METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAJA MENGGUNAKAN BETON KOMPOSIT PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SETIABUDHI NOMOR 66 – BANDUNG.

(1)

Ristian Abdul Kohar, 2014

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAJA

MENGGUNAKAN BETON KOMPOSIT PROYEK PEMBANGUNAN

HOTEL SETIABUDHI NOMOR 66 – BANDUNG

Oleh

Ristian Abdul Kohar 1106511 Abstrak

Perkembangan struktur bangunan dalam era globalisasi dan modernisasi dapat dirasakan pesatnya. Pembangunan seperti bangunan gedung, menara, jembatan, perkantoran, hotel, dan bangunan lainnya pada umumnya terbuat dari gabungan bahan baja dan beton. Fungsi dari bahan profil baja kuat untuk menahan gaya tarik dan tekan sedangkan bahan beton kuat untuk menahan gaya tekan. Proses pembangunan tersebut digunakan pada saat kontruksi. Penelitian ini dikaji untuk mendapatkan hasil metode pekerjaan dalam konstruksi baja. Penggunaan bahan beton komposit yang sesuai menyebabkan efek aman. Pada tahap pelaksanaan konstruksi terbagi beberapa tahapan, yaitu: tahap survey, tahap investigasi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap konstruksi, dan tahap pemeliharaan.

Sekaitan hal tersebut, tujuan penelitian ini untuk 1) mengetahui bahan pelaksanaan profil baja dan bahan-bahan komposit dalam konstruksi baja menggunakan beton komposit; 2) Pengamatan antara metode rencana kerja dan syarat-syarat dan pemasangan profil baja dalam pelaksanaan 3) memahami tata laksana pekerjaan konstruksi untuk mendapatkan hasil proyek yang optimal. Adapun data yang diperoleh, yaitu proyek langsung dari PT Baja Manunggal Perkasa berupa Bestek pada pembangunan Hotel Setiabudhi Bandung beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 66 - Bandung. Pengambilan data dengan melakukan teknik wawancara.

Berdasarkan data yang diperoleh maka ditemukan 1) pelaksanaan pekerjaan menggunakan baja profil dibuat berbentuk kolom (Cross Beam IWF) dan balok (IWF) sedangkan beton komposit yang dibuat dari bahan pasir, semen, krikil dan air menjadi satu kesatuan yang disebut beton komposit; 2) Hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton komposit yang terpasang sudah sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat, sebagai berikut : a) Panjang profil kolom dan balok baja yang terpasang sudah sesuai

mutu yang diisyaratkan dalam rencana kerja ; b) bahan – bahan yang digunakan dalam

pembuatan beton komposit sesuai mutu yang disyaratkan dalam rencana kerja; 3) pada tata laksana pekerjaan melakukan prosedur kerja dan persyaratan yang dikerjakan di Hotel Setiabudhi nomor 66 - Bandung mulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pembongkaran, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan pekerjaan struktur. Pada pelaksanaan di lapangan agar mendapatkan hasil optimal sesuai standard dan melakukan pengkombinasian sumber daya, yaitu Man (manusia), Money (uang), Machine (peralatan), Material (Bahan), dan Method (metoda). Kata kunci : Bahan Profil Baja, Bahan Beton Komposit, Metode Pelaksanaan, Pekerjaan Strukstur, Hotel Setiabudhi.


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1

A. Latar Belakang ... I - 1

B. Identifikasi Masalah ... I - 3

C. Batasan Masalah ... I - 3

D. Rumusan Masalah ... I - 4

E. Tujuan Penelitian ... I - 4

F. Manfaat Penelitian ... I - 5

G. Lokasi Penelitian ... I - 5

H. Sistematika Penelitian ... I - 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II - 1 A. Landasan Teori ... II - 1 1. Metode Pelaksanaan ... II - 2 2. Baja ... II - 3 3. Bekisting ... II - 5 4. Beton komposit ... II - 6


(3)

BAB III PENGUMPULAN DATA PENELITIAN ... III - 1

A. Lokasi Penelitian ... III - 1

B. Struktur Organisasi Proyek ... III - 2

C. Identifikasi Material ... III - 12

D. Tata Pelaksanaan Proyek ... III - 17

BAB IV PEMBAHASAN ... IV - 1

A. Lingkup Pekerjaan ... IV - 1

B. Metode Dektail Teknis Pelaksanaan ... IV - 2

C. Analisis konstruksi Baja Menggunakan Beton Komposit ... IV - 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... V - 1

A. Kesimpulan ... V - 1

B. Saran ... V - 2

DAFTAR PUSTAKA ... RIWAYAT HIDUP ...


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

II.1 Langkah –Langkah Penelitian ... II - 13

III.1 Struktur Organisasi Projeck ... III - 6 III.2 Pola Pikir Penelitian Teknis Pekerjaan ... III - 19 IV.1 Pekerjaan Persiapan ... IV - 11 IV.2 Pekerjaan Galian Tanah ... IV - 13 IV.3 Pekerjaan Urugan Tanah... IV - 15 IV.4 Pekerjaan Pondasi ... IV - 20 IV.5 Pekerjaan Pembesian ... IV - 40 IV.6 Pekerjaan Sepatu Kolom dan Bekisting ... IV - 44 IV.7 Pekerjaan Kolom ... IV - 51 IV.8 Pekerjaan Pelat Lantai ... IV - 65


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

I.1 Lokasi Penelitian ... I - 6 I.2 Hotel Setiabudhi ... I - 6 III.1 Peta lokasi Proyek ... III - 1 IV.1 Pagar Proyek ... IV - 2 IV.2 Papan Proyek ... IV - 3 IV.3 Pos Jaga ... IV - 3 IV.4 Direksikeet ... IV - 4 IV.5 Barak Pekerja ... IV - 5 IV.6 Gudang Material dan Peralatan ... IV - 5 IV.7 Penyediaan Listrik ... IV - 6 IV.8 Penyediaan Air Bersih ... IV - 6 IV.9 Toilet ... IV - 7 IV.10 Los Kerja Profil Baja ... IV - 7 IV.11 Los Kerja Bekisting... IV - 8 IV.12 Los Kerja Pembesian ... IV - 8 IV.13 Pekerjaan Pengukuran ... IV - 9 IV.14 Pemasangan Bowplank ... IV - 9 IV.15 Peralatan Dokumentasi ... IV - 10 IV.16 Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilitasi ... IV - 11 IV.17 Pekerjaan Galian Tanah ... IV - 12 IV.18 Pekerjaan Timbunan Tanah ... IV - 14 IV.19 Pekerjaan Pile Cap ... IV - 16 IV.20 Pekerjaan Sloop ... IV - 17 IV.21 Pekerjaan Pile Cap (Poer) ... IV - 18 IV.22 Pemasangan Angkur ... IV - 19 IV.23 Pelat Lantai Kerja ... IV - 20


(7)

IV.25 Proses Pembuatan Pola ... IV - 23 IV.26 Proses Ukuran dan Pemotongan Baja ... IV - 23 IV.27 Pembuatan Lubang ... IV - 24 IV.28 Pengelasan Balok Hany ... IV - 24 IV.29 Hasil Pengecatan ... IV - 25 IV.30 Mobil Crane... IV - 25 IV.31 Truk Pump Concrete ... IV - 26 IV.32 Truk Ready Mix ... IV - 27 IV.33 Peralatan Las dan Baut ... IV - 27 IV.34 Wiremash M6... IV - 28 IV.35 Scaffolding ... IV - 28 IV.36 Mobilisasi Besi ... IV - 29 IV.37 Mobilisasi Bekisting... IV - 29 IV.38 Bahan Beton... IV - 30 IV.39 Mobilisasi Profil Baja Kolom ... IV - 31 IV.40 Penyimpanan Baja Kolom ... IV - 31 IV.41 Posisi Angkur... IV - 32 IV.42 Pembongkaran Pelat Angkur ... IV - 32 IV.43 Pengecekan Posisi Angkur ... IV - 33 IV.44 Posisi Lubang Baut ... IV - 33 IV.45 Perletakan Profil Kolom ... IV - 34 IV.46 Pengecekan Kelurusan Kolom ... IV - 34 IV.47 Pengencangan Baut ... IV - 35 IV.48 Selesai Pengencangan ... IV - 35 IV.49 Erection Profil Kolom ... IV - 35 IV.50 Penyambungan Profil Kolom ... IV - 36 IV.51 Pemasangan Buat Kolom ... IV - 36 IV.52 Pemotongan Besi Beton ... IV - 37 IV.53 Pembengkokan Tulangan Kolom ... IV - 37 IV.54 Pembengkokan Sengkang ... IV - 38 IV.55 Hasil Pembengkokan Sengkang ... IV - 38


(8)

IV.56 Pemasangan Sengkang ... IV - 39 IV.57 Pemasangan Kawat Beton ... IV - 39 IV.58 Bekisting Sepatu Kolom ... IV - 41 IV.59 Hasil Pengecoran Sepatu Kolom ... IV - 41 IV.60 Bekisting Kolom ... IV - 42 IV.61 Pemasangan Bekisting Kolom ... IV - 42 IV.62 Pengecekan Bekisting ... IV - 43 IV.63 Perkuatan Bekisting Kolom ... IV - 43 IV.64 Pembersihan Bekisting Kolom ... IV - 45 IV.65 Pemeriksaan Bekisting Kolom ... IV - 45 IV.66 Pembuatan Beton Komposit ... IV - 46 IV.67 Pekerjaan Beton Komposit ... IV - 46 IV.68 Pekerjaan Penusukan Beton Komposit ... IV - 47 IV.69 Hasil Pekerjaan Beton Komposit ... IV - 47 IV.70 Bekisting Beton Kolom Atas ... IV - 48 IV.71 Pengompaan Beton Segar ... IV - 46 IV.72 Pengecoran Kolom Beton Komposit ... IV - 49 IV.73 Hasil Pengecoran Kolom Beton Komposit ... IV - 49 IV.74 Perawatan Beton ... IV - 50 IV.75 Pemasangan Profil Balok ... IV - 52 IV.76 Erection Balok ... IV - 53 IV.77 Pemasangan Baut Balok ... IV - 53 IV.78 Pengencangan Baut Balok ... IV - 54 IV.79 Profil Kolom dan Balok ... IV - 54 IV.80 Pengelasan Balok ... IV - 55 IV.81 Pengangkatan Floor Metal Decking ... IV - 56 IV.82 Penghamparan Floor Metal Decking ... IV - 56 IV.83 Pemotongan Floor Metal Decking ... IV - 57 IV.84 Pengelasan Floor Metal Decking ... IV - 57 IV.85 Hasil Floor Metal Decking ... IV - 58


(9)

IV.87 Pengangkatan Wiremash M6 ... IV - 59 IV.88 Penghamparan Wiremash M6 ... IV - 59 IV.89 Penyambungan Wiremash M6 ... IV - 59 IV.90 Pengelasan Wiremash M6 dan Kaki Ayam ... IV - 60 IV.91 Pembuatan Lubang ... IV - 60 IV.92 Bekisting Pelat Lantai ... IV - 61 IV.93 Pemasangan Scaffolding ... IV - 61 IV.94 Kolom Praktis ... IV - 62 IV.95 Pembersihan Pelat Lantai ... IV - 63 IV.96 Pengecoran Pelat Lantai ... IV - 63 IV.97 Hasil Pengecoran Pelat Lantai ... IV - 64 IV.98 Pembuatan Badan Tangga ... IV - 66 IV.99 Pembesian Tangga ... IV - 67 IV.100 Bekisting Tangga ... IV - 67 IV.101 Pengecoran Tangga ... IV - 68


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Pembimbing ... 1

2. Surat Persetujuan Observasi Tugas Akhir ... 3

3. Kartu Asistensi ... 4

4. Gambar Rencana ... 7


(11)

BAB III

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

Di dalam penyusunan tugas akhir di Proyek Pembangunan Hotel Setiabudhi yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 66 Bandung. Tujuan penelitian ini mengetahui cara metode pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton komposit. Pada metode pelaksanaan yang dikerjakan adanya pedoman konstruksi dan metode di lapangan. Adapun data-data yang didapatkan dari lapangan sebagai berikut.

A. Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam proses pembuatan tugas akhir, menggunakan data yang telah ada di proyek langsung dari PT Baja Manunggal Perkasa berupa Bestek pada pembangunan Hotel Setiabudhi Bandung dan melakukan wawancara. Berikut peta lokasi dan data-data umum proyek pembangunan Hotel Setiabudhi Bandung :


(12)

1. Batas Proyek

Pembangunan Hotel Setiabudhi berada di Jalan Setiabudhi Nomor 66 Bandung yang mempunyai letak batas - batas wilayah pembangunan, seperti:

1) Sebelah Utara : Kantor Sorum Mobil Toyota

2) Sebelah Selatan : Revel Club

3) Sebelah Timur : Jalan Dr. Setiabudi – Bandung

4) Sebelah Barat : Car Wash Clear X

2. Data Umum Proyek

1) Nama Proyek : Pembangunan Hotel Setiabudhi – Bandung

2) Lokasi Proyek : Jalan Dr. Setiabudi Nomor 66 Bandung

3) Pemilik (Owner) : Ir. Prasetyanto

4) Konsultan Perencana : PT Baja Manunggal Perkasa

5) Konsultan Pengawas : Owner Project

6) Sifat Kontrak : Lump-sum Fixed Price

7) Fungsi Bangunan : Hotel

8) Waktu Pelaksanaan : 52 Minggu

9) Masa Pemeliharaan : 6 Bulan

10)Cara Pembayaran : Progress Payment

11)Pekerjaan Pokok

 Pekerjaan Pondasi

 Pekerjaan Struktur

 Pekerjaan Arsitektur


(13)

12)Peralatan Pokok :

Mobil Crane

Excavator (Backhoe)

Truk Ready Mix

Dump Truck

Concrete Mixer (Molen)

Vibrator

Truks Pump Concrete

Ber Bender dan Bar Cutter

3. Data Teknik

1) Luas bidang Tanah : 1344 m2 (56 m x 24 m)

2) Struktur Bangunan : Beton dan Baja.

3) Struktur Bawah :

 Pondasi Strauss Pile D30 - D50 ± 12 m.

 Pile Cap

 Lantai Kerja K-300

 Tie Beam K-300

4) Struktur Atas :

a. Profil Baja KW1 :

 KW1 = Cross Beam IWF 350

 KW2 = Cross Beam IWF 300

 KW3 = IWF 300


(14)

 W2 = IWF 200

 W3 = IWF 150

 H1 = HCW 350/500

 H2 = HCW 300/450

b. Besi Tulangan : D – 10, D - 16 dan D - 19

Ø 8, Ø 10 ,dan Ø 13

c. Beton Komposit : Kolom K- 300

Pelat K- 300

5) Rangka Atap

a. Trekstang Besi : Besi dia 12

b. Ikatan Angin : Besi dia 16

c. Stifner Pelat : 6 mm

d. Dudukan Gordeng : 6 mm

e. Gordeng : C-125.50.2,3

f. Coupe : IWF 150.75

g. Jurai : IWF 150.75

h. Sambungan Span : IWF 150.75

i. Kolom : IWF 150.75

6) Arsitektur

a. Lantai : Keramik dan Marmer

b. Dinding : Hebel, Plester dan Acian

c. Pintu Jendela : Almunium


(15)

e. Atap : Baja Ringan

7) Plambing dan Saniter : Instalasi Air bersih dan Kotor

8) Utilitas : Septictank

Groundtank

9) Mekanikal &Elektrikal

 Hydrant

 Instalasi Listrik

 File alarm Protection

 Antena TV

 Telepon

Sound System

 Tata Udara dan Ventilasi

 Lift

 Instalasi CCTV

 Penangkal Petir

B. Struktur Organisasi Proyek

Organisasi proyek merupakan wadah kerja yang terdiri atas beberapa unsur yang saling mengikat satu dengan yang lainnya dan mempunyai hubungan kerja serta tanggung jawab yang jelas dalam pelaksanaan suatu proyek. Tujuan dari organisasi proyek adalah untuk mempertegas hubungan kerja dalam proses sehingga dapat dicapai suatu hasil kerja yang diharapkan. Beberapa keuntungan dari organisasi, yaitu:


(16)

1. Sebagai alat pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan,

2. Sebagai koordinasi masing-masing unit kegiatan agar dapat berjalan

dengan lancar,

3. Sebagai alat penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,

4. Sebagai alat pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan

dengan mudah.

Dengan adanya organisasi kerja yang baik dapat terjadi kemungkinan akan terbentuknya suatu organisasi yang sadar akan hasil yang hendak dicapai. Organisasi kerja yang baik, yaitu efisiensi yang tinggi dan tepat waktu, itu pun jika didukung oleh manajemen proyek yang baik. Adapun struktur organisasi pada proyek pembangunan hotel Setiabudhi Nomor 66 - Bandung sebagai berikut :


(17)

Dari bentuk organisasi di atas terdapat beberapa pihak yang terlibat yang memiliki tugas dan wewenang sendiri-sendiri, di antaranya :

1. Pemilik/Owner

a. Pemilik proyek disini adalah SWASTA PERORANGAN a.n Bpk. Ir. Prasetyanto, yaitu sebagai:

1) Pemberi tugas (Bouwheer)

2) Penanggung jawab seluruh pembiayaan proyek

3) Penyedia lokasi proyek

b. Tugas dan wewenang Pemberi Tugas

1) Menyediakan tempat untuk lokasi proyek yang akan dibangun

2) Penanggung jawab pembiayaan proyek dengan mengusahakan

pembiayaan yang efisien untuk mendapat hasil yang optimal

3) Mengadakan pelelangan/penunjukan langsung

4) Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK)

5) Mengawasi pelaksaan proyek dan memberi semua instruksi

kepada tim pelaksana termasuk persyaratan resmi dan

administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan

pembangunan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

6) Menerima hasil pekerjaan pelaksanaan pembangunan.

7) Membiayai seluruh pengeluaran dari proses pembangunan


(18)

2. Konsultan (Perencana)

Perencana struktur dan arsitektur proyek pembangunan Hotel Setiabudhi adalah dari PT Baja Manunggal Perkasa. Adapun tugas dan wewenang sebagai konsultan perencana antara lain:

a. Tugas dan Wewenang Konsultan perencana:

1) Menerima tugas dari pemilik atau pemberi tugas

2) Persiapan perancangan yaitu pengumpulan data dan informasi

lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman persyaratan (term of reference). Konsultasi dengan pemerintah daerah tingkat II setempat mengenai perizinan bangunan.

3) Penyusunan rancangan pelaksanaan dengan membuat

rancangan arsitektur berikut uraian teknis dan visualisasi dua atau tiga dimensi bila diperlukan, membuat rancangan utilitas beserta uraian, dan perhitungan strukturnya.

4) Penyusunan rencana detail dengan membuat gambar detail,

rencana kerja dan syarat-syarat, membuat rincian volume pekerjaan dan rancangan anggaran baiya pekerjaan konstruksi (melaksanakan value engineering sebagai metode penyusunan program rancangan)

5) Persiapan pelelangan dengan membantu pemimpin proyek


(19)

pelelangan dalam menyusun program pelelangan dan melaksanakan pelelangan

6) Membantu pelelangan dengan memberikan penjelasan

pekerjaan pada waktu pelelangan termasuk dalam menyusun berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing), membantu panitia dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama bila terjadi pelaksanaan pelelangan ulang, serta menyusun dokumen pelaksanaan

7) Pengawasan berkala meliputi memeriksa pelaksanaan pekerjaan

secara berkala, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pekerjaan konstruksi, menyusun laporan akhir perancangan.

b. Koordinasi pihak perencana dan pemberi tugas:

1) Perencana akan menyiapkan data dan informasi lapangan untuk

rencana kerja serta mengurus perjanjian dan dilaporkan pada pemberi tugas.

2) Pihak perencana akan memberikan konsultasi mengenai hal-hal

estetis atau arsitektural maupun fungsional sampai dibuatnya gambar-gambar detail dengan rincian pekerjaan, sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak setelah mendapat perintah dari pemberi tugas.


(20)

3) Pihak perencana mengawasi pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan gambar kerja dan memberikan keputusan-keputusan perubahan desain apabila diperlukan. Semua ini kemudian dilaporkan kepada pemberi tugas untuk mendapat persetujuan.

3. Kontraktor (Pelaksana)

Pada proyek ini pekerjaan dari mulai Lower Structure, Upper Structure sampai pekerjaan finishing sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Baja Manunggal Perkasa untuk menghindari keragu-raguan dalam pelaksanaan, pelaksana wajib meneliti dan memeriksa gambar kerja dari perencana agar memperlancar proses pelaksanaan.

a. Tugas Pelaksana :

1) Melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan rencana

kerja dan persyaratan teknis yang telah ditetapkan (RKS).

2) Menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time

Schedule atau penjadwalan yang di dalamnya terdapat kurva S (untuk mengontrol waktu pelaksanaan pekerjaan), bar chart (untuk menyelesaikan satu bagian pekerjaan) dan pedoman pembayaran angsuran terjamin.

3) Meneliti dan mempelajari gambar-gambar spesifikasi sebelum


(21)

4) Menyediakan tenaga ahli yang cukup, mandor-mandor dan tukang serta pengaturan tugas dan haknya masing-masing agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

5) Menyusun suatu rencana kerja atau time schedule yang logis

dan rasional sebelum melaksanakan pekerjaan.

6) Membuat tempat dan gudang untuk menyimpan material

bangunan dan peralatan bangunan.

7) Menyediakan tempat (direksi keet) tim pelaksana dan proyek

beserta tempat kerja untuk konsultan perencana dan ruang rapatnya.

8) Menyusun laporan harian dan bulanan yang berisi prestasi

pekerjaan, jumlah material dan jumlah pekerja yang dipakai.

9) Membuat laporan yang kemudian akan diperiksa kebenarannya

oleh pengawas lalu diteruskan kepada pemberi tugas.

10)Melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan atau kurang

sempurnanya pekerjaan serta kelalaian pelaksanaan.

11)Membiayai asuransi untuk pekerja berupa construction all risk

insurance dan accident incurance serta menyediakan PIIIK untuk para pekerjanya.

12)Wajib menaati dan mengikuti petunjuk dari pengawas maupun


(22)

13)Mengikuti dan menaati ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan dari daerah setempat mengenai pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan pemburuhan serta keselamatan kerja.

b. Koordinasi pelaksana dengan pengawas

1) Pelaksana menyerahkan jadwal pelaksaan kepada pengawas.

2) Menyerahkan perkiraan tahap pelaksanaan.

3) Mengkoordinasi organisasi pelaksanaan kepada pengawas

sehingga pengawas dapat meneliti kemajuan-kemajuan proyek dan memberikan petunjuk.

4) Pengawas berani menegur pelaksana apabila terjadi suatu

penyimpangan atau kekeliruan di lapangan. c. Koordinasi pelaksana dengan pekerja

1) Tim pelaksana wajib memelihara kesejahteraan pekerja

2) Menyediakan PIIIK untuk pekerja

3) Wajib menganjurkan untuk memelihara kebersihan

C. Identifikasi Material

Adapun identifikasi material bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan struktur baja komposit, lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.

1. Profil Baja

a. Penampang Profil Baja

Profil baja di produksi dalam berbagai bentuk seperti bentuk umum yang banyak diperlukan adalah siku-siku, kanal, I, H, sheet pile, jeruji,


(23)

pipa dan rel kereta api. Penampang yang digunakan adalah penampang I dan H yang divariasikan dengan ukuran tinggi, lebar, tebal, badan dan tebal sayap. Menjadikan penampang I sayap lebar banyak diperkuat sebagai kolom dan balok. Pada profil sayap lebar relatif sejajar dengan permukaan sayap bagian luar. Penampang I yang memiliki kelebihan seperti:

1) Bahan-bahan profil mudah dipesan ukuran yang diinginkan.

2) Kekakuan serta kekuatan lentur cukup besar.

3) Kekuatan tekan yang cukup besar.

4) Mudah di pancang.

5) Permukaan dalam dan luar yang sejajar pada sayap mempermudah

penyambung.

b. Baut Baja

Sambungan baut adalah alat penyambung bentuk satu kesatuan bentuk konstruksi. Baut merupakan alat sambung dengan batang bulat dan berulir salah satu ujungnya dipasang mur atau pengunci. Bagian yang tidak mungkin terpisahkan dan diabaikan. Baut baja yang digunakan dalam bangunan struktur baja yang umumnya dipakai yang berbentuk kepala baut dan mur berbentuk segi enam. Pada bagian baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu untuk mempermudah dalam memperkuat penyambungan untuk pemasangan. Kelebihan dari sambungan menggunakan baut antara lain:


(24)

1) Sambungan baut mudah untuk dibongkar dan di pasang;

2) Lebih mudah dalam pemasangan dan penyetelan konstruksi di

lapangan;

3) Jenis baut pass lebih pas digunakan untuk konstruksi gedung.

Ukuran diameter sambungan baut yang digunakan konstruksi di

lapangan berukuran Ø11

4 inchi ( 28,57 mm).

c. Las

Sambungan baja menggunakan las adalah penyambungan dengan cara memasang baja hingga suhu lumur (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi dan kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik. Las yang digunakan untuk menyambungkan. Bahan yang digunakan, yaitu las karbit dan las listrik. Las karbit, yaitu pengelasan yang menggunakan bahan bakar dari oksigen (zat asam) dan gas karbit (gas acetylene). Sedangkan las listrik, yaitu pengelasan yang mengunakan energi listrik. Pemilihan kedua jenis las ini karena konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapih, sambungan las menyatu lebih kokoh, dan pengerjaan lebih relatif lebih cepat

2. Baja Beton (Tulangan)

Baja beton adalah penampang besi bulat yang dipesan dengan dimensi yang digunakan di lapangan. Pembuatan tulangan untuk batang lurus yang digunakan besi ulir sedangkan sebagai sengkang dibengkokkan sambungan sengkang menggunakan besi polos. Tulangan utama dan


(25)

sengkang diikat menggunakan kawat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran.

3. Bekisting

Bekisting adalah kayu hasil alam yang berasal dari pohon terdapat sel-sel yang ukurannya dan bentuknya menjadi batang pohon yang tumbuh membesar. Pembuatan bekisting berdasarkan shop drawing rancangan antara dimensi, bahan. Metode konstruksi dan ikatan-ikatan yang lengkap dengan diperkuat (bracing). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bekisting, seperti:

a. Balok kayu

b. Plywood T = 18 mm

c. Paku

d. Oli Pelumas

4. Beton Komposit

Beton komposit adalah kumpulan batu-batuan dan bahan yang terdiri atas semen, pasir, kerikil dan Admixture dengan perbandingan tertentu yang diaduk dan dicampur dengan air. Setelah adukan tercampur dituangkan pada cetakan dengan sendirinya akan mengikat, mengering, dan mengeras. Cara penuangan adukan beton disesuaikan dengan pemadatan menggunakan jarum penggetar (vibrator).

a. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Portland komposit yang cocok untuk bahan pengikat dari mutu terbaik dalam bentuk sak


(26)

(karung), semen yang digunakan dalam konstruksi adalah semen padang.

b. Pasir

Pasir adalah bahan agregat butiran-butiran halus yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik berasal dari sumber alam, ukuran butir-butir agregat halus di atas ayakan 4 mm berkisar minimum 2 % berat, sisa di atas ayakan 1 mm berkisar minimum 10% berat dan sisa di atas ayakan 0,25 mm berkisar antara 80%-90% berat. Yang telah lulus uji larutan jenuh dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.

c. Kerikil

Kerikil adalah bahan agregat kasar yang berasal dari sumber alam, ukuran batuan agregat kasar sisa ayakan di atas ayakan III1,5 mm, sisa di atas ayakan 4 m, berkisar 80% - 98% berat, dan selisih komulatif di atas dua ayakan yang beruntun dengan maksimal 60% dan minimum 10% berat.

d. Air

Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air tawar bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia dan tidak mengandung organisme yang memberikan efek rusak pada beton. Air yang digunakan di lapangan adalah air tanah yang di sedot oleh ledeng (z-pam) dan ditampung dalam bak penampungan (torn).


(27)

e. Admixture (zat Kimia Tambahan)

Bahan tambahan kimia untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan dengan cara mengaduk.

D. Tata Pelaksanaan Proyek

Tata pelaksanaan proyek akan disusun apabila ditunjuk selaku pelaksana proyek dengan membuat satuan tugas khusus yang akan menangani proyek tersebut sehingga produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan keinginan pemilik pekerjaan (owner). Untuk itu dengan berbagai aspek yang direncanakan baik berupa manajemen, sumber daya manusia, peralatan, material serta finansial diharapkan dapat memberikan hasil yang terbaik.

a. Tahapan pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pelaksanaan yang akan dilakasanakan adalah sesuai dengan urutan kegiatan di bawah ini:

1) Pekerjaan Persiapan

2) Pekerjaan Pembongkaran

3) Pekerjaan Pondasi

4) Pekerjaan Struktur

a) Basement

b) Lantai 1

c) Lantai 2

d) Lantai 3

e) Lantai 4


(28)

5) Pekerjaan Tangga

6) Pekerjaan Rangka Atap

7) Pekerjaan Canopy Samping dan Depan

8) Pekerjaan Arsitektur

9) Pekerjaan Mekanikal

10)Pekerjaan Elektrikal

b. Pola Penelitian Kerangka Pelaksanaan Pekerjaan

Pembuatan pola pelaksanaan pekerjaan berdasarkan data proyek yang didapatkan agar mempermudah dalam penyusunan dibuat sebagai kerangka pendekatan teknis pekerjaan yang akan dikerjakan, sebagai berikut:


(29)

A C UA N & INFORM A S I P E K E RJ A A N P E LA K S A NA A N K ONS T R UK S I P E NGOLA H A N K E GI A TA N P E LA K S A NA A N K ONS TRU K S I H A S IL K E G IA T A N P E LA K S A NA A N K O N S TRUK S I IN PUT PR O GRESS OUT PUT SITE PROYEK RUMUSAN TUJUAN

RENOVASI HOTEL SETIABUDI BANDUNG RENOVASI BANGUNAN HOTEL SETIABUDI BANDUNG

TATA LAKSANA PEKERJAAN KONSTRUKSI

> PERATURAN UMUM > KEBIJAKAN PELELANGAN & JASA KONSTRUKSI > SNI BANGUNAN GEDUNG

> RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS(RKS) > BESTEK DAN GAMABAR DETAIL > BOQ

> RISALAH AANWIZING DAFTAR HARGA,UPAH BAHAN DAN ALAT

SOSIALISASI PEKERJAAN ORIENTASI LAPANGAN PENENTUAN BM ACUAN POSISI

HORIZONTAL & VERTIKAL PEKERJAAN PERSIAPAN

UMPAN BALIK

> PENGAWASAN RUTIN > RAPAT KOORDINASI > LAPANGAN / MINGGUAN RAPAT KOORDINASI LENGKAP BULANAN > MONITORING INSTANSI TERKAIT

> EVALUASI PROGRESS DAN KUALITAS

SUMBER DAYA

> SUMBER DAYA MANUSIA > SUMBER DAYA BAHAN > SUMBER DAYA ALAT > SUMBER DAYA FINANSIAL > METODE KERJA - RENCANA KERJA - POLA MANAJEMEN & DATA KERJA

G

OA

L

KERANGKA PENDEKATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

S A S A R A N

D. PENGERJAAN ARSITEKTUR

I. PEK. DINDING II. PEK. PLAFOND III. PEK. RAILLING & FINISHING IV. PEK. SEPTICTANK

V. PEK. KUSEN & JENDELA & FINISHING VI. PEK. TAMAN

VII. PEK. LANTAI VIII.PEK. PENGECATAN IX. PEK. DRIVE WAY X. PEK. GRAUNTANK XI. PEK. SEPTICTANK

XII. PEK. FIXTURE & ACCESSORIES KM/WC

E. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

I. PEK.INSTALASI ANTENA TV II. PEK.INSTALASI SAUND SYSTEM III. PEK.INSTALASI TATA UDARA DAN VENTILASI

IV. PEK.FIRE HYDRANT DAN SPRINKLER

V. PEK.PLUMBING VI. PEK.LIFT VII. PEK.INSTALASI CCTV VIII.PEK.ELEKTRIKAL IX. PEK.INSTALASI TELEPHONE X. PEK. FIRE ALARM PROTECTION

A, PEKERJAAN PERSIAPAN

I. PEK. PAGAR PENGAMAN T=1,8 M II. PEK. DIREKSI KEET

III. PEK. PEMBUATAN GUDANG IV. PEK. TANAH, PONDASI & ANTI RAYAP V. PEK. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK IV. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

B. PEKERJAAN PONDASI

I. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN TANAH

II. PONDASI STRAUSS PILE D50-D30 III.TIE BEAM MUTU K.300 IV.LANTAI KERJA

C. PENGERJAAN STRUKTUR

I. KOLOM STRUKTUR BAJA II. BALOK STRUKTUR BAJA III. TULANGAN POLOS FY = 240 Mpa & TULANGAN ULIR FY = 390 Mpa. IV. PEKERJAAN BEKISTING V. BETON KOMPOSIT K-300 VI. PELAT LANTAI BETON MUTU K.300 VII. TANGGA BETON

VIII.KOLOM PRAKTIS MUTU K.225 IX. PEKERJAAN ATAP X. PEKERJAAN CANOPY

> PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA > GALIAN DAN TIMBUNAN

> PENENTUAN MUKA TANAH (PROFIL) DAN DRAINASE

> PERETAKAN POLA MASA BANGUNAN

PEMATANGAN LAHAN


(30)

c. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajemen Proyek)

Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui perdayagunaan potensi sumber daya atau kinerja secara optimal dengan tujuan tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek, penggunaan hasil pekerjaan proyek dan tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi pelaksana proyek. Adapun bentuk dari pendayagunaan sumber daya atau kinerja, sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan sumber daya manusia yang akan ditempatkan memenuhi persyaratan berikut:

a) Berkompeten pada bidang pekerjaannya;

b) Memiliki inisiatif dan kreatif;

c) Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan;

d) Bekerja keras dan pantang menyerah

2. Sumber Daya Bahan

Pemanfaatan bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap item pekerjaan meliputi:

a) Material Lokal

b) Material Pabrikan


(31)

3. Sumber Daya Peralatan

Penggunaan Peralatan untuk pembantu mempercepat penyelesaian pekerjaan agar menjadikan pekerjaan lebih mudah dan cepat dengan mempertimbangkan optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu. Sesuai dengan pemakaian jenis alat, volume, operator alat, produktivitas alat dan biaya operasional alat. Adapun daftar peralatan yang dipergunakan sebagai berikut:


(32)

(33)

(34)

4. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Hotel Setiabudhi Nomor 66 dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan kalender dengan penyediaan sumber daya baik tenaga kerja, alat dan finansial serta pelaksanaan yang matang untuk menunjang kegiatan pelaksanaan pembangunan. mempersiapkan dan penyusunan sebagai panduan bagi seluruh kinerja pelaksana proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil, terhadap teknis pelaksanaan yang dikerjakan, sebagai berikut.

A. Prakonstruksi

Pelaksanaan proyek melakukan koordinasi untuk menjelaskan rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan manajemen konstruksi dan pengelola teknis sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan seaman dan seefesien mungkin

terhadap keterkaitan dengan waktu pelaksanaan. Agar

pengendalian pelaksanaan proyek dapat dilakukan secara seksama dan terkontrol sedemikian rupa, maka dibuat:

1) Working Schedule

Penyusunan Jadwal Pelaksanaan dengan cara

memperhitungkan permasalahan – permasalahan teknis dan

non teknis yang mungkin akan terjadi. Didalamnya juga tercakup masa libur dan hari raya sehingga tidak terjadi kendala dalam supply material.


(35)

2) Network Planning

Agar semua pihak dapat mengetahui bagian – bagian kritis

dalam pelaksanaan proyek maka dibuatlah suatu jaringan kerja sebagai pedoman dan kontrol bersama dalam menjaga pelaksanaan tetap dalam batas yang diharapkan.

3) Site Lay Out Project

Agar koordinasi dalam hal penempatan barang dan material konstruksi, maka semua pihak dapat memahami site lay out project sehingga tercapai keteraturan. Termasuk tempat stok material.

4) Material Order

Pemesanan material khususnya barang-barang yang memerlukan waktu yang lama seperti pengadaan material baja yang diprioritaskan dengan mempertimbangkan jadwal dari pekerjaan lain yang terkait.

B. Masa Konstruksi

1) Pekerjaan Persiapan

2) Pekerjaan Pembongkaran

3) Pekerjaan Tanah

4) Pekerjaan Pondasi

5) Pekerjaan Struktur

6) Pekerjaan Atap


(36)

8) Pekerjaan Mekanikal

9) Pekerjaan Elektrikal

C. Tahap Pemeliharaan Konstruksi

Tahap pemeliharaan konstruksi merupakan tahapan yang penting yang harus dilaksanakan sebagai bentuk garansi dan kewajiban dalam menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan dapat berfungsi sesuai dengan rencana. Pada tahapan pemeliharaan dilakukan perbaikan bila ada cacat-cacat yang tersembunyi atau kegagalan fungsi.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dalam pembuatan

tugas akhir pada proyek pembangunan Hotel Setiabudhi nomer 66 –

Bandung dapat ditarik kesimpulan yaitu.

1. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan baja profil dibuat berbentuk

kolom (Cross Beam IWF) dan balok (IWF) sedangkan beton komposit yang dibuat dari bahan pasir, semen, krikil dan air menjadi satu kesatuan yang disebut beton komposit. Dalam proses konstruksi, profil baja kolom di pasang pada angkur dengan baut, profil baja balok dipasang dengan baut pada profil baja kolom, besi tulangan, besi sengkang dan bekisting dipasang pada kolom dan baru kemudian diisi dengan beton komposit.

2. Hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan konstruksi baja

menggunakan beton komposit yang terpasang sudah sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat, sebagai berikut:

a. Panjang profil kolom dan balok baja yang terpasang sudah sesuai

mutu yang diisyaratkan dalam rencana kerja.

b. Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan beton komposit

sesuai mutu yang disyaratkan dalam rencana kerja.

3. Tata laksana pekerjaan melakukan prosedur kerja dan persyaratan yang

dikerjakan di Hotel Setiabudhi nomer 66 – Bandung, dimulai dari

pekerjaan persiapan, pekerjaan pembongkaran, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan pekerjaan struktur. Pada pelaksanaan di lapangan agar mendapatkan hasil optimal sesuai standard dan melakukan pengkombinasian sumber daya yaitu Man (manusia), Money (uang),


(38)

Machine (peralatan), Material (Bahan), dan Method (metoda). Sehingga semua sumber daya ini dapat dipergunakan secara efesien.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran dalam pelaksanaan pembangunan Hotel Setiabudhi Nomer 66 - Bandung sebaiknya di lapangan agar diberikan petunjuk pekerjaan yang aktual, mengutamakan kegiatan - kegiatan yang berdasarkan rencana kerja agar bisa sesuai dengan pelaksanaan proyek pembangunan.


(1)

(2)

4. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Hotel Setiabudhi Nomor 66 dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan kalender dengan penyediaan sumber daya baik tenaga kerja, alat dan finansial serta pelaksanaan yang matang untuk menunjang kegiatan pelaksanaan pembangunan. mempersiapkan dan penyusunan sebagai panduan bagi seluruh kinerja pelaksana proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil, terhadap teknis pelaksanaan yang dikerjakan, sebagai berikut.

A. Prakonstruksi

Pelaksanaan proyek melakukan koordinasi untuk menjelaskan rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan manajemen konstruksi dan pengelola teknis sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dikendalikan seaman dan seefesien mungkin terhadap keterkaitan dengan waktu pelaksanaan. Agar pengendalian pelaksanaan proyek dapat dilakukan secara seksama dan terkontrol sedemikian rupa, maka dibuat:

1) Working Schedule

Penyusunan Jadwal Pelaksanaan dengan cara memperhitungkan permasalahan – permasalahan teknis dan non teknis yang mungkin akan terjadi. Didalamnya juga tercakup masa libur dan hari raya sehingga tidak terjadi kendala dalam supply material.


(3)

2) Network Planning

Agar semua pihak dapat mengetahui bagian – bagian kritis dalam pelaksanaan proyek maka dibuatlah suatu jaringan kerja sebagai pedoman dan kontrol bersama dalam menjaga pelaksanaan tetap dalam batas yang diharapkan.

3) Site Lay Out Project

Agar koordinasi dalam hal penempatan barang dan material konstruksi, maka semua pihak dapat memahami site lay out project sehingga tercapai keteraturan. Termasuk tempat stok material.

4) Material Order

Pemesanan material khususnya barang-barang yang memerlukan waktu yang lama seperti pengadaan material baja yang diprioritaskan dengan mempertimbangkan jadwal dari pekerjaan lain yang terkait.

B. Masa Konstruksi

1) Pekerjaan Persiapan 2) Pekerjaan Pembongkaran 3) Pekerjaan Tanah

4) Pekerjaan Pondasi 5) Pekerjaan Struktur 6) Pekerjaan Atap


(4)

8) Pekerjaan Mekanikal 9) Pekerjaan Elektrikal

C. Tahap Pemeliharaan Konstruksi

Tahap pemeliharaan konstruksi merupakan tahapan yang penting yang harus dilaksanakan sebagai bentuk garansi dan kewajiban dalam menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan dapat berfungsi sesuai dengan rencana. Pada tahapan pemeliharaan dilakukan perbaikan bila ada cacat-cacat yang tersembunyi atau kegagalan fungsi.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir pada proyek pembangunan Hotel Setiabudhi nomer 66 – Bandung dapat ditarik kesimpulan yaitu.

1. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan baja profil dibuat berbentuk kolom (Cross Beam IWF) dan balok (IWF) sedangkan beton komposit yang dibuat dari bahan pasir, semen, krikil dan air menjadi satu kesatuan yang disebut beton komposit. Dalam proses konstruksi, profil baja kolom di pasang pada angkur dengan baut, profil baja balok dipasang dengan baut pada profil baja kolom, besi tulangan, besi sengkang dan bekisting dipasang pada kolom dan baru kemudian diisi dengan beton komposit.

2. Hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton komposit yang terpasang sudah sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat, sebagai berikut:

a. Panjang profil kolom dan balok baja yang terpasang sudah sesuai mutu yang diisyaratkan dalam rencana kerja.

b. Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan beton komposit sesuai mutu yang disyaratkan dalam rencana kerja.

3. Tata laksana pekerjaan melakukan prosedur kerja dan persyaratan yang dikerjakan di Hotel Setiabudhi nomer 66 – Bandung, dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pembongkaran, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan pekerjaan struktur. Pada pelaksanaan di lapangan agar mendapatkan hasil optimal sesuai standard dan melakukan


(6)

Machine (peralatan), Material (Bahan), dan Method (metoda). Sehingga semua sumber daya ini dapat dipergunakan secara efesien.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran dalam pelaksanaan pembangunan Hotel Setiabudhi Nomer 66 - Bandung sebaiknya di lapangan agar diberikan petunjuk pekerjaan yang aktual, mengutamakan kegiatan - kegiatan yang berdasarkan rencana kerja agar bisa sesuai dengan pelaksanaan proyek pembangunan.