Hubungan antara Ketepatan Pengisian Saluran Akar dengan Keberhasilan Perawatan Saluran Akar.

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PENGISIAN
SALURAN AKAR DENGAN KEBERHASILAN
PERAWATAN SALURAN AKAR
Putu Ratna Kusumadewi Giri
Bagian Ilmu Konservasi Gigi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Tahap pengisian saluran akar merupakan salah satu tahap yang harus
diperhatikan karena didalam sistem saluran akar gigi banyak dijumpai variasi anatomi
bentuk saluran akar gigi yang tidak beraturan serta adanya saluran akar tambahan yang
beranastomosis (ramifikasi). Adanya foramen apical pada saluran akar tambahan akan
mempersulit untuk memperoleh pengisian saluran akar yang tepat dan padat mengisi
daerah apical. Jarak pengisian terhadap apeks merupakan hal yang penting. Idealnya,
bahan pengisi dapat mengisi seluruh saluran akar yang telah dipeparasi sesuai dengan
panjang kerja yang telah ditentukan. Adanya kegagalan jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap perawatan saluran akar yang dilakukan yang salah satunya disebabkan
oleh pengisian yang tidak baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya hubungan ketepatan pengisian saluran akar dengan keberhasilan perawatan
saluran akar. Data diambil dari gigi saluran akar ganda yang telah dirawat saluran akar
>2 th yang lalu dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Kemudian dilakukan analisa
data penelitian dengan Spearman tes.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara ketepatan pengisian saluran akar dengan keberhasilan perawatan
saluran akar

Kata Kunci: perawatan saluran akar, ketepatan pengisian , keberhasilan perawatan

1

RELATIONSHIP BETWEEN THE ACCURACY FILLING
ROOT CANAL WITH SUCCESS
ROOT CANAL TREATMENT
Putu Ratna Kusumadewi Giri
Conservative Dentistry, Dental School, Medical Faculty, Udayana University

ABSTRACT
Root canal filling stage is one step that must be considered as within the root canal
system encountered anatomical variations root canals irregular form and the presence
of additional anastomoses root canal (ramifications). The existence of the foramen

apical on the root canal will additionally complicate to obtain filling root canals
precisely and densely populate the area apical. Distance charging towards the apex is
important. Ideally, the filler can fill the entire root canal in accordance with the length
of the work that has been determined. The failure of short term and long term for root
canal treatment performed one of which is caused by charging is not good. The aim of
this study was to determine the relationship precision of filling the root canal with the
success of root canal treatment. Data taken from the tooth root canal that has multiple
root canal treated> 2 years ago with a sample size of 30 people. Then analyzed the
research data with the Spearman test. The results showed that there is a relationship
between the precision of filling the root canal with the success of root canal treatment

Keyword : root canal treatment, accuracy filling, treatment success

2

PENDAHULUAN
Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang bermaksud
mempertahankan gigi dan kenyamanannya agar gigi yang rusak dapat diterima secara
biologis oleh jaringan sekitarnya, tanpa gejala, dapat berfungsi kembali dan tidak ada tandatanda kelainan patologis. Gigi yang rusak bila dirawat dan direstorasi dengan baik akan
bertahan di dalam rongga mulut selama akarnya terletak pada jaringan penyangga yang

sehat1. Prinsip perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu pembersihan dan preparasi,
sterilisasi dan pengisian saluran akar2.
Pembersihan saluran akar merupakan tahap awal dalam perawatan untuk membersihkan
saluran akar kuman dan debris2. Selanjutnya adalah preparasi saluran akar yang bertujuan
membersihkan dari proses infeksi dan juga membentuk saluran akar seperti corong (round
tapared) sehingga tidak mengubah bentuk aslinya. Penentuan teknik preparasi yang

digunakan tergantung dari konfigurasi anatomi saluran akar antara lain bentuk, ukuran,
derajat kurvatur dan prinsip preparasi saluran akar yaitu membuat ruang yang cukup untuk
penempatan bahan pengisi dan membuang bakteri semaksimal mungkin6. Untuk mencapai
keberhasilan perawatan, alat-alat yang digunakan pada perawatan saluran akar harus dapat
mencapai foramen apikal selanjutnya membersihkan saluran akar dari debris nekrotik, bahan
metabolit, kuman dan penyebab iritasi lain yang dapat menyebabkan keradangan7.
Tahap pengisian saluran akar merupakan salah satu tahap yang harus diperhatikan
karena didalam sistem saluran akar gigi banyak dijumpai variasi anatomi bentuk saluran akar
gigi yang tidak beraturan serta adanya saluran akar tambahan yang beranastomosis
(ramifikasi). Adanya foramen apikal saluran akar gigi tambahan, akan mempersulit untuk
memperoleh pengisian saluran akar yang hermetis. Anatomi saluran akar dari daerah gigi
molar sering menjadi penyulit dilakukannya pengisian saluran akar yang tepat. Menurut


3

beberapa penelitian didapat saluran akar tambahan pada gigi molar dengan foramen apikal
menjadi satu bahkan ada yang terpisah3.
Dalam penelitian Ingle dan Taintor (1994), pengisian saluran akar merupakan tahap
yang sangat kritis dan hampir seluruh kegagalan perawatan endodontik yaitu kira-kira 5860% adalah karena pengisian yang tidak sempurna. Keberhasilan atau kegagalan perawatan
saluran akar merupakan penilaian dari sejumlah faktor yaitu: pengisian dengan bahan pengisi
gutta point (overfilling/under filling), kualitas pengisian yang baik, kelainan periapikal
setelah perawatan4.
Pengisian saluran akar harus terisi dengan baik sampai di atas foramen apikal untuk
mecegah timbulnya infeksi ulang7. Kriteria hasil pengisian saluran akar yang maksimal yaitu
bahan pengisi tepat dan padat mengisi daerah apikal, kemudian hasil pengisian terdeteksi
melalui foto roentgen dilihat dari lateral, mesial, dan distal dengan tidak ada radiolusensi
yang merupakan rongga kosong dalam ruangan obturasi atau dinding saluran akar dan
pengisian saluran akar sesuai dengan panjang kerja (1-2 mm dari apikal)8.
Kegagalan oleh karena pengisian saluran akar yang tidak baik dapat terjadi dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Dari penelitian, diketahui kegagalan makin lama
makin meningkat bila bahan pengisi utama masuk ke daerah periapeks. Pada pemeriksaan
secara histologis nampak adanya inflamasi dan ganggguan penyembuhan serta adanya rasa
tidak nyaman. Dampaknya adalah iritasi dan kebocoran apeks. Sitotoksisitas dan neurotoksik

juga dapat terjadi, adanya reaksi tubuh terhadap benda asing. Tetapi jika pengisian yang
kurang panjang (underfilling) akan meninggalkan iritan pada saluran akar apikal. Inflamsi
periapeks dapat timbul setelah jangka waktu lama.3,9.
Banyaknya kegagalan yang terjadi disebabkan pengisian saluran akar yang tidak baik,
maka dilakukan penelitian tentang hubungan antara ketepatan pengisian saluran akar dengan

4

keberhasilan perawatan saluran akar, pada pasien di Klinik Spesialis Konservasi RSGM(P)
FKG UNAIR.

BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Menggunakan sampel gigi
saluran akar ganda yang telah dirawat saluran akar >2tahun yang lalu. Sampel yang dipilih
sesuai kriteria berikut : gigi molar rahang bawah dengan tiga saluran akar, telah dirawat
saluran akar.
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : alat diagnose 1 set (kaca
mulut, sonde, pinset, excavator), jangka sorong, film rontgen, magnifying viewer, dan bahan
processing.
Dilakukan seleksi kartu status ≥ 2 tahuh lalu, dipilih yang telah dirawat saluran akar pada gigi

molar rahang bawah. Rontgen foto diamati, kemudian pengukuran dengan jangka sorong
pada pengisian. Pemanggilan ulang terhadap penderita yang telah selesai dilakukan
perawatan saluran akar ≥ 2 th yang lalu di klinik spesialis RSGM (P) FKG UNAIR, dengan
menghubungi lewat telepon atau didatangi sesuai alamat yang tertera pada kartu statusnya.
Rontgen foto dilaksanakan pada Lab. Dental Radiologi FKG UNAIR. Pemeriksaan pada hasil
rontgen foto pengisian ≥ 2 tahun yang lalu dengan hasil foto sekarang dibandingkan dilihat
apakah ada perbaikan kelainan periapikal atau menetap, muncul kelainan periapikal setelah
perawatan, adanya hipercementosis, adanya resorbsi akar. Pemeriksaan klinis diperiksa
apakah ada keluhan, tidak ada pembengkakan, perkusi dan tekanan tidak sakit.
Data yang diperoleh dianalisa statistik dengan uji korelasi Spearman dengan tingkat
signifikansi p