PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA Perbedaan Perilaku Berisiko Menyalahgunakan Napza Ditinjau Dari Keterlibatan Mengisi Waktu Luang Pada Remaja.
PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
PERBEDAANPERILAKUBERISIKoMENYALAHGII|{AKANNAPZA
DITINJAUDARITNTT,NUBATANMENGISIWAKTULUANGPADA
.REMAJA
Yang diajukan oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
Telah disetujui untuk dipertahankan
di dePan dewan Penguji
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Surakarta, 22 Desembet 2014
iii
PERBEDAAN PERILAKU BERI SIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
-REMAJA
Yang Disusun Oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
Telah dipertahankan di depan dewan Dewan Penguji
PadaTanggal
20 DeSembcr er,[
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Penguji Utama
Dr. Eny Purwandari. M.Si
Penguji Pendamping I
h.P_erliu.wtSi
Penguji Pendamping
qfh{
II
Setia Asvanti. S.Psi. M.Si
Surakarta,
f-o
iyah Surakarta
a
{tr
g\:
Ft
ffi
kffi&
til
Defram$,er Aan
Fakultas
gr
l4
t>
/q
n/,
(Dr.T
1V
PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
Nanik Sri Lestari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Naniksrilestari.07@gmail.com
Pembimbing:
Eny Purwandari, S.Psi, M.Si
Perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada umumnya terjadi pada
remaja yang masih aktif di SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Penggunaan waktu
luang dengan kegiatan negatif merupakan salah satu faktor risiko munculnya
perilaku penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada
remaja yang mengisi waktu luang positif dan remaja yang mengisi waktu luang
negatif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA ditinjau dari keterlibatan dalam mengisi waktu luang
pada remaja.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di 2 SMK yang terletak
diwilayah kota Sragen, dengan jumlah 209 responden. Subjek dalam penelitian ini
ditentukan dengan subjek kriteria inklusif, dengan ketentuan yaitu: (1) remaja yang
berusia 15-18 tahun, (2) remaja yang memiliki perialku berisiko menyalahgunakan
NAPZA, (3) remaja yang terlibat dalam kegiatan mengisi waktu luang, baik kegiatan
positif maupun kegiatan negatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku
berisiko menyalahgunakan NAPZA dan skala keterlibatan mengisi waktu luang.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan software SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 19 for Windows Program, melalui teknik
komparasi parametrik Independent Samples T-Test.
Hasil penelitian ini menunjukan nilai t= 4,236 dan sig=0,000 (p < 0,01).
Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan pada perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA ditinjau dari keterlibatan mengisi waktu luang pada
remaja. Rerata perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada remaja dalam
mengisi waktu luang negatif sebesar 17,82. Rerata perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA pada remaja dalam mengisi waktu luang positif sebesar
13,43. Artinya remaja mengisi waktu luang dengan kegiatan negatif, memiliki tingkat
perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA lebih tinggi dari pada remaja mengisi
waktu luang positif. Variabel peilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA memiliki
rerata empirik (RE) sebesar 14,75 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 31,5 yang
berarti perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA tergolong rendah. Variabel
keterlibtan mengisi waktu luang memiliki rerata empirik (RE) sebesar 11,12 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 13,5 yang berarti keterlibatan mengisi waktu luang
tergolomg sedang.
Kata kunci: Keterlibatan mengisi waktu luang positif, keterlibatan mengisi waktu
luang negatif dan perilaku berisiko penyalahgunaan NAPZA.
1
Sebanyak
PENDAHULUAN
mengandung
Problem utama remaja yang
terbesar
penyalahguna
berkaitan
dan
jenis
baru
di
dunia
dalam
penyalahgunaan NAPZA.
NAPZA, alkohol dan obat-obatan.
Ketiganya
NAPZA
disinyalir
Indonesia berada di posisi keempat
dan terkait dengan perilaku nakal
merokok,
zat
masuk ke Indonesia. Pada tahun 2013,
disinyalir dengan kesehatan mental
adalah
250
sering
Penyalahgunaan
NAPZA
menjadi satu kesatuan problem yang
menurut Sarason dan Sarason (dalam
serius. Penyalahguna NAPZA amat
Afiatin,
memprihatinkan karena sebagian besar
penyalahgunaan
di derita oleh generasi muda yang
penggunaan bahan kimia, legal, ilagal
umunya berusia 14-24 tahun, dan
yang menyebabkan kerusakan fisik,
banyak yang masih aktif di SMP,
mental dan sosial seseorang. Risiko
SMA maupun perguruan tinggi. Secara
penyalahgunaan
umum pengguna pertama NAPZA
Sunarso (2004) dapat diartikan sebagai
dimulai pada anak yang relatif muda
perilaku yang dapat terjadi pada
(Purwandari, 2005).
seseorang
risiko
bahwa pengguna NAPZA di Indonesia
2,3%
sikap
tahun
NAPZA
cenderung
memberontak,
memiliki rasa percaya diri, mudah
penggunaan
kecewa, agresif, destruktif, murung,
NAPZA sebanyak 1,75% meningkat
pada
penyalahgunaan
jiwa lain (depresi, cemas), kurang
Universitas Indonesia dan BNN (2005)
4,9%
menjadi
norma yang ada, memiliki gangguan
meningkat hingga 2,5%. Hasil riset
menjadi
untuk
menurut
perilaku menyimpang dari aturan atau
pengguna NAPZA usia 10-20 tahun
bahwa
NAPZA
sebagai
menurut BNN (2009) yaitu memiliki
mencapai
dan yang mengkhawatirkan,
menunjukkan,
zat
Ciri-ciri remaja yang memiliki
Deputi Rehabilitasi BNN, menyatakan
meningkat
merupakan
penyalahguna NAPZA.
Data yang diambil dari BNN,
diperkirakan
2008)
pemalu, pendiam, memiliki keinginan
2011.
untuk
2
mencoba
sesuatu
yang
baru/sedang mode, identitas diri kabur,
yang mempengaruhi remaja berisiko
kemampuan komunikasi rendah (baik
penyalahgunakan NAPZA.
Kemungkinan
komunikasi dengan orangtua maupun
teman), kurang menghayati iman dan
tidak
kepercayaan,
ekstrakurikuler
merasa
bosan/jenuh,
siswa
mengikuti
yang
kegiatan
1,897
kali
akan
orangtua
berisiko dalam penyalahgunaan obat.
otoriter, hubungan dengan orangtua
Data tersebut dapat dilihat bahwa
kurang harmonis, orangtua bercerai
keikutsertaan siswa dalam kegiatan
atau menikah lagi, orangtua terlalu
ekstrakurikuler juga merupakan salah
sibu/acuh,
satu faktor risiko penyalahgunaan
putus
sekolah,
memiliki
sekolah
yang
kurang
NAPZA.
disiplin, sekolah terletak dekat tempat
Peredaran
hiburan, sekolah yang kurang dapat
member
kesempatan
siswa
dan
penggunaan
NAPZA juga terjadi di kota Sragen,
untuk
mengembangkan diri secara kreatif
Jawa
dan positif, serta adaya murid yang
pemuda
menggunakan NAPZA.
mahasiswa dan dua pelajar SMA asal
Penelitian
tentang
Afandi
hubungan
Tengah.
Tahun
yang
(2009)
Sragen
ditangkap
tingkat
Polres
Sragen,
2012,
tiga
merupakan
aparat
satu
Narkoba
karena
telah
penyalahgunaan obat dan faktor-faktor
mengedarkan narkotika golongan I
yang
Faktor-faktor
jenis ganja kering, dengan barang
yang mempengaruhi penyalahgunaan
bukti berupa 12 paket ganja kering
NAPZA dalam penelitian ini adalah
seberat 15 gram senilai 2 juta. Ketiga
jenis kelamin, tempat tinggal, status
pemuda ini juga positif menggunakan
perkawinan
NAPZA setelah dilakukan tes urine di
mempengaruhi.
orangtua,
prestasi
akademik, kebiasaan merokok, teman
polresta solo (www.starjogja.com).
merokok, anggota peer group dan
Penelitian
mengikuti ekstrakurikuler.
Keikutsertaan
siswa
yang
dilakukan
Lestari dan Purwandari (2012), yang
dalam
melibatkan 2407 remaja dari 27
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
SMK/SMA di kota dan di luar kota
sekolah merupakan salah satu faktor
Sragen,
3
didapatkan
hasil
rerata
perilaku merokok di kota Sragen
16,8% pengguna NAPZA dari siswa
sebesar 23,2% dan rerata perilaku
SMUN di kota Bekasi. Faktor-faktor
merokok di luar kota Sragen sebesar
yang
20,5%.
penyalahgunaan
Perilaku
merokok
yang
memengaruhi
risiko
NAPZA
dalam
merupakan salah satu perilaku berisiko
penelitian ini adalah jenis kelamin,
menyalahgunakan NAPZA, perilaku
umur, pengetahuan, sikap, pekerjaan
merokok di kota Sragen lebih tinggi
ayah, pekerjaan ibu, keharmonisan
dari pada dari pada di luar kota Sragen.
keluarga, komunikasi keluarga, sosial
Harapan dari kenyataan di atas
ekonomi, kebiasaan merokok, teman
adalah, bahwa remaja yang memiliki
sebaya
perilaku berisiko menyalahgunakan
penelitian dalam model akhir regresi
NAPZA dan remaja
logisitik multivariat dan model akhir
menyalahgunakan
yang sudah
NAPZA
dapat
dan
luang.
Hasil
analisis regresi logistik menyatakan
menurun dan tidak terus meningkat.
faktor
Andayani
pengetahuan,
(2008)
waktu
mengemukakan
jenis
kelamin,
umur,
komunikasi,
teman
bahwa, remaja dapat menggunakan
sebaya dan waktu luang merupakan
waktu
faktor yang paling berisiko untuk
luangnya
dengan
kegiatan
positif untuk mengurangi perilaku
menyalahgunakan NAPZA.
Penggunaan waktu luang dari
berisiko menyalahgunakan NAPZA
dan dapat menjadi penerus bangsa
hasil
yang baik
responden yang menggunakan waktu
Penelitian Raharni, Nuning,
penelitian
ini
diperoleh
luang untuk les sebanyak 33,9%, untuk
dan Evie (2002) tentang faktor-faktor
mengikuti
yang
sebanyak 21,2% dan subjek yang
berhubungan
dengan
kegiatan
penyalahgunaan NAPZA pada siswa
menggunakan
SMUN
nogkrong
kota
melibatkan
beberapa
kotamadya
Bekasi
386
2002,
yang
responden
dari
SMUN
di
Bekasi.
penyalahgunaan
NAPZA
penggunaan
waktu
sebanyak
waktu
ekstrakurikuler
luang
20,5%.
luang
untuk
OR
dalam
wilayah
peneleltian ini 26,62 artinya siswa
Prevalensi
yang menggunakan waktu luangnya
terdapat
untuk kegiatan negatif 26,62 kali
4
berpeluang
lebih
besar
berisiko
perilaku
berisiko
menyalahgunakan NAPZA dibanding
menyalahgunakan
siswa yang menggunakan waktu luang
siswa
dengan kegiatan positif.
ekstrakurikuler
Beberapa penjelasan di atas
memberikan
gambaran
dalam
NAPZA.
mengikuti
Minat
kegiatan
menunjukan
bahwa
siswa mampu mengisi waktu luang
bahwa
dengan kegiatan positif.
fenomena penggunaan waktu luang
merupakan
salah
munculnya
satu
faktor
perilaku
METODE PENELITIAN
berisiko
Data yang digunakan dalam
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
penelitian ini merupakan data primer
Waktu luang yang tidak digunakan
dan data sekunder. Data primer adalah
dengan baik oleh remaja menjadi salah
data yang dilakukan peneliti sebagai
satu
data awal peneltian untuk memilah
faktor
bagi
remaja
untuk
menyalahgunakan NAPZA. Remaja
aitem
harus menggunakan waktu luangnya
luang positif dan aitem keterlibatan
dengan kegiatan yang positif dan
mengisi waktu luang negatif, dengan
produktif
kegiatan
subjek penelitian kelas XI SMK yang
ekstrakurikuler, aktif organisasi di
berjumlah 70 subjek (60 subjek laki-
sekolah, olahraga serta kegiatan positif
laki
yang
luang
Penyebaran skala keterlibatan mengisi
dengan kegiatan positif juga memiliki
waktu luang ini diberikan dengan
perilaku berrisiko menyalahgunakan
respon jawaban ( + ) apabila menrut
NAPZA dalam prosentase yang lebih
subjek
rendah. Semakin produktif dan positif
kegiatan postif dan respon jawaban ( -)
remaja dalam mengisi waktu luang,
apabila menurut subjek aitem tersebut
semakin
rendah
tingkat
perilaku
merupakan kegiatan negatif. Skoring
berisiko
dalam
menyalahgunakan
untuk respon ( + ) adalah 1 dan
seperti,
lain.
Mengisi
waktu
NAPZA dan semakin tidak produktif
keterlibatan
dan
10
aitem
mengisi
subjek
tersebut
waktu
perempuan).
merupakan
skoring untuk respon ( - ) adalah 0.
dan negatif remaja dalam mengisi
waktu luang, semakin tinggi tingkat
5
Data skunder yaitu data yang
diperoleh
dari
penelitian
melalui skala keterlibatan mengisi
yang
waktu luang.
dilakukan oleh Purwandari (2015)
Penelitian
yang berjudul “Model Kontrol Sosial
Perilaku
Remaja
digunakan dalam penelitian ini adalah
keterlibatan
ini dilaksanakan di kota Sragen Jawa
berisiko
adalah siswa dan siswi kelas 2 SMK di
Alat
Teknik
yang
inklusif, dengan kriteria-kriteria yang
rtabel (0,138).
Analisis data dilakukan secara
Skala DAST, skor skala mulai dari
statistik
bahwa
NAPZA
menggunakan
komparasi
subjek berisiko, sementara subjek yang
menyalahgunakan
skala
aitem unfavorable dengan nilai rhitug >
subjek berisiko ditentukan melalui
perilaku
merupakan
terdiri dari 8 aitem favorable dan 1
maupun kegiatan negatif. Penentuan
dalam
digunakan
luang dengan 9 aitem yang valid yang
waktu luang, baik kegiatan positif
terlibat
yang
(0,138), dan skala keterlibatan waktu
yang terlibat dalam kegiatan mengisi
menunjukkan
data
yang valid dengan nilai rhitug > rtabel
berisiko
penyalahgunaan NAPZA, (3) remaja
1-10
pengumpulan
NAPZA dengan 21 aitem favorable
yang berusia 15-18 tahun, (2) remaja
angka
menyalahgunakan
perilaku berisiko menyalahgunakan
sudah ditentukan yaitu: (1) remaja
perilaku
risiko
instrument skala dan kuisioner. Skala
dalam penelitian adalah subjek kriteria
memiliki
luang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel yang digunakan
yang
waktu
NAPZA sebagai variabel tergantung.
wilayah kota Sragen yang dipilih
populasi.
mengisi
sebagai variabel bebas dan perilaku
Tengah. Subjek dalam penelitian ini
studi
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Variabel yang
Berisiko
Penyalahgunaan NAPZA”. Penelitian
dengan
ini
parametrik.
pengukuran
berisiko
dari
skala
tekhnik
Hasil
perilaku
berisiko menyalahgunakan NAPZA,
yang
dan skala keterlibatan mengisi waktu
ditinjau dari kegiatan dalam mengisi
luang
waktu luang, baik kegiatan positif
dianalisis
menggunakan
software SPSS (Statistical Product
maupun kegiatan negatif ditentukan
6
and Service Solution) 19 for Windows
luang
Program melalui tekhnik komparasi
Statistic = 2,264 dan signifikansi (p) =
Independent Samples T-Test. Teknik
0,134 (p > 0,05). Hasil tersebut
komparasi
menunjukan variabel perilaku berisiko
dilakukan
dengan
negatif
Levene
diperoleh
menggunakan analisis Uji-t untuk
menyalahgunakan
melihat adanya perbedaan perilaku
dari keterlibatan dalam mengisi waktu
berisiko menyalahgunakan NAPZA
luang memiliki varian yang sama
ditinjau
(homogen).
dari
keterlibatan
mengisi
waktu luang pada remaja.
Hasil
dilakukan
statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN
NAPZA
analisis
dengan
ditinjau
yang
telah
menggunakan
parametrik
Independent
Hasil uji normalitas dilakukan
Samples T-Test, diperoleh nilai t
oleh peneliti dengan 209 subjek.
sebesar 4,236 dan nilai signifikasi (p)
Berdasarkan
normalitas
sebesar 0,000 (p < 0,01). Artinya ada
sebaran dari variabel perilaku berisiko
perbedaan yang sangat signifikan pada
menyalahgunakan NAPZA diperoleh
perilaku berisiko menyalahgunakan
nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1,712.
NAPZA
Hasil
mengisi waktu luang pada remaja.
uji
keterlibatan
hasil
uji
normalitas
mengisi
variabel
waktu
luang
Rerata
ditinjau
dari
keterlibatan
perilaku
berisiko
diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov
menyalahgunakan
Z = 1,244; signifikansi (p) = 0,091; (p
remaja dalam mengisi waktu luang
> 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
negatif sebesar 17,82. Rerata perilaku
sebaran
keterlibatan
berisiko menyalahgunakan NAPZA
memenuhi
pada remaja dalam mengisi waktu
mengisi
data
variabel
waktu
luang
distribusi normal.
perilaku
menyalahgunakan
keterlibatan
pada
luang positif sebesar 13,43. Artinya
Hasil uji homogenitas dari
variabel
NAPZA
berisiko
NAPZA
mengisi
remaja mengisi waktu luang dengan
waktu
kegiatan
negatif
memiliki
tingkat
dengan
perilaku berisiko menyalahgunakan
luang
NAPZA yang lebih tinggi, dari pada
positif dan keterlibatan mengisi waktu
remaja mengisi waktu luang positif.
7
Hasil di atas sesuai dengan
penelitian
Afandi
rumah, mengunjungi toko buku, dan
bahwa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
keikutsertaan siswa dalam mengikuti
Kegiatan positif tersebut remaja dapat
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
menambah
(salah satu kegiatan positif) merupakan
meningkatkan ketrampilan dan harga
salah satu faktor yang mempengaruhi
diri,
perilaku berisiko menyalahgunakan
bermanfaat sehingga seseorang tidak
NAPZA pada remaja. Kemungkinan
mudah membayangkan hal-hal yang ke
siswa yang tidak mengikuti kegiatan
arah
ekstrakurikuler
remaja menggunakan waktu luang
(2009)
yang
dilakukan
komunitas musik, menonton TV di
sebelumnya,
1,897
kali
akan
pengetahuan,
memiliki
kesibukan
penyalahgunaan.
yang
Sebaliknya
terjurumus memiliki perilaku berisiko
dengan
menyalahgunakan obat. Hal ini juga
penelitian ini memiliki prosentase
sejalan
Hirchi
30,15% dengan 63 subjek. Kegiatan
(2001), bahwa keterlibatan remaja
waktu luang negatif dalam penelitian
berhubungan dengan seberapa banyak
ini antara lain seperti: main PS/game
waktu luang yang dihabiskan remaja
online di warnet, konvoi komunitas
untuk berinteraksi dengan individu lain
motor
dalam suatu kegiatan.
sekolah, nongkrong dengan teman
dengan
pendapat
Keterlibatan remaja mengisi
waktu
luang
terhadap
akan
berpengaruh
perilaku
berisiko
menyalahgunakan
kegiatan
setiap
negatif
malam,
dalam
membolos
untuk tujuan yang tidak jelas di tempat
hiburan,
menghabiskan
tempat-tempat
malam
hiburan
di
malam.
NAPZA.
Kegiatan tersebut dapat menimbulkan
Responden penelitian ini ada 209
rasa malas untuk melakukan apapun,
subjek, subjek yang tergolong mengisi
timbul rasa frustasi, akan melakukan
waktu luang positif dalam pnelitian ini
perilaku
memiliki prosentase sebesar 69,85%
menyalahgunakan
dengan 146 subjek. Kegiatan positif
pergi nongkrong untuk kebut-kebutan
yang dilakukan dalam penelitian ini
dijalan, pergi ke tempat hiburan malam
antara
yang
lain:
olahraga,
mengikuti
8
yang
berisiko
NAPZA
memungkinkan
seperti
mengikuti
perilaku orang-orang disekitar yang
memiliki tingkat perilaku berisiko
merokok,
menyalagunakan NAPZA yang lebih
mabuk-mabukan,
bahkan
bertemu dengan pengedar.
Keterlibatan
tinggi dari pada remaja yang mengisi
remaja
dalam
waktu
luangnya
dengan
kegiatan
mengisi waktu luang sangat penting
positif. Hasil ini sesuai dengan salah
untuk
satu
diperhatikan,
agar
dapat
faktor
perilaku
berisiko
menggunakan dan memilih kegiatan
menyalahgunakan
yang dilakukan dengan baik agar tidak
dikemukakan oleh Rustyawati (2010)
terlibat
bahwa remaja yang mengisi waktu
dalam
penyalahgunaan
NAPZA. Banyaknya waktu luang
luangnya
diluar
(pergi
jam
sekolah
akan
dapat
NAPZA
yang
dengan kegiatan negatif
ke
diskotik,
nongkrong,
memberikn peluang bagi remaja salah
balapan, judi dan sebagainya), lebih
dalm bergaul dan melakukan kegiatan-
tinggi
kegiatan negatif sehingga terjebak
menyalahgunakan NAPZA, dibanding
dalam kesalahan pemanfaatan waktu.
remaja yang mengisi waktu luangnya
Apabila remaja melakukan kegiatan
dengan kegiatan positif (mengikuti
positif
terjadi
ekstrakurikuler, olahraga, les, belajar
masalah, namun jika watu luaang
kelompok dan lain sebagainya), lebih
tersebut digunakan untuk kegiatan
rendah
negatif
menyalahgunakan NAPZA.
maka
tidak
maka
akan
lingkungan
akan
terganggu dan adanya kemungkinan
memiliki
meiliki
perilaku
perilaku
Perilaku
berisiko
berisiko
berisiko
terlibat dalam risiko penyalahgunaan
menyalagunakan NAPZA merupakan
NAPZA (Hapsari, 2010).
salah satu bentuk perilaku yang dapat
Hasil
penelitian
ini
merugikan jasmani, mental maupun
menunjukan bahwa ada perbedaan
kehidupan
perilaku berisiko menyalahgunakan
kemampuan belajar, perilaku menjadi
NAPZA
anti
ditinjau
dari
keterlibatan
sosial,
sosial,
menurunkan
tidak
mampu
mengisi waktu luang pada remaja.
membedakanan
Artinya remaja yang mengisi waktu
tindakan, serta merusak hubungan
luangnya
keluarga
dengan kegiatan negatif
9
dan
baik
buruk
hubungan
suatu
sosial.
Wicaksana (dalam Purnomowardani
keterlibatan mengisi waktu luangnya
dan Koentjoro, 2000), menyatakan
termasuk dalam kategori sedang.
penyalahgunaan NAPZA merupakan
suatu pola penggunaan zat
Hasil
yang
masih
memiliki
bersifat merusak, paling sedikit 1
keterbatasan
bulan
terdapat
sehingga
menimbulkan
dalam
dalam
pada
penelitian
ini
keterbatasan,
penelitian
pengukuran
ini
skala
gangguan dalam pekerjaan, belajar dan
keterlibatan mengisi waktu luang.
pergaulan.
Skala
Berdasarkan
mengisi
waktu
analisis
luang memiliki 19 aitem dan ada 10
diketahui bahwa Variabel perilaku
aitem yang tidak layak digunakan, dan
berisiko menyalahgunakan NAPZA
harus membuang aitem yang tidak
mempunyai
(RE)
layak tersebut. Aitem yang layak
sebesar 14,75 dan rerata hipotetik
digunakan dalam penelitian ada 9
(RH) sebesar 31,5. Hasil tersebut
aitem, dari jumlah aitem yang tidak
menunjukan bahwa variabel perilaku
layak digunakan dan aitem yang harus
berisiko menyalahgunakan NAPZA
dibuang lebih banyak, maka aitem
pada
skala keterlibatan mengisi waktu luang
rerata
subjek
hasil
keterlibatan
empirik
penelitian
tergolong
rendah. Kondisi ini berarti subjek
perlu
penelitian memiliki risiko terhadap
diperbaiki agar mendapatkan hasil
penyalahgunaan
yang lebih baik.
NAPZA
tergolong
dalam kategori yang rendah.
dicermati
kembali,
dan
KESIMPULAN
Variabel keterlibatan mengisi
rerata
Berdasarkan hasil penelitian
empirik (RE) sebesar 11,12 dan rerata
dan pembahsan yang telah diuraikan
hipotetik (RH) sebesar 13,5. Hasil
seluruhnya, dapat diambil kesimpulan
tersebut menunjukan bahwa variabel
bahwa :
keterlibatan mengisi waktu luang pada
1. Ada
waktu
luang
mempunyai
perbedaan
yang
sangat
subjek penelitian tergolong sedang
signifikan pada perilaku berisiko
kondisi ini berarti remaja dalam
menyalahgunakan NAPZA ditinjau
dari keterlibatan mengisi waktu
10
luang dalam mengisi
kegiatan
menyimpang, serta pihak sekolah
positif
kegiatan
prlu memberikan wadah bagi siswa
dan
mengisi
negatif pada remaja.
siswi untuk meningkatkan dan
2. Remaja yang mengisi waktu luang
mengembangkan bakat
maupun
dengan kegiatan negatif memiliki
kreatifitas siswa agar tidak terlibat
tingkat
penyalahgunaan NAPZA.
perilaku
berisiko
2. Bagi remaja, remaja harus lebih
menyalahgunakan NAPZA yang
lebih tinggi, jika dibandingkan
pandai
dengan remaja yang mengisi waktu
mengontrol kegiatan apa yang
luang dengan kegiatan positif.
harus
3. Tingkat
risiko
NAPZA
pada
tergolong
dalam
memilih
dilakukan
di
dan
waktu
penyalahgunaan
luangnya, remaja juga harus lebih
penelitian
memahami
rendah,
ini
sedangkan
tentang
dan
risiko
mengetahui
penyalahgunaan
tingkat keterlibatan mngisi waktu
NAPZA, bahwa waktu luang yang
luang tergolong sedang.
digunakan dengan kegiatan positif
akan mengurangi dampak remaja
terlibat
SARAN
dalam
penyalahgunaan
Berdasarkan hasil penelitian
NAPZA dan waktu luang yang
dan kesimpulan yang diperoleh selama
digunakan dengan kegiatan negatif
pelaksanaan penelitian, maka penulis
remaja akan lebih mudah terlibat
memberikan saran yang diharapkan
dan memiliki perilaku berisiko
dapat bermanfaat, yaitu :
menyalahgunakan NAPZA.
1. Bagi sekolah. Pihak sekolah harus
3. Bagi Orang Tua. Orang tua harus
lebih memahami tentang bentuk-
lebih
bentuk
berisiko
mengawasikegiatan waktu luang
manyalahgunakan NAPZA, pihak
anaknya, orang tua juga harus lebih
sekolah juga perlu memberikan
menekankan pada anaknya untuk
aturan yang tegas bagi siswa siswi
mengisi waktu luangnya dengan
yang melanggar aturan dan terus
kegiatan positif seperti: mengikuti
mengawasi perilaku siswa yang
les,
perilaku
11
memperhatikan
kursus,
dan
ekstrakurikuler,
olahraga,
rumah
membantu
dan
pekerjaan
kegiatan
lainnya,
agar
positif
terhindar
dariketerlibatan
dalam
menyalahgunakan NAPZA.
4. Bagi
peneliti
Penelitian
ini
selanjutnya.
terbatas
pada
variabel bebasnya, dengan aitem
yang terbatas
peneliti
diharapkan bagi
selajutnya
memperbaiki
dan
dapat
meningkatan
kualitas aitem variabel tersebut,
sehingga
perlu
dilakukan
penelitian
lagi
dengan
menggunakan
atau
menambah
variabel-variabel lain yang belum
disertakan dalam penelitian ini,
serta dapat mengembangkan dan
memperluas
ruang
lingkup
penelitian dengan lebih baik.
12
Jurnal. Diunduh pada tanggal
21
Maret
2014,
dari
http://eprits.undip.ac.id/
111112/1/JURNAL_UTAMI_
RETNO_HAPSARI_M
2A0003073(1).pdf.
DAFTAR RUJUKAN
Afandi, D., Chandra, F., Novitasari,
D.,
Riyanto,
I.W.
&
Kurniawan, L. (2009). Tingkat
Penyalahgunaan Obat dan
Faktor Risiko di Kalangan
Siswa Sekolah Menengah
Umum. Artikel Penelitian
Majelis Kedokteran Indonesia
Vol.59, No.6, Juni 2009, 266271.
Hirchi,
T.
2001.
Causes
of
Delinquency. New Brunswick,
N.J.: Transaction
Kasyaf. 2013. Anak Bangsa dan
Narkoba.
Diunduh
pada
tangaal 21 Maret 2014 dari
http://m.kompasiana.com/post/r
ead/567668/1/anak-bangsadan-narkoba.html.
Afiatin,
T.
2008.
Pencegahan
Penyalahgunaaan
Narkoba
dengan Program AJI.
Andayani,
A.,
Tarigan.
2008.
Hubungan Antara Pemanfaatan
Waktu
Luang
dengan
Kreatifitas
pada
Remaja.
Jakarta:
Jurnal
Fakultas Psikologi Indonesia
Vol.02,
No.02, Agustus
2008.Yogyakarta : Gadjah
Muda University Press.
Kasyaf. 2013. Anak Bangsa dan
Narkoba.
Diunduh
pada
tangaal 21 Maret 2014 dari
http://m.kompasiana.com/post/r
ead/567668/1/anak-bangsadan-narkoba.html.
Lestari, R. dan Purwandari, E. 2012.
Perilaku Merokok pada Remaja
SMK/SMA di kota dan di luar
kota. Proceeding Temu Ilmiah
Nasional
VIII
IPPI.
Yogyakarta: November 2012.
136-145.
BNN: Data Kasus Tindak Pidana
Kasus Narkoba di Indonesia
Tahun 1997-2008. Reporter:
Dit IV/TP Narkoba dan KT
Bareskrim Polri. 30 Januari
2009.
http://www.bnn.go.id/portalbar
u/portal/konten.php?nama=Dat
akasus&op=detail_data_kasus
&id=30&mn=2&smn=e. Di
unduh pada tanggal 21
Maret 2014.
Purnomowardani, D. A., & Koentjoro.
2000. Penyingkapan Diri,
Perilaku
Seksual,
dan
Penyalahgunaan
Narkoba.
Jurnal Psikologi, No.1: 60-72.
Purwandari,
E.
2005.
Memori
Emosional
Remaja
yang
Sedang Menjalani Rehabilitasi
NAPZA. Jurnal Penelitian
Humaniora Vol. 6, No.2,
Agustus
2005. 130-143
Hapsari. U. R. 2010. Hubungan Antara
Minat Mengikuti Kegiatan
Ekstrakulikuler
dengan
Intensi
Delinkuensi
pada
Remaja
Siswa
Sekolah
Menengan Kejuruan (SMK).
13
Purwandari, E. (2015). Model Kontro
Sosial
Perilaku
Remaja
Berisiko
Penyalahgunaan
NAPZA.
Desertasi.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi. Univesitas Gajah
Mada
Raharni, Nuning, M. K., Evie. M.
2002.
Faktor-faktor
yang
Berhungungan
dengan
Penyalahgunaan NAPZA di
Kota Bekasi 2002. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan.
Vol. 9, No. 3, Juli 2006: 147155.
Rustyawati. 2010. Beberapa Faktor
Risiko yang Berhubungan
dengan
Penyalahgunaan
Narkoba pada Penderita yang
Dirawat Di Panti Rehabilitasi
(Studi Kasus di Semarang dan
Sekitarnya).
Jurnal
epidemiologi. Diunduh pada
tanggal 21 Maret 2014, dari
http://eprints.undip.ac.id/4407/
Setiyadi, A. F. 2012. Pelajar dan
Mahasiswa Pengedar Ganja
dibekuk Polisi.
Diunduh
pada tanggal 21 Desember, dari
http://www.starjogja.com/index
.php/pelajar-dan-mahasiswapengedar-ganja-dibekuk-polisi1161003
Sunarso, S. 2004. Penegakan Hukum
Psikotropika dalam Kajian
Psikologi Hukum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
14
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
PERBEDAANPERILAKUBERISIKoMENYALAHGII|{AKANNAPZA
DITINJAUDARITNTT,NUBATANMENGISIWAKTULUANGPADA
.REMAJA
Yang diajukan oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
Telah disetujui untuk dipertahankan
di dePan dewan Penguji
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Surakarta, 22 Desembet 2014
iii
PERBEDAAN PERILAKU BERI SIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
-REMAJA
Yang Disusun Oleh:
NANIK SRI LESTARI
F 100 100 104
Telah dipertahankan di depan dewan Dewan Penguji
PadaTanggal
20 DeSembcr er,[
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Penguji Utama
Dr. Eny Purwandari. M.Si
Penguji Pendamping I
h.P_erliu.wtSi
Penguji Pendamping
qfh{
II
Setia Asvanti. S.Psi. M.Si
Surakarta,
f-o
iyah Surakarta
a
{tr
g\:
Ft
ffi
kffi&
til
Defram$,er Aan
Fakultas
gr
l4
t>
/q
n/,
(Dr.T
1V
PERBEDAAN PERILAKU BERISIKO MENYALAHGUNAKAN NAPZA
DITINJAU DARI KETERLIBATAN MENGISI WAKTU LUANG PADA
REMAJA
Nanik Sri Lestari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Naniksrilestari.07@gmail.com
Pembimbing:
Eny Purwandari, S.Psi, M.Si
Perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada umumnya terjadi pada
remaja yang masih aktif di SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Penggunaan waktu
luang dengan kegiatan negatif merupakan salah satu faktor risiko munculnya
perilaku penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada
remaja yang mengisi waktu luang positif dan remaja yang mengisi waktu luang
negatif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA ditinjau dari keterlibatan dalam mengisi waktu luang
pada remaja.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di 2 SMK yang terletak
diwilayah kota Sragen, dengan jumlah 209 responden. Subjek dalam penelitian ini
ditentukan dengan subjek kriteria inklusif, dengan ketentuan yaitu: (1) remaja yang
berusia 15-18 tahun, (2) remaja yang memiliki perialku berisiko menyalahgunakan
NAPZA, (3) remaja yang terlibat dalam kegiatan mengisi waktu luang, baik kegiatan
positif maupun kegiatan negatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku
berisiko menyalahgunakan NAPZA dan skala keterlibatan mengisi waktu luang.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan software SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 19 for Windows Program, melalui teknik
komparasi parametrik Independent Samples T-Test.
Hasil penelitian ini menunjukan nilai t= 4,236 dan sig=0,000 (p < 0,01).
Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan pada perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA ditinjau dari keterlibatan mengisi waktu luang pada
remaja. Rerata perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA pada remaja dalam
mengisi waktu luang negatif sebesar 17,82. Rerata perilaku berisiko
menyalahgunakan NAPZA pada remaja dalam mengisi waktu luang positif sebesar
13,43. Artinya remaja mengisi waktu luang dengan kegiatan negatif, memiliki tingkat
perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA lebih tinggi dari pada remaja mengisi
waktu luang positif. Variabel peilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA memiliki
rerata empirik (RE) sebesar 14,75 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 31,5 yang
berarti perilaku berisiko menyalahgunakan NAPZA tergolong rendah. Variabel
keterlibtan mengisi waktu luang memiliki rerata empirik (RE) sebesar 11,12 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 13,5 yang berarti keterlibatan mengisi waktu luang
tergolomg sedang.
Kata kunci: Keterlibatan mengisi waktu luang positif, keterlibatan mengisi waktu
luang negatif dan perilaku berisiko penyalahgunaan NAPZA.
1
Sebanyak
PENDAHULUAN
mengandung
Problem utama remaja yang
terbesar
penyalahguna
berkaitan
dan
jenis
baru
di
dunia
dalam
penyalahgunaan NAPZA.
NAPZA, alkohol dan obat-obatan.
Ketiganya
NAPZA
disinyalir
Indonesia berada di posisi keempat
dan terkait dengan perilaku nakal
merokok,
zat
masuk ke Indonesia. Pada tahun 2013,
disinyalir dengan kesehatan mental
adalah
250
sering
Penyalahgunaan
NAPZA
menjadi satu kesatuan problem yang
menurut Sarason dan Sarason (dalam
serius. Penyalahguna NAPZA amat
Afiatin,
memprihatinkan karena sebagian besar
penyalahgunaan
di derita oleh generasi muda yang
penggunaan bahan kimia, legal, ilagal
umunya berusia 14-24 tahun, dan
yang menyebabkan kerusakan fisik,
banyak yang masih aktif di SMP,
mental dan sosial seseorang. Risiko
SMA maupun perguruan tinggi. Secara
penyalahgunaan
umum pengguna pertama NAPZA
Sunarso (2004) dapat diartikan sebagai
dimulai pada anak yang relatif muda
perilaku yang dapat terjadi pada
(Purwandari, 2005).
seseorang
risiko
bahwa pengguna NAPZA di Indonesia
2,3%
sikap
tahun
NAPZA
cenderung
memberontak,
memiliki rasa percaya diri, mudah
penggunaan
kecewa, agresif, destruktif, murung,
NAPZA sebanyak 1,75% meningkat
pada
penyalahgunaan
jiwa lain (depresi, cemas), kurang
Universitas Indonesia dan BNN (2005)
4,9%
menjadi
norma yang ada, memiliki gangguan
meningkat hingga 2,5%. Hasil riset
menjadi
untuk
menurut
perilaku menyimpang dari aturan atau
pengguna NAPZA usia 10-20 tahun
bahwa
NAPZA
sebagai
menurut BNN (2009) yaitu memiliki
mencapai
dan yang mengkhawatirkan,
menunjukkan,
zat
Ciri-ciri remaja yang memiliki
Deputi Rehabilitasi BNN, menyatakan
meningkat
merupakan
penyalahguna NAPZA.
Data yang diambil dari BNN,
diperkirakan
2008)
pemalu, pendiam, memiliki keinginan
2011.
untuk
2
mencoba
sesuatu
yang
baru/sedang mode, identitas diri kabur,
yang mempengaruhi remaja berisiko
kemampuan komunikasi rendah (baik
penyalahgunakan NAPZA.
Kemungkinan
komunikasi dengan orangtua maupun
teman), kurang menghayati iman dan
tidak
kepercayaan,
ekstrakurikuler
merasa
bosan/jenuh,
siswa
mengikuti
yang
kegiatan
1,897
kali
akan
orangtua
berisiko dalam penyalahgunaan obat.
otoriter, hubungan dengan orangtua
Data tersebut dapat dilihat bahwa
kurang harmonis, orangtua bercerai
keikutsertaan siswa dalam kegiatan
atau menikah lagi, orangtua terlalu
ekstrakurikuler juga merupakan salah
sibu/acuh,
satu faktor risiko penyalahgunaan
putus
sekolah,
memiliki
sekolah
yang
kurang
NAPZA.
disiplin, sekolah terletak dekat tempat
Peredaran
hiburan, sekolah yang kurang dapat
member
kesempatan
siswa
dan
penggunaan
NAPZA juga terjadi di kota Sragen,
untuk
mengembangkan diri secara kreatif
Jawa
dan positif, serta adaya murid yang
pemuda
menggunakan NAPZA.
mahasiswa dan dua pelajar SMA asal
Penelitian
tentang
Afandi
hubungan
Tengah.
Tahun
yang
(2009)
Sragen
ditangkap
tingkat
Polres
Sragen,
2012,
tiga
merupakan
aparat
satu
Narkoba
karena
telah
penyalahgunaan obat dan faktor-faktor
mengedarkan narkotika golongan I
yang
Faktor-faktor
jenis ganja kering, dengan barang
yang mempengaruhi penyalahgunaan
bukti berupa 12 paket ganja kering
NAPZA dalam penelitian ini adalah
seberat 15 gram senilai 2 juta. Ketiga
jenis kelamin, tempat tinggal, status
pemuda ini juga positif menggunakan
perkawinan
NAPZA setelah dilakukan tes urine di
mempengaruhi.
orangtua,
prestasi
akademik, kebiasaan merokok, teman
polresta solo (www.starjogja.com).
merokok, anggota peer group dan
Penelitian
mengikuti ekstrakurikuler.
Keikutsertaan
siswa
yang
dilakukan
Lestari dan Purwandari (2012), yang
dalam
melibatkan 2407 remaja dari 27
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
SMK/SMA di kota dan di luar kota
sekolah merupakan salah satu faktor
Sragen,
3
didapatkan
hasil
rerata
perilaku merokok di kota Sragen
16,8% pengguna NAPZA dari siswa
sebesar 23,2% dan rerata perilaku
SMUN di kota Bekasi. Faktor-faktor
merokok di luar kota Sragen sebesar
yang
20,5%.
penyalahgunaan
Perilaku
merokok
yang
memengaruhi
risiko
NAPZA
dalam
merupakan salah satu perilaku berisiko
penelitian ini adalah jenis kelamin,
menyalahgunakan NAPZA, perilaku
umur, pengetahuan, sikap, pekerjaan
merokok di kota Sragen lebih tinggi
ayah, pekerjaan ibu, keharmonisan
dari pada dari pada di luar kota Sragen.
keluarga, komunikasi keluarga, sosial
Harapan dari kenyataan di atas
ekonomi, kebiasaan merokok, teman
adalah, bahwa remaja yang memiliki
sebaya
perilaku berisiko menyalahgunakan
penelitian dalam model akhir regresi
NAPZA dan remaja
logisitik multivariat dan model akhir
menyalahgunakan
yang sudah
NAPZA
dapat
dan
luang.
Hasil
analisis regresi logistik menyatakan
menurun dan tidak terus meningkat.
faktor
Andayani
pengetahuan,
(2008)
waktu
mengemukakan
jenis
kelamin,
umur,
komunikasi,
teman
bahwa, remaja dapat menggunakan
sebaya dan waktu luang merupakan
waktu
faktor yang paling berisiko untuk
luangnya
dengan
kegiatan
positif untuk mengurangi perilaku
menyalahgunakan NAPZA.
Penggunaan waktu luang dari
berisiko menyalahgunakan NAPZA
dan dapat menjadi penerus bangsa
hasil
yang baik
responden yang menggunakan waktu
Penelitian Raharni, Nuning,
penelitian
ini
diperoleh
luang untuk les sebanyak 33,9%, untuk
dan Evie (2002) tentang faktor-faktor
mengikuti
yang
sebanyak 21,2% dan subjek yang
berhubungan
dengan
kegiatan
penyalahgunaan NAPZA pada siswa
menggunakan
SMUN
nogkrong
kota
melibatkan
beberapa
kotamadya
Bekasi
386
2002,
yang
responden
dari
SMUN
di
Bekasi.
penyalahgunaan
NAPZA
penggunaan
waktu
sebanyak
waktu
ekstrakurikuler
luang
20,5%.
luang
untuk
OR
dalam
wilayah
peneleltian ini 26,62 artinya siswa
Prevalensi
yang menggunakan waktu luangnya
terdapat
untuk kegiatan negatif 26,62 kali
4
berpeluang
lebih
besar
berisiko
perilaku
berisiko
menyalahgunakan NAPZA dibanding
menyalahgunakan
siswa yang menggunakan waktu luang
siswa
dengan kegiatan positif.
ekstrakurikuler
Beberapa penjelasan di atas
memberikan
gambaran
dalam
NAPZA.
mengikuti
Minat
kegiatan
menunjukan
bahwa
siswa mampu mengisi waktu luang
bahwa
dengan kegiatan positif.
fenomena penggunaan waktu luang
merupakan
salah
munculnya
satu
faktor
perilaku
METODE PENELITIAN
berisiko
Data yang digunakan dalam
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
penelitian ini merupakan data primer
Waktu luang yang tidak digunakan
dan data sekunder. Data primer adalah
dengan baik oleh remaja menjadi salah
data yang dilakukan peneliti sebagai
satu
data awal peneltian untuk memilah
faktor
bagi
remaja
untuk
menyalahgunakan NAPZA. Remaja
aitem
harus menggunakan waktu luangnya
luang positif dan aitem keterlibatan
dengan kegiatan yang positif dan
mengisi waktu luang negatif, dengan
produktif
kegiatan
subjek penelitian kelas XI SMK yang
ekstrakurikuler, aktif organisasi di
berjumlah 70 subjek (60 subjek laki-
sekolah, olahraga serta kegiatan positif
laki
yang
luang
Penyebaran skala keterlibatan mengisi
dengan kegiatan positif juga memiliki
waktu luang ini diberikan dengan
perilaku berrisiko menyalahgunakan
respon jawaban ( + ) apabila menrut
NAPZA dalam prosentase yang lebih
subjek
rendah. Semakin produktif dan positif
kegiatan postif dan respon jawaban ( -)
remaja dalam mengisi waktu luang,
apabila menurut subjek aitem tersebut
semakin
rendah
tingkat
perilaku
merupakan kegiatan negatif. Skoring
berisiko
dalam
menyalahgunakan
untuk respon ( + ) adalah 1 dan
seperti,
lain.
Mengisi
waktu
NAPZA dan semakin tidak produktif
keterlibatan
dan
10
aitem
mengisi
subjek
tersebut
waktu
perempuan).
merupakan
skoring untuk respon ( - ) adalah 0.
dan negatif remaja dalam mengisi
waktu luang, semakin tinggi tingkat
5
Data skunder yaitu data yang
diperoleh
dari
penelitian
melalui skala keterlibatan mengisi
yang
waktu luang.
dilakukan oleh Purwandari (2015)
Penelitian
yang berjudul “Model Kontrol Sosial
Perilaku
Remaja
digunakan dalam penelitian ini adalah
keterlibatan
ini dilaksanakan di kota Sragen Jawa
berisiko
adalah siswa dan siswi kelas 2 SMK di
Alat
Teknik
yang
inklusif, dengan kriteria-kriteria yang
rtabel (0,138).
Analisis data dilakukan secara
Skala DAST, skor skala mulai dari
statistik
bahwa
NAPZA
menggunakan
komparasi
subjek berisiko, sementara subjek yang
menyalahgunakan
skala
aitem unfavorable dengan nilai rhitug >
subjek berisiko ditentukan melalui
perilaku
merupakan
terdiri dari 8 aitem favorable dan 1
maupun kegiatan negatif. Penentuan
dalam
digunakan
luang dengan 9 aitem yang valid yang
waktu luang, baik kegiatan positif
terlibat
yang
(0,138), dan skala keterlibatan waktu
yang terlibat dalam kegiatan mengisi
menunjukkan
data
yang valid dengan nilai rhitug > rtabel
berisiko
penyalahgunaan NAPZA, (3) remaja
1-10
pengumpulan
NAPZA dengan 21 aitem favorable
yang berusia 15-18 tahun, (2) remaja
angka
menyalahgunakan
perilaku berisiko menyalahgunakan
sudah ditentukan yaitu: (1) remaja
perilaku
risiko
instrument skala dan kuisioner. Skala
dalam penelitian adalah subjek kriteria
memiliki
luang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel yang digunakan
yang
waktu
NAPZA sebagai variabel tergantung.
wilayah kota Sragen yang dipilih
populasi.
mengisi
sebagai variabel bebas dan perilaku
Tengah. Subjek dalam penelitian ini
studi
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Variabel yang
Berisiko
Penyalahgunaan NAPZA”. Penelitian
dengan
ini
parametrik.
pengukuran
berisiko
dari
skala
tekhnik
Hasil
perilaku
berisiko menyalahgunakan NAPZA,
yang
dan skala keterlibatan mengisi waktu
ditinjau dari kegiatan dalam mengisi
luang
waktu luang, baik kegiatan positif
dianalisis
menggunakan
software SPSS (Statistical Product
maupun kegiatan negatif ditentukan
6
and Service Solution) 19 for Windows
luang
Program melalui tekhnik komparasi
Statistic = 2,264 dan signifikansi (p) =
Independent Samples T-Test. Teknik
0,134 (p > 0,05). Hasil tersebut
komparasi
menunjukan variabel perilaku berisiko
dilakukan
dengan
negatif
Levene
diperoleh
menggunakan analisis Uji-t untuk
menyalahgunakan
melihat adanya perbedaan perilaku
dari keterlibatan dalam mengisi waktu
berisiko menyalahgunakan NAPZA
luang memiliki varian yang sama
ditinjau
(homogen).
dari
keterlibatan
mengisi
waktu luang pada remaja.
Hasil
dilakukan
statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN
NAPZA
analisis
dengan
ditinjau
yang
telah
menggunakan
parametrik
Independent
Hasil uji normalitas dilakukan
Samples T-Test, diperoleh nilai t
oleh peneliti dengan 209 subjek.
sebesar 4,236 dan nilai signifikasi (p)
Berdasarkan
normalitas
sebesar 0,000 (p < 0,01). Artinya ada
sebaran dari variabel perilaku berisiko
perbedaan yang sangat signifikan pada
menyalahgunakan NAPZA diperoleh
perilaku berisiko menyalahgunakan
nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 1,712.
NAPZA
Hasil
mengisi waktu luang pada remaja.
uji
keterlibatan
hasil
uji
normalitas
mengisi
variabel
waktu
luang
Rerata
ditinjau
dari
keterlibatan
perilaku
berisiko
diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov
menyalahgunakan
Z = 1,244; signifikansi (p) = 0,091; (p
remaja dalam mengisi waktu luang
> 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
negatif sebesar 17,82. Rerata perilaku
sebaran
keterlibatan
berisiko menyalahgunakan NAPZA
memenuhi
pada remaja dalam mengisi waktu
mengisi
data
variabel
waktu
luang
distribusi normal.
perilaku
menyalahgunakan
keterlibatan
pada
luang positif sebesar 13,43. Artinya
Hasil uji homogenitas dari
variabel
NAPZA
berisiko
NAPZA
mengisi
remaja mengisi waktu luang dengan
waktu
kegiatan
negatif
memiliki
tingkat
dengan
perilaku berisiko menyalahgunakan
luang
NAPZA yang lebih tinggi, dari pada
positif dan keterlibatan mengisi waktu
remaja mengisi waktu luang positif.
7
Hasil di atas sesuai dengan
penelitian
Afandi
rumah, mengunjungi toko buku, dan
bahwa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
keikutsertaan siswa dalam mengikuti
Kegiatan positif tersebut remaja dapat
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
menambah
(salah satu kegiatan positif) merupakan
meningkatkan ketrampilan dan harga
salah satu faktor yang mempengaruhi
diri,
perilaku berisiko menyalahgunakan
bermanfaat sehingga seseorang tidak
NAPZA pada remaja. Kemungkinan
mudah membayangkan hal-hal yang ke
siswa yang tidak mengikuti kegiatan
arah
ekstrakurikuler
remaja menggunakan waktu luang
(2009)
yang
dilakukan
komunitas musik, menonton TV di
sebelumnya,
1,897
kali
akan
pengetahuan,
memiliki
kesibukan
penyalahgunaan.
yang
Sebaliknya
terjurumus memiliki perilaku berisiko
dengan
menyalahgunakan obat. Hal ini juga
penelitian ini memiliki prosentase
sejalan
Hirchi
30,15% dengan 63 subjek. Kegiatan
(2001), bahwa keterlibatan remaja
waktu luang negatif dalam penelitian
berhubungan dengan seberapa banyak
ini antara lain seperti: main PS/game
waktu luang yang dihabiskan remaja
online di warnet, konvoi komunitas
untuk berinteraksi dengan individu lain
motor
dalam suatu kegiatan.
sekolah, nongkrong dengan teman
dengan
pendapat
Keterlibatan remaja mengisi
waktu
luang
terhadap
akan
berpengaruh
perilaku
berisiko
menyalahgunakan
kegiatan
setiap
negatif
malam,
dalam
membolos
untuk tujuan yang tidak jelas di tempat
hiburan,
menghabiskan
tempat-tempat
malam
hiburan
di
malam.
NAPZA.
Kegiatan tersebut dapat menimbulkan
Responden penelitian ini ada 209
rasa malas untuk melakukan apapun,
subjek, subjek yang tergolong mengisi
timbul rasa frustasi, akan melakukan
waktu luang positif dalam pnelitian ini
perilaku
memiliki prosentase sebesar 69,85%
menyalahgunakan
dengan 146 subjek. Kegiatan positif
pergi nongkrong untuk kebut-kebutan
yang dilakukan dalam penelitian ini
dijalan, pergi ke tempat hiburan malam
antara
yang
lain:
olahraga,
mengikuti
8
yang
berisiko
NAPZA
memungkinkan
seperti
mengikuti
perilaku orang-orang disekitar yang
memiliki tingkat perilaku berisiko
merokok,
menyalagunakan NAPZA yang lebih
mabuk-mabukan,
bahkan
bertemu dengan pengedar.
Keterlibatan
tinggi dari pada remaja yang mengisi
remaja
dalam
waktu
luangnya
dengan
kegiatan
mengisi waktu luang sangat penting
positif. Hasil ini sesuai dengan salah
untuk
satu
diperhatikan,
agar
dapat
faktor
perilaku
berisiko
menggunakan dan memilih kegiatan
menyalahgunakan
yang dilakukan dengan baik agar tidak
dikemukakan oleh Rustyawati (2010)
terlibat
bahwa remaja yang mengisi waktu
dalam
penyalahgunaan
NAPZA. Banyaknya waktu luang
luangnya
diluar
(pergi
jam
sekolah
akan
dapat
NAPZA
yang
dengan kegiatan negatif
ke
diskotik,
nongkrong,
memberikn peluang bagi remaja salah
balapan, judi dan sebagainya), lebih
dalm bergaul dan melakukan kegiatan-
tinggi
kegiatan negatif sehingga terjebak
menyalahgunakan NAPZA, dibanding
dalam kesalahan pemanfaatan waktu.
remaja yang mengisi waktu luangnya
Apabila remaja melakukan kegiatan
dengan kegiatan positif (mengikuti
positif
terjadi
ekstrakurikuler, olahraga, les, belajar
masalah, namun jika watu luaang
kelompok dan lain sebagainya), lebih
tersebut digunakan untuk kegiatan
rendah
negatif
menyalahgunakan NAPZA.
maka
tidak
maka
akan
lingkungan
akan
terganggu dan adanya kemungkinan
memiliki
meiliki
perilaku
perilaku
Perilaku
berisiko
berisiko
berisiko
terlibat dalam risiko penyalahgunaan
menyalagunakan NAPZA merupakan
NAPZA (Hapsari, 2010).
salah satu bentuk perilaku yang dapat
Hasil
penelitian
ini
merugikan jasmani, mental maupun
menunjukan bahwa ada perbedaan
kehidupan
perilaku berisiko menyalahgunakan
kemampuan belajar, perilaku menjadi
NAPZA
anti
ditinjau
dari
keterlibatan
sosial,
sosial,
menurunkan
tidak
mampu
mengisi waktu luang pada remaja.
membedakanan
Artinya remaja yang mengisi waktu
tindakan, serta merusak hubungan
luangnya
keluarga
dengan kegiatan negatif
9
dan
baik
buruk
hubungan
suatu
sosial.
Wicaksana (dalam Purnomowardani
keterlibatan mengisi waktu luangnya
dan Koentjoro, 2000), menyatakan
termasuk dalam kategori sedang.
penyalahgunaan NAPZA merupakan
suatu pola penggunaan zat
Hasil
yang
masih
memiliki
bersifat merusak, paling sedikit 1
keterbatasan
bulan
terdapat
sehingga
menimbulkan
dalam
dalam
pada
penelitian
ini
keterbatasan,
penelitian
pengukuran
ini
skala
gangguan dalam pekerjaan, belajar dan
keterlibatan mengisi waktu luang.
pergaulan.
Skala
Berdasarkan
mengisi
waktu
analisis
luang memiliki 19 aitem dan ada 10
diketahui bahwa Variabel perilaku
aitem yang tidak layak digunakan, dan
berisiko menyalahgunakan NAPZA
harus membuang aitem yang tidak
mempunyai
(RE)
layak tersebut. Aitem yang layak
sebesar 14,75 dan rerata hipotetik
digunakan dalam penelitian ada 9
(RH) sebesar 31,5. Hasil tersebut
aitem, dari jumlah aitem yang tidak
menunjukan bahwa variabel perilaku
layak digunakan dan aitem yang harus
berisiko menyalahgunakan NAPZA
dibuang lebih banyak, maka aitem
pada
skala keterlibatan mengisi waktu luang
rerata
subjek
hasil
keterlibatan
empirik
penelitian
tergolong
rendah. Kondisi ini berarti subjek
perlu
penelitian memiliki risiko terhadap
diperbaiki agar mendapatkan hasil
penyalahgunaan
yang lebih baik.
NAPZA
tergolong
dalam kategori yang rendah.
dicermati
kembali,
dan
KESIMPULAN
Variabel keterlibatan mengisi
rerata
Berdasarkan hasil penelitian
empirik (RE) sebesar 11,12 dan rerata
dan pembahsan yang telah diuraikan
hipotetik (RH) sebesar 13,5. Hasil
seluruhnya, dapat diambil kesimpulan
tersebut menunjukan bahwa variabel
bahwa :
keterlibatan mengisi waktu luang pada
1. Ada
waktu
luang
mempunyai
perbedaan
yang
sangat
subjek penelitian tergolong sedang
signifikan pada perilaku berisiko
kondisi ini berarti remaja dalam
menyalahgunakan NAPZA ditinjau
dari keterlibatan mengisi waktu
10
luang dalam mengisi
kegiatan
menyimpang, serta pihak sekolah
positif
kegiatan
prlu memberikan wadah bagi siswa
dan
mengisi
negatif pada remaja.
siswi untuk meningkatkan dan
2. Remaja yang mengisi waktu luang
mengembangkan bakat
maupun
dengan kegiatan negatif memiliki
kreatifitas siswa agar tidak terlibat
tingkat
penyalahgunaan NAPZA.
perilaku
berisiko
2. Bagi remaja, remaja harus lebih
menyalahgunakan NAPZA yang
lebih tinggi, jika dibandingkan
pandai
dengan remaja yang mengisi waktu
mengontrol kegiatan apa yang
luang dengan kegiatan positif.
harus
3. Tingkat
risiko
NAPZA
pada
tergolong
dalam
memilih
dilakukan
di
dan
waktu
penyalahgunaan
luangnya, remaja juga harus lebih
penelitian
memahami
rendah,
ini
sedangkan
tentang
dan
risiko
mengetahui
penyalahgunaan
tingkat keterlibatan mngisi waktu
NAPZA, bahwa waktu luang yang
luang tergolong sedang.
digunakan dengan kegiatan positif
akan mengurangi dampak remaja
terlibat
SARAN
dalam
penyalahgunaan
Berdasarkan hasil penelitian
NAPZA dan waktu luang yang
dan kesimpulan yang diperoleh selama
digunakan dengan kegiatan negatif
pelaksanaan penelitian, maka penulis
remaja akan lebih mudah terlibat
memberikan saran yang diharapkan
dan memiliki perilaku berisiko
dapat bermanfaat, yaitu :
menyalahgunakan NAPZA.
1. Bagi sekolah. Pihak sekolah harus
3. Bagi Orang Tua. Orang tua harus
lebih memahami tentang bentuk-
lebih
bentuk
berisiko
mengawasikegiatan waktu luang
manyalahgunakan NAPZA, pihak
anaknya, orang tua juga harus lebih
sekolah juga perlu memberikan
menekankan pada anaknya untuk
aturan yang tegas bagi siswa siswi
mengisi waktu luangnya dengan
yang melanggar aturan dan terus
kegiatan positif seperti: mengikuti
mengawasi perilaku siswa yang
les,
perilaku
11
memperhatikan
kursus,
dan
ekstrakurikuler,
olahraga,
rumah
membantu
dan
pekerjaan
kegiatan
lainnya,
agar
positif
terhindar
dariketerlibatan
dalam
menyalahgunakan NAPZA.
4. Bagi
peneliti
Penelitian
ini
selanjutnya.
terbatas
pada
variabel bebasnya, dengan aitem
yang terbatas
peneliti
diharapkan bagi
selajutnya
memperbaiki
dan
dapat
meningkatan
kualitas aitem variabel tersebut,
sehingga
perlu
dilakukan
penelitian
lagi
dengan
menggunakan
atau
menambah
variabel-variabel lain yang belum
disertakan dalam penelitian ini,
serta dapat mengembangkan dan
memperluas
ruang
lingkup
penelitian dengan lebih baik.
12
Jurnal. Diunduh pada tanggal
21
Maret
2014,
dari
http://eprits.undip.ac.id/
111112/1/JURNAL_UTAMI_
RETNO_HAPSARI_M
2A0003073(1).pdf.
DAFTAR RUJUKAN
Afandi, D., Chandra, F., Novitasari,
D.,
Riyanto,
I.W.
&
Kurniawan, L. (2009). Tingkat
Penyalahgunaan Obat dan
Faktor Risiko di Kalangan
Siswa Sekolah Menengah
Umum. Artikel Penelitian
Majelis Kedokteran Indonesia
Vol.59, No.6, Juni 2009, 266271.
Hirchi,
T.
2001.
Causes
of
Delinquency. New Brunswick,
N.J.: Transaction
Kasyaf. 2013. Anak Bangsa dan
Narkoba.
Diunduh
pada
tangaal 21 Maret 2014 dari
http://m.kompasiana.com/post/r
ead/567668/1/anak-bangsadan-narkoba.html.
Afiatin,
T.
2008.
Pencegahan
Penyalahgunaaan
Narkoba
dengan Program AJI.
Andayani,
A.,
Tarigan.
2008.
Hubungan Antara Pemanfaatan
Waktu
Luang
dengan
Kreatifitas
pada
Remaja.
Jakarta:
Jurnal
Fakultas Psikologi Indonesia
Vol.02,
No.02, Agustus
2008.Yogyakarta : Gadjah
Muda University Press.
Kasyaf. 2013. Anak Bangsa dan
Narkoba.
Diunduh
pada
tangaal 21 Maret 2014 dari
http://m.kompasiana.com/post/r
ead/567668/1/anak-bangsadan-narkoba.html.
Lestari, R. dan Purwandari, E. 2012.
Perilaku Merokok pada Remaja
SMK/SMA di kota dan di luar
kota. Proceeding Temu Ilmiah
Nasional
VIII
IPPI.
Yogyakarta: November 2012.
136-145.
BNN: Data Kasus Tindak Pidana
Kasus Narkoba di Indonesia
Tahun 1997-2008. Reporter:
Dit IV/TP Narkoba dan KT
Bareskrim Polri. 30 Januari
2009.
http://www.bnn.go.id/portalbar
u/portal/konten.php?nama=Dat
akasus&op=detail_data_kasus
&id=30&mn=2&smn=e. Di
unduh pada tanggal 21
Maret 2014.
Purnomowardani, D. A., & Koentjoro.
2000. Penyingkapan Diri,
Perilaku
Seksual,
dan
Penyalahgunaan
Narkoba.
Jurnal Psikologi, No.1: 60-72.
Purwandari,
E.
2005.
Memori
Emosional
Remaja
yang
Sedang Menjalani Rehabilitasi
NAPZA. Jurnal Penelitian
Humaniora Vol. 6, No.2,
Agustus
2005. 130-143
Hapsari. U. R. 2010. Hubungan Antara
Minat Mengikuti Kegiatan
Ekstrakulikuler
dengan
Intensi
Delinkuensi
pada
Remaja
Siswa
Sekolah
Menengan Kejuruan (SMK).
13
Purwandari, E. (2015). Model Kontro
Sosial
Perilaku
Remaja
Berisiko
Penyalahgunaan
NAPZA.
Desertasi.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi. Univesitas Gajah
Mada
Raharni, Nuning, M. K., Evie. M.
2002.
Faktor-faktor
yang
Berhungungan
dengan
Penyalahgunaan NAPZA di
Kota Bekasi 2002. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan.
Vol. 9, No. 3, Juli 2006: 147155.
Rustyawati. 2010. Beberapa Faktor
Risiko yang Berhubungan
dengan
Penyalahgunaan
Narkoba pada Penderita yang
Dirawat Di Panti Rehabilitasi
(Studi Kasus di Semarang dan
Sekitarnya).
Jurnal
epidemiologi. Diunduh pada
tanggal 21 Maret 2014, dari
http://eprints.undip.ac.id/4407/
Setiyadi, A. F. 2012. Pelajar dan
Mahasiswa Pengedar Ganja
dibekuk Polisi.
Diunduh
pada tanggal 21 Desember, dari
http://www.starjogja.com/index
.php/pelajar-dan-mahasiswapengedar-ganja-dibekuk-polisi1161003
Sunarso, S. 2004. Penegakan Hukum
Psikotropika dalam Kajian
Psikologi Hukum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
14