ANALISIS KEKUATAN ASPAL SHELL PEN 60-70 TERMODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM (NATURAL RUBBER).

ANALISIS KEKUATAN ASPAL SHELL PENETRASI 60 - 70
TERMODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN
KARET ALAM (NATURAL RUBBER)

Oleh:
Dedi Surahman
NIM : 4111240003
Program Studi Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


iii

ANALISIS KEKUATAN ASPAL SHELL PEN 60-70 TERMODIFIKASI
DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM (NATURAL RUBBER)
Dedi Surahman (4111240003)
ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kekuatan aspal shell pen 60-70
termodifikasi dengan pemanfaatan karet alam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kekuatan aspal termodifikasi dengan karet alam, dan kekuatan
optimum pada penambahan karet alam. Sampel dibuat dengan komposisi aspal
dan karet alam, Karet alam direfluks menggunakan xylen dengan compatibilizer
asam akrilat dan benzoil peroksida. Karet alam yang digunakan sebanyak 1 phr, 2
phr, 3 phr dan 4 phr, aspal 100 phr, asam akrilat 0,25 phr dan benzoil peroksida
0,0045 phr. Masing – masing sampel yang digunakan memenuhi persyaratan sifat
fisik aspal yang terdiri dari pengujian penetrasi, pengujian titik lembek, pengujian
daktilitas, pengujian berat jenis dan pengujian kehilangan berat. Pada pengujian
kekuatan aspal yang meliputi uji density, stability dan flow dengan kadar aspal
5%, 5,5% dan 6% memiliki kekuatan maksimum uji density 2,355 gr/cc kadar 6%
pada penambahan 2 phr, uji stability 1,679 kg kadar 5,5 % penambahan 1 phr,

dan uji flow 4,67 mm kadar 6 % pada penambahan 1 phr. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah aspal dapat modifikasi dengan karet alam, kekuatan optimum
aspal diperoleh pada penambahan 1 phr karet alam dengan kadar optimum aspal
5,55%.

Kata Kunci : Aspal Shell, Karet Alam, Asam Akrilat, Benzoil Peroksida

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran


xi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

1

1.2. Batasan Masalah

4

1.3. Rumusan Masalah

4

1.4. Tujuan Penelitian

4


1.5. Manfaat Penelitian

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modifikasi Aspal

6

2.2. Aspal Shell

7

2.3. Sifat Fisis Aspal Shell

10

2.4. Karet Alam (Natural Rubber)

11


2.5. Asam Akrilat

13

2.6. BPO (Benzoil Peroksida)

14

2.7. Xylene

14

2.8. Agregat

15

2.9. Pengujian Karakteristik Aspal

16


2.9.1. Uji Penetrasi

16

2.9.2. Uji Titik Lembek

16

2.9.3. Uji Titik Nyala

17

vii

2.9.4. Uji Daktilitas

17

2.9.5. Uji Berat Jenis


18

2.9.6. Uji Kelarutan

18

2.9.7. Pengujian Kehilangan Berat

18

2.10. Pengujian Marshall
2.10.1 Berat Jenis

20
20

2.10.1.1 Perhitungan Bulk Spesific Gravity Agregat

20


2.10.1.2 Perhitungan Effecctive Spesific Gravity Agregat

21

2.10.1.3 Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis
(Max. Theoritical Spesific Gravity).

21

2.10.2 Densitas (Berat Isi/Kepadatan)

22

2.10.3 Stabilitas

22

2.10.4 Flow


23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

24

3.2. Alat dan Bahan

24

3.3. Prosedur Penelitian

26

3.3.1. Pembuatan Aspal Modifikasi

26

3.3.2. Pengujian Sifat Fisik Persyaratan Aspal


27

3.3.2.1 Uji Penetrasi

27

3.3.2.2 Uji Titik Lembek

27

3.3.2.3 Uji Daktilitas

28

3.3.2.4 Uji Berat Jenis

30

3.3.2.5 Uji Penurunan/Kehilangan Berat

30

3.3.3. Pengujian Marshal

31

3.3.3.1 Pembuatan Benda Uji

31

3.3.3.2 Pengukuran Berat Jenis

32

3.3.3.3 Pengujian Nilai Stabilitas dan Flow

37

3.4. Bagan Diagram Alir Penelitian

38

viii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

39

4.1.1 Sifat Fisik Aspal Murni (Acuan)

40

4.1.2 Sifat Fisik Aspal – NR dan Aspal–NR-Asam Akrilat
dan Benzoil Peroksida (Aspal-NR-AA-BPO).

40

4.1.3 Pengujian Penetrasi dan Penetrasi setelah TFOT
(Thin Film Oven Test ).

41

4.1.4 Pengujian Berat Jenis dan Berat Jenis Setelah TFOT
(Thin Film Oven Test ).

42

4.1.5 Pengujian Daktalitas Aspal.
4.1.6 Pengujian Titik Lembek

43
44

4.1.7 Hasil Penelitian Sifat Fisik Agregat.

45

4.1.8 Hasil Penelitian Pengujian Marshall.

46

4.1.8.1 Pengaruh Penambahan kadar NR Tehadap (densitas).

48

4.1.8.2 Pengaruh Penambahan kadar NR Tehadap Stabilitas.

48

4.1.8.3 Pengaruh Penambahan kadar NR Tehadap Flow.

49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.
4.2.1 Persyaratan Sifat Fisik Aspal

49

4.2.1 Pengujian Kekuatan Aspal

50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

49

5.2. Saran

50

DAFTAR PUSTAKA

51

LAMPIRAN

52

x

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1. Persyaratan Aspal Shell Penetrasi 60-70

9

Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian

24

Tabel 3.2 Tabel Alat Penelitian

25

Tabel 3.3.Tabel Bahan Penelitian

26

Tabel 3.4 Komposisi Campuran Sampel Penelitian

27

Tabel 3.5 Waktu Pengujian Penetrasi

28

Tabel 3.6 Pengujian Penetrasi

28

Tabel 3.7 Pengujian Titik Lembek

31

Tabel 3.8 Pengujian Daktilitas

32

Tabel 3.9 Pengujian Berat Jenis

33

Tabel 3.10 Pengujian Kehilangan Berat

34

Tabel 4.1 Sifat Fisik Aspal Murni

17

Tabel 4.2 Sifat Fisik Modifikasi Aspal + AA + BPO + NR

18

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat

23

Tabel 4.4 Pengujian Kekuatan Aspal

23

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Aspal Sel Penetrasi 60-70

6

Gambar 2.2. Karet Alam Natural Rubber

11

Gambar 2.3. Struktur Kimia Monomer Karet Alam

12

Gambar 2.4. Pengujian Penetrasi Aspal

17

Gambar 2.5. Ilustrasi Pengujian Titik Lembek Aspal

17

Gambar 2.6. Ilustrasi Pengujian Titik Nyala Aspal

18

Gambar 2,7. Ilustrasi Pengujian Daktilitas Aspal

19

Gambar 2.8. Ilustrasi Pengujian Kehilangan Berat Aspal

20

Gambar 2.9. Alat Pengujian Marshall

21

Gambar 3.1 Bentuk Pengujian Penetrasi

28

Gambar 3.2 Cetakan Pengujian titik lembek

31

Gambar 3.3 Bentuk Pengujian Daktilitas

32

Gambar 3.4 Bentuk Pengujian Berat Jenis

33

Gambar 3.5 Bentuk Pengujian Kehilangan Berat

34

Gambar 3.6 Sampel Pengujian Marshall

36

Gambar 4.1. Grafik hubungan antara nilai penetrasi dan
campuran Aspal+NR+AA+BPO.

19

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara nilai berat jenis dan
campuran aspal, NR, asam akrilat & BPO

20

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara nilai daktilitas dan
campuran Aspal + NR + AA + BPO

21

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara nilai Titik Lembek dan
campuran Aspal + NR + AA + BPO

22

Gambar 4.5 Grafik hubungan nilai densitas dan kadar NR

24

Gambar 4.6 Grafik hubungan nilai stabilitas dan kadar NR.

25

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara nilai flow dan kadar NR.

26

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Pengujian Penetrasi SNI 06-2456-1991

55

Lampiran 2 Pengujian Titik Lembek SNI 06-2434-1991

60

Lampiran 3 Pengujian Berat Jenis SNI 06-2441-1991

70

Lampiran 4 Pengujian Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991

80

Lampiran 5 Pengujian agregat

85

Lampiran 6 Pengujian Marshall RSNI M-01-2003

86

Lampiran 7 Foto Penelitian

90

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infrastruktur jalan merupakan prasarana manusia sebagai wadah untuk
terjalinnya interaksi sosial serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan
budaya. Bilaman infrastruktur jalan mengalami kerusakan maka akan meyebabkan
kurangnya interaksi sosial, memperlambat mobilitas ekonomi dan menurunkan
nilai kebudayaan. Panjang jalan Nasional Indonesia pada tahun 2012 mencapai
38.189.430 Km yang meliputi panjang jalan yang bagus mencapai 31.522.090
Km (82,54 %), Panjang jalan yang mengalami kerusak 6.667.34 Km (17,46 %).
Dengan sfesifikasi kerusakan ringan mencapai 48,28 % dan kerusakan berat
mencapai 51,72 %.
Salah satu jenis aspal yang banyak digunakan untuk membuat infrastruktur
jalan yaitu Aspal Shell penetrasi 60/70. Menurut Dirjen Dinas Bina Marga Aspal
Shell penetrasi 60-70 biasanya digunakan sebagai bahan campuran yang memiliki
titik lembek yang rendah, dengan mudah dapat dibentuk, daya rekatnya yang kuat.
Serta memiliki warna yang mengkilap, testur yang lembut serta kualitas yang
bagus. Penyebab kerusakan infrastruktur jalan jika kita lihat dari sudut pandang
fisika disebakan oleh beberapa faktor yaitu suhu, tekanan dan ukuran pori dari
aspal.
Penelitian Wasiah Tjitjik (2008), Meneliti Tentang Faktor-Faktor
Penyebab Kerusakan Dini Pada Perkerasan Jalan dari penelitian ini didapat bahwa
Suatu hal yang menjadi dasar perkerasan jalan tidak akan dapat mempunyai umur
sesuai rencana adalah apabila salah satu saja persyaratan tidak dipenuhi. Faktorfaktor penyebab kerusakan jalan tersebut antara lain mutu dan jumlah aspalnya,
jumlah lintasan pada pemadatan, temperatur pencampuran, temperatur pemadatan.
Dikarenakan banyaknya lokasi perkerasan yang tidak dapat melayani sesuai umur
rencana yang direncanakan, untuk itu dilakukan penelitian terhadap faktor faktor
penyebab terjadinya kerusakan perkerasan jalan.
Untuk membuat Infrastuktur jalan yang berkualitas dibutuhkan inovasi
terbaru yaitu memodifikasi aspal. Aspal yang termodifikasi merupakan solusi
perbaikan kekuatan dan kualitas aspal, aspal modifikasi sendiri merupakan
1

campuran material aspal dengan material lain yang dapat menutupi kelemahan
aspal. Ritonga (2013). Telah banyak dilakukan penelitian untuk menciptakan
aspal yang termodifikasi dengan mencampurkan material tambahan untuk
menutupi kelemahan aspal sebagai solusi untuk memperbaiki kerusakan
infrastruktur jalan.
Penelitian Kurniadji (2008) meneliti tentang, Modifikasi Aspal Keras
Standar Dengan Bitumen Asbuton Hasil Ekstraksi dari penelitiannya didapat
kesimpulan bahwa Bitumen hasil ekstraksi asbuton memperbaiki dapat kinerja
aspal standar pen 60/70 yang diperlihatkan dengan meningkatnya temperature
tertinggi pada PG aspal (Performance Grade) dari 56,3 0C menjadi 95,3 0C dan
nilai Penetrasi Indeks dari -1,01 menjadi +0,61 pada 0% dan 100% biitumen
asbuton. Untuk kondisi di Indonesia. dengan temperatur perkerasan rata-rata per
minggu sekitar 70 0C, tidak diperlukan nilai PG yang terlalu tinggi, cukup dengan
nilai PG 71,5 0C yang dihasilkan dari komposisi 31,5% bitumen asbuton dan
68,5% aspal keras standar. Pada komposisi ini diperoleh nilai penetrasi indeks
sebesar - 0,08, yang masih memenuhi persyaratan nilai PI Bitumen asbuton dalam
aspal gabungan meningkatkan kekakuan aspal dari 9,1 MPa menjadi 39,1 MPa
pada perbandingan 0% dan 100% bitumen asbuton, namun yang sesuai dengan
nilai PG 71,5 0C, adalah pada 16,4 MPa. Bitumen asbuton dalam aspal gabungan
meningkatkan kekakuan Campuran dari 3155 MPa menjadi 5265 MPa pada
perbandingan 0% dan 100% bitumen asbuton, namun yang sesuai dengan nilai PG
71,50C, adalah pada 3787 MPa. Meskipun tidak signifikan, Bitumen asbuton
dalam aspal gabungan meningkatkan umur sisa dari 4,26 tahun menjadi 5,61
tahun.
Affandi Furqon, (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh asboton
semi ekstraksi pada campuran mastic asphalt yang menyimpulkan bahwa
penambahan aspal asbuton semi ekstraksi terhadap aspal pen 60-70, menjadi aspal
yang lebih kaku, lebih tahan terhadap perubahan temperatur, tetapi cenderung
lebih rapuh dan memerlukan temperature yang tinggi untuk pencampuran maupun
pemadatan. (Suroso, dkk ,2011) melakukan penelitian tentang peningkatan kinerja
campuran beraspal dengan karet alam dan karet sintetis yang menyimpulkan

2

modifikasi aspal dengan karet merupakan sistim dua campuran yang mengandung
karet dan aspal yang digunakan untuk meningkatkan kinerja aspal.
Ritonga, (2013) melakukan penelitian tentang Modifikasi Aspal Dengan
Menggunakan Karet Alam Siklit (Cyclic Natural Rubber), yang memiliki
kesimpulan bahwa Dari pengujian terhadap sifat fisik persyaratan aspal, bahwa
CNR (Cyclic Natural Rubber) dapat dijadikan sebagai bahan campuran aspal.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, penambahan CNR pada konsentrasi
maksimal 6 phr memenuhi standar persyaratan fisik aspal yang telah ditetapkan.
Bahwa CNR, Asam Akrilat dan BPO juga dapat dijadikan sebagai bahan
campuran aspal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa, penambahan pada
konsentrasi maksimal CNR 6 phr, 0,5 phr Asam Akrilat dan 0,5 mr BPO
memenuhi standar persyaratan fisik aspal yang telah ditetapkan.
Material baru yang memungkinkan dicoba untuk dijadikan campuran
dalam modifikasi aspal adalah karet alam (Natural Rubber). Karet alam
merupakan suatu rantai hidrokarbon poliisopren yang memiliki rumus empiris
(C5H8)n dimana n adalah derajat polimerisasi yang besarnya bervariasi dari satu
rantai kerantai yang lain. Hidrokarbon dalam lateks asli berbentuk bulatan-bulatan
kecil yang diameter nya kira-kira 0,5 μ ( 5 . 10

-5

cm) tersuspensi dalam medium

berair atau serum, konsentrasi hidrokarbon sekitar 35 % dari berat total.
L.R.G.Treloar, (1967). Karet alam juga sebagai bahan utama pembuatan Ban,
beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan
goncangan. Anonim, (2013a).
Penambahan karet alam sebagai material campuran dalam modifikasi aspal
diharapkan menghasilkan analisa kekuatan yang bagus didalam campuran aspal
dan menyebabkan agregat melekat kuat, tetapi juga memiliki tingkat elastisitas
yang tinggi. Bila mana penelitian ini dilakukan akan menambah kualitas dari aspal
jika tidak maka kerusakan infrastruktur jalan akan terus akan terjadi, dengan ini
peneliti ingin melakukan penelitian tentang analisis aspal yang termodifikasi
dengan penambahan karet.
1.2. Batasan Masalah

3

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah dari
Analisis Kekuatan Aspal Pen 60-70 Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet
Alam (Natural Rubber), maka penulis membatasi ruang lingkup masalah serta
menitik beratkan permasalahan pada :
1. Aspal yang digunakan dalam penelitian adalah Aspal Shell tipe penetrasi
60-70
2. Bahan pencampur aspal termodifikasi yaitu Asam Akrilat, BPO (Benzoil
Peroksida) serta karet alam (Natural Rubber) jenis PB 260 yang
diproduksi oleh PTPN-III KBDBY
3. Pengujian yang dilakukan meliputi analisis pengujian sifat fisik kekuatan
aspal (uji penetrasi, uji titik lembek, uji daktilitas, uji berat jenis, uji
penurunan berat, dan uji penetrasi setelah penurunan berat) menurut SNI
dan uji marshall
4. Menambahkan Variasi Karet Alam (Naturan Rubber) yaitu 60 gr, 80 gr,
120 gr, 160 gr.

1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang masalah dari
Analisis Kekuatan Aspal Pen 60-70 Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet
Alam (Natural Rubber) antara lain:
1. Apakah aspal dapat dimodifikasi dengan menggunakan karet alam (NR)?
2. Bagaimana hasil analisis kekuatan aspal setelah ditambahkan karet alam
pada pengujian sifat fisik kekuatan aspal?
3. Manakah campuran optimum dari karet alam (Natural Rubber) untuk
modifikasi aspal?

1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari Analisis Kekuatan Aspal Pen 60-70
Termodifikasi Dengan Pemanfaatan Karet Alam (Natural Rubber) antara lain:
1. Membuat Aspal Modifikasi dengan campuran Karet Alam (Natural
Rubber)
4

2. Mengetahui hasil menganalisis tingkat kekuatan dan kualitas aspal
modifikasi
3. Mengetahui campuran optimum penambahan Karet Alam (Natural
Rubber) untuk modifikasi aspal.

1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tambahan mengenai pemanfaatan karet alam
sebagai campuran dalam agregat aspal.
2. Memberikan pengetahuan baru tentang kekuatan dan kualitas aspal
modifikasi dengan karet alam (Natural Rubber)
3. Sebagai solusi alternatif dalam meningkatan kualitas aspal sebagai bahan
dasar pengerasan infrastruktur jalan agar lebih baik dan lebih tahan lama.

5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Aspal telah dapat dimodifikasi dengan menambahkan karet alam (Natural
Rubber) 1phr, 2 phr, 3 phr dan 4 phr .
2. Pengujian sifat fisik kekuatan aspal modifikasi dengan karet alam memenuhi
persyaratan sifat fisik dengan campuran 1 phr, 2 phr, 3 phr dan 4 phr,
dengan analisis sebagai berikut:
a. Untuk nilai Density sampel 2 dan 3 dengan kadar aspal 6 % memiliki
tingkat Density yang tinggi yaitu sekitar 2.355 gr/ml. untuk sampel 5
memiliki nilai Density yang paling rendah yaitu 2.324.
b. Untuk nilai stabilitas aspal pada sampel yang kedua dengan kadar aspal
5,5 % memiliki tingkat stabilitas aspal yang tinggi yaitu 1,679 dan nilai
stabilitas terendah ditunjukkan pada sampel yang kelima dengan stabilitas
mencapai 839 dengan kadar aspal 5,5 %.
c. Nilai flow 4,67 mm kadar 6 % mencapai nilai tertinggi pada sampel 2
Sedangkan untuk nilai terendah

pada kadar 5 % untuk sampel yang

pertama yaitu 3,05 pada aspal murni tanpa campuran karet alam.
3. Kekuatan

optimum pada penambahan 1phr karet alam dengan tingkat

Density 2,322 untuk kadar 5 %, 2,328 dengan kadar 5,5 % serta 2,355 kadar
6 %. Nilai Stability 1,620 kadar 5 %, 1,679 kadar 5,5 %, 1,635 kadar 6 %.
Nilai Flow 4,08, kadar 5 %, 3,58 kadar 5,5 %, 4,67 kadar 6 %.

52

5.2. SARAN
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan :
1. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan aspal dengan nilai
penetrasi yang lebih rendah dikarenakan penambahan karet alam
meningkatkan nilai penetrasi.
2. Agar mendapatkan campuran bahan yang homogen perlu diperhatikan
proses pencampuran seperti dengan menggunakan alat Internal Mixer dan
pada pembuatan sampel Aspal sebaiknya menggunakan xylen sebagai
pelarut karet alam .
3. Agar didapatkan sampel hasil yang lebih baik maka perlu diperhatikan
lamanya waktu refluks karet alam. Sebaiknya lebih lama maka hasil
refluks akan semakin bagus.

53

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djedjen, Kusumo, Dampak Penambahan Polimer Terhadap
Karakterisasi Beton Aspal, Jurnal Politeknik Negeri Jakarta, Vol 10 No 1
Januari 2011
Affandi Furqan, (2010), Pengaruh Asbuton Semi Ekstraksi Pada Campuran Stone
Mastic Asphalt, Jurnal Puslitbang Jalan Jembatan, 27 Maret 2010
Amalia Mita. (2012). Analisis Penggunaan Bahan Aditif Jenis Polimer Terhadap
Kinerja Campuran Aspal Panas Dengan Tambahan Variasi BGA (Buton
Granular Asphalt), Skripsi, FT, Universitas Indonesia (UI), Jakarta.
Anonim, (2011), http://kementrian_perindustrian.co.id/aspal.html,
tanggal 21 September 2014.

Diakses

Anonim,
(2012),
http://kementrian-pekerjaan-umum-bina-marga/Aspal.html
Diakses tanggal 21 September 2014
Anonim, (2013a), http://pusat-warta-penelitian-karet.html Diakses tanggal 21
September 2014.
Anonim, (2013b), http://kementrian-perindustrian.co.id/xylene.html, Diakses
tanggal 21 September 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, (2007), Prospek Dan Arah
Pengembangan Agribisnis Karet Edisi Kedua, Departemen Pertanian,
Jakarta
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (2012), Pembangunan Daerah
Dalam Angka 2012, Kementrian Pembangunan Nasional, Jakarta.
Cubuk MK, 2010, Improvement of bitumen performance with epoxy resin,
Elsevier, Fuel 88 (2009) 1324 –1328.
Darunifah N, 2007, Pengaruh Bahan Tambahan Karet Padat Terhadap
Karakteristik Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS - WC),
Tesis S-2 Program Pascasarjana. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Semarang.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, (2009), Spesifikasi
Khusus Seksi 5,7 Lapis Pondasi Pasir Aspal, Badan Standarisasi Nasional,
Jakarta.
Kett I, (1998), Asphalt Materials and Mix Design Manual, Los Angeles
California, California State University.

54

Kurniadji, (2008), Modifikasi Aspal Keras Dengan Bitumen Asbuton Hasil
Ekstraksi, Jurnal Jalan Jembatan, volume 25 (2) Agustus 2008.
Treloar, (1967), The Physics of Rubber Elasticity Third Editon, Oxford University
Press. England.
Morton M, (1987), Rubber Technology.3rd edition. Van Nostrand Reinhold, New
York.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum (2009) , Lampiran
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 23/Prt/M/2010 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Nomor : 02/Prt/M/2010 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Pu 2010-2014, Jakarta.
Rianung, S. 2007. Kajian Laboratorium Pengaruh Bahan Tambah Gondorukem
pada Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC) Tehadap Nilai Propertis
Marshall dan Durabilitas, Tesis S-2 Program Pascasarjana Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ritonga Winsyahputra. (2013). Modifikasi Aspal dengan Menggunakan Karet
Alam Siklit (Cyclic Natural Rubber),Tesis, FMIPA, Universitas Sumatera
Utara (USU), Medan.
RSNI M-01-2003, Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat
marshall, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
RSNI M-04-2004, Metode Pengujian Kelarutan Dalam Triclilor Ethylen, %
Berat, Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Setyamidjaja, D. (1993). Karet. Yogyakarta : Kanisius.
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan
Makanan, Asam Akrilat, Badan POM RI Tahun 2012
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan
Makanan, Benzoil Peroksida, Badan POM RI Tahun 2011
SNI 06-2432-1991, Metode Pengujian Daktilitas Bahan-Bahan Aspal, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 06-2433-1991, Metode Pengujian Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan
Cleveland Open Cup, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 06-2434-1991, Metode Pengujian Titik Lembek Aspal, Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.
SNI 06-2440-1991, Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan Aspal,
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
55

SNI 06-2456-1991, Metode Pengujian Penetrasi Bahan – Bahan Bitumen, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 06-2441-1991, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal, Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.
Seohartono, (2011), Peninjauan dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Aspal

Modifikasi,

Sukirman, S. (2012). Beton Aspal Campuran Panas. Edisi Kedua, Bandung,
Itenas.
Surya Indra, Ir, (2006). Buku Ajar Teknologi Karet. Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suroso T. W, (2011). Peningkatan Kinerja Campuran Beraspal Dengan Karet
Alam Dan Karet Sintetis, Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian
Pekerjaan Umum, Bandung.
Suwardin, D. (1989). Teknik Pengendalian Limbah Pabrik Karet. Jurnal. Lateks
Wadah Informasi dan Komunikasi Perkebun Karet, 4(2) : 28-34.

Wasiah Tjitjik, 2008, Faktor – Faktor Penyebab Kerusakan Dini Pada
Perkerasan Jalan, Jurnal Puslitbang Jalan Jembatan, 19 November
2008.
Wirahaji, 2012, Analisis Kadar Aspal Optimum Laston Lapis Aus Pada Ruas
Jalan Simpang Sakah – Simpang Blahbatuh, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Vol. 16, No. 2, FT UNHI

56

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 09 Juni 1994, di Bandar Betsy Kab. Simalungun
dari keluarga Mesdi dan Sumina. Penulis merupakan anak Kedua dari Tiga
bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri Bandar Betsy Nagori
Bandar Betsy I Kec. Bandar Huluan Kab. Simalungun dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di MTs Tpi Bandar Batsy Nagori
Bandar Betsy II Kec. Bandar Huluan Kab. Simalungun , dan lulus pada tahun
2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah-07
Serbalawan Jalan Merdeka No 64 Serbalawan Kec Dolok Batu Nanggar Kab.
Simalungun. dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di
program Studi Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.