106. Contoh Surat Perjanjian Pinjam Meminjam Secara Individu Yang Rsmi Format Word

SURAT PERJANJIAN
PINJAM MEMINJAM SECARA INDIVIDU
Hari ini Kamis tiga puluh November dua ribu delapan telah ditanda tangani perjanjian pinjam
meminjam uang oleh dan antara:
1. [ Nama ], bertempat tinggal di [..................................]; dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama diri sendiri selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA
2. [ Nama ], beralamat di [..................................]; dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
diri sendiri, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA
Terlebih dahulu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan bahwa:
 Para pihak menerangkan terlebih dahulu bahwa PIHAK PERTAMA telah memijam dari
PIHAK KEDUA sejumlah uang sebesar Rp.100.000.000. Bahwa dengan uang pinjaman dari PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA tersebut, , telah
membeli dari PIHAK KETIGA sebuah bangunan rumah tinggal berikut turutan dan
pekarangannya
yang
terletak
dalam
daerah
wilayah
[......................................................................................................] berikut dengan segala hakhak dan kepentingan diatas sebidang tanah dimana didirikan bangunan/ rumah tinggal
tersebut.
 Bahwa mengenai pinjaman uang tersebut dan sekalian mengenai pemberian jaminan atas

bengunan rumah tinggal berikut dengan bidang tanahnya tersebut kedua belah pihak
bermaksud hendak menetapkan dalam suatu perjanjian
Maka berhubung dengan apa yang diuraikan di atas, para pihak menerangkan bahwa yang satu
dengan yang lain telah saling bermufakat dan bersetuju untuk dan dengan ini menetapkan
perjanjian dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
JUMLAH PINJAMAN
PIHAK PERTAMA dengan ini telah meminjam dari PIHAK KEDUA uang sejumlah Rp.
[....................],- ( ............................................... ) untuk dapat membeli dalam keadaan kosong
bangunan rumah tinggal berikut dengan turutan yang terletak di Jalan Kenanga No. 5, Jakarta
Timur berikut dengan segala hak-hak dan kepentingan-kepentingan diatas bidang tanah tersebut.
Pasal 2
PENYERAHAN PINJAMAN
PIHAK KEDUA telah menyerahkan uang sebagai pinjaman sebesar [..........................],( ............................................... ) tersebut secara tunai dan sekaligus kepada PIHAK PERTAMA
pada saat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dan PIHAK PERTAMA menyatakan telah
menerimanya dengan menandatangani bukti penerimaan ( Kuitansi ) yang sah.

Pasal 3
BUNGA
1. Atas hutang sejumlah Rp. [....................],- ( ............................................... ) tersebut, PIHAK

PERTAMA dikenakan bunga setiap bulannya sebesar [.....]% ( .................... ) oleh PIHAK
KEDUA
2. Yang dikenakan bunga sebagaiman dimaksud pada ayat 1pasal ini adalah sisa hutang yang
belum dibayar oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 4
SISTEM PENGEMBALIAN
PIHAK PERTAMA wajib membayar kembali hutangnya tersebut kepada PIHAK KEDUA
dengan cara pembayaran angsuran sebesar [...............................................................],( ............................................... ) per bulan.
Pasal 5
BIAYA PENAGIHAN
1. Bilamana untuk pembayaran kembali atas segala sesuatu yang berdasarkan perjanjian ini
deperlukantindakan-tindakan penagihan oleh PIHAK KEDUA maka segala biaya-biaya
penagihan itu baik dihadapan meupun diluar pengadilan semuanya menjadi tangungan dan
wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA
2. Apabila pihak pertama lalai dalam membayar biaya-biaya penagihan - penagihan yang
dibayar pada ayat 1 pasal ini, maka terhadap seluruh biaya-biaya tersebut juga dikenakan
bunga sebesar 2% ( satu persen ) perhari sampai seluruh penagihannya tersebut lunas
terbayar.
Pasal 6
PENGEMBALIAN SEKALIGUS

1. Apabila PIHAK PERTAMA karena sebab apapun juga lalai atau ingkar dari perjanjian ini
sedangkan masih ada hutang yang belum lunas dibayar oleh PIHAK PERTAMA maka
selambat-lambatnya dalam waktu dua bulan terhitung semenjak tanggal jatuh tempo, PIHAK
PERTAMA wajib membayar lunas seluruh tunggakan yang belum dilunasi oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
2. Yang digolongkan sebagai kelalaian atau ingkar janji PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 pasal ini, bilamana :
PIHAK PERTAMA tidak atau lalai memenuhi salah satu kewajibannya yang ditetapkan

dalam perjanjian ini
a) Terhadap PIHAK PERTAMA diajukan permohonan kepada instansi yang berwenang
untuk diletakan dibawah pengakuan atau untuk dinyatakan pailit
b) Bilamana harta kekayaan dari PIHAK PERTAMA terutama bangunan rumah tinggal
berikut dengan bidang tanahnya disita atau bilamana terhadap PIHAK PERTAMA
dilakukan tindakan eksekusi untuk pembayaran kepada PIHAK KEDUA
c) Bilamana PIHAK PERTAMA meninggal dunia
Pasal 7
JAMINAN
Untuk menjamin pembayaran kembali yang tertib dan sebagaimana mestinya atas segala sesuatu
yang berdasarkan perjanjian ini masih terutang oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK

KEDUA, berikut dengan ongkos-ongkos lainnya serta biaya-biaya penagihan, maka akan dibuat
sebuah perjanjian dimana PIHAK PERTAMA akan menyerahkan sebagaimana jaminan kepada
PIHAK KEDUA sebagai bangunan milik PIHAK PERTAMA terbuat dari dinding tembok lantai
ubin dan atap genteng terletak di Jalan [.......................................] didirikan diatas sebidang tanah
seluas kurang lebih 250 m2, persil No. [..........] Blok A jenis Klaster No. [..........] tertanggal
[ tanggal, bulan, tahun] berikut dengan segala hak dan kepentingan yang sekarang atau
dikemudian hari akan diperoleh PIHAK PERTAMA atas sebidang tanah tersebut diatas.
Pasal 8
KUASA
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk
mengambil dan menguasai rumah dan tanah serta turutannya sebagaimana disebut pada pasal
7 untuk menjual atau melakukan lelang atau memiliki sendiri atas benda jaminan tersebut
dalam rangka melunasi hutang PIHAK PERTAMA.
2. Kuasa yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA didalam atau
berdasarkan perjanjian ini, merupakan bagian yang terpenting dan tidak terpisahkan dari
perjanjian ini, kuasa mana tidak dapat ditarik kembali dan juga tidak akan berakhir karena
meninggal dunianya PIHAK PERTAMA atau karena sebab apapun juga.
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam perjanjian ini dan juga jika terjadi

perbedaan penafsiran atas seluruh atau sebagian dari perjanjian ini maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mefakat
2. Jika penyelesaian secara mesyawarah untuk mufakat juga ternyata tidak menyelesaikan
perselisihan tersebut maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara hukum yang

berlaku di Indonesia dan oleh karena itu kedua belah pihak memilih tempat tinggal yang
tetap dan seumumnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri [.................................]
Pasal 10
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dalam
bentuk surat menyurat dan atau addendum perjanjian yang ditandatangani oleh para pihak yang
merupakan salah satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 11
PENUTUP
Perjanjian pinjam meminjam uang ini dibuat rangkap 2 (dua ) diatas kertas bermaterai cukup
untuk masing-masing pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dan ditanda tangani
oleh kedua belah belah pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta tanpa unsur paksaan
dari pihak manapun
[kota, tanggal, bulan, tahun]
Pihak pertama


Pihak Kedua

[….. Nama ……..]

[ …….Nama……… ]