PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN

(1)

commit to user

1

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM

PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

Disusun oleh :

SITI NURJANAH

D1508121

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM

PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

Disusun oleh :

SITI NURJANAH

D1508121

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tugas Akhir berjudul “PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT DI PERUM PEGADAIAN CABANG

KARANGPANDAN” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan termasuk karya saya, dalam Tugas Akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang saya peroleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, Juli 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Siti Nurjanah NAMA

NIM :

:

SITI NURJANAH


(6)

commit to user

v MOTTO

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. ~ Heather Pryor Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan,

pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. ~ Thomas Hardy

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu

sendiri yang tersenyum. ~ Mahatma Gandhi

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. ~ William Wordsw


(7)

commit to user

vi PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahakan untuk

Kedua OrangTua , a a ’a, a aya , a a a ya…

Mas Saryanto, a , a , ’a a a a ya…

Sahabat-sahabatku, Atik Purwanti, Priska Devi dan Ika M a…


(8)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, yang selalu memberikan kasehatan, ilmu, dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh sebutan vokasi Ahli Madya dalam bidang Manajemen Administrasi.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat berarti dalam kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada;

1. Drs. Pramono, SU selaku Pembimbing Tugas Akhir yang selama ini telah membantu memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

2. Drs. Yamiarso, SE selaku Kepala Manager Cabang Pegadaian Cabang Karangpandan yang telah mengizinkan penulis melakukan magang dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta para karyawan yang telah memberikan bantuan serta pengarahan selama melaksanakan kegiatan magang.

3. Kedua Orangtuaku yang selalu mendukung, menyayangi dan tiada henti mendoakan yang terbaik untukku.


(9)

commit to user

viii

4. Mas Saryanto yang selalu membantu, mendukung dan memotivasiku. 5. Sahabat-sahabat penulis yaitu Atik Purwanti, Priska Devi, dan Ika Mega.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki Tugas Akhir ini agar lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Penulis,


(10)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

PERSETUJUAN………..ii

PENGESAHAN………..iii

PERNYATAAN………...iv

MOTTO………v

PERSEMBAHAN………...vi

KATA PENGANTAR……….vii

DAFTAR ISI………..………..………...ix

DAFTAR BAGAN………...………...xii

DAFTAR TABEL………...……...xiii

ABSTRAK………...….xiv

ABSTRACT………..…………...…..xv

BAB I PENDAHULUAN………...1

A. Latar Belakang Masalah....………...….…..1

B. Rumusan Masalah ………...4

C. Tujuan Pengamatan………..4

D. Manfaat Pengamatan………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN…………6

A. Tinjauan Pustaka………..6


(11)

commit to user

x

2. Pengertian Kredit………..8

3. Pengertian Prosedur Kredit……….13

B. Metode Pengamatan………...18

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA………...23

A. Sejarah Umum Perum Pegadaiaan………...…..23

1. Masa VOC………...23

2. Masa Penjajahan Inggris………...………...24

3. Masa Penjajahan Belanda………24

4. Masa Penjajahan Jepang………...………...25

5. Masa Perjuangan Kemerdekaan………..….26

6. Masa Sesudah Kemerdekaan Sampai Sekarang………...26

B. Sejarah Perum Pegadaian Cabang Karangpandan……….27

1. Status Hukum Perum Pegadaian Cabang Karangpandan...27

2. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan……….…………...……….28

3. Tugas Masing-Masing Jabatan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan………..………...………29

C. Gambaran Khusus Perum Pegadaian……….31

1. Maksud dan tujuan Perum Pegadaian………...…...31

2. Visi dan Misi Perum Pegadaian………...………32

3. Tugas dan Fungsi Perum Pegadaian………...…….32

4. Tujuan Pokok Perum Pegadaian………..33


(12)

commit to user

xi

6. Jasa atau Produk yang Ditawarkan………...34

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN………..37

A. Prosedur Pemberian Kredit KCA………38

B. Prosedur Pemberian Kredit KREASI………..56

C. Pelelangan………...………...….60

BAB V PENUTUP………63

A. KESIMPULAN………..63

B. SARAN………..64

DAFTAR PUSTAKA……….66 LAMPIRAN


(13)

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan …….…..28 Bagan 2 Bagan Prosedur Pemberian Kredit ………...………...41 Bagan 3 Bagan Pelunasan Kredit dan Penebusan BarangJaminan..………..55


(14)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Uang Pinjaman, Sewa Modal dan Biaya Administrasi Berdasarkan

Golongan Kredit.………..………..40

Tabel 2 Pengelompokan, dan Spesifikasi Barang Jaminan Berdasarkan Jenis

Barang Jaminan………..………42

Tabel 3 Prosentase Tingkat Resiko………49 Tabel 4 Daftar Jumlah Barang Jaminan, Jumlah Taksiran, Jumlah Uang Pinjaman,

dan Jumlah Biaya Administrasi Berdasarkan Golongan Barang Jaminan untuk Periode 31 Mei 2011………..………..………52 Tabel 5 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit A……..….54 Tabel 6 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit B…...…….55 Tabel 7 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit C…...…….57 Tabel 8 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit D…...…….59


(15)

commit to user

xiv ABSTRAK

SITI NURJANAH, D1508121, PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN, Program Studi Manajemen Administrasi Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 66 halaman.

Perum Pegadaian adalah BUMN berupa Lembaga Keuangan Bukan Bank yang kegiatannya menyediakan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk berbagai tujuan, atas dasar hukum gadai.

Alasan mengapa penulis memilih judul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan”, dalam Tugas Akhir ini untuk menggambarkan pelaksanaan atau prosedur dalam pemberian kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

Pelaksanaan pengamatan ini, menggunakan metode penelitian diskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, dan menganalisa data yang ada secara mendalam. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa/aktifitas, tempat dan lokasi, serta dokumen serta arsip. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta mengkaji dokumen.dan arsip. Teknik yang digunakan yakni teknik analisis data kualitatif yaitu pengambilan data yang bersifat khusus yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diamati.

Berdasarkan hasil analisis dari pengamatan yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan” dimulai dari penyerahan barang jaminan, penaksiran barang jaminan hingga pada pelunasan dan pelelangan. Hal ini berkaitan dengan dokumentasi dan pengelolaan data administratif perusahaan, pengelolaan barang jaminan, serta pengawasan kredit dari nasabah, dalam kaitannya dengan profit dan visi misi perusahaan.


(16)

commit to user

xv ABSTRACT

SITI NURJANAH, D1508121, PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN, Administrative Management Program Diploma III studies, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sebelas Maret Surakarta, 2011, 66 pages.

Perum Pegadaian is a form of state-owned Non-Bank Financial Institution whose activities provide funds to communities in the form of loans for various purposes, on the basis of fiduciary law.

The reason why the author chose the title "Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan", in the Final to illustrate the implementation or procedures in the provision of credit in the Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

Implementation of these observations, using descriptive research method that aims to describe, explain, and analyze existing data in depth. Source data obtained from informants, events / activities, places and locations, as well as documents and archives. As for the techniques of data collection is done by interview, observation, and review dokumen.dan archives. The technique used the qualitative data analysis techniques that capture data that is specific to do with the problems observed.

Based on the analysis of observations made, to the conclusion that "the procedures in the Perum Pegadaian Cabang Karangpandan" starting from the delivery assurance, assessment of the collateral until the redemption and auctions. This relates to the documentation and administrative data management company, managing collateral, and credit monitoring from the customer, in relation to the profit company's mission and vision.


(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modernisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini, masyarakat dituntut untuk selalu berkembang dan mengikuti jaman, mulai dari kegiatan sehari-hari hingga pada kegiatan yang bersifat formal. Dalam modernisasi serta kemajuan tersebut, tidak terlepas dari kebutuhan akan uang untuk membeli dan membayar berbagai keperluan yang kian meningkat dengan macam, harga, dan kegunaan yang bervariasi sesuai keperluan. Namun terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat tercukupi dengan uang yang dimiliki. Jika sudah demikian kita harus pandai-pandai mengatur pengeluaran dengan mengutamakan membeli keperluan yang sangat penting, namun apabila uang yang dimiliki belum dapat mencukupi, terpaksa harus menunda atau bahkan memupuskan keinginan kita tersebut karena keterbatasan biaya. Namun apabila memang sangat diperlukan dapat kita dapatkan dana dengan mencari pinjaman dari berbagai sumber dana yang ada.

Apabila dana yang kita butuhkan jumlahnya besar dan dalam jangka pendek relatif sulit, itupun hanya dapat dilakukan di bank dengan berbagai persyaratan yang rumit, serta memakan waktu yang lama karena perlu diadakan analisis yang mendalam oleh bagian kredit di bank tersebut. Namun jika dana yang dibutuhkan relatif kecil tidak begitu sulit untuk mendapatkan pinjaman, banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat disekitar kita, mulai dari meminjam ke tetangga, tukang ijon, atau meminjam pada lembaga keuangan lainnya.


(18)

commit to user

2

bisa langsung menjual barang-barang berharga tersebut untuk mendapatkan dana yang diinginkan. Namun resikonya barang-barang berharga kita akan hilang dan sulit untuk kembali. Selain itu, jumlah uang yang kita peroleh terkadang lebih besar dari yang kita inginkan, sehingga melebihi target dan cenderung pada pemborosan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dimana kebutuhan akan dana dapat dipenuhi tanpa harus kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya pada lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut, suatu saat dapat ditebus kembali setelah uang pinjamannya dilunasi.

“Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut, disebut juga dengan usaha gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak”.(Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:212). Barang bergerak adalah barang-barang yang dianggap berharga dan memiliki nilai ekonomi tertentu serta dapat dipindah tangankan, misalnya perhiasan emas, batu mulia, peralatan elektronik, kendaraan, dll.

Dengan usaha gadai tersebut, masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharga mereka. “Pegadaian adalah satu-satunya BUMN yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan Lembaga Keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1550”.( Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:212). Masyarakat yang ingin menggadaikan barang-barang berharganya, tinggal datang dengan membawa


(19)

commit to user

3

barang-barang tersebut serta membawa identitas diri seperti KTP. Diloket penaksir barang-barang tersebut barang akan di nilai dan petugas akan menawarkan beberapa nilai gadai dari barang tersebut, berupa nilai minimum dan nilai maksimum. “Nilai gadai adalah nilai yang menggambarkan besarnya batas jumlah pinjaman yang diperoleh dengan menggunakan barang yang bersangkutan” (Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:211). Setelah mendapatkan persetujuan Kepala Kantor Cabang dan terjadi kesepakatan maka kredit dapat dicairkan.

Bila penggadai tidak dapat menebus kembali barang jaminan mereka, pegadaian dengan sepengetahuan pemilik barang akan melelang barang-barang tersebut. Lelang adalah proses penjualan barang, dimana barang yang bersangkutan akan dijual kepada penawar yang berani membeli dengan harga tertinggi.“Proses lelang dilakukan untuk mendapatkan dana guna melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian, yang terdiri dari pokok pinjaman, sewa modal (bunga), biaya lelang. Apabila dalam proses lelang terjadi kelebihan dana dari jumlah yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman, maka kelebihan dana tersebut akan dikembalikan kepada penggadai yang bersangkutan dengan batas pengambilan selama 1 tahun”.(Credit Manajement Handbook 2006:211).

Dalam realisasinya di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan prosedur pemberian kredit telah sesuai dengan prosedur yang ada, mulai dari persyaratan, pelaksanaan hingga pada pelunasan dan pelelangan barang jaminan, karena hal ini berkaitan dengan pelayanan pinjaman, dokumentasi dan pengelolaan data administratif perusahaan, pengelolaan barang jaminan, serta pengawasan kredit, dalam kaitannya dengan profit dan visi misi perusahaan.


(20)

commit to user

4

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Pegadaian adalah satu-satunya BUMN yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan Lembaga Keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai kepada masyarakat luas terutama kalangan menengah kebawah dengan prosedur yang mudah dan sederhana atas dasar hukum gadai dengan menjaminkan barang-barang berharga mereka, seperti perhiasan emas, berlian, kendaraan bermotor, atau BPKB kendaraan bermotor, sesuai standart yang ditentukan. Sesuai dengan slogannya, “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Masyarakat tidak perlu khawatir jika tidak ingin barang yang dijaminkannya hilang, karena dapat diambil kembali bila pinjaman telah dilunasi. Hal tersebut adalah kelebihan dari Perum Pegadaian, juga hal yang membuatnya khas dan berbeda dengan lembaga keuangan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

C. Tujuan Pengamatan

Pengamatan ini memiliki beberapa tujuan, meliputi:

1. Tujuan Operasional : Mengetahui, menguraikan dan menerangkan

pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.


(21)

commit to user

5

2. Tujuan Fungsional : Dapat memberikan masukan bagi Perum Pegadaian

Cabang Karangpandan, berguna sebagai ilmu pengetahuan, dan pertimbangan dalam pemberian kredit.

3. Tujuan Individual : Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli

Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan

1. Memberi gambaran mengenai Prosedur Pemberian Kredit pada Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

2. Bahan pembelajaran dan referensi bagi semua pihak yang berkepentingan.


(22)

commit to user

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Prosedur

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:791), pengertian prosedur adalah: a. Tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas.

b. Metode langkah-demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu problem.

Menurut Zulkifli Amsyah (1977 :11) dalam bukunya Manajemen Sistem Informasi, dijelaskan sebagai berikut:

“Prosedur adalah aturan permainan/ langkah-langkah aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing unit dalam rangka kerjasama melancarkan arus informasi, prosedur umumnya mencangkup kegiatan yang harus dialakukan pada saat, waktu, atau periode, tertentu, atau dengan arah dan tujuan tertentu”.

“Prosedur terdiri dari rangkaian peraturan yang harus diikuti untuk mencapai tujuan tertentu, tapi peraturan belum tentu merupakan bagian dari prosedur. Prosedur harus mendapat perhatian serius dalam manajemen administrasi perkantoran. Setiap uraian pekerjaan harus didukung oleh prosedur kerja yang baik. Prosedur merupakan :

1. Metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas–aktivitas yang akan datang,

2. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu,

3. Pedoman untuk bertindak”. (Ida Nuraida, Manajemen Administrasi Perkantoran 2008 : 35).

“Prosedur adalah bagian program yang berisi serangkaian langkah – langkah tertentu. Pada dasarnya prosedur hampir sama dengan sub event, tetapi untuk menjalankan perintah yang ada dalam sub prosedur tidak menggunakan event sebagai pemicu, melainkan harus dipanggil dengan mengetikkan nama prosedurnya”. (Christopher Henry Priyono, 2007 : 33).


(23)

commit to user

7

Menurut The Macquarie Dictionary dalam Rochayah Machali. (2009 : 91). ” A procedure is the actor manner of proceeding in any action or process. Prosedur adalah perbuatan/cara kerja dalam segala tindakan/proses.

”Prosedur adalah suatu urut – urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi – transaksi perusahaan yang sering terjadi”.(W. Gerald Cole dalam Dr. Zaki Badriwan, M. Sc, 2002 : 3).

Menurut Moekijat ( 1990 : 435 ) dalam Kamus Manajemen yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Manajemen, menyatakan bahwa :

1. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang telah ditentukan.

2. Prosedur memberikan urutan waktu ( cronologis ) kepada tugas – tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas dan kebijaksanaan – kebijaksanaan ke arah yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara – cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan.

4. Urutan secara kronologis ( menurut waktu ) dari tugas – tugas ini merupakan ciri tiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing – masing tugas harus diselesaikan.

5. Prosedur – prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana pekerjaan akan terselesaikan.

Prosedur adalah faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tidak hanya dalam bidang kegiatan operasional, tetapi juga bidang pekerjaan kantor.


(24)

commit to user

8

prosedur adalah rangkaian tatacara / peraturan yang berupa urutan seri tugas dan kegiatan yang bersifat tetap dan harus dipatuhi oleh masing-masing unit dalam rangka kerjasama melancarkan arus informasi, untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Pengertian Kredit

Kredit dalam bahasa latin yaitu credo yang berarti I believe, I trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Credo berasal dari kombinasi bahasa sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan bahasa latin do yang berarti saya menaruh, dalam kata kerjanya menjadi credere dan creditum yang berarti menaruh atau memberikan kepercayaan. ( Credit Manajemen Handbook 2006 : 3).

Sedangkan secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan, kepercayaan yang dimaksud adalah suatu keyakinan bahwa uang yang diberikan akan dapat dikembalikan tepat pada waktunya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang tertuang dalam akte perjanjian kredit,

Arti Kredit dalam UU No.7 Tahun 1992 (UU Perbankan) adalah :

“Penyediaan uang atau tagihan yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

“Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah/pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak”.(Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veitzal, 2006 hal. 4).


(25)

commit to user

9

Dari beberapa pengertian kredit diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kreditur kepada debitur, dengan janji melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

a. Tujuan Kredit

Adapun unsur safety dan unsur profitability yang saling berkaitan dengan tujuan kredit (Credit Manajemen Handbook 2006 : 6-7):

1. Safety atau keamanan yaitu prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang, atau jasa, itu betul-betul terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan/profitability yang diharapkan dapat terwujud. 2. Profitability atau keuntungan merupakan tujuan utama dari

pemberian kredit berupa bunga yang diterima. b. Unsur-Unsur Kredit

Kredit diberikan atas dasar kepercayaan sehingga pemberian kredit dapat diartikan pemberian kredit, dimana prestasi yang diberikan benar-benar diyakini dapat diberikan sesuai jangka waktu tertentu. Adapun unsur-unsur dalam kredit, sebagai berikut :

1. Adanya kedua belah pihak selaku pelaku kredit yang berfungsi sebagai kreditur (pemberi pinjaman), dan debitur (penerima pinjaman).

2. Adanya kepercayaan, yang diberikan kreditur kepada debitur atas pinjaman yang diberikan kepadanya.


(26)

commit to user

10

3. Adanya persetujuan atau kesepakatan, antara nasabah dan kreditur mengenai janji pembayaran serta pelunasan kredit yang telah diberikan.

4. Penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit.

5. Adanya unsur waktu (time element), merupakan unsur essensial kredit, kredit didapat dari unsur waktu, yakni jangka waktu mengangsur dan pelunasan kredit.

6. Degree of risk atau unsur resiko, baik resiko di sisi pihak pemberi kredit yaitu resiko gagal bayar baik karena kegagalan usaha maupun ketidakmampuan membayar atau ketidaksediaan membayar. Dari sisi pihak penerima kredit yaitu kecurangan dari pihak kreditur, baik berupa bunga yang terlampau tinggi ataupun kelicikan pihak kreditur yang memang ingin memiliki barang yang dijaminkan atas pinjaman yang diberikan.

7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit, bagi kreditur bunga terdiri dari berbagai kompensasi seperti biaya modal, biaya umum, risk premium, dsb.

c. Fungsi Kredit

Fungsi kredit secara luas antara lain: 1. Meningkatkan daya guna uang

Para penabung menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Dalam presentasi tertentu uang tersebut akan ditingkatkan kegunaannya oleh bank dengan penyaluran kepada pengusaha dalam


(27)

commit to user

11

upaya membangun, memperluas, ataupun memperbaiki usaha mereka guna mencapai tujuan dan kemakmuran bersama.

2. Meningkatkan daya guna suatu barang

Produsen dengan bantuan kredit dapat lebih meningkatkan daya guna suatu barang yang berawal dari bahan mentah yang diproduksi menjadi bahan jadi.

3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit memberikan peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan penggunaannya, sehingga peredaran uang semakin lancar dan merata. 4. Meningkatkan gairah berusaha masyarakat

Kegiatan perekonomian yang semakin meningkat haruslah diiringi dengan kemampuan ekonomi, selaras dengan fungsi kredit untuk meningkatkan kemampuan ekonomi yang mendukung perkembangan kegiatan ekonomi.

5. Sebagai alat stabilisasi ekonomi

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi, kredit memegang peranan penting untuk mendukung perekonomian yang sehat, namun jika keadaan ekonomi kurang sehat adapun langkah-langkah stabilisasi ekonomi antara lain:

a. Pengendalian inflasi, b. Peningkatan eksport, c. Rehabilitasi sarana,

d. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.


(28)

commit to user

12 pembangunan ekonomi.

6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Pengusaha menggunakan kredit untuk meningkatkan usahanya, dengan demikian pengusaha tersebut akan mendapatkan profit yang meningkat secara terus menerus sehingga meningkatkan kemampuan untuk melakukan eksport, dengan demikian pajak yang diterima Negara pun juga akan meningkat, sehingga penghasilan Negara juga meningkat serta taraf hidup rakyatnya juga otomatis akan semakin sejahtera.

7. Sebagai alat hubungan ekonomi Internasional

Demi meningkatkan hubungan persahabatan, negara-negara kaya memberikan pinjaman kredit kepada negara-negara berkembang atau sedang dalam pembangunan.

d. Jenis-Jenis Kredit

Berdasarkan pemanfaatan dana kredit oleh nasabah dalam buku Manajemen Handbook (2006 : 11), maka kredit dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain yaitu:

1. Kredit dilihat dari Sisi Kegunaan a. Kredit Investasi

Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha dan membangun proyek baru atau untuk keperluan rehabilitas.


(29)

commit to user

13

Merupakan kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan dana operasional suatu badan usaha.

2. Kredit dilihat dari Segi Jangka Waktu

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari jangka waktunya terdiri dari:

a. Kredit Jangka Pendek

Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 tahun. b. Kredit Jangka Menengah

Yaitu kredit yang berjangka waktu 1 sampai 3 tahun. c. Kredit Jangka Panjang

Yaitu kredit yang berjangka waktu diatas 5 tahun. Umumnya berupa kredit investasi untuk menambah modal perusahaan dalam rangka melakukan rehabilitasi, perluasan atau pendirian proyek baru.

3. Pengertian Prosedur Kredit

Menurut Kasmir dalam bukunya, Dasar-Dasar Perbankan (2002 : 103):

“Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilakui sebelum suatu kredit diputuskan untuk dikucurkan”.

Sedangkan pengertian prosedur perkreditan oleh Dr.Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal (Credit Manajement Handbook 2006 : 189)

“Prosedur perkreditan meliputi ketentuan dan syarat atau yang harus dilakukan sejak nasabah mengajukan permohonan kredit sampai kredit tersebut dilunasi oleh nasabah dan jenis kredit tertentu yang mempunyai kekhususan dalam prosedurnya”.


(30)

commit to user

14

“Prosedur perkreditan adalah ketentuan, syarat-syarat atau petunjuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank”.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur perkreditan adalah tahap-tahap yang meliputi ketentuan dan syarat yang harus dilakukan nasabah, sebelum kredit tersebut dikucurkan.

Tujuan utama dari prosedur kredit dalam buku Credit Manajement Handbook (2006 : 28) adalah:

1. Memberikan ketegasan atau tugas-tugas dari seorang account officer, sehingga akan lebih memperjelas wewenang dan tanggung jawab account

officer tersebut.

2. Agar flow of document dapat diikuti dan diketahui dengan jelas. 3. Memperlancar arus pekerjaan.

Prosedur ini berlaku baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan yang berlaku secara umum untuk setiap jenis kredit, baik untuk kredit modal kerja maupun untuk kredit investasi. Beberapa jenis kredit tertentu memiliki kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya. Urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan yakni meliputi:Permohonan Kredit, Penyidikan atau Analisis, Keputusan atas Permohonan Kredit, Penolakan Permohonan Kredit, Persetujuan Permohonan Kredit, Pencairan Fasilitas Kredit, dan Pelunasan Fasilitas Kredit (Dasar-Dasar Perkreditan, 1995 : hal 69-84) :


(31)

commit to user

15 a. Permohonan Kredit

Permohonan kredit di Perum Pegadaian yaitu dilakukan diawali dengan penyerahan barang jaminan oleh nasabah kepada petugas penaksir kemudian pengisian surat permohonan kredit.

b. Penyidikan atau Analisis Kredit

Analisis kredit ( 2006:287 ) adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya dapat diketahui apakah usaha nasabah layak (feasible), marketable

(hasil usaha dapat dipasarkan) dan profitable (menguntungkan) serta dapat dilunasi tepat waktu.

Analisis kredit dimulai dengan melakukan penelitian berkas permohonan kredit, dalam Perum Pegadaian dalam analisis kredit juga terjadi proses penaksiran barang jaminan, hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekonomis, dan kelayakan dari barang yang akan digadaikan atau juga disertai beberapa peretimbangan untuk mengetahui kemampuan dan kemauan nasabah dalam melunasi pinjamannya.

Umumnya analisis kredit dilakukan dengan memenuhi prinsip 5C (Dasar-Dasar Perbankan 2002 :117-119) sebagai berikut:

1. Character

Character adalah penilaian moral, watak atau sifat-sifat calon

nasabah yang positif kooperatif, rasa tanggungjawab dan kejujuran dalam kehiduapan pribadi dan kehidupan masyarakat calon nasabah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya ( willingness to pay ) sesuai perjanjian yang


(32)

commit to user

16 telah ditetapkan.

2. Capital

Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh

calon nasabah. Semakin besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur atas usahanya akan semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan kreditur akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan untuk alat kesungguhan dan tanggungjawab nasabah dalam menjalankan usahanya karena ikut menanggung resiko terhadap gagalnya usaha.

3. Capacity

Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam

menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau mengukur sampai sejauhmana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya

( abilityto pay ) secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.

4. Collateral

Dalam Perum Pegadaian colleteral adalah kemampuan nasabah dalam memberikan jaminan terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi resiko yang mungkin terjadi, yakni saat nasabah tidak dapat melunasi pinjamannya. Jika hal tersebut terjadi jaminan akan di pindah tangankan kepemilikannya kepada kreditur untuk melunasi utang nasabah.


(33)

commit to user

17

5. Condition of Economy

Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,

ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur.

Umumnya analisis permohonan kredit yang dilakukan Perum Pegadaian ialah dengan melakukan penaksiran barang jaminan serta survai langsung ke tempat tinggal serta tempat usaha calon nasabah untuk mengetahui kelayakan serta memperoleh keyakinan untuk menentukan pencairan kredit. Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajiban pihak kreditur secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan nasabah dengan kreditur.

c. Keputusan atas Permohonan Kredit

Pihak yang berwenang memberikan Keputusan atas Permohonan Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan adalah Kepala Kantor Cabang atau Manajer Cabang. Keputusan diambil dengan beberapa pertimbangan seperti taksiran barang jaminan, penilaian kelayakan usaha, dll sebagai pertimbangan bahwa kredit layak dicairkan atau tidak.

d. Penolakan atas Permohonan Kredit

Di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan, penolakan kredit terjadi apabila kredit dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan atau tidak terjadi kesepakatan antara pihak kreditur dan debitur.


(34)

commit to user

18 e. Persetujuan Permohonan Kredit

Persetujuan ditandai dengan telah dipenuhi persyaratan dan terjadinya kesepakatan antara pihak kreditur dan debitur yang kemudian dilakukan penandatanganan surat perjanjian kredit.

f. Pencairan Fasilitas Kredit

Pencairan kredit dapat dilakukan apabila keputusan Kepala Kantor Cabang mengabulkan permohonan kredit nasabah, ditandai dengan diterbitkannya surat perjanjian kredit dan selanjutnya nasabah akan menerima sejumlah uang pinjaman sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

g. Pelunasan Fasilitas Kredit

Pelunasan kredit pada Perum Pegadaian dilakukan dengan cara melunasi secara langsung atau mengangsur secara rutin setiap bulan untuk jangka waktu yang telah ditetapkan, hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan atas kredit yang diberikan, serta meringankan nasabah dalam hal pelunasan kredit. Pada saat pelunasan kredit, nasabah akan mendapatkan barang yang dijaminkannya kembali, setelah nasabah melunasi semua pinjamannya.

B. Metode Pengamatan

Metode pengamatan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode penelitian diskriptif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, dan menganalisis data yang ada secara mendalam. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang penulis lakukan.


(35)

commit to user

19 1. Lokasi Pengamatan

Pengamatan dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian

Cabang Karangpandan” dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Kantor Perum

Pegadaian Cabang Karangpandan yang beralamat di Jl. Klatak Rt 01/Rw 01 Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.

2. Jenis Pengamatan

Sesuai dengan masalah yang diajukan dalam pengamatan ini, dimana pengamatan lebih menekankan pada masalah proses atau prosedur, maka jenis pengamatan yang sesuai adalah pengamatan deskriptif. Jenis pengamatan ini akan mampu menangkap berbagai informasi teliti dan mendalam,. Kepentingan pokoknya diletakkan pada peristiwa-peristiwa nyata, bukan pada sekedar laporan yang ada. ( HB. Sutopo, 2002 : 183 ). 3. Sumber Data

Pemilihan sumber data harus sesuai dan tepat menyangkut kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan yang diperlukan dalam suatu pengamatan.

Adapun sumber data menurut H.B. Sutopo (2002 : 49-54) secara menyeluruh dapat dikelompokan sebagai berikut:

a. Narasumber (Informan)

Dalam pengamatan ini, posisi sumber data berupa manusia (narasumber) sangat penting sebagai individu yang memiliki informasi. Dalam pengamatan ini narasumber yang sesuai dalam pengumpulan data di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan adalah Kepala Kantor Cabang karena beliau telah mencangkup informasi semua aspek serta semua bagian pada perusahaan


(36)

commit to user

20 tersebut.

b. Peristiwa atau aktifitas

Data atau informasi dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktifitas, atau perilaku sebagai sumberdata yang berkaitan dengan sasaran pengamatanya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, penulis bisa mengamati secara langsung dan pasti bagaimana proses administrasi terjadi secara pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Penulis harus dapat mengetahui kejadian atau peristiwa yang terjadi di Lokasi Pengamatan yang berupa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

c. Tempat atau Lokasi

Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa aktifitas bisa digali lewat lokasinya. Dari permasalahan lokasi Perum Pegadaian dan lingkungannya peneliti bisa secara cermat mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan pengamatan. Letak Perum Pegadaian yang Strategis, yakni terletak di dekat pasar dan terminal Karangpandan memungkinkan banyak nasabah yang mencari pinjaman kesana.

d. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu, yang berupa rekaman tertulis. Dalam mengkaji dokumen pengamatan sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Dokumen dan arsip perlu diperdalam dan dipahami, berkaitan dengan data dan informasi Perusahaan dimasa lalu, guna


(37)

commit to user

21

memperdalam pengamatan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan. 4. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis pengamatan yaitu deskriptif, dan jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam pengamatan diskriptif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara yang dalam pengamatan diskriptif, khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam. Tujuan melakukan wawancara adalah untuk menyajiakan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang biasa terjadi dimasa yang akan datang. (HB.Sutopo 2002 :58).

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dan teknik observasi yang penulis gunakan adalah teknik observasi berperan penuh, dimana peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya, dan benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya.


(38)

commit to user

22

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif tentang kondisi atau peristiwa terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa dimasa kini yang sedang diteliti.(HB.Sutopo 2002:69).

5. Teknik Analisis Data

Dalam pengamatan ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu pengambilan data yang bersifat khusus yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diamati.

Teknik analisis data kualitatif sebagai cara penjabaran terhadap data-data yang telah diperolah berdasarkan study litterateur yang telah diperoleh tersebut disusun dalam bentuk pengumpulan data, sajian data dan selanjutnya diambil kesimpulan yang kesemuanya saling berkaitan dengan proses pengumpulan data.


(39)

commit to user

23 BAB III

DISKRIPSI LEMBAGA

A. Sejarah Umum Pegadaian

Pegadaian berasal dari Negara Italy Utara, lalu berkembang ke dataran Eropa dan masuk ke Indonesia dibawa oleh Vereenigde Oost indische Compagnie (VOC), suatu maskapai perdagangan dari negeri Belanda. Pada mulanya perusahaan dikelola dan dilaksanakan oleh pihak swasta, tapi sejak tanggal 1 April 1901 dengan stablad No. 131 tertanggal 12 Maret 1901 mulai dikelola oleh pemerintah dengan didirikan Kantor Pegadaian Negara di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam perkembangannya hingga saat ini, Perum Pegadaian telah mengalami beberapa periode pemerintahan yaitu:

1. Masa VOC

Pada jaman pendudukan VOC di Indonesia, yang pada awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Mungkin karena mengetahui pada masa itu penduduk Indonesia masih terbelakang dalam segala hal, terpisah-pisah tetapi tanahnya subur, membuat mereka tertarik menguasai bumi Nusantara demi menguasai perekonomian penduduk dan persaingan perdagangan dengan negara-negara Eropa Barat lain seperti Spanyol dan Portugal. Dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomiannya, VOC mendirikan sebuah bank, yaitu bank Van

Leening yang selain memberikan kredit dengan system gadai juga bertindak

sebagai wesel bank. Bank Van Leening yang sudah ada di negeri Belanda tersebut baru didirikan di Batavia atas prakarsa Gubernur Jendral Van Imhiof (1745-1750) pada tanggal 20 Agustus 1746. Bank Van Leening inilah yang menjadi cikal-bakal Pegadaian di Indonesia.Pada mulanya lembaga ini adalah perusahaan campuran


(40)

commit to user

24

pemerintah (VOC) pihak swasta dengan perbandingan modal 2/3 modal pemerintah dan 1/3 modal swasta.

2. Masa Penjajahan Inggris (1811-1816)

Pada masa itu Gubernur Jendral Thomas Stamford Rafles sebagai pimpinan tertinggi tidak menyetujui bank Van Leening harus dilaksanakan sendiri oleh pemerintah, berdasarkan pertimbangan tersebut, bank Van Leening dibubarakn pada tahun1811. Sebagai gantinya dikeluarkan peraturan bahwa setiap orang boleh mendirikan usaha pegadaian dengan ijin (licentie) dari pemerintah daerah setempat asalkan sanggup membawa sejumlah uang atau paket tertentu kepada pemerintahޔdengan sebutan Licentie Stelsel. Namun ada dampak buruk dengan adanya Licentie Stelsel yang menumbuhkan praktek lintah darat dan dirasakan kurang menguntungkan pemerintah, sehingga Pada tahun 1814 Pemerintah mengganti Licentie Stelsel menjadi Pacht Stelsel, namun tetap membawa dampak yang sama dengan pola Licentie Stelsel.

3. Masa Penjajahan Belanda (1816-1942)

Pacht Stelsel pada tahun 1843 telah dijalankan diseluruh Indonesia kecuali daerah Periangan, Surakarta dan Yogyakarta. Pada tahun 1848 ditetapkan tarif bunga (rente tarief) dan Pacht Stelsel menjadi monopoli.

Pada tahun 1856 Pemerintah Belanda mengadakan penelitian terhadap Pacht Stelsel dari penelitian tersebut diketahui adanya penyimpangan antara lain:

1. Menaikkan suku bunga

2. barang jaminan yang tidak ditebus pada waktu yang telah ditentukan tidak dijual secara umum (dilelang) melainkan dimiliki sendiri.


(41)

commit to user

25

Pada tahun 1880 timbul keinginan pemerintah untuk menangani sendiri dengan tujuan agar hal-hal yang merugikan dapat berakhir.

Pada tahun 1880 VOC dibubarkan, dan selanjutnya Indonesia langsung berada dibawah kekuasaan Belanda. Keberadaan lembaga kredit bank Van

Leening tersebut semakin dipertegas. Gubernur Jenderal Daendels mengeluarkan

peraturan yang terperinci, yaitu jenis barang yang dapat digadaiakan, seperti emas, perak, permata,kain dan sebagian kecil perabot rumah tangga yang dapat disimpan dalam kurun waktu relatif singkat.

4. Masa Penjajahan Jepang (1943-1945)

Bangsa Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, terkait dengan ambisinya, untuk menaklukan Asia dalam Perang Dunia II. Mereka mengetahui bahwa di Pegadaian tersimpan barang berharga masyarakat, Jepang kemudian memutuskan agar barang-barang jaminan yang berupa emas dan permata dijual kepada tentara di Nippon, dan lelang barang-barang berharga berupa emas, permata, dan logam mulia lainnya di Pegadaian dihapuskan. Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, dipimpin oleh orang Jepang bernama Ohno-San dengan wakilnya Mr. Soubari.

Sepanjang masa kependudukan jepang, Perang Dunia masih tetap berlangsung sehingga pemerintah Jepang belum dapat berbuat banyak di Indonesia selain melakukan penindasan dan menguras harta rakyat, sehingga kehidupan rakyat pada masa itu semakin miskin dan dan tidak lagi memiliki barang-barang berharga. Dengan demikian Pegadaian tidak berfungsi lagi.


(42)

commit to user

26 5. Masa Perjuangan Kemerdekaan

Struktur organisasi pada masa Perang kemerdekaan, secara garis besar tidak jauh dengan struktur di jaman Belanda, Hanya saja Literateurnya yang diubah, yakni di Indonesiakan, yang paling menonjol adalah aparat pelaksananya hampir 100 % orang Indonesia asli. Ada beberapa orang Belanda yang masih bertahan di Perum Pegadaian hanya karena ikatan batin dengan bumi tempat kelahiran ataupun sambil menunggu kesempatan pulang ke negara asal.

Pada masa kepemimpinan Bapak Ahmad (Kepala Jawatan Periode III 1950-1957), jumlah kantor inspeksi, kantor kontrolis, dan kantor cabang meningkat.

Berdasarkan keputusan Presiden RI No. 69/M/1957 tanggal 26 Februari 1957, Bapak Ahmad diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala Pegadaian Jawatan dengan hak pensiun, sebagai gantinya yaitu Bapak Soewardi yang melakukan serah terima jabatan pada tanggal 31 Mei 1957.

6. Masa Sesudah Kemerdekaan sampai Sekarang (1945-sekarang)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 178 tahun 1916 Pegadaian menjadi perusahaan Negara yang berdiri sendiri. Namun dalam perkembangannya mengalami kemerosotan dalam bidang pendapatan. Hal ini disebabkan inflasi yang terjadi pada tahun 1965, dimana Pegadaian mengalami kerugian sehingga tidak dapat menjalankan fungsinnya. Berdasarkan keputusan Presiden No. 180 tahun 1965, Perusahaan Negara Pegadaian diintegrasikan dalam urusan bank Sentral. Selanjutnya dengan dikeluarkan peraturan pemerintah No.7 Tahun 1969, maka perusahaan Negara Pegadaian status hukumnya menjadi perusahaan jawatan. Pegadaian dan berkedudukan di lingkungan departemen Keuangan dibawah


(43)

commit to user

27

pembinaan teknis operasional Direktorat Jendral keuangan, kemudian dengan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990, Status hukum Perjan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum Pegadaian dan diberlakukan mulai tanggal 10 April 1990.

B. Sejarah Perum Pegadaian Cabang Karangpandan

1. Status Hukum Perum Pegadaian Cabang Karangpandan

Perkembangan status Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mengalami perubahan bentuk dari Perusahaan Jawatan pada tahun 1960, menjadi Perusahaan Negara ( PN ) Pegadaian. Dan pada tahun 1969 diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ) Pegadaian. Selanjutnya berdasarkan PP No. 10 Tahun 1990, lembaga ini kembali menjadi Perusahaan Umum ( Perum ) Pegadaian.

Saat ini Perum Pegadaian Cabang Karangpandan menempati tanah bangunan milik Pemerintah, yang lokasinya berada di desa Klatak, kelurahan Karangpandan, kecamatan Karangpandan. Secara geografis lokasinya cukup strategis, mudah dijangkau dengan kendaraan umum, sekitar 50 meter dari Jalan Lawu. Disekitarnya tidak terdapat lembaga keuangan yang sejenis, karena lembaga keuangan yang sejenis letaknya sangat jauh. Hal ini menguntungkan bagi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan. Selain itu Letaknya yang setrategis juga didukung dengan keberadaan pasar dan terminal karangpandan yang tidak jauh dari Perum Pegadaian Cabang Karangpandan sebagai tempat berkumpulnya penjual, pembeli, maupun masyarakat lain yang berkepentingan, sehingga diharapkan dapat menarik nasabah dari masyarakat yang ada dengan berbagai pelayanan yang ditawarkan.


(44)

commit to user

28

2. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan

Struktur organisasi merupakan gambaran yang sistematis mengenai tugas dan tanggungjawab serta hubungan-hubungan antar bagian dalam suatu perusahaan. Dalam struktur organisasi dapat diketahui wewenang dan tanggungjawab dari personal yang memangku jabatan dalam suatu organisasi, sehingga mereka dapat bekerja dan bekerjasama sesuai wewenang dan tanggungjawab masing-masing.

Struktur organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan menggunakan sistem yang sederhana, untuk lebih menekankan pada tanggungjawab masing-masing personal, serta efektifitas dan efisiensi di dalam melaksanakan tugasnya sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Bagan 1

Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan

( Sumber: Perum Pegadaian Cabang Karangpandan )

K e pa l a M a na j e r C a b a ng

Penyimpan Barang Jaminan gadai

Penaksir Kasir Penjaga

Office Boy

Siang Malam

Barang Gudang

Barang Kantong


(45)

commit to user

29

3. Tugas masing-masing jabatan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan Adapun tugas-tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kantor Cabang

Tugas utama Kepala kantor cabang adalah mengontrol dan mengelola kegiatan operasional kantor, serta mengatur dan bertanggungjawab atas sumberdana perusahaan dan pengelolaannya.untuk dana pinjaman atas dasar transaksi gadai. Selain itu Kepala Kantor Cabang juga mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar atau masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka mengemban misi perusahaan.

b. Penaksir

Tugas utama penaksir adalah menaksir barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka menentukan besar uang pinjaman yang wajar kepada nasabah.

c. Kasir

Tugas utama kasir adalah melakukan pembayaran uang pinjaman kepada nasabah, serta melakukan penerimaan pelunasan untuk menebus barang jaminan, mengeluarkan dana pinjaman sesuai keputusan Kepala Kantor Cabang, melakukan pembayaran atas segala pengeluaran, menerima uang tunai hasil penjualan barang lelang, mencatat segala transaksi serta arus kas masuk dan keluar perusahaan, serta bertanggungjawab atas jumlah uang yang tersedia.

d. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Gadai

Penyimpan Barang Jaminan Gadai dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Kantong


(46)

commit to user

30

Bertugas menyimpan dan menempatkan barang-barang jaminan gadai berupa perhiasan emas, permata, berlian, intan, dsb, serta mengambil barang-barang jaminan tersebut apabila telah ditebus oleh nasabah yang bersangkutan.

2. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Gudang

Bertugas menyimpan dan menempatkan barang jaminan gadai berupa kendaraan bermotor, sepeda kayuh, barang elektronik, elektrik, kain. dsb, serta mengambilkan barang-barang tersebut apabila telah ditebus nasabah yang bersangkutan.

e. Penjaga

Penjaga pada Perum Pegadaian Cabang Karangpandan terdiri dari 2 orang, yaitu:

1. Penjaga siang

Bertugas menjaga keamanan kantor dan lingkungan Perum Pegadaian pada siang hari dari jam 06.00-18.00 WIB dan membantu pegawai lain saat jam kerja perusahaan.

2. Penjaga malam

Bertugas menjaga keamanan kantor dan lingkungan kantor beserta isinya untuk menghindari terjadinya pencurian. Penjaga malam bertugas dari jam 18.00-06.00 WIB.

f. Office Boy

Bertugas membersihkan kantor serta lingkungan kantor Perum Pegadaiaan Cabang Karangpandan selalu bersih, terawat, dan nyaman dalam


(47)

commit to user

31

kegiatan operasional perusahaan. Office boy masuk kerja seminggu empat kali yaitu hari selasa, kamis, sabtu dan minggu.

C. Gambaran Khusus Mengenai Perum Pegadaian

1. Maksud dan Tujuan Perum Pegadaian

Perusahaan Umum Pegadaian adalah Perusahaan Umum dibawah naungan Departemen Keuangan yang dipimpin Direksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Menteri dan bertugas menyalurkan kredit berdasarkan hukum gadai. dimana aspek yuridisnya diatur dalam pasal 1150 s/d 1160 KUH Perdata. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Direksi Peraturan Pemerintah No. Sm.2/1/29 tanggal27 Oktober 1990 maksud dan tujuan dari Perum Pegadaian adalah sebagai berikut:

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. b. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar

lainnya.

c. Untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabah dibidang ekonomi baik untuk modal kerja ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

d. Disamping untuk kesejahteraan para nasabah, juga untuk mensejahterakan para anggota atau pegawai Perum Pegadaian.


(48)

commit to user

32 2. Visi dan Misi Perum Pegadaian

a. Visi Perum Pegadaian

Visi Perum Pegadaian adalah pada tahun 2013 menjadi Champion

dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiduacia bagi masyarakat menengah kebawah.

b. Misi Perum Pegadaian

Adapun misi Perum Pegadaian adalah sebagai berikut:

1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya menengah kebawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil, dan menengah, atas dasar hukum gadai dan fiduacia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola yang baik secara konsisten.

3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumberdaya. 3. Tugas dan Fungsi Perum Pegadaian

a. Tugas Perum Pegadaian

Perincian Tugas Pokok menurut Surat Keterangan Menteri Keuangan No.39/MK/61/1971 pasal 2, dinyatakan bahwa Perum Pegadaian bertugas:

1. Membina perekonomian rakyat dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai

2. Membina perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat, terutama mengenai kredit produksi.


(49)

commit to user

33

3. Ikut mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan kasus lainnya.

b. Fungsi Perum Pegadaian

Fungsi pokok perum Pegadaian adalah sebagai pemberantas lintah darat, dengan dikeluarkannya Sutat Keputusan Menteri Keuangan No.39/MK/61/1971, maka fungsi Pegadaian diperluas ke tujuan pemberian kredit yang produktif, yang sejalan, dengan usaha pemerintah, dalam melaksanakan pembangunan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, berdasarkan Keputusan Direksi Perum Pegadaian No. Sm. 2/1/29 tanggal 27 0ktober 1990 Bab I, bagian kedua pasal 4, disebutkan Fungsi Perum Pegadaian:

a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara yang mudah, sederhana, dan hemat waktu.

b. Mengelola keuangan perusahaan dengan baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

c. Mengelola pegawai, pendidikan dan pelatihan. d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tatalaksana. e. Melakukan penelitian dan pengembangan f. Mengawasi pengelolaan perusahaan. g. Mengelola Perlengkapan.

h. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat.

4. Tujuan Pokok Perum Pegadaian


(50)

commit to user

34

dasar hukum gadai dan urusan lain yang berhubungan dengan tujuan perusahaan atas persetujuan Menteri Keuangan. Serta menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi perusahaan maupun masyarakat. 5. Manfaat Perum Pegadaian bagi Masyarakat

a. Masyarakat dapat memperoleh kredit dengan prosedur yang mudah dan cepat.

b. Dengan adanya Perum Pegadaian masyarakat tidak perlu lagi meminjam uang kepada rentenir yang hanya merugikan dan menambah beban berat hutang karena bunganya terlampau tinggi.

c. Dengan adanya pinjaman kredit dari Perum Pegadaian masyarakat nasabah dapat menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat menarik banyak tenaga kerja,mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan taraf hidup orang banyak.

6. Jasa atau Produk yang Ditawarkan

Dalam usaha untuk memberikan pelayanan kepada nasabah Perum Pegadaian Cabang Karangpandan, menyediakan beberapa produk usaha yaitu:

a. Kredit Gadai

Kredit gadai adalah pemberian pinjaman kredit dalam jangka waktu tertentu kepada para nasabah atas dasar hukum gadai dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun jenis jasa kredit gadai yang ditawarkan Perum Pegadaian,

1. KCA (Kredit Cepat Aman)


(51)

commit to user

35

atau barang-barang bergerak sebagai jaminannya, miasalnya perhiasan, kendaraan bermotor, dll, jangka waktu pelunasan yakni 15 hari.

2. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fiduasia)

Adalah kredit gadai jangka menengah yakni mulai dari 1 tahun, 2 tahun, hingga 3 tahun sesuai kebutuhan, digunakan untuk mengembangkan usaha yang telah ada dengan menjaminkan BPKB kendaraan bermotor.

3. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai),

Merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro dan Kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai dengan pengembalian pinjaman dilakukan melalui mekanisme angsuran.

4. KRISTA adalah kredit Usaha Rumah Tangga, yang diberikan kepada Usaha Rumah Tangga untuk pengembangan usahanya.

5. ARRUM, pembiayaan ARRUM untuk pengembangan usaha mikro kecil dengan berprinsip syariah.

b. MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi)

Adalah penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu Fleksibel.

c. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat dan Aman)

Adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western Union.


(52)

commit to user

36 d. Usaha Jasa Taksiran.

Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya.

Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah diperiksa dan ditaksir oleh petugas penaksir yang ahli di bidangnya, informasi yang diperoleh yaitu kepastian nilai atau kualitas barang yang di taksir tersebut. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.

e. Jasa Titipan,

Penitipan barang-barang atau surat-surat berhargsa, untuk keamanannya. Jangka waktu dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat di perpanjang.

Namun dari beberapa produk tersebut, produk yang paling banyak diminati masyarakat di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan adalah gadai konvensional KCA (Kredit Cepat Aman), dan KREASI (Kredit Angsuran Sistim Fiduasia) karena prosedurnya yang mudah dan sesuai keperluan.


(53)

commit to user

37 BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pencairan suatu kredit, yang terpikir di benak kita biasanya memerlukan penanganan yang rumit, dan lama, belum termasuk biaya atau sewa modal yang harus kita bayarkan atas pinjaman yang kita terima. Namun lain halnya dengan kredit yang ditawarkan di Perum Pegadaian, proses yang mudah, cepat, dan sederhana juga tidak memerlukan biaya yang mahal banyak diminati masyarakat. Setiap harinya nasabah yang datang ke Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mencapai kurang lebih 50 orang, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Manajer Cabang berikut ini,

“Nasabah yang datang, setiap harinya mencapai kurang lebih 50 orang, baik yang melakukan permintaan kredit baru, mengangsur, memperpanjang kredit, atau melunasi pinjamannya, jumlah nasabah tiap harinya dapat bertambah ketika hari libur, tanggal merah, ataupun saat menjelang pendaftaran siswa baru karena hari-hari tersebut banyak orang membutuhkan uang”.(wawancara).

Masyarakat begitu berminat pada kredit yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian Cabang Karangpandan, karena dirasa mudah dan sesuai kebutuhan. Adapun jenis Kredit yang ditawarkan dan paling diminati di Perum Pegadaian. Cabang Karangpandan yaitu Kredit KCA dan Kredit KREASI, oleh karena itu penulis ingin menjelaskan bagaimana Prosedur Pemberian Kredit KCA dan Kredit KREASI pada Perum Pegadaian Cabang Karangpandan. Berikut prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan:


(54)

commit to user

38

A. Prosedur Pemberian kredit KCA (Kredit Cepat Aman)

Sebelum membahas tentang prosedur pemberian kredit ini lebih lanjut, baiknya kita mengetahui tentang golongan kredit, uang pinjaman, sewa modal, dan biaya administrasi terlebih dahulu untuk menentukan suatu kredit termasuk dalam golongan kredit apa. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel daftar uang pinjaman, sewa modal, dan biaya administrasi berdasarkan golongan kredit:

Tabel 1

Daftar Uang Pinjaman, Sewa Modal, dan Biaya Administrasi berdasarkan

Golongan Kredit (dalam Rp)

Golongan Kredit Uang Pinjaman Sewa Modal/15hari Biaya Adm

A 10.000-150.000 0,75%

500,-B 151.000-500.000 1,2% BK

2000,-BG

3500,-C1 505.000-1.000.000 1,3% CK

3000,-CG

5000,-C2 1.010.000-20.000.000 1% 0,5XUP

D1 20.050.000-50.000.000 1% 0,5XUP

D2 50.100.000-200.000.000 1% 0,5XUP

Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

Dalam hal ini, pemberian pinjaman kredit KCA ini dilakukan atas dasar hukum gadai, mudah, cepat dan dikenakan biaya yang relatif ringan karena prosedur yang dilakukan sangat mudah dan sederhana, serta membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja, hal ini sesuai dengan keterangan dari Kepala Manajer Cabang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Manajer Cabang Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mengenai Kredit KCA,


(55)

commit to user

39

“Kredit Gadai atau KCA adalah Kredit yang diberikan atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak”(wawancara).

Barang bergerak yang dimaksud adalah barang-barang yang dianggap berharga dan memiliki nilai ekonomi tertentu serta dapat dipindah tangankan, misalnya perhiasan emas, batu mulia, dsb.

Barang- barang yang dapat dijaminkan di Perum Pegadaian meliputi, Barang Gudang, barang kantong, dan barang mewah, berikut daftar pengelompokan serta spesifikasi barang yang dapat dijaminkan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.


(56)

commit to user

40 Tabel 2

Pengelompokan dan Spesifikasi Barang Jaminan berdasarkan Jenis Barang Jaminan

Jenis Barang Pengelompokan Spesifikasi

Jaminan Barang Jaminan

Barang Gudang Kain atau tekstil Kain Panjang,

macam-macam bahan pakaian Permadani, Sprei, Sarung,dll

Jam atau arlogi Jam dinding

Jam meja Jam berdiri

Barang rumahtangga non elektrik Piring, gelas, cangkir, sendok panci, rantang, kompor gas

kompor, termos, teko, petromax, dll Barang Elektrik Kulkas, Mesin Cuci, Rice Cooker,

Majicjar, setrika, microwave, blander Kipas angin, AC penyedot debu, mixer, kompor listrik, dispenser, dll Barang Elektronik Televisi, VCD, DVD, LCD, Tape

Radio, video games, OHP,

Mesin fax, Mesin Fotocopy, Printer Receiver Parabola, mesin hitung, dll

Komputer Laptop, Personal komputer

Motor Sepeda motor,traktor, pompa air,

mesin pemotong rumput,

generator,kompresor, gergaji mesin

Mesin Jahit Mesin jahit manual

Alat-alat kantor Mesin ketik manual, mesin stensil, filling cabinet, penghancur kertas.

Kamera Kamera digital, tustel, handycam

telepon handphone, pesawat telephone

sepeda MTB, sepeda mini, sepeda balap,

sepeda klasik, sepeda gunung barang lain gitar akustik, gamelan, wayang

Barang kantong Perhiasan perhiasan emas, perak, dll

batu mulia permata, intan, berlian, dll

Barang Mewah Barang-barang bonperhisan (taksiraMobil keluaran terbaru, mobil klasik, motor besar, dll.


(57)

commit to user

41

Adapun beberapa tahapan Prosedur Pemberian Kredit yang harus dilakukan oleh calon nasabah, untuk lebih jelasnya dibawah ini telah disajikan pada bagan 2, sebagai berikut:

Bagan 2

Bagan Prosedur Pemberian Kredit

Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

Keterangan:

1. Nasabah datang dengan menyerahkan barang jaminan kepada penaksir dan mengisi surat permohonan kredit.

2. Setelah diproses penaksir, yakni penaksiran barang jaminan tersebut dan penentuan besar pinjaman, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Kantor Cabang untuk mendapat persetujuan kredit.

3. Kepala Kantor Cabang melakukan penaksiran ulang serta menentukan jumlah pinjaman, jika sesuai dengan penaksiran petugas penaksir maka Kepala Kantor Cabang akan segara menyetujui jumlah pinjaman tersebut.

Nasabah Petugas

Penaksir

Kepala Kantor Cabang

Kasir 1

2 4


(58)

commit to user

42

4. Setelah mendapatkan persetujuan atas jumlah uang pinjaman tersebut, selanjutnya kasir akan menerbitkan surat bukti kredit serta melakukan pencairan kredit sesuai nominal yang telah ditentukan.

1. Penyerahan Barang Jaminan

Calon nasabah datang secara langsung ke kantor Perum Pegadaian dengan membawa barang yang akan dijaminkan serta menunjukan identitas diri, seperti KTP, SIM, dll hal ini dilakukan untuk menentukan dan menetapkan siapa yang akan menerima kredit dan bertanggugjawab atas kredit tersebut. Untuk barang jaminan berupa kendaraan bermotor harus disertai BPKB dan STNK asli, yang bertujuan untuk menentukan dan meyakinkan tentang kepemilikan kendaraan tersebut dan meyakinkan bahwa kendaraan bermotor tersebut tidak dalam keadaan bermasalah, serta mempermudah proses pelelangan bila tidak dapat ditebus. 2. Mengisi Surat Permintaan Kredit

Setelah nasabah menyerahkan barang yang akan dijaminkan, nasabah akan diberikan sebuah formulir Surat Permintaan Kredit dari perusahaan, untuk mempercepat proses, pengisian surat permintaan kredit dibantu oleh petugas berdasarkan kartu identitas calon nasabah, serta menanyakan data-data lain yang diperlukan kepada calon nasabah, adapun isi formilir permintaan kredit tersebut, sebagai berikut:

1. Nomor KTP atau SIM

2. Nama Pemohon/calon nasabah

3. Alamat lengkap pemohon kredit, mulai dari rt, rw, keluarahan, kecamatan serta nomor telepon.


(59)

commit to user

43

4. Pekerjaan Pemohon, dalam formulir tersebut terdapat beberapa pilihan, yaitu:

 Petani dengan kode “P”  Pedagang dengan kode “D”  Nelayan dengan kode “N”  Karyawan dengan kode “K”  Industri dengan kode “I”  ABRI dengan kode “A”

 Ibu Rumah tangga dengan kode “R”  Mahasiswa dengan kode “M”  Lain-lain dengan kode “L”

5. Pinjaman digunakan untuk keperluan, dalam formulir terdapat beberapa pilihan, yaitu:

 Usaha atau modal kerja dengan kode 1  Biaya pendidikan dengan kode 2  Biaya pengobatan dengan kode 3  Pertanian dengan kode 4

 Hajatan atau upacara dengan kode 5  Lain-lain dengan kode 6

6. Jumlah pinjaman yang diminta 7. Barang jaminan yang diserahkan

Dalam Surat Permintaan Kredit juga terdapat kolom khusus yang diisi oleh petugas, dan pengisian dilakukan setelah barang jaminan ditentukan nilai taksirannya. Surat permintaan kredit digunakan untuk mengetahui dan


(60)

commit to user

44

mencocokan identitas calon nasabah dengan kartu identitas, juga untuk mengetahui besar pinjaman kredit yang diajukan nasabah. Surat Permintaan kredit ini juga selanjutnya akan ditempelkan pada barang jaminan dan digabungkan dengan duplikat SBK (Surat Bukti Kredit) guna mempermudah penanganan, pengelolaan dan penyimpanan barang jaminan ketika disimpan dalam gudang serta pengambilan barng jaminan ketika nasabah telah melakukan penebusan atau pelunasan pinjaman.

3. Proses Penaksiran Barang Jaminan

Setelah calon nasabah menyerahkan barang jaminan dan mengisi Surat Permintaan Kredit, proses selanjutnya yaitu penaksiran barang jaminan. Penaksiran barang jaminan dilakukan oleh petugas yang lazim disebut Penaksir. Sebelum mengetahui bagaimana cara penentuan besarnya uang pinjaman yang layak diberikan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat khusus untuk barang jaminan yang lazim di jaminkan, yaitu sebagai berikut:

1. Kain dan tekstil

Kain atau tekstil harus 100% baru dan minimal berukuran normal. 2. Emas dan Perhiasan Emas

Jelas kepemilikannya, dapat berupa emas batangan, maupun perhiasan emas (sebaiknya dilengkapi kuitansi) emas tersebut minimal memiliki kadar emas 6 karat.


(61)

commit to user

45

Jam atau arlogi tersebut masih hidup dan layak pakai, untuk arlogi yang tidak berfungsi namun berbingkai emas, hanya akan diterima emasnya saja.

4. Barang Elektrik

Masih berfungsi, dan buatan 5 tahun terakhir. 5. Barang elektronik

Jelas kepemiliknnya (sebaiknya dilengkapi kwitansi). Tombol lengakap, masih berfungsi, dan buatan 3 tahun terakhir.

6. Komputer laptop dan notebook

Jelas kepemilikannya (sebaiknya disertai kuitansi), masih berfungsi, tombol lengkap, dan buatan lima tahun terakhir.

7. Kendaraan Bermotor

Jelas kepemilikannya, disertai BPKB dan STNK asli, buatan lima tahun terakhir.

Selanjutnya penaksir akan melakukan proses penaksiran barang jaminan. Dalam menetukan besarnya nilai taksiran pihak Perum Pegadaian tidak dapat dipublikasikan karena menyangkut profit dan rahasia perusahaan, sebagaimana keterangan Kepala Kantor Cabang yakni sebagai berikut:

“Dalam proses penaksiran barang jaminan gadai tidak dapat kami publikasikan tanpa izin dari pihak yang berwenang karena menyangkut pada profit dan rahasia perusahaan”(wawancara).

Pihak yang berwenang yang dimaksud adalah Pimpinan Kantor Daerah yang atas persetujuan Pimpinan Kantor Pusat. Keterangan lebih lanjut juga dinyatakan ketika penulis menanyakan teknik merumuskan nilai taksiran barang jaminan,


(62)

commit to user

46

“Kami hanya dapat memberikan teknik memperagakan penaksirannya saja, seperti pengecekan dan pemeriksaan barang jaminan, untuk menentukan kelayakannya, sedangkan untuk proses perumusan nilai taksiran kami batasi”ޕ (wawancara).

Proses penaksiran barang jaminan dilakukan untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang layak sesuai nilai taksiran barang jaminan tertentu. Untuk menaksir barang-barang yang bukan berupa emas, dan perhiasan maka penaksir akan mengecek, dan mencoba menggunakan barang-barang tersebut, kemudian menilai kelayakannya. Sedangkan untuk barang jaminan emas atau perhiasan proses pensaksirannya sedikit agak berbeda. Penaksir membutuhkan beberapa alat bantu sebagai berikut:

1. Batu uji

2. Air uji, yang terdiri dari Asam Nitrat dan Clorida

3. Emas uji, potongan emas mulai dari 6 karat hingga 24 karat. 4. Timbangan elektrik emas

5. Diamond selector

Berikut penggunaannya, Penaksir mengambil sedikit sample dari emas yang akan diuji dengan cara menggosokan batu uji pada emas tersebut, setelah batu uji yang telah ada kandungan emasnya tersebut, ditetesi dengan air uji, kemudian dicocokan dengan emas uji dan dapat diketahui kadar emas yang ada pada perhiasan tersebut, kemudian emas ditimbang ke dalam timbangan emas elektrik, untuk mengetahi berat emas sebenarnya. Diamond selector digunakan untuk mengetahui pernak-pernik pada perhiasan emas, apakah termasuk diamond atau hanya glass saja.


(63)

commit to user

47 4. Penentuan Jumlah Pinjaman

Setelah melalui proses tersebut penaksir akan segera menentukan besarnya taksiran dan besarnya pinjaman yang akan diberikan.

Dalam menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan, berikut terdapat rumus untuk menentukan besar uang pinjaman:

RUMUS

Prosentase tingkat resiko ditentukan dengan perhitungan berdasarkan table 3 berikut:

Tabel 3

Prosentase Tingkat Resiko berdasarkan Golongan Kredit

Golongan Kredit Prosentase Tingkat Resiko

A 93%

B 92%

C 91%

D 94%

Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.

Misalnya, besar taksiran untuk sebuah televisi adalah Rp. 500. 000,-, karena termasuk dalam golongan barang jaminan gudang B maka dikalikan dengan prosentase tingkat resiko 92%, jadi perhitungannya adalah sebagai berikut: RP. 500.000,- x 95% = Rp. 475.000,-

Maka jumlah besarnya uang pinjaman atas barang jaminan televisi tersebut adalah Rp. 475.000,-


(64)

commit to user

48

Dengan demikian nasabah akan mendapatkan uang pinjaman sesuai dengan perhitungan tersebut, akan tetapi nasabah juga bisa mengambil besar uang pinjaman sesuai kebutuhan asalkan tidak melampaui hasil perhitungan sebelumnya.

5. Persetujuan Kepala Kantor Cabang

Setelah dilakukan pengecekan, penaksiran, serta penentuan besarnya pinjaman, selanjutnya tinggal menunggu persetujuan dari Kepala Kantor Cabang dan diketahui oleh calon nasabah, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman dan kesalahan taksir oleh penaksir, misalnya ketika calon nasabah yang ingin mengajukan kredit sangat ramai, tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses prenaksiran barang, karena penaksir selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat bagi para nasabah. Oleh karena itu kepala kantor cabang sendiri sering turun tangan membantu penaksir dalam melayani nasabah, guna mempercepat proses serta membantu kelancaran kinerja perusahaan dalam hal pelayanan kredit.

Dalam hal ini Kepala Kantor Cabang melakukan penaksiran ulang terhadap suatu barang jaminan, seperti halnya yang dilakukan penaksir sebelumnya, Kepala Kantor Cabang juga melakukan penaksiran yang sama pada barang jaminan tersebut guna menanggulangi apabila terjadi kesalahan pada penaksiran sebelumnya.

6. Kesepakatan Jumlah Pinjaman

Apabila penaksiran dan jumlah pinjaman kredit telah disetujui oleh Kepala Kantor Cabang maka permohonan kredit akan ditindaklanjuti, dan selanjutnya


(1)

commit to user

61

Bea lelang sebesar 2%, yang terdiri dari;1% untuk biaya lelang pembeli dan 1% untuk biaya lelang penjual.

Misalnya, dalam sebuah kasus. Uang pinjaman yang telah diberikan kepada seorang nasabah atas barang jaminannya yng berupa komputer adalah Rp. 1.000.000,- dengan sewa modal 10,4%. Saat jatuh tempo, komputer tersebut tidak ditebus oleh nasabah maka, untuk menutup biaya dan modal yang telah dikeluarkanpihak Pegadaian akan melelang komputer tersebut. Terlebih dahulu pihak Perum Pegadaian menentukan besarnya harga dasar lelang, dengan perhitungn sebagai berikut:

Sewa Modal = 10,4% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 104.000,- Bea Lelang = 2% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000,- Maka dengan demikian besarnya Harga Dasar Lelang,

Harga Dasar Lelang = Rp. 1000.000,- + Rp. 104.000,- +Rp. 20.000,- = Rp. 1.124.000,-

Apabila dalam pelelangan harga komputer tersebut lebih tinggi dari harga dasar lelang maka uang kelebihannya tersebut menjadi hak nasabah. Nasabah diberikan jangka waktu pengambilan selama 1 tahun, namun apabila lebih dari 1 tahun tidak juga diambil maka akan menjadi hak Perum Pegadaian. Tetapi apabila harga jual lelang dibawah harga tersebut maka nasabah harus memenuhi kekurangannya dengan dilakukan penagihan langsung.

Di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan Lelang yang digunakan ialah Lelang Umum. Sesuai dengan pernyataan Kepala Manajer Cabang:


(2)

commit to user

62

“Biasanya jarang terdapat barang jaminan yang tidak tertebus, kalaupun ada kebanyakan berupa perhiasan emas serta barang elektronik seperti televisi, proses pelelangannya dilakukan dengan Lelang Umum atau lelang sukarela, karena prosesnya lebih mudah dan sederhana” (wawancara).


(3)

commit to user

63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mengenai Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit disana sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

Namun masih perlu adanya sosialisasi produk-produk yang ditawarkan berikut spesifikasi serta penjelasan langsung ke tempat-tempat umum disekitar Kantor Perum Pegadaian karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan paham mengenai produk berikut informasi pendukungnya.

Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan meliputi Prosedur Pemberian Kredit KCA dan Kredit KREASI. Adapun prosedur pemberian kredit KCA sebagai berikut

1. Nasabah datang menyerahkan barang jaminan berupa barang bergerak dan menunjukkan identitas diri. Selanjutnya proses penaksiran dilakukan oleh Petugas Penaksir.

2. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan kepada

Kepala Kantor Cabang.

3. Penaksir menawarkan jumlah pinjaman tersebut kepada nasabah apabila nasabah menyetujui, terjadilah kesepakatan dan selanjutnya dilakukan penerbitan SBK dan pencairan kredit.

4. Pelunasan dilakukan per 15 hari dan dapat diperpanjang maksimal 4 bulan.


(4)

commit to user

64

Sedangkan untuk Prosedur Pemberian Kredit KREASI tidak jauh berbeda dengan Kredit KCA, hanya saja berbeda untuk beberapa hal sebagai berikut

1. Barang jaminan yang digunakan adalah BPKB kendaraan bermotor

disertai dokumen yang diperlukan sesuai penjelasan bab sebelumnya, penaksiran dilakukan pada kendaraan bermotor yang bersangkutan. 2. Nasabah harus memiliki tempat tinggal serta usaha tetap dan menjanjikan

yang kemudian akan disurvey untuk menentukan kelayakan usaha sebagai jaminan bahwa kredit dapat dilunasi.

3. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan dari Kepala Kantor Cabang, selanjutnya Petugas menawarkan jumlah tersebut kepada nasabah.

4. Setelah nasabah menyetujuinya selanjutnya penerbitan Surat Perjanjian Kredit KREASI. Pencairan Kredit dapat dilakukan maksimal 3 hari. 5. Proses Pelunasan dilakukan dengan mengangsur rutin setiap bulan

sampai waktu yang telah ditentukan. Waktu pelunasan kredit fleksibel mulai dari 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun.

Untuk Proses Pelelangan barang jaminan dilakukan dengan cara Lelang Sukarela/Lelang Umum.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, bahwa prosedur pemberian kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada.


(5)

commit to user

65

Maka penulis hanya akan memberikan saran agar Perum Pegadaian Cabang Karangpandan lebih meningkatkan sosialisasi mengenai produk-produk kredit yang ditawarkan di Perum Pegadaian dengan lebih sering melakukan penyebaran brosur-brosur atau terjun langsung ke tempat-tempat umum seperti pasar atau terminal Karangpandan guna menarik perhatian dan minat masyarakat agar lebih banyak lagi nasabah yang memilih Perum Pegadaian sebagai mitra usaha mereka.


(6)

commit to user

66

DAFTAR PUSTAKA

Christhoper Henry Priyono. 2007. Seri Penuntun Praktis “Siapa Bilang

Pemrograman itu Sulit”. Jakarta: PT. Elex Media Computindo.

Ida Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisisus. Kasmir 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

______.2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Moekijat. 1990. Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rochayah Machali. 2009. “Pedoman bagi Penerjemah (Panduan Lengkap bagi Anda yang ingin menjadi Penerjemah Profesional)”. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Thomas Suyatno ; H.A Chalik; Made Sukada; Tinon Yunianti Ananda; Djuhaepah T. Marala. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Totok Budisantosa dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Veithzal Rivai dan Andria Rivai. 2006. Credit Manajemen Handbook. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Zaki Baridwan. 2002. “Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode”. Yogyakarta : BPFE.

Zulkifli Amsyah. 1977. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.