Pemanfaatan Sumber Daya Genetik di Luar Wilayah Jurisdiksi Nasional ditinjau dari Perspektif Hukum Internasional.

PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK LAUT DI LUAR
JURISDIKSI NASIONAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM
INTERNASIONAL
NADYA META PUSPITA
110110100247
ABSTRAK

Laut dalam dan dasar laut laut memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi. Material genetik keanekaragaman organisme laut berpotensi untuk
dikembangkan menjadi produk farmasi, kosmetik, dan produk bermanfaat
lainnya. Laut dalam dan dasar laut tersebut rata-rata termasuk ke dalam zona laut
lepas maupun Kawasan yang merupakan laut di luar jurisdiksi nasional yang
tunduk pada pengaturan hukum internasional. Sampai saat ini, belum ada
pengaturan hukum internasional terkait yang mengatur pemanfaatan sumber daya
genetik laut di luar jurisdiksi nasional, namun masyarakat internasional sedang
mendiskusikan isu ini dalam beberapa forum internasional. Tujuan dari penelitian
ini antara lain: mengidentifikasi relevansi UNCLOS, CBD 1992 dan protokolnya
(Protokol Nagoya 2010); dan memberikan rekomendasi pada Pemerintah RI untuk
berperan aktif dalam penyusunan pengaturan pemanfaatan sumber daya genetik
laut di luar jurisdiksi nasional serta mengetahui penerapan pengaturan pada
hukum nasional Indonesia terkait sumber daya genetik laut di luar jurisdiksi

nasional.
Penulisan ini menggunakan metode pendekatan juridis normatif. Metode analisis
data yang digunakan adalah penafsiran futuristik yakni membandingkan
pengaturan terkait pemanfaatan sumber daya genetik laut yang ada saat ini.
Analisis juga dilakukan terkait perkembangan hukum internasional untuk
mengidentifikasi instrumen hukum internasional mana yang dapat diterapkan
dalam menangani isu terkait pemanfaatan sumber daya genetik laut di luar
jurisdiksi nasional.
Analisis dan kesimpulan penelitian ini memperlihatkan bahwa beberapa ketentuan
dalam UNCLOS 1982 dapat diamandemen untuk mengakomodasi pengaturan
pemanfaatan sumber daya genetik di luar jurisdiksi nasional. Pemerintah RI juga
harus berperan aktif dan memimpin dikembangkannya instrumen hukum
internasional yang khusus mengatur tentang pemanfaatan sumber daya genetik
laut di luar jurisdiksi nasional, walaupun hal tersebut berada di luar jurisdiksi
yang tidak diatur dalam hukum nasional Indonesia.

iv

MARINE GENETIC RESOURCES UTILIZATION BEYOND AREAS OF
NATIONAL JURISDICTION: AN INTERNATIONAL LAW PERSPECTIVE

NADYA META PUSPITA
110110100247
ABSTRACT

Deep sea and deep sea-bed contains high range of marine biodiversity. Genetic
material of marine organisms is potential to be developted for pharmatical
products, cosmetics, and other useful products. Almost all deep sea and deep seabed are located in areas beyond national jurisdiction which is subject to
international legal regime. Currently, there is no specific international law
instrument regulates marine genetic resources utilization beyond areas of
national jurisdiction. However, the international communities have discussed this
issue in a number of international fora. The purposes of this research are: to
identify the relevance of the UNCLOS 1982, CBD 1992 and its relating protocol
(Nagoya Protocol 2010); to provide recommendation for the Government of
Indonesia in actively participate in drafting the regulation of marine genetic
resource utilization beyond areas of national jurisdiction and to identify the
application of marine marine genetic resources utilization beyond areas of
national jurisdiction regulation in Indonesia’s legislation.
This research applied juridical normative approach. The data was analyzed
through futuristic interpretation and comparison with existing regulation. The
current development in international sphere was also analyzed to identify which

international instument that can be applied in addressing legal issues related to
marine genetic resources utilization beyond areas of national jurisdiction.
The result of this research showed that some provisions of the UNCLOS 1982
could be amended to regulate marine genetic resources utilization in areas
beyond national jurisdiction. In addition, the Government of Indonesia needs to
act proactive and take leadership in international fora in developing a specific
legal instrument concerning marine genetic resources utilization in areas beyond
national jurisdiction even although this matter is not regulated in Indonesia’s
legislation.

v