Patung Fantasi Burung Garuda Menggunakan Teknik Paper Mache.

(1)

PATUNG FANTASI BURUNG GARUDA

MENGGUNAKAN TEKNIK PAPER MACHE

SKRIPSI PENCIPTAAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh: Rofi Qisty Korda

0806394

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PATUNG FANTASI BURUNG GARUDA

MENGGUNAKAN TEKNIK PAPER MACHE

Oleh: Rofi Qisty Korda

Sebuah Skripsi Penciptaan yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rofi Qisty Korda Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PATUNG FANTASI BURUNG GARUDA

MENGGUNAKAN TEKNIK PAPER MACHE

Disusun Oleh: ROFI QISTY KORDA

0806394

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Dr. Tri Karyono, M.Sn. NIP. 196611071994021001

Pembimbing II

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, S.Pd.M.Pd. NIP. 197206131999031001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PATUNG FANTASI BURUNG GARUDA

MENGGUNAKAN TEKNIK PAPER MACHE

Disusun Oleh: ROFI QISTY KORDA

0806394

Disetujui dan Disahkan Oleh : Penguji I

Dr. Nanang Ganda P, M.Sn. NIP. 196202071987031002

Penguji II

Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd. NIP. 196104011994031001

Penguji III

Bandi Sobandi, S.Pd.M.Pd. NIP. 197206131999031001


(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Patung Fantasi Burung Garuda Menggunakan Teknik Paper Mache Sebagai Sumber Gagasan berkarya Seni Patung dengan Bahan Paper Mache” ini, sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan pada keaslian karya saya ini.

Bandung, Maret 2015 Yang membuat pernyataan

Rofi Qisty Korda NIM 0806394


(6)

ROFI QISTY KORDA 0806394

Garuda Pancasila merupakan burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia dan digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan negara yang kuat. Sayangnya generasi saat ini banyak melupakan sosok ini. Saat ini perhatian mereka lebih tertuju pada sosok-sosok lain yang diciptakan oleh luar melalui berbagai Super Hero yang dapat dengan mudah mereka temui dimana-mana. Sehingga perhatian mereka pada sosok-sosok lokalpun berkurang.

Dengan latar belakang tersebut, penulis mencoba memunculkan salah satu sosok penting yang menjadi simbol Negara untuk menjadi Super Hero baru yang diharapkan menjadi perhatian baru bagi generasi muda melalui penciptaan karya patung dengan teknik modelling dan proses pembuatan menggunakan paper mache.

Media pembuatan patung Super Hero ini berbahan olahan dari tisu yang dilebur dengan campuran bahan-bahan tertentu, dengan sebutan paper mache, atau lebih dikenal istilah umum “Bubur kertas”.

Hasil yang didapatkan dari penciptaan karya patung ini berupa figur Super Hero yang merupakan gubahan dari wujud manusia dan burung garuda dengan gaya kontemporer dan modern.

Pembuatan patung ini penulis ingin menampilkan figur Garuda sebagai dasar ide penciptaan Super Hero Indonesia, karena figur ini sangat cocok untuk dikenal oleh masyarakat sebagai pahlawannya. Sebelumnya bangsa Indonesia

pernah mengenal super hero dalam negeri karya anak bangsa yaitu “ Gundala, Godam, dll “ pada zamannya. Penulis berkeinginan memvisualkan seni patung Super Hero Garuda bergaya kontemporer/modern supaya berkesan masa kini dan tidak kalah dengan Super Hero luar.

Berdasarkan hasil pembahasan, menunjukkan bahwa penampilan visual baik itu bentuk, pose, warna, dan ekspresi yang dibuat pada karya patung ini sangat mempengaruhi bagaimana kita mengapresiasi karakter pada sosok yang dibuat.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penciptaan ... 2

C. Tujuan Penciptaan ... 3

D. Manfaat Penciptaan ... 3

E. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ... 6

A. Seni Patung... 6

1. Pengertian Seni Patung ... 6

2. Sejarah Seni Patung... 9

a. Perkembangan Seni Patung Asia ... 9

b. Perkembangan Seni Patung Eropa ... 10

3. Teknik Seni Patung ... 12

4. Unsur-Unsur Seni Patung ... 14

a. Garis dan Bidang ... 15

b. Tekstur ... 17

c. Volume dan Ruang ... 18

d. Bentuk ... 19

e. Warna ... 19


(8)

a. Kesatuan (Unity) ... 21

b. Keseimbangan (Balance) ... 22

c. Irama (Rhythm)... 23

d. Harmoni... 23

B. Garuda ... 25

C. Paper mache... 29

D. Konsep Berpikir ... 32

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN ... 33

A. Ide atau Gagasan ... 33

B. Kontemplasi ... 34

C. Stimulus... 34

D. Tahap Kesiapan Alat dan Bahan ... 34

E. Proses Pembuatan Karya ... 43

F. Controling Karya ... 62

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA ... 62

C. Visualisasi Karya ... 62

D. Analisis Karya ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Simpulan ... 73

B. Saran dan Rekomendasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Patung Karya Melanie Bourlon 1 ... 6

2.2 Patung Karya Melanie bourlon 2 ... 7

2.3 Patung Karya Jose Garcia ... 8

2.4 Patung Malaikat di Charles Cathedral... 12

2.5 Garis ... 16

2.6 Bidang ... 16

2.7 Tekstur... 17

2.8 Ruang dan Volume ... 18

2.9 Warna ... 20

2.10 Kesatuan ... 21

2.11 Keseimbangan ... 22

2.12 Irama ... 23

2.13 Lambang Garuda Indonesia ... 27

2.14 Elang Jawa ... 27

2.15 Fantasi Garuda ... 28

3.1 Sketsa 1 ... 45

3.2 Sketsa 2 ... 46

3.3 Pose dan Warna ... 47

3.4 Pembuatan Kerangka 1 ... 47

3.5 Pembuatan Kerangka 2 ... 48

3.6 Pembuatan Kerangka 3 ... 48

3.7 Pembuatan Base ... 49

3.8 Bahan Clay ... 50

3.9 Proses Pembuatan Clay 1 ... 51

3.10 Proses Pembuatan Clay 2 ... 52

3.11 Proses Pembuatan Clay 3 ... 53

3.12 Pembuatan Patung Paper mache 1 ... 54

3.13 Pembuatan Patung Paper mache 2 ... 55

3.14 Proses Pembuatan Armor 1 ... 56

3.15 Proses Pembuatan Armor 2 ... 57

3.16 Proses Pembuatan Bulu ... 58

3.17 Proses Bungkus Koran ... 59

3.18 Proses Warna Armor ... 59

3.19 Proses Warna Tubuh ... 60

3.20 Proses Warna Pematuk dan Mata ... 61

4.1 Garuda Bhineka 1 ... 63

4.2 Garis dan Irama ... 64

4.3 Warna ... 65

4.4 Tekstur... 65

4.5 Keseimbangan ... 66

4.6 Garuda Bhineka 2 ... 68

4.7 Garis dan Irama ... 69


(10)

4.9 Tekstur... 70 4.10 Keseimbangan ... 71


(11)

DAFTAR BAGAN

BAGAN I Badan Hubungan antara Seniman. Subject Matter, Karya, dan Makna ... 24 BAGAN II Konsep Berfikir ... 32


(12)

DAFTAR TABEL


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ... 78

Lampiran II... 79

Lampiran III ... 80


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu contoh bangsa yang dapat dikatakan cukup besar.Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya. Walaupun berbeda-beda suku tetap saja disebut bangsa karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang sama. Jika diartikan, pengertian bangsa adalah sekelompok manusia yang di persatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang mana mereka terikat di dalam satu tanah air. Dengan memiliki keinginan atau hasrat untuk bersatu dengan didorong oleh kesamaan sejarah dan cita-cita maka terbentuklah bangsa dari rakyat.

Beragam suku dan budaya, Indonesia mempunyai simbol atau lambang kenegaraan, yaitu Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

.

Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka

Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang

dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang jawa. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan negara yang kuat.Jadi kita harus berbangga menjadi bangsa Indonesia.


(15)

2

Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan kecintaan kita terhadap tanah kelahiran kita. Cinta tanah air Indonesia merupakan suatu kewajiban kita sebagai Warga Negara Indonesia. Cinta terhadap tanah air adalah rela berkorban demi Negara yang kita cintai, karena kita terlahir di tanah Negara Indonesia.

Namun, dengan seiring melesatnya majunya zaman bangsa Indonesia sering lupa terhadap kecintaan negaranya sendiri, figur pahlawan pun bangsa Indonesia sering melupakan adanya perjuangan mereka untuk dibanggakan, mungkin dengan adanya faktor informasi dan teknologi semakin canggih kita mudah dapat terpengaruh budaya luar, sehingga kecintaan terhadap negara terlupakan, termasuk penulis sendiri.

Jadi, penulis selaku bangsa Indonesia dan sebagai seniman/ pembuat karya rupa, penulis berusaha mengabadikan momen-momen tersebut untuk pelestarian budaya bangsa dan memupuk kembali rasa persatuan kebangsaan, melalui pembuatan seni patung Super hero dengan berjudul “Patung Fantasi Burung

Garuda Menggunakan Teknik Paper mache

B. Masalah Penciptaan

Melesatnya zaman sekarang, media informasi dan teknologi budaya luar mempengaruhi bangsa Indonesia dalam aspek kehidupan sehari-hari. Akibatnya bangsa Indonesia lupa akan negaranya sendiri. Saat ini, bangsa Indonesia khusus nya anak-anak dan remaja lebih tertarik dengan sesosok heroik dari luar negeri

seperti “ Captain America, Iron Man, Superman”, dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah penciptaan sebagai berikut:

1. Bagaimana memvisualkan ide desain fantasi pada patung fantasi heroik burung Garuda ?

2. Bagaimana teknik pembuatan patung fantasi heroik burung Garuda menggunakan bahan paper mache ?


(16)

3. Bagaimana analisis bentuk dan makna patung fantasi heroik burung Garuda ?

C. Tujuan Penciptaan

Melalui skripsi ini, penulis ingin mengetahui sejarah burung Garuda yang menjadi asal-usul lambang negara Indonesia, untuk mengetahui nilai-nilai yang ada terdapat di lambang burung Garuda tersebut. Meski dengan cerita yang baru penulis memiliki misi tersendiri, yaitu untuk pelestarian budaya bangsa dan untuk memupuk rasa persatuan kebangsaan kembali dengan membuat sesosok heroik yang menjadi lambang negara Indonesia dengan media karya patung paper mache.

Adapun tujuan dari skripsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk memvisualkan ide desain fantasi pada patung fantasi super hero burung Garuda.

2. Untuk teknik pembuatan patung fantasi super hero burung Garuda menggunakan bahan paper mache.

3. Analisis bentuk desain patung paper mache super hero Garuda.

D. Manfaat Penciptaan

Secara teoretis penciptaan ini berguna untuk memupuk kembali rasa nasionalisme dan untuk memperluas kajian penciptaan dalam bidang patung dan mengembangkan teknik pinching dan modeling menggunakan paper mache pada model patung. Adapun manfaat penciptaan ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi diri sendiri

a. Menambah pengetahuan mengenai sejarah burung Garuda dan memupuk rasa nasionalisme.

b. Menambah wawasan teknik pembuatan patung fantasi heroik burung Garuda dengan teknik paper mache sebagai karya rupa.


(17)

4

c. Meningkatkan kreativitas berimajinasi dalam berkarya patung. 2. Manfaat bagi Masyarakat

a. Sebagai suatu pengingat kembali bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat. b. Sebagai referensi dan inspirasi berkarya patung khususnya mahasiswa jurusan

pendidikan seni rupa.

3. Manfaat untuk pembelajaran seni rupa di SD, SMP, SMA a. Untuk pengingat kembali bahwa kita adalah bangsa Indonesia b. Pembangkit semangat jiwa muda bangsa indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Dalam Pembahasan skripsi ini terdiri atas lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, bagian ini merupakan sebuah pengantar yang akan menuntun penulis dalam menyusun skripsi. Pada bab ini akan di uraikan mengenai latar belakang masalah, masalah penciptaan, tujuan penciptaan, manfaat penciptaan, metode penciptaan, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Penciptaan, bagian ini memaparkan penjelasan tentang metode unsur seni rupa, patung, fantasi, garuda, paper mache.

BAB III Proses dan Teknik Penciptaan, pada bagian ini menjelaskan metode dan tahap-tahap yang dilakukan dalam proses penciptaan karya patung ini. Diantaranya, ide karya, kontemplasi, stimulasi berkarya, pengelolahan ide, dan proses penciptaan.


(18)

BAB IV Analisis Visual Karya, bagian ini memaparkan analisis patung paper mache berdasarkan bab 2 yaitu analisis unsur-unsur patung paper mache, konsep pewarnaan, dan tokoh super hero

BAB V Simpulan dan Saran, bagian terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi mengenai karya yang di ciptakan.


(19)

1

BAB III

PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

A. Ide atau Gagasan

Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

.

Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang jawa.

Garuda di mata Indonesia adalah sesosok burung yang gagah berani dan kuat. Oleh karena itu banyak sekali masyarakat Indonesia yang mengagumi Garuda menjadi sesosok pahlawan, dan menjadikan super hero, seperti halnya super hero yang ada di luar negeri dalam bentuk imajinasi fantasi yang mereka buat, seperti tokoh-tokoh Marvel contohnya, “ Captain America, Iron Man, dll “. Indonesia pun mempunyai sesosok super hero karya anak bangsa, contoh yang sudah ada seperti “ Garuda 7(seven), Kesatria Garuda Bima X, dll

Keunikan dari berbagai contoh super hero tadi menjadi inspirasi penulis untuk memvisualkan garuda fantasi sendiri dalam bentuk seni patung dengan media bahan paper mache dengan gaya futuristik, karena menurut data yang penulis dapatkan bahwa ketika masyarakat menilai sesosok super hero yang bergaya modern akan menampilkan kesan masa kini/ kontemporer.


(20)

A. Kontemplasi

Kontemplasi merupakan proses pendalaman ide dengan melakukan penghayatan. Tahap kontemplasi merupakan tahapan yang harus dilewati dalam menciptakan suatu karya seni, karena di dalamnya terdapat proses kepekaan, kepedulian, dan aksi yang melalui keterampilan akal, jiwa, dan raganya, sebagai bentuk proses kontemplasi untuk mempresentasikan dan mengaplikasikan ide secara visual ke dalam material yang dipilih sesuai dengan kemampuan teknik penggunaan alat dan bahan, serta pengolahan unsur seni. Pendalaman dan pengolahan ide dituangkan ke dalam bentuk nyata. Dalam hal ini penulis memvisualkan super hero “Garuda” sebagai ide berkarya patung dengan bahan tisu dengan teknik paper mache clay dengan aliran kontemporer.

C. Stimulasi

Stimulasi adalah rangsangan yang memberikan inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni. Penulis melakukan beberapa tahapan kegiatan dalam tahap stimulasi ini diantara nya: observasi, pencarian informasi burung di kebun binatang, pengamatan bentuk burung elang jawa dan lambang RI, studi literature, dengan membaca buku-buku yang dapat dijadikan acuan referensi atau buku sumber yang berkaitan dengan penciptaan karya ini, pembuatan rencana karya berupa sketsa, dan pembuatan karya nyata, yaitu dengan membuat karya seni patung dengan objek super hero Garuda.

D. Tahap Kesiapan Alat dan Bahan

Membuat karya seni patung dengan menggunakan bahan paper mache clay membutuhkan beberapa proses yang harus di tempuh. Pengalaman estetis maupun pengalaman artistic sangat berpengaruh dalam proses pembuatan karya.


(21)

3

Disamping itu juga alat dan bahan diperlukan untuk pembuatannya.Alat merupakan suatu barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabotan.Sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat karya patung super hero Garuda diantaranya:

a. Alat dan bahan pembuatan patung:

No. Gambar Alat dan Bahan Keterangan

1 Tisu Gulung

2 sampai 2,5 roll tisu gulung sebagai takaran utama

pembuatan paper mache clay

2 Lem putih/ lem kayu

Lem putih untuk campuran bahan pembuatan paper mache dengan takaran ¾ gelas cup plastic setiap pembuatan adonan paper mache

3 Lem super

Lem super untuk perekat bahan spon karet pada armor patung paper mache


(22)

4 Compound/ gipsum

Compound/ gypsum untuk campuran bahan paper mache dengan takaran ¾ gelas cup plastik setiap pembuatan adonan paper mache

5 Terigu

Terigu untuk bahan terakhir pembuatan paper mache clay sebagai pelembut adonan, dengan takaran 3 gelas cup plastik

6 Kawat & besi beton

Besi beton untuk pondasi awal krangka patung supaya kuat, bisa disebut tulang utama, dan kawat untuk membuat bagian tulang krangka lainnya.

7 Bola pimpong

Bola pimpong untuk bagian mata patung, yang di belah menjadi dua.


(23)

5

8 Busa spon karet

Busa spon karet bahan untuk pembuatan armor/ pakaian patung paper mache.

9 Cat akrilik

Cat akrilik ini berfungsi untuk mewarnai tubuh patung dan bagian kepala patung, dengan campuran-campuran yang kita ingin kan.

10 Isolatif kertas

Isolatif kertas untuk perekat/ sambungan kawat menjadi tulang kerangka dan daging krangka, berfungsi juga untuk perekat bagian-bagian sela patung yang ditutupi untuk proses pewarnaan.


(24)

11 Cat Aquaproof

Cat ini untuk menutup pori-pori pada busa spon karet, supaya tidak menyerap cat spray yang berlebihan dan menjadi boros.

12 Kertas Koran

Kertas koran ini untuk pembuatan daging krangka, dan untuk membungkus tubuh patung supaya menutupi bagian yang tidak akan diwarna yang sama.

13 Air

Air untuk campuran adonan paper mache, yang fungsinya menghancurkan tisu supaya menjadi bubuk lembut yang merata.

14 Pipa plastik

Pipa plastik untuk pembuatan tongkat senjata patung paper mache.


(25)

7

15 Kuas

Kuas besar untuk

pewarnanaan bagian tubuh secara global dan kuas kecil untuk bagian-bagian kecil, bisa juga untuk bagian detail.

16 Kipas angin

Kipas angin alat untuk mengeringkan olahan paper mache yang sudah diterapkan dan bentuk kebagian krangka patung, apa bila proses pengeringan di dalam ruangan.

17 Palu

Palu berfungsi untuk pembuatan base patung/ alas patung dan berfungsi untuk meluruskan kawat supaya menjadi lurus.

18 Cukil kayu

Cukil kayu untuk

mencungkil bagian-bagian patung dalam proses detail.


(26)

19 Kertas dan pensil

Kertas dan pensil untuk membuat desain patung, melalui sketsa gambar rancangan yang akan dibuat.

20 Gunting& cutter

Gunting dan cutter adalah alat potong bahan busa spon karet untuk proses pembuatan Armor/ pakaian dan bulu patung paper mache.

21 Tang

Tang alat untuk memotong kawat dan membengkokan kawat pada kerangka patung.

22 Waskom

Wadah untuk proses pembuatan adonan paper mache clay.

23 Mikser

Mikser adalah untuk

mencampurkan dan

mengaduk rata adonan bahan pembuatan paper mache clay.


(27)

9

24 Gergaji besi

Gergaji besi untuk memotong besi beton dan ring besi.

25 Ring besi

Ring besi berfungsi untuk penyambung besi beton yang menjadi pondasi patung, dan ring besi ini menepel di bagian base/ alas patung yang sudah di cetak dengan semen.

26 Gelas kap plastik

Gelas kap plastik untuk tempat takaran bahan pembuatan adonan paper mache clay.

27 Solder

Solder untuk pembuatan tekstur atau pola armor/ pakaian patung, dengan bertujuan sebagai hiasan.


(28)

28 Kertas daluang

Kertas daluang berfungsi untuk bagian-bagian armor/ pakaian yang di sambungkan supaya menjadi kokoh.

29 Papan Kayu

Papan kayu untuk bahan cetak base/ alas patung yang di sambung-sambung menjadi persegi 4.

30 Cat kaleng spray warna red

metallic, silver metallic, clear

Cat kaleng spray ini untuk pewarnaan bagian armor/ pakaian patung yang berbahan busa spon karet.

31 Kantung plastik besar

Kantung plastik besar untuk berjaga-jaga menghalangi bocor nya prose pewarnaan

spray, supaya tidak

menyemprot kemana-mana.

Tabel 3.1. Alat dan Bahan Pembuatan Patung (sumber: pribadi)


(29)

11

A. Proses Pembuatan Karya

Dalam penciptaan karya tugas akhir ini, penulis melakukan beberapa tahapan dalam pembuatan karya, diantaranya:

1. Studi Gambar

Mencari referensi dari berbagai sumber sebagai acuan dalam pembuatan karya patung.

2. Penggalian objek dengan membuat sketsa

Proses bekarya dimulai dengan membuat sketsa dan konsep gambar pada kertas sebagai acuan dalam berkarya seni patung.

3. Pembuatan paper mache clay

Membuat adonan clay dengan menggunakan bahan tisu, lem putih, gypsum, air dan terigu.

4. Pembuatan kerangka dan pose patung

Membuat kerangka patung dengan menggunakan kawat, besi beton, kertas Koran, dan isolatip kertas di bentuk dengan pose sesuai keinginan berukuran 1:1.

5. Pembentukan rangka display base

Ujung bawah besi beton yang sudah bersatu dengan kawat disatukan dengan base penyangga, yang terbuat dari berbahan semen, tanah, krikil, air, besi beton kecil dan ring besi. Olahan dibentuk berukuran persegi.


(30)

6. Pembentukan patung secara global

Proses ini dimulai dengan menempelkan hasil olahan adonan paper mache clay pada kerangka yang sudah dibuat dengan tipis terdahulu untuk menjadikan dasar, dan menempelkan bola pimpong yang sudah di belah untuk bagian mata, diamkan selama 1 hari (apabila dikeringkan menggunakan kipas angin di ruagan). Bila dikeringkan menggunakan angin luar dengan catatan jangan terkena sinar matahari langsung supaya tidak retak, diamkan selama 7 jam. Proses ini dilakukan berulang kali, kurang lebih 3 kali lapis dasar untuk mengokohkan pose bentuk yang sudah di buat, sesudah itu kering dan kokoh buat detail bentuk dan tunggu sampai kering seperti yang di jelaskan sebelumnya.

7. Pembuatan armor/ pakaian patung

Proses ini dimulai dari mengukur pola patung, supaya muat untuk dibuat dan ditempelkan ke berbagai sisi patung, menggunakan berbahan spon karet beralatkan gunting dan lem super, dibuat bentuk armor/ pakaian yang sudah di desain, dan sesudah itu di aplikasikanlah hasil potongan desain armor/ pakaian tersebut menggunakan perekat lem super, lalu semua armor di lumuri aquaproof untuk menutupi pori-pori spon.

8. Penyelesaian (finishing)

Proses ini dilakukan dengan cara mewarnai patung paper mache yang telah di bentuk sebelumnya, dengan menggunakan cat akrilik untuk di permukaan paper mache dan cat spray kaleng untuk pewarnaan Armor/ pakaian dan sampai kering.


(31)

13

Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pembuatan patung secara terperinci:

1. Studi Gambar

Penulis melakukan studi terhadap gambar dan bahan agar lebih memahami karakter dan visualisasi dari karya patung yang akan dibuat. Objek patung Garuda dengan bahan paper mache clay merupakan hasil dari serangkaian proses kontemplasi dan stimulasi penulis.

2. Pembuatan Sketsa

Proses pembuatan sketsa dilakukan untuk mendapatkan gambar dan konsep secara visual yang akan di aplikasikan nantinya. Objek yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah menganalisis studi bentuk burung yang tepatnya referensi dari burung elang jawa, dan studi bentuk anatomi manusia. Kedua studi bentuk tersebut digabungkan menjadi manusia setengah burung, seperti burung mitologi Garuda dan penulis memvisualkan menjadi sesosok super hero yang futuristik supaya terlihat masa kini seperti yang di contohkan oleh super hero di luar negeri.

Gambar 3.1 Sketsa 1 (sumber: koleksi pribadi)


(32)

Gambar 3.2 sketsa 2 (sumber: koleksi pribadi)

3. Menentukan pose dan warna Garuda

Proses pembuatan patung ini di awali dengan sketsa pose dan rencana warna untuk di terapkan pada patung Garuda dengan posisi “melipat gandakan kekuatan” dan posisi “menyerang”.


(33)

15

Gambar 3.3 pose dan warna (sumber: koleksi pribadi)

4. Pembuatan kerangka patung

Penulis membentuk kerangka patung serta pose nya melalui media kawat, kertas koran, isolaip kertas, dan besi beton untuk penyangga. Skala patung 1:1 dibentuk kawat dan besi beton yang diikat dengan isolatip kertas lalu di bungkus kertas koran membentuk anatomi manusia berkepala burung lalu di rekat menggunakan isolatip kertas kembali.


(34)

Gambar 3.5 Pembuatan Kerangka 2 (sumber: koleksi pribadi)

Gambar 3.6 Pembuatan Kerangka 3 (sumber: koleksi pribadi)


(35)

17

5. Pembuatan base/ alas patung

Alas patung ini di olah dari berbahan semen, krikil, tanah, dan air yang di cor kedalam kerangka kayu yang sudah dibuat persegi 4 dan di dalamnya menggunakan kerangka kawat yang berbentuk jaring untuk memperkokoh tihang ring besi yang ujungnya sudah dibelah 4 bagian ditempel pada kawat untuk sambungan alas dengan patung.

Gambar 3.7 Pembuatan Base (sumber: koleksi pribadi)


(36)

6. Pembuatan olahan paper mache clay

Bahan untuk pembuatan paper mache clay adalah tisu gulung , air, lem putih, gypsum, dan terigu. Alat pengolahannya menggunakan mixer, wadah aduk, sendok, dan 2 gelas cup plastik.

Gambar 3.8 Bahan Clay (sumber: koleksi pribadi)

Proses pembuatannya paper mache clay sangat mudah yaitu siapkan 2 sampai 2,5 roll tisu yang sudah disobek-sobek didalam wadah adukan, lalu masukan air secukupnya dan mulai remas-remas tisu tersebut sampai ancur, ciri-ciri ancur ratanya tisu yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, setelah itu masukan takaran lem putih dan gypsum masing-masing ¾ cup gelas plastik dan campurkan ke dalam tisu yang sudah diolah lalu mixer sampai rata.


(37)

19

Gambar 3.9 Proses Pembuatan Clay 1 (sumber: koleksi pribadi)


(38)

Setelah tercampur, terakhir masukan 3 kap gelas plastik terigu, lalu mixer kembali sampai rata, dan jadilah paper mache clay, dan ini dilakukan terus menerus sampai cukup untuk digunakan ukuran patung 1:1

Gambar 3.10 Proses Pembuatan Clay 2 (sumber: koleksi pribadi)


(39)

21

Gambar 3.11 Proses Pembuatan Clay 3 (sumber: koleksi pribadi)

7. Pembuatan patung paper mache clay

Pembuatan patung dengan paper mache clay memiliki langkah-langkah diantaranya hasil olahan paper mache clay ditempelkan ke kerangka patung kawat yang sudah dibuat, tempelkan clay tetapi tidak terlalu tebal untuk membuat dasar terlebih dahulu supaya menjadi kuat dinding pada bagian-bagian tubuh patung, tunggu sampai kering dalam waktu 1 hari apabila di dalam ruangan dengan pengering kipas angin/ tunggu sekitar 7-8 jam apabila di luar ruangan dengan pengering angin alam dan panas matahari, tetapi tidak tersorot langsung sinar matahari supaya tidak mengakibatkan keretakan dalam dinding paper mache clay yang sudah kering karna memuai.


(40)

Gambar 3.12 Pembuatan Patung Paper Mache 1 (sumber: koleksi pribadi)

Sesudah kering, lanjutkan kembali kerangka patung itu di tempeli dengan paper mache clay, membentuk otot-otot dan detail yang kita ingin kan sampai ketebalan yang sesuai, lalu diamkan kembali sampai kering kurang lebih 6 hari untuk kering apabila di dalam ruangan yang menggunakan kipas angin/ bisa kurang dari 6 hari apabila di luar ruangan dan cuaca mendukung. Dan bila ada sedikit retak tutup dengan paper mache clay kembali.


(41)

23

Gambar 3.13 Pembuatan Patung paper mache 2 (sumber: koleksi pribadi)

8. Pembuatan Armor/ pakaian patung

Bahan pembuatan Armor ini berbahan “Spon karet”, yang biasanya digunakan untuk keperluan alas dalam sepatu ataupun daleman tas supaya empuk dan lain-lain tergantung kegunaan tebal tipis nya spon. Alat bantu dalam pembuatan armor ini adalah gunting, super glue, solder, dan alat ukur pola. Langkah pertama proses ini terdahulu melihat sketsa desain pakaian karakter yang sudah penulis buat, kedua mengukur ukuran pola bentuk badan patung yang penulis buat, dan ketiga mulailah di aplikasikan pada spon karet dengan memulai memotong dan merekat bentuk-bentuk ukuran yang penulis inginkan.


(42)

Gambar 3.14 Proses Pembuatan Armor 1 (sumber: koleksi pribadi)

Sesudah pembuatan armor selesai, langsung saja di pasangkan pada patung, dengan lem perekat super (super glue) sesuai posisi bentuk pakaian yang sudah ditentukan.


(43)

25

Gambar 3.15 Proses Pembuatan Armor 2 (sumber: koleksi pribadi)

Kemudian buat potongan-potongan spon yang menyerupai bentuk bulu burung, dalam ukuran kecil sampai besar untuk di tempelkan pada kepala patung dengan lem perekat super.


(44)

Gambar 3.16 Proses Pembuatan Bulu (sumber: koleksi pribadi)

9. Penyelesaian (finishing)

Proses ini merupakan tahapan akhir, patung yang telah dipasang armor dan sebagainya, kemudian dicat menggunakan cat kaleng spray untuk bagian Armor, dan cat akrilik untuk bagian anggota tubuh patung. Cat kaleng spray untuk bagian armor/ pakaian menggunakan cat berwarna Red Metallic/merah metal” dan “Silver Metallic/perak metal” supaya berkesan armor seperti logam/besi. Cara mewarnai dengan menggunakan cat kaleng spray, bagian patung terlebih dahulu ditutupi bagian-bagian yang tidak akan terwarnai dengan menggunakan kertas koran dan isolatip kertas, supaya cat spray tidak menyembur kemana-mana yang tidak di inginkan.

Sesudah terbungkus bagian-bagian yang tidak diwarnai, lau spon karet di lumuri “Aquaproof” dengan kuas yang bertujuan untuk menutupi pori-pori spon karet supaya tidak menyerap banyak cat kaleng spray, dan menunggu kering sekitar kurang lebih 30 menit.


(45)

27

Gambar 3.17 Proses Bungkus Koran (sumber: koleksi pribadi)

Ketika sudah kering, laulu armor siap diwarnai dengan cat kaleng spray dengan warna pertama “Red Metallic”,tunggu 15 menit menunggu kering. Dan warna kedua “Silver Metallic” dengan cara yang sama menutupi bagian-bagian yang tidak ingin terkena warna lain, dan sama menunggu 15 menit untuk kering.

Gambar 3.18 Proses Warna Armor (sumber: koleksi pribadi)


(46)

Setelah selesai pengeringan cat kaleng spray, Koran yang menutupi bagian-bagian yang tidak terwarna dibuka, dan sekarang bagian anggota tubuh patung untuk diwarna dengan menggunakan cat akrilik campuran “Biru primer, Biru Langit, dan Hitam. Campukan 1:1 catakrilik biru dan biru langit kedalam wadah/ gelas yang mencukupi yang berisi air diaduk sampai rata, setelah tercampur rata dengan takaran air yang pas, campurkan lagi dengan warna hitam tetapi secukupnya, kurang lebih 1/2 sendok makan, lalu di aduk kembali sampai rata.

Warna sudah tercampur, lalu warnai bagian-bagian anggota tubuh patung sampai rata semuanya biru dongker.

Gambar 3.19 Proses Warna Tubuh (sumber: koleksi pribadi)

Terakhir warnai paruh kepala patung dengan cat acrilik berwarna kuning dan oranye dengan tekture yang diinginkan, dan kemudian warnai mata burung dengan warna hitam, merah, dan kuning.


(47)

29

Gambar 3.20 Proses Pewarnaan Pematuk dan Mata (sumber: koleksi pribadi)

B. Controling Karya

Karya yang telah selesai kemudian dicek untuk memastikan karya telah sesuai dengan desain awal penciptaan. Selanjutnya masuk ke tahap display karya dengan menempatkan karya sesuai dengan latar yang ada.


(48)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Karya “Patung Fantasi Burung Garuda Menggunakan Teknik Paper mache” ini merupakan karya yang melalui beberapa proses tahapan-tahapan dalam penciptaannya. Hal ini merupakan hasil dari data-data referensi dan proses imajinasi fantasi yang mendalam bagi penulis. Ide patung fantasi burung garuda ini yang menjadi satu sosok karakter Super Hero Indonesia merupakan hasil dari proses kontemplasi dan stimulus penulis.

Adapun simpulan berdasarkan rumusan masalah yang ada yaitu:

1. Media yang digunakan dalam penciptaan karya patung ini paper mache clay dengan menggunakan teknik pinching dan tempel. Pemilihan teknik ini digunakan untuk menyesuaikan pada media yang dipakai, maka patung yang dihasilkan akan lebih kuat dan lebih mudah dalam proses pembuatannya.

2. Visualisasi karya yang dibuat terdiri dari dua pose, yaitu dengan gaya gerak sedang menambah kekuatan dan posisi jongkok yang menggambarkan pengabdian sesuai rancangan sketsa awal patung, maka setiap patung memiliki makna yang berbeda beda. Visualisasi yang dimunculkan sangat mempengaruhi karakter tokoh Garuda Bhineka yang ingin dimunculkan.

3. Analisis dan makna karya dua patung garuda ini menggambarkan kegagahan bangsa Indonesia yang kuat, dan tidak terkalahkan.Kita hanya perlu keyakinan dan semangat berjuang untuk memupuk rasa nasionalis yang tinggi.


(49)

2

B. Saran dan Rekomendasi

Karya seni “Patung Fantasi Garuda Menggunakan Teknik Paper mache

diciptakan dengan tekstur dan bentuk yang terkonsep dengan matang.Saran disusun berdasarkan kesimpulan hasil penciptaan karya patung.Penulis mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan.

Saran tersebut penulis ajukan kepada : 1. Jurusan Pendidikan Seni rupa UPI

Jurusan hendaknya memberikan materi pelajaran mengenai paper mache, khusus nya paper mache clay, baik dalam materi patung ataupun karya lainnya secara teoritis dan praktik langsung.Hal ini bermaksud untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada mahasiswa jurusan seni rupa khususnya di UPI mengenai paper mache dan pengerjaannya.Sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi lebih kreatif dan menumbuhkan rasa ingin berkarya dengan teknik yangbervariatif.

2. Peneliti Selanjutnya

Penciptaan ini masih dalam ruang lingkup terbatas dan masih banyak lagi inovasi lain yang belum digunakan dan dipraktikan. Misal dari material untuk mencetak, fungsional karya dan lain sebagainya. Penulis sangat mengharapkan peneliti selanjutnya lebih memperhatikan takaran dalam pembuatan adonan paper mache clay. Misalnya, jika terlalu banyak air maka akan menjadi lembek, cepat berjamur dan sebaliknya jika terlalu kurang air akan cepat kering dan tidak dapat menempel dalam proses pembuatan patung, dalam proses penciptaan tidak akan terlepas dari prinsip trial and error/ mencoba dan gagal, sehingga takaran harus benar-benar pas. Selain itu hendaknya melalukan survey harga terlebih dahulu


(50)

dalam pembelian bahan-bahan adonan paper mache clay dan perlengkapannya. Adapun tempat yang direkomendasikan ke pasar, yang dekat dengan UPI yaitu pasar Gerlong karena harga tisu disana cukup terjangkau dan murah, dan toko-toko matrial terdekat untuk membeli bahan yang lainnya juga masih terjangkau mahasiswa.

3. Untuk Pembelajaran di sekolah

Untuk bahan pembelajaran sekolah dalam membuat patung dengan paper mache sangat mudah dibuat personal, dan mudah dijangkau untuk semua kalangan, untuk sekolah tingkat dasar maupun sampai tingkat atas.


(51)

1

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Daniansyah, Dian. 2003. Patung Abstrak Berbentuk Plastis Menggunakan Bahan Kertas Koran. Skripsi. Bandung: UPI.

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991). Jakarta: Balai Pustaka

Mofit. (2003). Cara Mudah Menggambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Prawira, S. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sahman, H. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. IKIP: Semarang Press Santo, T.N. dkk. (2012). Menjadi Seniman Rupa. Solo: Metagraf

Susanto, M. (2011). Diksi Rupa. Yogyakarta: Dicti Art Lab & Djagat Art House Wallschlaeger, C., dan Snyder, Cynthia B. (1992). Basic Visual Concepts and

Principles for Artists, Architects, and Designers. USA: McGraw Hill Williams Don and der Reyden v. Dianne. (1986). The History, Technology, and

Care of Papier-Mache. Chicago: Antiques Show Magazine

B. Sumber Internet

Wikipedia. (2013). Pengertian Patung. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Patung . [16 Desember 2013] [11.35]


(52)

Cyber, Perpustakaan (2013). Sejarah Patung Indonesia. [online]. Tersedia:

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/seni-rupa-seni-patung-di-indonesia-perkembangan-jenis-macam-sejarah.html.[ 12 April 2014 ] [23.28]

Gambaranku. (2014). Sejarah Patung dan Relief Batuan Seni. [online]. Tersedia:

http://gambaranku.blogspot.com/2013/06/sejarah-patung-dan-relief-batuan-seni.html .[ 12 April 2014 ] [23.28]

http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda [19 November 2013], [15.46]

http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Negara_Indonesia [4 Desember 2014][ 23.15]


(1)

Gambar 3.20 Proses Pewarnaan Pematuk dan Mata (sumber: koleksi pribadi)

B. Controling Karya

Karya yang telah selesai kemudian dicek untuk memastikan karya telah sesuai dengan desain awal penciptaan. Selanjutnya masuk ke tahap display karya dengan menempatkan karya sesuai dengan latar yang ada.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Karya “Patung Fantasi Burung Garuda Menggunakan Teknik Paper mache” ini merupakan karya yang melalui beberapa proses tahapan-tahapan dalam penciptaannya. Hal ini merupakan hasil dari data-data referensi dan proses imajinasi fantasi yang mendalam bagi penulis. Ide patung fantasi burung garuda ini yang menjadi satu sosok karakter Super Hero Indonesia merupakan hasil dari proses kontemplasi dan stimulus penulis.

Adapun simpulan berdasarkan rumusan masalah yang ada yaitu:

1. Media yang digunakan dalam penciptaan karya patung ini paper mache clay dengan menggunakan teknik pinching dan tempel. Pemilihan teknik ini digunakan untuk menyesuaikan pada media yang dipakai, maka patung yang dihasilkan akan lebih kuat dan lebih mudah dalam proses pembuatannya.

2. Visualisasi karya yang dibuat terdiri dari dua pose, yaitu dengan gaya gerak sedang menambah kekuatan dan posisi jongkok yang menggambarkan pengabdian sesuai rancangan sketsa awal patung, maka setiap patung memiliki makna yang berbeda beda. Visualisasi yang dimunculkan sangat mempengaruhi karakter tokoh Garuda Bhineka yang ingin dimunculkan.

3. Analisis dan makna karya dua patung garuda ini menggambarkan kegagahan bangsa Indonesia yang kuat, dan tidak terkalahkan.Kita hanya perlu keyakinan dan semangat berjuang untuk memupuk rasa nasionalis yang tinggi.


(3)

B. Saran dan Rekomendasi

Karya seni “Patung Fantasi Garuda Menggunakan Teknik Paper mache

diciptakan dengan tekstur dan bentuk yang terkonsep dengan matang.Saran disusun berdasarkan kesimpulan hasil penciptaan karya patung.Penulis mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan.

Saran tersebut penulis ajukan kepada : 1. Jurusan Pendidikan Seni rupa UPI

Jurusan hendaknya memberikan materi pelajaran mengenai paper mache, khusus nya paper mache clay, baik dalam materi patung ataupun karya lainnya secara teoritis dan praktik langsung.Hal ini bermaksud untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada mahasiswa jurusan seni rupa khususnya di UPI mengenai paper mache dan pengerjaannya.Sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi lebih kreatif dan menumbuhkan rasa ingin berkarya dengan teknik yangbervariatif.

2. Peneliti Selanjutnya

Penciptaan ini masih dalam ruang lingkup terbatas dan masih banyak lagi inovasi lain yang belum digunakan dan dipraktikan. Misal dari material untuk mencetak, fungsional karya dan lain sebagainya. Penulis sangat mengharapkan peneliti selanjutnya lebih memperhatikan takaran dalam pembuatan adonan paper mache clay. Misalnya, jika terlalu banyak air maka akan menjadi lembek, cepat berjamur dan sebaliknya jika terlalu kurang air akan cepat kering dan tidak dapat menempel dalam proses


(4)

dalam pembelian bahan-bahan adonan paper mache clay dan perlengkapannya. Adapun tempat yang direkomendasikan ke pasar, yang dekat dengan UPI yaitu pasar Gerlong karena harga tisu disana cukup terjangkau dan murah, dan toko-toko matrial terdekat untuk membeli bahan yang lainnya juga masih terjangkau mahasiswa.

3. Untuk Pembelajaran di sekolah

Untuk bahan pembelajaran sekolah dalam membuat patung dengan paper mache sangat mudah dibuat personal, dan mudah dijangkau untuk semua kalangan, untuk sekolah tingkat dasar maupun sampai tingkat atas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Daniansyah, Dian. 2003. Patung Abstrak Berbentuk Plastis Menggunakan Bahan Kertas Koran. Skripsi. Bandung: UPI.

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991). Jakarta: Balai Pustaka

Mofit. (2003). Cara Mudah Menggambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Prawira, S. (1989). Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sahman, H. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. IKIP: Semarang Press Santo, T.N. dkk. (2012). Menjadi Seniman Rupa. Solo: Metagraf

Susanto, M. (2011). Diksi Rupa. Yogyakarta: Dicti Art Lab & Djagat Art House Wallschlaeger, C., dan Snyder, Cynthia B. (1992). Basic Visual Concepts and

Principles for Artists, Architects, and Designers. USA: McGraw Hill Williams Don and der Reyden v. Dianne. (1986). The History, Technology, and

Care of Papier-Mache. Chicago: Antiques Show Magazine


(6)

Cyber, Perpustakaan (2013). Sejarah Patung Indonesia. [online]. Tersedia:

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/seni-rupa-seni-patung-di-indonesia-perkembangan-jenis-macam-sejarah.html.[ 12 April 2014 ] [23.28]

Gambaranku. (2014). Sejarah Patung dan Relief Batuan Seni. [online]. Tersedia:

http://gambaranku.blogspot.com/2013/06/sejarah-patung-dan-relief-batuan-seni.html .[ 12 April 2014 ] [23.28]

http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda [19 November 2013], [15.46]

http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Negara_Indonesia [4 Desember 2014][ 23.15]