ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR Zonasi Tingkat Kerentanan (Vulnerability) Banjir Daerah Kota Surakarta.

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR
DAERAH KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :
Istikomah
NIM : E100090054

Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR
DAERAH KOTA SURAKARTA
Zonation of vulnerability flood Surakarta City
Istikomah
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
Telp.(0271) 717417 ext. 151-153, Fax (0271)715448

Email: lu2kistiqomah@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in Surakarta, covering 51 villages with the title
Zonation of Vulnerability Flood Surakarta City. This study aims to map vulnerability to
floods in Surakarta City and analyze the level of vulnerability Surakarta area against floods .
The method used is descriptive qualitative method which includes the processing of
secondary data from other agencies and primary data from the quickbird satellite imagery in
2011. Spatial analysis using the overlay method on Geographic Information System to
determine the distribution of flood prone areas and comparative descriptive analysis that
describes and compares the vulnerability of flood disaster areas with one another based on
the variables that affect the vulnerability .
Distribution of the results of research that flood vulnerability in the Surakarta area
there are three classifications of vulnerability that is somewhat vulnerable ,vulnerable and
very vulnerable. The percentage of these vulnerabilities is 37.5 % to somewhat vulnerable,
61.63 % for the vulnerable and 0.85 % for the class is very vulnerable . In Surakarta there is
no classification is not vulnerable, because when viewed from the aspect of the environment,
in general has a flat slope ( 0-15 % ) and high building density ( > 4.117unit/ha ). The area
is very vulnerable and vulnerable to be in places where the soil infiltration is very slow

(0.5m/h), drainage density rarely ( km/km2 4.93 to 6.56 ) and high building density
(>4.117unit/ha). Somewhat vulnerable areas are in places where the soil is very rapid
infiltration ( 25-50mm/jam ) , meeting drainage density ( > 6.57 km/km2 ) and high building
density ( > 4.117unit/ha ) .
Socio-economic conditions also affect the level of flood vulnerability Surakarta.
Population density and degree of dependency ratios varying causes of vulnerability of
different classifications. Extremely vulnerable regions are regions with very dense population
density (>23.357jiwa/km2), very high dependency ratio (> 81) and the percentage of poor
households ( 11.77 % ). In contrast to the somewhat vulnerable and vulnerable area , an area
with a population density and a dependency ratio on classifications between low up to high .
Environmental conditions , physical, social and economic influence each other and lead to
Surakarta vulnerable to flooding .
Keywords: Zonation, Vulnerability, flood

1

PENDAHULUAN
Menurut Undang – Undang nomor

Cekungan-cekungan tersebut berpotensi


24 tahun 2007, bencana dapat didefinisikan

menimbulkan genangan. Kawasan dari

sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa

Sudiroprajan

yang

mengganggu

Kampung Sewu dulunya adalah rawa-rawa

kehidupan atau penghidupan masyarakat

yang berarti dari dulu Kota Surakarta

yang disebabkan, baik oleh faktor alam


sebelah Timur memang daerah sasaran

dan/atau faktor non alam maupun faktor

banjir. Air permukaan yang masuk Kota

manusia,

mengakibatkan

Surakarta berasal dari tiga arah yaitu dari

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lereng Tenggara Gunung Api Merapi,

lingkungan, kerugian harta benda, dan

lereng Barat Gunung Api Lawu dan


dampak psikologis. Berdasarkan sumber

Wonogiri dengan 9 anak sungai yang

dan penyebabnya, bencana dapat dibagi

masuk ke Bengawan Solo. Bentuk DAS

dua, yaitu bencana alam dan bencana non

Solo Hulu yang luas dan melebar, bahkan

alam. Banjir, tanah longsor, gempa bumi,

mendekati

erupsi gunung api, kekeringan, angin ribut

waktu kosentrasi air di Bengawan Solo


dan

seragam ketika terjadi hujan. Diperparah

mengancam

dan

sehingga

tsunami

adalah

contoh–contoh

bencana alam.

ke


arah

pola

radial

Timur

hingga

mengakibatkan

dengan hulu Bengawan Solo di Wonogiri

Kota Surakarta tercatat pernah
mengalami beberapa kali peristiwa banjir

adalah Karst/tanah gersang berbatu yang
koefisien aliran permukaannya tinggi.


pada Bulan Maret 1966, Maret 1968,

Bencana banjir dapat menimbulkan

Maret 1973, Februari 1974, Maret 1975,

dampak

Januari 1982, Desember 2007, Februari

mengancam kehidupan manusia. Pada

2009

tanggal

(Prasetya.2009).

geomorfologisnya,


Kota

Secara
Surakarta

yang

26-31

Surakarta

merugikan

Desember

mengalami

memang merupakan kawasan rentan banjir


dengan menyebabkan

karena

373.489.810.000,00

berada

di

zone

depresi

2007

bencana

bahkan


Kota
banjir

kerugian total Rp
(Firdaus.2009).

(intermontain plain) yang diapit Gunung

Bencana

Api Lawu, Gunung Api Merapi dan

kemungkinan terulang kembali beberapa

Pegunungan

Surakarta

tahun kedepan, maka dengan tingginya

mayoritas berelief datar, namun memiliki

potensi bencana banjir di Kota Surakarta,

banyak

harusnya dapat menyadarkan semua pihak

Seribu.

cekungan

Kota

terutama

di

Kota

Surakarta bagian timur dan sekitar anak

akan

sungai yang melewati Kota Surakarta.

kebencanaan

tersebut

pentingnya

tentunya

pertimbangan

dalam

ada

aspek

pembangunan.
2

Undang-Undang nomor 24 tahun 2007

Bencana merupakan peristiwa atau

mengharuskan setiap pemerintah daerah

rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mempunyai dokumen PRB (Pengurangan

mengganggu kehidupan dan penghidupan

Risiko Bencana) sebagai dasar dalam

masyarakat yang disebabkan, baik oleh

penyusunan

faktor alam dan/atau faktor non alam

rencana

aksi

guna

meminimalisir risiko dan dampak negatif

maupun

jika terjadi bencana. Salah satu aspek

mengakibatkan timbulnya korban jiwa

penting dalam identifikasi risiko bencana

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

adalah

harta benda, dan dampak psikologis.

informasi

lokasi-lokasi

yang

memiliki kerentanan bencana.

faktor

manusia

sehingga

Bencana terdiri dari berbagai bentuk (UU

Melihat pentingnya pengurangan

No. 24 tahun 2007). Dalam pengurangan

risiko bencana banjir di Kota Surakarta,

risiko bencana setidaknya mendasarkan

maka dari itu daerah mana sajakah yang

konsep

rentan terhadap bencana banjir?

kerentanan.

bagaimanakah
(vulnerability)

tingkat
pada

dan

kerentanan

daerah

tersebut

terhadap bencana banjir?
Tujuan

ancaman

Kerentanan
merupakan

suatu

dan

(Vulnerability)
kondisi

dari

suatu

komunitas atau masyarakat yang mengarah
dalam

atau menyebabkan ketidakmampuan dalam

penelitian ini yaitu memetakan kerentanan

menghadapi ancaman bahaya.(Bakornas

bencana banjir di Kota Surakarta dan

PB.2007).

menganalisa

beberapa aspek yaitu lingkungan, fisik,

(vulnerability)

yang

pengurangan

dicapai

tingkat

kerentanan

Kota Surakarta terhadap

sosial

Kerentanan

dan

meliputi

ekonomi,

seperti

dari

yang

bencana banjir.

disampaikan oleh International Strategy for

TINJAUAN PUSTAKA

Disaster

Reduction

(ISDR)

bahwa

Banjir merupakan Aliran air sungai

kerentanan adalah “ the set of conditions

yang tingginya melebihi muka air normal

and processes resulting from physycal,

sehingga melimpas dari palung sungai

sosial,

menyebabkan adanya genangan pada lahan

factors, which increase the susceptibility of

rendah disisi sungai. Aliran air limpasan

a community to the impact of hazard"

tersebut yang semakin meninggi, mengalir

(ISDR (2004) dalam De Leon.2006).

dan melimpasi muka tanah yang biasanya

Faktor – Faktor yang berpengaruh terhadap

tidak

Kerentanan

dilewati

PB,2007).

aliran

air

(Bakornas

economic

and

Bencana

environmental

Banjir

akan

di

tunjukkan pada Tabel 1.

3

Tabel 1. Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kerentanan Bencana Banjir.
Faktor

Parameter Penilaian Kerentanan Banjir

Kerentanan dari Aspek Lingkungan
Intensitas

Curah Semakin tinggi intensitas hujan maka semakin rentan terhadap

Hujan

bencana banjir.

Kelerengan

Kemiringan tanah suatu wilayah

Drainase

Semakin sedikit drainase maka semakin rentan terhadap banjir

Penggunaan Lahan

Semakin tinggi tutupan lahannya maka semakin rentan terhadap
banjir.

Jenis Tanah

Semakin rendah daya serapnya maka semakin rentan terhadap
bencana banjir.

Kerentanan dari Aspek Fisik
Rasio

Jaringan Semakin rendah ketersediaan jalan dan buruknya kondisi jalan

Jalan

maka akan semakin rentan terhadap bencana banjir.

Tingkat Kepadatan Semakin tinggi tingkat kepadatan bangunan maka semakin
Bangunan

rentan terhadap bencana banjir.

Kerentanan dari Aspek Sosial
Tingkat Kepadatan Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk maka semakin
Penduduk

rentan terhadap bencana banjir

Presentase Jumlah Semakin banyak jumlah usia tua + balita maka semakin rentan
usia tua-balita

terhadap bencana banjir

Kerentanan dari Aspek Ekonomi
Presentase

rumah Semakin banyak rumah tangga maka semakin rentan terhadap

tangga miskin

bencana banjir
Sumber : Utomo dan Supriharjo.2012

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif

yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder

dengan

pengolahan

data

menggunakan metode skoring.
Metode

kualitatif. Penelitian ini memilih Daerah

Analisis

menggunakan

Kota Surakarta sebagai lokasi penelitian

dua langkah yaitu analisis spasial dan

karena Kota Surakarta termasuk daerah

analisis

dataran banjir (Floodplain Area). Data

mengetahui persebaran daerah yang rentan

deskriptif-komparatif.

Untuk

4

terhadap bencana banjir, penelitian ini

sesuai pengaruh variabel tersebut terhadap

menggunakan

kerentanan banjir.

analisis

spasial

dengan

metode tumpangsusun atau overlay pada

1. Kerentanan dari Aspek Lingkungan

salah

1) Data Curah Hujan

satu

aplikasi

Sistem

Informasi

Berdasarkan perhitungan data curah

Geografis yaitu Arc Gis 9.3. Dengan mengoverlay seluruh variabel-variabel

yang

hujan

tahun

2002-2011

menggunakan

mempengaruhi kerentanan banjir tersebut

metode Thiessen Polygo, Kota Surakarta

akan

memiliki rata-rata nilai hujan tahunan yaitu

menghasilkan

zonasi

kerentanan

2.163,42 mm/tahun. Klasifikasi curah hujan

banjir daerah Kota Surakarta.
Penentuan

kerentanan

Kota Surakarta masuk ke dalam kelas

dari seluruh

sedang/lembab dengan jumlah curah hujan

tingkat

berdasarkan jumlah skor

indikator yang dikalikan dengan bobot.

antara

2.001

jumlah skor kerentanan diklasifikasikan

mm/tahun.

mm/tahun

dan

2.500

menjadi lima kelas (sangat rentan, rentan,
agak rentan, kurang rentan, tidak rentan)
dengan menggunakan klasifikasi aritmatik.
Pembuatan nilai interval kelas kerentanan
banjir bertujuan untuk membedakan kelas
kerentanan banjir antara yang satu dengan
yang lain. Klasifikasi kerentanan banjir ada
Sumber : Istikomah, 2014

pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Kerentanan Banjir
No
1
2
3
4
5

Kelas kerentanan
Jumlah
banjir
skor
Sangat Rentan
>130
Rentan
101-130
Agak Rentan
71 – 100
Kurang Rentan
41 – 70
Tidak Rentan
< 40
Sumber : Penulis

Gambar 1. Peta Persebaran Curah Hujan
tahun 2002-2011 Kota Surakarta
2) Kemiringan Lahan
Daerah

Kota

Surakarta

hanya

terdapat tiga kelas yaitu datar dengan
kemiringan lereng 0-3 % seluas 45,77 km2
yang tersebar hampir di Seluruh Kota
Surakarta. Kelas landai dengan kemiringan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menentukan daerah yang

3-6% ada pun luasnya yaitu 1,33 km2 yang

beberapa

hanya terdapat di Kelurahan Kadipiro,

variabel-variabel. Ada pun data dari semua

Mojosongo dan Jebres. Kelas miring 6-9%

variabel

luasnya hanya 0,004 km2 terletak di

rentan

banjir

menggunakan

kerentanan

dilakukan

skoring

Kelurahan Mojosongo.
5

4) Infiltrasi tanah.
Semakin rendah tingkat penyerapan
(infiltrasi) tanah, maka semakin tinggi
aliran permukaan (surface runoff), sehingga
mempercepat tingginya muka air dalam
alur sungai. Apabila air melebihi kapasitas
sungai, maka dapat menimbulkan genangan
pada daerah tersebut. Di daerah Kota

Sumber : Istikomah, 2014
Gambar 2. Peta Kemiringan Lahan

sangat

3) Drainase Permukaan
Daerah
merupakan

hal

perkotaan
yang

Surakarta terdapat tiga kelas infiltrasi yaitu

drainase

penting

lambat

(2.213,29

ha),

lambat

(313,49 ha) dan sangat cepat (2185,10 ha).

dalam

pengendalian banjir. Data saluran drainase
digunakan untuk mengetahui kerapatan
salurannya. Semakin rapat salurannya,
maka semakin jarang daerah tersebut
mengalami

penggenangan.

Kerapatan

drainase di Kota Surakarta dibagi menjadi
lima kelas. Ada pun lima kelas tersebut
2

Sumber : Istikomah, 2014

yaitu sangat rapat (>6,57 km/km ), rapat

Gambar 4. Peta Infiltrasi Tanah Kota

(4,93-6,56 km/km2), sedang (3,29-4,92

Surakarta

km/km2), jarang (4,93-6,56 km/km2) dan
sangat jarang (23.357 jiwa/km2),

sedikit, maka berkuranglah kemampuan

padat (19.436-23.356 jiwa/km2), sedang

dalam mengelola dan mengendalikan banjir

(15.515-19.435 jiwa/km2), jarang (11.594-

pada daerah tersebut. Di Kota Surakarta

Kepadatan

penduduk

jiwa/km2)

sangat

jarang

hanya terdapat empat klasifikasi yaitu

(81.

untuk

mengetahui

persebaran kerentanan banjir diperoleh
dengan

mengoverlay

semua

variabel-

variabel kerentanan banjir. Nilai kerentanan
yang

diperoleh

dibagi

menjadi

lima

klasifikasi yaitu sangat rentan, rentan, agak
rentan, kurang rentan, tidak rentan namun
di Kota Surakarta hanya terdapat tiga kelas
kerentanan yaitu agak rentan, rentan dan

Sumber : Istikomah, 2014
Gambar 8. Peta Tingkat DR Kota

agak rentan 71-100, rentan antara 101-130

Surakarta.
4. Kerentanan dari Aspek Ekonomi
1) Persentase Rumah Tangga Miskin
Kota Surakarta merupakan daerah
yang

memiliki

tingkat

sangat rentan. Adapun nilai skor klasifikasi

pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Pada tahun 2011 laju
pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta
mencapai 6,04 %. Di Kota Surakarta hanya
terdapat dua kelas kemiskinan yaitu sangat
mampu dan mampu. Ada 18 kelurahan

dan sangat rentan >130. Adapun persentase
kerentanan tersebut ialah 37,5% untuk agak
rentan, 61,63% untuk kelas rentan dan
0,85% untuk kelas sangat rentan. Apabila
data Tabel 4 dianalisis, beberapa kelurahan
terdapat
kelurahan.

dua

klasifikasi

Sebagai

dalam

contoh,

satu

Kelurahan

Mojosongo terdapat dua klasifikasi yaitu
agak rentan dan rentan.

yang masuk kategori sangat mampu dan 33
kelurahan untuk kelas mampu.

Sumber : Istikomah, 2014
Gambar 10. Peta Kerentanan Banjir Kota
Sumber : Istikomah, 2014

Surakarta.

9

Tabel 4. Hasil Klasifikasi Kerentanan Banjir Kota Surakarta
Kelurahan
Baluwarti
Banyuanyar
Bumi
Danukusuman
Gajahan
Gandekan
Gilingan
Jagalan
Jajar
Jayengan
Jebres
Joyosuran
Joyotakan
Kadipiro
Kampung Baru
Karangasem
Kauman
Kedung Lumbu
Kemlayan
Kepatihan Kulon
Kepatihan Wetan
Keprabon
Kerten
Kestalan
Ketelan
Kratonan
Laweyan
M anahan
M angkubumen
M ojosongo
Nusukan
Pajang
Panularan
Pasar Kliwon
Penumping
Pucangsawit
Punggawan
Purwodiningratan
Purwosari
Sangkrah
Semanggi
Serengan
Setabelan
Sewu
Sondakan
Sriwedari
Sudiroprajan
Sumber
Tegalharjo
Timuran
Tipes
Grand Total

Luas Klasifikasi Kerentanan (km2)
Agak Rentan
Rentan
S angat Rentan
0,0005
0,5125
1,3695
0,3043
0,4832
0,0424
0,1873
0,3269
0,6691
0,4684
0,2961
0,2953
0,1504
0,9753
0,2731
0,0011
1,6660
2,3092
0,5481
0,3354
0,0046
4,7707
0,2861
0,0390
0,5365
1,2330
0,1269
0,0623
0,0023
0,5350
0,2991
0,1795
0,3756
0,3043
0,9258
0,0911
0,2285
0,2115
0,0196
0,2898
0,0064
0,2044
1,1901
0,1828
0,7966
2,6193
2,5960
0,0010
1,7670
1,4974
0,1273
0,3876
0,3423
0,4459
0,0053
1,1070
0,3193
0,0811
0,2841
0,7231
0,0029
0,3698
1,4662
0,1210
0,4043
0,0279
0,3829
0,4183
0,7275
0,4768
0,2139
0,3479
1,0520
0,0380
0,1677
0,2560
0,1442
0,4112
16,2992
26,7788
0,3698

Total
0,5131
1,3695
0,3043
0,4832
0,2296
0,3269
1,1375
0,5914
1,1257
0,2742
3,9752
0,5481
0,3354
4,7753
0,3250
1,7694
0,1892
0,5373
0,2991
0,1795
0,3756
0,3043
1,0170
0,2285
0,2115
0,3094
0,2109
1,3729
0,7966
5,2153
1,7680
1,4974
0,5149
0,3423
0,4459
1,1122
0,3193
0,3651
0,7231
0,3727
1,4662
0,5253
0,4108
0,4183
0,7275
0,4768
0,2139
1,3999
0,2057
0,2560
0,5555
43,4479

Sumber : Data Primer

10

Tingkat

Kerentanan

Daerah

Kota

Surakarta Terhadap Bencana Banjir
Masing-masing

tersebut

yang

berkurang

menyebabkan

semakin

kemampuannya

dalam

wilayah

menghadapi bencana. Pada aspek ini

mempunyai keterbatasan sumber daya

menggunakan lima parameter yaitu curah

alam dan daya dukung wilayah yang

hujan,

berbeda-beda.

permukaan,

kemampuan

Hal

itu

menyebabkan

masing-masing

wilayah

kemiringan

lereng,

penggunaan

infiltrasi tanah.

drainase

lahan

dan

Kelima variabel ini

dalam menghadapi bencana juga berbeda-

dianggap dapat menggambarkan kondisi

beda. Kerentanan merupakan kondisi dari

lingkungan masing-masing kelurahan di

suatu komunitas atau masyarakat yang

Kota

mengarah

bencana banjir.

atau

ketidakmampuan

menyebabkan

dalam

menghadapi

Surakarta

dalam

Berdasarkan lima variabel di atas

ancaman bahaya. Suatu wilayah yang

menunjukkan

semakin

dukung

merupakan

daerah

lingkungannya, maka wilayah tersebut

persebaran

curah

semakin rentan terhadap bencana.

sedang/lembab

lemah

daya

menghadapi

bahwa

Kota

Surakarta

yang

memiliki

hujan

klasifikasi

dengan

2.001-

Berdasarkan Tabel 4, di Kota

2.500mm/tahun. Kemiringan lahanya datar

Surakarta hanya terdapat tiga klasifikasi

0-3% hampir di Seluruh Kota Surakarta.

kerentanan yaitu agak rentan, rentan dan

Kemampuan

sangat rentan. Adapun nilai skor klasifikasi

Surakarta bervariasi antara sangat lambat

agak rentan 71-100, rentan antara 101-130

hingga sangat cepat. Kerapatan drainase di

dan sangat rentan >130. Apabila data

Kota Surakarta bervariasi dari sangat

Tabel 4 dianalisis, beberapa kelurahan

jarang hingga sangat rapat. Persentase

terdapat

satu

penggunaan lahan di Kota Surakarta

kelurahan. Sebagai contoh, Kelurahan

71,69% adalah permukiman. Tingginya

Mojosongo terdapat dua klasifikasi yaitu

persentase lahan yang terbangun tersebut

agak rentan dan rentan. Hal tersebut dapat

membuktikkan kondisi run off di Kota

terjadi karena pengaruh dari variabel-

Surakarta tinggi dan peresapan air buruk.

dua

klasifikasi

dalam

variabel kerentanan banjir yang terbagi

infiltrasi

Gambaran

tanah

kondisi

lingkungan

dalam empat aspek yaitu lingkungan, fisik,

tersebut

sosial dan ekonomi.

lingkungan Kota Surakarta yang lemah

a.

Kerentanan dari aspek lingkungan

terhadap bencana banjir. Kota Surakarta

Kerentanan dari aspek lingkungan

sering

merupakan kondisi lingkungan daerah

menunjukkan

Kota

terjadi

daya

genangan

air

dukung

karena

merupakan daerah dengan kemiringan
11

datar dan buruknya peresapan air pada

pada Kota Surakarta. Kondisi infrastruktur

daerah ini. Kondisi lingkungan seperti ini

yang rusak akan mengurangi kemampuan

menyebabkan

Kota Surakarta dalam mengurangi risiko

tidak

adanya

satupun

kelurahan yang masuk ke dalam klasifikasi

dampak

tidak rentan dan kurang rentan.

aksesibilitas juga mempengaruhi aktifitas

b.

Kerentanan dari aspek fisik

manusia, yang kemudian berdampak pada

Kondisi Kota Surakarta dari aspek

penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang

digambarkan

tidak

fisik

infrastruktur

oleh

yang

infrastrukturmempengaruhi

kemampuan daerah ini dalam menghadapi
bencana

banjir.

Dalam

terkendali

banjir.

menjadi

Faktor

salah

satu

penyebab terjadinya genangan.
c.

Kerentanan dari aspek sosial

ini

Penyelamatan jiwa menjadi faktor

menggunakan dua variabel yaitu jumlah

yang penting saat terjadinya bencana,

kepadatan

persentase

sehingga keberadaan jiwa mempengaruhi

jaringan jalan rusak. Saat terjadi bencana

kemampuan daerah dalam menghadapi

banjir jumlah bangunan yang tergenang air

bencana. Semakin banyak jiwa yang

mempengaruhi tingginya tingkat kerugian

terancam bencana, maka semakin rentan

yang diperoleh daerah tersebut.

daerah tersebut. Dalam aspek sosial ini

bangunan

aspek

bencana

dan

Di Kota Surakarta terdapat empat

menggunakan dua variabel yaitu kepadatan

kelurahan dengan jumlah bangunan sangat

penduduk dan persentase kelompok usia

padat >4.117 unit/ha yaitu Gandekan,

tua dan balita.

Sudiroprajan, Kepatihan Wetan, Setabelan.
Kepadatan

bangunan

menyebabkan

Kepadatan

penduduk

mempengaruhi penggunaan lahan dan

berkurangnya peresapan air dalam tanah,

kepadatan

sehingga genangan air akan terjadi sangat

Semakin tinggi kepadatan penduduk, maka

lama.

semakin tinggi kepadatan bangunan, yang

Hal ini menunjukkan kerentanan

empat kelurahan tersebut, karena memiliki

kemudian

potensi tingkat kerugian yang tinggi.

genangan

Saat

terjadi

bencana,

bangunan

suatu

menyebabkan
banjir.

Di

Kota

daerah.

terjadinya
Surakarta

faktor

terdapat tiga kelurahan dengan kepadatan

aksesibilitas mempunyai peranan penting.

penduduk yang sangat padat >23.357

Proses evakuasi korban dalam rangka

jiwa/km2 yaitu Kelurahan Danukusuman,

pengurangan risiko bencana akan menjadi

Kelurahan

lambat apabila kondisi jaringan jalan

Gandekan.

rusak. Infrastruktur daerah yang lengkap
akan membantu kegiatan mitigasi bencana

Sangkrah,

Kelurahan

Persentase kelompok usia tua dan
balita

menggambarkan

banyaknya
12

penduduk yang rapuh dan tidak berdaya

Surakarta

saat terjadi bencana. Di Kota Surakarta

kerentanan yaitu agak rentan, rentan dan

persentase kelompok usia tua dan balita

sangat

sangat tinggi dengan DR >81 terdapat

kerentanan tersebut ialah 37,5% untuk

pada tiga kelurahan yaitu Kelurahan

agak rentan, 61,63% untuk kelas rentan

Pucangsawit, Kelurahan Kemlayan dan

dan 0,85% untuk kelas sangat rentan.

Kelurahan Sriwedari.

Namun, kerentanan pada masing-masing

d.

Kerentanan dari aspek ekonomi

kelurahan di Kota Surakarta bervariasi.

Kemampuan

Beberapa

ekonomi

mempengaruhi kesiapsiagaan suatu daerah
dalam

menghadapi

rentan.

tiga

klasifikasi

Adapun

kelurahan

persentase

terdapat

dua

klasifikasi atau hanya satu klasifikasi saja.

Dengan

Jumlah kelurahan yang terdapat

cukup,

satu klasifikasi agak rentan ada tiga belas

mengadakan

(13), antara lain yaitu Kelurahan Bumi,

pendidikan dan pengelolaan lingkungan

Kemlayan, Keprabon, Kestalan, Ketelan,

yang baik dalam rangka mengurangi risiko

Mangkubumen,

bencana. Kota Surakarta yang merupakan

Punggawan,

daerah banjir, membutuhkan ekonomi

Sriwedari,

yang cukup untuk membuat dan merawat

terdapat dua klasifikasi yaitu agak rentan

alat pengendalian banjir seperti halnya

dan rentan berjumlah dua puluh enam (26)

talut sungai, pompa air banjir, drainase dan

yang

lain-lain. Kota Surakarta memiliki laju

Gajahan,

pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebesar

Jayengan, Jebres, Kadipiro, Kampung

6,04%, sehingga terdapat hanya dua

Baru,

klasifikasi ekonomi mampu dengan tingkat

Lumbu,

kemiskinan 6-15% dan sangat mampu

Manahan,

4.117unit/ha). Daerah sangat rentan

DR yang tinggi 79,27.

dan rentan berada di daerah dengan

Daerah

yang

terdapat

bangunan

yang

tinggi

satu

kondisi infiltrasi tanah sangat lambat

klasifikasi rentan berjumlah sebelas (11)

(0,5m/jam), kerapatan drainase jarang

kelurahan

yaitu

(4,93-6,56km/km2)

Danukusuman,

Gandekan,

Banyuanyar,
Joyosuran,

bangunan

dan

tinggi

kepadatan

(>4.117unit/ha).

Joyotakan, Kepatihan Kulon, Kepatihan

Daerah agak rentan berada di daerah

Wetan, Pasar Kliwon, Semanggi, Sewu,

dengan kondisi infiltrasi tanah sangat

Sudiroprajan. Kelurahan Sangkrah yang

cepat

menjadi satu-satunya daerah dengan dua

drainase rapat (>6,57km/km2) dan

klasifikasi rentan dan sangat rentan.

kepadatan

Kelurahan Sangkrah dalam data PPLS

(>4.117unit/ha).

2011 merupakan daerah yang memiliki

(25-50mm/jam),

b. Kondisi

kerapatan

bangunan

sosial

tinggi

ekonomi

juga

rumah tangga miskin terbanyak 11,77%

mempengaruhi

dan kepadatan penduduk yang tinggi

banjir

25.845 jiwa/km2. Selain itu, kepadatan

penduduk dan tingkat rasio beban

bangunan daerah ini

tanggungan

tinggi yaitu 3892

Kota

tingkat

kerentanan

Surakarta.

Kepadatan

yang

bervariasi

unit/ha, sehingga Kelurahan Sangkrah

menyebabkan klasifikasi kerentanan

sangat rentan apabila terjadi bencana

yang berbeda. Daerah yang sangat

banjir karena banyaknya potensi kerugian

rentan

pada kelurahan ini.

kepadatan

KESIMPULAN

(>23.357jiwa/km2),

a. Persebaran kerentanan banjir di Kota

tanggungan sangat tinggi (>81) dan

merupakan

daerah

penduduk

rumah

sangat
rasio

padat
beban

Surakarta terdapat tiga klasifikasi yaitu

persentase

agak rentan, rentan dan sangat rentan.

terbanyak (11,77%). Berbeda dengan

Adapun persentase kerentanan tersebut

daerah

ialah 37,5% untuk agak rentan, 61,63%

merupakan daerah dengan kepadatan

untuk kelas rentan dan 0,85% untuk

penduduk dan rasio beban tanggungan

agak

tangga

dengan

rentan

dan

miskin

rentan,

14

yang berada pada klasifikasi antara

daerah-daerah

rendah

terhadap bencana banjir.

hingga

lingkungan,

tinggi.

fisik,

sosial

Kondisi
maupun

yang

sangat

rentan

b. Banjir merupakan permasalahan yang

ekonomi tersebut saling mempengaruhi

sangat

dan

penanggulangannya harus dilakukan

menyebabkan

Kota

Surakarta

kompleks,

sehingga

secara komprehensif serta melibatkan

rentan terhadap banjir.
SARAN

semua pihak yang terlibat dengan

a. Dalam program pengurangan risiko

bencana banjir.

terhadap bencana
pemerintahan

alangkah baiknya

lebih

c. Pemindahan Pusat Kota Surakarta
untuk berada di daerah dataran yang

meprioritaskan

lebih tinggi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007.Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di
Indonesia Edisi II.Jakarta:Direktorat Mitigasi Lakhar BAKORNAS PB
Anonim.2007.Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
De Leon, Juan CV.2006.Vulnerability a conceptual and Methodological Review.
Germany:SOURCE UNU-EHS
Firdaus, Muhammad.2009.Analisis Tingkat Kerugian Banjir (Studi kasus banjir Kota
Surakarta tanggal 26-31 Desember 2007).Skripsi Sarjana Surakarta : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
Prasetyo, Budi A.2009.Pemetaan Lokasi Rawan Dan Risiko Bencana Banjir Di Kota
Surakarta Tahun 2007.Skripsi Sarjana Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS
Utomo dan Supriharjo, Rima D. 2012 . Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang
di Kawasan Sepanjang Kali

Sampean, Kabupaten Bondowoso.Jurnal

Teknik,1(1):58-62.
Istikomah.2014.Zonasi

Kerentanan

(Vulnerability)

Banjir

Daerah

Kota

Surakarta.Skripsi Sarjana Surakarta:Fakultas Geografi UMS

15