PABRIK ALUMINIUM CHLORID ANHYDROUS DARI ALUMINIUM METAL DENGAN PROSES CHLORINASI.

(1)

PABRIK ALUMINIUM CHLORID ANHYDROUS

DARI ALUMINIUM METAL DENGAN

PROSES CHLORINASI

PRA RENCANA PABRIK

Oleh :

TOMMY

0931010051

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2013


(2)

PABRIK ALUMINIUM CHLORID ANHYDROUS

DARI ALUMINIUM METAL DENGAN

PROSES CHLORINASI

PRA RENCANA PABRIK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Kimia

Oleh :

TOMMY

NPM : 0931010051

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2013


(3)

PABRIK ALUMINIUM CHLORID ANHYDROUS DARI

ALUMINIUM METAL DENGAN PROSES CHLORINASI

Disusun Oleh : TOMMY NPM : 0931010051

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Pada Tanggal

14-juni-2013 Tim Penguji,

1.

Ir. Sutiyono, MT

NIP. 19600713 198703 1 001 2.

Ir. Novel Karaman, MT NIP. 19580801 198703 1 001 3.

Ir. Tatiek, MT

NIP. 19530712 199103 2 001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pembimbing,

Ir. Ketut Sumada, MS NIP. 19620118 198803 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat

menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride

Anhydrous Dengan Proses Chlorinasi”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas

yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional Surabaya.

Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride Anhydrous

Dengan Proses Chlorinasi” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang

berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan internet.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas Akhir ini kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT

Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur

2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT

Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Ir. Ketut Sumada, MS selaku dosen pembimbing.


(5)

“Veteran” Jawa Timur.

6. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.

7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam sempurnanya tugas akhir ini.

Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia.

Surabaya , Desember 2010 Penyusun,


(6)

INTISARI

Perencanaan pabrik aluminium chloride anhydrous ini diharapkan dapat berproduksi dengan kapasitas 27.500 ton/tahun dalam bentuk kristal. Pabrik beroperasi secara kontinyu berjalan selama 24 jam tiap hari dan 330 hari kerja dalam setahun.

Aluminium chloride juga digunakan pada industri farmasi, industri tekstil, industri kimia organik, industri pengolahan karet, dan industri minyak pelumas (chemicalland21). Maka pendirian pabrik aluminium chloride di Indonesia mempunyai peluang investasi yang menjanjikan dan mempunyai profitabilitas yang cukup tinggi. Secara singkat, uraian proses dari pabrik aluminium chloride sebagai berikut :

Pertama-tama aluminium scrap dichlorinasi pada furnace membentuk uap aluminium chloride. Uap aluminium chloride kemudian dikondensasi pada condenser, dikristalisasi pada crystallizer dan kemudian dipisahkan pada centrifuge. Kristal kemudian dikeringkan pada rotary dryer, didinginkan dan kemudian dihaluskan pada ball mill sebagai produk akhir.

Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan : Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas Sistem Organisasi : Garis dan Staff Jumlah Karyawan : 194 orang Sistem Operasi : Kontinyu


(7)

* Massa Konstruksi : 2 Tahun * Umur Pabrik : 10 Tahun

* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 55.101.541.829 * Working Capital Investment (WCI) : Rp. 21.770.833.194 * Total Capital Investment (TCI) : Rp. 76.872.375.023 * Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 56.284.232.4000 * Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 8.680.252.226

- Steam = 6.784,5759 lb/hari - Air pendingin = 198,21 M3/hari - Listrik = 98,223kWh/hari - Bahan Bakar = 12,9537 liter/hari * Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 62.544.030.945 * Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 130.624.999.164 * Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 19%

* Internal Rate of Return : 27.66% * Rate On Investment : 18.88% * Pay Out Periode : 3,96 Tahun * Break Even Point (BEP) : 30.32%


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel VII.1. Instrumentasi pada Pabrik ………... VII - 5 Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire –Extinguisher ………. VII - 7 Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-7 Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-9 Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas

……….……….……….…… VIII-60 Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik

Dan Daerah Proses ……….………. VIII-62 Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 8 Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 11 Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 13 Tabel XI.4.A. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi … XI - 8 Tabel XI.4.B. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri

……….……….……….…… XI - 9 Tabel XI.4.C. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman ……….……….……….……… XI - 9 Tabel XI.4.D. Tabel Cash Flow ……….……….…… XI - 10 Tabel XI.4.E. Pay Out Periode ……….……….…… XI - 14 Tabel XI.4.F. Perhitungan discounted cash flow rate of return …… XI - 15


(9)

Gambar IX.1 Lay Out Pabrik ……….……….………… IX - 9

Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10

Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11

Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….……….………. i

KATA PENGANTAR ……….……….………. ii

INTISARI ……….……….……….……… iv

DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi

DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii

DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii

BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1

BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1

BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1

BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1

BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1

BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1

BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1

BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1

BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1

BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1

BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1

BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1


(11)

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Aluminium chloride atau disebut juga dengan aluminium trichloride atau trichloro alumane adalah suatu senyawa kimia an-organik yang dikenal sebagai salah satu jenis katalis yang banyak digunakan pada industri kimia sintetis, khususnya untuk reaksi Friedel-Crafts, contohnya pada pembuatan anthraquinone dari benzene dan phosgene. Secara ilmiah aluminium chloride tidak terdapat di alam, melainkan dibuat secara sintetis. (wikipedia.org)

Dengan semakin berkembangnya corak hidup manusia maka penggunaan metode reaksi Friedel-Crafts juga semakin meningkat, hal ini mengakibatkan kebutuhan aluminium chloride di dunia juga semakin meningkat, mengingat aluminium chloride merupakan katalis yang sering digunakan pada reaksi Friedel-Crafts tersebut.

Pembuatan aluminium chloride dengan cara chlorinasi bahan mengandung aluminium telah diteliti dan telah digunakan lebih dari 50 tahun. Pada tahun 1913 sampai 1938 Thomas telah mendaftarkan 56 paten dengan beberapa aspek proses pembuatan. Pada tahun 1920 sampai 1960 Gulf Oil Company memproduksi aluminium chloride dari kalsinasi bauxite dan coke. Bahan baku dikalsinasi pada suhu 825C dan kemudian diumpankan ke dalam reaktor, dimana chlorine dan oxygen ditambahkan sampai pencapaian reaksi dari chlorine. (Keyes : 73)


(12)

Pendahuluan --- I - 2

Industri aluminium chloride di Indonesia mempunyai perkembangan yang stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri kimia, terutama kebutuhan katalis pada industri kimia proses contohnya industri petrokimia yang menghasilkan produk alkyl benzene, ethyl benzene, alkyl aryl ketone serta ethyl chloride. Aluminium chloride juga digunakan pada industri farmasi, industri tekstil, industri kimia organik, industri pengolahan karet, dan industri minyak pelumas (chemicalland21). Maka pendirian pabrik aluminium chloride di Indonesia mempunyai peluang investasi yang menjanjikan dan mempunyai profitabilitas yang cukup tinggi.

I.2. Manfaat

Manfaat lebih lanjut dengan didirikannya pabrik ini diharapkan dapat mengurangi impor aluminium chloride, sehingga Indonesia tidak mengimpor aluminium chloride. Dengan demikian dapat mendorong pertumbuhan industri-industri kimia, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dan yang terakhir diharapkan dapat menumbuhkan serta memperkuat perekonomian di Indonesia. Kebutuhan aluminium chloride di Indonesia dipenuhi oleh beberapa negara pengimpor. Berdasarkan data statistik, sampai saat ini Indonesia masih membutuhkan aluminium chloride dari negara-negara penghasil aluminium chloride.


(13)

Pendahuluan --- I - 3

I.3. Aspek Ekonomi

Aluminium chloride mempunyai kegunaan yang luas pada bidang industri dan merupakan katalis utama pada beberapa industri kimia proses. Penggunaan katalis yang efektif dan efisien telah menjadi tren dengan makin maraknya penggunaan katalis an-organik. Harga aluminium chloride juga cukup tinggi di pasaran jika dibandingkan dengan jenis katalis lainnya lainnya hal ini menunjukkan produksi aluminium chloride memiliki prospek yang menguntungkan dan mampu bersaing dengan produk katalis lainnya.

Aluminium chloride sangat penting dalam industri kimia proses baik dibidang farmasi, minyak pelumas, maupun tekstil. Data kebutuhan dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 2005-2011 terlihat pada table I.1, sehingga kebutuhan pada tahun 2013 dapat ditentukan dengan metode regresi linier dan penentuan prediksi kapasitas produksi dapat direncanakan.

Tabel I.1. Data Kebutuhan Aluminium chloride di Indonesia Tahun Kebutuhan

(ton/th)

2005 12.778 2006 18.220 2007 21.650 2008 24.350 2009 28.355 2010 34.550 2011 40.750 Sumber : Depperindag


(14)

Pendahuluan --- I - 4

Digunakan metode Regresi Linier (Peters : 760), dengan persamaan : y = ab(xx)

Dengan : a = y (rata-rata harga y : kapasitas) x = rata-rata harga x : (tahun)

b =

 

n x x n y x y x 2 2 i i       

(n = jumlah data) (x = tahun)

Didapat : a = 25807,57

b =

7 14.056 28.224.476 7 568 2.539.258. 5 362.874.50 2   = 4402,893

Persamaa linier : y = 25.807,57+ 4402,893 (x - 2.007)

Pabrik direncanakan berproduksi pada tahun 2015 dengan masa konstruksi selama 2 tahun, maka x = 2015 , sehingga didapat kebutuhan pada tahun 2015,

y = 21.071 + 3.728 (2015 - 2.007) = 56.627,82 ton/th

Untuk kapasitas pabrik terpasang direncanakan digunakan 50% dari kapasitas perhitungan, maka kapasitas produksi terpasang = 50% x 55.000 ton/th

Kapasitas produksi = 27.500 ton/th / 330 hari/th  83 ton/hari

Dengan demikian, maka penting sekali adanya perencanaan pendirian pabrik aluminium chloride di Indonesia. Hal ini membantu industri-industri kimia di dalam negeri dalam penyediaan bahan baku dan bila memungkinkan untuk komoditi ekspor yang dapat meningkatkan devisa negara.


(15)

Pendahuluan --- I - 5

I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk Bahan Baku :

I.4.A. Aluminium metal (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed) Nama Lain : aluminium scrap

Rumus Molekul : Al (komponen utama) Rumus Bangun : Al

Berat Molekul : 27

Warna : perak

Bau : tidak berbau

Bentuk : powder

Specific gravity : 2,700 Melting point : 660C Boiling point : 2056C Solubility, Cold Water : tidak larut Solubility, Hot Water : tidak larut

Komposisi aluminium scrap : (PT. Alumindo Perkasa)

Komponen %berat Al 99,996% Fe2O3 0,002%

SiO2 0,001% Na2O 0,001% 100%


(16)

Pendahuluan --- I - 6

I.4.B. Chlorine (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)

Nama Lain : Dichlorine, Molecular Chlorine Rumus Molekul : Cl2 (komponen utama)

Rumus Bangun : Cl – Cl Berat Molekul : 71

Warna : kuning kehijauan

Bau : berbau tajam

Bentuk : gas (liquifying) Specific gravity : 1,560

Melting point : -101,6C (1 atm) Boiling point : -34,6C (1 atm)

Solubility, Cold Water : 1,46 kg/100 kgH2O (H2O=0C)

Solubility, Hot Water : 0,57 kg/100 kgH2O (H2O=30C)

Komposisi Chlorine : (PT. Industri Soda Indonesia)

Komponen % Berat

Cl2 99,80%

H2O2 0,20%


(17)

Pendahuluan --- I - 7

Produk :

I.4.C. Aluminium Chloride (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed) Nama Lain : Aluminium Trichloride Rumus Molekul : AlCl3 (komponen utama)

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 133,5

Warna : putih

Bau : tidak berbau

Bentuk : powder

Specific gravity : 2,440 Melting point : 194C

Boiling point : 182,7C (terdekomposisi) Solubility, Cold Water : 69,87 kg/100 kg H2O

Solubility, Hot Water : 100 kg/100 kg H2O

Komposisi Aluminium Chloride teknis : (PT.Justus Kimiaraya) Kadar aluminium chloride dalam produk = minimal 98% Kadar air dalam produk = maksimum 1%

Cl

Cl Al


(18)

II - 1

---

BAB II

SELEKSI DAN URAIAN PROSES

II.1. Tinjauan Proses

Pada dasarnya pembuatan aluminium chloride dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda, akan tetapi proses yang dijalankan adalah sama, yaitu chlorinasi. Perbedaan yang utama adalah dari penggunaan bahan baku pada proses tersebut. Secara garis besar pembuatan aluminium chloide dapat dibedakan menajadi :

1. Pembuatan Aluminium Chloride dari Aluminium Metal dan Chlorine 2. Pembuatan Aluminium Chloride dari Bauxite dan Chlorine


(19)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II - 2

Pada proses chlorinasi aluminium metal ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap utama, secara ringkas aliran proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap Chlorinasi

Pada tahap ini scrap aluminium metal diumpankan kedalam sebuah furnace sampai dengan meleleh (melting point = 660 C). Gas chlorine dihembuskan ke dalam furnace sehingga terjadi kontak dengan aluminium dan membentuk aluminium chloride. Produk aluminium chloride yang keluar pada bagian atas dari furnace masih berbentuk gas karena boiling pointmya adalah 182.7 C.

2. Tahap Kondensasi

Uap aluminium chloride dari furnace kemudian dikondensasikan pada alat air-cooled iron condenser, dimana suhu sublimasi aluminium chloride adalah 178 C. Produk dari condenser kemudian dikemas sebagai produk akhir.

3. Tahap Absorbsi

Dengan ketentuan tentang rate dari chlorine, yaitu tidak ada chlorine yang terkandung pada produk gas dari furnace. Akan tetapi untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka diasumsikan terdapat gas chlorine yang tidak bereaksi membentuk aluminium chlorine. Dalam hal ini sebuah absorber diperlukan untuk mengabsorbsi gas chlorine dan gas aluminium chlorine yang tidak terkondensasi dalam condenser.


(20)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II -

--- 3

II.1.B. Pembuatan Aluminium Chloride dari Bauxite dan Chlorine

Pada proses chlorinasi bauxite ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap utama, secara ringkas aliran proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap Briquetting

Pada tahap ini pertama-tama bauxite (58 % Al2O3) dikalsinasi pada sebuah rotary

kiln pada suhu 1800 F untuk memisahkan komponen combine water yang ada pada bauxite. Bauxite produk dari kiln, kemudian dicampur dengan coke pada sebuah mixer dengan kebutuhan coke 1/2 – 1/3 dari berat bauxite. Campuran bahan kemudian dihaluskan pada pulveriser. Bahan yang sudah halus (powder) kemudian dicampur dengan asphalt. Penambahan asphalt dimaksudkan untuk mempermudah proses briquetting. Proses briquetting dilakukan pada sebuah mesin briquette , dengan ketentuan berat briquette sebesar 2 lb. Briquette dari


(21)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II - 4

mesin briquette kemudian di re-kalsinasi pada rotary kiln ke-2 untuk memperoleh kadar karbon dalam briquette sebesar 18 persen.

2. Tahap Chlorinasi

Briquette panas produk kiln ke-2 diumpankan kedalam vertikal shaft kiln untuk proses chlorinasi. Pada vertikal shaft kiln, udara panas dihembuskan pada bagian bawah vertikal shaft kiln sehingga panas sistem mencapai 1600 F dengan waktu sekitar 15 menit. Udara panas dihentikan untuk kemudian diumpankan gas chlorine dari bagian atas vertikal shaft kiln sampai semua alumina terkonversi menjadi aluminium chloride dengan waktu 8 sampai 10 jam.

3. Tahap Kondensasi

Produk aluminium chloride dari vertikal shaft kiln berbentuk gas, sehingga perlu dilakukan sublimasi pada sebuah condenser. Sebelum diumpankan ke condenser, uap aluminium chloride didinginkan terlebih dahulu pada sebuah cooler. Produk dari condenser kemudian dikemas sebagai produk akhir.


(22)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II -

--- 5

II.2. Seleksi Proses Dan Uraian Proses II.2.A. Seleksi Proses

Dari uraian proses yang telah diketengahkan, maka dapat ditabelkan perbedaan dan persamaan dari proses tersebut diatas, adapun tabel tersebut sebagai berikut :

Pembatas

Nama Proses

Chlorinasi Aluminium Metal Chlorinasi Bauxite

Bahan Baku Alumunium dan Chlorine Bauxite, Coke, Chlorine, Asphalt

Pengendalian bahan

baku utama biasa khusus (briquetting) Chlorinator Electric Furnace Vertical Shaft Kiln Suhu Chlorinasi 660 oC 982.23 oC

Peralatan sedikit lengkap

Kapasitas pabrik 500 – 12000 ton/tahun 7000 – 13000 ton/tahun Maintenance furnace lebih mahal shaft kiln lebih murah sumber : Keyes ,p.70-73

Dari tabel diatas, dipilih proses pembuatan aluminium chloride dari aluminium scrap dan chlorine, dengan faktor – faktor :

1. Bahan baku lebih mudah didapat. (Banyak di pasaran) 2. Suhu operasi lebih rendah. (660C)

3. Kapasitas pabrik bisa lebih besar. (sekitar 12000 ton/tahun) 4. Investasi lebih ekonomis. (peralatan lebih sederhana)


(23)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II - 6

II.2.B. Uraian Proses

Pembuatan aluminium chloride dengan proses chlorinasi aluminium dapat dibagi menjadi tiga unit utama :

A. Unit Pengendalian Bahan Baku (Kode Unit : 100) B. Unit Proses (Kode Unit : 200) C. Unit Pengendalian Produk (Kode Unit : 300)

Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama-tama aluminium scrap dari gudang 110 diumpankan pada bin F-113 dengan belt conveyor J-111 dan bucket elevator J-112. Dari silo F-F-113, aluminium scrap kemudian diumpankan ke electric furnacce Q-210. Pada electric furnace Q-210, aluminium scrap dipanaskan sampai dengan suhu 660C pada tekanan 1 atm (tekanan atmosfer), sehingga meleleh. Setelah aluminium meleleh, kemudian gas chlorine dari F-120 dihembuskan ke electric furnace berdasarkan perbedaan tekanan pada saat keluar dari reducing valve (K). Pada electric furnace terjadi chlorinasi aluminium membentuk aluminium chloride.

Reaksi yang terjadi : (Keyes : 70)

2 Al (L) + 3 Cl2 (G)  2 AlCl3 (G)

Produk reaksi berupa gas aluminium chloride dan impuritisnya kemudian dialirkan ke exchanger E-211 yang berfungsi sebagai penukar panas, sehingga suhu gas keluar turun menjadi 220C sedangkan panas yang hilang dimanfaatkan untuk mengolah air umpan boiler (Boiler Feed Water) menjadi steam.


(24)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II -

--- 7

Gas aluminium chloride kemudian dikondensasi pada condenser E-220 pada suhu 180C (titik didih aluminium chloride = 182,7C) dengan mengalirkan air pendingin. Kondensat aluminium chloride kemudian ditampung pada tangki kondensat F-230, sedangkan gas yang tidak terkondensasi kemudian dialirkan ke scrubber D-221 untuk proses penyerapan. Pada scrubber D-221, campuran gas diserap dengan air proses secara berlawanan arah sehingga gas-gas yang berbahaya terserap oleh air menjadi limbah cair, sedangkan gas yang lolos, sudah memenuhi syarat baku mutu limbah gas untuk dibuang ke udara bebas.

Kondensat aluminium chloride dari tangki kondensat F-230, kemudian dikristalisasi pada crystallizer S-240 sehingga terbentuk kristal aluminium chloride anhydrous. Kristal dan mother liquor kemudian difiltrasi pada centrifuge, dimana mother liquor direcycle kembali ke crystallizer, sedangkan kristal basah aluminium chloride anhydrous dialirkan ke rotary dryer B-260 dengan screw conveyor J-252.

Pada rotary dryer B-260, terjadi proses pengeringan kristal dengan bantuan udara panas secara berlawanan arah (counter-current). Udara panas dihasilkan dari udara bebas yang sudah disaring dan dikeringkan (dehumidifying) dihembuskan dengan blower G-262 dan dipanaskan pada heater E-263. Proses pengeringan berlangsung dengan suhu 100C (berdasarakan titik didih air). Produk kristal kemudian diumpankan pada cooling conveyor E-270 untuk proses pendinginan sampai suhu kamar (32C), sedangkan udara panas dan padatan terikut keluar dari dryer kemudian dipisahkan pada cyclone H-261, dimana udara panas dibuang ke pengolahan limbah gas, sedangkan padatan terikut diumpankan ke cooling conveyor E-270 bersamaan dengan produk bawah rotary dryer.


(25)

Seleksi Dan Uraian Proses --- II - 8

Kristal aluminium chloride anhydrous yang sudah dingin, kemudian diumpankan ke ball mill C-280 dengan bucket elevator J-271 untuk proses penghalusan. Pada ball mill, kristal aluminium chloride anhydrous dihaluskan sampai ukuran 100 mesh dan kemudian disaring pada screen H-281. Kristal yang tidak lolos ayak kemudian direcycle ke ball mill dengan belt conveyor J-282, sedangkan kristal aluminium chloride anhydrous 100 mesh , kemudian ditampung pada silo F-320 sebagai produk akhir kristal aluminium chloride anhydrous.


(26)

III - 1

---

BAB III NERACA MASSA

Kapasitas produksi = 27.500 ton/tahun

Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam

1. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Silo Campuran gas ke Condenser Al

= 816.8173 AlCl3

= 4038.7079 Fe2O3 = 0.0163 FeCl3

= 0.0332 SiO2 = 0.0082 SiCl4

= 0.0231 Na2O = 0.0082 NaCl

= 0.0154

816.8500 O2

= 0.0114

Cl2

= 38.9242 Gas Chlorine dari F - 120 H2O

= 6.5348 Cl2

= 3260.8652

4084.2500 O2

= 6.5348

3267.4000 4084.2500 4084.2500


(27)

Neraca Massa --- III - 2

2. CONDENSER ( E - 220 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Campuran Gas dari Furnace Campuran gas ke Scrubber AlCl3 = 4038.7079

SiCl4 = 0.0231 FeCl3 = 0.0332

O2 = 0.0114 SiCl4 = 0.0231

Cl2 = 38.9242 NaCl = 0.0154

H2O = 6.5348 O2 = 0.0114

45.4935 Cl2 = 38.9242

H2O = 6.5348 Campuran gas ke Crystallizer

4084.2500

AlCl3 = 4038.7079

FeCl3 = 0.0332

NaCl = 0.0154

4038.7565 4084.2500 4084.2500

3. SCRUBBER ( D - 221 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Campuran gas dari E - 220 Limbah gas ke udara bebas SiCl4 = 0.0231

SiCl4 = 0.0231 O2 = 0.0114

Cl2 = 0.0389 Cl2 = 38.9242

H2O = 1.3070 H2O = 6.5348

1.3690 45.4935

Ke pengolahan limbah cair Air proses dari utilitas

O2 = 0.0114 H20 = 6904.3461

Cl2 = 38.8853

H2O = 6909.5739 6948.4706 6949.8396 6949.8396


(28)

Neraca Massa --- III -

--- 3

4. CRYSTALLIZER ( S - 240 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Condenser Ke centrifuge AlCl3 = 3846.8693 Kristal FeCl3 = 0.0316 AlCl3 = 3836.7725 NaCl = 0.0147 FeCl3 = 0.0315 3846.9156 NaCl = 0.0146

Recycle 3836.8187

AlCl3 = 191.8386 Mother Liquor FeCl3 = 0.0016 AlCl3 = 201.9354 NaCl = 0.0007 FeCl3 = 0.0017 191.8409 NaCl = 0.0008

201.9378

4038.7565 4038.7565

5. CENTRIFUGE ( H - 250 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Bahan masuk Dari Crystallizer Produk ke Rotary Dryer Kristal

AlCl3 = 3655.0306 AlCl3 = 3836.7725 FeCl3 = 0.0300 FeCl3 = 0.0315 NaCl = 0.0140 NaCl = 0.0146 3655.0746 3836.8187 Produk kembali ke Crystallizaer Mother Liquor

AlCl3 = 191.8386 AlCl3 = 201.9354 FeCl3 = 0.0016 FeCl3 = 0.0017 NaCl = 0.0007 NaCl = 0.0008 191.8409 201.9378 Ke pengolahan

Dari Utilitas

Air bekas pencuci = 2378.8276 Air Pencuci = 2186.986639

6225.7431 6225.7431


(29)

Neraca Massa --- III - 4

6. ROTARY DRYER ( B - 260 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Centrifuge Ke Cooling Conveyor AlCl3 = 3655.0306 AlCl3 = 3651.3756 FeCl3 = 0.0300 FeCl3 = 0.0300 NaCl = 0.0140 NaCl = 0.0139

3655.0746 3651.4195

Ke Cyclone

AlCl3 = 3.6550

FeCl3 = 0.000030

NaCl = 0.000014

3.6551

3655.0746 3655.0746

7. CYCLONE ( H - 261 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Rotary dryer Ke Cooling conveyor AlCl3 = 3.6550 AlCl3 = 3.6185 FeCl3 = 0.0000 FeCl3 = 0.0000 NaCl = 0.0000 NaCl = 0.0000

3.6551 3.6185

Ke Udara bebas

AlCl3 = 0.036550

FeCl3 = 0.000000

NaCl = 0.000000

0.036551


(30)

Neraca Massa --- III -

--- 5

8. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Rotary dryer

Ke Ball

Mill AlCl3 = 3651.3756 AlCl3 = 3654.9941 FeCl3 = 0.0300 FeCl3 = 0.0300 NaCl = 0.0139 NaCl = 0.0140

3651.4195 3655.0381

Dari

cyclone

AlCl3 = 3.6185

FeCl3 = 0.00003

NaCl = 0.00001

3.6185

3655.0381 3655.0381

9. BALL MILL ( C - 280 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Fresh feed dari Cooling conveyor Ke Screen AlCl3 = 3472.2444 AlCl3 = 3654.9941 FeCl3 = 0.0285 FeCl3 = 0.0300 NaCl = 0.0133 NaCl = 0.0140

3472.2862 3655.0381

Recycle

AlCl3 = 182.7497

FeCl3 = 0.0015

NaCl = 0.0007

182.7519


(31)

Neraca Massa --- III - 6

10. SCREEN ( H - 281 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Ball

Mill Produk AlCl3 = 3654.9941 AlCl3 = 3472.2444 FeCl3 = 0.0300 FeCl3 = 0.0285 NaCl = 0.0140 NaCl = 0.0133

3655.0381 3472.2862

Recycle

AlCl3 = 182.7497

FeCl3 = 0.0015

NaCl = 0.0007

182.7519


(32)

IV - 1

---

BAB IV NERACA PANAS

Kapasitas produksi = 27.500 ton/tahun

Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam

Satuan panas = kilokalori / jam

1. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )

Komponen Masuk (Kkal) Komponen Keluar (Kkal) Dari Silo Campuran gas ke Condenser

Al = 872.4904 AlCl3 = 585684.7486

Fe2O3 = 0.0005 FeCl3 = 10.3185 SiO2 = 0.0080 SiCl4 = 3.7360 Na2O = 0.0108 NaCl = 2.2380

872.5097 O2 = 1.8043

Cl2 = 3002.4759

Gas Chlorine dari F - 120 H2O = 2043.7257

Cl2 = 5822.0980 590749.0470

O2 = 45.6946

5867.7926 ΔH Reaksi = 7378716.8034 Q supply = 7962725.5480

7969465.8504 7969465.8504


(33)

Neraca Panas --- IV - 2

2. COOLER ( E - 221 )

Komponen Masuk (Kkal) Komponen Keluar (Kkal) Campuran gas ke

Condenser

Campuran gas ke Condenser

AlCl3 = 84935287.1346 AlCl3

= 20812643.1582 FeCl3 = 1290.2933 FeCl3

= 396.2318 SiCl4

= 452.1410 SiCl4

= 138.8464 NaCl

= 324.9409 NaCl

= 92.8918 O2

= 286.4299 O2

= 87.9588 Cl2

= 231601.9075 Cl2

= 70105.9092 H2O

= 639168.9599 H2O

= 188045.9677 85808411.8070 21071510.9640 Pendingin = 16160718.9383 Pendingin = 80897619.7813

101969130.7453 101969130.7453

3. CONDENSER ( E - 220 )

Komponen Masuk (Kkal) Komponen Keluar (Kkal)

Campuran gas dari Cooler Ke Scrubber AlCl3 = 20812643.1582 SiCl4

= 0.6837

FeCl3 = 396.2318 O2

= 0.4606 SiCl4

= 138.8464 Cl2

= 721.4672 NaCl

= 92.8918 H2O

= 483.9352 O2

= 87.9588

1206.5467 Cl2

= 70105.9092 Ke Crystallizer

H2O

= 188045.9677 AlCl3

= 111451.6228

21071510.9640 FeCl3

= 2.9612

NaCl

= 0.5051 111455.0891

Q terserap = 20958849.3282 21071510.9640 21071510.9640


(34)

Neraca Panas --- IV -

--- 3

4. SCRUBBER ( D - 221 )

Komponen Masuk (Kkal) Komponen Keluar (Kkal) Campuran gas dari E - 220 Limbah gas ke udara bebas SiCl4 = 0.6837 SiCl4 = 3.0877E-08

O2 = 0.4606 Cl2 = 0.0324

Cl2 = 721.4672 H2O = 4.2629 H2O = 483.9352

4.2953 1206.5467

Ke pengolahan limbah cair Air proses dari utilitas

O2 = 0.3731

H20 = 289505.0975 Cl2 = 1949.1944

H2O = 414670.9170 416620.4845 ΔHs

= 139354.2483 Qloss = 13441.1127 430065.8925 430065.8925

5. CRYSTALLIZER ( S - 240 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Condenser Ke centrifuge AlCl3 = 106157.6707 Kristal FeCl3 = 0.9648 AlCl3 = 87494.1212 NaCl = 0.4811 FeCl3 = 0.8070

106159.1166 NaCl = 0.4008

Recycle 87495.3290

AlCl3 = 4374.7061 Mother Liquor FeCl3 = 0.0404 AlCl3 = 6135.1665 NaCl = 0.0200 FeCl3 = 0.0425

4374.7664 NaCl = 0.0211

6135.2301

Q kristalisasi

= 87494.1212 Qterserap = 104397.4452 198028.0042 198028.0042


(35)

Neraca Panas --- IV - 4

6. ROTARY DRYER ( B - 260 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Centrifuge Ke Cooling Conveyor AlCl3 = 83349.6628 AlCl3 = 97225.2552 FeCl3 = 0.7688 FeCl3 = 0.8862 NaCl = 0.3818 NaCl = 0.4416

83350.8134 97226.5830

Ke Cyclone

Udara panas dari utilitas AlCl3 = 121.8543 Udara panas = 1889243.7055 FeCl3 = 0.0011

NaCl = 0.0005

Udara panas = 1870384.7508

1870506.6067

Qloss = 4861.3292

1972594.5189 1972594.5189

7. HEATER ( E - 263 )

Komponen Masuk (kkal) Komponen Keluar (Kkal) H dari udara bebas

Ke Rotary Dryer

udara panas +uap air = 26956.9289

udara panas

+uap air = 1889243.7055

Q supply

= 1960301.8701 Qloss

= 98015.0935 1987258.7990 1987258.7990


(36)

Neraca Panas --- IV -

--- 5

8. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )

Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Dari Rotary dryer Ke Ball Mill AlCl3 = 97225.2552 AlCl3 = 2966.1662 FeCl3 = 0.8862 FeCl3 = 0.0296 NaCl = 0.4416 NaCl = 0.0144

97226.5830 2966.2101

Dari

cyclone

Qtersera

p = 94381.0095

AlCl3 = 120.6350

FeCl3 = 0.0011

NaCl = 0.0005

120.6366


(37)

SPESIFIKASI ALAT

Kapasitas produksi = 27.500 ton/tahun

Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam

Satuan panas = kilokalori / jam

1. ALUMINIUM SCRAP STOCK PILE ( F - 110 )

Fungsi : Menampung aluminium scrap dari supplier Dasar Pemilihan : Bahan berbentuk solid , tidak hygroskopis.

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 30C (suhu kamar)

- Waktu penyimpanan = 30 hari

Stock pile (gudang) berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.

Spesifikasi :

Kapasitas : 7683.4852 m3

Bentuk : empat persegi panjang Ukuran : Panjang = 10,2847 m

Lebar = 10,2847 m


(38)

Spesifikasi Alat --- V - 2

Bahan konstuksi : Beton Jumlah : 1 buah

2. BELT CONVEYOR - 1 ( J - 111 )

Fungsi : memindahkan bahan dari F-110 ke J-112

Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas : 980,22Kg/jam Belt - width : 14 in

- trough width : 9 in - skirt seal : 2 in Belt speed : 31 m/min Panjang : 82,021 ft Sudut elevasi : 20 o Power : 0,04 Hp Jumlah : 1 buah

3. BUCKET ELEVATOR - 1 ( J - 112 )

Fungsi : memindahkan bahan padat dari J-111 ke silo F-113 Type : Continuous Discharge Bucket Elevator

Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu

Masuk

Keluar


(39)

Spesifikasi Alat --- V - 3

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum = 14 ton/jam

Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in Bucket Spacing = 12 in

Tinggi Elevator = 20 ft Ukuran Feed (maximum) = ¾ in

Bucket Speed = (0,6 / 14) x 225 ft/mnt = 2 ft/menit Putaran Head Shaft = (0,6 / 14) x 43 rpm = 7 rpm

Lebar Belt = 7 in Power total = 3 hp

Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan) Jumlah = 1 buah

4. BIN ALUMINIUM SCRAP ( F - 113 )

Fungsi : Menampung aluminium scrap untuk 8 jam proses. Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = suhu kamar

- Waktu penyimpanan = 8 jam proses

Spesifikasi :

Volume : 70 cuft = 2 m3 Diameter : 3 ft

Tinggi : 9 ft Tebal shell : 3/16 in

inlet


(40)

Spesifikasi Alat --- V - 4

Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253) Jumlah : 1 buah

5. TANGKI GAS CHLORINE ( F - 120 )

Fungsi : menampung gas chlorine dalam bentuk liquid Type : silinder horizontal dengan tutup dished

Dasar Pemilihan : efisien untuk penyimpanan dengan tekanan tinggi. Kondisi Operasi : - Tekanan = 6,8 atm (vapor pressure)

- Suhu = 30C (suhu kamar) - Waktu penyimpanan = 7 hari

Spesifikasi :

Volume : 14438 cuft = 409 M3 Tekanan : 6,8 atm gauge

Diameter : 19 ft Panjang : 57 ft Tebal shell : 1 ½ in Tebal tutup : 1 ½ in

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B (Brownell : 276) Jumlah : 4 buah

6. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )

Fungsi : Chlorinasi aluminium metal menjadi aluminium chloride. Type : HTE-2020-30 (MIFCO Industrial Furnace Co.)

Dasar Pemilihan : Penanganan otomatis dan sesuai dengan bahan Masuk


(41)

Spesifikasi Alat --- V - 5

Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 4 atm (tekanan furnace) * Suhu operasi = 660oC (Keyes : 70)

* Waktu kontak = 15 menit (Keyes : 71)

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum = 2500 lb/mnt

Temperature = maksimum 1982C (3600F) Listrik = 240 – 480 Volts ; 3 phase Watt Density = 11 W/in2 heating elemen Diameter = 55 in

Lebar = 40 in Tinggi = 72 in

Isolasi = Ceramic Refractory Tebal isolasi = 4 ½ in

Bahan konstruksi = Heavy Steel Plate Fabricated Furnace Jumlah = 1 buah

7. EXCHANGER ( E - 211 )

Fungsi : Mendinginkan bahan dari suhu 660C menjadi suhu 220C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube)

Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan panas yang besar.


(42)

Spesifikasi Alat --- V - 6

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (tekanan atmosfer) - Suhu = 220C (berdasarkan AlCl3)

- Sistem kerja= kontinyu

Spesifikasi :

Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft

Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 166

Passes = 2

Shell : ID = 17,25 in Passes = 1

Heat Exchanger Area , A = 521,4 ft2 = 49 m2 Jumlah exchanger = 1 buah

8. CONDENSER ( E - 220 )

Fungsi : Mengkondensasi uap aluminium chloride

Type : Silinder tegak, tutup bawah dan tutup atas dish dilengkapi dengan coil pendingin


(43)

Spesifikasi Alat --- V - 7

Dimensi shell :

Diameter shell, inside : 4 ft Tinggi shell : 12 ft Tebal shell : 3/16 in

Dimensi tutup :

Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in Tinggi tutup atas : 0.55 ft Tebal tutup bawah (dished) : 3/16 in Tinggi tutup bawah : 0.55 ft

Coil pendingin:

Ukuran nominal : ¼ in standart IPS sch.40 Panjang helical : 3 ft

Jumlah lilitan : 28 lilitan Tinggi coil : 4.6 ft

Bahan konstruksi : stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah condenser : 1 buah

9. SCRUBBER ( D - 221 )

Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama

10. TANGKI KONDENSAT ( F - 230 )

Fungsi : menampung kondensat aluminium chloride

Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)

- Suhu = 30C (suhu kamar) - Waktu penyimpanan = 1 hari

Masuk


(44)

Spesifikasi Alat --- V - 8

Spesifikasi :

Volume : 1140 cuft = 33 M3 Diameter : 11 ft

Tinggi : 11 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : ¼ in

Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah : 1 buah

11. POMPA - 1 ( L - 231 )

Fungsi : Memindahkan bahan dari F-230 ke S-240 Type : Centrifugal Pump

Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan bahan liquid.

Spesifikasi :

Rate Volumetrik : 4,60 gpm Total DynamicHead : 30,23 ft.lbf/lbm

Effisiensi motor : 80%

Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah


(45)

Spesifikasi Alat --- V - 9

12. CRYSTALLIZER ( S - 240 )

Fungsi : Kristalisasi larutan aluminium chloride dengan pendinginan. Type : Swenson-Walker Crystallizer

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk kristalisasi dengan pendinginan

Spesifikasi :

Kapasitas : 55 cuft Diameter : 3,8 ft Panjang : 12,7 ft Luas Cooling Area : 67 ft2/ft3 Power : 1 hp

Jumlah : 2 buah (1 buah standby running)

13. CENTRIFUGE ( H - 250 )

Fungsi : Memisahkan cake dan filtrat

Type : Disk-Bowls Centrifuge (automatic continuous discharge cake) Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.


(46)

Spesifikasi Alat --- V - 10

Spesifikasi :

Bahan : Carbon Steel Kapasitas maksimum : 10 gpm Diameter Bowl : 7 in

Speed : 12000 rpm Maximum Centrifugal Force : 14300 lbf/ft2 Power Motor : 0,4 Hp

Jumlah : 1 buah (automatic continuous discharge cake)

14. POMPA - 2 ( L - 251 )

Fungsi : Memindahkan bahan dari H-250 ke S-240 Type : Centrifugal Pump

Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan bahan liquid.

Spesifikasi :

Rate Volumetrik : 0,10 gpm Total DynamicHead : 33,90 ft.lbf/lbm

Effisiensi motor : 80%

Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah


(47)

Spesifikasi Alat --- V - 11

15. SCREW CONVEYOR ( J - 252 )

Fungsi : memindahkan bahan dari H-250 ke B-260 Type : Plain spouts or chutes

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup

Spesifikasi :

Kapasitas : 37 cuft/jam Panjang : 30 ft Diameter : 6 in Kecepatan putaran : 26 rpm Power : 1,0 hp Jumlah : 1 buah

16. ROTARY DRYER ( B - 260 )

Fungsi : mengeringkan bahan dengan bantuan udara panas Type : Rotary Drum

Dasar pemilihan : sesuai untuk pengeringan padatan

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 100C (berdasarkan titik didih air)

- Waktu proses= Waktu melewati (time of passes)

Spesifikasi :

INLET

OUTLET Tampak

Depan


(48)

Spesifikasi Alat --- V - 12

Kapasitas : 2529,6629 kg/jam Isolasi : Batu isolasi Diameter : 0,9 m Panjang : 4 m Tebal isolasi : 4 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi bahan : 0,443 ft Sudut rotary : 1

Time of passes : 15 menit Jumlah flight : 6 buah Power : 9 hp Jumlah : 1 buah

17. CYCLONE ( H - 261 )

Fungsi : untuk memisahkan padatan yang terikut udara Type : Van Tongeren Cyclone

Dasar pemilihan : efektif dan sesuai dengan jenis bahan

Spesifikasi :

Kapasitas : 132,092 cuft/dt Diameter partikel : 0,000023ft

Bc

Hc Gas

in

De Sc

Lc Dc

Zc Jc

Dust Out Gas Out

Bc = 1/4 Dc De = 1/2 Dc Hc = 1/2 Dc Lc = 2 Dc Sc = 1/8 Dc Zc = 2 Dc Jc = 1/4 Dc

Perry 6ed ; Figure. 20-106

Tampak Atas


(49)

Spesifikasi Alat --- V - 13

Tebal shell : 3/16 in Tebal Tutup atas : 3/16 in Tebal Tutup bawah : 3/16 in Jumlah : 1 buah

18. BLOWER ( G - 262 )

Fungsi : memindahkan gas dari udara bebas ke B-260 Type : Centrifugal Blower

Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.

Spesifikasi :

Bahan : Commercial Steel Rate Volumetrik : 3203 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%

Power : 63 hp Jumlah : 1 buah

19. HEATER ( E - 263 )

Fungsi : Memanaskan udara dari suhu 30C menjadi suhu 120C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan

panas yang besar.

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 120C (berdasarkan suhu dryer)

- Sistem kerja= kontinyu Masuk

Keluar

Masuk


(50)

Spesifikasi Alat --- V - 14

Spesifikasi :

Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft

Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 90

Passes = 2

Shell : ID = 13,25 in Passes = 1

Bahan konstruksi shell = Carbon steel Heat Exchanger Area , A = 282,7 ft2 = 27 m2 Jumlah exchanger = 1 buah

20. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )

Fungsi : Mendinginkan bahan sampai dengan 32C Type : Plain spouts or chutes

Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup

Spesifikasi :

Kapasitas : 37 cuft/jam Panjang : 70 ft Diameter : 6 in Kecepatan putaran : 26 rpm Tebal jaket standar : 2 in Power : 2,0 hp Jumlah : 1 buah

INLET

OUTLET Tampak

Depan

Tampak Samping JAKET


(51)

Spesifikasi Alat --- V - 15

21. BUCKET ELEVATOR - 2 ( J - 271 )

Fungsi : memindahkan bahan padat dari E-270 ke C-280 Type : Continuous Discharge Bucket Elevator

Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum = 14 ton/jam

Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in Bucket Spacing = 12 in

Tinggi Elevator = 66 ft Ukuran Feed (maximum) = ¾ in

Bucket Speed = (2,6 / 14) x 225 ft/mnt = 42 ft/menit Putaran Head Shaft = (2,6 / 14) x 43 rpm = 8 rpm

Lebar Belt = 7 in Power total = 4 hp

Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan) Jumlah = 1 buah

22. BALL MILL ( C - 280 )

Fungsi : Menghaluskan solid sampai 100 mesh Type : Ball Mill Grinding System, Air-Lift Type Dasar pemilihan : dipilih jenis ini karena sesuai dengan bahan dan kapasitas.


(52)

Spesifikasi Alat --- V - 16

Kondisi operasi : Tekanan operasi = 1 atm (atmospheric pressure) Suhu operasi = Suhu kamar

Waktu proses = Continuous

Spesifikasi :

Sieve number : No. 100 Kapasitas maksimum : 105 ton/hari Ukuran ball mill : 6 ft x 4,5 ft Mill Speed : 24 rpm Power : 85 hp

Bola Baja : - Ball charge : 8,9 ton

- Ukuran bola baja : 5” , 3 ½ “ , 2 ½ “ - Jumlah bola 5” : 577 buah

- Jumlah bola 3½“ : 1682 buah - Jumlah bola 2½“ : 4615 buah Jumlah ball mill : 1 buah

23. SCREEN ( H - 281 )

Fungsi : Menyaring produk dari ball mill. Type : Vibrating Screen


(53)

Spesifikasi Alat --- V - 17

Spesifikasi :

Kapasitas : 6,0 ton/jam Speed : 50 vibration/dt

Power : 3 Hp (Peter’s 4ed;p.567) Ty Equivalent design : 100 mesh

Sieve No. : 100

Sieve design : standard 149 micron Sieve opening : 0,149 mm

Ukuran kawat : 0,110 mm Effisiensi : 99,73 % Jumlah : 1 buah

24. BELT CONVEYOR - 2 ( J - 282 )

Fungsi : memindahkan bahan dari H-281 ke C-280

Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan

Spesifikasi :

Kapasitas maksimum : 32 ton/jam Belt - width : 14 in

- trough width : 9 in - skirt seal : 2 in

Masuk

Keluar


(54)

Spesifikasi Alat --- V - 18

Belt speed : (0,2 / 32) x 100 ft/mnt = 0,7 ft/min Panjang : 51 ft

Sudut elevasi : 11,3 o Power : 4 Hp Jumlah : 1 buah

25. SILO ALUMINIUM CHLORIDE ANHYDROUS ( F - 310 )

Fungsi : Menampung produk aluminium chloride

Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan

Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = suhu kamar

- Waktu penyimpanan = 7 hari proses

Spesifikasi :

Volume : 3885 cuft = 110 m3 Diameter : 12 ft

Tinggi : 36 ft Tebal shell : 3/16 in

inlet


(55)

Spesifikasi Alat --- V - 19

Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in

Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah : 2 buah


(56)

VI - 1

BAB VI

PERENCANAAN ALAT UTAMA

Scrubber ( D – 221 )

fungsi : Menyerap gas dari condensor dengan bantuan air proses Type : Packing kolom

G1 : Gas masuk purge scrubber, pada T = 180 oC

Komponen Kmol kg y

SiCl4 0,0001 0,0231 0,0001

O2 0,0004 0,0114 0,0004

Cl2 0,5482 38,9240 0,6013

H2O 0,3630 6,5348 0,3982

0,9118 45,4932 1,0000

G2 : Gas keluar purge scrubber, pada T = 32 o

C

Outlet Gas Inlet Liquid

Outlet Liquid Inlet GasA

Packing Raschig ring


(57)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 2

Komponen Kmol kg y

SiCl4 0,0001361 0,0231 0,0019 Cl2 0,0005482 0,0389 0,0075 H2O 0,0726084 1,3070 0,9907 0,0733 1,3690 1,0000 L1 : Liq masuk purge scrubber, pada T = 30 oC

Komponen Kmol kg y

H2O 383,5723 6904,3020 1,0000

383,5723 6904,3020 1,0000

L2 : Liq keluar purge scrubber, pada T = 150,6114 oC

Komponen Kmol kg y

O2 0,0004 0,0114 0,0000009239 Cl2 0,5477 38,8850 0,0014 H2O 383,8628 6909,5298 0,9986 384,4108 6948,426 1,0000 Data - data pelengkap :

Bagian atas :

ρv = BM . To . P 359 . T . Po BM campuran = Єyi . BMi

Komponen BMi yi yi . BMi SiCl4 170 0,0019 0,3158

Cl2 71 0,0075 0,5311

H2O 18 0,9907 17,8319

1,0000 18,6788

Komposisi Berat ( kg ) Xi sg

SiCl4 0,0231 0,0006 2,44 Cl2 0,0114 0,0003 2,804


(58)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 3

H2O 38,9242 0,9991 2,163 38,9587 1

 campuran = 1

    0,0006 + 0,0003 + 0,9991

2,44 2,804 2,163 = 2,1633 Kg/liter

= 135,2056 lb/ft3

ρv = 18,6788 x 298 x 1 359 x 150,6 x 1

= 0,102947 lb/cuft

ρ1 = 1

Є xi / ρi

= 1

1,00 / 135,2056

= 135,2056 lb/cuft

Viskositas liquid (μ1) :

Komponen Kmol μ1 ln μ1 xi . ln μ1

H2O 383,5723 1,00 0,0000 0,00000

0,00000

.

ln μ1 = 0,00000

μ1 = 1,0000

cp

PERHITUNGAN DIAMETER KOLOM BAGIAN ATAS

Perhitungan diameter tower dasar metode flooding max dari fig. 6-34 Treybal

G = 0,02314408 kg/jam = 0,0510 lb/jam

L = 1,30696 kg/jam = 2,88132402 lb/jam

= ( L2 / G2 ) x

)

/( l v v  


(59)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 4

= ( 0,0510 / 2,881324 ) x ( 0,1029 / ( 135,2056 - 0,102947 ) )0.5

= 0,000489

Dari fig. 6-34 Treybal diperoleh harga :

= 0,26

Jika digunakan packed jenis rashing ring dari bahan keramik berukuran 1 in maka harga :

CF = 155

Dan dengan harga J = 1,502 dan gc = 4,18E+08 maka :

(G2)2 = 0,26 x ρv

x

( ρ1 - ρv ) gc

CF x

μ1 0,1

x J

(G2)2 = 1511561825

232,81

(G2) = 2548,07462 lb/jam ft2

G Operasi = 0,7 x G2

= 1783,6522 lb/jam ft2

Maka luas penampang tower = G2 / G Operasi

= 0,0510 / 1783,6522

= 0,0000286 ft2

Diameter tower = ( 2,9,E-05 / 0,785 )

= 3,6E-05 Ft

Check ukuran packing :

D / 30 = ( 3,64E-05 x 12 ) / 30 =

1,46E-05 ft

( lebih dari ukuran packing ( OK ) )

Bagian bawah xgc v vx xJ x xC G F ) 1 ( 1 ) 2

( 2 0.1

  

 


(60)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 5

ρv = BM . To . P

359 . T . Po

BM campuran = Єyi . BMi

Komponen BMi yi yi . BMi

NH3 17 0,0001 0,0025

HNO3 63 0,6013 37,8808

H2O 18 0,3982 7,1672

45,0506

ρv = 45,0506 x 298 x 4,5

359 x 180 x 1

= 0,9349 lb/cuft

ρ1 = 1

Є xi / ρi

= 1

0,0001 / 84,468 + 0,9999 / 62,43

= 62,4316 lb/cuft

Viskositas liquid (μ1) :

ln μ1 = Є xi . ln μ1

Komponen Kmol μ1 ln μ1 xi . ln μ1

HNO3 0,0004 0,89 -0,1165 -0,000041

H2O 383,8628 1,0000 0,0000 0,00000

0,000000

ln μ1 = 0,00000

μ1 = 1,0000

cp

PERHITUNGAN DIAMETER KOLOM BAGIAN BAWAH

Perhitungan diameter tower dasar metode flooding max dari fig. 6-34 Treybal

L1 = 0,02314408 kg/jam = 0,0510 lb/jam

G1 = 1,3070 kg/jam = 2,8813240 lb/jam

)

/( l v v  


(61)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 6

= ( L1 / G1 ) x

= ( 0,051023 / 2,8813240 ) x ( 0,9349 /

( 62,432 - 0,9349 ) )

= 0,0022

Dari fig. 6-34 Treybal diperoleh harga :

= 0,261

Jika digunakan packed jenis rashing ring dari bahan keramik berukuran 1 in maka harga :

CF = 155

Dan dengan harga J = 1,502 dan gc = 4,18E+08 maka :

(G2)2 = 1,502 x ρv

x

( ρ1 - ρv ) gc

CF x μ1 0,1 x J

(G2)2 = 36096113064

232,81

(G2) = 12451,7216 lb/jam ft2

G Operasi = 1 x G2

= 8716,2052 lb/jam ft2

Maka luas penampang tower = G2 / G Operasi

= 2,8813 / 8716,2052

= 0,000331 ft2

Diameter tower = ( 0,000331 / 0,785 )

= 0,000421 ft

Check ukuran packing :

D / 30 = ( 4E-04 x 12 ) / 30 = 0,00016844

( lebih dari ukuran packing ( OK ) )

Dari perhitungan diatas, diameter kolom diambil rata - rata dari diameter bagian

atas dan bawah. Jadi diameter kolom adalah 0,000421 ft

PENENTUAN TINGGI SCRUBBER

xgc v vx xJ x xC G F ) 1 ( 1 ) 2

( 2 0.1

  


(62)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 7

H = N x HETP

HETP = D0.3 ( Ulrich pers. 4-48 )

Dimana :

N = jumlah plate = 7 buah

HETP = 13 0,3 = 2,158654

H = 7 x 2,159

= 15,11 ft

PERHITUNGAN TEBAL SHELL DAN TUTUP

Bahan yang digunakan : SA - 240 grade C type 347

dengan :

fall = 18750 psi

E = 0,85

C = 0,125 in

P Design = 66,15 psi

Di = 156,0 in

1. Perhitungan tebal shell

ts = P x R + C

f x E - 0,6 P

= 66,15 x 78 + 0

18750 x 0,85 - 0,6 x 66,15

= 7/16 in

2. Menghitung tebal tutup

t = 0.885Pi x r + C

f x E - 0,1 Pi

= 66,15 x 78 x 0,885 + 0,125

18750 x 0,85 - 0,1 x 66,15

= 7/16 in


(63)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 8

Spesifikasi

Fungsi : menyerap limbah gas dengan air proses. Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish

dilengkapi dengan : packing raschig ring dan sparger Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan

Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 30oC (suhu kamar)

* Sistem kerja = kontinyu

Dimensi tangki :

Volume : 5 cuft = 1 M3 Diameter : 1 ft

Tinggi : 5 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in

Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)

Spesifikasi packing :

Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi : (Van Winkle : 607) Packing disusun secara acak (randomize)

Ukuran packing : 1 in Tebal packing : 1/8 in Free gas space : 73% Jumlah packing : 540 buah

Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware

Sparger : Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel

Bagian Atas : Diameter lubang : 4,35 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 19 buah

Sparger Bagian Atas :


(64)

Perencanaan Alat Utama --- VI - 9

Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 21 buah Jumlah kolom : 1 buah


(65)

BAB VII

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

VII.1. Instrumentasi

Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan selama proses produksi berlangsung.

Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat instrumentasi maka :

1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.

2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah

ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama. 3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.

4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.


(66)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 2

Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,

tekanan, dan radiasi.

2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.

3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia, seperti densitas, kandungan air.

Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah : - Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.

- Akurasi hasil pengukuran. - Bahan konstruksi material.

- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung.

- Mudah diperoleh di pasaran.

- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.

Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini, maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut.


(67)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 3

Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah : - Melakukan pengukuran.

- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan. - Melakukan perhitungan.

- Melakukan koreksi.

Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Sensing / Primary Element / Sensor.

Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element

merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).

2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.

Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data

analog menjadi digital), digambarkan dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

3. Transmitting Element.

Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data


(68)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 4

Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi.

Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya : 1. Flow Control ( F C )

Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat. 2. Flow Ratio Control ( F R C )

Mengontrol ratio aliran yang bercabang. 3. Level Control ( L C )

Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki 4. Weight Control ( W C )

Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki 5. Pressure Control ( P C )

Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat 6. Temperature Control ( T C )


(69)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 5

Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik

NO NAMA ALAT KODE INSTRUMENTASI

1. BIN ALUMINIUM SCRAP ( F - 113 ) ( WC ) 2. TANGKI GAS CHLORINE ( F - 120 ) ( PI ) 3. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 ) ( TIC , PC ) 4. EXCHANGER ( E - 211 ) ( TC ) 5. CONDENSER ( E - 220 ) ( TC ) 6. SCRUBBER ( D - 221 ) ( PI, LC, FC ) 7. TANGKI KONDENSAT ( F - 230 ) ( LI ) 8. POMPA - 1 ( L - 231 ) ( FC ) 9. CRYSTALLIZER ( S - 240 ) ( TC ) 10. POMPA - 2 ( L - 251 ) ( FC ) 11. BLOWER ( G - 262 ) ( FC ) 12. HEATER ( E - 263 ) ( TC ) 13. COOLING CONVEYOR ( E - 270 ) ( TC ) 14. SILO ALUMINIUM CHLORIDE ANHYDROUS ( F - 310 ) ( WC )


(70)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 6

VII.2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :

- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan maupun oleh peralatan itu sendiri.

- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah maupun tipe proses yang dikerjakan.

Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu : 1. Bahaya kebakaran.

2. Bahaya kecelakaan secara kimia. 3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.

Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya dan pada pabrik ini pada khususnya.


(71)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 7

VII.2.1. Bahaya Kebakaran A. Penyebab kebakaran.

- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop

dan lain-lain.

- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.

B. Pencegahan.

- Menempatkan unit utilitas dan unit pembangkitan cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.

- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.

- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.

- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran

C. Alat pencegah kebakaran.

- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.

- Pemakaian portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel VII.1.

- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida. - Untuk bahan baku yang mengandung racun, maka perlu digunakan kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah-daerah strategis pada pabrik ini.


(72)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 8

Tabel VII.2. Jenis dan Jumlah Fire-Extinguisher.

NO. TEMPAT JENIS BERAT SERBUK

JARAK

SEMPROT JUMLAH

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pos Keamanan Kantor Daerah Proses Gudang Bengkel Unit Pembangkitan Laboratorium YA-10L YA-20L YA-20L YA-10L YA-10L YA-20L YA-20L 3.5 Kg 6.0 Kg 8.0 Kg 4.0 Kg 8.0 Kg 8.0 Kg 8.0 Kg 8 m 8 m 7 m 8 m 7 m 7 m 7 m 3 2 4 2 2 2 2

VII.2.2. Bahaya Kecelakaan

Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahan dapat digunakan sebagai berikut :

A. Vessel.

Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya :

- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan


(73)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 9

pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering). - Memperhatikan teknik pengelasan.

- Memakai level gauge yang otomatis.

- Penyediaan man-hole dan hand-hole ( bila memungkinkan ) yang memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.

B. Heat Exchanger.

Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :

- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah terjadinya thermal expansion.

- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan. - Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri-sendiri.

- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping itu juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase didalam pipa.


(74)

Instrumentasi & Keselamatan Kerja --- VII ~ 10

C. Peralatan yang bergerak.

Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati, maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat dilakukan dengan :

- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa. - Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.

D. Perpipaan.

Selain ditinjau dari segi ekonomisnya , perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat menimbulkan juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka dapat dilakukan cara :

- Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besarhendaknya pada elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.

- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai bahan konstruksi dari steel.

- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena


(1)

XII - 1

---Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride Teknik Kimia - UPN

BAB XII

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri akan aluminium chloride, Indonesia masih mengimpor aluminium chloride dari beberapa negara. Di lain pihak, Indonesia mempunyai bahan baku yang tersedia. Sehingga pendirian pabrik aluminium chloride dengan mempunyai masa depan yang baik.

XII.1. Pembahasan

Untuk mendapatkan kelayakan bahwa pra rencana pabrik ini, maka perlu ditinjau dari beberapa faktor , antara lain :

Pasar

Kebutuhan dalam negeri akan aluminium chloride yang selama ini masih diimpor, hal ini akan menguntungkan dalam segi pangsa pasar dalam negeri. Karena bahan dasarnya yang dapat diperoleh secara mudah di dalam negeri di Indonesia. Sehingga keadaan tersebut akan mampu menjadi modal dalam persaingan internasional dan persaingan domestik.

Lokasi

Lokasi pabrik terletak di daerah Industri yaitu Manyar , Gresik. Lokasi ini dekat dengan pelabuhan laut Tanjung Perak. Untuk kebutuhan transportasi udara, kota Manyar , Gresik dekat dengan Bandara Udara Internasional Juanda. Hal ini akan memudahkan dalam transportasi bahan baku maupun produk. Maka pemilihan lokasi di daerah Manyar , Gresik dapat diterima.


(2)

Pembahasan dan Kesimpulan --- XII ~

---Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride Teknik Kimia - UPN 2

Teknis

Peralatan yang digunakan dalam pra rencana ini sebagian besar merupakan peralatan standar yang umum digunakan dan mudah didapat. Sehingga masalah pemeliharaan alat serta pengoperasiannya tidak mengalami kesulitan.

Analisa Ekonomi :

* Massa Konstruksi : 2 Tahun

* Umur Pabrik : 10 Tahun

* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 55.101.541.829 * Working Capital Investment (WCI) : Rp. 21.770.933.194 * Total Capital Investment (TCI) : Rp. 76.872.375.023 * Biaya Bahan Baku (1 bulan) : Rp. 46.903.527.000 * Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 8.680.252.226

- Steam = 6.784,5759lb/hari

- Air pendingin = 198,21 M3/hari

- Listrik = 98,223 kWh/hari

- Bahan Bakar = 12,9537liter/hari

* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 62.544.030.945 * Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 192.499.998.768 * Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 19%

* Internal Rate of Return : 27.66%

* Rate On Investment : 18.88%

* Pay Out Periode : 3,96Tahun


(3)

Pembahasan dan Kesimpulan --- XII ~

---Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride Teknik Kimia - UPN 3

XII.2. Kesimpulan

Dengan melihat berbagai pertimbangan serta perhitungan yang telah dilakukan, maka pendirian pabrik aluminium chloride didaerah industri Manyar , Gresik, secara teknis dan ekonomis layak untuk didirikan. Adapun rincian pra rencana pabrik aluminium chloride yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Kapasitas : 27.500 ton/tahun

Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas Sistem Organisasi : Garis dan Staff

Jumlah Karyawan : 194 orang

Sistem Operasi : Continuous

Waktu Operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari Total Investasi : Rp. 87.184.874.957

Pay Out Periode : 3,66 tahun

Bunga bank : 19%

Internal Rate of Return : 27.66% Rate on Investment : 18.88%


(4)

1

DAFTAR PUSTAKA

American Socity of Civil Engineers, 1990, “Water Treatment Plant Design”,

2ed ; America Water Works Association, McGraw-Hill Book Co., NY.

Austin G.A., “ Shreve’s Chemical Process Industried “ , 5TH edition ,

Mc. Graw Hill Book Company, Inc, New York, 1960.

Badger, W.L. and Banchero , J.T. , 1955 , ”Introduction to Chemical

Engineering” , Int ed , McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.

Brady,G.S. , “Material Handbook ” ; 10 ed, John Wiley & Sons Inc. ;

New York.

Biro Pusat Statistik, “Export –Import Sektor Industri”

Brownell,L., E. Young, 1959,“Process Equipment Design”,

John Wiley & Sons Inc. ,N.Y.

Faith, W.L, Keyes, D.B & Clark, R.L, 1960, “Industrial Chemical”, 4th ed.

John Wiley & Sons, Inc, New York.

Foust, A.S.,1960,”Principles of Unit Operations”,2ed,John Wiley & Sons, N.Y.

Geankoplis, C.J. , 1983 , ”Transport Processes and Unit Operations” , 2ed ,

Allyn and Bacon Inc. , Boston.

Harriot,P , 1964 , ” Process Control” , TMH ed , McGraw Hill Book

Company Inc. , New Delhi

Hawley,G. Gessner, 1981, “The Condensed Chemical Dictionary” , 10ed

Van Nostrand Renhold Company, New York.

Hesse,H.C. , 1962 , “Proses Equipment Design” , 8th prnt ,

Van Nostrand Reinhold Company Inc. , New Jersey

Himmelblau, D.M. , 1989 , “Basic Principles and Calculations in Chemical

Engineering” , 5 ed , Prentice-Hall International , Singapore

Hougen, O.A. , Watson, K.M. , 1954, “ Chemical Process Principles “ , part 1 ,

2nd ed. , John Wiley & Sons Inc,New York

Hugot,E , 1972, “Handbook Of Cane Sugar Engineering” , 2ed


(5)

2

James, H.C., 1987 ; “Phosphate Manual “; Greenwich Connecticut; USA

Johnstone, S.I. ,1961, “Minerals for The Chemical & Allied Industries”, 2 ed ,

John Wiley & Son , New York.

Joshi,M.V. , 1981 , “Process Equipment Design” , McGraw Hill Indian Ltd

Kent , J.A. , 1983 , “Riegel’s Handbook of Industrial Chemistry “ , 8 ed ,

Van Nostrand Reinhold Company Inc. , New York.

Kern, D.Q. , 1965 , ”Process Heat Transfer” , Int ed ,

McGraw Hill Book Company Inc. , N.Y.

Koppel, L , 1965 , ”Process Systems Analysis and Control” , Int ed , McGraw

Hill Book Company Inc. , New York.

Lamb J.C., 1985 , “Water Quality And Its Control” , John Wiley & Sons

Inc, New York.

Levenspiel,O , 1962 , “Chemical Engineering Reaction” , 2 ed ,

John Wiley & Sons Inc,N.Y.

Ludwig,1977 , “Applied Process Design for Chemical and Petrochemical

Plants” , Vol 1-2 , 2nd ed , Gulf Publishing Co., Houston, Texas.

Maron, Lando , 1974 , ”Fundamentals of Physical Chemistry” , Int ed ,

Macmillan Publishing Co. Inc. , New York.

McCabe,W.L. , 1956 , “Unit Operation of Chemical Engineering” ,

McGraw-Hill Book Company Inc. , Tokyo

McKetta ,Cunningham, W.A.,“Encyclopedia Of Chemical Proccessing And

Design ”,Vol 14 , Marcell Dekker Inc. New York.

Othmer,Kirk. , “ Encyclopedia of Chemical Technology vol. 23” , 3ed

McGraw-Hill Book Company Inc. , New York

Perry, Chilton , 1973 , ” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 5ed ,

McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.

Perry, Chilton , 1984 , ” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 6ed ,

McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.

Perry, Chilton , 1999 , ”Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 7ed ,


(6)

3

Petter ,M.S, Timmerhaus,K.D., 1959 , “Plant Design and Economi for

Chemical Engineering” , 4th

ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.

Rase , H.F. , 1957 , “Project Engineering of Process Plant” ,

John Wiley & Sons Inc,N.Y.

Sherwood, T , 1977 , ”The Properties of Gasses and Liquid” , 3th ed ,

McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.

Severn, WH , 1954 , “Steam, Air and Gas Power” , Modern Engineering

Asia Edition , John Wiley & Sons Inc,N.Y.

Sugiharto,1987 , “Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah” , cetakan pertama

Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Syamsuddin, 1994 , “Manajemen Keuangan Perusahan” , 2 ed ,

Raja Grafindo Persada , PT , Jakarta

Treybal, R.E. , 1981 , ”Mass Transfer Operations” , 3 ed ,

McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y..

Ulrich, G.D. , 1984 , “A Guide to Chemical Engineering Process Design and

Economics” , John Wiley & Sons Inc,N.Y.

Underwood A.L., 1980 , “Quantitative Analysis” , 4 ed , Prentice Hall Inc,

London.

Van Ness, H.C.,Smith J.M., 1987 , “Introduction to Chemical Engineering

Thermodynamics” , 5 ed , McGraw-Hill Book Company, Singapore.

Van Winkle, M., 1967 , “Distillation” , McGraw-Hill Book Company, NY.

Wesley W.E., 1989 , “Industrial Water Pollution Control” , 2 ed,

McGraw-Hill Book Company, Singapore.

Wolfgang Gerharts,1984 , “Ullmann’s Ecyclopedia of Industrial Chemistry”,5ed ,

Competely Revised Edition , VCH. Internet :