional
Fatigue. Official Journal Of The American Society of Exercise
Physiologsts (ASEP). October 2000: 3(4); 1-12
Cahalin L, Pappagianopoulos P, Stella P, John Wain, Leo G. The Relationship of
The 6 Minute Walking Test to Maximal Oxygen Consumtion In
Transplant Candidates With End-Stage Lung Disease. Messachusetts
General Hospital Boston. February 1995 : 108; 452-459
Doewes M, Kiyatno, Suradi. Kontribusi Sistem Respirasi Terhadap VO2 Maks.
Jurnal Respirasi Indonesia. Januari 2011: 31(1); 10-13.
Frownfelter Dona dan Dean Elizabeth (ed). 1996. Principles and Practice of
Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. United States of America :
R.R. Donnelly & Sons Company.
Fernandes M, Cukier A, Mi Feltriem.Efficacy Diaphragmatic Breathing in
Patients With COPD . 2011: 8(4).
Fahri Ismir, Dianiati KS, Faisal Y. Efek Peradangan Sistemik Pada PPOK
Terhadap Sistem Kadiovaskuler . Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI-SMF Paru RSUP Persahabatan. Jakarta.
2009.
Firdahana A. 2010. Perbandingan Nilai Faal Paru Pada Panserita Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) Stabil Dengan Orang Sehat. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
14
GOLD. 2013. Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention
Of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Global Initiative for Cronic
Obstruktive Lung Disease. (GOLD).
Gosselink R. Controlled Breathing and Dyspnea in Patient With Cronic
Obstructive Pulmonary Disease. Journal of Rehabilitation and
Development. Belgium. September-October 2003: 40 (5) 25-34.
Hillsman D. A Manual For Patients and Their Families; Respiratory Self Care .
2005; 1-41
Hillegass Ellen.Essential of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. Saunders
Elsilver. Departement of Physical Therapy. North Georgia College and
States University Dahlonega. Georgia.
Jette
U.Diane, Mary C. Bourgeois, Buchpinder Rachelle. Pulmonary
Rehabilitation Following Acute Exacerbation of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease. Journal of The American Physical Therapy
Association. 2010: 90(1); 9-12
Jennifer, T.D & Prasad, S.A. Physiotherapy Tehniques, in : Physiotherapy for
Respiratory and Cardiac Problem, 4th ed, Prayor, J.A, Prasad, S.A
(Eds). Toronto:188-190
Jones, M & Moffat, F. Cardiopulmonary Physicaltherapy. BIOS Scientific
Publishers Limited, Guildford. 2002
Kisner C, dan Colby L.A.Therapeutic Exercise Fondation and Techniques:
Management of Pulmonary Condition. 5th ed. Philadhelpia, USA: F.A.
David Company.
Leelarungrayub D. Chest Mobilization Techniques For Improving Ventilation on
Gas Exchange in Cronic Lung Disease, Cronic Obstructive Pulmonary
Disease, Departement of Physical Therapy, Faculty of Associated
Medical Sciences, Chiang Mai University. Thailand. 2012.
Mannino, M. David. Epidemology, Prevalency, Morbidity, and Mortality, and
Disease Hetergeneity, Air Pollution and Rispiratory Health Branch,
Division of Environmental Hazard, Centers for Disease Control and
Prevention. Atlanta. 2002;121: 121-126.
Mengkidi D. 2006. Gangguan Fungsi Paru dan Fakator-Faktor yang
Mempengaruhi Pada Karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi
Selatan. Tesis. Semarang: Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
15
Mossberg, A. Kurt, Fortini Elizabeth.Resposivenes and Validity of the Six-Minute
Walking Test in Individuals With Traumatic Brain Injury. American
Physical Therapy Association.United States American. 2012: 9(5): 726733.
Oemiati R.Kajian Epidemologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Pusat
Teknologi Intervensi kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Indonesia. Juni 2013: 23(2) 82-88.
PDPI. 2003. Jurnal International Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI).
RASKEDAS. 2013. Penyakit Tidak Menular. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 1
Desember 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS).
Ramanathan P.R, dan Chandrasekaran B. Reference Equation for 6 Minutr
Walking Test in Healthy Indian (Subject 20-80 years). Departement of
Pulmonary Medecine, Peelamedu Samanaidu Govindarajulu Hospitals,
Peelamedu, Coimbatore, Tamil Nadu.India. Januari-maret 2014: 31; 3538
Siti Fadilah S. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1022/MENKES/SK/XI/2008. Jakarta.
Ur RehmanSyed S, Rehman M, Siddique F.A, Khan Asghar, Sibtain F. The
Efficacy Of Rib Cage Mobilization on Lung Function in COPD Patient.
Departement of Physical Therapy and Rehabilitation, Riphah
International University Islamabad, Shifa International Hospital
Islamabad. Rawal Medical Journal Pakistan . Pakistan. January-March
2013: 38 (1) 36-39.