PENINGKATAN SERTIFIKAT HAK GUNA BANGUNAN KADALUWARSA MENJADI SERTIFIKAT HAK MILIK RUMAH TINGGAL DI KECAMATAN CIPONDOH, TANGERANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR.
ABSTRAK
PENINGKATAN SERTIFIKAT HAK GUNA BANGUNAN
KADALUWARSA MENJADI SERTIFIKAT HAK MILIK RUMAH
TINGGAL DI KECAMATAN CIPONDOH, TANGERANG DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN KEPUTUSAN MENTERI
NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PEMBERIAN HAK MILIK ATAS
TANAH UNTUK RUMAH TINGGAL
Kebutuhan akan rumah tinggal dalam peningkatan hak atas tanah
dari hak guna bangunan menjadi hak milik yang dimiliki oleh
perseorangan Warga Negara Indonesia semakin meningkat karena hak
milik merupakan hak yang terpenuh dan terkuat. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa
menjadi sertifikat hak milik rumah tinggal di Kecamatan Cipondoh,
Tangerang dan untuk mengetahui peran Kantor Pertanahan dalam
peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa menjadi sertifikat
hak milik rumah tinggal apabila pemiliknya sudah meninggal ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan Keputusan Menteri Negara
Agraria Nomor 6 Tahun 1998.
Penulis melakukan penelitian ini melalui pendekatan secara yuridis
normatif, yaitu penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder
terkumpul, berupa bahan hukum yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang diteliti, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
studi kepustakaan dan wawancara yang dilakukan di Kantor Pertanahan
Kota Tangerang.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa
peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa menjadi hak milik
di Kecamatan Cipondoh, Tangerang tidak dapat dilakukan karena tidak
terpenuhinya beberapa persyaratan berupa tidak dipenuhinya Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)
dan permohonan peningkatan hak tersebut tidak diajukan oleh bekas
pemegang hak. Peran Kantor Pertanahan dalam peningkatan hak guna
bangunan menjadi hak milik apabila pemegang haknya sudah meninggal
dengan meminta persyaratan yang belum terpenuhi untuk dilengkapi
kembali dengan disertakan Surat Kematian dan Surat Keterangan Waris.
\
iv
PENINGKATAN SERTIFIKAT HAK GUNA BANGUNAN
KADALUWARSA MENJADI SERTIFIKAT HAK MILIK RUMAH
TINGGAL DI KECAMATAN CIPONDOH, TANGERANG DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN
DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN KEPUTUSAN MENTERI
NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG PEMBERIAN HAK MILIK ATAS
TANAH UNTUK RUMAH TINGGAL
Kebutuhan akan rumah tinggal dalam peningkatan hak atas tanah
dari hak guna bangunan menjadi hak milik yang dimiliki oleh
perseorangan Warga Negara Indonesia semakin meningkat karena hak
milik merupakan hak yang terpenuh dan terkuat. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa
menjadi sertifikat hak milik rumah tinggal di Kecamatan Cipondoh,
Tangerang dan untuk mengetahui peran Kantor Pertanahan dalam
peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa menjadi sertifikat
hak milik rumah tinggal apabila pemiliknya sudah meninggal ditinjau dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan Keputusan Menteri Negara
Agraria Nomor 6 Tahun 1998.
Penulis melakukan penelitian ini melalui pendekatan secara yuridis
normatif, yaitu penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder
terkumpul, berupa bahan hukum yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang diteliti, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
studi kepustakaan dan wawancara yang dilakukan di Kantor Pertanahan
Kota Tangerang.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa
peningkatan sertifikat hak guna bangunan kadaluwarsa menjadi hak milik
di Kecamatan Cipondoh, Tangerang tidak dapat dilakukan karena tidak
terpenuhinya beberapa persyaratan berupa tidak dipenuhinya Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)
dan permohonan peningkatan hak tersebut tidak diajukan oleh bekas
pemegang hak. Peran Kantor Pertanahan dalam peningkatan hak guna
bangunan menjadi hak milik apabila pemegang haknya sudah meninggal
dengan meminta persyaratan yang belum terpenuhi untuk dilengkapi
kembali dengan disertakan Surat Kematian dan Surat Keterangan Waris.
\
iv