ALIH FUNGSI RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PERMUKIMAN MENJADI TEMPAT USAHA DI KOTA BANDUNG DALAM KAITANNYA DENGAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DITINJAU DARI UNDANG - UNDANG NOMOR.
ABSTRAK
SENDY HIZKIA AR
110110070129
Maraknya kegiatan alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat usaha di Kota
Bandung yang tidak memiliki izin dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota
Bandung atau Aparat Wilayah sekitar tempat tinggal, dapat menimbulkan beberapa
masalah baru seperti fungsi rumah tinggal yang layak huni serta sarana pembinaan
keluarga tidak akan tercapai secara maksimal. Adanya kegiatan alih fungsi tersebut
maka terdapat perubahan terhadap perizinan awal maksud bangunan tersebut
dibangun yang tertuang dalam Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB) yang pada
kenyataannya syarat – syarat tersebut tidak dipenuhi oleh pemilik rumah tinggal.
Pada dasarnya kegiatan alih fungsi tersebut tidaklah melanggar hukum asalkan
dalam usaha alih fungsi tersebut pemilik rumah melengkapi perizinannya. Hal
tersebut tetap berlaku meski bangunan rumah tinggal tersebut bentuk aslinya tetap
sama tetapi jika fungsi utama huniannya beralih fungsi menjadi tempat usaha maka
dalam hal perizinannya sudah tidak sama lagi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peranan Pemerintah Daerah Kota Bandung Selaku Penyelenggara
pembangunan agar pelaksanaan tentang Ketentuan Dasar mengenai izin
mendirikan bangunan dapat diaplikasikan dan berjalan dengan semestinya serta
menganalisis upaya hukum yang dapat ditempuh oleh masyarakat sekitar yang
merasa dirugikan terhadap adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat usaha.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yang
menekankan pada ilmu hukum dan menitikberatkan pada pengumpulan data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier, berupa peraturan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian, serta
pendapat para pakar hukum. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriftif
analitik untuk mendapatkan gambaran permasalahan secara menyeluruh. Tahap
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan dan
studi lapangan. Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis
data adalah metode yuridis kualitatif dengan menggunakan peraturan perundangundangan yang terkait.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Kota Bandung
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkan bangunan rumah tinggal
yang beralih fungsi menjadi tempat usaha yang tidak berizin dengan cara
melayangkan surat kepada pemilik rumah tinggal untuk segera mengurus
perizinnannya atau bahkan mencabut izin permohonan pengalihan fungsi bangunan
jika dilapangan terdapat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku serta
masyarakat yang merasa dirugikan dengan adanya kegiatan alih fungsi tersebut
dapat menyampaikan masukan mengenai arah pengembangan, kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang
serta dapat pula melakukan pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang
berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana
awal penataan ruang wilayah Kota Bandung.
SENDY HIZKIA AR
110110070129
Maraknya kegiatan alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat usaha di Kota
Bandung yang tidak memiliki izin dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota
Bandung atau Aparat Wilayah sekitar tempat tinggal, dapat menimbulkan beberapa
masalah baru seperti fungsi rumah tinggal yang layak huni serta sarana pembinaan
keluarga tidak akan tercapai secara maksimal. Adanya kegiatan alih fungsi tersebut
maka terdapat perubahan terhadap perizinan awal maksud bangunan tersebut
dibangun yang tertuang dalam Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB) yang pada
kenyataannya syarat – syarat tersebut tidak dipenuhi oleh pemilik rumah tinggal.
Pada dasarnya kegiatan alih fungsi tersebut tidaklah melanggar hukum asalkan
dalam usaha alih fungsi tersebut pemilik rumah melengkapi perizinannya. Hal
tersebut tetap berlaku meski bangunan rumah tinggal tersebut bentuk aslinya tetap
sama tetapi jika fungsi utama huniannya beralih fungsi menjadi tempat usaha maka
dalam hal perizinannya sudah tidak sama lagi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peranan Pemerintah Daerah Kota Bandung Selaku Penyelenggara
pembangunan agar pelaksanaan tentang Ketentuan Dasar mengenai izin
mendirikan bangunan dapat diaplikasikan dan berjalan dengan semestinya serta
menganalisis upaya hukum yang dapat ditempuh oleh masyarakat sekitar yang
merasa dirugikan terhadap adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat usaha.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yang
menekankan pada ilmu hukum dan menitikberatkan pada pengumpulan data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier, berupa peraturan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian, serta
pendapat para pakar hukum. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriftif
analitik untuk mendapatkan gambaran permasalahan secara menyeluruh. Tahap
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan dan
studi lapangan. Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis
data adalah metode yuridis kualitatif dengan menggunakan peraturan perundangundangan yang terkait.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Kota Bandung
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkan bangunan rumah tinggal
yang beralih fungsi menjadi tempat usaha yang tidak berizin dengan cara
melayangkan surat kepada pemilik rumah tinggal untuk segera mengurus
perizinnannya atau bahkan mencabut izin permohonan pengalihan fungsi bangunan
jika dilapangan terdapat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku serta
masyarakat yang merasa dirugikan dengan adanya kegiatan alih fungsi tersebut
dapat menyampaikan masukan mengenai arah pengembangan, kerjasama dengan
Pemerintah Daerah, pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang
serta dapat pula melakukan pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang
berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana
awal penataan ruang wilayah Kota Bandung.