FUNGSI BATU MEGALITIK SEBAGAI SIMBOL UPACARA OWASA SIULU PADA MASYARAKAT LAHUSA IDANO TAE(NIAS SELATAN).

FUNGSI BATU MEGALITIK SEBAGAI SIMBOL UPACARA
OWASA SI’ULU PADA MASYARAKAT LAHUSA IDANO TAE
(NIAS SELATAN)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
DEKATI ZEGA
NIM. 3102121002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK
Dekati Zega, Nim.3102121002, “Fungsi Batu Megalitik Sebagai Simbol
Upacara Owasa Si’ulu Pada Masyarakat Lahusa Idano Tae (Nias Selatan) ”,

Jurusan pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Medan.
Judul skripsi ini adalah Fungsi Batu Megalitik Sebagai Simbol Upacara
Owasa Si’ulu Pada Masyarakat Lahusa Idano Tae (Nias Selatan) dan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui latar belakang kebudayaan Megalitik dalam
masyarakat Lahusa Idano Tae dalam melaksanakan upacara Owasa Siulu.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini
digunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian
kepustakaan (Library Research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana
data diperoleh dari lapangan dan penelitian kepustakaan yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian dan menganalisa data secara sistematis dan
objektif berdasarkan bukti-bukti yang ada, baik melalui sumber-sumber lain dari
buku, dokumen, perpustakaan dan literatur lain yang mendukung. Data juga
diperoleh dari hasil wawancara dengan Si’ulu (Balugu) yang pernah melakukan
Owasa Siulu dan penatua-penatua adat serta budayawan/sejarahwan yang telah
melakukan penelitian di Nias.
Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui latar belakang masuknya
kebudayaan Megalitik di Pulau Nias,fungsi batu megalitik, tata cara pelaksanaan
upacara dalam melaksanakan Owasa Siulu, bentuk-bentuk batu megalitik yang
digunakan dalam Owasa Siulu dan upaya pemerintah dalam melestarikan

kebudayaan megalitik dalam masyarakat Lahusa Idano Tae serta perbedaan fungsi
kebudayaan megalitik pada masa dulu dan masa sekarang.
Hasil penelitian dilapangan maupun penelitian kepustakaan menunjukkan
bahwa salah satu kebudayaan megalitik di masyarakat Lahusa Idano Tae yaitu
penggunaan batu megalitik sebagai simbol kekuasaan dalam upacara Owasa
Si’ulu. Upacara owasa Si’ulu yaitu salah satu jalan untuk mendapatkan gelar
kebangsawanan dalam masyarakat. Orang yang mampu melakukan upacara
Owasa ini akan dihargai dan dihormati dalam masyarakat serta keturunannya
kelak.

KATA PENGANTAR
Puji & Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan
anugerahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Fungsi
Batu Megalitik Sebagai Simbol Kekuasaan Dalam Upacara Owasa Siulu Pada
Masyarakat Lahusa Idano Tae (Nias Selatan)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Pendidikan Sejarah-Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik saran, kritik, dorongan dengan maksud untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik . Maka dalam

kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
 Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar,M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
 Bapak Drs. H. Restu,M.S, Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.
 Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

dan

Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan waktu untuk mengarahkan,
membimbing dan membantu peneliti sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan.
 Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah yang
telah banyak membantu peneliti dalam studi.
 Bapak Dr. Phill Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen pembimbing Akademik (PA)
 Bapak Drs. Yushar Tanjung selaku Dosen penguji
 Bapak Drs. Ponirin Tanjung selaku Dosen Penguji
 Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed yang selama ini telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.
 Bapak Pastor Yohannes, I. Woarota Tel, Foarota Tel dan Bapak Arozanolo Gulo
selaku Narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
 Orangtuaku


tercinta Mama Anila Telaumbanua yang telah mengajarkan dan

menerapkan makna kehidupan dan arti penting kekeluargaan kepada peneliti serta
telah berusaha memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil sehingga
peneliti dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
 Bapak Sakhi Eber Zega dan Mama Talu Berkat Zega yang selalu membantu peneliti
baik berupa moril maupun materil.

 Abang Jaya Zega dan Kak Tety Zega yang selalu mendukung dan memotivasi
sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi dengan baik.
 Buat Adek Tersayang Citra A. Laoli, S.Pd yang selalu sabar menemani dan telah
banyak membantu peneliti. Terimakasih untuk semua motivasi dan dukungan kepada
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
 Kepada Om A.Tian Tel, Om A.Egy Tel dan Om A.Citra Tel serta Bapak Talu Juang
Hulu yang selalu memberikan dukungan baik berupa moril dan materil kepada
peneliti.
 Bapak Pdt. A.Merfan Hulu S.Pd yang telah membantu peneliti menyediakan tempat
tinggal selama melakukan penelitian di Lahusa Idano Tae.
 Keluarga besarku, I.Samo Tel, I.Yakin Zega, I. Damai Zega, I.waris Gea dan Bg

A.Vivin Zega yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti.
 Bapak Ar. Zai, Sonta Tel, S.E dan bg Felix Ziliwu S.Pd yang telah meluangkan
waktu untuk membantu peneliti.
 Sahabat-sahabatku : Mukrizal Lubis, Ramces, Rasyid, Ikhsan, Yusfa Shanty, Reni
Lajira, Rahmi, Risa, Ika Safitri, Mona, Ayu, serta semua teman- teman kelas B
Reguler 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu dalam kesempatan ini.
 Kepada Dullas, Boyma, Yuni, Bg Pandry, Bg Iwan, Ningsih, setia, desry, santina,
neny regar serta teman-teman dan adek-adek kos Gedung Putih
 Sahabatku Yabes Gea, Dony Tel, Sehati Zai dan Fao Gea dan semua alumni SMA
Negeri 1 Tuhemberua.

Terimakasih atas bantuannya, Semoga Tuhan memberkati Saudara/I semuanya,
Amin.

Medan,

Juli 2014

Penulis,


Dekati Zega
NIM. 3102121002

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 8
B. Kerangka Konseptual ................................................................................ 12
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 18
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 21
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 22
C. Sumber Data .............................................................................................. 22

D. Tekhnik Pengumpulan Data...................................................................... 23
E. Tekhnik Analisis Data ............................................................................... 25
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pulau Nias ............................................................... 26
B. Sejarah Dan Fungsi Budaya Megalitik di Lahusa Idano Tae ............... 27
C. Jenis-Jenis Batu Megalitik Yang Terdapat di Desa Lahusa Idano Tae 45
D. Fungsi Batu Megalitik Dalam Upacara Owasa Si’ulu di Lahusa Idano
Tae (Nias Selatan) ................................................................................ 47
E. Tata Cara Pelaksanaan Owasa Si’ulu Dalam Masyarakat Lahusa Idano
Tae ........................................................................................................ 50
F. Upaya Pemerintah Dalam Pelestarian Batu Megalitik di Lahusa Idano
Tae ........................................................................................................ 55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62
PEDOMAN WAWANCARA ............................................................................... 64
DAFTAR RESPONDEN ...................................................................................... 65

PETA LOKASI PENELITIAN............................................................................ 66
LAMPIRAN ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Banda Aceh Wilayah Kerja Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara.2008. Arabesk. Banda
Aceh
Dhavamony MariaSusai, 1995. Fenomologi Agama. Yogyakarta:Penerbit
Kanisius
Fakultas Ilmu Sosial, 2007. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal
Penelitian
Harmerle,

M.

Johannes,

1995.

Hikaya


Nadu

(edisi

perdana).

Gunungsitoli:Yayasan Pusaka Nias
Harefa, Faogoli, 1939. Hikajat dan Tjeritera Bangsa serta Adat Nias.
Sibolga:Rapatfonds Residentic Tapanoeli
Eryanto, 2001. Analisis Wacana. Yogyakarta:LKiS
Koestoro, Partanda Lucas. 2007. Tradisi Megalitik di Pulau Nias. Medan:Balai
Arkeologi Medan
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya
Mendrofa, Welther Sokhiaro.1998. Fondrako Ono Niha. Jakarta Raya:Inkultra
Fondation Inc
Pals, L Daniel.2011. Seven Theories Of Religion. Yogyakarta:IRCiSoD
Skripsi Pendidikan Sejarah, UNIMED.Ndruru, Yulius.2006. Fungsi Budaya
Megalitik di Orahili Gomo Kabupaten Nias Selatan Sekitar 1000-1500

M.

Medan:Unimed

Singarimbun,Masri.1984. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES
Syasumdin, Helius.2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Sonjaya, A. Jajang.2008. Melacak Batu Menguak Mitos. Yogyakarta: Kanisius
Soekanto, Soerjono.1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Thomsen, TH. M.G.1976. Famareso Ngawalo Huku Fona Awo Gowe
Nifasindro (Megalithikur) Ba Dano Nias. Yayasan Pusaka Nias
Wiradnyana, Ketut.2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Jakarta:
Yayasan Pusaka Obor Indonesia
Yayasan Pusaka Nias.2011. Ensiklopedia Pusaka Pulau Nias. Gunungsitoli:
PNPM-R2PN (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Rehabilitasi
Rekontruksi Pulau Nias)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik
dan peninggalan yang dimaksud masih tetap berdiri tegar diperkampunganperkampungan tradisional hingga kini. Hampir seluruh aspek kebudayaan Nias
yang kita lihat sekarang ini terasa unsur budaya megalitiknya. Di Nias Selatan,
beberapa upacara yang berkaitan dengan pendirian bangunan megalitik (Upacara
Owasa/Faulu), dan masih dilaksanakan hingga kini, hanya saja dengan berbagai
penyesuaian.
Berada jauh di bagian ujung barat laut Nusantara, menempati sebagian
kecil areal luas perairan Samudera Indonesia, Pulau Nias menyimpan potensi
budaya yang sungguh unik, menarik dan eksotik. Berbagai publikasi, baik dalam
bentuk laporan hasil penelitian, penerbitan buku, film dokumenter dan ekspos
media massa banyak memaparkan keeksotikan kehidupan masyarakat yang
mendiami pulau itu. Ikon-ikon berupa Omo Hada Nias (rumah adat Nias), hombo
batu (lompat batu), maena baluse (tari perang) dan lainnya kerap muncul dalam
paparan tentang pulau di samudera Indonesia ini.
Berbicara mengenai budaya Nias, kita dihadapkan pada jejak-jejak
kehidupan manusia berupa batu-batu kuno yang tersebar di wilayah Nias, baik
berupa tugu, wadah kubur, maupun tatanan penyusunan pemukiman yang begitu
masif. Nias begitu terkenal di dunia karena keberadaan batu-batu ini. Sebagian
besar sudah menjadi monumen dan sebagian kecil lainnya masih digunakan,

misalnya untuk pertunjukkan lompat batu. Jejak budaya dalam bentuk batu-batu
besar tersebut dikenal dengan istilah “megalitik”.
Peninggalan kebudayaan megalitik di Kabupaten Nias Selatan berdasarkan
perjalanan sejarah, diprediksi berasal dari Zaman Batu Muda (Neolithikum)
sekitar 1000-1500 M. Hal tersebut diyakini demikian karena sejalan dengan
terjadinya perpindahan penduduk dari daratan Asia menuju keberbagai pelosok
melalui Semenanjung Malaka, maupun melalui Asia Kecil ke Jazirah Arab
kemudian menuju ke India bagian selatan dan seterusnya ke Pulau Nias.
Pada zaman dulu pendirian batu megalitik oleh masyarakat Nias
dikarenakan kepercayaan mereka terhadap arwah nenek moyang yang telah
meninggal masih hidup dan kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh roh nenek
moyang tersebut. Keamanan kesehatan, kesuburan sangat ditentukan oleh
perlakuan mereka terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Dengan
perlakuan yang baik, mereka mengharapkan perlindungan sehingga selalu
terhindar dari ancaman bahaya.
Namun, pada masa sekarang berbagai aspek megalitik sudah tidak dipicu
lagi terutama dalam kaitannya dengan pemaknaan berbagai aspek religi yang
kental. Memudarnya kepercayaan akan kekuatan gaib menunjukkan bahwa aspekaspek religi/kekuatan gaib dimaksud sudah tidak lagi menjadi prinsip dasar dalam
mendirikan suatu bangunan megalitik di Nias.
Perubahan prinsip dasar megalitik yang biasanya selalu mengaitkan
tinggalannya dengan arwah nenek moyang, seperti bangunan megalitik digunakan
untuk keselamatan arwah yang meninggal dan arwah orang yang masih hidup,

sudah tidak tampak lagi di Nias. Bentuk megalitik yang vertikal dan horizontal di
Nias dikaitkan dengan tanda adanya seorang pemimpin, keluarga, bangsawan dan
struktur sosial pada suatu pemukiman. Megalitik tersebut dibangun bukan untuk
kepentingan roh akan tetapi ditekankan kepada aspek-aspek harkat dan martabat
serta menjaga kemasyhuran bagi pendirinya.
Salah satu sarana pengesahan martabat dan kekuasaan masyarakat Nias
adalah pelaksanaan Upacara Owasa Si’ulu oleh tokoh adat yang memiliki jejak
keturunan pemimpin adat. Upacara ini dilakukan oleh tokoh adat dengan daya
dukung kemampuan dibidang material yang besar. Dalam upcara Owasa Siulu
digunakan kebudayaan megalitik sebagai simbol kekuasaan pemimpin yang
mengesahkan kedudukannya sebagai Siulu.
Pada saat seorang tokoh mengesahkan kemampuannya ditengah-tengah
masyarakat, maka sebagai tanda akan kekuasaannya, setiap tokoh adat yang akan
menjadi Siulu berhak mendirikan sebuah menhir. Pada masa hidupnya, menhir
akan berfungsi sebagai lambang akan jasa-jasanya dan pada saat dia telah
meninggal dunia, maka menhir yang didirikannya akan menjadi lambang dirinya.
Kenangan dan penghargaan terhadap diri dan jasanya semasa hidup beralih
menjadi suatu kegiatan pemujaan terhadap dirinya oleh kaum dan masyarakatnya
yang dianggap dapat memberikan perlindungan pelaksanaan kegiatan upacaraupacara tertentu seperti upacara pernikahan.
Salah satu bentuk kebudayaan megalitik yang menjadi simbol kekuasaan
masyarakat Nias dalam Upacara Owasa Siulu adalah Gowe yang merupakan batu
yang keras, berat dan tidak mudah berubah bentuknya sepanjang zaman,

merupakan alasan untuk memilih benda oleh orang Nias untuk mengabadikan
suatu peristiwa penting dalam hidup. Peristiwa istimewa tersebut adalah “owasa
atau fa’u’lu” sebagai suatu pesta untuk mendeklarasikan dan meneguhkan status
sosial seseorang. Batu-batu itu telah menjadi simbol kebesaran dan tingginya
status seseorang.
Berdasarkan keadaan tersebut, untuk mengetahui lebih lanjut tentang
peranan batu megalitik sebagai simbol kekuasaan dalam upacara Owasa Siulu
yang berada di Desa Lahusa Idano Tae, maka peneliti mengulas permasalahan di
atas menjadi sebuah tulisan dalam bentuk penelitian tentang “Fungsi Batu
Megalitik Sebagai Simbol Upacara Owasa Siulu Pada Masyarakat Lahusa
Idano Tae Kecamatan (Nias Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat
di identifikasi yaitu :
1. Lintas sejarah dan Fungsi budaya megalitik di Desa Lahusa Idano Tae
(Nias Selatan).
2. Jenis-jenis upacara adat nias di Desa Lahusa Idano Tae (Nias Selatan).
3. Jenis kebudayaan megalitik di Desa Lahusa Idano Tae (Nias Selatan).
4. Fungsi dan makna peninggalan kebudayaan megalitik sebagai simbol
kekuasaan mayarakat Nias di Desa Lahusa Idano Tae (Nias Selatan)
5. Tata cara pelaksanaan Upacara Owasa Siulu di Desa Lahusa Idano Tae
(Nias Selatan)

6. Pelestarian peninggalan megalitik di Desa Lahusa Idano Tae (Nias
Selatan)

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang ada dimana banyak sekali faktor yang
berhubungan dengan masalah yang dikaji, dan terbatasnya waktu, biaya dan
tenaga peneliti serta analisis yang dikuasai maka peneliti membatasi permasalahan
dalam penelitian ini agar lebih terarah dan terfokus.
Oleh karena itu penelitian dibatasi berdasarkan identifikasi masalah yaitu
lintas sejarah dan jenis batu megalitik yang digunakan sebagai simbol kekuasaan
di Desa Idanὸ Tae,Lahusa serta peranan benda megalitik dalam upacara Owasa
Siulu, tata cara pelaksanaan upacara Owasa Siulu dan upaya pelestarian bendabenda megalitik di Desa Idanὸ Tae,Lahusa hingga saat ini.

D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Sejarah dan fungsi Budaya Megalitik di Lahusa Idano Tae
(Nias Selatan)?
2. Apa saja jenis-jenis batu megalitik yang terdapat di Desa Lahusa Idano
Tae (Nias Selatan)?
3. Bagaimana fungsi dan makna simbolik dari peninggalan kebudayaan
megalitik dalam upacara Owasa Siulu di Desa Lahusa Idano Tae (Nias
Selatan)?

4. Bagaimana tata cara pelaksanaan upacara Owasa Si’ulu di Desa Lahusa
Idano Tae (Nias Selatan)?
5. Bagaimana upaya pelestarian benda megalitik di Desa Lahusa Idano Tae
(Nias Selatan)?
E. Tujuan Penelitian
Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena
setiap penelitian harus memiliki tujuan tertentu. Dengan berpedoman kepada
tujuannya, maka akan lebih mudah mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan
demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dan fungsi budaya megalitik di Lahusa Idano
Tae (Nias Selatan)
2. Untuk mengetahui jenis-jenis benda megalitik yang terdapat di Desa
Lahusa Idano Tae (Nias Selatan)
3. Untuk mengetahui fungsi dan makna simbolik dari peninggalan
kebudayaan megalitik dalam upacara Owasa Siulu di Desa Lahusa Idano
Tae (Nias Selatan)
4. Untuk mengetahui tata cara upacara Owasa Si’ulu di Desa Lahusa Idano
Tae (Nias Selatan)
5. Untuk mengetahui upaya pelestarian benda megalitik di Desa Lahusa
Idano Tae (Nias Selatan)

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini
adalah :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca
mengenai Fungsi Batu Megalitik Terhadap Upacara Owasa Siulu dalam
Masyarakat Lahusa Idano Tae (Nias Selatan).
2. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.
3. Untuk menambah khazanah ilmu sejarah dan juga sebagai bahan masukan
bagi lembaga pendidikan umumnya dan UNIMED khususnya.
4. Sebagai landasan bagi masyarakat dan pemerintah baik Pemerintah Daerah
maupun Pemerintah Pusat dalam usaha pelestarian kebudayaan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya, maka berikut dikemukakan beberapa kesimpulan yakni :
1. Manusia pertama yang mendiami desa Lahusa Idano Tae diperkirakan
telah ada 1000-1500 M, namun bukti-bukti sejarah tertulis masih belum
dijumpai akan tetapi bukti-bukti berupa peninggalan sejarah dapat kita
ketahui pada arca-arca batu berupa peninggalan bekas pemukiman baik
berupa Gowe (Kara Nitaru’o), batu-batu yang disusun berupa meja atau
dolmen, kursi-kursi dari batu sebagai tempat bermusyawarah.
2. Pembuatan batu-batu megalitik ini sangat erat kaitannya pada suatu
kepercayaan atas suatu kuasa tubuh manusia, mereka percaya terhadap
yang maha kuasa yang dikenal dengan nama siha’i sebagai maha pencipta
yaitu dewa tertinggi. Dengan nama lain Dewa Lowalangi sebagai
penguasa tertinggi kemudian arwah leluhurnya, maka membuat patung
yang disebut Adu Zatua sebagai manifestasi untuk menghormati orang
tuanya atau leluhurnya.
3. Jenis-jenis batu megalitik yang ada di Lahusa Idano Tae yaitu : Batu
Tegak (Behu), Batu Datar (Daro-Daro), Meja Batu (Niogadi), Batu Tegak
Berbentuk Segi Empat Pipih (Saigatari), Batu Besar Berbentuk Segi

Empat Balok (Kara Harefa), Batu Bulat Berlumpang dua (Binu), Patung
Manusia, Osa-Osa Sitolubagi dan Osa-Osa Nioboho.
4. Kebudayaan Megalitik sangat dijunjung tinggi dan dijaga serta dipatuhi
oleh masyarakat Lahusa Idano Tae. Disini tampak jelas bahwa kebudayaan
megalitik sangat bernilai dan mempunyai fungsi. Fungsi yang terkandung
dalam kebudayaan Megalitik ini mempunyai makna dan diyakini oleh
masyarakat Lahusa Idano Tae yaitu sebagai Nilai Religi, Nilai Hukum dan
Nilai Seni dan salah satunya kebudayaan megalitik ini sering digunakan
sebagai simbol upacara Owasa Si’ulu dengan mendirikan Gowe (batu
megalitik).
5. Upacara Owasa Si’ulu yang dilakukan dalam masyarakat Lahusa Idano
Tae merupakan ritual terakhir setelah beberapa tahun sebelumnya telah
melakukan suatu pesta atau upacara yaitu mulai dari pendirian rumah,
pendirian kampung dan terakhir upacara Owasa. Si’ulu yang melakukan
Owasa harus membayar terlebih dahulu Bosi (derajat) kepada penatuapenatua adat, Si’ulu-Si’ulu yang telah melakukan Owasa, Banua
(kampung), Uwu (saudara dari istrinya dan istri bapaknya) dan masyarakat
sekitar. Setelah membayar Bosi baru melakukan upcara Owasa yang
ditandai dengan pendirian Gowe.
6. Sejalan dengan perkembangan zaman maka kebudayaan megalitik ini
mulai memudar, dikarenakan karena masyarakat Lahusa Idano Tae lebih
mementingkan pendidikan anaknya dibanding melakukan Owasa. Untuk
itu salah satu upaya yang dilakukan pemerintah setempat yaitu melakukan

pergelaran budaya dalam bentuk lomba. Ini dilakukan agar generasi yang
baru tidak lupa dan tetap melestarikan kebudayaan Nias khususnya
kebudayaan megalitik

B. SARAN
1. Budaya Megalitik yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan
yang terdapat di Lahusa Idano Tae saat ini berada dalam kondisi
memprihatinkan dan butuh pemeliharaan yang serius disebabkan karena
telah mengalami kepunahan, kerusakan akibat gempa dan perbuatan
manusia.
2. Kesenian di daerah ini boleh dikatakan sudah sangat maju, terlebih-lebih
di bidang seni patung dan seni pahat. Ada baiknya cabang seni ini dibina
sehingga kesenian ini terus berkembang dan dapat menjadi mata
pencaharian rakyat dan menambah pendapatan pemerintah setempat.
3. Dianjurkan kepada masyarakat Lahusa Idano Tae agar selalu menjaga dan
merawat situs megalitik yang sudah mulai terbengkalai dan memperkuat
penjagaan supaya semua jenis batu megalitik ini tidak diperjual-belikan.
4. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar tetap melestarikan
kebudayaan yang ada di Nias khususnya kebudayaan Megalitik (Owasa
Si’ulu) yang mulai pudar di tengah-tengah masyarakat akibat kemajuan
zaman dengan cara tetap melakukan pergelaran-pergelaran kebudayaan,
baik dalam bentuk lomba maupun dalam bentuk Sosialisasi atau seminar,
sehingga generasi yang muda kelak tidak lupa tentang kebudayaan Nias

pada umumnya tetapi mampu untuk menceritakan sejarah dari
kebudayaan-kebudayaan di Nias.