S KIM 1100333 Chapter3

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala saat penelitian
dilakukan. Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan, sehingga pada pelaksanaannya peneliti tidak memberikan perlakuan
khusus dan tidak melakukan modifikasi terhadap sampel (Arief, 2007, hlm. 469).
Adapun dalam penelitian ini yaitu mengenai gambaran terperinci berupa profil
miskonsepsi siswa pada materi asam basa. Alur penelitian digambarkan pada
gambar 3.1.
Analisis soal tes diagnostik two tier
multiple choice yang sudah ada

Validasi oleh pakar

CVR > 0,99

Revisi soal hasil
saran validator


Diterima

Perhitungan CVR setiap soal

 Uji Reliabilitas
Pengumpulan data
penelitian

 Uji Daya beda

CVR < 0,99

Ditolak

 Uji Tingkat kesukaran

Pengolahan data

Analisis
Miskonsepsi


Wawancara

Analisis hasil wawancara

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil yang berlokasi di salah satu
SMA Negeri di Kota Bandung. Secara keseluruhan jumlah subjek penelitian
sebanyak 137 siswa yang telah mempelajari materi asam basa, dengan rincian 70
siswa untuk uji reliabilitas dan 67 siswa untuk profil miskonsepsi siswa.
C. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian profil miskonsepsi siswa, dibutuhkan
instrumen tes diagnostik two tier multiple choice. Instrumen tes diagnostik two
tier multiple choice tidak dikembangkan oleh peneliti, namun menggunakan

instrumen tes diagnostik two tier multiple choice yang telah disusun oleh Lestari
(2014). Instrumen tes diagnostik two tier multiple choice ini selanjutnya diuji
kembali validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas ulang bertujuan untuk
memperbaiki butir soal yang masih terdapat beberapa kesalahan sehingga menjadi
instrumen tes diagnostik two tier multiple choice yang lebih

baik dari

sebelumnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal setelah
dilakukan perbaikan.

D. Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan
mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Berikut ini adalah analisis data
terhadap instrumen yang diujikan:
1.


Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan seberapa jauh suatu alat penilaian mampu menilai

apa yang hendak dinilainya. Validitas alat penilaian sering disebut sebagai
kesahihan alat penilaian, yang merefleksikan juga keakuratan dan kebergunaan
informasi yang diperoleh dari penilaian itu. Pada penelitian ini, yang digunakan
adalah validitas isi (Content Validity). Content Validity Ratios (CVR) merupakan
perhitungan validitas isi yang berdasarkan pada rasio kecocokan para ahli, yang
menilai penting atau tidak penting suatu alat ukur tersebut (Firman, 2013, hlm.
41). Berikut ini langkah-langkah untuk memperoleh data hasil validasi:

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Butir soal tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa
sebanyak 17 butir soal yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya dilakukan
validasi oleh 5 orang validator, yang terdiri dari 3 orang dosen kimia dan 2

orang guru kimia SMA.
2) Hasil validasi dihitung menggunakan persamaan berikut :
CVR =
ne : jumlah validator yang menyatakan Ya
N : Total validator
Ketentuan :
a). saat kurang dari ½ total validator yang menyatakan Ya maka nilai CVR =
-1
b). saat nilai ½ dari total validator yang menyatakan Ya mkan nilai CVR = 0
c). saat seluruh validator menyatakan Ya maka nilai CVR = 1
d). saat jumlah validator yang menyatakan Ya lebih dari ½ total validator
maka nilai CVR = 0 – 0,09.
3) Menentukan kevalidan 17 butir soal tes diagnostik two tier multiple choice
berdasarkan nilai minimum CVR dengan 5 orang validator. Nilai minimum
CVR pada penilitian ini sesuai dengan tabel 3.1 adalah sebesar 0,99.

Tabel 3.1 Nilai Minimum CVR
Jumlah Validator
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
20
25
30
35

Nilai Minimum CVR
0,99
0,99
0,99
0,75
0,78

0,62
0,59
0,56
0,54
0,51
0,49
0,42
0,37
0,33
0,31

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

40

0,29


(Sumber : Lawshe, 1975, hlm 568)

4) Menentukan butir soal yang diterima dan butir soal yang ditolak, sehingga
didapat butir soal tes diagnostik two tier multiple choice yang valid.
5) Setelah didapat butir soal yang valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran
yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas
seringkali disebut derajat konsistensi atau keajegan (Firman, 2013, hlm. 98).
Uji reliabilitas dilakukan pada 70 orang siswa di salah satu SMA Negeri di
Kota Bandung. Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan Alpha
Cronbach.

Untuk menghitung koefisien Alpha digunakan rumus sebagai

berikut:

α=

Keterangan :
R = jumlah butir soal.

σ = varian butir soal.
σ = varian skor total.
Nilai Alpha yang didapat dari hasil perhitungan, selanjutnya dibandingkan
dengan pedoman klasifikasi nilai Alpha Cronbach pada tabel 3.2 untuk
mengetahui reliabilitasnya. Adapun pedoman klasifikasi nilai Alpha Cronbach
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pedoman Klasifikasi Nilai Alpha Cronbach
Kriteria Alpha Cronbach

Klasifikasi

≥ 0,9

Sangat Baik

≥ 0,8

Baik

Syarah Nabila , 2015

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

≥ 0,7

Diterima

≥ 0,6

Diragukan

≥ 0,5

Buruk

0,75 tergolong mudah, pokok uji
dengan 0,25 ≤ F ≤ 0,75 tergolong sedang, dan pokok uji dengan F < 0,25
tergolong sukar. Suatu pokok uji dianggap mempunyai daya pembeda
memadai untuk suatu tes jika mempunyai harga D ≥ 0,25.

Untuk mengetahui taraf kemudahan dan daya beda setiap butir soal,
digunakan rumus berikut :
Rumus F :
F=

Rumus D :
D=
Keterangan :
n

T = jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji
yang dianalisis.

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

n

R = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok
uji yang dianalisis.

N = jumlah seluruh anggota kelompok tinggi ditambah seluruh anggota
kelompok rendah
N

T = jumlah siswa kelompok tinggi.

3.

Data Jawaban Siswa
Pengolahan data jawaban siswa dilakukan untuk mengetahui profil

miskonsepsi siswa dan faktor miskonsepsi.
a.

Analisis Miskonsepsi

1) Butir soal yang telah dinyatakan valid selanjutnya diujikan pada 67 orang
siswa di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Siswa ini merupakan siswa
yang berbeda dengan siswa saat uji reliabilitas.
2) Dibuat tabel pola respon siswa. Dari tabel pola respon akan diketahui
persentase banyaknya siswa tiap pola respon.
Tabel 3.3 Pola Respon Siswa
Pola Respon Siswa

Butir

A

Soal
1

2

3

B
4

5

1

2

3

4

5

(%) jawaban siswa untuk setiap pola respon

Besarnya persentase dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
P=

x 100%

Keterangan :
P = persentase pola respon.
n = jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu.
N = jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
3) Pengkategorian pemahaman siswa berdasarkan acuan pada tabel 3.4.

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Kategori Pemahaman Siswa
Kriteria

Kategori Pemahaman

Pola respon yang dipilih siswa sesuai

Paham

dengan konsep.
Pola respon yang dipilih siswa tidak

Miskonsepsi

sesuai dengan konsep, tapi saling terkait
dan persentase pola respon siswa ≥ 10%.

Lanjutan Tabel 3.4
Kriteria

Kategori Pemahaman

Pola respon yang dipilih siswa tidak
sesuai dengan konsep, saling terkait, tapi
persentase pola respon siswa ≤ 10% atau

Tidak paham

persentasi ≥ 10% tapi tidak saling
terkait.

(Sumber: Tan, 2005, hlm. 185).
4) Perhitungan persentase jumlah siswa yang paham, miskonsepsi, dan tidak
paham untuk setiap butir soal.
% siswa paham =
% siswa miskonsepsi =
% siswa tidak paham =
Keterangan :
SP

: jumlah siswa paham konsep.

SM : jumlah siswa dengan miskonsepsi.
STP : jumlah siswa tidak paham.

b. Analisis Faktor Miskonsepsi

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui faktor miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dilakukan
wawancara pada siswa yang mengalami miskonsepsi. Pemilihan siswa yang
diwawancara berdasarkan pengelompokan siswa yang dilihat dari nilai UAS.
Siswa yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah, selanjutnya
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Setiap
kelompok siswa diambil 5 orang siswa yang mengalami miskonsepsi, sehingga
jumlah keseluruhan siswa yang diwawancara sebanyak 15 orang siswa. Setiap
siswa diminta untuk menjelaskan mengapa mereka memilih jawaban tertentu yang
berbeda dengan konsep yang benar atau kunci jawaban.

Syarah Nabila , 2015
PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO
TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu