Sosial

GUBERNUR JAWA TIMUR
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR 50 TAHUN 2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGUMPULAN SUMBANGAN
DI PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang

: bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengumpulan Sumbangan di
Provinsi Jawa Timur yang diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2010 Seri E, maka untuk
efektifitas
pelaksanaannya
perlu
menetapkan
petunjuk
pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud dalam Peraturan
Gubernur Jawa Timur;


Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara
Tahun 50) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam
UndangUndang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan
Peraturan Negara Tahun 1950);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan
Uang atau Barang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1961 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2273);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun

2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

1

Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4843);

6. Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2009
tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 tentang
Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3175 );
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang

Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 T ahun 2010 tentang Satuan
Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 9, Tambaahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5094);
11. Keputusan Menteri Sosial Nomor 1/HUK/1995
Pengumpulan Sumbangan untuk Korban Bencana;

tentang

12. Keputusan Menteri Sosial Nomor 56/HUK/1996 tentang
Pelaksanaan pengumpulan Sumbangan oleh Masyarakat;
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005
tentang Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 5 Seri E);
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2010
tentang Pengumpulan Sumbangan di Provinsi Jawa Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 1

Seri E);
15. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 77 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan terpadu;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN
GUBERNUR
TENTANG
PETUNJUK
PELAKSANMN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA
TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGUMPULAN
SUMBANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

2

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.
2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
3. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang
terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan
sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara,
yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan
sosial dan perlindungan sosial.
4. Pengumpulan Sumbangan adalah setiap usaha mendapatkan
sumbangan uang atau barang untuk pembangunan bidang
kesejahteraan sosial.
5. Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau
perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
6. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan
persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.

7. Kepanitiaan adalah sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih untuk
mengurus hal-hal yang terkait dengan tugas pengumpulan
sumbangan, bersifat sementara dan berakhir jika tugas
pengumpulan sumbangan selesai.
8. Tim Pemantauan, Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Dana Sosial Melalui Pengumpulan Sumbangan adalah Tim yang
dibentuk dengan Keputusan Gubernur dalam rangka untuk
meneliti pelaksanaan penyelenggaraan pengumpulan uang atau
barang (sumbangan) baik yang berizin atau belum, melakukan
sosialisasi dan pembinaan.
9. Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disingkat P2T
adalah pelayanan perizinan yang proses pengelolaannya mulai
dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen
dilakukan dalam satu tempat.
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Gubernur ini mengatur pengumpulan sumbangan yang
diselenggarakan oleh badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial
dan kepanitiaan yang pelaksanaannya mencakup seluruh wilayah

Provinsi Jawa Timur atau lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota.
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

3

Pasal 3
Tujuan Pengumpulan sumbangan dari pemerintah, masyarakat,
instansi, badan usaha dan lembaga kesejahteraan sosial adalah
untuk:
a. Menunjang pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan
sosial yang meliputi:
1. pendidikan, yang ditujukan untuk menunjang peningkatan
pendidikan berupa bantuan pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan, serta pemenuhan biaya pendidikan;
2. kejasmanian, yang ditujukan untuk menunjang peningkatan
derajad kesehatan dan keolahragaan berupa bantuan
pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, serta
pemenuhan biaya kesehatan;
3. agama/kerohanian, yang
peningkatan sarana dan

keagamaan/ kerohanian;

ditujukan
prasarana

untuk menunjang
pembinaan mental

4. kebudayaan, yang ditujukan untuk melestarikan nilai-nilai
budaya masyarakat, berupa bantuan sarana dan prasarana
pelestarian nilai budaya sesuai nilai-nilai Pancasila;
5. bidang kesejahteraan sosial lainnya, yang ditujukan untuk
penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
meliputi
kemiskinan,
keterlantaran,
ketunaan
sosial,
kecacatan, korban tindak kekerasan dan eksploitasi.
b. Penanggulangan bencana

Pengumpulan sumbangan, ditujukan untuk penanganan korban
bencana yang terjadi pad a saat bencana dan pasca bencana.
BAB III
SYARAT- SYARAT DAN TATA CARA MENDAPATKAN IZIN
PENGUMPULAN SUMBANGAN
Pasal 4
(1) Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan dilaksanakan setelah
mendapat izin dari Gubernur.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan apabila
wilayah penyelenggaraan pengumpulan sumbangan mencakup
seluruh wilayah Provinsi atau lebih dari satu wilayah
Kabupaten/Kota di Provinsi.
Pasal 5
(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diberikan kepada
Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Lembaga kesejahteraan sosial:
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

4


1. mempunyai Akte Notaris/Akte Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga;
2. terdaftar di Provinsi Jawa Timur;
3. telah
melaksanakan
kegiatan
di bidang
usaha
kesejahteraan sosial sekurang kurangnya 1 (satu) tahun;
4. mempunyai program kegiatan.
b. Badan Usaha:
1. mempunyai Akte Notaris/Akte Pendirian;
2. mempunyai AD/ART;
3. mempunyai NPWP;
4. mempunyai program kegiatan.
c. Kepanitiaan:
1. mempunyai susunan Pengurus Kepanitiaan;
2. mempunyai alamat kepanitiaan dengan dilampiri Surat
Keterangan dari Kecamatan;
3. mempunyai program kegiatan;
4. mempunyai surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
(2) Penyelenggara pengumpulan sumbangan yang berasal dari luar
Provinsi dan telah mendapat izin Menteri Sosial apabila
melaksanakan Pengumpulan Sumbangan di wilayah Provinsi
harus melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Sosial
Provinsi dan/atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi.
Pasal 6
(1) Untuk
mendapatkan
izin
pengumpulan
sumbangan,
penyelenggara pengumpulan sumbangan mengajukan surat
permohonan secara tertulis kepada Gubernur melalui P2T.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memuat:
a. nama dan alamat penyelenggara pengumpulan sumbangan;
b. maksud dan tujuan pengumpulan sumbangan;
c. batas waktu penyelenggaraan pengumpulan sumbangan;
d. cara penyelenggaraan sumbangan;
e. wilayah penyelenggaraan sumbangan;
f. cara penyaluran hasil sumbangan;
g. wilayah pengguna hasil pengumpulan sumbangan.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dilampiri dengan Rekomendasi dari Kepala Dinas Sosial atau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk
pengumpulan sumbangan yang ditujukan bagi penanganan
korban bencana.
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

5

(4) Dalam,pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemohon wajib melampirkan dokumen asli dan toto copy
persyaratan yang telah dilegalisir.
Pasal 7
Penerbitall Surat Izin melalui P2T paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
permohonan diterima di P2T dengan ketentuan persyaratan sudah
lengkap.
Pasal 8
(1) Pengumpulan
sumbangan
untuk
penanganan
bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dapat dilakukan
sebelum mendapatkan izin dari Gubernur dengan melaporkan
secara tertulis kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi.
(2) Pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam waktu selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya bencana wajib mengajukan izin.
Pasal 9
(1) Izin pengumpulan sumbangan secara insidentil diberikan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang
untuk jangka waktu 1 (satu) bulan berikutnya.
(2) Izin pengumpulan sumbangan secara berkesinambungan
diberikan untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.
(3) Izin pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dapat diperpanjang dengan persyaratan 7 (tujup)
hari sebelum masa izin berakhir harus mengajukan izin kembali
dengan menunjukkan Surat Izin yang asli.
(4) Izin pengumpulan sumbangan secara berkesinambungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada saat mengajukan izin
perpanjangan
harus
menyampaikan
laporan
kegiatan
pelaksanaan pengumpulan sumbangan yang memuat:
a. pelaksanaan usaha pengumpulan sumbangan;
b. jumlah sumbangan yang diperoleh; dan
c. penggunaan sumbangan yang diperoleh.
Pasal 10
Dalam hal terjadi perubahan penyelenggaraan pengumpulan
sumbangan menyangkut waktu pelaksanaan, mekanisme, wilayah,
sasaran penggunaan, wajib mengajukan perubahan izin kepada
Gubernur.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

6

BAB V
TANGGUNGJAWAB PENERIMA IZIN
Pasal 11
(1) Penerima izin pengumpulan sumbangan berkewajiban untuk:
a. melaksanakan pengumpulan sumbangan sesuai dengan
ketentuan yang dimuat dalam Keputusan Gubernur tentang
Pemberian Izin Pengumpulan Sumbangan;
b. memberikan laporan mengenai pelaksanaan pengumpulan
sumbangan disertai buktu-bukti pertanggungjawaban;
c. menunjuk akuntan publik untuk menertibkan administrasi
keuangan dan untuk disajikan secara transparan kepada
masyarakat melalui media yang ada seperti majalah atau surat
kabar bagi penyelenggara pengumpulan sumbangan yang
memiliki aset kekayaan dan/atau perolehan sumbangan diatas
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain
harus memuat:
a. pelaksanaan usaha pengumpulan sumbangan;
b. jumlah sumbangan yang diperoleh;
c. penggunaan
sumbangan
yang
pertanggungjawaban dana operasional;

diperoleh

dan

d. dokumentasi Foto Kegiatan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan Dinas Sosial
Provinsi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi bagi pengumpulan sumbangan yang ditujukan untuk
penanggulangan korban bencana dalam kurun waktu selambatIambatnya 3 (tiga) bulan setelah kegiatan.
BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 12
(1) Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan pengumpulan sumbangan di Provinsi Jawa
Timur untuk meningkatkan ketaatan.
(2) Dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernur membentuk Tim
Pemantauan, Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Dana
Sosial melalui Pengumpulan Sumbangan.
Pasal 13
Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2), Tim Pemantauan melakukan sosialisasi kepada
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

7

penyelenggara pengumpulan sumbangan, Instansi terkait dan
masyarakat.
Pasal 14
Tim Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
melaksanakan pengawasan dengan melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pengumpulan sumbangan di Provinsi Jawa Timur.
Pasal 15
Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1),
dilakukan Tim Pemantauan melalui supervisi dan penindakan
terhadap penyimpangan atas penyelenggaraan Pengumpulan
Sumbangan.
BABVII
TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 16
(1) Gubernur berwenang memberikan sanksi administrasi kepada
penyelenggara pengumpulan sumbangan yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan pengumpulan sumbangan di
Provinsi.
(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. pencabutan izin;
b. penyitaan sarana sumbangan; dan
c. tidak diberikan izin kembali.
(3) Tata cara pelaksanaan pengenaan sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sebagai berikut:
a. pemberian peringatan secara tertulis mulai tahap pertama,
tahap kedua sampai dengan tahap ketiga dengan jangka
waktu masing-masing 3 (tiga) hari;
b. apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
huruf a tidak ditaati, maka dilakukan pencabutan izin disertai
penyitaan sarana sumbangan beserta hasil pengumpulan
sumbangan yang diperoleh;
c. terhadap penyelenggara sumbangan yang dikenai sanksi
sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak akan diberikan izin,
kembali selama kurun waktu 1 (satu) tahun.
Pasal 17
Hasil pengumpulan sumbangan yang disita sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (3) huruf b, dipergunakan sedapat mungkin
untuk membiayai usaha-usaha kesejahteraan sosial atau sesuai
perizinan yang dikeluarkan.
Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

8

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Pasal 19
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 14 Juli 2011
GUBERNUR JAWA TIMUR
DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR
Tgl 14-7-2011 No. 50 Tahun 2011/D

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim

ttd
Dr. H. SOEKARWO

9