PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. POS INDONESIA WILAYAH SURABAYA SELATAN.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA
PT. POS INDONESIA WILAYAH SURABAYA SELATAN
Oleh:

Ar ni Lisnawati
Abstraksi

Dengan kecanggihan teknologi informasi dan semakin maraknya kompetiter baru yang
bergelut dalam bidang jasa yang sama maka pencapaian target PT. Pos Indonesia pertahunnya
semakin menurun dan secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh pada produktifitas organisasi
baik itu biaya operasional perusahaan yang tidak dapat ditekan yang mengakibatkan adanya
senjangan anggaran. Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan
organisasi untuk mencapai tujuan di masa datang, manajer yang dalam hal ini sebagai Aspek
sumber daya manusia sebagai penyusun dan pelaksana anggaran harus memiliki tingkat komitmen
organisasi tinggi dan memiliki pandangan positif serta lebih berusaha berbuat yang terbaik demi
kepentingan organisasi.
Penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden yang
bersifat tertutup, data yang diperoleh dari instrument penelitian tersebut kemudian diolah dengan
menggunakan statistik sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti dengan

menggunakan Regresi Linier berganda melalui uji nilai selisih muntlak.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai pengaruh positif
terhadap senjangan anggaran, komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

Keyword : Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Komitmen Organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

THE INFLUENCE OF BUDGET PARTICIPATION AGAINST
DISCREPANCIES THE BUDGET WITH THE ORGANISATION COMMITMENT AS
THE VARIABLE OF MODERATING
OF PT. POST INDONESIA THE TERRITORY OF SURABAYA SOUTH

by :
Arni Lisnawati
Abstraction

With the sophistication of information technology and increasingly the brightness kompetiter

just that wrestled in the same service field then the achievement of the target of PT. Pos
Indonesia for years him increasingly descended and in a manner indirectly this will be
influential in the productivity of the good organisation the operational cost the company that
could not be oppressed that resulted in the existence discrepancies the budget. The budget was
one of the important components in organisation planning to achieve the aim in the future, the
manager that in this case as the Aspect of human resources as the compiler and the executive
the budget must have the level of the high organisation commitment and had the positive view
as well as more tried to do that was best in the interest of the organisation.
The research was received by spreading the questionnaire that was given to the respondent that
was closed, the datum that was received from instrument this research was afterwards
processed by using statistics as the analysis implement to test the hypothesis that was put
forward by the researcher by using Linier Regression multiplied through the test the value of
the difference actually.
from results of the analysis was concluded that budget participation had the influence was
positive towards discrepancies the budget, the organisation commitment did not have the
influence on relations between budget participation and discrepancies the budget.

Keyword: Budget Participation, discrepancies the Budget, the Organisation Commitment

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………….

i

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

v

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………

vi

ABSTRAKSI…………………………………………………………………

vii

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………….


1

1.1

Latar Belakang Masalah........................................................

1

1.2

Perumusan Masalah................................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian....................................................................

4


1.4

Manfaat Penelitian..................................................................

5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA.......................................................................

6

2.1

Penelitian Terdahulu..............................................................

6

2.2

Kajian Teori............................................................................


10

2.2.1 Komitmen Organisasi................................................

10

2.2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi.................

10

2.2.1.2 Konsekuensi-Konsekuensi dari Komitmen
Organisasi.......................................................

12

2.2.1.3 Meningkatkan Komitmen Manajer pada
Organisasi…………………………………….
2.2.2 Anggaran.....................................................................


13
14

2.2.2.1 Pengertian Anggaran ………………………

14

2.2.2.2 Manfaat dan Tujuan Anggaran…………….

16

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.3 Partisipasi Anggaran......................................

19


2.2.2.4 Senjangan Anggaran......................................

21

2.2.2.5 Masalah Potensial Partisipasi Anggaran…..

23

2.2.2.6 Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Senjangan
Anggaran…………………………………..

25

2.2.2.7 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
Hubungan Partisipasi Anggaran Dengan
Senjangan Anggaran……………………….

26

2.3


Kerangka Pikir........................................................................

28

2.4

Hipotesis .................................................................................

30

BAB III: METODE PENELITIAN..............................................................
3.1

3.2

3.3

3.4


31

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...................

31

3.1.1 Definisi Operasional………………………………….

31

3.1.2 Pengukuran Variabel………………………………….

32

Teknik Penelitian Sampel......................................................

35

3.2.1 Populasi .........................................................................


35

3.2.2 Sampel ...........................................................................

35

Teknik Pengumpulan Data…………………………………

38

3.3.1 Jenis Data......................................................................

38

3.3.2 Sumber data .................................................................

38

Teknik Analisis………………………………………………

39

3.4.1 Uji Validitas dan

Uji

Reliabilitas dan Uji

Normalitas…………………………………………..

39

3.4.2 Uji Asumsi Klasik.......................................................

40

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.3 Pengujian Hipotesis………………………………….

43

3.4.4 Uji Kesesuaian Model……………………………….

44

3.4.5 Ujian Hipotesis (Uji t)………………………………

44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….

46

4.1.

Deskripsi Obyek Penelitian…………………………………

46

4.1.1.

Sejarah Singkat PT Pos Indonesia………………

46

4.1.2.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Perusahaan…….

47

4.1.3.

Struktur Organisasi……………………………….

48

4.1.4.

Bidang Usaha PT Pos Indonesia………………….

53

4.1.4.1.

Layanan Standar……………………….

53

4.1.4.2.

Layanan Customized……………………

54

4.1.4.3.

Layanan Pengembangan……………….

54

4.1.4.4.

Layanan Perluasan…………………….

54

4.1.4.5.

Layanan Prioritas……………………..

55

Implementasi Marketing Pos 2000………………

55

Deskripsi Variabel Penelitian…………………………….

58

4.2.1.

Variabel Partisipasi Anggaran (X1)…………….

58

4.2.2.

Variabel Komitmen Organisasi (X2)……………

59

4.2.3.

Variabel Senjangan Anggaran (Y)…………….

61

Interpretasi Hasil Penelitian…………………………….

62

4.3.1.

Uji Validitas…………………………………….

62

4.3.2.

Uji Reliabilitas…………………………………..

64

4.3.3.

Analisis Regresi Linier Berganda dengan

4.1.5.
4.2.

4.3.

Metode Nilai Selisih Mutlak……………………
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

65

4.4.

4.3.3.1.

Uji Normalitas………………………..

66

4.3.3.2.

Asumsi klasik……………………………

66

4.3.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda

68

4.3.3.4.

Uji F……………………………………..

69

4.3.3.5.

Uji Hipotesis……………………………

70

Pembahasan………………………………………………….
4.4.1.

Implikasi Hasil Penelitian……………………….

4.4.2.

Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan

71
7 71

Penelitian Terdahulu.................................................

73

Keterbatasan Penelitian............................................

74

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

76

4.4.3.

5.1.

Kesimpulan..................................................................................

76

5.2.

Saran.............................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Pengukuran Sampel …………………………………………

37

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Anggaran (X1)……

59

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi (X2)…..

60

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Variabel Senjangan Anggaran (Y)…….

61

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggaran (X1)……..

62

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (X2)
putaran ke – 1………………………………………….……

Tabel 4.6

63

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (X2)
putaran ke - 2………………………………………………..

63

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (Y)………………..

64

Tabel 4.8

Hasil Uji Realiabilitas……………………………………….

65

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas…………………………………………

66

Tabel 4.10

Hasil VIF (Variance Inflation Factor)………………………

67

Tabel 4.11

Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………….

67

Tabel 4.12

Persamaan Regresi Linier Berganda………………………..

68

Tabel 4.13

Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian
Terdahulu……………………………………………………..

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Rekapitulasi Hasil Jawaban Responden

Lampiran 2.

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Partisipasi
Anggaran (X1)

Lampiran 3A. Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Komitmen Organisasi
(X2) Putaran ke – 1
Lampiran 3B. Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Komitmen Organisasi
(X2) Putaran ke – 2
Lampiran 4.

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Senjangan Anggaran
(Y)

Lampiran 5

Input Nilai Selisih Muntlak

Lampiran 6

Output Uji Normalitas

Lampiran 7

Output Uji Regresi Linier Berganda

Lampiran 8

Output Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 9

Kuisioner

Lampiran 10 Struktur Organisasi Tahun 2007 PT. Pos Indonesia (Persero)
Lampiran 11 Tabel Populasi
Lampiran 12 Populasi yang menjadi Sampel

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti kita ketahui pada saat ini dengan kecanggihan teknologi komunikasi
menyebabkan PT. POS INDONESIA harus lebih meningkatkan kualitas produk
serta pelayanan prima kepada para masyarakat mengingat begitu banyaknya
kompetiter yang sama-sama memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Dahulu jasa surat-menyurat digemari oleh masyarakat dan kini telah tergantikan
oleh kecanggihan teknologi komunikasi yaitu telepon, sms, email dan facebook
yang lebih praktis, cepat dan murah. Jasa pengiriman uang yaitu wesel pos juga
sudah tergeser dengan kecanggihan teknologi yaitu begitu banyaknya didirikan
ATM (Anjungan Tunai Mandiri) didesa-desa yang terpencil, sehingga pengiriman
uang akan lebih mudah dan aman. PT. POS INDONESIA harus dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi untuk diterapkan di dalam lingkup organisasi.
Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan
organisasi yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan mengindikasikan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Aspek sumber daya manusia sebagai penyusun
dan pelaksana anggaran haruslah dipertimbangkan karena anggaran akan
dipengaruhi oleh perilaku manusia terutama bagi pihak yang terlibat langsung
dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Proses penyusunan anggaran melibatkan berbagai pihak baik manajer
tingkat atas maupun manajer tingkat bawah yang akan memainkan peranan dalam
mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternative dari tujuan anggaran,
dimana anggaran senantiasa digunakan sebagai tolok ukur terbaik kinerja manajer.
Penyusunan anggaran mempunyai empat sasaran pokok, yaitu: memperjelas
rencana strategis, mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian
organisasi, melimpahkan tanggung jawab kepada para manajer, memberikan
otoritasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan untuk dibelanjakan dan
menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan, dan
memperoleh komitmen bahwa anggaran merupakan dasar untuk mengevaluasi
kinerja sesungguhnya (Anthony et al. 1998: 375).
Komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan nilai dan
sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi. Manajer yang memiliki tingkat
komitmen organisasi tinggi akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha
berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Komitmen organisasi yang
tinggi memungkinkan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Sebaliknya,
individu dengan komitmen rendah akan memetingkan dirinya sendiri atau
kelompoknya. Individu tersebut tidak memiliki keinginan untuk menjadikan
organisasi kearah yang lebih baik, sehingga kemungkinan terjadinya senjangan
anggaran apabila dia terlibat dalam penyusunan anggaran akan lebih besar
(Rahman, 2003). Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja
yang tinggi pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Komitmen yang tinggi menjadikan manajer perduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, sehingga
dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan terjadinya partisipasi manajer
terhadap penyusunan anggaran sangat tinggi dan pemberian informasi yang bias
dapat dihindari. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang terdapat
pada sampel yang diambil yaitu penelitian terdahulu mengambil responden
Pimpinan Kantor Cabang Utama Bank-Bank di Jakarta sebanyak 170 responden,
sedangkan yang sekarang mengambil responden Manager PT. Pos Indonesia di
Wilayah Surabaya Selatan sebanyak 42 responden.
Persoalan yang akan diulas di sini adalah kemampuan Manager PT. Pos
Indonesia dalam melakukan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran
yang dilihat juga dari sisi komitmen dari manajer itu sendiri terhadap perusahaan.
Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah
mengenai pengaruh partisipasi dan senjangan anggaran terhadap komitmen
organisasi
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan yang telah dijadikan
sebelumnya, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran mempunyai pengaruh terhadap senjangan
anggaran?
2. Apakah komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris tentang :
1. Untuk mengetahui partisipasi anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap
senjangan anggaran.
2. Untuk mengetahui komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mengembangkan keilmuan khususnya di sektor publik dan untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan mendapatkan gelar kesarjanaan.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah kepada organisasi atau
kantor pada PT Pos Indonesia di Wilayah Surabaya Selatan.
3. Bagi pembaca
Sebagai tambahan informasi dan wawasan berpikir mengenai kondisi dan
masalah akuntansi manajemen dan perilaku serta dapat digunakan referensi
bagi peneliti selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan
penelitian sekarang adalah sebagai berikut:
1. Anggreini (2008)
a.

Judul
“Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya kepemimpinan terhadap

Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”
b.

Permasalahan
- Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja Aparat
Pemerintahan Kota?
- Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja Aparat Pemerintahan Kota?
- Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap hubungan
antara partisipasi anggaran dan kinerja Aparat Pemerintahan Kota?

c.

Hipotesis
- Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja Aparat
Pemerintahan Daerah
- Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap hubungan
partisipasi anggaran dan kinerja Aparat Pemerintahan Daerah.

6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

- Gaya Kepemimpinan Berpengaruh positif terhadap Hubungan
Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah
d.

Kesimpulan
- Hipotesis pertama terbukti adanya pengaruh positif dari partisipasi
anggaran terhadap kinerja Aparat Pemerintahan Daerah.
- Hipotesis kedua terbukti bahwa komitmen organisasi berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja Aparat
Pemerintahan Daerah.
- Hipotesis kedua terbukti bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap hubungan antara parisipasi anggaran dan kinerja Aparat
Pemerintahan Daerah.

2. Susanti (2004)
a.

Judul
“Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja

Manajerial: Komitmen Organisasi Sebagai Moderator ”
b.

Permasalahan
- Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial?
- Apakah komitmen organisasi yang tinggi mempengaruhi hubungan
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial?

c.

Hipotesis
- Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

positif

dan

8

- Komitmen organisasi mempengaruhi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
- Interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
d.

Kesimpulan
- Komitmen organisasi tidak dapat digunakan sebagai moderator
dalam analisis partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial pada tingkat keyakinan 95% (α = 5%), tetapi signifikan
pada tingkat keyakinan 90% (α = 10%), serta validitas komitmen
organisasi sebagai moderator tidak valid.
- Interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen
organisasi berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial.

3. Anwar dan Sari (2009)
a.

Judul
“Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Transparasi Kebijakan

Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang
Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah ”
b.

Permasalahan
- Apakah pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh
terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD)?
- Apakah partisipasi masyarakat

akan berpengaruh terhadap

hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan keuangan daerah (APBD)?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

- Apakah transparasi kebijakan public akan berpengaruh terhadap
hubungan antara pengetahuan dewan tentang

anggaran dengan

pengawasan keuangan daerah (APBD)?
- Apakah

pengetahuan

dewan

tentang

anggaran,

Partisipasi

masyarakat dan transparasi kebijakan publik, secara bersamaan
berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah
(APBD)?
c.

Hipotesis
- Partisipasi

penyusunan

anggaran

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap kinerja manajerial.
- Komitmen organisasi mempengaruhi hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
- Interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
d.

Kesimpulan
- Hasil analisis regresi terhadap hipotesis pertama dapat dilihat
bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran tidak berpengaruh
terhadap pengawasan keuangan daerah.
- Hasil analisis regresi moderating interaksi terhadap hipotesis kedua
dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap
hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan keuangan daerah yang diujikan dengan menggunakan
analisis regresi moderating residual tidak teruji kebenarannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

- Bahwa

transparasi

kebijakan

public

berpengaruh

terhadap

hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan keuangan tidak teruji kebenarannya.
- Bahwa seluruh variabel independen, pengetahuan anggaran,
partisipasi masyarakat, transparasi kebijakan publik tidak berpengauh
terhadap pengawasan APBD.

2.2

Kajian Teori

2.2.1 Komitmen Organisasi
2.2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh
manajer yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi
kerja yang dimilikinya.
Menurut Darlish (2002:90) komitmen organisasi adalah dorongan dari
dalam manajer untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan suatu
organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.
Sweeney dan Mc Farlin (2002:59) mengatakan manajer yang menyukai
pekerjaannya belum tentu mempunyai komitmen pada perusahaan itu. Komitmen
yang rendah umumnya menyebabkan perputaran manajer. Menurut Yuwono
(1999:38) sebagai kesesuaian dengan tujuan organisasi dan kemauan berusaha
keras untuk kepentingan organisasional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan
yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu,
sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang
merekrut individu tersebut.
Menurut Fred Luthan, komitmen organisasi didefinisikan sebagai :
1.

keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

2.

keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan

3.

keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan
pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan
Menurut Ekawati (2001:29) adalah sebagai identifikasi dan keterlibatan

manajer terhadap organisasi, yang akan ditunjukkan oleh manajer terhadap
organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi maka makin dekat identifikasi
diri manajer dengan organisasi tersebut.
Manajer dengan komitmen emosi yang kuat tetap tinggal di organisasi
karena mereka memang menginginkan hal itu, mereka dengan komitmen
berkelanjutan yang kuat tetap tinggal karena mereka membutuhkan itu, dan
mereka dengan komitmen normatif yang kuat tetap tinggal karena merasa bahwa
mereka harus melakukan hal tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Seorang manajer dapat tidak puas dengan pekerjaan tertentu dan
menganggapnya sebagai kondisi sementara, tapi tak puas dengan organisasi
adalah sebagai suatu keseluruhan. Tetapi bila ketidakpuasan menjalar ke
organisasi itu, lebih besar kemungkinan manajer akan mempertimbangkannya
untuk minta berhenti, Robbins (1998:141).
Dari paparan diatas nampak bahwa komitmen organisasi bukan hanya
kesetiaan pada organisasi, tetapi suatu proses yang berjalan dimana manajer
mengekspresikan kepedulian mereka terhadap organisasi dan prestasi kerja yang
tinggi. Komitmen organisasi sebagai suatu sikap manajer, bagaimanapun juga
akan menentukan perilakunya sebagai perwujudan dari sikap.

2.2.1.2 Konsekuensi-Konsekuensi dari Komitmen Organisasi
Seseorang

yang

merasakan

komitmen

yang

mendalam

terhadap

organisasinya akan menunjukkan perilaku yang berbeda dengan mereka yang
tidak merasakan komitmen. Komitmen organisasi sangat berpengaruh pada
beberapa aspek penting dari perilaku kerja. Perilaku kerja yang dimaksud disini
salah satunya adalah turnover, absensi, dan keterlambatan.
Greenberg dan Baron (1997: 193) mengatakan bahwa "komitmen
organisasional yang rendah mempunyai konsekuensi personal negative’.
Dikatakan bahwa manager yang benar-benar memiliki keterikatan dengan
organisasi dapat menikmati kesuksesan karier dan kesenangan dalam kehidupan
di luar dunia kerja. Lebih lanjut diungkapkan bahwa bekerja adalah bagian
penting dalam kehidupan seseorang, jadi sangat masuk akal bahwa merasa tidak
berkomitmen pada organisasi akan memperbesar atau menambah rasa ketidak
puasan seseorang dalam kehidupan secara umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Menurut Nouri & Parker (1996) seperti yang dikutip oleh Rahman (2002),
dalam penelitiannya menyebutkan di dalam anggaran partisipasi, tingkatan
komitmen organisasi seseorang

mempengaruhi keinginan mereka untuk

menciptakan senjangan anggaran.

2.2.1.3 Meningkatkan Komitmen Manajer pada Organisasi
Komitmen dari manajer sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk
membantu organisasi mencapai tujuannya dan meraih kesuksesan. Organisasi
tidak dapat mengharapkan sesuatu dari manajer yang memiliki komitmen rendah.
Greenberg dan Baron (1997: 193) menyarankan agar pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh manajer lebih diperkaya (job enrichment). Manajer cederung
berkomitmen tinggi pada organisasi apabila manajer mempunyai kesempatan
untuk memegang kendali terhadap cara manajer menjalankan pekerjaan dan
mendapat pengakuan atas kontribusi yang top manajer berikan. Untuk mencapai
komitmen tinggi sebuah pekerjaan tidak hanya mencakup banyaknya variasi
tugas, adanya umpan balik, identitas tugas, tapi juga otonomi dalam menjalankan
pekerjaan.
Cara lain untuk meningkatkan komitmen adalah dengan menggabungkan
kepentingan manajer dan kepentingan perusahaan atau organisasi. Manajer akan
tetap berkomitmen bekerja dalam organisasi ketika manajer dan organisasi
mempunyai kepentingan yang sama, yakni apa yang menguntungkan satu pihak
juga akan menguntungkan bagi pihak lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.2 Anggaran
2.2.2.1 Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan implementasi dari rencana yang telah ditetapkan
perusahaan/ Organisasi. Anggaran juga merupakan proses pengendalian
manajemen yang melibatkan komunikasi dan interaksi formal di kalangan para
top manajer dan manajer tingkat bawah merupakan pengendalian manajemen atas
operasional perusahaan pada tahun berjalan. Program atau strategic plan yang
telah

disetujui

pada

tahap

sebelumnya,

merupakan titik

awal

dalam

mempersiapkan anggaran. Anggaran menunjukkan jabaran dari program dengan
menggunakan informasi terkini.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2002), anggaran merupakan alat
yang utama dalam perencanaan jangka pendek yang efektif dan pengendalian
dalam organisasi. Sebuah anggaran operasi biasanya dalam satu tahun dan
menyatakan rencana pendapatan biaya untuk tahun yang bersangkutan. Anggaran
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit perusahaan.
2. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin
didukung dengan jumlah non-moneter (contoh : unit yang terjual atau
diproduksi).
3. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.
4. Merupakan

perjanjian

manajemen,

bahwa

manajer

setuju

bertanggungjawab untuk pencapaian tujuan suatu anggaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

15

5. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
pembuat anggaran.
6. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
7. Secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran
dan perbedaannya dianalisis dan dijelaskan.
Menurut Garrison & Noreen (2000) anggaran adalah rencana rinci tentang
perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk
suatu periode tertentu.
Adisaputro dan Asri (1995), memberikan definisi anggaran yang banyak
dipakai adalah sebagai berikut: “Suatu pendekatan yang formal dan sistematis
daripada pelaksanaan tanggungjawab manajemen di dalam perencanaan,
koordinasi dan pengawasan “.
Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran harus disusun
dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya bahwa anggaran disusun
dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
3. Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggungjawab untuk
mengambil keputusan. Sehingga anggaran merupakan suatu hasil pengambil
keputusan yang berdasarkan beberapa asumsi tertentu.
4. Bahwa keputusan yang diambil manajer tersebut merupakan fungsi
manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Di dalam menyusun suatu anggaran perusahaan/ organisasi maka perlu
diperhatikan beberapa syarat yakni bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes
dan kontinyu. Realistis artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan
keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinyu merupakan suatu usaha
yang insidentil.

2.2.2.2 Manfaat dan Tujuan Anggaran
Menurut Garrison & Noreen (2000) manfaat dari program penganggaran
adalah sebagai berikut :
1. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui
organisasi.
2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa
depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan terlalu banyak
manajer yang harus mengahabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai
masalah darurat.
3. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai
bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin.
4. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya kemandegan potensial
sebelum terjadinya.
5. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara
mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

memastikan agar setiap individu dalam organisasi mengarah pada sasaran
yang sama.
6. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai
benchmark (tolak ukur) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.
Menurut Anthony & Govindarajan (2002) persiapan pelaksanaan anggaran
mempunyai 4 prinsip tujuan:
1. Untuk menyesuaikan perencanaan stratejik.
2. Untuk membantu mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian dari
organisasi.
3. Untuk memberikan tanggung jawab kepada manajer, guna mengotorisasi
jumlah yang dapat mereka gunakan, dan dapat memberitahukan mereka hasil
yang diharapkan.
4. Untuk mencapai kerja sama yang merupakan dasar untuk mengevaluasi
kinerja aktual dari manajer.
Menurut Helkamp (1990: 345) penyusunan dan penerapan anggaran
dalam suatu periode kegiatan organisasi memberikan manfaat yaitu :
1. Planning, anggaran mendorong manajemen untuk merencanakan dan
mengantisipasi masa yang akan datang.
2. Organizing, anggaran membantu untuk (1) menetapkan sumber daya
ekonomi dalam bentuk keuangan, dan (2) membuat manajer menyadari
keterbatasan sumber-sumber daya tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

3. Controlling, anggaran menyediakan manajer, target prestasi yang realitis
dengan jalan membandingkan hasil yang sebenarnya terjadi dengan yang
telah ditetapkan.
4. Coordinating, anggaran dapat mengkoordinasikan berbagai lapisan
organisasi dan membuat setiap manajer menyadari bagaimana aktivitas yang
berbeda dapat melengkapi satu sama lain.
5. Communication, anggaran dapat menjadi alat komunikasi bagi berbagai
manajer yang digunakan untuk : (1) tukar menukar informasi yang berkenaan
dengan tugas, ide, sasaran dan (2) berinteraksi dan mengembangkan
kesadaran bagaimana sumbangan setiap aktivitas mereka ke perusahaan
secara keseluruhan.
6. Motivasi, anggaran merupakan motivasi manajerial dalam bentuk tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manfaat seperti yang telah dijelaskan diatas, Copelend (1993) dalam
Indriani dijelaskan pada tujuan suatu anggaran dibuat sebagai alat, anggaran
menyediakan suatu pedoman yang berhubungan dengan kegiatan dan sebagai
dasar dalam mengevaluasi hasil aktual. Tujuan utama penyusunan anggaran
tersebut (1) pernyataan harapan yang eksplisit (explicit satatemen of epectation),
(2) komunikasi (communication), (3) koordinasi (coordination), (4) sebagai suatu
kerangka harapan dalam mempertimbangkan prestasi (epectation as a trame work
performance).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.2.3 Partisipasi Anggaran
Milam (1975) dalam Marsudi dan Ghozali (2001) menyatakan bahwa
partisipasi anggaran merupakan tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan
individu dalam proses perancangan anggaran. Dengan menyusun anggaran secara
partisipatif diharapkan kinerja manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa ketika tujuan dan standar yang dirancang disetujui, maka
manajer akan menginternalisasikan tujuan dan standar yang ditetapkan, dan
manajer juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena
merasa ikut serta dalam penyusunannya.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan memungkinkan bagi para
manajer

untuk

melakukan

negosiasi

dengan

atasan

mereka

mengenai

kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai. Dengan partisipasi akan terjadi
mekanisme pertukaran informasi, pertukaran informasi membuat masing-masing
manajer akan memperoleh informasi tentang pekerjaannya. Informasi ini
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan mereka
lakukan, dengan demikian diharapkan kinerja akan meningkat (Brownell dan
McInnes, 1986) dalam Marsudi dan Ghozali (2001).
Pendukung partisipasi anggaran menyatakan bahwa meningkatnya rasa
tanggung jawab serta tantangan merupakan proses pemenuhan insentif non
moneter yang pada akhirnya menjadi tingkat kinerja semakin tinggi. Mereka
menyatakan bahwa individu yang terlibat pada penetapan standar mereka sendiri
akan bekerja lebih keras untuk mendapati standar itu. Selain memberikan
keuntungan pada keseluruhan proses perencanaan karena, keterlibatan individu
yang memiliki pengetahuan tentang kondisi lokal (Hansen. Mowen, 1997: 372).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Partisipasi anggaran dinilai dapat mengurangi senjangan anggaran apabila
bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan
sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat, meskipun tidak menutup
kemungkinan bahwa semakin besar partisipasi anggaran dari para manajer akan
dapat meningkatkan senjangan anggaran.
Keterlibatan (partisipasi) berbagai pihak dalam membuat keputusan dapat
terjadi dalam penyusunan anggaran. Dengan menyusun anggaran secara
partisipatif diharapkan kinerja para manajer di bawahnya akan meningkat. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang
secara partisipatif disetujui, maka manajer akan bersungguh-sungguh dalam
tujuan atau standar yang ditetapkan, dan manajer juga memiliki rasa tanggung
jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya
(Darlis, 2002). Kesungguhan dalam mencapai tujuan organisasi oleh para manajer
akan meningkatkan efektivitas organisasi, karena memiliki konflik potensial
antara tujuan manajer dengan tujuan organisasi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan (Rahayu, 1997).
Partisipasi anggaran terutama dilakukan oleh manajer tingkat menengah
yang memegang pusat-pusat pertanggungjawaban dengan menekankan pada
keikutsertaan mereka dalam proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran
yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan dilibatkannya manager dalam
penyusunan anggaran, akan menambah informasi bagi atasan mengenai
lingkungan yang sedang dan yang akan dihadapi serta membantu menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan anggaran (Darlis, 2002).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Di samping itu, partisipasi dapat mengurangi tekanan dan kegelisahan para
bawahan, karena mereka dapat mengetahui suatu tujuan yang relevan, dapat
diterima dan dapat dicapai. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan
suatu cara efektif untuk menciptakan keselarasan tujuan setiap pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan organisasi secara umum (Onsi, 1973). (Darlis,
2002) juga berpendapat bahwa partisipasi akan mengarah pada komunikasi yang
positif, karena dengan partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi.
Selain, itu masing-masing informasi tentang rencana kerja mereka.
Berdasarkan pendapat Hilton (2002: 397) dan Atkinson (1997: 439)
senjangan anggaran dapat terjadi dengan adanya keterlibatan para bawahan dalam
penyusunan anggaran. Dengan adanya partisipasi manajer bawahan, memberikan
peluang bagi manajer bawahan tersebut untuk memanipulasi anggaran-anggaran
mereka.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dapat
meningkatkan kualitas anggaran yang dibuat dan berdampak positif terhadap
kinerja manajer dalam menyumbangkan masukan dalam penyusunan anggaran.
Meskipun partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki berbagai keunggulan,
namun ada juga peneliti yang menemukan permasalahan yang ditimbulkan dari
partisipasi anggaran.

2.2.2.4 Senjangan Anggaran
Menurut Hilton (2002: 397) senjangan anggaran didefinisikan sebagai
suatu perbedaan antara pendapatan atau biaya yang diproyeksikan manajer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

bawahan dalam anggaran dengan perhitungan sebenarnya dari pendapatan atau
biaya tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (1997:374) senjangan anggaran timbul bila
manajer sengaja menetapkan terlalu rendah pendapatan atau menetapkan terlalu
besar biaya. Pencapaian slack dimaksudkan untuk mengantisipasi ketidakpastian
masa depan, khususnya dalam perusahaan yang memperlakukan anggaran sebagai
suatu komitmen manajer kepada perusahaan dan menggunakan anggaran sebagai
alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen.
Hilton mengemukakan bahwa ada dua alasan yang mendasari terjadinya
senjangan anggaran:
1. Manajer seringkali merasa bahwa kinerja mereka seringkali akan terlihat
lebih baik di mata top manajer apabila mereka dapat memenuhi anggaran.
2. Senjangan anggaran seringkali digunakan untuk mengatasi ketidakpastian.
Proyeksi biaya-biaya dalam anggaran seringkali dipotong pada saat proses
alokasi sumber daya, sehingga sebelum proyeksi biaya pada anggaran tersebut
dipotong maka manajer terlebih dahulu telah melakukan padding the budget.
Sedangkan atasan selalu merasa bahwa karyawan telah menaikkan proyeksi biaya
sebelumnya, sehingga nantinya proyeksi biaya tersebut biasa dipotong. Budgetary
slack diukur dengan 6 butir kuesioner yang dikembangkan dan dimodifikasi dari
peneliti Dunk (1992) dalam Henrika dan Mandismo (2002: 106) adalah sebagai
berikut:
1. Standar yang ditetapkan dalam anggaran mempengaruhi produktivitas
tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2. Anggaran yang ditetapkan dapat dicapai dengan mudah.
3. Harus hati-hati dalam memantau biaya-biaya karena adanya batasan dalam
anggaran.
4. Pengaturan pembelanjaan tidak diutamakan.
5. Target anggaran tidak menjadi yang utama dalam membuktikan efìsiensi.
6. Target anggaran dalam perusahaan tidak mudah dicapai.

2.2.2.5 Masalah Potensial Partisipasi Anggaran
Penganggaran partisipasi memiliki tiga masalah potensial (Hansen.
Mowen, 1997:373) antara lain:
1. Penerapan standar yang dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah
2. Masukan slack dalam anggaran
3. Partisipasi semu
Partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi para manajer untuk ikut
menyusun anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran
dikomunikasikan

kepada

para

manajer,

yang

kemudian

membantu

mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam
partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan secara umum,
bukan pada setiap jenis anggaran.
Partisipasi anggaran memberikan rasa tanggung jawab kepada para top
manajer dan manajer lower yang mendorong timbulnya kreatifitas. Karena para
top manajer dan lower manajer yang menciptakan anggaran, maka besar
kemungkinan tujuan anggaran merupakan tujuan top manajer dan lower manajer
tersebut sehingga menyebabkan semakin tingginya kemungkinan terjadinya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

pembiasan tujuan anggaran. Pendukung partisipasi anggaran menyatakan bahwa
meningkatnya rasa tanggung jawab serta tantangan merupakan proses pemenuhan
insentif non moneter, yang pada akhirnya menjadikan tingkat kinerjanya semakin
tinggi. Mereka menyatakan bahwa yang terlibat dalam penetapan standar mereka
sendiri (manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat
bawah) akan bekerja lebih keras untuk mencapai standar tersebut. Selain
memberikan

keuntungan

pada

keseluruhan

proses

perencanaan

karena

keterlibatannya memiliki pengetahuan tentang kondisi lokal (Hansen. Mowen,
1997:373).
Menurut Atkinson (1997: 439) partisipasi memberikan para manajer
bawahan untuk memanipulasi anggaran-anggaran mereka yang mungkin tidak
selalu merupakan perhitungan terbaik bagi organisasi. Para manajer bawahan
dapat meminta sumber-sumber daya lebih diatas dan diluar daripada apa yang
mereka butuhkan untuk mencapai sasaran-sasaran anggaran mereka. Akibatnya
terjadi kesalahan dan kelebihan pengalokasian sumber-sumber daya bagi
organisasi secara keseluruhan. Resiko lainnya adalah bahwa para manajer
bawahan akan memanipulasi informasi yang menyatakan bahwa sebenarnya
mereka tidak bekerja seefektif dan seefisien seperti yang mereka perlihatkan,
dengan tujuan agar kinerja mereka dapat diterima oleh atasan mereka. Para
manajer bawahan mungkin menginginkan beberapa pengamanaan dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka. Karena kenyataannya terdapat perubahanperuhahan yang tidak terduga didalam lingkungan kerja mereka yang sangat
mempengaruhi sumber daya yang mereka butuhkan dan dapat melemahkan
kemampuan mereka untuk mencapai anggaran. Jika para manajer bawahan
berhasil dalam jenis penawaran ini, mereka akan mendapatkan kemudahan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

mencapai atau melampaui sasaran-sasaran anggaran mereka. Kerugian lainnya
yang diderita organisasi yaitu tidak adanya informasi-informasi yang akurat yang
tersedia untuk menentukan kegiatan-kegiatan organisasi. Karena kebanyakan
informasi-informasi tersebut telah dimanipulasi sedemikian rupa. Akibat dari
kedua tindakan tersebut, seperti meminta sumber daya yang berlebihan dan
memanipulasi informasi, akan mengarahkan pada terciptanya senjangan anggaran.

2.2.2.6 Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Senjangan Anggaran
Keterlibatan (partisipasi) berbagai pihak dalam membuat keputusan dapat
terjadi dalam penyusunan anggaran. Dengan menyusun anggaran secara
partisipatif diharapkan kinerja para manajer di bawahnya akan meningkat. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang
secara partisipatif disetujui, maka pegawai akan bersungguh-sungguh dalam
tujuan atau standar yang ditetapkan, dan manajer juga memiliki rasa tanggung
jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya
(Darlis, 2002).
Dengan dilibatkannya manajer dalam penyusunan anggaran, akan
menambah informasi bagi top manajer mengenai lingkungan yang sedang dan
yang akan dihadapi serta membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan anggaran (Darlis, 2002).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran
diperlukan oleh perusahaan dengan harapan kinerja para manajer di bawahnya
akan meningkat, selain itu juga diharapkan para manajer dapat memiliki rasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

tanggung jawab pribadi untuk mencapai target anggaran karena mereka ikut serta
terlibat dalam penyusunannya.
Kerugian lainnya yang diderita organisasi dengan adanya partisipasi
anggaran adalah tidak adanya informasi-informasi yang akurat yang tersedia
untuk menentukan kegiatan-kegiatan organisasi. Karena kebanyakan informasiinformasi tersebut telah dimanipulasi sedemikian rupa. Akibat dari kedua tindakan
tersebut, seperti meminta sumber daya yang berlebihan dan memanipulasi
informasi, akan mengarahkan pada terciptanya senjangan anggaran.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat di atas maka dapat dibuat suatu
kesimpulan bahwa partisipasi anggaran mempunyai pengaruh terhadap senjangan
anggaran.

2.2.2.7 Pengaruh Komitmen Organisasi ter hadap Hubungan Partisipasi
Anggaran Dengan Senjangan Anggaran
Wiener (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari
dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan
organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi
dibandingkan kepentingannya sendiri. Bagi individu dengan komitmen organisasi
tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting, sebaliknya, bagi
individu dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang
rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi
kepentingan pribadi.
Komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu akan menyebabkan
individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

kepentingan organisasi serta akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha
berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Komitmen organisasi yang
tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha
menjadikan organisasi kearah yang lebih baik dan kemungkinan terjadinya
senjangan anggaran dapat dihindari.
Berkaitan dengan penelitian komitmen, Nouri dan Parker (1996)
berpendapat bahwa naik atau turunnya senjangan anggar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.Pismatex).

0 2 8

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA RSU DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA RSU DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 7

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating pada PT. KAI Bandung.

2 6 23

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. CITRA YASINDO SETIA.

0 1 76

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. CITRA YASINDO SETIA

0 0 21