Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Musik Pengiring Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara
horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord,
harpsikord, dan lain-lain. Alat musik ini karena penghasil utamanya adalah
sinyal-sinyal elektrik maka lazim diklasifikasikan sebagai alat musik elektrofon.
Dikatakan bahwa perkembangan baru
sekarang keadaannya telah berubah
menjadi sangat sempurna, bukan saja hanya sebagai instrumen tapi dilengkapi
dengan pelbagai irama bunyi dan semua dapat diprogram secara komputerisasi.
Keyboard dapat menghasilkan berbagai bunyi atau suara alat musik,
meter, ritem, jenis musik, dengan menggunakan program-program yang ada.
Adapun contoh jenis meter (tanda birama) yang ada pada keyboard, seperti 4/4,
3/4, 2/4. Sedangkan contoh jenis pola ritem dapat kita lihat pada keyboard,
seperti: Rhumba, Jazz, Waltz, Pop, Bosanova, Rock (Ensiklopedia Musik, Jilid I,
1992: 285 dalam Dermawan Purba, 2003:80).
Pada zaman sekarang, keyboard sudah banyak digunakan untuk
mengiringi upacara-upacara adat yang setempat. Contohnya peran keyboard
pada kebudayaan masyarakat Batak Karo. Keyboard pada awalnya digabungkan
dengan gendang lima sedalanen dengan cara memanfaatkan unsur-unsur ritmis
yang terdapat di program musik (style musik dalam keyboard) untuk menambah
nuansa musikal. Akulturasi dalam aspek seni musik ini direspon positif oleh
1
Universitas Sumatera Utara
banyak kalangan terutama generasi muda yang sering melaksanakan gendang
guro-guro aron. 1
Hal yang hampir sama juga terjadi pada masyarakat Simalungun. Salah
satu unsur asing yang masuk atau diadopsi oleh masyarakat Simalungun adalah
musik keyboard. Genre musik ini menggunakan alat musik utamanya adalah
keyboard ditambah drum, cymbal, dan gitar. Musik keyboard ini kemudian
dikolaborasikan dengan gonrang sehingga mereka mulai gunakan dalam
berbagai upacara adat mereka seperti upacara sayur matua. Secara umum
mereka menerima karena lagu-lagu yang dimainkan hampir sama dengan
ensambel musik tiup dan jenis-jenis repertoar gonrang sipitu-pitu. Selain itu
musik keyboard ini mampu membawakan lagu-lagu rakyat Simalungun dan lagu
dari daerah-daerah lain seperti lagu-lagu dari daerah Tapanuli, Karo,
Mandailing, Melayu, Ambon, lagu-lagu Barat, dan lagu-lagu Gerejawi. 2
Di dalam kebudayaan masyarakat Nias, khususnya di Kota Medan,
keyboard juga digunakan pada upacara adat, salah satunya upacara pernikahan
masyarakat Nias sekarang ini. Pada upacara pernikahan tersebut, keyboard
digunakan sebagai pengiring tari dan nyanyian.
Masyarakat Nias yang ada di Kota Medan pada awalnya berasal dari
orang-orang yang merantau untuk mencari pekerjaan. Sama juga dengan orang
Nias seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, sebagian dari orang
1
Baca skripsi Agus Tarigan yang berjudul “Penggunaan dan Fungsi
Gendang Keyboard dalam Gendang Guro-Guro Aron di Desa Sukadame
Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo.”
2
Baca skripsi Roseflin Manurung yang berjudul “Pengaruh Musik
Keyboard Terhadap Gonrang Sipitu-pitu dalam Upacara Kematian Sayur Matua
di desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.”
2
Universitas Sumatera Utara
Nias pergi dari pulau Nias dikarenakan berbagai hal, melakukan migrasi
keberbagai daerah dengan tujuan dan kepentingan yang bermacam-macam dan
menuju ke daerah-daerah sepert, Tapanuli, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, dan
bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Pulau Pinang),
India, dan Madagaskan. Migrasi ataupun perpindahan yang dilakukan oleh orang
Nias sudah berlangsung lama dan diperkirakan sudah terjadi dari abad ke-17
yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab dan bangsa
Cina serta Hindia belakang (Usman Pelly 1990:80).
Masyarakat Nias yang datang ke Kota Medan beradaptasi dengan cara
berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di Kota Medan. Suku Nias merupakan
salah satu suku pendatang yang menetap di Kota Medan. Suku bangsa lain juga
merupakan suku yang menetap di Medan terbagi, (1) suku bangsa tempatan
(natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly 1990 : 84), dengan alasan bahwa suku
Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Medan, (2) suku
pendatang antara lain: Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi,
Pesisir Sibolga, dan Mandailing. Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal
menetap dan melakukan aktivitas budaya dengan berbagai cara. Sistem
pemerintahan di Nias saat ini berbentuk kabupaten dan kota, yang sebelumnya
pulau Nias hanya memiliki satu kabupaten saja namun saat ini pulau Nias telah
menajdi empat kabupaten satu kota, sehingga semakin memudahkan untuk
dipahami bagi dari segi kebudayaannya maupun segi dialek bahasanya.
Dari migrasi tersebut suku Nias juga membawa adat istiadat yang ada di
daerah mereka, antara lain sistem garis keturunan patrialisme (mengikuti garis
keturunan ayah), dibuktikan dengan adanya marga(klen), membawa kesenian
3
Universitas Sumatera Utara
tari seperti tari maena dan tari faluaya ( tari perang), serta upacara adat seperti
upacara pernikahan masyarakat Nias.
Upacara pernikahan pada masyarakat Nias yang dilakukan merupakan
salah satu dari bosi (tingkat kebudayaan hidup pada masyarakat Nias) yang
disebut fangowalu atau pesta pernikahan. Di dalam pesta perkawinan ini ada
tahap-tahap yang harus ditempuh namun ketika dilangsungkannya pesta
perkawinan ada sebuah tarian yang dipertunjukan pada urutan perkawinan ini
yaitu Maena. Pada upacara pernikahan ini, tari Maena dipertunjukkan dengan
menggunakan musik pengiring dan keyboard merupakan alat musik yang
mengiringi tarian Maena tersebut.
Tari Maena adalah tarian yang dipolakan dengan gerakan yang
membentuk pola lantai segi empat dan dalam pertunjukannya bermakna
kegembiraan dan kemeriahan suatu acara yang dilangsungkan. Maena tidak
terlepas dari tari yang saling mempengaruhi antara musik vokal dengan tari. Di
dalam pertunjukannya
maena dahulunya tidak menggunakan alat musik
pengiring tetapi karena perubahan zaman atau karena dalam pertunjukannya
bermakna suatu kegembiraan dan sukacita sehingga digunakan ensambel
pengiring yang terdiri dari gong, gondra (gendang Nias), faritia (gong kecil ),
dan ukulele (lute). Namun demikian, karena dilihat bahwa dengan menggunakan
alat-alat
tersebut sangat
penyediaannya
yang
banyak biaya
susah,
maka
yang
berubah
akan
dan
dikeluarkan serta
kebanyakan
dengan
menggunakan keyboard (wawancara dengan A. Hendrik Zega, 20 Januari
2013 3).
3
Seorang aktivis budaya Nias di kota Medan.
4
Universitas Sumatera Utara
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat judul
Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Alat Musik Pengiring
Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan untuk
melihat peranan alat msik keyboard baik berupa penggunaan style maupun
timbre pada upacara pernikahan masyarakat Nias di kota Medan.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan
sebelumnya, maka pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam
tulisan ini adalah :
1. Bagaimana struktur musik keyboard yang mencakup melodi, dan akord
yang mengiringi tari Maena di Kota Medan?
2. Sejauh apa fungsi keyboard sebagai musik pengiring tari Maena pada
pesta pernikahan masyarakat Nias di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring
dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan
2. Untuk mengetahui fungsi keyboard sebagai alat musik pengiring dalam
pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan
5
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai dokumentasi tentang salah satu kebudayaan masyarakat Nias
yang dapat menjadi masukan bagi Departemen Etnomusikologi dimana
referensi tentang kesenian tradisional Nias sangat minim.
1.3.2
Manfaat penelitian
1. Mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring dalam
pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan.
2. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar bagi para peneliti, terutama
etnomusikolog untuk dikembangkan berikutnya.
3. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar dan bahan acuan bagi
pemerintah untuk revitalisasi dan pelestarian kesenian di Nias.
1.4. Konsep dan Teori
1.4.1
Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:43), analisa adalah
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu
sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan.. Kata analisis mempunyai arti penelitian suatu
masalah, atau penelitian terhadap suatu peristiwa sehingga dapat diketahui latar
belakang dan duduk permasalahannya atau proses kejadiannya. Analisis yang
penulis maksud di sini adalah menelaah dan menguraikan struktur musikal
musik pengiring tari Maena, seperti pola ritme, meter, intensitas suara (keras
lembutnya suara).
6
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dapat dikatakan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu hal.
Sosial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Fungsi sosial adalah manfaat maupun kegunaan suatu hal dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan melihat apa fungsi atau pun
kegunaan keyboard sebagai alat musik pengiring dalam pesta perkawinan
masyarakat Nias di Kota Medan.
1.4.2 Kerangka Teori
Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu
peristiwa. (Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995:1041). Dalam
tulisan ini unsur utama yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas adalah
pola melodi yang dipakai dalam musik pengiring tari Maena.
Dalam konteks penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk
melakukan kerja-kerja penelitian. Teori hanya sebagai acuan sementara, agar
penelitian tidak melebar ke mana-mana. Teori adalah bangunan yang mapan, ada
pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itulah sebabnya teori harus dibangun
terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin akan digunakan (Suwardi,
2006:107).
Menurut Koentjaraningrat pengertian upacara ritual atau ceremony
adalah: sistem aktifitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau
hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai
macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
(Koentjaraningrat, 1990: 190).
7
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat fungsi dan kegunaannya penulis juga menggunakan teori
use and function Alan P. Merriam (1964:223-226).
Menurut Merriam
penggunaan (uses) dan fungsi (function) merupakan salah satu masalah yang
terpenting didalam Etnomusikologi. Penggunaan
musik meliputi pemakaian
musik dalam konteksnya atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi
musik berkaitan dengan tujuan pemakaian musik tersebut.
Di dalam buku Allan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh
fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu:
1. Fungsi pengungkapan emosional,
2. Fungsi pengungkapan estetika,
3. Fungsi hiburan,
4. Fungsi komunikasi,
5. Fungsi perlambangan,
6. Fungsi reaksi jasmani,
7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial,
8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan,
9. Fungsi kesinambungan kebudayaan, dan
10.
Fungsi pengintregasian masyarakat.
Untuk menganalisis aspek struktur musik keyboard sebagai alat musik
pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di kota Medan,
penulis mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh William P. Malm yang
dikenal dengan teori weighted scale dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mendeskripsikan melodi, yaitu (1) tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch
8
Universitas Sumatera Utara
center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5)
jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodik
(melody formula), dan (8) kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari
1993: 13) . Penulis tertarik untuk menganalisis melodi pada keyboard sebagai
alat musik pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di kota
Medan.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu prosedur atau urutan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam rangka penyelidikan dari suatu bidang yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis, dimana pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta, termasuk di dalamnya, pemilihan lokasi penelitian, pengumpulan
data, pengolahan data, memformulasikan hipotesa, penentuan model dalam
pengujian hipotesa, studi kepustakaan dan kerja labolatorium.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang menghasilkan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan
dan Taylor dalam Moleong, 1989:3).
Penelitian kualitatif ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: tahap ke
lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Adapun
teknik pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai berikut.
9
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan
sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan
untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber
bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, buletin, artikel, laporan
penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis akan
mendapat cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan
penyusunan skripsi ini.
Hal pertama yang dilakukan penulis adalah melakukan studi kepustakaan
dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek
pembahasan. Dalam hal ini penulis mempelajari skripsi yang sudah pernah
ditulis oleh sarjana dari Etnomusikologi. Penulis juga mengumpulkan data
dengan menggunakan teknologi internet, seperti dari www.google.com, dan
catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian.
Studi pustaka ini diperlukan untuk mendapatakan konsep-konsep dan
teori juga informasi yang dapat digunakan sebagai pendukung penelitian pada
saat melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
1.5.2 Kerja Lapangan
Menurut Harja W. Bachtiar (1985:108), bahwa pengumpulan data
dilakukan melalui kerja lapangan (fied work) dengan menggunakan teknik
observasi
untuk
melihat,
mengamati
objek
penelitian
dengan
tujuan
mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.
10
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan metode wawancara.
Menurut Harja W. Bachtiar (1985:155), wawancara adalah untuk mencatat
keterangan-keterangan yang dibutuhkan dengan maksud agar data atau
keterangan tidak ada yang hilang.
Dalam proses melakukan wawancara penulis beracuan pada metode
wawancara yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat (1985:139), yaitu:
wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free interview),
wawancara sambil lalu (casual interview).
Langkah awal yang penulis lakukan adalah menyiapkan dan menyusun
sejumlah pertanyaan yang terperinci sebelum bertemu dengan informan. Dalam
hal ini penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan saat wawancara, pertanyaan yang penulis ajukan bisa beralih dari
satu topik ke topik lain secara bebas.
Untuk pemotretan dan perekaman wawancara penulis menggunakan
kamera dan handycam untuk mempermudah perekaman dan penyimpanan data,
dan juga dalam bentuk tulisan.
1.5.3 Kerja Laboratorium
Keseluruhan data yang telah terkumpul dari lapangan, selanjutnya
diproses dalam kerja laboratorium. Data-data yang bersifat analisis disusun
dengan sistematika penulisan ilmiah. Data-data berupa gambar dan rekaman
diteliti kembali sesuai ukuran yang telah ditentukan kemudian dianalisis
11
Universitas Sumatera Utara
seperlunya. Semua hasil pengolahan data tersebut disusun dalam satu laporan
hasil penelitian berbentuk skripsi. (Meriam 1995:85).
Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai
dalam analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya
suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap
proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data,
dan proses suatu fenomena sosial tersebut.
Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari
studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dan
penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian
dan selanjutnya dianalisis.
1.5.4 Lokasi Penelitian
Penulis mengambil sumber penelitian dari pesta pernikahan anak dari
bapak A. Besty Telaumbanua, yang merupakan budayawan dan sekaligus Ev.
BNKP Hilisawato yang berada di kota Medan Kecamatan Medan Tuntungan.
12
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara
horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord,
harpsikord, dan lain-lain. Alat musik ini karena penghasil utamanya adalah
sinyal-sinyal elektrik maka lazim diklasifikasikan sebagai alat musik elektrofon.
Dikatakan bahwa perkembangan baru
sekarang keadaannya telah berubah
menjadi sangat sempurna, bukan saja hanya sebagai instrumen tapi dilengkapi
dengan pelbagai irama bunyi dan semua dapat diprogram secara komputerisasi.
Keyboard dapat menghasilkan berbagai bunyi atau suara alat musik,
meter, ritem, jenis musik, dengan menggunakan program-program yang ada.
Adapun contoh jenis meter (tanda birama) yang ada pada keyboard, seperti 4/4,
3/4, 2/4. Sedangkan contoh jenis pola ritem dapat kita lihat pada keyboard,
seperti: Rhumba, Jazz, Waltz, Pop, Bosanova, Rock (Ensiklopedia Musik, Jilid I,
1992: 285 dalam Dermawan Purba, 2003:80).
Pada zaman sekarang, keyboard sudah banyak digunakan untuk
mengiringi upacara-upacara adat yang setempat. Contohnya peran keyboard
pada kebudayaan masyarakat Batak Karo. Keyboard pada awalnya digabungkan
dengan gendang lima sedalanen dengan cara memanfaatkan unsur-unsur ritmis
yang terdapat di program musik (style musik dalam keyboard) untuk menambah
nuansa musikal. Akulturasi dalam aspek seni musik ini direspon positif oleh
1
Universitas Sumatera Utara
banyak kalangan terutama generasi muda yang sering melaksanakan gendang
guro-guro aron. 1
Hal yang hampir sama juga terjadi pada masyarakat Simalungun. Salah
satu unsur asing yang masuk atau diadopsi oleh masyarakat Simalungun adalah
musik keyboard. Genre musik ini menggunakan alat musik utamanya adalah
keyboard ditambah drum, cymbal, dan gitar. Musik keyboard ini kemudian
dikolaborasikan dengan gonrang sehingga mereka mulai gunakan dalam
berbagai upacara adat mereka seperti upacara sayur matua. Secara umum
mereka menerima karena lagu-lagu yang dimainkan hampir sama dengan
ensambel musik tiup dan jenis-jenis repertoar gonrang sipitu-pitu. Selain itu
musik keyboard ini mampu membawakan lagu-lagu rakyat Simalungun dan lagu
dari daerah-daerah lain seperti lagu-lagu dari daerah Tapanuli, Karo,
Mandailing, Melayu, Ambon, lagu-lagu Barat, dan lagu-lagu Gerejawi. 2
Di dalam kebudayaan masyarakat Nias, khususnya di Kota Medan,
keyboard juga digunakan pada upacara adat, salah satunya upacara pernikahan
masyarakat Nias sekarang ini. Pada upacara pernikahan tersebut, keyboard
digunakan sebagai pengiring tari dan nyanyian.
Masyarakat Nias yang ada di Kota Medan pada awalnya berasal dari
orang-orang yang merantau untuk mencari pekerjaan. Sama juga dengan orang
Nias seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, sebagian dari orang
1
Baca skripsi Agus Tarigan yang berjudul “Penggunaan dan Fungsi
Gendang Keyboard dalam Gendang Guro-Guro Aron di Desa Sukadame
Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo.”
2
Baca skripsi Roseflin Manurung yang berjudul “Pengaruh Musik
Keyboard Terhadap Gonrang Sipitu-pitu dalam Upacara Kematian Sayur Matua
di desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.”
2
Universitas Sumatera Utara
Nias pergi dari pulau Nias dikarenakan berbagai hal, melakukan migrasi
keberbagai daerah dengan tujuan dan kepentingan yang bermacam-macam dan
menuju ke daerah-daerah sepert, Tapanuli, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, dan
bahkan sampai ke Malaysia (Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Pulau Pinang),
India, dan Madagaskan. Migrasi ataupun perpindahan yang dilakukan oleh orang
Nias sudah berlangsung lama dan diperkirakan sudah terjadi dari abad ke-17
yaitu pada waktu berinteraksi dalam hal perdagangan dengan Arab dan bangsa
Cina serta Hindia belakang (Usman Pelly 1990:80).
Masyarakat Nias yang datang ke Kota Medan beradaptasi dengan cara
berbaur dengan etnis-etnis lain yang ada di Kota Medan. Suku Nias merupakan
salah satu suku pendatang yang menetap di Kota Medan. Suku bangsa lain juga
merupakan suku yang menetap di Medan terbagi, (1) suku bangsa tempatan
(natif) yaitu suku Melayu (Usman Pelly 1990 : 84), dengan alasan bahwa suku
Melayu pertama sekali bermukim di wilayah teritorial Kota Medan, (2) suku
pendatang antara lain: Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi,
Pesisir Sibolga, dan Mandailing. Tibanya orang Nias di Kota Medan dan tinggal
menetap dan melakukan aktivitas budaya dengan berbagai cara. Sistem
pemerintahan di Nias saat ini berbentuk kabupaten dan kota, yang sebelumnya
pulau Nias hanya memiliki satu kabupaten saja namun saat ini pulau Nias telah
menajdi empat kabupaten satu kota, sehingga semakin memudahkan untuk
dipahami bagi dari segi kebudayaannya maupun segi dialek bahasanya.
Dari migrasi tersebut suku Nias juga membawa adat istiadat yang ada di
daerah mereka, antara lain sistem garis keturunan patrialisme (mengikuti garis
keturunan ayah), dibuktikan dengan adanya marga(klen), membawa kesenian
3
Universitas Sumatera Utara
tari seperti tari maena dan tari faluaya ( tari perang), serta upacara adat seperti
upacara pernikahan masyarakat Nias.
Upacara pernikahan pada masyarakat Nias yang dilakukan merupakan
salah satu dari bosi (tingkat kebudayaan hidup pada masyarakat Nias) yang
disebut fangowalu atau pesta pernikahan. Di dalam pesta perkawinan ini ada
tahap-tahap yang harus ditempuh namun ketika dilangsungkannya pesta
perkawinan ada sebuah tarian yang dipertunjukan pada urutan perkawinan ini
yaitu Maena. Pada upacara pernikahan ini, tari Maena dipertunjukkan dengan
menggunakan musik pengiring dan keyboard merupakan alat musik yang
mengiringi tarian Maena tersebut.
Tari Maena adalah tarian yang dipolakan dengan gerakan yang
membentuk pola lantai segi empat dan dalam pertunjukannya bermakna
kegembiraan dan kemeriahan suatu acara yang dilangsungkan. Maena tidak
terlepas dari tari yang saling mempengaruhi antara musik vokal dengan tari. Di
dalam pertunjukannya
maena dahulunya tidak menggunakan alat musik
pengiring tetapi karena perubahan zaman atau karena dalam pertunjukannya
bermakna suatu kegembiraan dan sukacita sehingga digunakan ensambel
pengiring yang terdiri dari gong, gondra (gendang Nias), faritia (gong kecil ),
dan ukulele (lute). Namun demikian, karena dilihat bahwa dengan menggunakan
alat-alat
tersebut sangat
penyediaannya
yang
banyak biaya
susah,
maka
yang
berubah
akan
dan
dikeluarkan serta
kebanyakan
dengan
menggunakan keyboard (wawancara dengan A. Hendrik Zega, 20 Januari
2013 3).
3
Seorang aktivis budaya Nias di kota Medan.
4
Universitas Sumatera Utara
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat judul
Analisis Struktur Musik dan Fungsi Keyboard Sebagai Alat Musik Pengiring
Tari Maena Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Nias di Kota Medan untuk
melihat peranan alat msik keyboard baik berupa penggunaan style maupun
timbre pada upacara pernikahan masyarakat Nias di kota Medan.
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan
sebelumnya, maka pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam
tulisan ini adalah :
1. Bagaimana struktur musik keyboard yang mencakup melodi, dan akord
yang mengiringi tari Maena di Kota Medan?
2. Sejauh apa fungsi keyboard sebagai musik pengiring tari Maena pada
pesta pernikahan masyarakat Nias di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring
dalam pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan
2. Untuk mengetahui fungsi keyboard sebagai alat musik pengiring dalam
pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan
5
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai dokumentasi tentang salah satu kebudayaan masyarakat Nias
yang dapat menjadi masukan bagi Departemen Etnomusikologi dimana
referensi tentang kesenian tradisional Nias sangat minim.
1.3.2
Manfaat penelitian
1. Mengetahui struktur musik keyboard sebagai alat musik pengiring dalam
pesta perkawinan masyarakat Nias di Kota Medan.
2. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar bagi para peneliti, terutama
etnomusikolog untuk dikembangkan berikutnya.
3. Agar dapat menjadi bahan dokumentasi dasar dan bahan acuan bagi
pemerintah untuk revitalisasi dan pelestarian kesenian di Nias.
1.4. Konsep dan Teori
1.4.1
Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:43), analisa adalah
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu
sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan.. Kata analisis mempunyai arti penelitian suatu
masalah, atau penelitian terhadap suatu peristiwa sehingga dapat diketahui latar
belakang dan duduk permasalahannya atau proses kejadiannya. Analisis yang
penulis maksud di sini adalah menelaah dan menguraikan struktur musikal
musik pengiring tari Maena, seperti pola ritme, meter, intensitas suara (keras
lembutnya suara).
6
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dapat dikatakan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu hal.
Sosial merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Fungsi sosial adalah manfaat maupun kegunaan suatu hal dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini penulis akan melihat apa fungsi atau pun
kegunaan keyboard sebagai alat musik pengiring dalam pesta perkawinan
masyarakat Nias di Kota Medan.
1.4.2 Kerangka Teori
Teori merupakan landasan pendapat yang dikemukakan mengenai suatu
peristiwa. (Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995:1041). Dalam
tulisan ini unsur utama yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas adalah
pola melodi yang dipakai dalam musik pengiring tari Maena.
Dalam konteks penelitian, teori digunakan sebagai arahan untuk
melakukan kerja-kerja penelitian. Teori hanya sebagai acuan sementara, agar
penelitian tidak melebar ke mana-mana. Teori adalah bangunan yang mapan, ada
pendapat peneliti, ada simpulan awal. Itulah sebabnya teori harus dibangun
terstruktur, sejalan dengan apa saja yang mungkin akan digunakan (Suwardi,
2006:107).
Menurut Koentjaraningrat pengertian upacara ritual atau ceremony
adalah: sistem aktifitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau
hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai
macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
(Koentjaraningrat, 1990: 190).
7
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat fungsi dan kegunaannya penulis juga menggunakan teori
use and function Alan P. Merriam (1964:223-226).
Menurut Merriam
penggunaan (uses) dan fungsi (function) merupakan salah satu masalah yang
terpenting didalam Etnomusikologi. Penggunaan
musik meliputi pemakaian
musik dalam konteksnya atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi
musik berkaitan dengan tujuan pemakaian musik tersebut.
Di dalam buku Allan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh
fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu:
1. Fungsi pengungkapan emosional,
2. Fungsi pengungkapan estetika,
3. Fungsi hiburan,
4. Fungsi komunikasi,
5. Fungsi perlambangan,
6. Fungsi reaksi jasmani,
7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial,
8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan,
9. Fungsi kesinambungan kebudayaan, dan
10.
Fungsi pengintregasian masyarakat.
Untuk menganalisis aspek struktur musik keyboard sebagai alat musik
pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di kota Medan,
penulis mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh William P. Malm yang
dikenal dengan teori weighted scale dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mendeskripsikan melodi, yaitu (1) tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch
8
Universitas Sumatera Utara
center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5)
jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodik
(melody formula), dan (8) kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari
1993: 13) . Penulis tertarik untuk menganalisis melodi pada keyboard sebagai
alat musik pengiring tari Maena pada pesta pernikahan masyarakat Nias di kota
Medan.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu prosedur atau urutan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dalam rangka penyelidikan dari suatu bidang yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis, dimana pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta, termasuk di dalamnya, pemilihan lokasi penelitian, pengumpulan
data, pengolahan data, memformulasikan hipotesa, penentuan model dalam
pengujian hipotesa, studi kepustakaan dan kerja labolatorium.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang menghasilkan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan
dan Taylor dalam Moleong, 1989:3).
Penelitian kualitatif ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: tahap ke
lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Adapun
teknik pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai berikut.
9
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan salah satu landasan dalam melakukan
sebuah penelitian, yaitu dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan
untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek penelitian. Sumber-sumber
bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, buletin, artikel, laporan
penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis akan
mendapat cara yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan
penyusunan skripsi ini.
Hal pertama yang dilakukan penulis adalah melakukan studi kepustakaan
dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek
pembahasan. Dalam hal ini penulis mempelajari skripsi yang sudah pernah
ditulis oleh sarjana dari Etnomusikologi. Penulis juga mengumpulkan data
dengan menggunakan teknologi internet, seperti dari www.google.com, dan
catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian.
Studi pustaka ini diperlukan untuk mendapatakan konsep-konsep dan
teori juga informasi yang dapat digunakan sebagai pendukung penelitian pada
saat melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
1.5.2 Kerja Lapangan
Menurut Harja W. Bachtiar (1985:108), bahwa pengumpulan data
dilakukan melalui kerja lapangan (fied work) dengan menggunakan teknik
observasi
untuk
melihat,
mengamati
objek
penelitian
dengan
tujuan
mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan.
10
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan metode wawancara.
Menurut Harja W. Bachtiar (1985:155), wawancara adalah untuk mencatat
keterangan-keterangan yang dibutuhkan dengan maksud agar data atau
keterangan tidak ada yang hilang.
Dalam proses melakukan wawancara penulis beracuan pada metode
wawancara yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat (1985:139), yaitu:
wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free interview),
wawancara sambil lalu (casual interview).
Langkah awal yang penulis lakukan adalah menyiapkan dan menyusun
sejumlah pertanyaan yang terperinci sebelum bertemu dengan informan. Dalam
hal ini penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan saat wawancara, pertanyaan yang penulis ajukan bisa beralih dari
satu topik ke topik lain secara bebas.
Untuk pemotretan dan perekaman wawancara penulis menggunakan
kamera dan handycam untuk mempermudah perekaman dan penyimpanan data,
dan juga dalam bentuk tulisan.
1.5.3 Kerja Laboratorium
Keseluruhan data yang telah terkumpul dari lapangan, selanjutnya
diproses dalam kerja laboratorium. Data-data yang bersifat analisis disusun
dengan sistematika penulisan ilmiah. Data-data berupa gambar dan rekaman
diteliti kembali sesuai ukuran yang telah ditentukan kemudian dianalisis
11
Universitas Sumatera Utara
seperlunya. Semua hasil pengolahan data tersebut disusun dalam satu laporan
hasil penelitian berbentuk skripsi. (Meriam 1995:85).
Menurut Burhan Bungin (2007:153), ada dua hal yang ingin dicapai
dalam analisis data kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya
suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap
proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data,
dan proses suatu fenomena sosial tersebut.
Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari
studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dan
penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian
dan selanjutnya dianalisis.
1.5.4 Lokasi Penelitian
Penulis mengambil sumber penelitian dari pesta pernikahan anak dari
bapak A. Besty Telaumbanua, yang merupakan budayawan dan sekaligus Ev.
BNKP Hilisawato yang berada di kota Medan Kecamatan Medan Tuntungan.
12
Universitas Sumatera Utara