PEMBINGKAIAN BERITA RENCANA KONSER LADY GAGA DI JAKARTA (Analisis Framing Pemberitaan Rencana Konser Lady Gaga di Jakarta pada Harian Jawa Pos dan Harian Surya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012).

PEMBINGKAIAN BERITA RENCANA KONSER LADY GAGA DI J AKARTA
(Analisis Framing Pember itaan Rencana Konser Lady Gaga di J akarta pada Harian J awa
Pos dan Harian Surya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana
pada FISIP UPN “Veteran “ J awa Timur

Oleh :
PANJ I AMANATULLAH
NPM. 0843010008

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PEMBINGKAIAN BERITA RENCANA KONSER LADY GAGA DI J AKARTA
(Analisis Framing Pemberitaan Rencana Konser Lady Gaga di J akarta Pada
Harian J awa Pos dan Harian Surya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012)

Oleh :
PANJ I AMANATULLAH
NPM. 0843010008
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi J urusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” J awa Timur pada tanggal 13 Desember 2012

TIM PENGUJ I
1. Ketua

PEMBIMBING UTAMA

Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19620323 199309 2001


Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001

2. Sekretaris

Dra. Diana Amalia, M.Si
NIP. 1963097 199103 2001
3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMBINGKAIAN BERITA RENCANA KONSER LADY GAGA DI J AKARTA
(Analisis Framing Pemberitaan Rencana Konser Lady Gaga di J akarta Pada Harian
J awa Pos dan Harian Surya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012)

Disusun Oleh :

PANJ I AMANATULLAH
NPM : 0843010008
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580801 198402 1001

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 1 98302 2001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena dengan
limpahan rahmat, karunia serta anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “ Pembingkaian Berita Rencana Konser Lady Gaga Di Jakarta
( Analisis Framing Pemberitaan Rencana Konser Lady Gaga di Jakarta Pada Harian
Jawa Pos dan Harian Surya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012 )” dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, diantaranya :
1.


Dra. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
UPN “Veteran” Jatim.

2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jatim.

3.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.

4.

Drs. Kusnarto, M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan dorongan semangat demi terselesaikannya penyusunan skripsi
ini.


5.

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Selaku Dosen Wali Penulis.

6.

Dosen - dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang senantiasa memberikan
ilmunya yang bermanfaat.

7.

Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua dan my sister Dewi
Kukilo, atas segala pengorbanan baik moril maupun materi, cucuran air mata
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan doa-doa yang beliau panjatkan siang dan malam demi kelancaran dan
keteguhan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8.

Mybest Friend Yanuar Putut Widjanarko yang selama ini selalu menemani
langkah dan memotivasi penulis dalam segala hal “Because of you…I’m not
alone.”

9.

Teman- teman kuliah mas Andi, Yudha, Yovie, Dedi, Irfan, Adit, Ria duma,
Angel, Lisa, Arum, dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu, terima kasih atas dukungannya.

10.

Seluruh teman – teman UPN Televisi yang telah menjadi inspirasi serta
motivasi besar bagi penulis dalam menempuh strata pendidikan di UPN
“Veteran” Jawa Timur.

11.


Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan
bagi berbagai pihak, khususnya teman-teman di jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, Oktober 2012
Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL........................................................................................


i

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

ii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ....

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

viii

DAFTAR TABEL.................................................................................. ........


IX

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

X

ABSTRAKSI...................................................................................................

X1

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1


Latar Belakang Masalah...................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ........................................................

10

1.3

Tujuan Penelitian .............................................................

11

1.4

Kegunaan Penelitian .......................................................

11

KAJ IAN PUSTAKA..................................................................

13

2.1

13

Landasan Teori…………………………………………..

2.1.1 Media Massa dan Konstruksi Realitas .............................

13

2.1.2 Ideologi Media Secara Umum.........................................

14

2.1.3 Ideologi Jawa Pos dan Harian Surya...............................

16

2.1.4 Model Hierarchy of Influence............................. ............

17

2.1.5 Produksi Berita.................................................................

20

2.1.6 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas.........................

27

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

2.1.7 Analisis Framing................................................................

28

2.1.8 Proses Framing....................................................................

31

2.1.9 Perangkat Framing Robert N Entman ................................ .

32

2.2 Kerangka Berpikir.................................................................... .

35

METODE PENELITIAN.......................................................... .....

37

3.1 Definisi Operasioal....................................................................

37

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian...................................................

38

3.3 Unit Analisis...............................................................................

38

3.4 Populasi dan Korpus.................................................................. .

39

3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................

42

3.6 Teks Analisis Data.....................................................................

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................

46

4.1.1 Gambaran Umum Surat Kabar Harian Jawa Pos.................

46

4.1.2 Gambaran Umum Surat Kabar Harian Surya......................

49

4.1.2.1 Sejarah Perkembangan Surat Kabar Harian Surya..........

49

4.1.2.2 Lokasi Perusahaan...........................................................

55

4.1.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................

56

4.1.2.4 Bagan Struktur Organisasi PT.Antar Surya Jaya.............

57

4.1.2.5 Tugas dan Tanggung Jawab............................................

59

4.1.2.6 Disiplin Kerja Karyawan..................................................

66

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

4.2 Analisis Isu pada Harian Jawa Pos dan Harian Surya..................

68

4.2.1 Frame Jawa Pos.....................................................................

69

4.2.1.1 Berita Jawa Pos Tanggal 28 Mei 2012.............................

70

4.2.1.2 Main Frame Jawa Pos.......................................................

73

4.2.2 Frame Harian Surya...............................................................

76

4.2.2.1 Berita Harian Surya Tanggal 28 Mei 2012........................

76

4.2.2.2 Main Frame Harian Surya..................................................

79

4.2.3 Perbandingan Frame Jawa Pos dan Harian Surya..................

82

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................................

85

5.2 Saran..................................................................................................

87

DAFTAR PUSTAKA

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ”Hierarchy of Influenca” Shoemaker dan Reese.........

18

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.......................................................

36

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Framing Robet N. Entman..................................................

33

Tabel Struktur / Bagan PT. Antar Surya Jaya (Harian Surya)..........................

58

Tabel 4.1 Deskripsi Ringkas Berita ”Konser Gaga Akhirnya Gagal..............

70

Tabel 4.2 Frame Berita ”Konser Gaga Akhirnya Gagal.................................

72

Tabel 4.3 Frame Jawa Pos..............................................................................

75

Tabel 4.4 Deskripsi Ringkas Berita ”Little Monster Bertangisan”...............

76

Tabel 4.5 Frame Berita ”Little Monster Bertangisan”..................................

78

Tabel 4.6 Frame Harian Surya.......................................................................

81

Tabel 4.7 Perbandingan Frame Jawa Pos dan Harian Surya.........................

82

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Jawa Pos, Selasa 22 Mei 2012 “Konser Gaga Jalan Terus”
Lampiran 2 Berita Jawa Pos, Rabu 23 Mei 2012 “Menag Menolak Kapolri Ragu”
Lampiran 3 Berita Jawa Pos, Senin 28 Mei 2012 “Konser Gaga Akhirnya Gagal”
Lampiran 4 Berita Harian Surya, Selasa 22 Mei 2012 “Pro dan Kontra”
Lampiran 5 Berita Harian Surya, Rabu 23 Mei 2012 “Lady Gaga Membuka Suara”
Lampiran 6 Berita Harian Surya, Senin 28 Mei 2012 “Little Monster Bertangisan”

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
PANJ I AMANATULLAH, framing PLAN NEWS CONCERT LADY GAGA IN
J AKARTA
(Framing Analysis Plan Coverage Lady Gaga concert in J akar ta J awa Pos Daily Edition
and the Daily Sun 22 May to 28 May 2012)
This research background by the news about the plans of Lady Gaga concert in
J akar ta, is reaping the pros and cons in society and mass organizations. Lady Gaga
assessed often displays actions er otic stage. Lady Gaga is considered an icon of
pornography and cultural liberalism.
In this study, I will descr ibe how the news media in framing the plan of Lady Gaga
concert in J akar ta through the pr otrusion and suppr ession issue. News writing covers how
to reporter s in establishing the facts, tell the facts, write and give emphasis to the fact. The
author will analyze the news about Lady Gaga concert plans in J akarta on J ava Daily Post
and Daily Sun, using fr aming analysis of Robert N Entman.
The method used is the analysis of fr aming, which is to deter mine the attitudes and
perspectives of a trend in the way the media message. In the model of Rober t N Entman use
in analyzing framing four ways, namely: Define Problems, Diagnoses causes, Make Moral
judgment, and Treatment Recommendation. The corpus of this research is the news about
the planned concer t in J akar ta on Lady Gaga Daily newspaper J awa Pos and Surya
newspaper edition 22 May to 28 May 2012.
The r esults of the analysis researchers can know that J awa Pos Daily news about
plans to form construction Lady Gaga concert in J akarta in the fr aming of the point of
view of Lady Gaga's fans were disappointed with the cancellation of the concer t. Daily
news of Surya for med construction plans Lady Gaga concer t in J akarta in fr aming fr om
the standpoint of FPI grateful concert cancellation. J awa Pos Daily news raised about the
pr os and cons fr om people who refuse enfor cement of the concer t. Daily news about Surya
lift Lady Gaga's management decided to cancel the concert. J awa Pos Daily descr ibes the
Religious Affair s Ministry objected if the concer t go ahead. Daily Sun explained the
Minister of Religious Affairs welcomed the management's decision to cancel the Lady Gaga
concert. J awa Pos Daily stressed the settlement, the management of Lady Gaga apologized
to fans for canceling a concer t and the Daily Sun will emphasize completion of the
pr omoter s refund tickets purchased the audience 100%
Keywords : news, framing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
PANJ I AMANATULLAH, PEMBINGKAIAN BERITA RENCANA KONSER
LADY GAGA DI J AKARTA
(Analisis Fr aming Pember itaan Rencana Konser Lady Gaga di J akar ta Pada
Harian J awa Pos dan Har ian Sur ya Edisi 22 Mei – 28 Mei 2012)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemberitaan tentang r encana konser
Lady Gaga di J akar ta, yang menuai pro dan kontra di lapisan masyarakat dan
organisasi massa. Lady Gaga dinilai kerap menampilkan aksi-aksi panggung
yang er otis. Lady Gaga dianggap sebagai ikon por nografi dan liberalisme
budaya.
Pada penelitian ini akan dijelaskan bagaimana cara media dalam
membingkai ber ita tentang rencana konser Lady Gaga di J akar ta melalui
penonjolan maupun penekanan issue. Penulisan ber ita meliputi bagaimana cara
wartawan dalam menyusun fakta, menceritakan fakta, menulis dan member i
penekanan pada fakta. Penulis akan menganalisis ber ita tentang r encana konser
Lady Gaga di J akarta di Har ian J awa Pos dan Harian Surya, dengan
menggunakan analisis framing dar i Rober t N Entman.
Metode yang digunakan adalah analisis framing, yaitu untuk mengetahui
kecenderungan sikap dan perspektif suatu media dalam cara pember itaannya.
Pada model Rober t N Entman menggunakan empat cara dalam menganalisis
framing, yaitu : Define Problems, Diagnoses causes, Make Moral judgement, dan
Treatment Recommendation. Korpus dalam penelitian ini adalah ber ita-berita
tentang rencana konser Lady Gaga di J akarta pada sur at kabar Har ian J awa
Pos dan Harian Surya edisi 22 Mei – 28 Mei 2012.
Hasil analisis peneliti dapat diketahui bahwa Harian J awa Pos
membentuk konstr uksi ber ita tentang rencana konser Lady Gaga di J akarta di
framing dari sudut pandang fans Lady Gaga kecewa dengan pembatalan
konser . Harian Sur ya membentuk konstr uksi ber ita tentang rencana konser
Lady Gaga di J akarta di framing dari sudut pandang FPI bersyukur dengan
pembatalan konser. Har ian J awa Pos mengangkat ber ita tentang pro dan
kontra dar i masyarakat yang menolak pelaksanaan konser. Harian Sur ya
mengangkat berita mengenai pihak manajemen Lady Gaga yang memutuskan
membatalkan konser . Harian J awa Pos menjelaskan Kementerian Agama
merasa keberatan jika konser tetap dilaksanakan. Harian Sur ya menjelaskan
Menteri Agama menyambut baik keputusan manajemen Lady Gaga
membatalkan konser nya. Harian J awa Pos menekankan penyelesaian,
manajemen Lady Gaga minta maaf kepada penggemarnya atas pembatalan
konser dan Har ian Surya menekankan penyelesaian pihak promotor akan
mengembalikan uang tiket ya ng dibeli penonton 100 %
Kata Kunci : berita, framing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan media massa saat ini mengalami perkembangan yang pesat,
seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi. Penyebaran informasi yang
penting bagi kesejahteraan masyarakat tidak lepas dari perhatian media massa karena
media massa sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang syarat dengan
kepentingan, konflik dan fakta yang kompleks serta beragam.
Media menyajikan peristiwa-peristiwa dari berbagai belahan dunia kepada
belahan dunia lainnya. Pandangan dunia adalah bingkai (framing) yang dibuat untuk
gambaran tentang kejadian - kejadian yang terjadi di dunia dan diberi makna dalam
bingkai tersebut. Tanpa bingkai, kejadian - kejadian akan tampak kacau balau dan
membingungkan. Bingkai adalah “skenario” yang ditulis wartawan untuk meletakan
setiap peristiwa dalam alur cerita yang runtut dan kronologis. Namun skenario yang
dibuat oleh wartawan pun syarat dengan kepentingan pribadi, dan kepentingan –
kepentingan tersebut mempengaruhi bagaimana mereka memandang dunia. (Sobur,
2006 : vi)
Antara media cetak satu dengan media cetak yang lain terdapat perbedaan
dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu realita. Para jurnalis selalu
menyatakan dirinya telah bertindak secara obyektif, seimbang dan tidak berpihak
pada kepentingan apapun kecuali rasa solidaritas atas hak khalayak (masyarakat)
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

untuk mengetahui kebenaran. Meskipun sikap independen dan obyektif dijadikan
patokan setiap jurnalis, namun pada kenyataannya masih sering dijumpai suguhan
berita yang berbeda atas suatu peristiwa. Ada media yang menonjolkan aspek
tertentu, di lain pihak ada media yang memelintir atau menutupi aspek tertentu. Hal
tersebut menunjukan bahwa dibalik jubah kebesaran independensi dan obyektifitas,
seorang jurnalis menyimpan paradoks, tragedi bahkan ironi, (Eriyanto, 2004:v). Hal
ini berarti di satu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat
legitimasi dan kontrol atas wacana publik. Namun di sisi lain, media juga dapat
menjadi alat ukur untuk membangun kultur dan ideologi tandingan.
Berita yang dibangun berdasarkan realitas, tidak langsung ditampilkan apa
adanya, melainkan sebuah rekonstruksi fakta sosial. Konstruksi sebuah realitas berisi
kesepakatan pemahaman, komunikatif intersubjektif, andil sejumlah pihak, serta
pengalaman bersama terhadap makna, norma, pesan, dan aturan. (Siahaan, 2001:74)
Dalam proses konstruksi realitas, terdapat unsur utama yakni bahasa. Bahasa
merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Ia merupakan alat narasi
atau konseptualisasi. Keseluruhan isi media jika dicermati menggunakan bahasa, baik
verbal (kata-kata tertulis) maupun non verbal (gambar, foto, grafik, angka, atau
tabel). Terdapat berbagai cara media massa mempengaruhi bahasa dan makna,
mengembangkan kata – kata baru beserta makna asosiatifnya, memperluas makna
dari istilah – istilah yang ada, mengganti makna lama sebuah istilah dengan makna
baru, memantapkan konveksi makna yang telah ada dalam suatu sistem bahasa.
(Hamad, 2004:12).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksi realitas. Isi media
adalah hasil dari para pekerja media mengkonstruksi berbagai realitas yang
dipilihnya. Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan
berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Media dalam
hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, terutama karena
anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. (Sobur. 2001:30)
Ketika kebebasan pers marak belakangan ini sejak era reformasi, banyak
media cetak lebih mengutamakan berita yang cenderung berbau sensasional. Masalah
obyektifitas pemberitaan pun menjadi perdebatan klasik dalam studi media. Salah
satu perdebatan yang mewakili dua pandangan pro dan kontra obyektif adalah John
C. Merril dan Everette E. Denis (Siahaan, 2001:60-61).
Masing – masing institusi media tentunya memiliki ideologi serta visi dan
misi tersendiri. Ideologi tersebut akan mempengaruhi kebijakan redaksional media.
Seorang wartawan yang bekerja di suatu media dengan kebijakan redaksional
tertentu, tentunya akan mencari, meliput, menulis dan melaporkan peristiwa atau
realitas berdasarkan kebijakan redaksional media. Kebijakan tersebut akan membatasi
kebebasan wartawan dalam memahami dan mempersepsikan sebuah realitas. Intinya,
bahwa seorang wartawan bagaimana cara dia menuliskan sebuah berita, akan
mencerminkan ideologi institusi media dimana dia bernaung.
Media bukanlah saluran yang bebas, media tidak sepenuhnya sama persis
seperti apa yang di gambarkan, memberitakan apa adanya, cerminan dari realitas
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Media yang kita lihat, justru

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

mengkonstruksi sedemikian rupa terhadap realitas yang ada. Hal ini terkait dengan
bagaimana cara pandang media untuk membingkai atau mengkonstruksi suatu realitas
tertentu.
Berita yang dibaca dan dilihat di media bukanlah cerminan dari peristiwa atau
realitas itu sendiri, melainkan sebuah hasil rekonstruksi dari realitas. Wartawan
adalah agen konstruksi suatu berita, dengan kata lain berita atau informasi yang kita
konsumsi adalah hasil rekonstruksi atas peristiwa menurut perspektif wartawan.
Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya sebuah media
cetak melakukan penonjolan – penonjolan terhadap suatu berita. Dalam pengambilan
keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi
para wartawan yang terlibat dalam proses produksi sebuah berita (Sobur, 2001:163)
Dalam mengkonstruksi suatu realitas, antara media cetak satu dengan yang
lain terdapat perbedaan. Seperti halnya pada harian Jawa Pos dan Harian Surya,
kedua harian ini memiliki cara pandang atau arah pemberitaan yang spesifik dan
berbeda satu sama lain dalam menyeleksi suatu isu dan menulis berita. Seperti halnya
pemberitaan tentang rencana konser Lady Gaga di Jakarta yang rencananya
diselenggarakan pada 3 Juni 2012 yang lalu, menuai pro dan kontra dari beberapa
lapisan masyarakat dan organisasi – organisasi massa (ormas). Heboh seputar
kontroversi konser artis asal Amerika Serikat Lady Gaga hangat diperbincangkan di
mana-mana. Penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta tersebut
dinilai kerap menampilkan aksi – aksi panggung yang erotis. Lady Gaga dianggap
sebagai ikon pornografi dan liberalisme budaya. Di Filipina kelompok penentang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Lady Gaga mengecam keras aksi artis tersebut dengan membentangkan spanduk
“STOP Lady Gaga The mother monster” karena menampilkan aksi porno atau cabul.
Penolakan datang dari FPI (Front Pembela Islam), melalui ketua umumnya
Rizieq Shihab yang dengan tegas menolak konser Lady Gaga karena dapat merusak
moral bangsa. Forum umat Islam dan sejumlah ormas lain berkirim surat ke Polri dan
Istana Negara yang berisi penolakan konser Lady Gaga tersebut. Dari pihak Polda
Metro Jaya mengumunkan penolakan izin konser Lady Gaga. Polda memberikan
rekomendasi kepada Mabes Polri agar menolak izin konser dengan alasan keamanan
dan ketertiban masyarakat. Menteri agama Suryadharma Ali, Forum Umat Islam
(FUI ) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan kompak menolak penyelengaraan
konser Lady Gaga. Suryadharma Ali menuturkan, ada beberapa pertimbangan yang
akhirnya membuat Kementerian Agama merasa keberatan jika konser Lady Gaga
dilaksanakan di Indonesia. Diantara pertimbangannya adalah banyak pihak yang
merasa terganggu ketenangannya dengan konser tersebut dari aspek spiritual atau
keagamaan, budaya dan sistem nilai-nilai yang ada di Indonesia. Syair – syair lagu
dan sosok Lady Gaga yang dikenal dengan the mother monster sudah menjadi
semacam ideologi. Seperti ideologi mendukung homoseksual, lesbian dan antiagama.
Majelis ulama Indonesia melalui Ketua Bidang Ukhuwah MUI Umar Shihab
menyebut bahwa konser Lady Gaga melanggar prinsip bangsa dan bertentangan
dengan Pancasila dan UUD pasal 28 serta UU antipornografi, Karena mengumbar
aurat, dan bergaya hedonisme ditengah kondisi kesulitan ekonomi masyarakat
Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Namun Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko
Polhukam) Djoko Suyanto meminta Polri mengkaji perizinan konser itu dengan
jernih. Konser bisa diizinkan jika sesuai dengan adat dan budaya Indonesia. Di istana,
Kapolri Jendral Timur Pradopo menunjukan keragu–raguan untuk memberikan izin.
Kapolri membantah anggapan bahwa pihaknya mempersulit perizinan promotor Lady
Gaga. Standarnya masih sama seperti lainnya” katanya”. Persyaratan standar itu
adalah izin dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Agama,
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM, saat ini masih dikaji
oleh tim, tunggu saja tuturnya.
Menurut pengamatan peneliti, pemberitaan mengenai konser lady Gaga di
Jakarta yang kontroversial, menarik untuk dikaji karena menimbulkan pro dan kontra
di lapisan masyarakat luas. Menjadi topik pembicaraan yang hangat di ruang publik,
yang menyita pemikiran dan adu argumentasi dari ormas-ormas dan pemerintah yang
terkesan ragu-ragu dalam memutuskan izin boleh tidaknya konser digelar. Di sisi lain
para penggemar Lady Gaga yang terlanjur membeli tiket berharap konser yang
bertajuk Born This Way Ball tersebut tetap di gelar pada 3 Juni 2012.
Dari pemberitaan tentang pro dan kontra konser Lady Gaga yang ditulis oleh
surat kabar Harian Jawa Pos dan surat kabar Harian Surya terdapat dalam menyajikan
berita kepada khalayak, berita – berita yang disampaikan kepada khalayak tentu ada
kebijakan rasional yang berbeda – beda kelengkapan isi, susunan dan bentuknya.
Perbedaan ini disebabkan oleh suatu permasalahan, visi atau pandangan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dijabarkan menjadi kebijakan editorial sekaligus menjadi kerangka acuan surat kabar
yang bersangkutan. (Oetama,2004:145)
Perspektif media juga menentukan fakta yang dipilih dan ditonjolkan.
Penonjolan merupakan proses membuat informasi menjadi lebih bermakna. Realitas
yang disajikan secara menonjol memiliki potensial untuk dipertahankan dalam
mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas.
Berita tentang pro dan kontra rencana konser Lady Gaga dibingkai secara
berbeda pada surat kabar harian Jawa Pos dan harian Surya. Harian Jawa Pos memilih
seleksi isu yang dimunculkan yaitu fans Lady Gaga kecewa dengan pembatalan
konser. Berita yang dimunculkan pada edisi 28 Mei 2012 dengan judul “Konser Gaga
Akhirnya Gagal”, dengan sub judul Merasa Terancam, Minta Maaf pada Fans.
Pernyataan Lady Gaga melalui akun twitternya @ladygaga, sang diva menyatakan
betapa kecewa batal konser di Indonesia. Saya sangat, sangat menyesal. Untuk para
penggemar, saya juga sama hancurnya dengan kalian. Kalian adalah segalanya bagi
saya,” tulisnya. Padahal konser di Jakarta merupakan salah satu konser terbesarnya.
Konser tersebut akan ditonton 50 ribu orang.
Sedangkan Harian Surya memilih seleksi isu yang dimunculkan yaitu “Front
Pembela Islam (FPI) bersyukur dengan pembatalan konser”, Dimana Berita yang
muncul pada edisi 28 Mei 2012 dengan judul “ Little Monster Bertangisan”. Dengan
sub judul “FPI mengaku bersyukur”. Di sini Harian Surya menceritakan Front
Pembela Islam (FPI) menyambut baik pembatalan konser Lady Gaga. Ketua DPD

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

FPI Jakarta, Habib Salim Alatas meminta para anggotanya untuk bersyukur. “Kami
mengucapkan terima kasih pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa,” kata Habib Salim.
Dalam pemberitaan tentang Pro dan Kontra Konser Lady Gaga di Jakarta,
Harian Jawa Pos maupun Harian Surya menganggap berita ini memiliki nilai berita
(News Value) yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tingginya frekuensi dimuatnya
berita mengenai Pro dan Kontra Konser Lady Gaga pada kedua harian tersebut.
Besarnya porsi pemberitaan ditunjukan dengan menjadikan berita Pro dan Kontra
Konser Lady Gaga sebagai headline (berita utama) lengkap dengan penulisan judul
memakai huruf tebal. Tidak hanya itu, untuk membuat berita lebih menarik, harian
Jawa Pos dan Harian Surya juga mendukungnya dengan membuat grafik atau
gambar, kronologis peristiwa dan artikel tambahan pada edisi awal.

Harian Jawa Pos dipilih karena selalu memberitakan secara rutin tentang
pemberitaan konser Lady Gaga di Jakarta di bagian halaman

depan (headline),

disertai sub judul dan rangkaian - rangkaian peristiwa yang mempertegas berita
utama.

Seperti halnya Harian Jawa Pos, Harian Surya dipilih karena menampilkan
berita – berita di halaman depan (headline) dengan kronologi – kronologi
pemberitaan yang disertai gambar, foto dan grafik yang menarik khalayak pembaca.
Untuk melihat perbedaan kedua media Harian Jawa Pos dan Harian Surya
dalam mengungkap suatu peristiwa atau realitas peneliti memilih analisis framing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

sebagai metode penelitian. Alasannya adalah analisis framing merupakan metode
analisis isi media yang tergolong baru. (Sobur,2002:161). Analisis isi mencermati
strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bemakna
dan menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak
sesuai dengan perspektifnya.
Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang dgunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan
menulis berita. Cara pandang itu pada akhirnya yang menentukan fakta apa yang
diambil, bagaimana yang ditonjolkan atau dihilangkan, serta hendak dibawa kemana
berita tersebut. (Nugroho, Eriyanto, dalam Sobur, 2002:162)
Sebagai satu bentuk analisis teks media, prinsip analisis framing menyatakan
bahwa terjadi proses seleksi isu dan fakta tidak ditampilkan apa adanya, namun diberi
bingkai (frame) sehingga menghasilkan konstruksi makna yang spesifik. Dalam hal
ini biasanya media menyeleksi sumber berita, memanipulasi pernyataan dan
mengedepankan perspektif tertentu sehingga suatu interpretasi menjadi lebih
menyolok (noticeable) daripada interpretasi yang lain. (Sobur, 2002 :165). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan analisis framing untuk melihat bagaimana berita
tentang isu pro dan kontra konser Lady Gaga. Analisis framing dapat digunakan
untuk mengetahui bagaimana sebuah realitas dikonstruksi oleh media (Eriyanto.
2002:3)
Analisis framing tidak lepas dari tokoh – tokohnya, antara lain Murray
Edelman, Robert N Entman, William Gamson, Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Robert N Entman, karena
konsep Entman sering dipraktikan dalam studi kasus pemberitaan media. Salah
satunya agar membuat informasi menjadi lebih penting dan menonjol dalam suatu
pemberitaan.
Konsep framing oleh Entman, memberi tekanan lebih pada dan bagaimana
teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan / dianggap penting
oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan agar membuat
informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak.
Adapun obyek dalam penelitian ini adalah berita – berita pada surat kabar
Harian Jawa Pos dan Harian Surya periode 22 – 28 Mei 2012. Peneliti tidak
mengambil surat kabar yang lain seperti harian kompas, karena media tersebut tidak
rutin memberitakan dan tidak menampilkan berita tentang konser Lady Gaga di berita
utama (headline), Didasari oleh hal – hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik
meneliti hal tersebut dengan analisis framing.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan diuraikan di
atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana Pembingkaian
Berita Rencana Konser Lady Gaga di Jakarta dalam surat kabar Harian Jawa Pos dan
surat kabar Harian Surya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita rencana konser Lady Gaga di
Jakarta dalam surat kabar Harian Jawa Pos dan surat kabar Harian Surya.

1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1.

Kegunaan Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian Ilmu Komunikasi tentang
pembingkaian berita dengan mengaplikasikan teori – teori, khususnya teori
komunikasi tentang pemahaman pesan yang dikemas oleh media melalui
analisis framing, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
landasan pemikiran untuk penelitian berikutnya.

2.

Kegunaan Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dua pihak :
1. Pengelolaan surat kabar Harian Jawa Pos dan Surat Kabar Harian Surya
a. Pengelolaan dalam melakukan introspeksi mengenai kebijakan seleksi
isu dan penekanan aspek – aspek realitas.
b. Membantu memahami bagaimana melakukan stategi wacana, yaitu
upaya menyuguhkan berita tentang pandangan tertentu agar lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

diterima khalayak misalnya : berita, pemakaian ruang (space),
pemakaian grafik, pemakaian tabel ketika menggambarkan orang /
peristiwa yang dibicarakan.
2. Khalayak Konsumen Media
Memberikan wawasan atau cara pandang khalayak media dalam
mengkonstruksi realitas sebagai sebuah berita, sehingga khalayak
lebih kreatif dan kritis dalam menanggapi isi sebuah berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Media Massa dan Konstr uksi Realitas
Media massa wajib menyampaikan informasi yang jujur dan benar sesuai fakta
kepada masyarakat. Sesuai fungsinya media massa harus bisa mencerahkan pikiran
pembaca dengan mengungkap fakta, menulis berita, menyunting, serta menyiarkan
berita kepada khalayak pembaca. Melalui media wartawan bisa menggambarkan
suatu peristiwa berdasarkan realita dan fakta yang ada.
Media adalah saluran untuk menggambarkan realitas, media bukanlah sekedar
saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias dan pemihakannya. Berita yang kita baca bukan hanya
menggambarkan realitas, bukan hanya menunjukkan pendapat sumber berita, tetapi
juga konstruksi dari media itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinya,
media agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak.
(Eriyanto, 2002:23)
Media memiliki kemampuan tertentu dalam menciptakan citra suatu realitas.
Isi media merupakan lokasi yang menampilkan beberapa peristiwa yang terjadi
13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

sehingga bagi masyarakat berfungsi untuk memperoleh gambaran realitas sekaligus
penilaian normatif terhadap realitas tersebut. Proses konstruksi realitas oleh media
pada prinsipnya merupakan upaya konseptualisasi sebuah peristiwa, maka seluruh isi
media merupakan realitas yang telah mengalami proses konstruksi kembali.
Pembuatan berita media massa pada dasarnya adalah penyusunan atau proses
konstruksi kumpulan realitas-realitas sehingga menimbulkan acara yang bermakna.
(Syahputra, 2006:73).
2.1.2 Ideologi Media Secara Umum
Konsep Ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh dalam
menentukan arah pemberitaan yang akan disampaikan kepada khalayak. Hal ini
disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari paktek ideologi
atau pencerminan dari ideologi tertentu (Eriyanto; 2004:13).
Pekerjaan media sebagai agen konstruksi realitas, berlatar belakang pada
ideologi yang dimiliki masing – masing media. Bagaimana peristiwa dibingkai bukan
semata – mata disebabkan oleh struktur skema wartawan, melainkan juga rutinitas
kerja dan institusi media yang secara langsung mempengaruhi pemaknaan peristiwa.
Wartawan hidup dalam institusi media dengan seperangkat aturan, pola kerja, dan
aktifitas masing – masing. Bisa institusi media itu yang mengontrol dalam pola kerja
tertentu yang mengharuskan wartawan melihat peristiwa dalam kemasan tertentu,
atau bisa terjadi wartawan sebagai bagian dari anggota komunitas menyerap nilai –

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

nilai yang ada dalam komunitasnya. (Eriyanto; 2005:99). Nilai – nilai yang dianut
media sebagai ideologi yang menjadi dasar dalam setiap pemberitaan yang
disampaikan kepada khalayak.
Pada kenyataannya berita di media massa tidak netral dan obektif. Jika kita
lihat bahasa jurnalistik yang digunakan media pun selalu dapat ditemukan adanya
pemilihan fakta tertentu dan membuat aspek fakta yang lain yang mencerminkan
pemihakan media pada salah satu kelompok atau ideologi tertentu. Bahasa ternyata
tidak pernah lepas dari subyektifitas sang wartawan dalam mengkonstruksi realitas
dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita, pada saat itu juga kita bisa
menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan.
Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih
fakta tertentu untuk ditonjolkan daripada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan
pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol daripada sumber
yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak
tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutan yang secara
strategis menghasilkan berita – berita yang diharapkan. Disini dapat dikatakan media
merupakan inti instrumen ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana
sebagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai obyek yang
mengkonsumsi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarkan
kepada khalayak. (Eriyanto; 2004:92)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.1.3 Ideologi Media J awa Pos dan Harian Surya
Harian Surya dan Jawa Pos kedua media massa ini memiliki visi, misi dan
tujuan yang berbeda, Sehingga dalam hal pengemasan dan penyajian beritapun
berbeda. Kepentingan-kepentingan lain dari kedua surat kabar tersebut yang menjadi
latar belakang, bagaimana teks berita itu diproduksi dan disajikan kepada khalayak.
Apa yang disajikan media pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh
yang beragam. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Rese, seperti dikutip oleh Agus
Sudibyo dalam bukunya “ Politik Media dan Pertarungan Wacana”(2001:710),
mengidentifikasi ada 5 faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi: pertama, faktor
individual. Kedua, level rutinitas media. Ketiga, level organisasi. Keempat, level
ekstramedia. Kelima, level ideologi. Dengan kata lain, jika media massa kehilangan
hak independennya, maka informasi disajikan tidak obyektif.
Penelitian ini berjudul “Pembingkaian Berita Rencana Konser Lady Gaga di
Jakarta” merupakan studi analisis

framing yang menggunakan model Robert N

Entman yang memberi tekanan

lebih pada dan bagaimana teks komunikasi

ditampilkan, bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks.
Agar membuat informasi lebih jelas dan terlihat lebih bermakna, dan mudah diingat
oleh khalayak.
Surat kabar Harian Surya cenderung melihat fenomena rencana konser Lady
Gaga secara politis, hal ini dikarenakan media dipengaruhi oleh faktor individual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

yang berada dalam media. Sedangkan Jawa Pos yang juga merupakan surat kabar
nasional senantiasa menggunakan head line maupun judul berita yang bombastis dan
berbau sensasionalitas, lahirnya teks semacam ini dipengaruhi oleh faktor
ekstramedia dan faktor organisasi media. Dengan demikian bisa di simpulkan bahwa
perbedaan ideologi kedua media di pengaruhi oleh berbagai faktor yang berada
dibalik media itu sendiri. Atas hasil tersebut, bisa di rekomendasikan bahwa media
maupun jurnalisnya harus lebih mengutamakan profesionalisme dalam mengemas
suatu informasi, dan jangan mengkonstruksi suatu isu berdasarkan apa yang digemari
oleh khalayak. Media juga hendaknya tidak melibatkan ideologinya dalam
pengemasan suatu informasi agar berita yang dihasilkan lebih objektif. Sebab jika hal
ini dibiarkan terus-menerus maka bangsa ini tidak akan bangkit dari apa yang disebut
kebodohan dan kemiskinan.
2.1.4 Model Hier ar chy of Influence
Media pada dasarnya adalah cerminan dan refleksi dari masyarakat secara
umum. Karena itu, media bukanlah saluran yang bebas, media juga subyek yang
mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bahasa dan pemihaknya. Di
dalam suatu pemberitaan, pembaca kerap berharap media bertindak netal dan
seimbang ketika memberitakan pihak – pihak yang berkonflik. Kecenderungan atau
perbedaan setiap media dalam memproduksi informasi kepada khalayak dapat
diketahui dari pelapisan – pelapisan yang melingkupi institusi media.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese membuat model “Hierarchy of Influence”
yang menjelaskan hal tersebut :

Tingkat Individual
Tingkat Rut init as M edia

2

Tingkat Organisasi

Tingkat Ekst ramedia

Tingkat Ideologis

Gambar 1. “Hier archy of Influence” Shoemaker dan Reese
1. Pengaruh individu – individu pekerja media. Diantaranya adalah
karakter istik

pekerja

komunikasi,

latar

belakang

personal

dan

profesional.
2. Pengaruh rutinitas media. Apa yang dihasilkan oleh media masa
dipengaruhi oleh kegiatan seleksi –seleksi yang dilakukan oleh
komunikator, ter masuk tenggat waktu (deadline) dan r intangan waktu
yang lain, keter batasan tempat (space), str uktur pir amida terbalik dalam
penulisan ber ita dan kepercayaan reporter pada sumber – sumber resmi
dalam ber ita yang dihasilkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3. Pengaruh organisasi. Salah satu tujuan yang penting dari media adalah
mencari keuntungan mater iil. Tujuan – tujuan dari media akan
ber pengar uh pada isi yang dihasilkan.
4. Pengaruh dari luar organisasi media. Pengaruh ini meliputi lobi dar i
kelompok kepentingan ter hadap isi media, pseudoevent dari praktisi
public relations dan pemerintah yang membuat per aturan –per aturan di
bidang pers.
5. Pengaruh Ideologi. Ideologi merupakan sebuah pengar uh yang paling
menyelur uh dar i semua pengaruh. Ideologi di sini diartikan sebagai
mekanisme

simbolik

yang

menyediakan

kekuatan

kohesif yang

memper satukan di dalam masyarakat. (Shoemaker , Reese, dalam Sobur
2002 : 138 - 139)
Konsep Ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih
fakta tertentu yang ditonjolkan daripada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan
pihak lain, menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol daripada sumber
yang lain, ataupun secara nyata tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu.
Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis
menghasilkan berita – berita seperti itu. Disini dapat dikatakan media merupakan inti
instrument ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai
kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai subyek yang
mengkonstruksi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk
disebarkan kepada khalayak (Eriyanto, 2005:92)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.1.5 Produksi Ber ita
Berita merupakan rekonstruksi dari sebuah fakta sosial yang diceritakan
sebagai wacana fakta media. Berita juga merupakan isi dari surat kabar yang pada
dasarnya dibentuk melalui proses aktif dari seorang pembuat berita, yang mana
memiliki klarifikasi berdasarkan muatannya. Menurut Eriyanto berita adalah hasil
akhir dari proses kompleks yang meyortir (memilah - milah) dan menentukan
peristiwa dan cara – cara tertentu dalam satu kategori tertentu (Eriyanto, 2005 : 102).
Kategori tersebut dapat dicatat bahwa kata – kata seperti fakta, akurat, ide,
tepat waktu, menarik, penting, opini, dan sejumlah pembaca merupakan hal-hal yang
perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian disimpulkan bahwa berita adalah
suatu fakta, ide, atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap pentimg
bagi sejumlah besar pembaca, pendengar, penonton. (Muda, 2003:22)
Tahap paling awal dari produksi berita adalah bagaimana wartawan
mempersepsi peristiwa atau fakta yang akan diliput. Tahap ini melibatkan konsepsi
wartawan yang menentukan batasan-batasan mana yang dianggap berita dan mana
yang tidak. Peristiwa, dalam lapangan jurnalistik bukanlah realitas yang nyata. Ia
adalah fenomena interpretasi yang melibatkan aktivitas kompleks. Peristiwa adalah
bagian dimana seseorang mendefinisikan sesuatu dan menyatakan bahwa ini adalah
kenyataan (Eriyanto, 2002:102). Individu dan para jurnalis mempunyai pandangan
yang sama sehingga bisa menetukan mana peristiwa dan mana yang tidak bisa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

dianggap sebagai peristiwa. Oleh karena itu , berita melalui proses produksi berikut
ini merupakan peristiwa yang telah ditentukan sebagai berita, bukan peristiwa.
Rutinitas Or ganisasi. Ada banyak faktor mengapa peristiwa tertentu di
beritakan sementara yang lainnya tidak. Lebih banyak semua proses seleksi dansortir
itu terjadi dalam suatu rutinitas kerja redaksional, suatu bentuk rutinitas organisasi.
Setiap hari institusi media secara teratur memproduksi berita, dan proses seleksi itu
adalah bagian dari ritme keteraturan kerja yang dijalankan setiap harinya sebagai
bagian untuk mengefektifkan organisasi media dalam bidang tertentu. Wartawan
dibagi dalam beberapa departemen, dari ekonomi sampai olahraga supaya mereka
menghasilkan laporan yang berhubungan dengan bidangnya tersebut. Wartawan
diklarifikasikan sebagai koresponden daerah dan nasional, dan seterusnya. Praktek
organisasi semacam ini semula dimaksudkan sebagai pembagian kerja, efektivitas
dan pelimpahan wewenang, yang akhirnya berubah menjadi bentuk seleksi tersendiri.
Nilai Berita. Seperti kerja profesional lainnya, wartawan dan orang yang
bekerja di organisasi media juga memiliki batasan professional untuk menilai kualitas
pekerjaan mereka. Peristiwa yang akan disajikan oleh wartawan harus memenuhi
nilai berita (news values) untuk dianggap sebagai berita. Nilai- nilai berita bukan
hanya menentukan peristiwa apa saja yang diberitakan, melainkan juga bagaimana
peristiwa itu dikemas. Hanya peristiwa yang memiliki aturan-aturan tertentu saja
yang layak dan bisa disebut sebagai berita. Ini adalah prosedur pertama dari
bagaimana peristiwa dikonstruksi (Eriyanto, 2002:104).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Sebuah peristiwa yang mempunyai unsur nilai berita paling banyak dan paling